• Tidak ada hasil yang ditemukan

MORFOLOGI SERANGGA. Oleh : Nama : Gibran Muhammad Tri R NIM : B1K Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Quraisy Zakky

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MORFOLOGI SERANGGA. Oleh : Nama : Gibran Muhammad Tri R NIM : B1K Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Quraisy Zakky"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MORFOLOGI SERANGGA

Oleh :

Nama : Gibran Muhammad Tri R NIM : B1K014025

Rombongan : III Kelompok : 1

Asisten : Quraisy Zakky

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serangga tergolong dalam Filum Arthrophoda, Sub Filum Mandibulata, Kelas Insecta. Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian yaitu, kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Sesungguhnya serangga terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam Ruas terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas membentuk abdomen. Serangga dapat dibedakan dari anggota Arthropoda lainnya karena adanya 3 pasang kaki (sepasang pada setiap segmen thoraks) (Romoser dan Stoffolano, 1998).

Serangga mendominasi rantai makanan dan jaring makanan dalam urutan kedua. Serangga mengkonsumsi makanan yang berbeda-beda tergantung jenis serangga yaitu sebagai dekomposer, hidup di kayu yang mati, indikator dalam air, herbivora, sebagai predator dan parasitisme. Mereka hidup di air dan di tanah selama sebagian atau selama hidupnya. Pola hidup serangga yaitu soliter dan berkelompok.

Serangga bisa terlihat dengan jelas, bisa meniru objek lain dan bersembunyi.

Serangga ada yang aktif pada malam hari dan ada pula yang aktif pada siang hari.

Serangga bisa hidup pada kondisi yang ekstrem, misalnya pada cuaca panas, dingin, basah, kering dan tak terduga (Susanto, 2000).

Masing-masing spesies serangga merupakan bagian dari sebuah kumpulan besar suatu koloni serangga, jadi apabila terjadi penurunan populasi maka akan mempengaruhi komplisitas dan kelimpahan organisme lain. Beberapa serangga memiliki fungsi ekologis mereka. Sebagai contoh, rayap mengkorversi selulosa dalam tropis tanah sehingga menjadi sumber penataan tanah. Serangga berhubungan erat dengan kelangsungan hidup manusia, serangga tertentu merusak kesehatan manusia, mempengaruhi pertanian dan hortikultura. Serangga sangat menguntungkan bagi manusia, menyediakan bahan makanan untuk manusia, contohnya lebah madu yang menyediakan madu dan sekaligus sebagai polinator untuk pertanian (Susanto, 2000).

(3)

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum morfologi serangga adalah mahasiswa dapat menjelaskan pembagian tubuh serangga secara umum, menjelaskan dan menunjukkan alat-alat yang terdapat di daerah kaput, dan abdomen serta dapat membedakan serangga jantan dan betina.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya. Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah (Lilies, 1991).

Keanekaragaman serangga telah terdapat pada periode Carboniferous (sekitar 300 juta tahun yang lalu). Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang. Sayap pada serangga mungkin pada awalnya berevolusi sebagai perluasan kutikula yang membantu tubuh serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk terbang. Pandangan lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke tanah, atau bahkan berfungsi sebagai insang dalam serangga akuatik. Hipotesis lain menyatakan bahwa sayap serangga berfungsi untuk berenang sebelum mereka berfungsi untuk terbang (Latifah et al, 2015).

Tubuh serangga beruas-ruas dan ruas-ruas tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut). Pada kepala terdapat mata, antena dan alat-alat mulut. Pada dada terdapat tiga pasang kaki, pada dada bagi serangga yang bersayap terdapat satu pasang sayap atau dua pasang sayap (Lilies 1991).

Serangga mempunyai rangka luar eksoskeleton yang berfungsi untuk memperkokoh tubuh dan tempat melekatnya otot. Sistem otot serangga lebih kompleks dari golongan invertebrata lainnya. Pada beberapa jenis serangga terdapat dari beberapa ratus sampai beberapa ribu otot, misalnya pada belalang terdapat 900 otot, dan pada ulat kupu-kupu terdapat 4000 otot (Jasin, 1987).

(5)

III. MATERI DAN METODE

A. Materi 1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset, mikroskop stereo, dan kapas

1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam Belalang kayu (Valanga nigricornis), Jangkrik (Gryllus sp.) jantan dan betina, kloroform, dan alkohol 70%

B. Metode

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditetesi kapas dengan kloroform, dimasukkan kapas kedalam botol pembunuh serangga menggunakan pinset

3. Dimasukkan belalang ke dalam botol pembunuh dengan menggunakan pinset, lalu tutup botol, tunggu sampai obyek mati.

4. Diambil belalang yang telah mati dengan menggunakan pinset, kemudian celupkan ke dalam alkohol 70%, lalu angkat.

5. Diamati morfologi belalang, hitung segmen pada tubuh belalang .

6. Diperhatikan bagian-bagian yang tampak dengan menggunakan mikroskop stereo.

7. Diamati perbedaan antara belalang jantan dengan belalang betina .

(6)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1.1 Jankrik (Gryllus sp.)

Gambar 1.2 Belalang kayu (Valanga nigricornis)

(7)

B. Pembahasan

Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala(caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari enam ruas yang mengalami penyatuan yang meliputi satu pasang mata faset, beberapa buah mata oseli, satu pasang antenna, dan alat mulut. Toraks terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Kaki pada serangga terdapat pada segmen sternum (ventral) toraks dimana setiap satu pasang kaki terdapat pada satu segmen dan sayap pada serangga terdapat pada bagian notum (dorsal) serangga yang bertempat pada mesotoraks dan metatoraks. Abdomen adalah bagian tubuh serangga yang terdiri dari 11 segmen diaman pada segmen ke-11 tereduksi dan berubah menjadi alat tambahan yang meliputi sersi, epiprok dan periprok (Jasin, 1987).

Berdasarkan fungsinya, bagian utama pada serangga memiliki fungsinya masing-masing. Caput adalah tempat dimana mata oceli, mata majemuk, antenna, dan mulut berada. Mata serangga terdiri dari dua macam yaitu mata majemuk dan mata oseli. Mata majemuk berfungsi sebagai pendeteksi warna dan bentuk, sedangkan mata oseli atau biasa disebut mata tunggal berfungsi sebagai pendeteksi intensitas cahaya. Mata majemuk terdiri dari beberapa ommatidia dan mata tunggal terdiri dari satu. Sebagai contoh, mata majemuk capung terdiri dari 28.000 ommatidia dan satu ommatidiumnya berukuran + 10 µm. Antena serangga berjumlah dua atau sepasang, berupa alat tambahan yang beruas-ruas dan berpori yang berfungsi sebagai alat sensor. Bagian-bagian antena adalah antenifer, soket, scape, pedicel, meriston, dan flagelum. Bentuk antena serangga sangat bervariasi berdasarkan jenis dan stadiumnya. Mulut serangga digunakan untuk makan, ada beberapa tipe mulut pada serangga yaitu penggigit-pengunyah, penggigit-pengisap, penusuk-pengisap, penjilat-pengisap, dan pengisap (Borror, 1992).

Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen.

Torak juga merupakan daerah lokomotor pada serangga dewasa karena pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Diantara toraks dan caput terdapat leher serangga, yang merupakan

(8)

cervical sklerit. Sepasang cervical sklerit ini berfungsi sebagai engsel yang menghubungkan antara caput dengan torak. Pada beberapa serangga cervix sklerit ini menyatu dengan pleura pada protoraks. Kaki serangga dewasa berjumlah tiga pasang, sedangkan pada fase pradewasa jumlah kakinya sangat bervariasi tergantung spesiesnya. Secara umum kaki serangga terdiri dari beberapa ruas yaitu trochantin, coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus,pretarsus, dan claw. Sayap serangga terdiri dari dua atau satu pasang. Serangga bersayap pada fase dewasa dan pradewasa khusus pada Ephemeroptera yang biasa disebut fase subimago/preimago. Sayap serangga secara umum berupa lembaran yang bervena berfungsi untuk terbang. Venasi sayap ini penting untuk diketahui sebagai dasar untuk menentukan spesies serangga tertentu, khususnya bangsa lalat dan tawon (Price, 1984).

Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Bagian dorsal dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran. Bagian dorsal yang mengalami sklerotisasi disebut tergit, bagian ventral disebut sternit, dan bagian ventral berupa membran disebut pleura (Price, 1984). Kelenjar pada serangga termasuk kedalam sistem reproduksi yang belum berfungsi sepenuhnya sebelum mereka dewasa. Pembentukan sistem reproduksi biasanya terjadi setelah “imaginal molt” termasuk morfogenesis dan differensiasi sitology. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya (Strum, 2016).

Berikut adalah klasifikasi serangga yang digunakan selama praktikum menurut Borror (1992):

Klasifikasi belalang kayu Regio : Eukarya Regnum : Animalia Phylum : Arthropoda Classis : Insecta Ordo : Orthoptera Familia : Acrididae Genus : Valanga

Species : Valanga nigricornis

Klasifikasi Jangkrik Regio : Eukarya Regnum : Animalia Phylum : Arthropoda Classis : Insecta Ordo : Orthoptera Familia : Gryllidae Genus : Gryllus Species : Gryllus sp.

(9)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara umum bagian tubuh serangga dibedekan menjadi caput, toraks dan

abdomen.

2. Pada daerah caput terdapat enam segmen yang meliputi satu pasang mata faset, beberapa buah mata oseli, satu pasang antenna, dan alat mulut

3. Pada daerah toraks terdiri dari tiga segmen yang jelas terlihat yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks, dimana pada toraks dapat ditemukan sayap dan 3 pasang kaki.

4. Pada daerah abdomen terdiri dari terdiri dari 11 segmen diaman pada segmen ke-11 tereduksi dan berubah menjadi alat tambahan yang meliputi sersi, epiprok dan periprok.

5. Perbedaan serangga jantan dan betina adalah aedeagus pada serangga jantan dan spermatecca pada serangga betina atau dengan melihat ada tidaknya ovipositor yang biasanya ditemukan pada serangga betina.

(10)

DAFTAR REFERENSI

Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, edisi VI. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Jasin, M. 1987. Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar Wijaya.

Latifah N., Dharmono, dan Naparin, A. 2015. Inventarisasi Spesies Belalang Di Kawasan Hutan Galam Desa Tabing Rimbah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Wahana-Bio. 16:92-116.

Lilies, S. C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kasinus.

Price, P. W. 1984. Insect Ecology. New Jersey: John Willey & Sons.

Romoser, W.S., and Stoffolano, J.G. 1998. The Science of Entomology (fourth edition). New York: McGraww Hill Company.

Strum, R. 2016. Morphology and development of the accessory glands in various female cricket species. Arthropod Structure & Development. 45:585-593.

Susanto P., 2000. Pengantar Ekologi. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhir pelaksanaan program, tim menyerahkan laporan kegiatan dan luaran berupa artikel ilmiah di jurnal pengabdian ber-ISSN; dan bila dinilai telah beres, LPPM

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Kegiatan Praktikum dapat meningkatkan

1) Dari sisi pendidikan, masih tingginya angka tidak tamat SD, tingginya angka tidak tamat SD ini seharusnya menjadi karena sangat menentukan pelaksanaan wajib

Selain itu, perhitungan harga pokok produksinya pun masih belum tepat karena biaya bahan baku langsung belum dihitung berdasarkan standar yang spesifik dan

faktor yang mempengaruhi besar biaya audit ( audit fee ) pada perusahaan yang. tercatat Abu Dhabi Stock Exchange

The recommended keywords display functional module will receive the recommended keywords returned by the server of the browser application, and give a HTML interface to display

"Granger, Profesor, saya ingin tahu apakah Anda bisa menceritakan kepada kami sesuatu tentang Kamar Rahasia," kata Hermione dengan suara nyaring.. Dean Thomas, yang

Kadar abu tepung daun singkong terbaik juga terdapat pada taraf perlakuan tanpa blansing dengan rata-rata kadar abu 5,76%, hal ini disebabkan karena proses blansing dengan