• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Seperti akar tanaman jagung tanaman sorgum memiliki jenis akar serabut. Pada ruas batang terendah diatas permukaan tanah biasanya tumbuh akar. Akar tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000).

Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian tengah batang terdapat seludang pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras (sel-sel parenchym) (www.deptan.go.id, 2011).

Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada pada lapisan epidermisnya. Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu bertahan pada daerah dengan kelembaban sangat rendah. Lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu hidup dalam cekaman kekeringan (Kusuma, dkk., 2008).

Bunga sorgum tersusun dalam bentuk malai dengan banyak bunga pada setiap malai sekitar 1500-4000 bunga. Bunga sorgum akan mekar teratur dari 7 cabang malai paling atas ke bawah. Malai sorgum memiliki tangkai yang tegak atau melengkung, berukuran panjang atau pendek dan berbentuk kompak sampai terbuka (Dicko et al. 2006).

Biji tertutup oleh sekam yang berwarna kekuningkuningan atau kecoklat-coklatan. Warna biji bervariasi yaitu coklat muda, putih atau putih suram tergantung varietas (www.deptan.go.id, 2011).

(2)

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan kurang subur, air yang terbatas dan masukkan (input) yang rendah, bahkan dilahan yang berpasirpun sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat pertumbuhannya dan memiliki umur yang panjang (www.deptan.go.id, 2011).

Suhu optimum untuk pertumbuhan sorgum berkisar antara 23° C - 30° C dengan kelembaban relatif 20 - 40 %. Pada daerah-daerah dengan ketinggian 800 m dan permukaan laut dimana suhunya kurang dari 20° C, pertumbuhan tanaman akan terhambat. Selama pertumbuhan tanaman, curah hujan yang

diperlukan adalah berkisar antara 375 - 425 mm

(http://pustaka.litbang.deptan.go.id, 2011).

Curah hujan yang dibutuhkan tanaman ini adalah 600 mm/tahun. Tanaman sorgum akan tumbuh baik pada ketinggian 1-500 m diatas permukaan laut di Indonesia. Tanaman ini akan memperlama umur panen ketika ditanam diatas 500 m diatas permukaan laut. Tanaman ini mampu hidup diatas suhu 47°F (Kusuma, dkk., 2008).

Tanaman sorgum dapat berproduksi walaupun dibudidayakan dilahan kurang subur, air yang terbatas dan masukan (input) yang rendah, bahkan di lahan berpasirpun sorgum dapat dibudidayakan. Namun apabila ditanam pada daerah yang berketinggian diatas 500 m dpl tanaman sorgum akan terhambat

pertumbuhannya dan memiliki umur yang panjang (http://www.distan.pemda-diy.go.id, 2011).

(3)

Tanah

Sebaiknya sorgum jangan ditanam di tanah podzolik merah kuning yang masam, namun untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal perlu dipilih tanah ringan atau mengandung pasir dan bahan organik yang cukup. Tanaman sorgum dapat beradaptasi pada tanah yang sering tergenang air pada saat banyak turun hujan apabila sistem perakarannya sudah kuat (www.deptan.go.id, 2011).

Sorgum dapat bertoleransi pada kisaran kondisi tanah yang luas. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada tanah-tanah berat yang wring kali tergenang. Sorgum juga dapat tumbuh pada tanah-tanah berpasir. la dapat tumbuh pada pH tanah berkisar 5,0 - 5,5 dan lebih bertoleransi terhadap salin (garam) tanah dari pada jagung. Tanaman sorgum dapat berproduksi pada tanah yang terlalu kritis bagi tanaman lainnya (http://pustaka.litbang.deptan.go.id, 2011).

Kondisi tekstur tanah yang dikehendaki tanaman sorgum adalah berteksur tanah sedang. Tanaman sorgum mampu hidup hampir di seluruh kondisi lahan karena tanaman sorgum dapat hidup pada tanah dengan kemasaman tanah berkisar 5,50 sampai 7,50 (Kusuma, dkk., 2008).

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah atau managing soils merupakan pembinaan dalam hal pengolahan tanah, pembinaan-pembinaan ini dimaksudkan agar para petani atau mereka yang menggunakan tanah dapat melakukan pengolahan-pengolahan tanahnya dengan baik agar kesuburan tanah, produktivitas tanah, pengawetan tanahdan air dapat terjamin, sehingga memungkinkan terlaksananya usaha-usaha

(4)

di bidang pertanian dalam jangka waktu yang panjang dari generasi ke generasi denganhasil–hasilnya yang dapat memenuhi harapan (Kartasapoetra, 1991).

Agar tanah penanaman berada dalam kondisi yang ideal untuk pertumbuhan tanaman maka perlu dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah untuk bertanam sorgum sebaiknya dilakukan jauh hari sebelum penanaman, yaitu minimun satu minggu sebelum tanam. Hal ini dimaksudkan agar tanah telah mengalami proses oksidasi secara sempurna sehingga racun yang terdapat di dalam tanah sudah menguap (Duljapar, 2000).

Sorgum dan jagung memiliki sistem pengolahan tanah yang sama, yaitu dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma karena fase pertumbuhan sorgum agak lambat kira-kira 3-4 minggu sehingga pada awal pertumbuhan tersebut kurang mampu kurang mampu bersaing terhadap gula kalau perlu buatlah saluran-saluran drainase (Laimeheriwa, 1990).

Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul, atau traktor atau ternak secara disingkal. Kemudian lahan dibiarkan atau dikelantang. Apabila sudah turun hujan terus menerus atau kontiniu yang memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam. Apabila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang, setelah pengolahan tanah pertama lakukan pembuatan teras gulu dan atau perbaikan teras yang rusak. Pada gulu dan atau bibir teras usahakan menanam tanaman penguat teras berupa rumput unggul dan dapat dikombinasikan dengan tanaman legume pohon, sehingga secara periodik dapat dipangkas untuk pakan ternak. Pada lahan yang terbuka dan relatif datar perlu dibuat bedengan

(5)

memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 meter. Antara bedengan di buat saluran sedalam 20 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase, pembuatan drainase sangat diperlukan, karena bila terjadi hujan terus menerus pada beberapa akan terjadi genangan yang menyebabkan kelembaban tanah yang tinggi yang dapat merangsang munculnya jamur upas yang dapat menyerang tanaman

Biji-biji gulma dalam tanah per hektar dapat mencapai berjuta-juta jumlahnya dan terdiri dari sekitar50 spesies yang berbeda seperti yang ditemukan oleh Ogg dan Dawson (1984) dalam surveinya. Hal ini dipengaruhi oleh pengolahan tanah sebelumnya maupun vegetasi diatasnya. Mengetahui lebih awal tentang jenis maupun jumlah biji gulma pada lahan akan dapat menentukan rencana pengelolaan gulma selanjutnya pada tanaman budidaya yang tumbuh dilahan tersebut (Moenandir, 1993).

Di Indonesia saat ini dikenal istilah pengolahan tanah konvensional dan pengolahan tanah konservasi. Dalam pengolahan tanah konvensional (biasa) tanah diolah dengan cara membalik tanah secara sempurna, dihaluskan dan diratakan. Bahkan, dilakukan dengan terlebih dahulu pengumpulan sisa-sisa tanaman dan gulma lalu dibakar. Olah tanah konservasi dapat dicapai dengan pengolahan tanah minimum dan tanpa pengolahan tanah. Pengolahan tanah minimum dilakukan sesuai dengan yang diperlukan tanaman biasanya hanya pada barisan tanaman yang akan ditanami atau dengan hanya melonggarkan lapisan tanah bagian atas (Santoso, 2004).

Dalam budidaya tanpa olah tanah untuk mengendalikan gulma dilakukan dengan cara manual maupun herbisida. Sebelum aplikasi herbisida dilakukan,

(6)

gulma (terutama alang-alang) direbahkan atau dibakar terlebih dahulu, setelah tumbuh sekitar 60 cm (tidak sedang berbunga) baru diadakan penyemprotan. Takaran herbisida jenis Roundup antara 5-6 l/ha dengan pelarut air antara 200-800 l/ha (Perdana, 2006).

Varietas Tanaman Sorgum

Varietas unggul yang dianjurkan untuk ditanam harus memperhatikan kegunaan dan lingkungan tumbuhnya. Untuk keperluan konsumsi manusia (pangan) varietas yang dianjurkan antara lain UPCA S1, Keris, Badik dan Hegari Genjah. Karena varietas ini mempunyai keunggulan seperti berumur genjah, tinggi batang sedang, berbiji putih dengan rasa olah sebagai nasi cukup enak. Varietas Kawali dan Numbu yang dilepas tahun 2001 juga mempunyai rasa olah sebagai nasi cukup enak, namun umurnya relatif lebih panjang. Sedangkan untuk pakan ternak dipilih varietas sorgum yang tahan hama penyakit, tahan rebah, tahan disimpan dan dapat diratun. Pada lingkungan yang ketersediaan airnya terbatas dan masa tanam yang singkat dipilih varietas-varietas umur genjah seperti

Keris, Badik, Lokal Muneng dan Hegari Genjah. Ditinjau dari segi hasil, varietas umur genjah memang hasilnya jauh lebih rendah daripada varietas umur sedang atau dalam, tetapi keistimewaannya dapat segera

dipanen, menyelamatkan dari resiko kegagalan hasil akibat kekeringan

Kebanyakan dari varietas sorgum saat ini merupakan hasil dari persilangan galur murni dari varietas local atau hasil seleksi dari persilangan beberapa varietas sorgum (Thakur, 1980).

(7)

Di Indonesia budidaya sorgum masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah varietas sorgum yang dibudidayakan di Indonesia. Sedikitnya varietas yang ada di negeri ini dan masih rendahnya perkembangan tanaman sorgum dapat disebabkan oleh rendahnya keragaman genetik dan produktivitas dari tanaman tersebut. Budidaya sorgum manis di Indonesia juga masih belum berkembang, hal

ini terlihat dari sedikitnya varietas yang dapat dibudidayakan oleh petani (Surya, 2007).

Dalam deskripsi varietas tanaman, seringkali suatu varietas dikelompokkan berdasatkan umur panen, yaitu genjah, sedang, dan dalam. Suatu varietas dikatakan genjah bila tanaman dan varietas tersebut memiliki umur panen kurang dari 85 hari, varietas berumur sedang dipanen pada umur 85-95 hari, dan varietas yang berumur lebih dari 95 hari (Subandi, 1988).

Umur panen tanaman merupakan salah satu pertimbangan bagi petani dalam memilih varietas. Petani umumnya memilih varietas yang berumur pendek atau genjah. Umur panen ini dapat dijadikan pertimbangan dalam budidaya pertanaman atau pergiliran tanaman sepanjang tahun (Laimeheriwa, 1990).

Tingkat hasil suatu tanaman ditentukan oleh interaksi faktor genetis varietas unggul dengan lingkungan tumbuhnya seperti kesuburan tanah, ketersediaan air, dan pengelolaan tanaman. Tingkat hasil varietas unggul yang tercantum dalam deskripsi umumnya berupa angka rata-rata dari hasil yang terendah dan tertinggi pada beberapa lokasi dan musim. Potensi hasil varietas unggul dapat saja lebih tinggi atau lebih rendah pada lokasi tertentu dengan penggunaan masukan dan pengelolaan tertentu pula. Biasanya untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penggunaan varietas unggul diperlukan pengelolaan

(8)

yang lebih intensif dan perhatian serius serta kondisi lahan yang optimal. Agar memperoleh hasil yang optimal di atas rata-rata dalam deskripsi maka perolehan varietas unggul harus sesuai 6 tepat (tepat varietas, jumlah, mutu, waktu, lokasi, dan tepat harga) (Gani, 2000).

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 2 terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan tembaga(II) yang digunakan, semakin banyak massa tembaga(II) yang dapat terekstraksi dalam tiap gram ditizon,

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar hubungan eksplosive power otot tungkai dengan lompat jauh, hubungan kecepatan lari 40 yard dengan hasil

Pemberdayaan perempuan merupakan suatu usaha yang membutuhkan interaksi yang sederajat dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan potensi masing-masing dari faktor-faktor

Dikarenakan metode full costing menghitung seluruh biaya yang berkaitan dengan proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Permasalahan Yang Dihadapi adalah banyaknya timbunan sampah yang terkumpul belum optimal penanganannya tertangani (diangkut/ditanam) sehingga pada saat sampah

Jika peraturan dacrah telah diubah lebih dari satu kali, Pasal 1 memuat, selain mengikuti ketentuan pada nomor 154 huruf a, juga tahun dan nomor dari peraturan daerah perubahan

mempersiapkan anak untuk belajar, Guru tidak menciptakan suasana yang hangat dalam belajar, c) Gurutidak memotivasi anak untuk rajin belajar d) Guru tidak menuliskan