• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAS: AVERTEBRATA AIR 01

N/A
N/A
Nur Rafilah Candra

Academic year: 2024

Membagikan "KELAS: AVERTEBRATA AIR 01 "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA NIM PRODI KELAS

: NUR RAFILAH CANDRA : 2111102010010

: BUDIDAYA PERAIRAN : AVERTEBRATA AIR 01

A. FILUM ARTHROPODA

Nama Filum Arthropoda berasal dari bahasa Greek yaitu Arthros dan Podos. Arthros berarti ruas atau segmen, sedangkan Podos berarti kaki. Penamaan ini didasarkan pada karakteristik dari Filum Arthropoda yang memiliki kaki yang beruas-ruas atau bersegmen.

Morfologi Arthropoda

Rangka luar (eksosekleton) dari Arthropoda dilapisi oleh lapisan kitin yang dibentuk oleh sekresi sel kitogenes dan tidak hanya melapisi bagian luar tubuh, juga melapisi bagian mulut dibagian anterior disebut Stomodaeum dan juga melapisi bagian anus dibagian posterior disebut Proktodaeum. Rangka luar disusun oleh lempeng (pelat,

sclerites”) kitin (terbanyak tersusun oleh senyawa kalsium) membentuk segmen tubuh.

Segmen yang terletak disebelah atas (dorsal) disebut Tergum (tergit), dibagian bawah (ventral) disebut Sternum dan samping (lateral) yang menghubungkan antara tergum dan sternum disebut Pleuron. Tergum, Sternum, dan Pleuron masing-masing segmen merupakan satu kesatuan yang elastis. Rangka luar secara periodik akan diganti oleh yang baru, setiap penggantian rangka luar disebut Ekdisis.

Segmen dari Arthropoda berkumpul membentuk kelompok, kelompok depan membentuk kepala, tengah membentuk torak (dada) dan belakang membentuk abdomen (perut). Arthropoda memiliki alat tubuh sangat khas yaitu selalu berpasangan dan tersusun oleh beberapa segmen. Pada kepala, pada beberapa jenis ditemukan satu atau dua pasang antena yang berfungsi sensoris. Dibagian bawahnya ditemukan segmen yang mengalami modifikasi menjadi alat-alat untuk makan terdiri dari: maksila, mandibula dan pada beberapa jenis juga memiliki maksilipedes. Torak (dada) ditemukan kaki, dan pada beberapam jenis ditemukan sayap, selain itu pada Arthropoda yang hidup didalam air memiliki beberapa variasi Abdomen yang dapat dipakai untuk membantu pada saat berenang

Fisiologi Arthropoda

1. Sistem Sirkulasi Arthropoda

Ciri bagian dalam yang paling menjolok dari Arthropoda adalah memiliki rongga badan bukan coelum. Didalamnya penuh dengan darah yang mengandung sel disebut Hemocele. Darah merendam semua organ didalam tubuh. Jantungnya merupakan pembuluh darah besar disebelah atas yang dapat memompa darah disebut Pericardium, darah keluar melalui ostea.

2. Sistem Pernapasan Arthropoda

Organ pernapasan dari Arthropoda juga khas, ada beberapa macam antara lain: (a) Insang (Gills, Brachiae) ditemukan pada larva, nimfa dan dewasa spesies yang hidup didalam air, (b) Trachea, merupakan tabung elastis yang tipis, disusun oleh cincin atau spiral kitin. Saluran pernafasan dibagian luar (ekterna) bermuara pada stigmata, hanya dimiliki oleh Insekta, (c) Paru-paru dan (d) Kulit (kuticula), tetutama pada Laba-laba dan Tungau

(2)

3. Sistem Pencernaan Arthropoda

Saluran pencernaan berbeda pada setiap kelas, secara umum terdiri dari: Stomodaeum dilapisi oleh kitin, selanjutnya faring, proventrikulus, Mesenteron (usus bagian tengah), dan terakhir Proktodaeum juga dilapisi oleh kitin.

4. Sistem Ekskresi Arthropoda

Organ sekresi Arthropoda sangat berbeda diantara kelasnya.

Pada Krustacea memiliki sepasang nephridia yang bermuara pada dasar segmen ke-2 dari antena. Insekta berupa tubulus yang disebut Tubulus malpigi yang terletak melingkar disekeliling saluran pencernaan dan biasanya bermuara pada ujung anterior Proktodaeum. Araknida juga memiliki Tubulus malpigi yang semuanya bermuara pada bagian ujung anterior Proktodaeum, tetapi memiliki tambahan Glandula Koksa yang bermuara pada koksa kaki.

5. Sistem Saraf Arthropoda

Sistim persarafan dari Arthropoda terdiri dari ganglion serebral yang terdapat pada kepala, dilanjutkan dengan saraf yang melingkar pada commisura oesofageal dan dilanjutkan oleh sepasang saraf ventral yang ditemukan sepanjang sisi ventral tubuh.

Klasifikasi Arthropoda

Filum Arthropoda memiliki 5 kelas yaitu: 1) Myriapoda, 2) Crustacea, 3) Insecta, 4) Arachnida, dan 5) Pentastomida.

1. Myriapoda

Tubuh Myriapoda tersusun dari beberapa segmen selain kepala. Kelas Myriapoda memiliki 2 Ordo, yaitu: 1) Ordo Diplopoda dengan spesies Millipedes yang umumnya vegetarian, memiliki 2 pasang kaki, dan memiliki 8 segmen tubuh, kebanyakan hidup pada hasil panen petani; dan 2) Ordo Chilopoda dengan spesies Centipedes bersifat karnivora, memiliki satu pasang kaki, memiliki 8 segmen tubuh, biasanya hidup didalam kebun dan juga pada hasil panen petani, serta beberapa jenisnya memiliki racun.

2. Crustacea

Crustasea termasuk didalamnya udang dan kepiting, kebanyakan hidup didalam air dan bernafas dengan insang. Memiliki 2 pasang antena dan banyak pasang kaki pada torak dan abdomen serta kakinya sering tembus pandang. Kelas krustasea memiliki 2 subkelas yaitu 1) Entomostraca, merupakan krustacea kecil; dan 2) Malacostraca, merupakan udang besar.

3. Arachnida

Contoh dari Kelas Arachnida yaitu: Kalajengking, Laba-laba, Caplak, dan Tungau. Morfologi umum Kelas Arachnida yaitu stadium dewasanya memiliki 8 buah (4 pasang kaki), alat mulut mengalami modifikasi (perubahan bentuk) yang jelas terlihat (Kelicera, Palpus Maksilaris, dan Hipostoma), berada diatas Basis Kapituli yang diperuntukkan untuk menghisap, serta tidak memiliki antena, sayap, dan mata majemuk.

4. Insecta

Kelas Insecta tubuhnya dapat dibedakan menjadi 3 bagian: kepala ditemukan sepasang antena, Torak tersusun oleh 3 segmen yang memiliki 3 pasang kaki dan beberapa jenisnya ada yang memiliki 2 pasang sayap, serta Abdomen yang tersusun dari beberapa segmen yang jumlahnya bervariasi setiap jenis dan ada yang memiliki beberapa alat tubuh yang mengalami modifikasi untuk tujuan tertentu. Pertukaran udara menggunakan trakea.

(3)

5. Pentastomida

Salah satu contoh dari Pentastomida adalah cacing lidah. Banyak ahli menuliskan secara sistematis bahwa Pentastomida tidak termasuk ke dalam Filum Arthropoda, tetapi masuk kelas Annelida. Namun, karena stadium larvanya memiliki kaki yang bersegmen, maka banyak ahli juga memasukkannya ke dalam Filum Arthropoda.

Catatan :

Nomenklatur, penentuan spesies Arthropoda berbeda tergantung dari sudut pandang ahli Sistematika dan ahli Evolusi. Ahli sistematika manganggap spesies adalah individu kelompok yang jelas berbeda atau dapat dinyatakan berbeda dari kelompok lain, baik morfologi maupun fisiologi dan tidak ada bentuk peralihan diantara keduanya. Sedangkan ahli evolusi menganggap bahwa spesies adalah tahap yang sedang dilewati dalam proses evolusi. Klasifikasi yang digunakan pada artikel ini adalah klasifikasi berdasarkan Soulsby, 1982.

Peranan Filum Arthropoda

Peranan Arthropoda yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut.

1. Sumber makanan yang mengandung protein tinggi, contohnya udang windu (Penaeus monodon), Panulirus homarus (lobster), kepiting (Scylla serrata), rajungan

(Portunus), laron, dan gangsir.

2. Menghasilkan madu, contohnya lebah madu (Apis mellifera).

3. Bahan pakaian sutera, contohnya kepompong ulat sutra (Bombyx mori).

4. Membantu penyerbukan tanaman.

5. Serangga predator sebagai pemberantas hama tanaman secara biologi.

Peranan Arthropoda yang merugikan, antara lain sebagai berikut.

1. Perusak tanaman, yaitu semua larva atau ulat pemakan daun, wereng, dan belalang.

2. Inang perantara (vektor) penyakit, misalnya nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit demam berdarah, Anopheles sebagai vektor penyakit malaria, lalat rumah (Musca domestica) sebagai vektor penyakit tifus, lalat tse-tse (Glossina morsitans) sebagai vektor penyakit tidur, dan laba-laba Dermacentor variabilis sebagai vektor demam Rocky Mountain dan tularemia.

3. Parasit pada manusia, contohnya caplak penyebab kudis (Sarcoptes scabiei), nyamuk, dan kutu rambut kepala (Pediculus humanus capitis)

4. Merusak kayu bangunan, misalnya rayap.

5. Pengebor kayu galangan kapal atau perahu, contohnya Crustacea kelompok Isopoda (Limnoria lignorum).

Arthropoda keduanya dapat berbahaya dan membantu manusia. Beberapa spesies sebagai transmitter bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit seperti malaria, demam kuning, encephalitis, dan penyakit Lyme. Scorpions, beberapa laba-laba, dan lebah dan tawon memiliki kelenjar racun dan bisa melukai atau bahkan (meskipun jarang) membu.nuh orang dengan menyuntikkan racun melalui sengatan. Beberapa arthropoda merupakan sumber makanan bergizi di banyak bagian dunia, dan serangga memainkan peran penting dalam penyerbukan (suatu proses yang diperlukan untuk produksi di banyak tanaman).

(4)

B. FILUM CHELICERATA

Chelicerata berasal dari bahasa Yunani chele berarti capit dan keros yang artinya tanduk. Chelicerata meliputi berbagai jenis laba-laba, kalajengking, tungau, dan mimi.

Kebanyakan anggotanya berukuran kecil dan terdapat di daerah yang kering dan hangat, namun beberapa hidup di peraianan. Chelicerata termasuk dalam filum Arthropoda. Banyak jenis Chelicerata yang mempunyai kelenjar racun yang terdapat dirahang atau taring racun sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian menghisap cairan tubuh atau jaringan lunaknya. Gigitan atau sengatan berbagai jenis laba-laba atau kalajengking menimbulkan kesakitan bahkan kematian. Beberapa jenis tungau merupakan hama tumbuhan dan jenis lainnya, juga sebagai parasit pada manusia dan ternak atau menjadi inang perantara berbagai protozoa dan virus yang menyebabkan penyakit tertentu.

Tubuh biasanya terdiri atas cephalothorax dan abdomen yang tampak jelas, kecuali pada Acarina. Pada cephalothorax terdapat enam pasang apendik bersendi , yaitu sepasang chelicerae, sepasang pedipalpi dan empat pasang kaki. Antena dan mandibel tidak.

Klasifikasi

Berdasarkan klasifikasinya chelicerata terdiri atas kelas Arachnida, Pycnogonida, dan Xiphosura. Adapun beberapa kelas yang sudah punah yaitu, Eurypterida dan Chasmataspidida.

1. Arachnida

Arachnida merupakan kelas dari filum arthropoda dan subfilum Chelicerata.

Semua arachnida memiliki delapan kaki, meskipun di beberapa spesies pasangan depan dapat mengkonversi untuk fungsi sensorik. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Arachne, yang berarti laba-laba (Dunlop, 2008). Hampir semua masih ada arachnida adalah terestrial. Namun, beberapa mendiami lingkungan air tawar dan, dengan pengecualian dari zona pelagik , lingkungan laut juga. Mereka terdiri lebih dari 100.000 nama spesies , termasuk laba-laba , kalajengking , harvestmen , kutu , tungau dan Solifugae (Cracraft & Michael, 2004).

Ciri-cirinya :

a. Perut tidak memiliki apendik sebagai alat gerak b. matanya sederhana

c. Tubuh tertutup kutikula

d. Dilengkapi bulu-bulu indera atau sisik e. Pedipalpi biasanya sebagai alat indera f. Tidak memiliki insang

g. Umumnyaovipar

h. Tidak ada metamorfosa kecuali di Acarina i. Hidup di darat

Kelas ini dibagi menjadi 8 ordo, yaitu : a. Araneae

b. Kalajengking c. Opini

d. Acarina

e. Pseudoscorpionida f. Amblipygi

g. Thelyphonida h. Solifugae

(5)

2. Pycnogonida

Pycnogonida merupakan hewan avertebrata akuatik dari filum Arthropoda dan subfilum Chelicerata. Pycnogonida dikenal sebagai laba-laba laut (Sea Spider).

Pycnogonida dapat di temukan di wilayah perairan Australia, Selandia Baru, Laut Mediterania dan Laut Karibia (Anonim, 2011).

Ciri-cirinya :

a. Warna tubuh gelap dan kusam b. Tubuh panjang dan langsing c. Berukuran 1-90 cm

d. Tubuhnya bersegmen

e. Hidup di perairan dengan kedalaman 7000 m f. Memiiki empat pasang kaki

3. Xiphosura

Xiphosura sering dikenal dengan sebutan Mimi (jantan) dan Mituno (betina) di jawa. Hewan dari hewan ini dengan tapal kuda sehingga Xiphosura dikenal Horse Shoe Crab atau kepiting tapal mirip, meskipun bentuk hewan ini disebut keiting tetapi hewan ini disebut kepiting yang sesungguhnya (Olovia, 2010)

Ciri-cirinya :

a. Hidup di perairan laut dangkal b. Dapat mencapai panjang 60cm c. Berwarna coklat tua atau hijau coklat d. Bentuk tubuh cembung

e. Karapas berbentuk sepatu kuda yang menutup prosoma

f. Pada bagian punggung terdapat sepasang mata majemuk dan sepasang mata sederhana

Adapun beberapa kelas yang punah yaitu Euryterida dan Chasmataspidida Morfologi

1. Arachnida

Bagian tubuh Aracnida di bagi menjadi dua segmen yaitu prosoma (cephalothorax) dan ophisthosoma (perut) yang dilindungi oleh karapas. Hewan ini memiliki empat pasang kaki, Arachnida memlki pedipalpus yang tampak seperti kaki, pedipalpus berfungsi sebagai alat untuk mencari makanan bagi arachnida.

2. Pycnogonida

Pycnogonida mempunyai tubuh yang bersegmen, langsing dengan kaki yang panjang. Tubuh terdiri dari kepala, thorax (dada) dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat mata yang sewaktu-waktu dapat menhilang. Hewan ini memiliki empat pasang kaki tetapi ada beberapa spesies yang memiliki lima sampai enam pasangg kaki.

3. Xiphosura

Xiphosura mempunyai bentuk tubuh yang cembung karapas berbentuk sepatu kuda yang tetutup cephalotorax sehingga orang Amerika menyebutnya “Horseshoe Crab” (kepiting tapal kuda) dan orang inggris menyebutnya “King Crab” (kepiting raja). Pada bagian karapas terdapat sepasang mata majemuk dan sepasang mata sederhana. Pada sisi bawah cephalotorax terdapat enam pasang apendiks dimana apendiks pertama disebut chelicerae dan apendiks kedua pedipalpi. Tubuh dibagi menjadi cepholothorax anterior dan posterior. Berbentuk berbentuk spike atau telson,

(6)

berfungsi sebagai alat untuk menggali di pasir dan tuas jika menemukan dirinya terbalik.

Anatomi

1. Arachnida

Anatomi pada kelas Arachnida adalah : j. Chelicerae

k. Pedipalpus

l. Mata lateral dan median ocelli m. Trakea

Arachnida dewasa memiliki delapan kaki. Arachnida dan serangga sangat mudah dibedakan, karena serangga hanya memiliki enam kaki, sedangkan pada arachnida memiliki delapan kaki. Namun, arachnida juga memiliki dua pasang kaki pelengkap yang dimodifikasi untuk makan, pertahanan, dan sebagai alat indera. Pasangan pertama chelicerae , digunakan untuk makan dan pertahanan. Pasangan berikutnya pelengkap, sedangkan pada pedipalpus digunakan untuk makan, penggerak, dan reproduksi. Dalam Solifugae, pedipalpus tampak seperti kaki, sehingga hewan ini tampak memiliki sepuluh kaki. Pada larva tungau dan Ricinulei hanya memiliki enam kaki, keempat pasangan muncul ketika mereka rontok menjadi peri . Namun, ada juga tungau dewasa dengan enam, atau bahkan empat kaki.

2. Pycnogonida

Anatomi Kelas Pycnogonida : a. Proboscis

b. Chelicerae c. Pedipalpus d. Ovigers

e. Egg sack (kantung telur) 3. Xiphosura

Anatomi padda kelas Xiposhura adalah : g. Chelicerae

h. Pedipalpus

i. Insang berbuku buku j. Caudal spine

k. Opisthosoma l. Chilaria m. Gnatobase n. Mulut o. Carapas Fisiologi

1. Sistem Respirasi

Dilakukan melalui enam pasang pelengkap melekat pada bagian bawah perut yang disebut buku insang. Pasangan pertama, disebut operculum, malindungi lima lainnya dari pasangan yang organ pernapasan dan rumah pembiakan pori-pori dimana telur dan sperma ditemukan dari tubuh.

2. Sistem Reproduksi

Arachnida memiliki satu atau dua buah gonad. Gonad terletak dibagian perut (abdomen). Alat kelamin arachnida terletak di bawah segmen perut (abdomen) kedua.

Pada saat reproduksi arachnida jantang mentrasfer sperma kepada betina melalui

(7)

spermatophore. Pada Xiphosura gonad terletak didekat permukaan dorsal prosoma sedang, telur di jumpai dalam ovarium. Ketika telur betina sudah matang maka akan terlihat pada saluran genital. Sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasilmetabolisme digunakan untuk perkembangan gonad. Berat gonad bertambah seperti degan diameter selesai telur, dan berat maksimum akan tercapai saat pemijahan berlangsung sampai. pertumbuhan gonad terjadi jika terdapatkelebihan energi untuk pemeliharan tubuh, sedangkan kekurangan energi dapat menyebabkan telur mengalami pori-pori tertutup tubuh.

Seluruh spesies memiliki lubang pengeluaran telur, pada permukaan posterior operculum. Sepasang saluran pengeluaran telur utama untuk menuju operaculum dan ke dalam prosoma. Saluran kontes utama tersebut terbagi menjadi dua cabang utama.

Reproduksi pada pycnogonida adalah seksual yang dilakukan dengan cara fertilisasi eksternal yaitu dengan pembuahan di luar tubuh. Pycnogonida jantan akan mengeluarkan sperma ke perairan kemudian betina akan membuka oviger dan mengeluarkan telur.

Larva Pycnogonida terbagi menjadi empat jenis larva. Larva biasa akan menempel pada kaki pycnogonida jantan sampai larva ini memilik dua sampai tiga pasang kaki. Larva kista adalah larva yang menenpel pada polyph coelenterata, larva ini merupakan parasit. Dari larva-larva pada pycnogonida yang paling umum adalah larva protonymphon, karena larva ini akan hidup bebas dan akan tumbuh menjad dewasa tanpa bantuan induknya (J. A. Dunlop & C. P. Arango, 2005).

3. Peredaran Darah

Rongga tubuh utama adalah sistem peredaran darah terbuka, dimana darah dipompa ke haemocoel dengan hati yang terletak didekat punggung hati Pycnogonida memiliki sistem peredaran darah terbuka yaitu peredaran darah tanpa melalui pembuluh darah. Hewan ini memiliki jantung yang terletak di bagian perut.

4. Pencernaan Makanan

Limulus polyphemus adalah pemulung omnivora, memakan kerang-kerang kecil, mollusca, cacing, ikan mati dan ganggang. Mereka makan melalui mulut yang terletak didasar kaki, yang menutup bulu tebal yang mengarahkan ke dalam digunakan untuk menggiling makanan. Makanan kemudian dinikmati kemudian oleh chelicerae yang kemudian jatuh kekerongkongan dan melewati ke dalam perut dan usus, dilanjutkan melalui anus terletak disisi ventral didepan telson (Olivia, 2010).

Pycnogonida bersifat karnivora dan pemulung, pencernaannya bersifat intraselular yaitu akan dimasukan kedalam mulut dengan menggunakan makanan chelicerae kemudian akan diserap oleh dinding sel dan secara kimiawi oleh enzim-enzim (Anonim, 2011). Arachnida bersifat karnivora dan memakan hewan kecil, makanan akan ditangkap oleh pedipalpus atau chelicerae kemudian dimasukkan ke mulut, setelah di dalam mulut makanan kemudian masuk ke faring lalu kerongkongan perut dan akan keluar melalui anus.

5. Ekskresi

Semua Chelierata akan mngeluarkan Limbah makanan melalui anus, untuk Xiphosura terletak ventral didepan telson (ekor), pada Pycnogonida anus terletak di bagian punggung dan Arachnida anus terletak di bagian belakang perut.

(8)

6. Sistem Pertahanan Diri

Banyak Chelicerata yang memiliki kelenjar racun yang terdapat dirahang atau taring racun sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian meletakkan cairan tubuh atau jaringan lunaknya. Tidak ada pertahanan diri dari mimi tersebut, karena tidak ada predator yang memangsanya, kecuali manusia yang menangkapnya sebagai pakan ikan. Pycnogonida dan Arachnida memiliki alat pertahanan berupa chelicerae.

Manfaat Dan Kerugian

1. Manfaat Chelicerata Dalam Perikanan dan Ekologi

Chelicerata dapat dijadikan pakan ikan terutama pada daging dan telur Xiphosura. Hewan ini juga berperan penting dalam keseimbangan ekosistem perairan dan juga sebagai dekomposer.

2. Manfaat Chelicerata Dalam Dunia Medis

Mimi merupakan bahan baku dalam industri farmasi, karena ekstrak plasma darahnya (haemocyte lysate) banyak digunakan dalam studi biomedis, farmasi, dan ilmu lingkungan. Hal ini dikarenakan pada plasma yang dapat mengendapkan darah yang mengandung endotoksin. Plasma darah mimi telah diproduksi secara masal di Amerika dari genus Limulus di Jepang dan Cina dari genus Tachyplus. Ekstrak plasma Limulus Amoebocyte Lysate dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit meningitis. Mengingat mimi merupakan slah satu langka yang perlu dilindungi dan atas dasar pertimbangan prospek pemanfaatannya sebagai bahan baku industri farmasi, diperkirakan dimasa mendatang populasinya akan terus berkurang, sehingga perlu usaha pembenihan maupun restocking guna menjaga kelestarian.

3. Kerugian Chelicerata

Ada beberapa kerugian dari chelicerata antara lain, dapat menularkan virus west nile (WNV), virus ini ditularkan oleh arachnida, kemudian sebagai parasit pada coelenterate. Tungau merupakan hama bagi berbagai jenis tumbuhan dan juga hewan ternak.

Referensi

Dokumen terkait

Pelajaran 3 ini bertujuan untuk mengajak siswa membiasakan diri merawat tubuhnya sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah yang sudah menganugerahkan tubuh yang

Pada daerah toraks terdiri dari tiga segmen yang jelas terlihat yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks, dimana pada toraks dapat ditemukan sayap dan 3 pasang kaki.. Pada