• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

Provinsi Sulawesi Tengah

KAJIAN FISKAL REGIONAL

Tahun 2019

(2)

KATA PENGANTAR

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tengah

Palu, 26 Februari 2020 Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tengah

Irfa Ampri Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 dapat disusun dan selesai tepat waktu.

Kajian Fiskal Regional Tahun ini merupakan output dari pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal sebagai bagian dari monev pelaksanaan anggaran pusat dan daerah yang menghubungkan antara implementasi kebijakan fiskal dengan perkembangan makro ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah.

Dalam proses penyusunan kajian ini, kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, antara lain Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah, BPS Provinsi Sulawesi Tengah, BI Perwakilan Sulawesi Tengah, Satuan Kerja Vertikal maupun Daerah, Ekonom Kemenkeu Sulawesi Tengah dan sumber-sumber lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kepada semua pihak yang tersebut kami ucapkan terimakasih dan semoga kerjasama dan hubungan baik ini dapat ditingkatkan dimasa yang akan datang.

Dengan selesainya penyusunan Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 ini kami berharap dapat dijadikan media informasi yang bernilai strategis bagi mitra kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah, baik satuan kerja kementerian/lembaga, pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, serta pihak-pihak yang memerlukannya.

Kami menyadari bahwa Kajian Fiskal Regional Tahun 2019 masih belum sempurna dan masih membutuhkan banyak masukan membangun guna penyempurnaan hasil kajian dimasa yang akan datang.

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL GRAFIK DAN GAMBAR ... v

DAFTAR SINGKATAN ... viii

TIM PENYUSUN ... xii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... xiii

BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1 ... 1 ... 1 ... 1 ... 6 ... 7 ... 7 9 11 BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 13 A. INDIKATOR MAKRO EKONOMI FUNDAMENTAL ... 13

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 13

2. Suku bunga ... 17

3. Inflasi ... 18

4. Nilai Tukar ... 19

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN ... 20

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Indeks (HDI) ... 20

(4)

3. Ketimpangan (Gini Ratio) ... 23

4. Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran ... 24

C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL ... 25

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL ... 27

A. APBN TINGKAT PROVINSI ... 27

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL ... 28

1. Penerimaan Perpajakan ... 28

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak... 29

C. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL ... 31

D. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA ... 35

1. Dana Transfer Umum ... 37

2. Dana Transfer Khusus ... 39

3. Dana Desa ... 39

4. Dana Insentif Daerah, Otonomi Khusus dan Keistimewaan ... 41

E. ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL ... 42

1. Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara) ... 42

2. Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD) ... 42

3. Surplus/Defisit ... 43

F. PENGELOLAAN BLU PUSAT ... 43

G. PENGELOLAAN MANAJEMAN INVESTASI PUSAT ... 47

1. Penerusan Pinjaman ... 47

2. Kredit Program ... 49

H. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN BELANJA INSFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 49 1. Mandatory Spending di Daerah 52 2. Belanja Insfrastruktur 54 BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... 56

(5)

A. APBD TINGKAT PROVINSI ... 56

B. JENIS PENDAPATAN DAERAH ………... 57

1. Dana Transfer/Perimbangan 58 2. Pendapatan Asli Daerah 62 3. Pendapatan Lain-lain 67 C. BELANJA DAERAH ………... 68

D. PERKEMBANGAN BLU DAERAH ... 71

E. SURPLUS DEFISIT APBD ... 74

F. PEMBIAYAAN ... 77

G. ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 78 1. Analisis Horizontal – Vertikal ... 78

2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah ... 81

H. PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH ... 82

1. Belanja Daerah Sektor Pendidikan... 82

2. Belanja Daerah Sektor Kesehatan ... 83

3. Belanja Infrastruktur Daerah... 83

BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ... 85

A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN …... 85

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN ... 85

C. BELANJA KONSOLIDASIAN ... 90

D. SURPLUS/DEFISIT KONSOLIDASIAN ... 96

E. ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN AGREGAT ... 96

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN REGIONAL ... 100

A. SEKTOR UNGGULAN DAERAH... 103

B. SEKTOR POTENSIAL DAERAH ... 113

C. TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH ... 115

(6)

BAB VII ANALISIS TEMATIK ... 117 BAB VIII PENUTUP ... 128

(7)

Daftar Tabel

A. B.

C. D.

Tabel 1.1 Tujuan dan Sasaran Bidang Hukum Tahun 2016- 2021... 4

Tabel 1.2 Tujuan dan Sasaran Bidang Infrastruktur 2016-2021... 5

Tabel 1.3 Tujuan dan Sasaran Bidang Infrastruktur 2016-2021... 6

Tabel 1.4 Tujuan dan Sasaran Sumberdaya Agribisnis dan Maritim 2016-2021... 7

Tabel 1.5 Prioritas Pembangunan Tahun 2019………... 9

Tabel 2.1 PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Permintaan ADHB Tahun 2018 – 2019 (dalam Miliar Rupiah)……….. ... 19

Tabel 2.2 PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha ADHB Triwulan I – IV Tahun 2019 (dalam Miliar Rupiah)……... 21

Tabel 2.3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama Tahun 2018 – 2019... 30

Tabel 2.4 Target KUA & PPAS, RPJMD dan Realisasi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 dan Realisasi Tahun 2018 – 2019………... 31

Tabel 3.1 APBN Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 – 2019 (dalam Juta Rupiah)... 34

Tabel 3.2 Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi di Provinsi Sulawesi Tengah………... 35 Tabel 3.3 Pendapatan PNBP Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi di Provinsi Sulteng (per Jenis PNBP dalam Jutaan Rupiah)…... 36 Tabel 3.4 Penerimaan PNBP Pemerintah Pusat Tk. Provinsi di Provinsi Sulteng (menurut Fungsional K/L) (5 target PNBP terbesar dalam Juta Rupiah)……... 37 Tabel 3.5 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran di Pro. Sulteng (lima terbesar dalam Juta Rupiah)... 39 Tabel 3.6 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi di Provinsi Sulawesi Tengah (dalam Juta Rupiah)………... 39 Tabel 3.7 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja di Provinsi Sulawesi Tengah (dalam juta Rupiah)…... 40 Tabel 3.8 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa di Propinsi Sulawesi Tengah (dalam Juta Rupiah)……….. ... 43 Tabel 3.9 Tabel Alokasi dan Realisasi Belanja DAK Non Fisik Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2018 dan 2019 (dalam miliar)... 46 Tabel 3.10 Tabel Alokasi dan Realisasi Dana Desa Kabupaten di Sulawesi Tengah Tahun 2018 dan 2019 (dalam miliar)………... 47 Tabel 3.11 Tabel Alokasi dan Realisasi Dana Insentif Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2018 dan 2019 (dalam miliar),,,,,,,,... 48 Tabel 3.12 Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2019 (dalan Juta Rp)………. ... 50 Tabel 3.13 Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLU Sulawesi Tengah……... 51

Tabel 3.14 Analisis Legal BLU Tahun 2019………..……... 51

Tabel 3.15 Tingkat Kemandirian BLU Pusat di Provinsi Sulawesi Tengah (dalam Miliar Rupiah)………... 52

Tabel 3.16 Profil dan Jenis Layanan Satker Pengelola PNBP di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018- 2019 (sepuluh terbesar pagu PNBP dalam Juta Rupiah)... 52

Tabel 3.17 Analisis Legal BLU Tahun 2019………... 54

Tabel 3.19 Profil Penerusan Pinjaman Provinsi Sulawesi Tengah Per 31 Desember 2019... 55

Tabel 3.20 Perkembangan Pembayaran Angsuran Pokok SLA di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 - 2019 (dalam Miliar Rupiah)……... 55

Tabel 3.21 Perkembangan Pembayaran Denda SLA di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 – 2019 ( dalam Juta Rupiah)…………... 55

(8)

Tabel 3.5 Profil BLUD di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 (dalam Juta Rupiah) ... 44 Tabel 3.6 Perkembangan Nilai Aset Satker BLUD di Provinsi Sulawesi Tengah (dalam

Juta Rupiah) ... 44 Tabel 3.7 Perkembangan Pagu PNBP dan RM Aset Satker BLUD di Provinsi Sulawesi

Tengah (dalam Juta Rupiah) ... 45 Tabel 3.8 Analisis Legal BLUD di Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 46 Tabel 3.9 Perkembangan Investasi Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah (dalam Juta

Rupiah) ... 46 Tabel 3.10 Perkembangan Investasi Daerah di Provinsi Sulawesi Tengah (dalam Juta

Rupiah) ... 47 Tabel 3.11 Keseimbangan Primer Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

2018 (dalam Juta Rupiah) ... 51 Tabel 3.12 Indeks Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 55 Tabel 3.13 Level Kesehatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten/Kota se-Sulawesi

Tengah Tahun 2018 ... 56 Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2018 (dalam Juta Rupiah) ... 57 Tabel 4.2 Rasio Pajak terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Tengah ... 60 Tabel 4.3 Realisasi Pendapatan Konsolidaian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun 2017 dan 2018 ... 62 Tabel 4.4 Rasio Belanja Operasi Konsolidasian Provinsi Sulawesi Tengah ... 64 Tabel 4.5 Rasio Surplus/Defisit Konsolidaian terhadap PDRB pada Provinsi Sulawesi

Tengah ... 71 Tabel 4.6 Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2018 ... 73 Tabel 5.1 Perkembangan Perikanan di Sulawesi Tengah (ton) dari Tahun 2017 ke 2018 79 Tabel 5.2 Tren Populasi Ternak dan Unggas di Provinsi Sulawesi Tengah ... 81 Tabel 5.3 Jumlah Ternak yang Dipotong di RPH dan Diluar RPH yang Dilaporkan di

Provinsi Sulawesi Tengah ... 81 Tabel 5.4 Produksi Peternakan di Sulawesi Tengah Tahun 2016 – 2018 ... 82 Tabel 5.5 Dampak Kerusakan Akibat Bencana Terhadap Lahan Sawah dan Irigasi di

Wilayah Sigi dan Donggala ... 84 Tabel 6.1 Data Kerugian Akibat Bencana Alam di Sulawesi Tengah ... 88 Tabel 6.2 Penyaluran Dana Desa untuk Desa terdampak dan Tidak erdampak Bencana

Per 31 Desember 2018 ... 89 Tabel 6.3 Realisasi Penyaluran KUR Provinsi Sulawesi Tengah Untuk Wilayah

Terdampak Dan Tidak Terdampak Bencana Alam Tahun 2018 ... 92 Tabel 6.4 Realisasi Penyaluran DAK Fisik Provinsi Sulawesi Tengah untuk Wilayah

Terdampak Dan Tidak Terdampak Bencana Tahun 2018 ... 95

(9)

Daftar Grafik

E. F.

G. H.

Grafik 1.1 Sesar Aktif Sulawesi... 12 Grafik 2.1. Laju Pertumbuhan PDB dan PDRB ... 13 Grafik 2.2 Perkembangan PDB dan PDRB Per Kapita ADHB Sulawesi Tengah dan

Nasional Tahun 2012 – 2018 (dalam Juta Rupiah) ...

17 Grafik 2.3 Pergerakan 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) Tahun 2017-2019 ... 17 Grafik 2.4 Pergerakan Inflasi Bulanan Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional Tahun

2018 – 2019 (dalam Persentase) ... 18 Grafik 2.5 Pergerakan Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$ Tahun 2010-2019 ... 19 Grafik 2.6 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Ekspor-Impor Sulawesi Tengah

Tahun 2019

...

20 Grafik 2.7. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Tengah dan Indonesia

Tahun 2010 – 2019 ... 21 Grafik 2.8. IPM Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi dan Indonesia Tahun 2018 (dalam

persentase)

...

21 Grafik 2.9. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Sulawesi Tengah Tahun 2011– 2019 22 Grafik 2.10 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Sulawesi dan

Nasional Tahun 2018 ... 22 Grafik 2.11 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Sulawesi

Tengah Tahun 2011 – 2019 ... 23 Grafik 2.12 Perkembangan Gini Ratio di Sulawesi Tengah Periode Maret 2014 –

September 2019

...

24 Grafik 3.1 Rasio Perpajakan Terhadap PDRB ... 28 Grafik 3.2 Kontribusi Pendapatan Terhadap Ekonomi Regional Sulawesi Tengah Tahun

2019 (dalam Persentase) ... 30 Grafik 3.3 Kontribusi Populasi Terhadap Pendapatan Pemerintah Tahun 2019 (dalam

Ribu Rupiah) ... 31 Grafik 3.4 Persentase Alokasi Belanja Menurut Fungsi Tahun 2018 – 2019 ... 33 Grafik 3.5 Rasio Belanja Sektor Konsumtif dan Produktif

...

34 Grafik 3.6 Realisasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa Prov.Sulawesi Tengah Th.

2019 (dalam miliar)

...

35 Grafik 3.7 Ruang Fiskal Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2019 (dalam Miliar

Rupiah) ... 36 Grafik 3.8. Rasio PAD dan Rasio Dana Transfer Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah

Tahun 2019

...

37 Grafik 3.9 Realisasi DAU tingkat Nasional dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah

Tahun 2019 (dalam

miliar)...

38 Grafik 3.10 Realisasi DBH tingkat Nasional dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah

Tahun 2019 (dalam miliar)

...

39 Grafik 3.11 Arus Kas Masuk th 2018 2019 (dalam miliar rupiah) ... 42 Grafik 3.12 Arus Kas Keluar th 2018 - 2019 (miliar rupiah)... 42 Grafik 3.13 Cash Flow Pemerintah Pusat Tahun 2019 ... 43 Grafik 3.14 Perkembangan Pagu PNBP dan RM Satker PNBP

Berpotensi...

46 Grafik 3.15 Perkembangan Aset BLU Pusat di Sulawesi Tengah Tahun 2013 – 2019 ... 46

(10)

Grafik 3.16 Realisasi Penyaluran KUR Per Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2019

...

49 Grafik 3.17 Penyaluran KUR Per Sektor Ekonomi Sulawesi Tengah Tahun 2018 – 2019 ... 50 Grafik 3.18 Penyaluran KUR Sisi Kategori KUR ... 51 Grafik 3.19 Perkembangan Belanja Wajib

Daerah...

52 Grafik 4.1 Analisis Ruang Fiskal di Provinsi Sulawesi Tengah... 59 Grafik 4.2 Rasio PAD, Dana Transfer Terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2019... 60 Grafik 4.3 Rasio PAD-Dana Transfer terhadap Total Pendapatan Daerah di Sulawesi

Tengah Tahun 2019... 62 Grafik 4.4 Rasio Total Pendapatan Daerah di Sulawesi Tengah Terhadap PDRB Tahun

2019 ... 63 Grafik 4.5 Komposisi Dalam Total Pendapatan Daerah Tahun 2019... 64 Grafik 4.6 Perbandingan DAU-DBH Terhadap SiLPA Tahun

2019...

67 Grafik 4.7 Pendapatan Lain-lain Sulawesi Tengah Tahun

2019...

67 Grafik 4.8 Rasio Pendapatan Lain-lain Terhadap Pendapatan Daerah

...

68 Grafik 4.9 Rasio Alokasi Belanja Daerah Sektor Konsumtif dan Produktif Tahun 2019

(dalam

persentase)...

70 Grafik 4.10 Rasio Alokasi Anggaran Per Kabupaten/Kota Tahun 2019 (APBN+APBD)

(dalam persentase) ... 71 Grafik 4.11 Perbandingan Rasio Surplus/Defisit Antara Pagu dan Realisasi APBD Tahun

2019

...

74 Grafik 4.12 Rasio Surplus/Defisit terhadap Aggregat Pendapatan Tahun 2019

...

75 Grafik 4.13 Rasio Surplus/Defisit 2019 terhadap Realisasi Dana Transfer (dalam

persentase)

...

76 Grafik 4.14 Rasio Surplus/Defisit terhadap PDRB ADHB dan PDRB ADHK Sulawesi

Tengah Tahun 2014-2019... 76 Grafik 4.15 Rasio SILPA terhadap Alokasi Belanja Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah

Tahun

2019...

77 Grafik 4.16 Perbandingan Horizontal PAD dan Pertumbuhan Tahun 2018 – 2019

...

79 Grafik 4.17 Realisasi Belanja Modal kabupaten Morowali Tahun 2011-2019

...

80 Grafik 4.18 Perbandingan Kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Kabupaten/Kota di

Sulawesi Tengah Tahun 2019... 80 Grafik 4.19 Rasio Kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Kabupaten/Kota di Sulawesi

Tengah Tahun 2019 ... 81 Grafik 4.20 Kapasitas Fiskal Per Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah Tahun 2019 ... 81 Grafik 4.21 Perbandingan Realisasi Belanja Pendidikan Dengan Total Belanja

Daerah...

83 Grafik 4.22 Rasio Realisasi Belanja Kesehatan Tahun 2019... 83 Grafik 4.23 Realisasi Belanja Infrastruktur Daerah di Sulawesi Tengah Tahun 2019... 84 Grafik 5.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2019 dan Tahun 2018 ... 86 Grafik 5.2 Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap

Penerimaan Konsolidasian Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2019 ... 87 Grafik 5.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap

Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Sulawesi Tengah... 87 Grafik 5.4 Pajak Perkapita Konsolidasian per Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

(11)

Grafik 5.5 Pajak Perkapita Konsolidasian per Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2019... 89 Grafik 5.6 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Sulawesi Tengah

...

91 Grafik 5.7 Belanja Pemerintah Konsolidasian Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 dan

2019 (dalam Ribuan Rupiah/Kapita) ... 92 Grafik 5.8 Perkembangan Belanja Pemerintah Konsolidasian Per Jiwa Kabupaten/Kota

pada Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 dan 2019 ... 93 Grafik 5.9 Rasio Belanja Pendidikan Konsolidasian Per Jiwa Kabupaten/Kota pada

Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 dan 2019 (dalam Juta Rupiah/Kapita... 94 Grafik 5.10 Rasio Surplus/Defisit Konsolidaian per Kabupaten/Kota pada Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun 2019 ... 95 Grafik 5.11 Rasio Surplus/Defisit Konsolidasi per Kabupaten/Kota pada Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun 2019

...

96 Grafik 6.1 Struktur dan Laju Pertumbuhan PDRB 5 Sektor Paling Potensial ... 103 Grafik 6.2 Struktur dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 104 Grafik 6.3 Perkembangan Ekspor menurut 5 Komoditas Terbesar (dalam Juta US$)... 105 Grafik 6.4 NTP Tahun 2019 dan Pertumbuhan NTP Sulawesi Tengah Tahun 2019

...

106 Grafik 6.5 NTP Menurut Sektor dan Perkembangannya

...

108 Grafik 6.6 Tren Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing dan Domestik Sulawesi

Tengah...

113 Grafik 6.7 Jalur Kunjungan Wisatawan Sulawesi Tengah

...

114 Grafik 7.1 Status Gizi Balita 2013 dan 2018 ... 112 Grafik 7.2 Grafik 2 Perbandingan Target Prevalensi Stunting, Pencapaian Sulteng, dan

Tingkat Prevalensi Stunting Nasional ... 123 Grafik 7.3 Data Stunting Kabupaten Kota di Sulteng Tahun 2019 ... 124 Grafik 7.4 Alokasi Kegiatan Pencegahan Stunting per Pelaksana Kegiatan Tahun 2019... 125 Grafik 7.5 Realisasi Pencegahan Stunting per Bagian Anggaran Tahun 2019 ... 125

(12)

Daftar Gambar

I. II.

III. IV.

Gambar 6.1 Peta Potensi Tambang di Sulawesi Tengah ... 104 Gambar 6.2 Peta Pariwisata... ... 113 Gambar 7.1 Faktor-Faktor Penyebab Stunting ... 119

(13)

ADHB : Atas Dasar Harga Berlaku

ADHK : Atas Dasar Harga Konstan

AHH : Angka Harapan Hidup AMH : Angka Melek Huruf

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara

APK : Angka Partisipasi Kasar

ASN : Aparatur Sipil Negara

Banglut : Banggai Laut

Bangkep : Banggai Kepulauan

BI : Bank Indonesia

BLU : Badan Layanan Umum

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BPS : Badan Pusat Statistik

DAK : Dana Alokasi Khusus

DAU : Dana Alokasi Umum

DBH : Dana Bagi Hasil

DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan

Anggraran

DJPB : Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Kuasa

BUN : Kuasa Bendahara Umum Negara

DJP : Direktorat Jenderal Pajak

DJBC : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

FGD : Focus Group Discussion

HDI : Human Development Index

HDR : Human Development Report

HPH : Hak Pengusahaan Hutan

IB : Industri Besar

IHK : Indeks Harga Konsumen

IKM : Industri Kecil dan Menengah

IMH : Indeks Melek Huruf

IPM : Indeks Pembangunan Manusia

IRLS : Indeks Rata-rata Lama Sekolah

Kab. : Kabupaten

KD : Kantor Daerah

KP : Kantor Pusat

KPP : Kantor Pelayanan Perpajakan

KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara

KUR : Kredit Usaha Rakyat

LPE : Laju Pertumbuhan Ekonomi

LPP : Laju Pertumbuhan Penduduk

Monev : Monitoring dan Evaluasi

m-to-m : month to month

Morut : Morowali Utara

NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak

NTP : Nilai Tukar Petani

PAD : Pendapatan Asli daerah

Parimo : Parigi Moutong

P2D2 : Dana Proyek Pemerintah Daerah

dan Desentralisasi

PBB : Pajak Bumi dan Bangunan

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

PKRT : Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga

PMA : Penanaman Modal Asing

PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTB : Pembentukan Modal Tetap Bruto

PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PNSD : Pegawai Negeri Sipil Daerah

PPh : Pajak Penghasilan

PPI : Pelabuhan dan Pendaratan Ikan

PPK : Pembinaan Pengelolaan Keuangan

PPN : Pajak Pertambahan Nilai

PPP Peabuhan Perikanan Pantai

Prov. : Provinsi

q-to-q : quarter to quater

RDI : Rekening Dana Investasi

RDP : Rekening Dana Pemerintah

RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah

RLS : Rata-Rata Lama Sekolah

RM : Rupiah Murni

Rp : Rupiah

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah

RPJPD : Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah

RSU : Rumah Sakit Umum

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SDM : Sumber Daya Manusia

SILPA : Sisa Lebih Penerimaan Anggaran

SIM : Surat Ijin Mengemudi

SIKP Sistem Informasi Kredit Program

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SLA : Subsidiary Loan Agreement

SPM : Standar Pelayanan Minimum

SRG : Subsidi Resi Gudang

STNK : Surat Tanda Nomor Kendaraan

Sulteng : Sulawesi Tengah

TA : Tahun Anggaran

The Fed The Federal Reserve

TKI : Tenaga Kerja Indonesia

TNKB : Tanda Nomor Kendaraan Bermotor

Touna : Tojo Una-Una

TP : Tugas Pembantuan

TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka

UB : Urusan Bersama

UU : Undang-undang

y-o-y : year on year

(14)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kondisi Ekonomi, Sosial, Wilayah Sulawesi Tengah

Guna menentukan arah ke depan yang menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pembangunan, pengelolaan pemerintahan daerah dan pemberdayaan masyarakat, serta guna menyatukan persepsi, interprestasi serta komitmen seluruh komponen masyarakat, maka pemerintah Sulawesi tengah kemudian menetapkan Visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021 melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021. Visi Pembangunan Periode 2016-2021 Sulawesi Tengah mengusung tagline “SULAWESI TENGAH MAJU, MANDIRI DAN BERDAYA SAING”.

Dalam mewujudkan perekonomian Sulawesi Tengah yang maju, beberapa tantangan yang harus diselesaikan antara lain: tantangan ekonomi. tantangan social kependudukan dan tantangan kemanan. Tantangan ekonomi berdasarkan analisis adalah pertumbuhan ekonomi yang semu (quasy growth), hal ini ini didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada konsumsi bahan makanan yang memang menjadi kebutuhan pokok. penyerapan anggaran yang terlambat serta birokrasi yang belum mendukung investasi menjadi tantangan ekonomi selanjutnya. Sumber daya manusia yang belum baik yang ditandai dengan nilai Indek Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 68.88 belum membuat provinsi Sulawesi Tengah beranjak dari provinsi dengan peringkat 10 besar IPM terendah di Indonesia. Tantangan berikutnya adalah keamanan di Provinsi Sulawesi Tengah, saat ini masih tergolong kurang menguntungkan bagi investor. Isu konflik yang sering terjadi khususnya Kabupaten Poso, Sigi dan bahkan Kota Palu menjadi sorotan nasional bahkan internasional. Stigma Sulawesi Tengah sebagai daerah yang belum aman sebagai konsekuensi dari konflik horizontal di Poso pada tahun 2000 masih melekat setiap orang yang berasal dari luar Sulawesi Tengah ketika akan datang ke wilayah ini.

Perkembangan Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Pada bulan September 2018, Sulawesi Tengah mengalami bencana alam berupa gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang mengakibatkan kerusakan menimpa berbagai fasilitas

(15)

dan infrastruktur yang telah dimiliki. Namun setahun terjadi bencana tersebut, perekonomian Sulawesi Tengah kembali bangkit. Hal ini bisa dilihat dari indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2019 sebesar 7,15 persen (c-to-c), diatas pertumbuhan ekonomi secara nasional sebesar 5,02 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2018 sebesar 6,30 persen dan merupakan tertinggi di Provinsi se-Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 16,27 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen PMTB sebesar 20,35 persen. Dalam kurun waktu tahun 2014-2019 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah memang mengalami fluktuasi namun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Tingkat kesejahteraan masyarakat diukur berdasarkan IPM sebesar 68,88 naik 0,77 poin dibanding tahun 2018 sebesar 68,11. Naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat sejalan dengan menurunnya tingkat kemiskinan pada tahun 2019 menjadi 13,18 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar 13,69 persen. Ketimpangan pengeluaran juga mengalami penurunan menunjukkan terjadi pemerataan pengeluaran di Sulawesi Tengah serta menurunnya tingkat pengangguran terbuka dibandingkan tahun 2018.

Laju inflasi di Sulawesi Tengah tahun 2019 mencapai 2,30 persen (y-on y) lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 6,33 persen. Penurunan angka inflasi tahun 2019 menandakan ekonomi Sulawesi Tengah terus membaik semenjak pengaruh bencana alam pada September 2018. Dibandingkan dengan inflasi nasional pada tahun 2019, inflasi Sulawesi Tengah masih dibawah inflasi nasional sebesar 2,68 persen (y-on-y).

Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD) - Program dan Output Strategis di Daerah.

Realisasi Pendapatan Negara tahun 2019 sebesar Rp4,84 triliun naik sebesar 30,11 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp3,72 triliun. Dari sisi belanja negara, realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp24,37 triliun atau 96,53 persen dari pagu belanja negara sebesar 25,25 triliun.

Cash in flow sebesar Rp4,84 triliun lebih kecil dibandingkan cash out flow sebesar Rp24,37

triliun sehingga terjadi defisit sebesar Rp19,54 triliun. Kondisi defisit berarti dalam membiayai belanjanya, pemerintah pusat di Provinsi Sulawesi Tengah belum mampu dibiayai dari pendapatnya, hal ini mengindikasikan bahwa masih harus menerima subsidi silang dari daerah lain di Indonesia. BLU di wilayah Sulawesi Tengah telah mempunyai

(16)

kemandirian yang cukup, terlihat dari prosentase pagu PNBP diatas 65% dari total pagunya.

Pemerintah Pusat dalam upaya mendorong laju perekonomian memberikan subsidi bunga KUR yang berlaku efektif mulai tahun 2018 berdampak positif dengan tumbuhnya penyaluran dan penerima program KUR. Penyaluran KUR di Provinsi Sulawesi Tengah selama tahun 2019 (c-to-c) sebesar Rp13,29 triliun tumbuh sebesar 11,92 persen jika dibandingkan penyaluran pada tahun 2018 sebesar Rp1,17 triliun. Dari penerima kredit KUR tahun 2019 (y-on-y) sebanyak 470.316 debitur juga mengalami pertumbuhan sebesar 1.030 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebanyak 41.607 debitur.

Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah berhasil merealisasikan pendapatannya pada tahun 2019 sebesar Rp21,69 triliun atau 101,83 persen. Sedangkan capaian realisasi belanja berhasil direalisasikan sebesar Rp19,70 triliun atau 94,44 persen. Walaupun secara umum, Pemerintah Daerah dalam penetapan APBD mengambil kebijakan defisit dengan rata-rata sebesar minus 2,69 persen namun dalam realisasinya mengalami surplus sebesar Rp2,41 triliun atau 14,77 persen.

Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Total pendapatan konsolidasian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tahun 2019 adalah sebesar Rp9,83 triliun. Pendapatan tersebut 49,20 persen merupakan pendapatan Pemerintah Pusat dan 50,80 persen merupakan pendapatan Pemerintah Daerah. Sedangkan realisasi belanja dan transfer konsolidasian mencapai Rp26,88 triliun dimana 90,69 persen bersumber dari anggaran Pemerintah Pusat dan sisanya sebesar 9,31 persen dari anggaran Pemerintah Daerah. Proporsi belanja APBN dan belanja APBD terhadap belanja konsolidasian tersebut, apabila dikaitkan dengan kontribusi pemerintah pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah khususnya dari sisi pengeluaran pemerintah menunjukkan bahwa kontribusi Pemerintah Pusat lebih besar dari Pemerintah Daerah. Dari laporan konsolidasian jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah tahun 2019, maka kontribusi belanja pemerintah (c-to-c) sebesar Rp10,75 triliun atau 6,46 persen mengalami kontraksi dibandingkan kontribusi pada tahun 2018 sebesar 0,01 persen.

Perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 menurut lapangan usaha masih didominasi oleh lapangan usaha utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan (24,33 persen), pertambangan dan penggalian (15,40 persen); konstruksi (14,39 persen); serta

(17)

industry pengolahan (13,23 persen) dari PDRB. Sektor pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi salah keunggulan di Wilayah Sulawesi Tengah. Beberapa produk perkebunan yang memiliki daya saing diantaranya adalah kakao, kelapa dalam, cengkeh, kopi, pala, kelapa sawit, karet dan lada. Sedangkan potensi kelautan dan perikanan Sulawesi Tengah merupakan wilayah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar, karena menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki tiga wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang tidak dimiliki oleh provinsi lainnya di Sulawesi yaitu Teluk Tomini, Teluk Tolo dan Selat Makassar/Laut Sulawesi. Dari sisi potensi peternakan di Sulawesi Tengah tercatat 22,03 juta ekor ternak yang terdiri dari ternak besar, ternak kecil dan unggas. Secara umum populasi ternak mengalami kenaikan populasi sebanyak 1,79 juta ekor dibandingkan tahun 2017 sebanyak 20,24 juta ekor tumbuh sebesar 8,83 persen. Selain itu sector yang menjadi unggulan adalah pertambangan dan penggalian. Sektor ini memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 16,27 persen. Kawasan Industri Morowali dan kawasan industry di Banggai menjadi penopang eksport bahan tambang di Sulawesi Tengah.

Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 berhasil mencapai target angka pravalensi stunting yang ditetapkan dalam RPJMD. Dari target sebesar 30% Sulawesi Tengah berhasil mencapai angka yang jauh lebih baik sebesar 22,9%, bahkan tingkat prevalensi stunting tersebut masih lebih baik dari rataan nasional sebesar 27,67%. Secara khusus, perbaikan angka prevalensi stunting juga dicapai oleh dua Kabupaten yang masuk kedalam prioritas nasional pengurangan stunting yaitu Kabupaten Banggai dan Parigi Moutong. Tingkat prevalensi stunting Kabupaten Banggai turun 11,3 persen dari 31,2 persen menjadi 19,9 persen, sedangkan Kabupaten Parigi Moutong turun sebesar 12,2 persen dari 33,7 persen menjadi 21,5 % (y-on-y). Hal tersebut tidak lepas dari baiknya pemanfaatan pembiayaan dalam rangka prevalensi stunting dan upaya Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dengan membentuk tim aksi penurunan stunting terintegras

Rekomendasi Kebijakan

• Pemerintah Daerah agar terus menggali potensi penerimaan daerah dalam rangka meningkatkan ruang fiscal yang dapat digunakan untuk membiayai program-program kerakyatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya

• Pemerintah Daerah agar melakukan belanja yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan outcome yang dapat dinikmati oleh rakyat

• Pemerintah Daerah lebih baik segera melakukan tender atas pekerjaan fisik agar hasilnya dapat segera dinikmati oleh masyarakat dan segera memiliki multiplier effect terhadap perekonomian daerah

(18)

• Pemerintah daerah agar sungguh-sungguh memanfaatkan kredit program dengan melakukan sosialisasi, pendampingan, bimbingan dan mengusulkan calon debitur (UMKM) ke dalam aplikasi SIKP sehinga UMKM dapat memperoleh pembiayaan yang murah dan cepat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

• Potensi pariwisata di Sulteng sangat banyak, hendaknya dilakukan langkah-langkah strategis mengenalkan obyek wisata di Sulteng secara massif, dan secara parallel menyiapkan infrastruktur yang memadai untuk menunjang obyek wisata, sehingga sector pariwisata bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah.

• Sumber-sumber energy di Sulawesi Tengah sangat potensial dikembangkan sumber energy baru yang dapat mendukung aktivitas ekonomi di Sulteng

(19)
(20)
(21)

Jalan Trans Sulawesi Palu - Parigi Moutong Foto : Ditjen Bina Marga, KemenPUPR

(22)

A. PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di daerah adalah untuk mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Oleh sebab itu, untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik maka harus disertai dengan unsur pendanaan yang berasal dari penghimpunan pendapatan maupun dari pengalokasian anggaran belanja baik pada APBN maupun APBD. Sesuai dengan Undang-Undang Keuangan Nomor 17 Tahun 2003, pemegang kekuasan tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah presiden, sedangkan di daerah adalah gubernur/bupati/walikota, oleh karena itu dalam tataran implementasi kebijakan fiskal di daerah, maka diperlukan sinergi dan harmonisasi kebijakan serta pengelolaan keuangan pusat dan daerah agar tujuan dan sasaran pembangunan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya, kebijakan fiskal sebagai alat pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan dan kesejahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab pusat dan daerah dalam memastikan efektifitasnya. Dengan tiga fungsi utamanya sebagai alat alokasi, distribusi, dan stabilisasi, maka kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan perbaikan dan kualitas indikator-indikator ekonomi makro dan kesejahteraan di daerah. Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang efektif dapat terlihat dari perbaikan-perbaikan indikator makro ekonomi dan indikator-indikator kesejahteraan. Tidak terlepas dari hal tersebut, maka hal pertama yang harus menjadi dasar bagi perumusan kebijakan fiskal yang efektif dan efisien adalah pemetaan tantangan-tantangan daerah yang dihadapi baik dari sisi ekonomi, sosial-kependudukan, serta tantangan wilayahnya, sehingga intervensi kebijakan fiskal melalui program prioritas dapat secara langsung menjawab tantangan daerah yang dihadapi.

B. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah merupakan konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, sehingga dapat menjadi daya pendorong dan daya ungkit (leverage) bagi seluruh komponen masyarakat dalam mewujudkan

(23)

kehidupan bersama yang dicita-citakan. Guna menentukan arah ke depan yang menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pembangunan, pengelolaan pemerintahan daerah dan pemberdayaan masyarakat, serta guna menyatukan persepsi, interprestasi serta komitmen seluruh komponen masyarakat, maka pemerintah Sulawesi tengah kemudian menetapkan Visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021 melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021.

RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah 2016-2021 merupakan rencana tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025. Mengacu pada permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis yang perlu diselesaikan dalam jangka menengah dan berpijak pada prioritas pembangunan dalam RPJPD Provinsi Sulawesi Tengah, RPJMN Tahun 2015-2019, dan prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam Trisakti dan Nawacita. Kemudian mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis yang terjadi di provinsi Sulawesi Tengah maka pemerintah provinsi Sulawesi Tengah menetapkan Visi Pembangunan Periode 2016-2021 dengan tagline “SULAWESI TENGAH MAJU, MANDIRI DAN BERDAYA SAING”.

Visi tersebut mengandung beberapa kata kunci (keywords) yang kemudian dijabarkan ke dalam 5 (lima) butir misi. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021, kelima misi tersebut diturunkan kedalam 7 (tujuh) butir tujuan dan 35 butir sasaran yang jelas, terarah dan terukur guna mewujudkan visi tersebut (terlampir). Kelima misi dimaksud sebagai berikut:

a. Melanjutkan Reformasi Birokrasi, Mendukung Penegakan Supremasi Hukum dan HAM

Reformasi birokrasi dan pembangunan hukum serta ketentraman dan ketertiban merupakan salah satu agenda penting pemerintah daerah Sulawesi Tengah dalam 5 (lima) tahun ke depan karena pemerintah daerah menganggap pembangunan birokrasi yang kuat merupakan elemen yang penting untuk menjaga agar kelangsungan pembangunan tetap berkelanjutan.

(24)

Pembangunan bidang hukum mencakup proses pembuatan peraturan daerah, proses pengawasan dan juga penegakannya, serta terkait dengan fasilitas hukum bagi masyarakat. Pembangunan di bidang ini juga mencakup suasana dan kepastian hukum sehingga tercapai ketentraman dan ketertiban. Ketaatan terhadap peraturan daerah yang dibarengi dengan pengawasan dan penegakannya lebih ditingkatkan untuk menciptakan keserasian dan keteraturan dalam tata kehidupan masyarakat kedepannya.

b. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Mendukung Kemandirian Energi

Pembangunan infrastruktur meliputi pelayanan dan penyediaan

infrastruktur baik transportasi, ketenagalistrikan, energi, telekomunikasi informatika, sumber daya air maupun kawasan permukiman. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2016 sampai dengan 2021, diharapkan kondisi yang tercermin dari tujuan dan sasaran dalam bidang pembangunan ini dapat tercapai. Kondisi dimaksud adalah ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh mantapnya jaringan infrastruktur transportasi serta berkembangnya jaringan jalan ke pusat-pusat kegiatan; terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat tercapai, terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern.

c. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

Prioritas pemerintah daerah periode 2016-2021 adalah meningkatkan pertumbuhan kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pascabencana pada Semester II Tahun 2019 secara riil tumbuh 7.15 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha dan pertambangan dan penggalian sebesar 16,27 persen, diikuti oleh sektor kasa konstruksi sebesar 14.34 persen, dan sektor informasi dan komunikasi dengan pertumbuhan sebesar 9.81

(25)

persen. Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya, ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 (c-to-c) yang sebesar 7,15 persen tersebut paling besar disumbang oleh lapangan Pertambangan dan Penggalian sebesar 2,41 persen, diikuti lapangan usaha Konstruksi sebesar 1,55 persen, dan lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 1,26 persen. Pertumbuhan tersebut luar biasa mengingat baru satu tahun yang lalu Provinsi mengalami keterpurukan yang dikarenakan bencana gempa bumi dan tsunami. Pemerintah Daerah terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah dengan melakukan peningkatan investasi dan ekspor untuk menggerakkan sektor riil sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Langkah lainnya adalah dengan meningkatkan peranan swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kerjasama dengan Usaha kecil Menengah dan Koperasi serta perbankan.

d. Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Agribisnis dan Maritim Yang Optimal dan Berkelanjutan Sejajar Dengan Provinsi Maju Di Kawasan Timur Indonesia

Memanfaatkan SDA dan Lingkungan Hidup secara produktif, efisien, optimal berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kurun waktu 3 tahun (2016-2019) pencapaian pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara lestari belum optimal dilakukan, hal ini dapat dilihat dari beberapa kasus antara lain lemahnya pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, jumlah produktivitas tanaman pangan dan hortikultura yang masih rendah, perlu peningkatan swasembada daging, produksi perkebunan yang masih rendah (kelapa sawit, cengkeh, lada), kasus lingkungan akibat aktifitas pertambangan, izin usaha pertambangan yang perlu ditertibkan dan kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk mendapatkan dukungan fasilitasi dikarenakan pendanaan setiap tahunnya terbatas. Sehubungan dengan terjadinya bencana di Sulawesi Tengah berupa tsunami, likuifaksi dan gempa yang menyebabkan kerusakan potensi-potensi sumber daya alam (perikanan, pertambangan, pariwisata, pertanian dan perkebunan), diperlukan upaya pemulihan dan rehabilitasi dan penataan relokasi ruang

(26)

yang dibuat dengan pendekatan berbasis bencana. Sebagai contoh, akan dilakukannya penataan alokasi ruang pesisir dan laut yang terdampak bencana tsunami dan gempa melalui revisi Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 Tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sulawesi Tengah Tahun 2017-2037, selain itu akan dilakukan perubahan masterplan Pengembangan Kawasan Pertanian untuk kabupaten/kota terdampak dan revisi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Sulawesi Tengah.

e. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Berdaya Saing dan Berbudaya

Peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing dan berbudaya adalah merupakan salah satu agenda yang menjadi prioritas dimasa pemerintahan mendatang. Peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing dapat dilihat pada peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dan meningkatnya mutu pendidikan. Peningkatan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing tersebut seiring dengan upaya peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi karena penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan daya saing serta akan memacu terciptanya kreatifitas dan inovasi.

Dalam bidang kesehatan, indikator capaian utama adalah peningkatan usia harapan hidup. Pencapaian indikator tersebut dilaksanakan melalui sejumlah pendekatan, seperti: peningkatan kesehatan ibu dan anak (KIA), pencegahan berat bayi lahir rendah (BBLR), pencegahan penyakit tidak menular dan menular, serta penurunan angka stunting. Penurunan angka

stunting merupakan prioritas nasional yang harus didukung oleh daerah

melalui integrasi program-program dalam dokumen perencanaan. Sulawesi Tengah masih memiliki angka stunting yang cukup tinggi sebesar 32,3 persen pada tahun 2018, dan angka ini masih lebih tinggi dibanding rata-rata prevalensi stunting nasional yang sebesar 30,8 persen. Oleh karena itu, upaya-upaya yang dilakukan yaitu membentuk tim aksi penurunan stunting terintegrasi Sulawesi Tengah untuk melakukan supervisi pendampingan, pembinaan dan monitoring aksi penurunan

(27)

2. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Penyusunan Prioritas Pembangunan Daerah dalam Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2019 mengacu pada RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021, Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Tahap III RPJPD Tahun 2005-2025, dan prioritas pembangunan Nasional dalam RPJMN Tahun 2015-2019. Untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkesinambungan, maka penyusunan tujuan dan sasaran pembangunan daerah memperhatikan hasil evaluasi tahun sebelumnya, serta tujuan dan sasaran dalam RPJPD Provinsi Sulawesi Tengah dan RPJMN Tahun 2015-2019, serta kondisi kekinian daerah.

Sumber : RKPD Provinsi Sulawesi Tengah

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Tabel 1.1 Prioritas Pembangunan Tahun 2019

Misi Sulawesi Tengah Prioritas Pembangunan Tahun 2019

Melanjutkan Reformasi Birokrasi, Mendukung Penegakan Supremasi Hukum dan HAM.

• Percepatan Reformasi Birokrasi Menuju Birokrasi Yang Bersih Dan Melayani Serta Terwujudnya Kepastian Hukum Dan Perlindungan HAM.

• Terbangunnya Ketentraman, Ketertiban Dan Perlindungan Masyarakat Serta Harmonisasi Politik Daerah Serta Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Kebangsaan.

Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Mendukung Kemandirian Energi

• Akselerasi pembangunan dan peningkatan infrastruktur serta penataan ruang guna konektivitas dan pemerataan pembangunan antar wilayah kabupaten/kota.

• Mendukung percepatan kemandirian energi baru terbarukan. Meningkatkan Pertumbuhan

Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan.

• Percepatan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan sosial

• Pemantapan Iklim Investasi dan Penanaman Modal yang Kondusif dan Market Friendly.

Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Agribisnis Dan Maritim Yang Optimal dan Berkelanjutan Sejajar Dengan Provinsi Maju di Kawasan Timur Indonesia.

• Melanjutkan Pengelolaan Sumberdaya Agribisnis dan Maritim Serta Pariwisata yang Berdaya Saing.

• Revitalisasi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Secara Berkelanjutan.

Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Berdaya Saing dan Berbudaya

• Optimalisasi Pengelolaan Pendidikan Menengah Dan Khusus Sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)

• Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Prima Bagi Masyarakat Yang Terjangkau Dan Berkualitas

(28)

Tahun 2005-2025 menegaskan bahwa tahapan dan skala prioritas pembangunan Sulawesi Tengah pada RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah Tahap III Tahun 2016 – 2021 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Sulawesi Tengah di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian yang didukung oleh suasana aman dan damai dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibuatlah 10 skala prioritas pembangunan yang merupakan turunan dari visi dan misi pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

C. TANTANGAN DAERAH

1. Tantangan Ekonomi Daerah

Upaya pengembangan Ekonomi masyarakat guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka peningkatan daya saing serta untuk memeratakan pembangunan ekonomi antar daerah Kabupaten/Kota secara berkeadilan menemui beberapa kendala / tantangan, yaitu:

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi yang Semu.

Perkembangan ekonomi Sulawesi Tengah menunjukkan kinerja yang positif yakni pada tahun 2019 tumbuh 7.15% (yoy), lebih tinggi dari tahun sebelumnya 6,28% dan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5.04% namun laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah merupakan laju pertumbuhan yang semu (quasy growth). Pertumbuhan ekonomi yang semu ini didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada konsumsi bahan makanan yang memang menjadi kebutuhan pokok. Akibatnya, simpanan masyarakat pun tergerus untuk menutupi peningkatan konsumsi yang mendesak ini. Selain itu konsumsi yang tercipta disebabkan oleh konsumsi yang bersifat demonstration effect atau saling meniru dalam membeli barang dan fenomena persaingan dalam konsumsi.

b. Penyerapan Anggaran yang Kurang Optimal

Fenomena rendahnya penyerapan anggaran menjadi isu menahun yang belum dapat diatasi dengan baik. Rendahnya penyerapan anggaran di awal tahun, dan kemudian di genjot diakhir tahun hampir selalu terjadi walaupun ada perbaikan namun dirasakan kurang optimal. Sampai dengan awal bulan November 2019 realisasi APBD pemerintah provinsi Sulawesi Tengah tercatat sebesar 67,65%, hal ini berarti sepertiga alokasi anggaran belum terserap dan baru dilakukan penyerapan mendekati batas akhir tahun. Dari sisi Belanja

(29)

APBN, sampai akhir bulan November tahun 2019 realisasi belanja baru mencapai angka 74.05%.

Penyerapan anggaran yang rendah, menyebabkan dana tidak cepat tersalurkan kepada masyarakat dan tidak tersalur ke sistem perekonomian daerah, sehingga penerima manfaat tidak bisa menikmati hasil pembangunan yang dibiayai dari dana tersebut secara tepat waktu. Dampak lain dari perlambatan ini adalah dana tidak cepat tersalurkan dan berpengaruh terhadap rencana pembangunan yang telah disusun dan menjadi target tidak dapat terimplementasikan dengan baik. Realisasi dalam waktu yang relatif singkat dan menumpuk juga berpotensi membuat kualitas penyerapan anggaran semakin rendah dikarenakan penggunaan yang kurang efektif.

c. Birokrasi yang Belum Sepenuhnya Mendukung Layanan Pemerintahan

yang Baik

Dari sisi tata kelola pemerintahan, upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efesien dan akuntabel masih menghadapi beberapa permasalahan dan diperlukan penanganan secara mendasar, terencana dan sistematis. Kondisi kelembagaan pemerintah daerah dari aspek struktur maupung fungsi belum efektif dan efisien, sehingga kualitas pelayanan publik (public services) belum optimal, di samping itu masih rendahnya citra dan kinerja aparatur

pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan prinsip good governance.

d. Ketidakmerataan Investasi antar Daerah (Wilayah Barat-Wilayah Timur)

di Sulawesi Tengah

Pembangunan ekonomi daerah Sulawesi Tengah, sebagai bagian integral dari pelaksanan pembangunan ekonomi nasional memikul tanggung jawab yang besar. Tantangan yang dewasa ini sedang dihadapi adalah bagaimana mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang di dalamnya juga terdapat keberhasilan untuk mengurangi tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya

merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu

negara/wilayah/daerah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan sektoral terutama untuk kegiatan sektor industri selalu terkonsentrasi pada daerah-daerah yang relatif lebih maju, sementara untuk daerah yang kurang berkembang tidak menjadi wilayah kegiatan industri. Perbedaan perlakuan inilah yang menyebabkan

(30)

timbulnya kesenjangan pembangunan antar wilayah. Untuk provinsi Sulawesi Tengah, pembangunan memang terpusat pada bagian barat yaitu sekitar kota Palu dan Kabupaten Poso, sedangkan bagian timur seperti Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan dari berbagai hal seperti infrastruktur jalan dan jembatan, rasio elektrifikasi, sarana dan prasarana kesehatan jauh tertinggal.

2. Tantangan Sosial Kependudukan

a. Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia

Kondisi ini ditandai dengan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Sulawesi Tengah. Pada tahun 2018 nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tengah memang meningkat menjadi sebesar 68.88 naik sebesar 0.77 dari tahun sebelumnya (2017) sebesar 68.11 namun kenaikan tersebut belum membuat provinsi Sulawesi Tengah beranjak dari provinsi dengan peringkat 10 besar IPM terendah di Indonesia. Nilai IPM tersebut masih dibawah nilai secara nasional pada tahun 2018 yaitu sebesar 71.39. Apabila dilihat dari Pertumbuhan Indeks pembangunan Manusia di Sulawesi Tengah mengalami trend positif setiap tahunnya, yang dimaknai bahwa kesehatan, pendidikan dan daya beli masyaralat setiap tahun mengalami peningkatan. Akan tetapi apabila dilihat dari perbandingan nasional, Provinsi Sulawesi Tengah masih dibawah rata-rata nasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

1) Dari sisi pendidikan, masih tingginya angka tidak tamat SD, tingginya angka tidak tamat SD ini seharusnya menjadi karena sangat menentukan pelaksanaan wajib belajar (wajar) 9 tahun dan selama ini cabang dinas pendidikan (Cabdis) di kecamatan belum optimal diberdayakan oleh Dinas Pendidikan setempat. Tinggi angka putus sekolah ini kemungkinan berkaitan erat dengan kenaikan harga walaupun orang tua murid tingkat SD tidak perlu lagi mengeluarkan biaya SPP. Dalam jangka panjang, fenomena ini menyulitkan Sulawesi Tengah bertransformasi dari sektor pertanian ke industri pengolahan dan jasa tanpa melupakan keterkaitan antara berbagai sektor. Salah satu hal positif yang dapat diambil adalah bahwa kenaikan IPM Sulteng dari tahun ke tahun relative lebih tinggi dari kenaikan IPM secara nasional.

(31)

2) Kedua, dari sisi lapangan kerja, Pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota belum maksimal dalam menciptakan lapangan kerja yang pasti bagi pencari kerja yang merupakan lulusan berbagai jenjang pendidikan. Apalagi secara relatif tanpa adanya investasi yang menyerap tenaga kerja. Jika pun ada, para pencari kerja hanya mengharapkan menjadi PNS dan lapangan kerja yang tercipta hanya terjadi secara alamiah. Dominasi penduduk di sektor informal dapat juga merupakan indikator bertransformasinya pelaku wirausaha dari usaha kecil menengah (UKM) menjadi pelaku sektor informal karena gagalnya program pemerintah daerah keberpihakan pada sektor pertanian sebagai sektor ganda baik sebagai sektor utama Sulawesi Tengah maupun pencipta lapangan kerja di perdesaan belum terlihat. Dari data yang dilansir Badan Pusat Statistik

b. Kondisi Keamanan Daerah

Salah satu syarat dalam membangun iklim investasi adalah ketersediaan suprastruktur atau kondisi non fisik yang terbangun di suatu daerah, hal ini dapat dirasakan melalui rasa aman dan nyaman bagi para investor untuk menanamankan modalnya di suatu daerah. Penciptaan rasa aman dan nyaman bagi investor dapat dilihat dari kondisi keamanan daerah, suhu politik dan kepastian hukum yang berlaku.

Khusus keamanan di Provinsi Sulawesi Tengah, saat ini masih tergolong kurang menguntungkan bagi investor. Isu konflik yang sering terjadi khususnya Kabupaten Poso, Sigi dan bahkan Kota Palu menjadi sorotan nasional bahkan internasional. Stigma Sulawesi Tengah sebagai daerah yang belum aman sebagai konsekuensi dari konflik horizontal di Poso pada tahun 2000 masih melekat setiap orang yang berasal dari luar Sulawesi Tengah ketika akan datang ke wilayah ini.

c. Kelangkaan Energi

Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memasuki usia ke-52 tahun. Meski memasuki usia yang terbilang cukup matang, namun kebanyakan daerah tersebut masih saja dilanda oleh krisis listrik. Sejumlah wilayah, termasuk Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng, hingga kini masih mengalami krisis listrik. Selain masih krisis listrik, tambahnya, juga banyak desa dan kecamatan yang sampai sekarang ini belum terjangkau listrik PLN. Ia berharap Pemeritah Provinsi Sulteng bisa bersinergi dengan pemerintah

(32)

kabupaten dan kota untuk segera mengatasi krisis listrik yang sedang melanda sejumlah wilayah di provinsi ini. Begitu pula desa dan kecamatan yang belum terjangkau penerangan listrik dari PLN, lanjutnya, harus mendapat perhatian serius dari pemerintah provinsi dan kabupaten. Setidaknya ada dua kecamatan di Kabupaten Sigi yang belum terjangkau listrik dan prasana jalan memadai yaitu Lindu dan Pipikoro. Padahal kedua kecamatan di Kabupaten Sigi itu hanya sekitar 100 km dari Kota Palu.

d. Kondisi Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan dibidang infrastruktur jalan kewenangan Provinsi di Sulawesi Tengah selama periode 2013-2017 berdasarkan kondisi jalan mengalami perkembangan fluktuatif. Pembangunan dibidang infrastruktur jalan kewenangan Provinsi di Sulawesi Tengah selama periode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2016 berdasarkan kondisi jalan mengalami peningkatan. Pada Tahun 2013 kondisi jalan mantap Provinsi mencapai 47,70 persen dari total panjang jalan provinsi (1.643,74 km) meningkat menjadi 52,04 persen pada Tahun 2014, pada Tahun 2015 kondisi jalan mantap meningkat menjadi 57,70 persen, pada Tahun 2016 meningkat menjadi 58,85 persen, selanjutnya meningkat menjadi 60,89 persen pada Tahun 2017. Di sisi lain, perkembangan jalan nasional dari sepanjang 2.373,40 km yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah kondisi jalan dalam status Kondisi Jalan Mantap pada Tahun 2017 sebesar 95,01 persen.

3. Tantangan Geografi Wilayah

a. Kondisi Geografis

Sulawesi Tengah (disingkat Sulteng) adalah sebuah provinsi di bagian tengah Pulau Sulawesi, Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Palu. Luas wilayahnya 61.841,29 km², dan jumlah penduduknya 3.222.241 jiwa (2015). Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah bagian utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Maluku, bagian selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, bagian tenggara berbatasan dengan Sulawesi Tenggara, dan bagian barat berbatasan dengan Selat Makassar. Sulawesi Tengah memiliki wilayah terluas di antara semua provinsi di Pulau Sulawesi, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Pulau Sulawesi setelah provinsi Sulawesi Selatan. Kondisi wilayah geografis Sulawesi Tengah yang luas dan tidak meratanya penyebaran penduduk terutama pada daerah–daerah

(33)

wilayah perdesaan, daerah perdalaman dan terpencil sekaligus sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan dan belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur antardaerah seperti transportasi, irigasi, perumahan dan pemukinan, telekomunikasi serta kelistrikan. Kondisi ketersediaan sumber energi listrik belum mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan masyarakat dan Sektor Industri, sehingga dapat memperlambat pertumbuhan industri di Sulawesi Tengah.

b. Bencana Alam

Kejadian gempa bumi dengan maginitude 7,7 SR pada 28 September 2018, menyebabkan sebahagian besar wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Pargi Mautong mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. Data yang dirilis pada 20 Desember 2018, dari total 1,2 juta jiwa penduduk sebelum kejadian bencana, korban jiwa mencapai 2.227, 164.626 jiwa harus mengungsi ke pengungsian informal dan ke tenda-tenda di luar rumah mereka, dan 20,257 jiwa sangat membutuhkan tempat

penampungan sementara. Menurut

informasi yang dirilis oleh Pusgen pada tahun 2017, Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai banyak potensi terjadinya bencana gempabumi dan tsunami. Secara tektonik, Sulteng berada pada

beberapa patahan (sesar) yang

merupakan sumber terjadinya

gempabumi. Sesar tersebut antara lain makasar strait, Palukoro, Tomini, Balantak dll. Selain gempa bumi dan tsunami, menurut data yang dilansir oleh Kementerian Lingkugan Hidup dan

Kehutanan pada tahun 2018,

menyatakan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah memiliki 40 desa tersebar pada berbagai kecamatan yang rentan terkena akibat dari perubahan iklim. Dampak perubahan iklim dimaksud mulai dari longsor sampai dengan banjir seperti yang terjadi pada akhir tahun 2019 di Kabupaten Sigi dan menelan dua korban jiwa.

Gambar 1.1 Sesar Aktif Sulawesi

Sumber : Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen)

(34)

Indonesia Morowali Industrial Park (PT. IMIP) Via asiatoday.id

(35)

A. INDIKATOR MAKRO EKONOMI FUNDAMENTAL

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu dan dalam satu kurun waktu tertentu. PDRB dapat dihitung berdasarkan tiga pendekatan yakni pendekatan produksi atau lapangan usaha, pendekatan pengeluaran, serta pendekatan pendapatan. Dalam konteks Indonesia, baik PDB maupun PDRB hanya dihitung melalui pendekatan produksi dan pengeluaran/penggunaan.

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua tahun 2019 tumbuh 2,45 persen (c-to-c) dengan pertumbuhan tertinggi di Sulawesi Tengah yang tumbuh sebesar 7,15 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 16,27 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen PMTB sebesar 20,35 persen. Dalam kurun waktu tahun 2015-2019 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah terus mengalami fluktuasi namun masih lebih cepat tumbuh jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang sebesar 5,02 persen pada tahun 2019.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDB dan PDRB Pertumbuhan PDB dan PDRB Tahun 2014 - 2019

C to C (persen)

Pertumbuhan PDB dan PDRB C to C (persen)

Sumber: BPS Indonesia dan BPS Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2019 (data diolah)

5,11 15,56 9,98 7,10 6,28 7,15 5,01 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02 3 6 9 12 15 18 2014 2015 2016 2017 2018 2019 PDRB Sulawesi Tengah PDB Indonesia

6,246,8 6,8 6,426,076,44 6,287,15

9,59

Sem I Tw III Tw IV

(36)

Ekonomi Sulawesi Tengah triwulan IV tahun 2019 bila dibandingkan triwulan IV tahun 2019 (y-on-y) tumbuh sebesar 9,59 persen lebih laju bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,28 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian 22,07 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen PMTB sebesar 41,01 persen. Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah triwulan IV tahun 2019 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 3,72 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Konstruksi sebesar 15,73 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen PK-P sebesar 22,23 persen.

b. Nominal PDRB

Perekonomian Sulteng tahun 2019 jika diukur berdasarkan PDRB ADHB mencapai Rp166,40 triliun, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp150,03 triliun. Sedangkan jika diukur berdasarkan PDRB ADHK mencapai Rp111,0 triliun meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2018 sebesar Rp103,59 triliun.

1) PDRB Sisi Permintaan

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah selama tahun 2018 (c-to-c) yang mencapai 7,15 persen, terutama disebabkan oleh tingginya peningkatan komponen impor barang dan ja sa yang mencapai 125,41 persen, diikuti peningkatan pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 70,42 persen serta komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 15,94 persen. Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah adalah komponen yang mengalami kontraksi sebesar 3,35 persen.

)

No. Komponen Triwulanan Tahun 2019 Tahun 2019

Tahun 2018 Tw I Tw II Tw III Tw IV

1 Konsumsi Rumah Tangga 18.555 19.511 20.177 21.555 79.798 73.000

2 Konsumsi LNPRT 931 766 792 868 3.356 2.895 3 Pengeluaran Pemerintah 2.303 5.242 5.505 6.744 19.793 17.936 4 PMTB 12.634 16.962 19.100 23.163 71.860 58.396 5 Perubahan Inventori -843 661 -195 -662 -1.038 5.487 6 Ekspor 20.482 18.774 23.155 23.630 86.041 75.523 7 Impor 11.758 10.747 10.589 12.890 45.985 41.833

8 Net Ekspor Daerah -3.643 -9.989 -15.666 -18.124 -47.422 -41.345 PDRB 38.661 41.180 42.279 44.283 166.403 150.032 Sumber: BPS Provinsi Sulteng Tahun 2019 (data diolah)

(37)

a) Konsumsi

Konsumsi Rumah Tangga dalam pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019, mencapai Rp79,798 triliun atau 47,9 persen. Komponen ini mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar 73 triliun.

b) Investasi

Kontribusi komponen Investasi dalam pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 sebesar Rp71,86 triliun atau 43,18 persen, mengalami pertumbuhan sebesar 23,05 persen atau Rp13,46 triliun jika dibandingkan komponen pembentukan PDRB tahun 2018 sebesar Rp58,39 triliun.

c) Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dalam pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Tengah menyumbang Rp19,79 triliun atau 11,89 persen. Jika dibandingkan dengan kontribusi pembentukan PDRB tahun

2018 sebesar Rp17,545 triliun, komponen Pengeluaran

Pemerintah mengalami peningkatan sebesar 10,03 persen.

d) Ekspor dan Impor

Komponen Ekspor merupakan komponen yang mempunyai peran sangat besar dalam pembentukan PDRB Sulawesi Tengah. Komponen ekspor sebesar 86.041 miliar, tumbuh 13,92 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar 75.523 miliar. Kontribusi terbesar ekspor berasal dari besi dan baja sebesar US$ 386,15 juta atau 73,27 persen dari total nilai ekspor. Peningkatan ekspor besi dan baja didorong peningkatan ekspor stainless steel dan pelat baja yang diproduksi di Kawasan Industri Morowali serta dukungan jaringan yang luas oleh induk perusahaan Pohang Iron

Steel and Company (POSCO). Komponen Impor Sulawesi

Tengah sebesar 45.985 miliar pada tahun 2019, tumbuh 9.92 persen dibandingkan tahun 2018. Komoditas utama impor Sulawesi Tengah adalah besi dan baja senilai US$84,52 (24,83 persen), mesin dan pesawat mekanik senilai US$78,11 atau 22,95 persen dari total nilai impor.

(38)

2) PDRB Sisi Penawaran

Dari sisi Penawaran, ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 paling besar disumbang lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 2,41 persen, lapangan usaha Konstruksi sebesar 1,55 persen, lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 1,26 persen, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,62 persen dan lapangan usaha lainnya sebesar 1,30 persen.

Struktur perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah menurut lapangan usaha tahun 2019 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama

yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (23,40 persen);

Pertambangan dan Penggalian (15,40 persen); Konstruksi (14,39 persen); serta Industri Pengolahan (13,02 persen).

Tabel 1.2. PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha ADHB Triwulan I – IV Tahun 2019 (dalam Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun 2019

I II III IV

Pertanian, Kehutanan, dan Pertanian 10.601 11.212 10.618 10.363

Pertambangan dan Penggalian 5.777 5.969 6.615 6.820

Industri Pengolahan 5.059 5.053 5.680 5.858

Pengadaan Listrik dan Gas 13 13 13 13

Pengadaan Air 50 48 51 49

Konstruksi 4.316 5.054 5.276 6.374

Perdagangan Besar, Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

3.476 3.722 3.835 3.798

Transportasi dan Pergudangan 1.569 1.601 1.667 1.720

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 201 204 212 215

Informasi dan Komunikasi 1.393 1.393 1.409 1.467

Jasa Keuangan 815 834 844 878

Real Estate 651 699 713 735

Jasa Perusahaan 94 98 96 104

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.290 2.819 2.711 2.929

Jasa Pendidikan 1.459 1.521 1.581 1.586

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 569 599 610 621

Jasa lainnya 327 342 342 342

PDRB 38.661 41.180 42.279 44.283 Sumber: BPS Prov. Sulteng Tahun 2019 (data diolah)

c. PDRB Perkapita

Selama kurun waktu Tahun 2012-2019 pendapatan per kapita di Sulawesi Tengah terus meningkat, namun masih di bawah pendapatan per kapita nasional. Meningkatnya PDRB per kapita menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk Sulawesi Tengah relatif terus meningkat meski jika dibandingkan secara nasional masih relatif lebih rendah. Perkembangan PDRB perkapita Sulawesi Tengah dan nasional tersaji pada Grafik 1.2.

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling di Pusat Terapi Autisme ‘A-Plus’ Dharma Wanita PUMN Kotamadya Malang dengan instrumen penelitian berupa

Untuk mengetahui asiditas air, maka metode yang digunakan, yaitu metodde titrasi, karena asiditas, maka menggunakan NaOH 0,1 N (basa kuat) sebagai titrannya. Pada proses

Kemudian dalam hal pangkat yang tidak sesuai dengan jenjang jabatannya, maka ketentuan yang berlaku adalah jika jabatan lebih rendah dari pangkat, maka yang bersangkutan belum dapat

Dengan demikian, dari hasil tersebut dapat diketahui bagaimana efektivitas kepemimpinan dalam rangka meningkatkan komitmen organisasi di PT Biro Klasifikasi Indonesia

Perencanaan bangunan Solo Convention and Exhibition Center sebagai pusat konvensi dan ekshibisi yang dilengkapi dngan fasilitas penunjang yang representatif yang ditekankan

I .angkah-laogkah dalam model pembelajaran kooperatif STAD yakni dimulai dari guru menjelaskan materi kepada siswa, guru membentuk kelompok 4-5 orang yang heterogen, guru

➢ Pemberian nama merk dagang adalah PWS dengan ukuran huruf lebih besar dan posisi berada di tengah-tengah atas wuwung tetapi pada ujung kiri dan kanan diberi

Tujuan penelitian menjelaskan evaluasi sistem informasi akuntansi atas prosedur pengeluaran kas pada koperasi keluarga Besar PT Semen Padang. Penelitian ini