2. 1 Penelitian Sejenis (Related Work) 2.1.1 Studi Literatur
Perbandingan penelitian sejenis dengan penelitian yang dilakukan peneliti dapat diarangkum dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sejenis
Judul Penelitian
Sistem Informasi Evaluasi Kinerja Dosen (Studi Kasus: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT BPR Universal Sentosa
Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Capaian Kinerja Berbasis Android Pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nama
Penelitian
1. Syopiansyah Jaya Putra
2. Nia Kumaladewi 1. 2. Bixon Natanael Herry Mulyono 1. 2. Aris Ratu Tanti Tanbiroh 3. Nadia Marwani Putri 4. Diding Maulana Sofyan Nama
Jurnal
Jurnal Sistem Informasi Jurnal Manajemen Sistem
Informasi Jurnal Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 Volume
Jurnal Vol. 4(2) Vol. 2, No. 1 -
Edisi
Jurnal 2011 Maret 2017 Februari 2016
No.
Halaman 2 295 1.4-32
ISSN 1979-0767 2528-0082 2302-3805
Masalah Penelitian
1. Sering terjadi kesalahan dalam hasil laporan evaluasi kinerja dosen yang diakibatkan proses input dan analis yang salah
2. Adanya kesulitan dalam mengelola data evaluasi atau dalam pencarian data evaluasi sebab media yang digunakan adalah kertas sehingga data seringkali tertukar karena tidak disimpan dan ditata secara rapi. 3. Mahasiswa seingkali
tidak mengisi angket evaluasi dengan lengkap sehingga mengakibatkan tidak efektifnya proses evaluasi yang
menyulitkan TPED dalam mengelola data.
1. Penilaian Kinerja karyawan pada PT. BPR Universal Sentosa dilakukan pada sebuah kertas, kemudian hasil perhitungan penilaian dijumlahkan langsung pada kertas sehingga dapat terjadi kesalahan dalam perhitungan. 2. Pengolahan data Laporan
hasil kinerja masih bersifat manual pada program excel sehingga menyulitkan melihat dokumentasi
perkembangan kinerja karyawan tiap periode. 3. Tidak adanya sistem
berbasis IT yang mapan dan berkesinambungan dalam hal penilaian kinerja karyawan.
1. Dibutuhkan Sistem untuk memonitoring capaian kinerja yang sudah dihasilkan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. 2. Kurang Informatifnya
sistem berjalan karena belum dapat hasil pantauan secara real time karena masih
menggunala Microsoft excel.
Tujuan Penelitian
Merancang Sistem Evaluasi Kinerja Dosen untuk Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Menganalisa dan Merancang Sistem
Informasi Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT BPR Universal Sentosa
Merancang Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Capaian Kinerja Berbasis Android Pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Teori Pengembangan Sistem,
Evaluasi Kinerja Dosen, Konsep Dasar RAD
Tinjauan Pustaka, Studi
Literatur Penelitian Sejenis Definisi Sistem, Konsep Dasar Sistem Informasi, Konsep Dasar Database, Konsep Dasar Perancangan Sistem, Definisi Android, PHP, MySQL,
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, observasi dan wawancara. Untuk Pembangunan sistemnya menggunakan Metode RAD.
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, observasi dan wawancara. Untuk Pembangunan Sistem Mengunakan Metode Waterfall.
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara.
Hasil Penelitian
Sistem Evaluasi Kinerja Dosen yang baru yang dibuat telah
terkomputerisasi dan berbasis web, yang dapt digunakan sebagai indicator untuk meningkat kualitas dosen.
Rancangan Sistem
Informasi Kinerja yang baru sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan dan memiliki tampilan aplikasi yang baik.
Aplikasi Sistem Informasi Capaian Kinerja yang baru berbasis Android yang dapat mengakomodir Pencatatan, Pengukuran dan Menghasil Laporan Capaian Kinerja secara periodic kepada pimpinan.
2. 2 Sistem Monitoring
2.2.1 Pengertian Sistem Monitoring
Sistem Monitoring adalah sebuah perangkat lunak yang dapat melakukan pengukuran, pengumpulan, penyimpanan, dan interpretasi data yang dimonitoring. Sistem dioptimalkan untuk penyimpanan yang efisien dan pengambilan kembali hasil monitoring untuk di periksa hasil secara berjangka serta analisis titik data untuk tujuan perencanaan masa depan (Slawek Ligus,2013).
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat ingin memasang sistem monitoring : 1. Biaya Pemasangan, Pemeliharaan serta lisensi produk monitoring
2. Solusi yang dihadirkan sistem monitoring tersebut dan berapa banyak usaha yang akan dilakukan untuk memantau sistem monitoring tersebut.
3. Dapat menghasilkan bentuk hasil yang sesuai kebutuhan.
4. Dapat menghasilkan laporang berjangka dengan tingkat keringkasan data yang bagus.
5. Sistem monitoring dapat memberdayakan pengguna yang berpengalaman membuat perencanaan yang bagus.
6. Dapat menawarkan Interface yang memungkinkan Anda mengekspor data yang dikumpulkan secara Offline.
7. Mudah dalam rencana pengembangan di masa yang akan datang. Mudahnya dalam migrasi data dari satu platform ke platform yang lain.
Secara umum proses sistem monitoring dibagi menjadi tiga bagian fungsional: 1. Pengumpulan Data
Data tentang operasi sistem dikumpulkan oleh agen dari server, database dan peralatan jaringan. Sumber data adalah log, statistik perangkat, dan pengukuran sistem. Agen pengumpul memasukkan masukan ke dalam metrik dan memberi mereka seperangkat properti yang berfungsi sebagai alamat di ruang dan waktu. Kemudian diserahkan ke sistem monitoring melalui protokol yang disepakati dan disimpan dalam database metrik.
2. Pengumpulan dan Penyimpanan Data
Masukan data yang masuk dikelompokkan dan disusun oleh propertinya dan kemudian disimpan di metrik masing-masing. Masukan data diambil dari metrik dan diringkas dengan ringkasan statistik untuk menghasilkan hasil yang berjangka. Data yang berjangka yang dihasilkan diajukan satu per satu ke sistem monitoring dan diperiksa untuk kejadian kondisi anomali. Ketika kondisi seperti itu terdeteksi dan mengirim peringatan kepada operator.
3. Presentasi
Operator dapat menghasilkan laporang yang berjangka yang dipilih sebagai cara untuk mendapatkan gambaran umum tentang keadaan saat ini atau sebagai tanggapan untuk menerima peringatan. Bila kesalahan diidentifikasi dan tindakan penggulangan yang tepat dilakukan, grafik harus memberikan umpan balik segera dan mencerminkan sejauh mana tindakan korektif telah membantu. Bila tidak ada perbaikan yang diamati, intervensi lebih lanjut mungkin diperlukan.
Sistem monitoring memberikan titik acuan bagi semua operator. Manfaatnya paling menonjol adalah untuk berinteraksi secara bebas, menukar pengamatan dan menetapkan kembali tanggung jawab. Memiliki satu titik acuan untuk semua tim secara signifikan meningkatkan kemanjuran deteksi dan penanggulangan.
2. 3 Pengertian Sumber Daya Manusia
Ada tiga pengertian Sumber Daya Manusia yaitu:
1. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu lembaga (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan)
2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber Daya Manusia dalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (nonmaterial/nonfinansial) di dalam organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potenso nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. (Amiruddin Idris, 2016)
2. 4 Penilaian Karyawan
2. 4.1 Pengertian Penilaian Karyawan
Penilaian karyawan, pada dasarnya dalah upaya penilaian terhadap kinerja karyawan. Secara Umum dapat diartikan sebagai upaya guna mengadakan pengukuran atas kinerja dari setiap karyawam perusahaan. Hal ini dapat dikaitkan dengan tingkat produktivitas dan efektivitas kerja dari karyawan tersebut dalam menghasilkan karyawan karya tertentu, sesuai dengan deskripsi tugas yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bersangkutan. Lebih jauh lagi, hasil dari pengukuran kinerja karyawan ini secara umum akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan produktivitas dan efektifitas perusahaan, yang dilakukan secara terus menerus, berlanjut dan berkesinambungan (M Budihardjo, 2014).
2. 4. 2 Proses Penilaian Kinerja
Disamping isi penilaian kinerja, hal peting lain dalam penilaian kinerja adalah proses penilaian kinerja. (Budi Purwanto,2010).
Proses penilaian kerja terkait dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan penilaian kinerja (bulanan, kuartalan, semesteran, atau tahunan)?
2. Bagaimana melakukan proses penilaian kinerja secara efektif dan efisien (memakai pinsl dan kertas atau komputer, penilaian dilakukan hanya oleh atasan atau bersifat 360 derajat, ada sesi pemberian feedback atau tanpa pemberian feedback)?
Dalam proses penilaian adakalanya manipulasi atau kesalahan penilaian masih terjadi adapun Empat error yang terjadi akibat adanya hambatan psikologis antara atasan sebagai penilai dan bawahan sebagai pihak yang dinilai adalah sebagai berikut: 1. Halo Error, yaitu rating didasarkan atas sesuatu yang bersifat global dan bukan
atas dasar penilaian terhadap dimensi penilaian yang lebih detail.
2. Leniency Error, yaitu penilaian yang condong sama terhadap semua orang yang dinilai (semua jelek atau semua baik). Kondisi ini di dunia pendidikan dikenal dengan istilah dosen pelit dan dosen murah hati.
3. Central tendency error, yang mirip dengan leniency error, tetapi penilaian condong sama ke tengah, yaitu semua dinilai pada level rata – rata. Hal ini biasanya banyak dilakukan oleh penilai yang memiliki safety Player.
4. Recency error. Yaitu penilaian yang didasarkan hanya pada peristiwa yang terjadi beberapa saat sebelum prses penilaian kinerja dilakukan. Ini bisa terjadi jika penilaian tidak rajin mencatat atau tidak pernah mendokumentaskan critical incident yang menyangkut bawahanya.
2. 4. 3 Sistem Penilaian Multi Raters
Banyaknya kesalahan yang muncul dalam proses penilaian kinerja mendorong munculnya sistem penilaian 360 derajat yang melibatkan multi raters. Dalam sistem 360 derajat penilaian biasanya terdiri atas diri sendiri, atasan, bawahan, rekan kerja dan customer. Dengan multi raters maka hambatan psikologis yang dialami oleh atasan selaku penilai tunggal bisa dikurangi, bahkan dihilangkan. Namun karena melibatkan lebih dari satu penilai, maka pendekatan 360 derajat ini menjadi lebih kompleks dan hanya akan berhasil baik jika dilakukan tidak dengan cara manual atau konvensional. Selain mengurangi beban psikologis model 360 derajat ini dibandingkan dengan penilaian kinerja model tradisional adalah dalam fokusnya terhadap unsur feedback untuk keperluan perbaikan ke depan. Sebagaimana diketahui bersama fokus penilaian penilaian oleh coach akan digunakan untuk dasar pemberian feedback terkait dengan pengembagnan skill (atau kompensasi) dan pengambilan keputusan terkait promosi. Sementara itu hasil penilaian oleh proses integrator akan dipakai untuk dasar pemberian feedback terkait dengan proses kerja dan pengambilan keputusan. (Budi Purnawanto, 2010).
2. 4. 4 Hasil Proses Penilaian Kinerja
Hasil dari proses penilaian kinerja adalah peringkat (rating) kinerja. Berikut ini contoh peringkat kinerja, yang berurutan dari yang tertinggi hingga terendah:
Tabel 2.2 Peringkat/Rate Penilaian Kinerja
Value Explanation
1
Unsastisfatory (Tidak memuaskan) - Jauh di bawah harapan. Beberapa kinerja
memenuhi harapan di daerah fokus tapi hasil jauh dibawah harapan. Ada kebutuhan yang pasti untuk perbaikan.
2 Reasonable (Cukup) - Kinerja sedikit di bawah ekspektasi. Beberapa kinerja
memenuhi harapan dalam area fokus ini tapi masih perlu untuk perbaikan. 3 Good (Baik) - Harapan telah terpenuhi. Harapan dalam area fokus ini telah
tercapai tapi masih perlu untuk perbaikan.
4 Very Good (Sangat Baik) - Telah melampaui harapan dan telah memenuhi apa yang
diharapkan dari area fokus ini.
5 Outstanding (Luar Biasa) - Telah melampaui harapan dan lebih dari yang
diharapkan yang dilakukan dalam area fokus ini. N/A Kompetensi tidak dapat dievaluasi
Rating kinerja biasanya digunakan untuk keperluan pengambilan keputusan terkait dengan remunerasi dan promosi. Individu dengan peringkat yang lebih tinggi akan mendapatkan reward (dalam bentuk merit Increase) yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang peringkat lebih rendah, dan demikian pula sebaliknya. Kesempatan promosi juga lebih cenderung di berikan kepada individu dengan peringkat kinerja tertinggi. (Budi Purnawanto, 2010).
2. 5 Rekayasa Perangkat Lunak 2. 5. 1 Metode Waterfall
Waterfall adalah dari dunia model prediktif. Model ini mengasumsikan bahwa anda telah menyelesaikan setiap langkah lengkap dan menyeluruh sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
Gambar 2.1 Model Waterfall
Analogi Waterfall sebenarnya cukup pintar. Air mempresentasikan informasi dan tahapan bertindak sebagai ember. Ketika satu ember penuh ( kamu harus mengisinya dengan informasi), maka informasi akan mengisi ember satunya hingga penuh sehingga dapat diarahkan ke tugas berikutnya. Model Waterfall dapat bekerja cukup baik jika semua asumsi berikut dipenuhi :
1. Persyaratan diketahui dengan tepat telebih dahulu.
2. Persyaratan termasuk item resiko tinggi yang belum terselesaikan. 3. Persyaratan tidak akan diubah banyak selama pengembangan.
4. Tim memiliki pengalaman sebelumnya dengan projek serupa jadi mereka tahu apa yang terlibat dalam membuat aplikasi apa.
5. Terdapat waktu yang cukup untuk melakukan semuanya secara bertahap. Anda dapat menambahkan langkah tambahan atau membagi langkah untuk memberikan detail lebih jika anda suka. Misalnya, Anda bisa memecahkan langkah verifikasi kedalam pengujian dan validasi, atau anda dapat memecahkan desain kedalam desain tingkat tinggi dan desain tingkat rendah. Anda juga bisa menguraikan langkah. Misalnya, anda dapat memecahkan desain kedalam desain antarmuka pengguna, desain level tinggi, desain level rendah, dan kemungkinan langkah lainnya. Beberapa pengembang menggunakan model waterfall murni hari ini, tapi beberapa variasinya cukup berguna (Rod stephend, 2015).
2. 6 Unified Modeling Language (UML)
UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami (Adi Nugroho, 2010).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, “UML adalah bahasa yang digunakan untuk mem-visualisasikan, mendefinisikan, membangun dan membuat dokumen dari arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.
2. 6. 1 Use Case Diagram
Use case atau diagram atau diagram use case merupakan pemodelan untuk sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Syarat penamaan use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case. (Alan, 2010).
1. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
2. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit
Tabel 2.3 Simbol – symbol Pemodelan Use Case Diagram
GAMBAR NAMA KETERANGAN
Actor
Aktor adalah orang atau sistem yang berasal dari manfaat dan eksternal untuk subjek.
1. Digambarkan sebagai salah satu tongkat (default) atau jika aktor non-manusia yang terlibat, sebagai persegi panjang dengan actor << >> di dalamnya (alternatif).
2. label dengan perannya.
3. Dapat dikaitkan dengan aktor-aktor lain menggunakan spesialisasi / asosiasi superclass, dilambangkan dengan panah dengan panah berongga.
Ditempatkan di luar batas subjek. Subject
Boundary
Termasuk nama subjek di dalam atau di atas. Merupakan lingkup subjek, misalnya, sistem atau individu proses bisnis.
Generalization
Merupakan kasus penggunaan khusus ke yang lebih umum.
Memiliki panah yang diambil dari kasus penggunaan khusus untuk kasus penggunaan dasar.
Include
Merupakan dimasukkannya fungsi satu kasus penggunaan dalam yang lain.
Memiliki panah yang diambil dari kasus penggunaan dasar untuk kasus penggunaan digunakan.
Extend
Merupakan perpanjangan dari kasus penggunaan untuk memasukkan perilaku opsional.
Memiliki panah yang diambil dari kasus penggunaan ekstensi untuk kasus penggunaan dasar.
Association Link aktor dengan use case (s) dengan yang
berinteraksi.
Use case
Use Case:
1. Merupakan bagian utama dari fungsi sistem. 2. Dapat memperpanjang kasus penggunaan lain. 3. Dapat mencakup use case lain.
4. Apakah ditempatkan di dalam batas sistem. Apakah label dengan frase kata kerja-kata benda deskriptif.
2. 6. 2 Aktivitas Diagram
Diagram aktivitas atau Aktivitas diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem (Willey, 2010).
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut: 1. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.
2. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
3. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
4. Rancangan menu yang akan ditampilkan pada perangkat lunak.
Tabel 2.4 Simbol–simbol Aktivitas Diagram
SIMBOL NAMA KETERANGAN
Aktivitas merupakan sebuah gambaran aktivitas yang terjadi.
Initial Node merupakan tanda awal dari sebuah aktivitas. Actifity Final Node merupakan tanda berakhirnya sebuah aktivitas.
Decision Node Pilihan untuk pengambilan keputusan
Fork Digunakan untuk menunjukkan kegiatan – kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu
Control Flow Menunjukkan urutan eksekusi
Object Flow
Menunjukkan aliran objek dari satu kegiatan (atau tindakan) untuk kegiatan lain (atau tindakan)..
2. 6. 3 Sequence Diagram
Diagram sequence menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek- objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak. (Wiley, 2010).
Tabel 2.5 Simbol-simbol Sequence Diagram
SIMBOL NAMA KETERANGAN
Actor orang atau sistem yang berasal dari manfaat dan eksternal ke sistem yang berpartisipasi secara berurutan dengan mengirim dan / atau menerima pesan
Swimlane memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktifitas yang terjadi.
LifeLine Menyatakan kehidupan suatu objek.
Execcution Occurrence
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi pesan.
Message Pesan yang mengambarkan komunikasi yang terjadi antar objek.
Message (return) Pesan yang dikirim untuk diri sendiri secara
langsung.
Message(return) Pesan yang dikirim untuk diri sendiri.
1. Sistem Sequence Diagram digunakan dalam hubungan dengan perincian descriptions atau dengan diagram akitivitas untuk menunjukan langkah proses dan interaksi antara sistem dengan actor.
2. First- cut sequence diagram kita memulai membangun first-cut diagram dengan elemen-elemen dari SSD. Mengganti objek dengan Use Case controller. kemudian menambahkan objek-objek lain yang dibutuhkan unutk dimasukkan kedalam Use Case. Melalui rancangan
3. View layer terdiri dari single user-interface window. Beberapa kasus yang kompleks, membutuhkan beberapa windows untuk masuk dan melihat data yang terkait dengan Use Case atau transaksi bisnis.
4. Data Access Layer, prinsip pemisahan tanggung jawab adalah faktor pendorong di balik desain dari data access layer. Pada sistem yang lebih kecil, desain dua layer mencakup view layer dan business logic layer. Dalam OO dua layer desain, Structured Query Language (SQL) untuk mengakses database adalah bagian dari business logic layer. (Satzinger, 2010)
2. 6. 4 Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. (Wiley, 2010).
Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau programmer dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai dengan perancangan diagram kelas. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas sebaknya memiliki jenis-jenis kelas berikut:
1. Kelas main
Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan. 2. Kelas yang menangani tampilan sistem (view)
Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai. 3. Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller)
Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari pendefinisian use case, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang menangani proses bisnis pada perangkat lunak.
4. Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)
Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas, namun untuk tabel dari hasil relasi atau atribut mutivalue pada ERD dapat dijadikan kelas tersendiri dapat juga tidak asalkan pengaksesannya dapat dipertanggungjawabkan atau tetap ada di dalam perancangan. (Wiley, 2010)
Tabel 2.6 Simbol-simbol Class Diagram
SIMBOL NAMA KETERANGAN
Kelas Kelas pada struktur sistem Antarmuka /
interface
Sama dengan konsep interface dalam pemrogrman berorientasi objek
Asosiasi berarah / directed
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu
association digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity.
Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-spesialisasi (umum khusus)
Agregasi /
aggregation
Relasi antar kelas dengan makna semua-bagian (whole- part)
Kebergantungan /
dependency Relasi makna antar kelas dengan Kebergantungan antar kelas
Association Relasi antar kelas dengan makna
umum, asosiasi biasanya juga disertaidengan multiplicity.
1. Domain Class Diagram
Notasi dari Unified Modeling Language (UML), yang telah menjadi standar model yang digunakan untuk mengembangkan object oriented Sistem. Salah satu jenis dari UML class diagram yang menunjukkan domain kerja pengguna yang disebut dengan model domain class diagram. (Satzinger, 2010)
2. First-Cut Class Diagram
Pengembangan dengan menambahkan model utama class diagram. Dimana dibutuhkan dua langkah:
(a) Memperinci tipe atribut dan menginilisasi nilai informasi. Memperinci attribut cukup mudah. Tipe informasi ditentukan oleh perancang berdasarkan keahlian mereka.
(b) Navigation visibility lebih sulit di rancang , mengingat bahwa kita hanya menrancang first-cut class diagram¸jadi kita mungkin butuh untuk menambahkan atau menghapus navigation arrows sebagai progresses perancangan. (Satzinger, 2010)
2. 7 User Interface
User interface melibatkan input dan output yang melibatkan pengguna sistem. Sebuah user interface memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan komputer untuk merekam transaksi. (Satzinger, 2010)
1. Physiscal aspect of the user interface
Aspek fisik dari interaksi manusia dan komputer meliputi peralatan yang benar- benar bersentuhan dengan pengguna, termasuk keyboard, mouse,touch screen, atau keypad.
2. Perceptual aspect of teh user interface
Aspek perceptual dari interaksi manusia dan komputer termasuk semua yang pengguna akhir lihat, dengar, atau sentuh (melampaui aspek fisik).
3. Conceptual aspect of the user interface
Aspek konseptual dari interaksi manusia dan komputer meliputi semua yang pengguna ketahui mengenai penggunaan sistem, termasuk semua masalah utama yang dimanipulasi oleh user, operasi-operasi yang dapat ditampilkan, dan prosedur penggunaanya.
2. 8 Python
Python adalah bahasa pemrograman interpretative yang dianggap mudah dipelajari serta berfokus pada keterbacaan kode. Dengan Kata lain, python diklaim sebagai bahasa pemrograman yang memiliki kode-kode pemrograman yang sangat jelas, lengkap, dan mudah dipahami. Python secara umum berbentuk pemrograman berorientasi objek, pemrograman imperatif, dan pemrograman fungsional. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi. (JUD, 2016).
2. 9 Framework
Framework adalah kumpulan perintah atau fungsi dasar yang membentuk aturan - atauran tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain sehingga dalam pembuatan aplikasi website, kita harus mengikuti aturan dari framework tersebut. Dengan framework (dalam hal ini framework Odoo), kita tidak perlu memikirkan kode perintah/fungsi dasar dari aplikasi website kita. (Wardhana, 2010).
2. 9. 1 Odoo
Odoo adalah kumpulan aplikasi bisnis open source yang dibangun di openobject framework.Framework odoo bekerja mendefinisikan model dan secara otomatis membuat struktur table yang diperlukan didalam database postgreSQL. Selanjutnya, web interface di odoo memungkinkan administrator untuk dengan mudah memperpanjang model data
dengan berbagai cara tanpa harus memodifikasi kode sumber odoo. Setiap tampilan dalam odoo didefinisikan dalam dokumen xml. Framework odoo bertanggung jawab untuk menampilkan file file tampilan di web browser. Tampilan alternative dapat dibuat untuk mempermudah fungsi pada platform lain seperti perangkat seluler. (Greg M, 2015).
2. 10 PostgreSQL
PostgreSQL merupakan salah satu sistem database server yang dapat diinteraksikan dengan halaman web melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan modul PHP dalam Apache web server. Namun penggunaan sistem database server seperti PostgreSQL yang diinteraksikan dengan web juga menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya adalah masalah keamanan situs web dan sistem databasenya. Oleh sebab itu masalah keamanan database menjadi suatu hal pokok dalam sistem database berbasis web merupakan keharusan bagi sistem database dan administratornya.
PostgreSQL, Apache dan PHP merupakan perangkat lunak yang bersifat open source, yang berarti bahwa kode sumber dari postgreSQL, Apache dan PHP dapat digunakan secara bebas. Penggunaan perangkat lunak yang bersifat open source memiliki kelebihan:
1. Biaya
Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar lisensi. 2. Terbuka
Isi dari perangkat lunak dapat kita lihat secara jelas karena kode sumbernya disertakan.
3. Kebebasan
Bebas untuk mengubah isi dari perangkat lunak. 4. Keamanan
Update masalah keamanan (jika terjadi) akan lebih cepat.
PostgreSQL merupakan Object Relational Database Management System (ORDMS) yang bersifat open source yang mendukung Standart Query Language (SQL) dengan kemampuan antara lain trasactions, subqueries, triggers dan lain-lain. PostgreSQL juga menyediakan antarmuka untuk berbagai bahasa seperti Python, C, C++, Java, Perl, PHP dan TCL. (Suwanto R, 2003)