• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menguji bagaimana Keputusan member melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menguji bagaimana Keputusan member melalui"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

51

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini menguji bagaimana Keputusan member melalui lifestyle di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung Selanjutnya, penelitian ini akan meneliti dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (Independent variable) yang diteliti yaitu Lifestyle ,dengan sub variable: activity, interest, opinion, dan demographic. Kemudian yang menjadi di variabel terikat (dependent variable) adalah keputusan member Gold’s Gym Braga City

Walk Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah member yang

keanggotaannya masih aktif di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung Dilihat dari berbagai kasus dan masalah yang terjadi di fitness center maka penulis memilih Gold’s Gym yang berlokasi di Braga City Walk Bandung sebagai objek penelitian.Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu dari bulan Mei hingga September 2012, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.

(2)

52

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran dengan konsep lifestyle dan seberapa pengaruhnya terhadap keputusan pembelian menjadi member Sugiyono (2012:2) mengemukakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan diadakannya penelitian yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang betul-betul sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah ada.

Dalam metode penelitian ini digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:03), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran pertama mengenai Lifestyle , sehingga menghasilkan dimensi gaya hidup antara lain: activity, interest, opinion, dan demographic. Kedua mengenai gambaran keputusan member (keputusan konsumen) yang memiliki enam keputusan yaitu Pilihan Produk, Pemilihan Merek, Pemilihan Perantara/Saluran Pemesanan, Penentuan Waktu Berkunjung, Pemilihan Jumlah menjadi pelanggan/member dan

(3)

53

Metode Pembayaran. Sedangkan jenis penelitian verifikatif menurut suharsimi Arikunto (2010:15) penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini, penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui lifestyle dan seberapa pengaruhnya terhadap keputusan member .

Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah explanatory survey. Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empiris) melalui alat kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang akan diteliti terhadap permasalahan penelitian.

Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa:

Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah informasi dari sebagian populasi yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan

(4)

54

untuk mengeksplorasi atau meneliti melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman(Maholtra 2009:98).

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut buku Suharsimi Arikunto (2010:90), “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan”. Dalam desain penelitian tercakup penjelasan secara terperinci mengenai tipe desain riset yang memuat prosedur yang sangat dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi serta mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Tipe riset desain ini berhubungan dengan tingkat analisis yang direncanakan oleh peneliti terhadap data yang dikumpulkan.

Oleh karena itu desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausalitas. Desain kausalitas ini tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi, mana variabel yang dipengaruhi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Malhotra (2005:100) bahwa desain kausalitas tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan bukti mengenai hubungan sebab-akibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan menjadi member terhadap pengaruh lifestyle analysis Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.

3.3.Operasionalisasi Variabel

Operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definsi operasional tersebut membantu kita untk mengklasifikasikan gejala disekitar ke

(5)

55

dalam kategori khusus dari variabel (Arikunto, 2010:91). Definisi variabel perlu dibuat untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan, memahami variabel. Menurut Sugiyono (2012:39) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan sebagai berikut :

1) Variabel bebas (X) (independent variable), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable). Dalam hal ini yang dijadikan variabel independennya adalah lifestyle (X) yang terdiri dari empat sub bab (X1) activity, (X2) interest (X3) opinion , (X4) demographic

2) Variabel terikat (Y) (dependent variable), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependennya adalah Keputusan pembelian menjadi member (Y) terdiri dari enam indikator: pemilihan produk, pemilihan merk, pemilihan saluran distribusi, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembelian. yaitu tahap dalam membeli keputusan baik berupa produk maupun jasa.

Untuk kemudahan dalam pemahaman tentang variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini, Secara rinci operasionalisasi variabel ini dijelaskan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

(6)

56

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel dan Indikator

Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item

pertanyaan Lifestyle

Analyisis (X)

Pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat (Solomon 2011: 253)

activity (X1) Activity adalah kegiatan individu dalam kesehariannya dan bagaimana melewatkan waktu luangnya

Solomon (2011:264). Activity :  Alokasi waktu luang untuk Fitness(Area free weight)  Alokasi waktu luang untuk Mind and Body Soul : pilates, yoga

 Alokasi waktu luang untuk

Tingkat waktu luang yang

digunakan para member untuk melakukan fitness : dumble¸body building

Tingkat waktu luang kegiatan yang digunakan member untuk melakukan yoga dan pilates, tempat yang telah disediakan

Tingkat waktu luang kegiatan untuk melakukan aerobic room dan tempat yang telah disediakan.  Tingkat waktu luang kegiatan

setelah fitness dengan area

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal C.I.1 C.I.2 C.I.3

(7)

57 Aerobic  Alokasi waktu luang untuk Cardiovascular : treadmill machine , body trainer machine, cumbent bike machine , dll cardiovascular

: treadmil, trainer machine, dll .

C.I.4

Interest (X2) Ketertarikan individu akan objek yang menyertai perhatian khusus

individu secara terus menerus

(Solomon 2011:264)

Interest :

Daya tarik Luas ruang fitness center Daya tarik Desain interior dan eksterior fitness center Daya tarik Kelengkapan kenyamana alat Gym.

Tingkat daya tarik terhadap luas ruang fitness center .

Tingkat daya tarik desain interior dan eksterior ruang fitness center

Tingkat daya tarik terhadap kelengkap dan kenyamanan alat Gym

Tingkat daya tarik terhadap keahlian atau skill para trainer . Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal C.II.1 C.II.2 C.III.3

Opinion (X3) Opini individu mengenai konsep diri

serta persepsi terhadap produk Solomon (2011: 264)

Opinion :

 Pendapat fitness center Gold’s

 Tingkat Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut diri sendiri

Ordinal

Ordinal

Ordinal

(8)

58 Gym menurut diri sendiri,  Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut kerabat atau orang lain  Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut

 Tingkat Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut kerabat  Tingkat Pendapat fitness center

Gold’s Gym menurut Media Masa Ordinal C.1V.2 C.IV.3 Demographic (X4)

Mengutarakan bahwa demografi itu terdiri dari pendapatan, usia,siklus hidup keluarga, wilayah geografis, etnisitas, hunian , jabatan, ukuran keluarga, dan pendidikan. Solomon (2011:264)

Demographic  Usia  Pendapatan Pendidikan

 Tingkat kesesuaian fasilitas yang diberikan fitness center dengan usia member .

 Tingkat kesesuaian pendapatan member dengan pengeluaran member yang yang dihabiskan oleh memberfitness center.  Tingkat kesesuaian pendidikan

member dengan pengetahuan member tentang fasilitas dan produk yang ditawarkan fitness center Ordinal Ordinal Ordinal C.V.1 C.V.2 C.V.3 Keputusan member (Y)

Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan

Pilihan Produk  Tingkat kenyamanan

berolahraga di fitness center

Ordinal

Ordinal

(9)

59

pembelian produk. Kotler & Keller (2012:193)

 Tingkat kelengkapan fasilitas

berolahraga di fitness center C.I..2

Pemilihan Merk.

 Tingkat pemilihan fitness center Gold’s Gym karena pencitraan terbaik Ordinal Ordinal C.II.3  Pemilihan Saluran distribusi

 Tingkat kestrategisan lokasi fitness center Gold’s Gym .

 Tingkat kemudahan

aksesbiliti menuju fitness center Gold’s Gym.

Ordinal Ordinal C.III.1 C.III.2 Waktu Pembelian

 Tingkat waktu melakukan

fitness sebagai kebutuhan

 Tingkat waktu melakukan

menjadi member Gold’s

Gym pada saat promosi

Ordinal Ordinal C.IV.1 C.IV.2  Jumlah Pembelian  Tingkat frekuensi

berolahraga di fitness center Gold’s Gym dalam satu bulan

 Tingkat jumlah waktu

berolahraga di fitness center Gold’s Gym . Ordinal Ordinal C.V.1 C.V.2  Metode  Tingkat kemudahan pembayaran Ordinal Ordinal C.VI.1

(10)

60

Pembayaran  Tingkat keragaman metode

pembayaran menjadi member fitness center di Gold’s Gym (menggunakan kartu credit , debit dan tunai)

Ordinal

(11)

61

3.4 Jenis Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan dikumpulkan dikelompokkan menjadi dua, sesuai dengan sumber-sumber data penelitian. Jenis data tersebut yaitu :

1. Data primer

Data primer merupakan sumber data dimana data yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu para member atau pelanggan ,keanggotaan di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.

2. Data sekunder,

Data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang selanjutnya diterangkan pada Tabel 3.2

(12)

62

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

No Jenis Data Sumber Data

Data Sekunder 1. Data franchise fitness

center

www.waralabaku.com 2. Data Perbandingan

Price Image Fitness Center Nielsen 2010

Sumber : AC Nielsen, (2010)

3. Data fitness center Terbaik menurut TOP BRAND 2010 -2012 kategori retail (%) www.topbrand-award.com/top- brandsurvey/survey-result/top-brand-result-2011 Maret 2012. 4. Data beberapa Fitness Center yang berada di kota Bandung

: http://www.akubugar.com Maret 2012

5. Grafik Perkembangan Jumlah Member Gold’s Gym Braga City Walk

Marketing Consultant Gold’s Gym Braga City Walk

Data Primer 1. Lifestyle terhadap

Keputusan Member

Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .

2. Tanggapan Lifestyle yang diberikan oleh Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .

Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .

3. Keputusan Member terhadap Lifestyle yang diberikan oleh Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .

Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung .

(13)

63

1. Observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati langsung subjek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai para member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.

2. Studi Kepustakaan, dilakukan dengan cara menelaah dan mempelajari buku-buku, diktat, artikel, serta litelatur lainnya yang memiliki kaitan dengan topik penelitian yaitu Lifestyle dan Keputusan pembelian member .

3. Kuesioner (angket), dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu para member Fitness Center di di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang merupakan elemen-elemen dari Activity (X1), Interst (X2), Opinion (X3), Demographic (X4) dan Keputusan Member (Y).

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generelasasi yang terdiri atas: objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2012:80) . Dalam penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya, yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian

(14)

64

kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.Berdasarkan pengertian populasi tersebut, populasi penelitian ini adalah para member yang beranggotaakan di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung dalam kurun waktu bulan Juni 2007 sampai April 2012 .

Tabel 3.3

Jumlah Data Perkembangan Jumlah Member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung

Tahun Jumlah Member Jumlah Member

aktif Pertumbuhan 2007 800 750 2008 900 800 1% 2009 600 300 -3% 2010 1400 1000 8% 2011 2500 1200 11% 2012 3000 1500 5%

Sumber : Sales Marketing Gold’s Gym

Populasi ini dibatasi dengan member yang aktif dan member yang tidak aktif. Pada tahun 2012 jumlah member keseluruhan adalah 3000 member dengan member aktif 1500 atau hanya setengahnya member.

3.5.2 Sampel

Sugiyono (2012:81) mengatakan Bila populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Menurut Malhotra (2005:364), sampel adalah subkelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. rumus yang digunakan sebagai berikut :

(15)

65

Untuk menentukan sebuah sampel dari populasi yang telah ditetapkan, perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husain Umar (2002:59), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin dengan rumus sebagai berikut:

𝑛 =

𝑁 1+ 𝑁𝑒2

n= 1500 1+1500 (0,1)2 = 99,998 ≈ 100 Keterangan: n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e = 0,1) jumlah member aktif keseluruhan 1500 member . Agar sampel yang digunakan lebih representatif dan untuk menjaga kekurangan data, maka jumlah sampel yang ditarik adalah sebesar 100 responden.

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampling

Dikutip dari buku Sugiyono (2012:81) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak (mobile population) dan bersifat homogen, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis.

(16)

66

1. Menentukan populasi sasaran. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah seluruh member di Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.

2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point, dalam penelitian ini yang menjadi tempat check point adalah area Gold’s Gym Braga City Walk Bandung.

3. Menentukan waktu yang digunakan untuk menentukan sampling yaitu pada pukul 16.00 WIB, karena banyaknya para member berolahraga di Gold’s Gym

4. Penyebaran angket dilakukan pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012 pada checkpoint.

5. Melakukan wawancara melalui social media ; facebook dan twitter dan berhadapan langsung dengan para responden

3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Setelah data yang diperolehnya dari responden melalui kuesioner terkumpul. Selanjutnya dengan mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel program Lifestyle (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel Keputusan Member (Y). Maka prosedur yang harus dilakukan pengelolaan data penelitian dilakukan sebagai berikut :

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.

(17)

67

2. Skoring, skala pengukuran dengan digunakan adalah skala Semantic Defferensial yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checlist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifterletak diantara bagian kanan garis, kontinum jawaban negatif berada di kiri garis, atau sebaliknya (Sugiyono 2012:97). Jawaban setiap instrumen skala ini mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4

Pola Skoring Kuesioner Skala Lima

bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat

Tepat janji 5 4 3 2 1 Tidak tepat janji

bersaudara 5 4 3 2 1 memusihi

Memberi pujian 5 4 3 2 1 mencela

mempercayai 5 4 3 2 1 mendominasi

Sumber : Sugiyono (2012: 97)

3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dalam tabel 4. Tahap uji coba kuesioner, untuk menguji layak tidaknya kuesioner

disebarkan kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji validitas dan reliabilitas.

5. Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif adalah melalui tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel, sedangkan untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif atau verifikatif maka digunakan teknik analisis regresi sederhana.

(18)

68

3.6.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1 Hasil Pengujian Validitas

Pengujian validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Sugiono (2012:121). Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam salah satu derajat ketepatan pengukuran tentang isi dari pernyataan yang penulis buat. Teknikuji yang digunakan adalh teknik korelasi melalui koefisien product moment . Skor ordinal dari setiap item pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal kesluruhan item, jika koefisien korelasi tersebut positif, maka item tersebut valid, sedangkan jika negatif maka terdapat yang disebut tidak valid dan akan dikeluarkan dari kuisioner atau digantikan dengan pernyataan perbaikan. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment. Dengan rumus :

𝑛 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)

𝑛 𝑋2 − ( 𝑋)2 𝑛 𝑌2 − ( 𝑌2)

(Sugiyono, 2007:212)

Keterangan :

rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang

dikorelasikan

R = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang

dikorelasikan

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

(19)

69

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Pengujian keberartian koefisien (rb) dilakukan dengan taraf signifikan 5%. Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝑡 = 𝑟 𝑛 − 2 1 − 𝑟2 𝑑𝑏 = 𝑛 − 2

Dalam penelitian dapat berinterprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut tabel 3.5 yang memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi :

Tabel 3.5

Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interprestasi

Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi

Antara 0,100 sampai dengan 0,00 Sangat tidak tinggi

(20)

70

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor dengan skor total , maka langkah berikutnya adalah dilakukannya membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Berikut keputusan pengujian validitas instrumen:

1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid apabila r hitung > r tabel .

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel .

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 17 for windows. Out put yang dihasilkan dari pengelolaan SPSS mmerupakan data rhitung

utnuk lebih mengetahui apakah nilainya signifikan atau tidak, maka dilakukannya uji korelasi dibandingkannya dengan rhitung dengan rtabel. agar dapat memperoleh nilai yang signifikan, maka rhitung harus lebih besar sari rtabel (dilihat dari r product moment dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan n-2) dengan jumlah responden awal 30 dengan ketetapan rtabel 0,374.

Pertanyaan pada variabel X yaitu Lifestyle dapat dilanjutkan dengan melakukan penelitian.

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Lifestyle

No Item Pernyataan rhitung rtabel

Keterangan

Lifestyle Activity

1. Fitness (Area free weight) 0,769 0,374 Valid

2. Mind and Body Soul room 0,545 0,374 Valid

(21)

71

4. Area cardiovascular 0,631 0,374 Valid

Interest

5. Luas ruang fitness center 0,407 0,374 Valid

6. Desain ruang interior dan eksterior fitness center

0,506 0,374 Valid

7. Kelengkapan dan kenyamana alat

Gym.

0,430 0,374 Valid

Opinion

8. Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut diri sendiri

0,650 0,374 Valid

9. Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut kerabat dan orang lain

0,502 0,374 Valid

10. Pendapat fitness center Gold’s Gym menurut media masa

0,609 0,374 Valid

Demographic

11.  Usia 0,496 0,374 Valid

12.  Pendapatan 0,488 0,374 Valid

13. Pendidikan 0,429 0,374 Valid

Sumber : Pengolahan data 2012 oleh SPSS 17 for Windows

Berdasarkan tabel 3.6 pada instrumen variable lifestyle dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi activity dengan jumlah pertanyaan empat dan pada nomor pertanyaan satu dengan item pernyataan Fitness (Area free weight) yang bernilai 0,769, sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi interest dengan item pernyataan Luas ruang fitness center Gold’s Gym yang bernilai 0,407 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas

Variabel (Y) Keputusan Pembelian menjadi Member

No Item Pernyataan rhitung rtabel

Keterangan Keputusan Pembelianmenjadi Member

Pemilihan produk

1. Kenyamanan berolahraga di fitness center

0,481 0,374 Valid

2. Kelengkapan fasilitas berolahraga di fitness center

(22)

72

Pemilihan merk

3. Pemilihan fitness center Gold’s Gym karena pencitraan terbaik

0,636 0,374 Valid

Pemilihan saluran distribusi

4. Kestrategisan lokasi fitness center Gold’s Gym .

0,419 0,374 Valid

5. Kemudahan aksesbiliti menuju fitness center Gold’s Gym.

0,426 0,374 Valid

Waktu pembelian

6. Waktu melakukan fitness sebagai kebutuhan

0,529 0,374 Valid

7. Waktu melakukan menjadi member

Gold’s Gym pada saat promosi

0,582 0,374 Valid

Jumlah pembelian

8. Tingkat frekuensi berolahraga di fitness center Gold’s Gym

0,575 0,374 Valid

9. Tingkat lama waktu berolahraga di fitness center Gold’s Gym

0,446 0,374 Valid

Metode pembayaran

10. Kemudahan pembayaran menjadi

member di Gold’s Gym

0,621 0,374 Valid

11. Keragaman pembayaran menjadi

member yang disediakan Gold’s Gym (debit ,tunai dan kredit)

0,577 0,374 Valid

Sumber : Pengolahan data 2012 oleh SPSS 17 for Windows

Untuk hasil uji coba instrumen penelitian untuk variable keputusan member berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Menunjukan bahwa item pernyataan tertinggi pada pemilihan merk dengan pernyataan item Pemilihan fitness center Gold’s Gym karena pencitraan terbaik dengan nilai 0,636, sedangkan yang terendah pada pemilihan saluran distribusi, Dengan item pernyataan Kestrategisan lokasi fitness center Gold’s Gym . dengan nilai 0,419

(23)

73

3.6.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Dalam Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Malhotra (2005:309) mengemukakan bahwa “Reliabilitas adalah sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran berulang dilakukan terhadap karakteristik tertentu”. Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan alat ukur Sugiyono (2012:121)

Untuk menunjukkan dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut :

𝑟

11

=

𝑘 𝑘−1

1 −

𝜎𝑏2 𝜎12

(Arikunto, 2010:231) Dimana : r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σb2 = Jumlah Varians butir

∑12 = varians total

(24)

74 𝜎2 = 𝑥 2 𝑥 2 𝑛 𝑛 (Arikunto, 2010:239) Dimana : σ2 = Varians ∑x = Jumlah skor N = Jumlah Responden Keputusan pengujian :

1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel.

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak reliabel jika rhitung < rtabel.

Berdasarkan hasil pengujian reabilitas instrumen yang dilakukan dengan mengggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel. Pengujian korelasi (y) dilakukan dengan taraf signifikan 5% dengan jumlah 30 responden.

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Rrealibilitas Lifestyle Dan Keputusan pembelian menjadi Member GOLD’S GYM BRAGA CITY WALK BANDUNG

NO Variabel Alpha

cronbrach

Kesimpulan 1. Lifestyel Analysis 0,737 Reliable

2. Keputusan menjadi member 0,726 Reliable

(25)

75

Tabel 3.8 menunjukan bahwa hasil tingkat reliability pada variabel lifestyle analysis sebesar 0,737 dan variabel keputusan member 0,726 . Hal ini menujukan bahwa realibilitas dari kedua variabel penelitian tersebut tinggi, dikarenakan tingkat realibilitas lebih besar 0,5.

3.6.3 Teknik Analisis Data

Dikutip dari Buku Sugiyono (2012:15) bahwa “Skala ordinal adalah skala yang datanya berbentuk rangking atau peringkat, dan jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama”. Untuk memberikan nilai terhadap jawaban dalam kuesioner dibagi dalam lima tingkat alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor) .

Maka skala ordinal tersebut harus dirubah kedalam bentuk skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data dengan penerapan statistic parametric dengan menggunakan Methode Successive Interval (MSI).

1. Methode Succesive Interval (MSI)

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :

(1) Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan , hitung proporsi setiap pilihan jawaban.

(2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban, hitung proporsi setiap pilihan jawaban.

(3) Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pertanyaan hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

(4) Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan jawaban.

𝑓 𝑍 = 1 2𝜋𝑒

(26)

76

(5) Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :

Scale Value = Kepadatan batas bawah − kepadatan batas atas Daerah di bawah batas atas − Daerah di bawah batas bawah

(6) Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :

Score = Scale value + | Scale Value minimum | + 1

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi pada dasarnya adalah suatu studi mengenai

ketergantungan suatu variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk menaksir dan atau memprediksi rata-rata hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel dependen berdasarkan nilai tetap (fixed) variabel independen yang telah diketahui (Gujarati, 2003:18). Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan dan memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari hubungan oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Riduwan, 2007:145).

Hasil analisis regresi adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi variabel dependen dengan suatu persamaan. Selanjutnya dalam analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen diasumsikan random, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik.

(27)

77

Sedangkan variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang) (Sugiyono, 2007:93). Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independen yaitu Lifestyle (X) sedangkan variabel dependen adalah Keputusan Member (Y). Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk kedua variabel tersebut. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui jenis hubungan antar variabel-variabel yang diteliti (Sudjana, 2000:234), sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel yang diteliti (Sugiyono, 2012:188).

Persamaan regresi sederhana X atas Y adalah sebagai berikut : Ŷ = a + bX

Dimana :

Ŷ = lifestyle analysis (Variabel dependen, subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan)

a = Harga Y, jika X = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Langkah-langkah yang dilakukan yang akan digunakan dalam analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut :

1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu : ∑X ∑Y dan ∑XY ∑𝑋2𝑌2

2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut :

𝑎 =

𝑌 𝑋

2 − 𝑋 𝑋𝑌

(28)

78

𝑏 =

𝑛 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌

𝑛 𝑋2− 𝑋 2 (Sugiyono, 2007:206)

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.

3.6.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien koreelasi. Dalam penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas, dengan asumsi ...

KP = r2 x 100% (Riduwan 2006:136) Keterangan

KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi 3.6.5 Uji Hipotesis

Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variable yaitu lifestyle (X) yang terdiri dari (X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic ,(sedangkan variabel dependen adalah Keputusan pembelian menjadi member (variabel Y). Adapun yang menjadi hipotesis utama dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara Lifestyle di Gold’s

(29)

79

Gym Braga City Walk . Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji kerartian koefisien arah regresi. Hipotesi yang diajukan yaitu X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic ,( sedangkan variabel dependen adalah Keputusan member (variabel Y). Hipotesis tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Model Regresi Keterangan :

X = Variabel Lifestyle

Y = Variabel Keputusan pembelian menjadi Member

Є = Residu (variabel lain diluar variabel X yang berpengaruh) ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik dari variabel eksogenus.

Untuk menguji keberartian koefisien arah regresi dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini :

Y

X

(30)

80

𝐹 =

𝑆𝑟𝑒𝑔

2

𝑆𝑠𝑖𝑠2 (Sudjana,2001:16)

Secara statistik pengujian hipotesis keberartian arah regresi adalah :

Ho : β1 = 0, Koefisien arah regresi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh antara lifestyle yang terdiri dari (X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic , sedangkan variabel dependen adalah Keputusan pembelian menjadi member (variabel Y) dengan Lifestyle di Gold’s Gym Braga City Walk .

Signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan Y di uji dengan membandingkan thitung dan ttabel . Rumus dari distribusi student adalah :

𝑡 =𝑟 𝑛−2

1−𝑟2 (Riduwan, 2006:137)

Keterangan :

t = Distribusi student

r = koefisien korelasi product moment n = banyaknya data

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Jika thitung > ttabel , maka H0 diyolak dan H1 diterima

Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak

Taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :

H1 : ρ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh lifestyle yang terdiri dari dari (X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic , sedangkan variabel

(31)

81

dependen adalah Keputusan pembelian menjadi member (variabel Y). Dengan Lifestyle Analysis di Gold’s Gym Braga City Walk .

H0 : ρ > 0 , artinya terdapat pengaruh antara lifestyle yang terdiri dari dari (X1) activity , (X2) interest ,(X3) opinion, (X4) demographic , sedangkan variabel dependen adalah Keputusan pembelian menjadi member (variabel Y).

(32)

Gambar

Gambar 3.1  Model Regresi

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut, FQ (tajwid) mendefinisikan fenomena Ikhfa ini sebagai bunyi yang berada pada posisi antara pengucapan idzhar dan idgham (Al-Hamad, 2002:107) atau

4&lt; ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

Hal ini terlihat hasil survey, dari 57 negara di dunia Indonesia hanya menduduki urutan ke-37 (The World Economic Forum Swedia Report, 2000). Predikat Indonesia pun hanya

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Bahwa penderita cacat kejiwaan yang melakukan tindak pidana sesuai dengan Pasal 44 ayat (1) KUHP, tidaklah dipidana karena penderita cacat kejiwaan tidak mampu

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun