• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri plastik beberapa tahun ini sedang mengalami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri plastik beberapa tahun ini sedang mengalami"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri plastik beberapa tahun ini sedang mengalami ketidakpastian. Hal ini dibuktikan dari melambatnya pertumbuhan industri kemasan plastik di Indonesia. Berdasarkan pernyataan dari Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia, Henky Wibawa, yang dilansir oleh media online www.pikiran-rakyat.com yang diunggah pada tanggal 18 November 2015 pukul 15.50 WIB, pertumbuhan industri pengemasan melambat dalam dua tahun terakhir menjadi sekitar 6 sampai dengan 7 persen per tahun. Sementara lima tahun sebelumnya, rata-rata pertumbuhan industri plastik mencapai 9 sampai dengan 10 persen per tahun. Beberapa hal yang memengaruhi perlambatan industri tersebut, yaitu pengaruh ekonomi global dan tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, sementara kebutuhan bahan baku impor masih tinggi.

Guna menjaga perusahaan kemasan plastik dapat bertahan hidup, maka perusahaan harus menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, mulai dari proses pengadaan barang dan jasa serta proses produksi hingga proses distribusi produk harus berjalan seoptimal mungkin agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Selain harus berjuang untuk mengoptimalkan kegiatan operasionalnya, tantangan lain yang dihadapi oleh perusahaan kemasan plastik di Indonesia adalah ketatnya persaingan dengan perusahaan kemasan plastik di negara lainnya, terutama di Myanmar, Kamboja dan

(2)

Vietnam. Myanmar dan Kamboja memiliki kebijakan mengenai upah tenaga kerja yang lebih rendah dibanding dengan Indonesia, sedangkan pekerja di Vietnam memiliki jam kerja lebih banyak sehingga dirasa jauh lebih produktif dibanding dengan pekerja Indonesia. Perusahaan multinasional yang merupakan mayoritas customer dari perusahaan kemasan plastik akan dengan mudah mengalihkan pesanan ke perusahaan kemasan plastik di negara lain apabila harga produk yang dijual oleh perusahaan kemasan plastik di Indonesia dirasa cukup tinggi.

Salah satu proses utama yang mendukung proses produksi serta menempati posisi awal dalam rangkaian proses produksi adalah proses pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Proses pembelian menjadi salah satu proses yang penting untuk diperhatikan dan dikendalikan karena pembelian bahan baku pada perusahaan menghabiskan lebih dari 60% dari beban pokok penjualan (Tabel 1.1). Apabila perusahaan tidak memiliki sistem pengendalian yang efektif dan memadai untuk mengontrol proses pembelian, perusahaan akan dihadapkan dengan risiko kerugian (potential loss) yang cukup besar.

Tabel 1.1

Perbandingan Biaya Pembelian Bahan Baku dan Bahan Pembantu Terhadap HPP PT X

Periode Tahun 2013, 2014, 2015

Keterangan 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp)

Biaya Bahan Baku 544.206.626.000 703.900.578.000 686.086.168.000 HPP 791.646.369.000 1.030.720.991.000 1.052.996.199.000

(3)

PT X merupakan perusahaan terbuka dan bergerak di bidang industri kemasan plastik. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT X meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Kegiatan utama PT X adalah melayani industri produk-produk kosmetika, farmasi, makanan dan minuman, serta barang-barang industri lainnya. Saat ini jenis produk yang dihasilkan adalah berupa botol plastik, botol air galon, sikat gigi, mould, laminating tube, dan plastik tube.

Berdasarkan wawancara awal sebagai bagian dari kegiatan observasi penulis dengan Manajer Supply Chain PT X, diketahui bahwa dalam menjalankan kegiatan operasinya, PT X merupakan perusahaan yang menerapkan sistem job order dalam menghasilkan produknya. Tantangan yang dihadapi oleh PT X dalam menjalankan sistem job order terletak pada kemampuan perusahaan dalam mengendalikan proses pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang akan digunakan untuk kegiatan produksi. Pembelian bahan baku dan bahan pembantu harus dikendalikan seefektif dan seefisien mungkin agar perusahaan tidak menanggung kerugian yang diakibatkan oleh kelebihan atau kekurangan stok bahan baku dan bahan pembantu. Pengendalian atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu sampai saat ini masih terus dilakukan pembenahan karena masih terdapat permasalahan seperti perencanaan pembelian yang kurang tepat yang mengakibatkan persediaan menjadi menumpuk sehingga tidak dapat digunakan lagi serta kedatangan barang yang terlambat masih terjadi meskipun seiring dengan berjalannya waktu hal tersebut sudah berkurang karena sistem pengendalian yang dimiliki perusahaan.

(4)

Berdasarkan wawancara lanjutan Penulis dengan Direktur Akuntansi dan Keuangan PT X, diketahui bahwa SOP tertulis untuk proses pembelian pada PT X hanya terdapat pada divisi supply chain yang membawahi bagian pembelian, sedangkan SOP tertulis untuk proses pembayaran dan pengeluaran uang tidak dimiliki oleh PT X. Namun, SOP tertulis yang dimiliki PT X hanya terbatas pada SOP pembelian lokal dan impor serta SOP pengadaan barang. Terkait dengan SOP perencanaan pembelian dan SOP pembayaran tagihan pembelian tidak memiliki SOP tertulis. Narasumber memaparkan selama ini bagian akuntansi dan keuangan hanya menjalankan prosedur yang sudah berjalan selama ini dan dibantu oleh sistem yang sudah terintegrasi. Untuk ke depannya, perusahaan akan membuat SOP tertulis, khususnya untuk bagian akuntansi dan keuangan, agar proses pengendalian internal perusahaan dapat berjalan lebih efektif. Selain masalah SOP tertulis, narasumber juga memaparkan bahwa PT X tidak memiliki satuan unit internal audit yang melakukan evaluasi terkait dengan desain pengendalian internal serta evaluasi mengenai keefektifan sistem pengendalian internal perusahaan. Hal ini tentu saja menimbulkan risiko yang cukup besar bagi perusahaan karena desain sistem pengendalian internal yang baik dapat memberikan keyakinan bagi perusahaan guna mencapai tujuannya.

Berdasarkan wawancara dengan Manajer Supply Chain PT X dan Direktur Akuntansi dan Keuangan PT X, implementasi sistem pengendalian internal yang ada pada perusahaan masih perlu untuk dilakukan pembenahan. Pihak manajemen perusahaan perlu menetapkan desain pengendalian internal serta adanya evaluasi mengenai keefektifan sistem pengendalian internal perusahaan agar dapat

(5)

memberikan keyakinan bagi perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang di tengah pertumbuhan industri kemasan plastik yang sedang lesu.

1.2. Rumusan Permasalahan

Pembelian merupakan salah satu bagian dari kegiatan operasional perusahaan yang penting karena berada di bagian awal dan menghabiskan kurang lebih 60% dari biaya pokok produksi. Implementasi proses pembelian pada PT X masih memiliki beberapa kendala atau permasalahan. Permasalahan tersebut diketahui saat penulis melakukan wawancara awal dengan bagian pembelian yang diwakili oleh Manajer Supply Chain serta bagian akuntansi dan keuangan yang diwakili oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan. Permasalahan yang ada pada proses pembelian PT X, yaitu perencanaan pembelian yang kurang tepat yang mengakibatkan persediaan menjadi menumpuk sehingga tidak dapat digunakan lagi, kedatangan barang yang terlambat masih terjadi, tidak adanya SOP tertulis terkait dengan SOP perencanaan pembelian dan SOP pembayaran tagihan pembelian, tidak adanya satuan unit internal audit yang melakukan evaluasi terkait dengan desain pengendalian internal, serta evaluasi mengenai keefektifan sistem pengendalian internal perusahaan.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, penulis mengemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah desain sistem pengendalian internal atas pembelian pada PT X telah memadai (sufficient)?

(6)

2. Apakah fungsi pengendalian internal atas pembelian pada PT X telah dilaksanakan secara efektif?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Menganalisis kecukupan/kelengkapan desain sistem pengendalian internal atas pembelian pada PT X.

2. Mengevaluasi efektivitas fungsi sistem pengendalian internal atas pembelian pada PT X.

.

1.5. Motivasi Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan menjadi referensi bagi perusahaan dalam melakukan evaluasi terkait sistem pengendalian internal, khususnya untuk proses pembelian. Dengan adanya sistem pengendalian internal yang baik dan efektif, pihak manajemen diharapkan dapat mengatisipasi sedini mungkin potensi penyimpangan yang akan terjadi serta dapat mencegah tidak tercapainya tujuan utama perusahaan yaitu untuk memperoleh laba.

1.6. Kontribusi Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan, baik bagi peneliti maupun bagi perusahaan yaitu sebagai berikut.

(7)

a. Bagi Peneliti, yaitu dapat menambah pengetahuan bidang ilmu akuntansi dan auditing serta menambah wawasan mengenai pentingnya pengendalian internal yang efektif dan efisien terkait siklus pembelian.

b. Bagi Perusahaan, yaitu dapat memberikan masukan serta bahan pertimbangan mengenai pengendalian internal yang efektif, terkait siklus pembelian sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko yang menghambat tercapainya tujuan utama perusahaan.

c. Bagi Akademisi, yaitu dapat memberikan kontribusi pengetahuan atau menjadi salah satu referensi dalam melakukan penelitian dengan topik yang serupa dan sebagai bahan pembelajaran mengenai pentingnya pengendalian internal yang efektif dan efisien terkait siklus pembelian pada perusahaan manufaktur.

1.7. Proses Penelitian

Secara singkat proses penelitian akan dilaksanakan sesuai tahapan-tahapan sebagai berikut.

(8)

Gambar 1.1 Tahapan Proses Penelitian

1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut. BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 pada penelitian ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitiaan, kontribusi penelitian , proses penelitian, dan sistematika penulisan.

Desain penelitian studi kasus “Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Atas

Pembelian Pada PT X”

Membandingkan sistem pengendalian internal yang ada di perusahaan dengan kriteria pengendalian

internal menurut COSO

Sistem pengendalian internal yang dijalankan oleh PT X khususnya pada

siklus pembelian Kriteria pengendalian internal menurut

COSO

Hasil perbandingan menjadi dasar pengumpulan data primer dan analisis

sudi kasus

Penyusunan laporan hasil penelitian Penyusunan kesimpulan dan rekomendasi yang atas keefektifan

sistem pengendalian internal atas pembelian pada PT X

(9)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 pada penelitian ini berisi mengenai landasan teori yang dianggap relevan dengan penelitian serta tinjauan literatur dari beberapa penelitian terdahulu.

BAB 3 METODA PENELITIAN

Bab 3 pada penelitian ini berisi mengenai metode penelitian, profil objek penelitian, memberikan gambaran mengenai karakteristik objek penelitian, rasionalisasi pemilihan objek penelitian, sumber data, teknik dan proses pengambilan data, serta pembahasan analisis data.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab 4 pada penelitian ini berisi hasil penelitian, pemaparan temuan yang ditemui di lapangan yang akan menjadi bahan rumusan untuk menganalisis sesuai dengan teori, dan membahas serta menganalisis secara komprehensif terhadap temuan dengan teori yang terkait. Bab ini juga menjawab pertanyaan penelitian serta merumuskan untuk kesimpulan di akhir penelitian.

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5 pada penelitian ini berisi mengenai kesimpulan penelitian dan memberikan rekomendasi yang diharapkan bermanfaat bagi objek penelitian dan peneliti selanjutnya.

Gambar

Gambar 1.1  Tahapan Proses Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Islam harus melakukan berbagai inovasi dalam rangka membentuk manusia yang siap menjawab tantangan global dengan membekali ilmu pengetahuan yang mumpuni

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah keterampilan mengajar guru menurut persepsi siswa dan motivasi belajar berhubungan dengan hasil

• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di

Terkait dengan hal tersebut di atas, maka telaah kurikulum menjadi salah satu parameter akademik yang senantiasa perlu dilakukan sehingga tingkat kompetensi mahasiswa

Maklumat ini hanya khusus untuk bahan tertentu dan boleh menjadi tidak sah untuk bahan tersebut apabila ia digunakan bersama dengan sebarang bahan lain atau dalam sebarang

Tugas Karya Seni yang berjudul “Problematika Sepakbola Indonesia sebagai Sumber Inspirasi Lukisan” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1

Pengertian Jadal, Metode Al-Qur’an dalam Berdialog, Bentuk dan Dalil Dialog Al-Qur’an 2x 50 me nit Kriteria Aktivitas: Tatap Muka; Tugas Berstruktur; Belajar Mandiri.. Indikator

Berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat permukiman kumuh, meskipun kawasan Jogoyudan sudah menunjukkan sebagai permukiman yang cukup baik, namum masih perlu perencanaan