• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai jenis daya Tarik wisata baik daya Tarik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai jenis daya Tarik wisata baik daya Tarik"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki berbagai jenis daya Tarik wisata baik daya Tarik

wisata alami ataupun buatan. Daya tarik wisata alami adalah obyek-obyek wisata

yang terbentuk karena peristiwa alam disuatu daerah baik berupa air terjun,

gunung, pantai, hutan, dan lain sebagainya. Daya Tarik buatan adalah

obyek-obyek wisata yang dibentuk oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan berwisata

disuatu daerah baik berupa water boom, taman kota, museum, dan lain sebagainya

(https://id.wikipedia.org/wiki/).

Wisata buatan inilah yang masih dapat berkembang dengan mengikuti

perkembangan zaman. Sehingga masih sangat terbuka bagi stake holder di bidang

pariwisata dan pemerintah untuk mengembangkan destinasi wisata disuatu daerah.

Wisata buatan yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata yang berpotensi

adalah museum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia museum memiliki arti

gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang

patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu

tempat menyimpan barang kuno (http: // analisis pengembangan pariwisata

.blogspot.com/ diakses pada tanggal 4 Oktober 2014).

Di Indonesia terdapat banyak Museum baik yang dikelola oleh swasta

ataupun pemerintah. Museum-museum tersebut memiliki koleksi yang sangat

beragam dari masa purba hingga masa-masa kemerekaan Negara Indonesia.

Museum merupakan bukti sejarah disuatu tempat dan museum dapat menceritakan

(2)

Jawa Tengah sebagai central kebudayaan di Jawa memiliki banyak

museum yang menggambarkan terbentuknya kebudayaan di Jawa. Baik

kebudayaan zaman dahulu yang masih dibawa hingga sekarang ataupun cikal

bakal sebuah gaya hidup yang berkembang dengan seiring perkembangan zaman.

Kota Surakarta memiliki sebuah bukti sejarah berkembangnya musik di

Indonesia yaitu Lokananta. Lokananta yang menjadi salah satu bagian

penginggalan sejarah yang dikelola oleh Perum Percetakan Negara Republik

Indonesia (PNRI) memiliki nilai budaya yang tinggi dan telah menghasilkan

suara-suara emas yang tersimpan dalam kepingan piringan hitam.

Lokananta merupakan perusahaan rekaman musik (label) pertama di

Indonesia yang didirikan pada tahun 1956 dan berlokasi di Solo, Jawa Tengah.

Sejak berdirinya, Lokananta mempunyai dua tugas besar, yaitu produksi dan

duplikasi piringan hitam dan kemudian cassette audio. Mulai tahun 1958, piringan

hitam mulai dicoba untuk dipasarkan kepada umum melalui RRI dan diberi label

Lokananta yang kurang lebih berarti "Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa

penabuh". Semenjak tahun 1983 Lokananta juga pernah mempunyai unit produksi

penggadaan film dalam format pita magnetik Betamax (https: //id.wikipedia.org

/wiki/ Lokananta diakses pada tanggal 4 Oktober 2015).

Melihat potensi penjualan piringan hitam maka melalui PP Nomor 215

Tahun 1961 status Lokananta menjadi Perusahaan Negara. Lokananta sekarang

menjadi salah satu cabang dari Perum Percetakan Negara RI. Sebagai Perum

Percetakan Negara Republik Indonesia cabang Surakarta kegiatannya antara lain :

(3)

2. Music Studio

3. Broadcasting

4. Percetakan dan Penerbitan

Lokananta sampai sekarang masih mempunyai koleksi ribuan lagu-lagu

daerah dari seluruh Indonesia (Ethnic/World Music/foklor) dan lagu-lagu pop

lama termasuk di antaranya lagu-lagu keroncong. Selain itu Lokananta

mempunyai koleksi lebih dari 5.000 lagu rekaman daerah bahkan rekaman

pidato-pidato kenegaraan Presiden Soekarno (https://id.wikipedia.org /wiki/ Lokananta

diakses pada tanggal 5 Mei 2015).

Koleksinya antara antara lain terdiri musik gamelan Jawa, Bali, Sunda,

Sumatera Utara (Batak) dan musik daerah lainnya serta lagu lagu folklore ataupun

lagu rakyat yang tidak diketahui penciptanya. Rekaman gending karawitan

gubahan dalang kesohor Ki Narto Sabdo, dan karawitan Jawa Surakarta dan

Yogya merupakan sebagian dari koleksi yang ada di Lokananta. Tersimpan juga

master lagu berisi lagu-lagu dari penyanyi legendaris seperti Gesang, Waldjinah,

Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Sam Saimun. Lokananta telah melahirkan

beberapa penyanyi ternama di Indonesia (https://id.wikipedia.org /wiki/

Lokananta diakses pada tanggal 5 Mei 2015).

Salah satu karya musik produksi Lokananta adalah merekam lagu Rasa

Sayange bersama dengan lagu daerah lainnya dalam satu piringan hitam. Piringan

hitam ini kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15

(4)

yang telah menjadi musik rakyat Indonesia (https://id.wikipedia.org /wiki/

Lokananta diakses pada tanggal 5 Mei 2015).

Melihat potensi dari Lokananta serta untuk mengetahui lebih jauh lagi

upaya - upaya yang dilakukan dalam mengembangkan dan memasarkan obyek ini,

maka Lokananta sangat menarik untuk dijadikan sebagai karya tugas akhir dengan

judul STRATEGI PENGEMBANGAN LOKANANTA SEBAGAI MUSEUM

PIRINGAN HITAM DI KOTA SURAKARTA dengan harapan karya tugas akhir

ini dapat bermanfaat untuk pengembangan Lokananta sebagai museum khususnya

dan bagi pengembangan kepariwisataan di Kota Solo pada umumnya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana profil dan potensi yang dimiliki Lokananta?

2. Bagaimana mengembangkan Lokananta sebagai museum yang aktif dan

memiliki standarisasi sebagai museum?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui profil dan potensi yang dimiliki Lokananta.

2. Untuk memberikan pertimbangan Lokananta sebagai museum yang aktif dan

memiliki standarisasi sebagai museum.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah ilmu pengetahuan dalam ilmu pariwisata khususnya dalam

(5)

b. Sebagai pertimbangan untuk menentukan langkah–langkah yang diambil

khususnya mengenai strategi pengembangan Lokananta.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk mengetahui data-data dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir dalam

rangka memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

b. Memberikan gambaran bagi pembaca mengenai Lokananta.

3. Manfaat Akademik

a. Dapat memberikan ilmu pengetahuan baik secara teoritis, praktis maupun

akademik dalam pengembangan diri.

E. Kajian Pustaka 1. Pariwisata

Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara seseorang untuk

menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah

karena berbagai kepentingan antara lain: ekonomi, sosial, politik, agama.

kesehatan maupun kepentingan lain seperti, karena sekedar ingin tahu, menambah

pengalaman ataupun untuk belajar (Gamal Suwantoro, 1997 : 3).

Menurut Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang

kepariwisataan bahwa keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan

Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan

budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal

(6)

rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tuhan 1945 (Sumber www.wisatakandi.com

/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.html diakses pada tanggal 15

Oktober 2015)

2. Museum

Menurut Internasional Council of Museum (ICOM), Museum adalah

lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan

perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan,

melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah

kemanusiaan yang berwujud benda dan tak benda beserta lingkungannya, untuk

tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan (Council of Museum).

Thomas Haryonagoro, Ketua Badan Musayawarah Museum Daerah

Istimewa Yogyakarta (Barahmusda DIY), menyampaikan bila museum dapat

menjalankan fungsinya dengan baik, maka museum akan berarti dan bermanfaat

bagi masyarakat luas, sebab fungsi keberadaan museum adalah untuk memberi

manfaat bagi orang banyak atau masyarakat. Agar museum berhasil dari semua

aspek operasional, maka museum perlu mencerminkan komitmen dan kewajiban

dalam pelayanan untuk masyarakat. Museum sebagai bagian pranata sosial dan

sebagai suatu lembaga yang bertanggungjawab mencerdaskan bangsa,

menggalang persatuan dan kesatuan dan wawasan nusantara serta memberikan

layanan kepada masyarakat. Museum dituntut untuk melestarikan asset bangsa

sebagai sumber penguatan pemahaman, apresiasi dan keperdulian identitas

bangsa. Di dalam peningkatan peran museum kepada masyarakat, bagaimanapun

(7)

operasional (Haryonagoro, pada acara Musyawarah Museum Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 2010).

3. Pengembangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah

perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang menjadi besar, luas, dan

banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran,

pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata berkembang tidak saja

meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga

meliputi aspek yang bersifat (http://kbbi.web.id).

Definisi pengembangan penelitian ini dibatasi dalam pengembangan

pariwisata. Menurut Joyosuharto (1995:46) bahwa pengembangan pariwisata

memiliki tiga fungsi, yaitu menggalakkan ekonomi, memelihara kepribadian

bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup, memupuk rasa cinta

tanah air dan bangsa. Untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut maka diperlukan

pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata, meningkatkan dan

mengembangan promosi dan pemasaran, serta meningkatkan pendidikan dan

pelatihan kepariwisataan (Joyo Suharto, 1995:46)

Pengembangan pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan

berencana untuk memperbaiki objek dan daya tarik wisata yang akan dan sedang

dipasarkan. Pengembangan Pariwisata tersebut meliputi perbaikan objek dan

fasilitas-fasilitas yang ada kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat

tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula (Oka A. Yoeti,

(8)

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting di dalam suatu penelitian.

Disamping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga

mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan Laporan Tugas

Akhir. Adapun metode yang dilakukan dalam pengumpulan data dan diperinci

sebagai berikut:

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Lokananta terletak di Jl. Ahmad Yani No. 379

Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah PO.BOX. 241 No. Telp. : (0271) 718412

No. Fax. : (0271) 718424

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun tugas akhir, untuk data yang diperlukan kebenaran maka

disini peneliti mengumpulkan data dengan beberapa metode penelitian,

diantaranya :

a. Studi Dokumen

Pengumpulan dengan studi dokumen merupakan metode pengumpulan

data yang ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat

penelitian yang meliputi buku – buku yang relevan, peraturan – peraturan, laporan

kegiatan, foto – foto, film dokumenter dan data yang relevan untuk penelitian

(Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 : 86).

Dengan menghimpun dokumen dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kota Surakarta berupa dokumen Data Kunjungan Objek Daya Tarik Wisata Solo

2014 dan Data Panduan Wisata Solo 2014.

(9)

Pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti, dan

mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh

adalah data factual dan actual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh

pada saat peristiwa berlangsung (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000).

Observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan secara langsung di

Lokananta.

c. Wawancara

Unit yang akan diamati dan akan dijelaskan serta merupakan obyek

penelitian yang dapat berupa individu, kelompok organisasi, masyarakat, hasil

kerja manusia, instansi, dan sebagainya (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000).

Wawancara untuk memperoleh informasi didapat dari pengelola

Lokananta yaitu Titik Sugiyanti (Koordinator Administrasi, Keuangan, dan

Umum Lokananta), Bemby Ananto (KoordinatorProduksi dan Duplikasi), dan

Danang Rosdianto (Marketing Lokananta).

d. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan membaca, mengkaji

serta mempelajari buku-buku, data-data dan bahan-bahan yang berkaitan dengan

bidang kepariwisataan. Studi pustaka dilakukan melalui referensi Perpustakaan

Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Tour D III UPW,

Perpustakaan Lokananta.

3. Teknik Analisis Data

Setelah mengumpulkan data dan melihat data-data yang terkumpul,

(10)

menguraikan apa yang ada dari permasalahan dalam penelitian.Pada tahap itu

dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam

rumusan masalah. Analisa data yang digunakan deskriptif kualitatif.

Penyajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan

Lokananta yang sebenarnya, dengan melihat dari data-data yang telah diperoleh.

Oleh karena itu data yang diperoleh dari pengamatan langsung maupun dari arsip

serta dari wawancara akan digabung untuk di jadikan sebagai bahan penulisan

laporan tugas akhir ini.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan sistematika

penulisan sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan, dalam bab ini membahas tentang latar belakang

masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kajian teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II. Gambaran Umum Pariwisata Kota Surakarta, dalam bab ini

membahas tentang sejarah pariwisata Kota Surakarta, perkembangan pariwisata

Kota Surakarta, potensi wisata Kota Surkarta.

Bab III. Profil dan potensi Lokananta, upaya pengembangan Lokananta,

ide pengembangan Lokananta sebagai museum, dalam bab ini membahas tentang

Situasi dan kondisi Lokananta, Atraksi dan daya tarik wisata Lokananta, serta ide

pengembangan Lokananta sebagai museum.

Bab IV. Penutup, dalam bab ini membahas tentang kesimpulan yang

Referensi

Dokumen terkait

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Studi kepustakaan mengenai perubahan konsepsi, strategi konflik kognitif, dan miskonsepsi siswa, dan analisa materi pedagogis pada pembelajaran ikatan ionik secara

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Prosedur (PSP) secara lengkap yang meliputi kegiatan kemanan data, backup dan restorasi serta penghapusan berkala data yang tidak berguna, telah mengacu pada standar

Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious

Skripsi berjudul Penerapan Laporan Biaya Kualitas Terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus Pada UD. Dua Dewi Keripik Nangka Q-Ecco di Puger), telah diuji dan disahkan