• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengadopsian Isa, Ukuran Klien Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien, Dan Jenis Kap Terhadap Professional Fee

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengadopsian Isa, Ukuran Klien Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien, Dan Jenis Kap Terhadap Professional Fee"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan perusahaan-perusahaan Go public dan Non Go

Public di Indonesia dapat dikatakan mengalami kemajuan yang pesat. Setiap

perusahaan tentunya tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan. Laporan

keuangan merupakan gambaran mengenai kondisi suatu perusahaan secara

matematis. Pada perusahaan yang telah Go Public, tentunya diwajibkan untuk

mengungkapkan laporan keuangan mereka ke publik. Sebagaimana yang telah

diatur oleh BAPEPAM-LK melalui peraturan nomor Kep-36/Kep/PM/2003

laporan keuangan yang harus disampaikan adalah laporan keuangan yang telah

diaudit terlebih dahulu. Oleh karena itu, Jasa audit sangat diperlukan dalam

pengungkapan laporan keuangan oleh perusahaan yang telah Go Public.

Jasa Audit tidak hanya dibutuhkan pada perusahaan yang telah Go Public

saja. Selain pada perusahaan yang telah Go Public, Jasa seorang auditor juga

dibutuhkan dalam perusahaan Non Go Public. Sesuai peraturan Bank Indonesia,

No. 8/20/PBI/2006 Pasal 4 (2.1) tentang transparansi kondisi keuangan BPR, yang

menyatakan bahwa bagi BPR yang memiliki total asset sepuluh miliar rupiah atau

lebih dari itu maka, laporan keuangan yang disampaikan dalam laporan tahunan

wajiblah yang telah diaudit oleh akuntan publik terlebih dahulu. Selain itu, pada

UU Perseroan Terbatas No, 40 tahun 2007 pasal 68 ayat 1.e juga mewajibkan

(2)

perseroan tersebut memiliki jumlah asset atau total peredaran usaha dengan nilai

lima puluh miliar rupiah atau lebih.

Kewajiban perusahaan untuk mengungkapakan laporan keuangan yang

telah di audit terlebih dahulu ke publik, tentunya membuat peran akuntan publik

dalam memberikan jasa audit dalam pegungkapan laporan keuangan sangatlah

besar. Pertanggungjawaban seorang auditor tidaklah hanya terhadap perusahaan

yang menggunakan jasanya, namun juga terhadap masyarakat luas. Oleh karena

itu, seorang akuntan publik dituntut untuk objektif dan profesional dalam

memberikan jasanya.

Penggunaan jasa akuntan Publik oleh perusahaan tentunya menimbulkan

adanya biaya, yang mana biaya ini digunakan untuk membayar jasa audit yang

telah dilakukan oleh akuntan publik. Biaya ini dikenal dengan sebutan Audit

Fee(Biaya Audit). Di Indonesia, Besarnya biaya audit yang dibayarkan

perusahaan pada akuntan publik yang melakukan jasa audit masih bersifat

Voluntary Disclosure. Karena sifat Audit Fee yang masih Voluntary Disclosure

tersebut , tidak semua perusahaan mencantumkan besar Biaya yang mereka

bayarkan. Walaupun demikian, besarnya Audit Fee dapat dilihat dari besarnya

Professional Fee yang terdapat di laporan kauangan.

Professional Fee dapat dinyatakan sebagai imbal jasa yang diberikan

kepada tenaga ahli atau suatu profesi untuk jasa yang telah dilakukannya. Di

dalam laporan keuangan besar Professional Fee terdiri dari berbagai pembayaran

(3)

Misalnya saja Jasa Akuntan Publik, Pengacara, Notaris dan berbagai jasa

profesional lainnya yang digunakan oleh perushaan. Jadi, dapat dikataan

pembayaran jasa audit yang dilakukan oleh akuntan publik merupakan salah satu

aspek yang termasuk di dalam Professional Fee yang terdapat di dalam laporan

keuangan.

Besarnya Audit fee tentunya menjadi objek yang menarik untuk

diperhatikan. Dengan semakin banyaknya pihak yang bersinggungan langsung

dengan akuntan publik dan pengauditan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya audit fee juga semakin menarik untuk diperhatikan. Dengan mengatahui

apa saja yang mempengaruhi penentuan besarnya audit fee, maka akan lebih

mudah bagi pihak akuntan publik maupun pihak perusahaan yang menggunakan

jasa akuntan publik dalam pengauditan untuk menentukan besar audit fee yang

sesuai dan wajar bagi imbal jasa profesional yang dilakukan oleh akuntan publik.

Dikarenakan kebutuhan akan jasa audit oleh akuntan publik semakin besar

dan juga seiring dengan itu tanggung jawab yang di limpahkan pada akuntan

publik juga semakin besar, maka tentunya juga akan mempengaruhi besarnya

audit fee. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah menerbitkan Surat

Keputusan No.KEP.024/IAPI/VII/2008. Surat Keputusan ini diterbitkan pada

tanggal 2 Juli 2008 yang mana Surat Keputusan ini berisi tentang Kebijakan

Penentuan besar Audit fee (Biaya audit). Pada Surat Keputusan tersebut dalam

bagian lampiran 1 Disebutkan bahwa panduan tersebut dikeluarkan sebagai

(4)

menjalankan praktik sebagai akuntan publik dalam menentukan besar imbalan

yang sesuai dan wajar atas jasa profesional yang diberikan oleh akuntan publik.

Penelitian ini mengacu kepada jurnal Determinants of audit fee: Evidence

from emerging Economy oleh Youseff dan Kamal. Penelitian ini meneliti

faktor-faktor yang mempengaruhi besar biaya audit (audit fee) pada perusahaan yang

tercatat Abu Dhabi Stock Exchange (ADX) . Dimana data yang digunakan adalah

laporan keuangan tahun 2011 dari perusahaan-perusahaan yang tercatat di Abu

Dhabi Stock Exchange. Pada jurnal Determinants of audit fee : Evidence from

emerging economy tersebut terdapat 8 faktor yang dijadikan variabel independen.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah Ukuran Klien, profitabilitas klien,

corporate risk, kompleksitas, jenis industri, status KAP, Audit report lag, dan

audit committee independence. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah

Ukuran perusahaan, Profitabilitas klien, Risiko perusahaan, Kompleksitas klien,

jenis KAP, dan audit report lag berpengaruh positif terhadap besar audit fee.

Sementara itu, Tipe Industri dan Audit Committee Indpendent tidak berpengaruh

positif terhadap besarnya Audit Fee.

Selain dari pada jurnal Determinants of audit fee : Evidence from

emerging economy, penelitian ini juga didasari oleh jurnal berjudul The pricing of

audit fee services : Evidence From Romania oleh Bolyai dan Losivan (2008).

yang menjadi objek penelitian pada jurnal tersebut adalah perusahaan yang

terdapat di Romania. Pada Jurnal The pricing of audit fee services : Evidence

From Romania tersebut, terdapat tiga faktor yang dijadikan sebagai variabel pada

(5)

dan jenis KAP (Kantor akuntan Publik). Hasil dari penelitian ini menyatakan

bahwa ukuran klien, kompleksitas audit dan jenis KAP berpengaruh positif

terhadap besarnya audit Fee.

Dalam jurnal yang berjudul Determinants of Audit Fees : Evidence From

Lebannon oleh El-Gammal, Ukuran Klien, kompleksitas audit, Risiko audit,

Profitabilitas, Ukuran KAP, Reputasi Auditor, dan Kompetisi auditor dijadikan

sebagai faktor dalam penentuan bsarnya Audit Fee. Sementara itu, dalam Jurnal

yang berjudul Determinants of Audit Fees in Bahrain oleh Amba dan Al- Hajeri

(2013), yang dijadikan sebagai faktor penentu audit Fee adalah Jumlah transaksi,

Jumlah anak perusahaan, Jumlah Account Receivable, dan Inventory to the asset,

sistem teknologi Informasi, dan Regulasi.

Di Indonesia, seperti yang telah disebutkan sebelumnya besar Audit Fee

masih bersifat Voluntary Disclosure. Dalam laporan keuangan Audit Fee

tercermin dalam akun Professional Fee yang terdapat di dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan . Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk meneliti faktor

apa sajakah yang mempengaruhi besarnya Audit Fee. Namun, Karena

keterbatasan Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan mengenai berapa

besar pastinya audit Fee, maka peneliti menggunakan Professional Fee sebagai

acuan untuk Penggambaran Audit Fee.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa faktor untuk diuji

kembali dari penelitian terdahulu dan juga peneliti menambahkan faktor yang

(6)

Fee. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah : Pengadopsian ISA, Ukuran Klien

Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien, dan Jenis KAP.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah memutuskan untuk

mengadopsi secara penuh International Standards on Auditing (ISA) untuk

menggantikan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang dimulai pada

tanggal 1 Januari 2013. International Standards on Auditing (ISA) memiliki

perbedaan dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Perbedaan utama

antara ISA dan SPAP adalah tekanan pada berpikir kritis (Tuanakotta.2013).

Secara umum ada 5 hal yang berbeda secara fundamental antara ISA dan SPAP

menurut Tuanakotta yaitu : Penekanan pada Audit Berbasis Risiko, Perubahan

dari Rules based ke Principle Based, Berpaling dari model matematis,

menekankan pada kearifan profesional (Proffesional judgement) dan terakhir

adalah melibatkan peran Those Charged With Governance (TCWG).

Pengadopsian ISA merupakan salah satu variabel tambahan dibandingkan

penelitian terdahulu. Pengadopsian ISA dipilih sebagai salah satu variabel

independen karena Pengadopsian ISA telah dilakukan oleh Indonesia dimulai dari

1 Januari tahun 2013. Dikarenakan adanya perubahan standar pengauditan di

Indonesia, maka peneliti ingin melihat apakah dengan adanya pengadopsian ISA

ini, terdapat pengaruh atau perubahan dalam penentuan besarnya audit fee yang

mana akan tercermin tercermin di dalam Professional Fee.

Ukuran Klien Audit, besar kecilnya perusahaan yang ditangani oleh

(7)

perusahaan tersebut. Semakin banyak anak perusahaan yang dimiliki oleh

perusahaan yang diaudit maka, semakin rumit bagi auditor. Hal ini disebabkan

karena harus dibuatnya laporan konsolidasi. Kompleksitas audit, tentunya apabila

klien yang ditangani oleh auditor memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi,

maka auditor pastinya dituntut untuk memberikan perhatian dan usaha yang lebih

dibandingkan dengan klien yang tidak memiliki kompleksitas yang lebih rendah.

Perusahaan yang besar tentunya akan memiliki risiko litigasi yang besar

pula. Biasanya perusahaan yang besar dan memiliki risiko litigasi yang besar pula

lebih memilih KAP yang termasuk dalam jaringan Big Four. Bentuk Risiko

litigasi yang dihadapi oleh auditor adalah kesalahan dalam penyajian laporan

keuangan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Joshi & Al-Bastaki (2000) dan juga

penelitian oleh Sandra & Patrick (1996), ditemukan bahwa profitabilitas

perusahaan berpengaruh positif terhadap besarnya biaya audit (audit fee).

Perusahaan yang memiliki profit yang tinggi akan menyajikan lebih banyak

informasi untuk diperiksa kembali oleh auditor. Biasanya untuk menilai

profitabilitas klien dapat dilihat dari net profit, net profit to sales, return on asset

(ROA), dan Return on equity (ROE).

Menurut Diacon (2002), jenis kantor akuntan publik juga berpengaruh

terhadap besarnya auditfee. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam

jajaran Big Fourakan lebih dipercaya oleh klien dan dituntut memiliki tingkat

(8)

jajaran Big Fourtelah memiliki citra sebagai auditor yang dipercaya dapat

menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi dibandingkan dengan kantor

akuntan publik yang tidak termasuk dalam jajaran Big Four. Oleh karena tuntutan

yang tinggi dan ekspektasi klien yang tinggi pula, maka kantor akuntan publik

(KAP) yang masuk dalam jajaran big Four akan memiliki tingkat bayaran yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang tidak masuk dalam

jajaran Big Four.

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka diambillah judul

sebagai berikut : PENGARUH PENGADOPSIAN ISA, UKURAN KLIEN

AUDIT, KOMPLEKSITAS AUDIT, RISIKO LITIGASI, PROFITABILITAS

KLIEN, DAN JENIS KAP TERHADAP PROFESSIONAL FEE.

1.2 Rumusan Masalah

Perkembangan perusahaan Go public di Indonesia dapat dikatakan

berkembang semakin pesat. Oleh karena itu, kebutuhan akan Jasa audit oleh

perusahaan-perusahaan tentunya semakin bertambah seiring dengan

perkembangan perusahaan Go Public di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk

melihat faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penentuan besarnya audit

fee, yang mana dikarenakan adanya keterbatasan dalam perolehan data Audit

Feemaka peneliti menggunakan data professional fee pada perusahaan manufaktur

(9)

Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang yang telah

diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengadopsian ISA (International Standards on Auditing),

Ukuran Klien Audit, Kompleksitaas audit, Risiko Litigasi,

Profitabilitas klien, dan Jenis KAP masing-masing memiliki

pengaruh secara parsial terhadap besarnya Professional Fee?

2. Apakah pengadopsian ISA (International Standards on Auditing),

Ukuran Klien Audit, Kompleksitaas audit, Risiko Litigasi,

Profitabilitas klien, dan Jenis KAP memiliki pengaruh secara

simultan terhadap besarnya Professional Fee?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisa secara

empiris :

1. Untuk mengetahui apakah pengadopsian ISA (International

Standards on Auditing), Ukuran Klien Audit, Kompleksitaas audit,

Risiko Litigasi, Profitabilitas klien, dan Jenis KAP masing-masing

memiliki pengaruh secara parsial terhadap besarnya Professional

(10)

2. Untuk mengetahui apakah pengadopsian ISA (International

Standards on Auditing), Ukuran Klien Audit, Kompleksitaas audit,

Risiko Litigasi, Profitabilitas klien, dan Jenis KAP secara simultan

memiliki pengaruh terhadap besarnya Professional Fee

1.3.2 Manfaat Penelitaian

Adapun Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagi perusahaan

Hasil Penelitian ini diharapkan mampu untuk meberikan kontribusi

terhadap manajemen perusahaan dalam memahami faktor-faktor

apa saja yang menjadi penentu besarnya fee audit yang mana

tercermin dalam Professional Fee. Sehingga, manajemen

perusahaan dapat memperhitungkan berapa besar fee audit yang

akan dibayarkan kepada auditor yang tidak merugikan pihak

perusahaan maupun auditor sendiri.

2. Bagi Auditor

Hasil penelitian ini diharapakan dapat membantu auditor sebagai

acuan penerimaan pembayaran audit yang dilakukan oleh auditor

dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan audit

(11)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan sebagai

bahan pembanding antara penelitian-penelitian terdahulu yang juga

membahas mengenai biaya audit (audit fee) dan juga Professional

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor : 54 Tahun 2010 dan perubahannya Nomor : 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah,

Dan hasil variasi volume asam formiat sebagai kontrol pada 5 mL memiliki nilai PRI 54,16%, kadar abu 0,6%, KKK 34,71% dengan waktu koagulasi 57 detik serta sifat fisika

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) aspek diksi yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata; (2) nilai pendidikan karakter

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan karya Ippho Santosa ini, dengan analisis; (1) Apa

Indonesia has the same problem because there are many indigenous religions, whereas officially Indonesia has assigned only six recognized religion: Islam, Christian,

Ten factors are used in this study namely lithology, geology lineament, soil, road network, river/drainage, land use land cover, slope, slope aspect, curvature, and

Rumah Banjar Adalah Salah satu Rumah Tradisional Suku Banjar, Rumah Banjar Atau yang disebut juga (Rumah Bubungan Tinggi) di Kalimantan Selatan, bisa dibilang

[r]