• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

Oleh : Purwanti ABSTRAK

Pembelajaran IPA di kelas V SDN 3 Sukadadi, terdapat permasalahan selama ini dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode teacher centered (pembelajaran masih berpusat pada guru ) yang kurang melibatkan siswa sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk belajar. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 3 Sukadadi melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bersifat daur siklus berulang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 22 orang. Prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah – langkah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.

(2)
(3)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADITAHUN

PELAJARAN 2012/ 2013

OLEH :

PURWANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN

PELAJARAN 2012/ 2013

OLEH :

PURWANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI

TAHUN PALAJARAN 2012/2013

Oleh : Purwanti ABSTRAK

Pembelajaran IPA di kelas V SDN 3 Sukadadi, terdapat permasalahan selama ini dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode teacher centered (pembelajaran masih berpusat pada guru ) yang kurang melibatkan siswa sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk belajar. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 3 Sukadadi melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bersifat daur siklus berulang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 22 orang. Prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah – langkah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.

Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas siswa pada Siklus I 68,18%, pada Siklus II meningkat menjadi 86,36%. Rata-rata prestasi belajar Siklus I sebesar 63,63 dan pada Siklus II naik menjadi 67,72. Ketuntasan belajar Siklus I sebesar 77,27% dan pada Siklus II sebesar 86,36%. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dari pasangan suami istri Bapak Karsidi dan

Ibu Harni di Desa Talang Jawa, Kecamatan Katibung,

Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 02 Oktober 1988.

Pendidikan yang ditempuh penulis:

1. SDN 1 Talang Jawa, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

2. SMP N 1 Katibung, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

3. SMA N 1 Katibung, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

4. D2 PGSD Universitas Lampung

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi SI dalam

(7)

MOTTO

Mimpi memang dapat dilakukan sambil tidur, tetapi

diperlukan kerja keras dan pengorbanan untuk dapat

menggapai sebuah impian.

(8)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Purwanti

NPM : 1113109032

Program Studi : S – I PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Judul : PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

(NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan

atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai

persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau pada institusi lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Gedong Tataan, Desember 2012 Yang membuat pernyataan

(9)

NPM 1113109032

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan PTK ini kepada:

1. Suamiku tercinta yang senantiasa dengan tulus dan ikhlas memberikan doa,

bimbingan serta pengorbanan yang tiada henti untuk keberhasilanku

2. Anakku tercinta, yang senantiasa memberikan motivasi untuk dapat

menyelesaikan penelitian ini

3. Keluarga besarku yang senantiasa memberikan doa dan motivasi

4. Seluruh keluarga besar SDN 3 Sukadadi

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun

laporan penelitian tindakan kelas ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti banyak menerima

bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak – pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas dan menyusunnya

menjadi sebuah laporan.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa laporan Penelitian Tindakan Kelas ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga laporan ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Gedong Tataan, Januari 2012 Penulis

(11)
(12)

G...Kerangk a Berfikir ... 19 H...Hipotesi

s Tindakan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A...Subyek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A...Jadwal Penelitian... 35 B...Penyiap

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 44 B. Saran……… 44

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

(14)

2...Hasil observasi aktivitas siswa ... 36 3...Persenta

(15)

DAFTAR GAMBAR

1...Gambar kerangka pikir ... 19 2...Alur

siklus PTK... 22 3...Grafik

persentase rata – rata aktivitas siswa ... 37 4...Grafik

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1...Kisi- kisi soal ... 49

2...Silabus ... 50

3...RPP Siklus I ... 52

4...RPP Siklus II... 56

5...Soal Siklus I ... 60

6...Soal Siklus II... 61

7...Kunci jawaban soal ... 62

8...LKK siklus I... 63

9...LKK siklus II... 64

(17)

11...Lembar hasil belajar siklus I ... 66

12...Lembar hasil belajar siklus II ... 67

13...Lembar hasil observasi aktivitas siswa... 68

14...Lembar hasil observasi aktivitas siswa siklus I... 69

15...Lembar hasil observasi aktivitas siswa siklus II... 70

16...Lembar hasil obsevasi kinerja guru... 71

17...Lembar hasil obsevasi kinerja guru siklus I ... 72

18...Lembar hasil obsevasi kinerja guru siklus II... 73

19...Surat keterangan telah melaksanakan penelitian... 74

(18)

DAFTAR GAMBAR

1...Gambar kerangka pikir ...19

2...Alur siklus PTK ...22

3...Grafik persentase rata – rata aktivitas siswa ... 37

4...Grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa... 38

(19)

DAFTAR ISI

B... Identifikasi Masalah ...3

C...Rumusan Masalah ...3

D...Tujuan Penelitian ...4

E...Manfaat Penelitian ...4 Kooperatif Tipe NHT... 17

G...Kerangka Berfikir ...19

(20)

BAB III METODE PENELITIAN

A...Subyek Penelitian ...21

B...Tempat Penelitian ...21

C...Teknik Pengumpulan Data ... 21

D...Pelaksanaan Tindakan ...22

E...Prosedur Penelitian ...25

F...Teknik Analisis Data ...30

G...Indikator Keberhasilan ...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A...Jadwal Penelitian ...35

B...Penyiapan Perangkat Pembelajaran... 35

C...Hasil Penelitian ...36

D...Pembahasan ...38

a. Siklus I……… 38 b Siklus II……… 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(21)
(22)

DAFTAR TABEL

1...Jadwal penelitian ...35

2...Hasil observasi aktivitas siswa ... 36

(23)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan PTK ini kepada:

1. Suamiku tercinta yang senantiasa dengan tulus dan ikhlas memberikan doa, bimbingan serta

pengorbanan yang tiada henti untuk keberhasilanku

2. Anakku tercinta, yang senantiasa memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan

penelitian ini

3. Keluarga besarku yang senantiasa memberikan doa dan motivasi

4. Seluruh keluarga besar SDN 3 Sukadadi

(24)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas ini

dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti banyak menerima bantuan dan

bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

Penelitian Tindakan Kelas dan menyusunnya menjadi sebuah laporan.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa laporan Penelitian Tindakan Kelas ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua. Amin

Gedong Tataan, Januari 2012 Penulis

(25)

MOTTO

Mimpi memang dapat dilakukan sambil tidur, tetapi diperlukan kerja

keras dan pengorbanan untuk dapat menggapai sebuah impian.

(26)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Purwanti

NPM : 1113109032

Program Studi : S – I PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Judul : PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

(NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI

3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan

sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain

atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas

atau pada institusi lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Gedong Tataan, Desember 2012 Yang membuat pernyataan

(27)
(28)

RIWAYATHIDUP

Penulis dilahirkan dari pasangan suami istri Bapak Karsidi dan Ibu Harni di

Desa Talang Jawa, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan pada

tanggal 02 Oktober 1988.

Pendidikan yang ditempuh penulis:

1. SDN 1 Talang Jawa, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

2. SMP N 1 Katibung, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

3. SMA N 1 Katibung, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

4. D2 PGSD Universitas Lampung

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi SI dalam Jabatan pada

(29)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah tujuan sadar yang berarti untuk mengembangkan kualitas

manusia, sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam

setiap jenis dan jenjang pendidikan semuanya berkaitan dalam suatu system

pendidikan yang integral (Djamarah, 2006:36).

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir

semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu

dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis {Depdiknas, 2003: 1}

sehingga guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran serta media

yang cocok dengan materi atau bahan ajaran.

Dalam proses pembelajaran IPA di SDN 3 Sukadadi dikelas V metode

pembelajaran yang berpusat pada guru tidak efektif sehingga menimbulkan

kejenuhan dan kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

ditujukan dengan sikap yang kurang antusias ketika pelajaran berlangsung

(30)

2

mereka di meja, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap

pertanyaan yang dilontarkan oleh guru misalnya ketika guru memberikan

pertanyaan siswa tidak menjawab atau ketika diberi kesempatan bertanya

siswa tidak ada yang mau bertanya, serta pemusatan perhatian yang kurang

seperti ketika guru menjelaskan materi siswa banyak yang mengobrol.

Akibatnya semua hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan. Pada tahun

ajaran 2012/2013 presentasi ketuntasan siswa masih di bawah standar yaitu 50

% padahal untuk dapat dikatakan siswa itu tuntas dalam belajar manakala

seluruh siswa atau secara klasikal 85% dari siswa yang telah berhasil

mencapai KKM yang telah ditetapkan untuk pelajaran IPA tahun 2012/2013

sebeser 60.

Proses pembelajaran akan lebih efektif apabila pendekatan pembelajaran

diubah dari teacher centered (pembelajaran berpusat pada guru) menjadi

student center (pembelajaran berpusat pada peserta didik). Metode

pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu metode pembelajaran dimana

siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat

kemapuan berbeda. Pembelajaran kooperatif dapat memungkinkan siswa

untuk belajar konten akademik dan keterampilan-keterampilan dalam bidang

sosial dan perilaku sosial dan kemampuan (Slavin, 1995 : 3).

Belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan

motivasi dalam belajar, karena dengan cara ini akan terjadi kompetisi diantara

(31)

3

nyata bagaimana terlihat, bertingkah laku, bekerjasama, kompromi, saling

memberikan dukungan antar individu dalam kelompok, merasakan,

bersikap,bernilai dan berpartisipasi dalam kelompok yang sangat penting

artinya bagi kehidupannya di masyarakat dan bangsanya pada masa

mendatang.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk dapat meningkatkan kinerja sebagai

seorang pendidik, penulis mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK), untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam masa pelajaran IPA Kelas V Semester

II dengan cara mengubah metode pembelajaran metode konvensional menjadi

metode koopratif tipe NHT (Numbered Head Together).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat

didefinisikan:

1. Rendahnya hasil belajar IPA siswa

2. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar IPA

3. Guru masih menggunakan metode Teacher Centered (pembelajaran

berpusat pada guru) sehingga menimbulkan kejenuhan dalam belajar

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan suatu masalah

(32)

4

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2012 / 2013? “

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian

ini “Mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Di SDN 3 Sukadadi Kecamatan

Gedongtataan Kabupaten Pasawaran.”

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a) Guru

Memberikan pengalaman bagi guru dalam kegiatan pembelajaran

terutama bagi guru-guru yang belum pernah menggunakan model

pembelajaran yang lain selain model yang telah biasa digunakan.

b) Bagi siswa

Dapat memperoleh pengalaman yang baru sehingga dapat memberikan

motivasi dan melatih sikap sosial.

c) Sekolah

Dapat digunakan sebagai contoh model pembelajaran yang dapat

dikembangkan dengan guru yang lain sehingga tercipta suatu iklim yang

kondusif, berkualitas demi perbaikan mutu pendidikan terutama di

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar dan Pembelajaran

a. Teori Ausubel

Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang

diketahui siswa. Agar terjadi belajar yang bermakna, konsep baru harus

dikaitkan dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.

Pengetahuan tidak ditularkan oleh guru, melainkan siswa membangun

pengetahuan mereka ketika mencoba memahami pengalaman mereka

didasarkan pada pengetahuan yang telah ada. Selain itu, sumber belajar

harus otentik dan dapat ditemukan dalam situasi dunia nyata

(Sudjana,2000:45)

Ausebel (Suparno, 1997:53) mengatakan bahwa ada 2 jenis belajar yaitu

belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar bermakna adalah suatu

proses dimana informasi baru di hubungkan dengan struktur pengertian

yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar akan bermakna

bila siswa mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang

(34)

fakta-6

fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari

dan diingat oleh siswa.

Belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama

berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan

kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua

menyangkut siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif

yang telah ada.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT materi pelajaran yang

dipelajari tidak hanya sekedar menjadi sesuatu yang dihafal dan diingat

saja, melainkan juga ada sesuatu yang dipraktekan dalam situasi nyata dan

dapat dimanfaatkan dalam pemecahan masalah.

b. Teori Gagne

(Kwartolo, 2009) Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan

yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara

terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja.

Menurut Gagne mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian, yang disebut “nine instructional events” yaitu:

1. Gain attention (memelihara perhatian)

2. Inform learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)

3. Stimulaterecall of prior learning (merangsang siswa)

(35)

7

5. Provide (memberikan bimbingan)

6. Elicit performance (pemantapan yang dipelajari)

7. Provide feedback (memberikan umpan balik)

8. Assess performance (menilai hasil belajar )

9. Enhance retention and transfer to the job (mengusahakan transfer)

Sembilan kejadian ini merupakan tahapan-tahapan yang berurutan di

dalam sebuah proses pembelajaran. Tujuannya adalah memberikan kondisi

yang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif

dan efesien. Dengan kata lain, menyediakan suatu pengalaman belajar atau

apapun namanya agar kondisi mental siswa itu terus terjaga untuk

kepentingan proses pembelajaran.

c. Teori Kontruktivis

Teori konstruktivisme memiliki ciri yang penting, yaitu bahwa guru tidak

hanya sekedar memberikan pengetahuan jadi kepada siswa, tetapi siswa

harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Bagi

kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari

seseorang kepada yang lain tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh

masing-masing orang (Suparno, 1997:28).

Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa

anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya dengan

(36)

8

tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada

seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan

lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilisator dan

buku sebagai pemberi informasi (Suparno, 1997:32)

Piaget (dalam Suekamto, 1997:78) menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu:

1. Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak,

tidak sekedar pada hasilnya.

2. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan

aktif dalam kegiatan belajar.

3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan.

4. Mengunakan peran siswa untuk saling berinteraksi

Berdasarkan teori kontruktivisme, tugas guru adalah merangsang

pemikiran siswa, membiarkan siswa mengungkapkan gagasan dan

konsepnya dan kritis dalam menguji konsep siswa. Siswa mengkontruksi

pengetahuan dengan cara individual maupun sosial (Suparno, 1997:33)

Siswa yang mempunyai pemikiran kritis tentu saja memerlukan guru yang

memiliki pemikiran yang kritis pula dan dibarengi dengan sikap yang

bertanggungjawab. Hal ini sejalan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT yang akan di terapkan di dalam kelas. Pada awalnya siswa

(37)

9

menemukan hal-hal yang patut untuk dikritisi dalam kegiatan

pembelajarannya sehingga siswa betul-betul dapat mengasah dan

membangun kemampuannya sendiri dalam benaknya (Ngalim, 1990:12).

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah membangun pengetahuan yang ada dalam diri seseorang

dengan mengaitkanya dengan informasi baru dengan konsep – konsep

yang relevan, sedangkan mengajar adalah menyediakan suatu pengalaman

belajar dengan konsep yang sudah ada pada struktur kognitif siswa dan

merangsang pemikiran siswa dengan membiarkannya mengungkapkan

gagasan dan konsepnya.

B. Proses dan Aktivitas Belajar

Dalam konteks pembelajaran di kelas, substansi keberadaan seorang guru

bukanlah hanya sekedar mengalihkan informasi dan hafalan-hafalan yang

kadang-kadang kering tanpa makna itu, tetapi bagaimana mendorong,

membimbing dan menfasilitasi siswa agar mereka sungguh-sungguh mau

belajar. Ini penting, mengingat subtansi mengajar adalah membimbing

kegiatan belajar siswa sehingga mereka sungguh-sungguh mau belajar

(Dzamarah, 2006:15)

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

interaksi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan

(38)

10

proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang

dikemukakan oleh Rocman Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar

aktif adalah suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa

secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar

berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Keaktifan

siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya

keinginan atau siswa dalam belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan

apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: memperhatikan penjelasan guru,

bertanya kepada guru, mencatat/menyalain/menulis hasil, berdiskusi

mengerjakan LKS, menjawab/menanggapi pertanyaan, menyimpulkan

kembali hasil diskusi.

Bentuk relasi dan interaksi sosial - edukatif yang akrab dan penuh

kekeluargaan antara guru dan siswa sangat bermanfaat bagi siswa karena hal

tersebut dapat menjadi modal dalam pergaulan sehari-hari antara siswa

dengan teman-temannya dan lingkungannya. Agar penciptaan dan penataan

relasi dan interaksi social edukatif dapat berlangsung efektif, maka guru harus

memahami prinsip-prinsip (Kwartolo, 2009) terkait prinsip-prinsip interaksi

edukatif ini menyatakan paling tidak ada 9 (Sembilan) prinsip interaksi

edukatif yang mesti dikuasai guru yaitu:

1)Prinsip motivasi. Motivasi siswa untuk pelajaran tertentu tidak sama.

2)Prinsip persepsi yang dimiliki siswa. Ketika guru melakukan apersepsi

(39)

11

memperhatikan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang

dimiliki/dialami siswa.

3)Prinsip focus. Titik pusat perhatian dapat tercipta melalui upaya

merumuskan masalah yang hendak dibahas untuk dipecahkan,

merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab, atau merumuskan konsep

yang hendak ditemukan.

4)Prinsip keterpaduan. Guru harus dapat memberikan penjelasan yang

mengaitkan materi antara satu pokok bahasan dengan dengan pokok

bahasan lainnya.

5)Prinsip pemecahan masalah (problem solfing). Guru perlu menciptakan

masalah berdasarkan pokok bahasan tertentu dalam mata pelajaran

tertentu, untuk dipecahkan oleh siswa.

6)Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan sendiri. Guru hanya

memberikan stimulus melalui informasi singkat yang diberikan kepada

siswa.

7)Prinsip relasi sosial. Peroses belajar yang baik dan efektif tidak hanya bisa

dilakukan sendiri, tetapi juga bisa dilakukan dalam bentuk kelompok

belajar, kelompok diskusi, bahkan dialog hangat antara guru dan siswa.

8)Prinsip keunikan individu. Siswa adalah indvidu (pribadi) yang unik.

Diharapkan dengan memahami (bahkan menguasai) prinsip-prinsip interaksi

edukatif dan mengaplikasikanya dalam proses pembelajaran, guru dapat

(40)

12

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

aktivitas dalam belajar adalah proses interaksi siswa dengan siswa, siswa

dengan guru didalam kegiatan pembelajaran seperti memperhatikan

penjelasan guru, bertanya pada guru, mencatat atau menulis hasil, berdiskusi

mengerjakan LKK, menjawab atau menanggapi pertanyaan dan

menyimpulkan hasil diskusi untuk mencapai tujuan belajar.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses

belajar. Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku

yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Wingkel, 1987:39).

Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan yaitu:

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, sintesis, analisis dan

evaluasi.

Ranah psikomotor terdiri dari lima tingkatan yaitu,peniruan (menirukan

gerak), penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak),

ketepatan (melakukan gerak dengan benar), perangkaian (melakukan

beberapa gerakan sekaligus dengan benar), naturalisasi (melakukan gerak

secara wajar).

Ranah efektif terdiri dari lima tingkatan yaitu: pengenalan (ingin menerima,

sadar akan adanya sesuatu), merespon (aktif berpatisipasi), penghargaan

(41)

13

(menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya), pengalaman

(menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup).

Menurut Djamarah (2000:45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang

telah di lakukan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil

tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk

menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang

sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi

dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar

merujuk pada apa yang harus di lakukan seseorang sebagai subjek dalam

belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar dan mengajar dilakukan

oleh guru dan siswa terpadu dalam satu kegiatan. Diantaranya keduanya

saling terjadi interaksi (Sardiman, 1996:78)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal dan

faktor dari luar siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah

sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran

yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar

yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri

individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Selain dari pada itu hasil

(42)

14

guru seperti memperhatikan penjelasan guru, bertanya pada guru, mencatat

atau menulis hasil, berdiskusi mengerjakan LKK, menjawab atau menanggapi

pertanyaan dan menyimpulkan hasil diskusi untuk mencapai tujuan belajar

secara kualitatif.

D. Hakikat IPA

IPA diartikan sebagai sesuatu pengetahuan yang terdapat di alam.

Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh

adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan

ilmiah menekankan pada hakikat IPA.

Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002:7) sebagai

berikut:

1. Kualitas: pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam

bentuk angka-angka

2. Observasi dan eksperimen: merupakan salah satu cara untuk dapat

memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya

3. Ramalan atau prediksi: merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA

bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan

4. Progesif dan komunikatif: artinya IPA selalu berkembang kearah yang

lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan

dari penemuan sebelumnya

(43)

15

E. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran di mana antara individu

yang satu dengan individu yang lainnya bekerjasama dalam suatu ikatan

tertentu. Ikatan-ikatan tersebut yang menyebabkan antara yang satu dengan

yang lainnya merasa berada dalam suatu tempat dengan tujuan-tujuan yang

secara bersama-sama di harapkan oleh semua orang yang berada dalam ikatan

itu (Slavin,1995)

Kauchak dan Eggen (1933:319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif

sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling

membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif juga

disebut juga ” belajar teman sebaya”.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa

dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Tiap-tiap

kelompok terdiri dari anak yang berbeda-beda kemampuan berpikirnya.

Dalam kelompok mereka dapat melatih, dan mengembangkan

keterampilan-keterampilan yang bersifat yang diperlukan dalam pembelajaran. Menurut

Ibrahim, dkk (2000: 7) ada tiga tujuan pembelajaran kooperatif yang akan

dicapai yaitu: (1) hasil belajar akademik (2) penerimaan terhadap

(44)

16

Menurut Slavin (1995) ada dua aspek penting yang melandasi pembelajaran

kooperatif, yaitu:

1. Aspek Motivasi

Motivasi erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam

menentukan tujuan itu dapat didasari atau tidak, akan tetapi untuk

mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab

berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya pendorong.

2. Aspek Kognitif

Asumsi dari teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antara

sekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa

tentang konsep-konsep penting.

Sthal (dalam Agus Suyatna 2011:11) mengemukakan ciri model pembelajaran

kooperatif adalah :

1. Belajar bersama teman

2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman

3. Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok

4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok

5. Belajar dalam kelompok kecil

6. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat

7. Keputusan tergantung dari siswa sendiri

(45)

17

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah belajar kelompok yang sangat membantu siswa dalam

berinteraksi dengan temannya, saling ketergantungan yang positif antara

anggota kelompok, dapat berbagi tanggung jawab dan siswa dapat lebih aktif.

F. Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993)

dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam

suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka terhadap

pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ada empat tahapan yang harus dilakukan guru sebagai pengganti pertanyaan langsung

yaitu:

1. Tahap 1-penomoran (numbering) : guru membagi para siswa menjadi

beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan

member mereka nomor sehingga setiap siswa dalam tim memiliki nomor

berbeda.

2. Tahap 2-pengajuan pertanyaan (Questioning) : guru mengajukan suatu

pertanyaan kepada siswa.

3. Tahap 3-berpikir bersama (Head together) : para siswa berpikir bersama

untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui

jawaban tersebut

4. Tahap 4-pemberian jawaban (Answering) : guru menyebut satu nomor dan

para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat

(46)

18

Tujuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut

(Abdurrahman dan Bintoro, 200:78-79)

1. Kemandirian yang positif. Kemandirian yang positif akan berhasil dengan

baik apabila setiap anggota kelompok merasa sejajar dengan anggota

yang lain. Artinya satu orang tidak akan berhasil kecuali anggota yang

lain merasakan juga keberhasilannya. Apapun usaha yang dilakukan oleh

masing-masing anggota tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi

untuk semua anggota kelompok

2. Peningkatan interaksi. Pada saat guru menekankan kemandirian yang

positif, selayaknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

saling mengenal, tolong-menolong, saling membantu, saling mendukung,

memberi semangat dan saling memberi pujian atas usahanya dalam

belajar. Aktivitas kognitif dan dinamika kelompok terjadi pada saat siswa

diikut sertakan untuk belajar mengenal satu sama lain. Termasuk dalam

hal ini menjelaskan bagaimana memecahkan masalah, mendiskusikan

konsep yang akan dikerjakan, menjelaskan pada teman sekelas dan

menghubungkan dengan pelajaran yang terakhir dipelajari.

3. Pertanggungjawaban individu. Siswa belajar bersama sehingga setelah itu

mereka dapat melakukan yang lebih baik sebagai individu. Untuk

memastikan bahwa masing-masing anggota lebih kuat, siswa harus

membuat pertanggungjawaban secara individu terhadap tugas yang

menjadi bagiannya dalam bekerja. Pertanggungjawaban individu di nilai

(47)

19

4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi di dalam pembelajaran

koopratif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap

teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani

mempertahankan pikiran logis tidak mendominasi orang lain, mandiri dan

berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar

peribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi

secara sengaja diajarkan. Siswa yang tdak dapat menjalin hubungan antar

pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama

siswa.

G. Kerangka Berfikir

Hasil belajar siswa menjadi hal yang penting dalam tujuan pembelajaran.

Hasil belajar siswa ini ditunjukan melalui peningkatan prestasi individu

setelah diadakan evaluasi dan peningkatan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Hal ini penting bagi guru untuk memilih model pembelajaran

yang tepat dan bervariatif guna mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu cara untuk untuk mecapai tujuan pembelajaran tersebut adalah

dengan menerapkan model pembelajaran yang baru selain model yang telah

biasa digunakan (Teacher Center) menjadi model pembelajaran kooperatif

tipe NHT ( Numbered Head Together).

(48)

20

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan diatas, maka hipotesis

tindakan pada penelitian ini adalah: “ Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran bila dilaksanakan dengan cara diskusi

kelompok dan kelompok yang dibentuk merupakan kelompok kecil dan

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

pasawaran dengan jumlah siswa 22 orang, laki-laki 11 dan perempuan 11

orang.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan di kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten Pesawaran

karena sesuai dengan lokasi tempat dimana peneliti mengajar sehingga dari

hasil temuan-temuan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

di sekolah, khususnya di kelas V.

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kinerja guru selama pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan aktivitas

(50)

22

b. Tes

Tes yang diberikan pada penelitian berupa tes pada setiap akhir siklus. Tes

ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tes yang

digunakan berupa soal uraian berjumlah 10 butir.

D. Pelaksanaan Tindakan

Secara oprasional tahap-tahap kegiatan penelitian dalam siklus yang

dijelaskan sebagai berikut Model kemmis dan Mc Taggart (dalam zaenal Aqib

2006:31):

Gambar I. Alur siklus PTK

Refleksi Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Tindakan

Perencanaan

Putaran 1

Putaran 2

(51)

23

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat skenario pembelajaran yang akan diterapkan di kelas

b. Menyusun lembar kegiatan yang yang akan diberikan pada siswa pada

saat belajar dalam kelompok

c. Mempersiapkan lembar observasi kinerja guru

d. Mempersiapkan perangkat tes hasil tindakan

2. Tahap Tindakan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Adapun urutan

secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan dalam waktu kurang lebih 20 menit dari

waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi

secara garis besar.

b. Belajar Kelompok

Sebelum materi di berikan, siswa dikelompokan menjadi 5 kelompok

yang berbeda kemampuannya. Adapun ketentuan-ketentuan yang

harus diperhatikan siswa dalam suatu kelompoknya adalah:

a. Pada saat pembelajaran anggota kelompok duduk saling berhadap-

hadapan

b.Anggota kelompok yang pandai dituntut untuk memberi tahu

(52)

24

c. Setiap siswa harus memperhatikan baik- baik pada saat guru

menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa tahu hal- hal

yang harus dikerjakan

d.Setiap kelompok harus membahas lembar kegiatan yang berisi

pertanyaan dan harus dijawab dengan cara kerjasama serta saling

berdiskusi

c. Tes individual

Setelah siswa belajar dalam kelompok selanjutnya diberi tes secara

individu. Tes ini akan menentukan skor peningkatan individu.

d. Observasi

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pengamatan dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

e. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi dilakukan dengan

menganalisis tes dan observasi serta menentukan perkembangan

kemajuan dan kelemahan yang terjadi didalam kegiatan pembelajaran

(53)

25

E. Prosedur Penelitian

1. Siklus Kesatu

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT direncanakan sebagai berikut:

a) membuat skenario pembelajaran yang akan diterapkan di kelas

b) menyusun lembar kegiatan yang akan diberika pada siswa pada

saat kerja kelompok

c) mempersiapkan lembar observasi kinerja guru dan lembar

observasi siswa

d) mempersiapkan perangkat tes hasil ujian

b. Tindakan

Pada kegiatan ini langkah-langkah yang akan di gunakan yaitu:

Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam

2. Mengimformasikan materi pokok yang akan dipelajari dan

menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Mengelompokan siswa menjadi lima kelompok yang

masing-masing kelompok terdiri dari tiga kelompok berjumlah empat orang

dan yang dua kelompok berjumlah lima orang

(54)

26

Kegiatan Inti (50 menit)

1. Siswa diarahkan untuk dapat memahami mengenai manfaat air.

2. Siswa diarahkan untuk dapat menjelaskan daur air

3. Siswa secara kelompok mulai mengerjakan LKK yang telah

diberikan guru

4. Guru membimmbing siswa dalam mengerjakan LKK dengan cara

mendatangi kelompok satu persatu

5. Guru menyebut satu nomor siswa dalam kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain memberikan

tanggapan

6. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum dimengerti

Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru memberikan kesimpulan

2. Guru mengadakan tes tertulis (instrument terlampir)

c. Observasi

Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran

di lembar observasi yang telah dipersiapkan guru. Observasi dilakukan

oleh observer dari teman sejawat yaitu guru kelas IV terhadap

(55)

27

d. Refleksi

1. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru dalam pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe NHT

3. Merencanakan tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada siklus

kedua

2. Siklus Kedua

Hasil yang diperoleh paa siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan

yang ditetapkan, sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus ke II.

Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I, tetapi hal – hal yang kurang

baik dalam pelaksanaan siklus I akan diperbaiki pada siklus II.

a. Perencanaan

1. membuat skenario pembelajaran yang akan diterapkan di kelas

2. menyusun lembar kegiatan yang akan diberika pada siswa pada

saat kerja kelompok

3. mempersiapkan lembar observasi kinerja guru dan lembar

observasi siswa

(56)

28

b. Tindakan

Pada kegiatan ini langkah-langkah yang akan di gunakan yaitu:

Kegiatan Awal (10 menit)

1.Mengucapkan salam

2.Mengimformasikan materi pokok yang akan dipelajari dan

menyampaikan tujuan pembelajaran

3.Mengelompokan siswa menjadi lima kelompok yang

masing-masing kelompok terdiri dari tiga kelompok berjumlah empat

orang dan yang dua kelompok berjumlah lima orang

4.Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada setiap kelompok

Kegiatan Inti (50 menit)

1.Siswa diarahkan untuk dapat memahami mengenai manfaat air.

2.Siswa diarahkan untuk dapat menjelaskan daur air

3.Siswa secara kelompok mulai mengerjakan LKK yang telah

diberikan guru

4.Guru membimmbing siswa dalam mengerjakan LKK dengan cara

mendatangi kelompok satu persatu

5.Guru menyebut satu nomor siswa dalam kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain memberikan

tanggapan

6.Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum dimengerti

(57)

29

1.Guru memberikan kesimpulan

2.Guru mengadakan tes tertulis (instrument terlampir)

c. Observasi

Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran

di lembar observasi yang telah dipersiapkan guru. Observasi dilakukan

oleh observer dari teman sejawat yaitu guru kelas IV terhadap

pelaksanaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa.

d. Refleksi

1. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe NHT

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe NHT

3. Merencanakan tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada siklus

berikutnya apabila hasil penelitian belum memenuhi indikator

keberhasilan yang ditetapkan dan seterusnya.

(58)

30

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa

diperoleh dari nilai tes formatif berupa soal uraian sebanyak 10 soal, tiap

soal jika di jawab benar di beri skor 5 sehingga skor maksimalnya adalah

50. Jadi, nilai yang diperoleh siswa untuk satu tes formatif dihitung

dengan rumus :

Proses analisis yang dilakukan terhadap instrument hasil belajar siswa

sebagai berikut:

a. Nilai yang diperoleh siswa berupa nilai tes formatif

b. Kolom total skor adalah skor yang diperoleh siswa mengerjakan soal

tes formatif

c. Kolom nilai akhir diisi dengan menggunakan rumus:

Persentase hasil belajar siswa diisi dengan nilai akhir dikali 100%

d. Nilai tertinggi diisi dengan nilai akhir dari semua siswa yang

tertinggi

e. Nilai terendah diisi dengan nilai akhir dari semua siswa yang

terendah

f. Rata-rata kelas diisi dengan menjumlahkan nilai akhir semua siswa

(59)

31

g. Jumlah siswa yang tuntas diisi dengan jumlah siswa yang nilai

akhirnya belum mencapai batas minimal ketuntasan yang ditetapkan

yaitu ≥60

h. Jumlah siswa yang belum tuntas diisi dengan jumlah siswa yang

nilai akhirnya belum mencapai batas minimal ketuntasan yang

ditetapkan yaitu <60 (dibawah 60)

i. Persentase ketuntasan diisi dengan menggunakan rumus:

j. Kategori diisi dengan criteria berdasarkan rentangan berikut:

a.81% ≤ N ≤ 100% menyatakan sangat baik

apabila nilai akhir ≥ 60 berarti tuntas.

b.Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari obsevasi aktivitas siswa. Proses analisis

yang dilakukan terhadap instrument aktivitas belajar siswa sebagai

(60)

32

a. Jumlah diisi dengan jumlah semua siswa yang melakukan aktivitas

dari menit pertama sampai menit terakhir dari masing – masing

indikator aktivitas siswa

Indikator aktivitas siswa

 Memperhatikan penjelasan guru

 Bertanya kepada guru

 Mencatat/menyalain/menulis hasil

 Berdiskusi mengerjakan LKS

 Menjawab/menanggapi pertanyaan

 Menyimpulkan kembali hasil diskusi

b. Kolom persen diisi dengan menggunakan rumus

c. Kriteria diisi berdasarkan rentangan berikut :

 81% ≤ N ≤ 100% menyatakan sangat aktif

Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas guru adalah sebagai

(61)

33

1. Guru memperoleh skor dari setiap indikator yang diamati. Kriteria

penilaian aktivitas guru sebagai berikut:

- Nilai 5, jika indikator dilaksanakan guru dengan sangat baik

- Nilai 4, jika guru melaksanakan indikator dengan baik

- Nilai 3, jika guru melaksanakan indikator dengan kurang baik

- Nilai 2, jika indikator dilaksanakan guru dengan tidak baik

- Nilai 1, jika indikator dilaksanakan guru sangat tidak baik

Skor maksimal jumlah semua indikator dikali 5 yaitu 60. Skor

minimumnya adalah 1.

2. Jumlah skor perolehan adalah penjumlahan dari skor semua indikator

yang diperoleh

3. Persentase aktivitas guru dihitung dengan rumus:

4. Keterangan untuk persentase keaktivan guru diisi dengan criteria

berdasarkan rentangan berikut:

1% ≤ N < 20% mmenyatakan sangat tidak baik

21% ≤ N < 40% menyatakan tidak baik

41% ≤ N < 60% menyatakan kurang baik

61% ≤ N < 80% menyatakan baik

80% ≤ N ≤ 100% menyatakan sangat baik

(62)

34

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini berhasil jika, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil

belajar siswa (prestasi belajar dan aktivitas siswa) serta ketuntasan belajar

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT dari siklus persiklus.

Prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa dikatakan meningkat secara

signifikan apabila dari hasil evaluasi di akhir tindakan peneitian (siklus), 85%

dari seluruh siswa berhasil mencapai batas KKM yang telah ditetapkan untuk

mata pelajaran IPA tentang air di SDN 3 Sukadadi tahun 2012/2013 adalah 60

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui beberapa

tahapan tindakan dari siklus I sampai siklus II dan berdasarkan seluruh

pembahasan serta hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

“Melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan dengan cara

membuat kelompok kecil dan heterogen dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran.”

B. Saran

a. Dalam pembelajaran IPA, guru sebaiknya menjadikan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar.

b. Penelitian dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT,

sebaiknya dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran

IPA maupun pelajaran lain, sehingga sekolah bisa mendapatkan guru

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Implementasi Metode NHT untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 3 Bunder Semester Genap Tahun Pelajaran

2009/2010. Situs: www. ml.com/doc/86275307. Akses tanggal, 2 November 2012.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 sekolah menengah pertama. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, Universiti Press.

Kauchk & Eggen. 1996. Strategis For Teachers Teaching Content and Thingking Skill, Third Edition. Boston – London – Toronto – Sydney – Tokyo – Singapure: Allyn and Bacon.

Kwartolo,Yuli. 2009. Sembilan Peristiwa Belajar Gagne. Tabloid Penabur Jakarta No. 25 Thn.VII.

Ngalim,Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sardiman.A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.

(65)

48

Sudjana,D. 2000. Strategi Pembelajaran Luar Sekolah. Bandung : Falah Production

Suekamto,Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta : PAU-PPAI. Universitas Terbuka.

Sunyono. 2010. Modul Penelitian Tindakan Kelas. www. docstoc. com/ docs/21178444. Akses tanggal 18 Januari 2013.

Suparno,Paul. 1997. Filsafat kontruksivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Suyatna, Agus. 2011. Modul 31-A. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Lampung. FKIP Universitas Lampung.

Gambar

Gambar 2. Kerangka pikir
Gambar I. Alur siklus PTK

Referensi

Dokumen terkait

So that students can socialize with peers without having to leave one of the Indonesian cultural identity is “caring”, based on research from various sources of journals and

Pada dasarnya, tujuan suatu sistem informasi berbasis komputer adalah untuk membantu manajemen dalam menyelesaikan masalah manajerial atau organisasi secara lebih cepat dan

diambil- Selain itu pendanaan yang bersumber dari urang dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley and Hansen, 1989), hal ini dapat

[r]

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan

Mahasiswa mampu memahami bagaimana penerapan manajemen yang baik dalam proses produksi sebuah program Acara televisi baik Fiksi maupun Non Fiksi1.

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

Pada kondisi yang tidak menentu, saya berani menjalankan usaha ini secara terus