• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KETEBALAN DINDING VENA UMBILIKALIS PADA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KEHAMILAN NORMOTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN KETEBALAN DINDING VENA UMBILIKALIS PADA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KEHAMILAN NORMOTENSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932

PERBEDAAN KETEBALAN DINDING VENA UMBILIKALIS PADA

PREEKLAMPSIA BERAT DAN KEHAMILAN NORMOTENSI

Hilaliyah1, Julian Dewantiningrum2, Dik Puspasari3

1

Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

2 Staf Pengajar Obsgin Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

3 Staf Pengajar Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABRTRAK

Latar Belakang: Preeklampsia termasuk dalam tiga besar penyakit penyebab kematian ibu, menurut WHO. Pada preeklampsia terjadi ketidaksempurnaan remodeling arteri spiralis yang mempengaruhi aliran darah dari ibu ke janin. Hal ini menyebabkan terjadinya adaptasi pembuluh darah dan jika hal ini terjadi terus menerus dapat mengakibatkan perubahan struktur pada pembuluh darah tali pusat. Perubahan ini juga terjadi pada vena umbilikalis karena sebagai pembuluh darah yang mengalirkan darah dari plasenta ke janin, ia akan terus menjaga hemodinamiknya agar darah kaya nutrisi dapat memenuhi kebutuhan janin.

Tujuan: Mengetahui perbedaan ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat dan kehamilan normotensi.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang. Data yang digunakan adalah data primer dari pengamatan morfometri pada preparat patologi anatomi dari jaringan tali pusat. Sampel terdiri dari 32 subjek, 16 preeklampsia berat (kelompok kasus) dan 16 kehamilan normotensi (kelompok kontrol) di RSUP dr. Kariadi Semarang. Analisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney.

Hasil: Pada uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan ketebalan dinding vena yang bermakna antara preeklampsisa berat dan kehamilan normotensi (p=0.030). Ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat lebih tebal dibandingkan vena umbilikalis kehamilan normotensi. (642,3 ± 174,53 µm vs. 530,4 ± 65,23 µm, secara berurutan).

Kesimpulan: Terdapat perbedaan ketebalan dinding vena umbilikalis yang bermakna antara preeklampsia berat dan kehamilan normotensi.

Kata Kunci: Preeklampsia berat, vena umbilikalis, ketebalan dinding vena umbilikalis

ABSTRACT

THE DIFFERENCES BETWEEN THE UMBILICAL VEIN’S THICKNESS IN SEVERE PREECLAMPSIA AND NORMOTENSIVE PREGNANCY

Background: Preeclampsia is included in the major three causes of maternal death in the world according to WHO. There is an impaired of uterine spiral arteries remodeling in preeclampsia which influences blood circulation from mother to fetus. This leads to adaption of blood vessels. If it happens continuously, it can cause change in umbilical vessel structure including umbilical vein, as it delivers blood from placenta to fetus. Therefore, it will maintain the hemodynamic so that the blood with high nutrition is able to fulfill the fetal need.

Objective: To determine the difference of umbilical vein’s thickness between subject with

severe preeclampsia and subject with normotensive gestation.

Methods: This is an analytic observational study with cross sectional design. The primary data was taken from observational morphometry in anatomical pathology slide from umbilical

(2)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 tissue. The samples consisted of 32 subjects; 16 subjects with severe preeclampsia served as case group and 16 subjects with normotensive gestation served as control group in dr. Kariadi Hospital Semarang. The analysis used Mann –Whitney test.

Results: The analysis showed a significant difference of umbilical vein’s thickness between subject with severe preeclampsia and subject with normotensive gestational (p=0.03). The umbilical vein of subject with severe preeclampsia is thicker than umbilical vein of subject with normotensive gestational (642.3 ± 174.53 µm vs. 530.4 ± 65.23 µm, respectively).

Conclusion: There is a significant difference of umbilical vein’s thickness between subject

with severe preeclampsia and subject with normotensive gestational.

Keyword: severe preeclampsia, umbilical vein, umbilical vein’s thickness

PENDAHULUAN

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan di Indonesia.1 Di Indonesia, berdasarkan data dari WHO meskipun angka kematian ibu mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 220 menjadi 190 pada tahun 2013 angka ini tetap merupakan angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.2 Di Jawa Tengah preeklampsia - eklampsia merupakan penyebab kedua kematian ibu. Pada tahun 2012, 35,26%kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah disebabkan oleh preeklampsia.3

Preeklampsia adalah sindrom patologi yang terdiri dari hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Salah satu etiologi preeklampsia adalah teori mengenai iskemik plasenta dan pembentukan radikal bebas. Teori ini menjelaskan bahwa karena adanya kegagalan remodeling arteri spiralis mengakibatkan plasenta mengalami iskemik dan hipoksia sehingga menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan terjadinya disfungsi endotel.4, 5

Disfungsi endotel pada preeklampsia menyebabkan penurunan aliran darah plasenta yang juga mempengaruhi suplai darah ke janin dan dapat mengakibatkan janin mengalami hipoksia. Hipoksia pada janin meningkatkan resiko terjadinya berat bayi lahir rendah dan asfiksia neonatarum.5 Vena umbilikalis sebagai pembuluh darah yang membawa darah kaya oksigen dan nutrisi ke janin melakukan adaptasi agar tetap dapat memenuhi kebutuhan nutrisi janin walau terjadi punurunan perfusi darah ke plasenta. Proses adaptasi vena umbilikalis yang terjadi terus – menerus akan mengakibatkan perubahan struktur dari dinding vena umbilikalis.6

Menurut Galewska dkk, pada vena umbilikalis ibu preeklampsia mengalami penurunan kadar kolagen. Penelitian ini menunjukkan penurunan aktivitas enzim polidase sehingga

(3)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 menurunkan sintesis kolagen. Pada penelitian yang dilakukan Romanowicz dkk, menyatakan bahwa memang terjadi penurunan kolagen tipe I akan tetapi juga terjadi peningkatan kolagen tipe III. Keadaan normal pembuluh darah vena lebih didominasi oleh kolagen tipe I.7, 8

Hasil penilitian lain didapatkan hipoplasia sel erektil, kerusakan dari lapisan endotel dan lapisan elastis pada vena umbilikalis ibu preeklampsia. Perubahan morfologi vena ini mengakibatkan dilatasi lumen dan penipisan dinding vena umbilikus pada ibu preeklampsia. Dengan lumen yang lebar dan dinding yang lebih tipis maka kemampuan vena untuk berkontraksi mengalami penurunan.5

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, A. Koech dkk menyatakan bahwa pada vena umbilikalis ibu preeklampsia mengalami peningkatan rasio perbandingan dinding dan lumen vena, disertai penebalan tunika intima dan tunika media dinding vena dan penyempitan lumen vena umbilikalis. Perubahan patologis ini makin terlihat jelas pada pengamatan vena umbilikalis yang berada lebih dekat dengan janin.9

Berdasarkan uraian diatas, terdapat pengaruh preeklampsia pada sirkulasi uteroplasenta dan fetoplasenta yang berakibat pada perubahan tali pusat janin. Akan tetapi masih terdapat perbedaan pendapat mengenai perubahan ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia. Perbedaan pendapat ini menyebabkan peneliti tertarik mengamati perubahan ketebalan dinding vena umbilikalis pada ibu preeklampsia berat dan membandingkannya dengan kehamilan normotensi.

METODE

Penelitian ini dilakukan di bagian kebidanan dan penyakit kandungan serta laboratorium patologi anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain belah lintang. Subyek penelitian terdiri dari 16 ibu preeklampsia berat sebagai kasus dan 16 ibu kehamilan normotensi sebagai kontrol. Seluruh subyek telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eklusi. Data yang digunakan adalah data primer dari preparat yang dibuat dari jaringan tali pusat subyek penelitian.

Jaringan tali pusat subyek penelitian dipotong sepanjang dua centimeter, kemudian diberi identitas dan difiksasi di larutan buffer formalin 10%. Jaringan tali pusat ini dibuat menjadi preparat dengan pengecatan hematoksilin eosin. Dilakukan pengukuran morfometri pada preparat tersebut dengan menggunakan mikroskop dot slide. Ketebalan dinding vena

(4)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 umbilikalis diukur di delapan garis ketebalan dinding kemudian dirata – rata. Data hasil pengukuran akan dianalisis dengan menggunakan uji Mann Whitney

HASIL

Karakteristik subyek penelitian ini dapat ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian

Karakteristik subyek Status tekanan darah P

Preeklampsia berat Normotensi Umur ibu (mean±SD) 33.00±6.563 28.31±5.582 0.038 a Umur kehamilan (median(min-max)) 38.00(37 – 39) 38.00(38 – 42) 0.090 b Cara persalinan (%): Persalinan spontan Persalinan pervagina dengan tindakan

Persalinan bedah sesar

0.855b 7 (43.75) 7(43.75) 3(18.75) 4(25) 6(37.5) 5(31.25) Paritas (%): Primipara Multipara 0.031b 3(18.75) 9(56.25) 13(81.25) 7(43.75)

Keterangan : a: uji t independen, b: uji mann-whitney

Tabel 1 menguraikan karakteristik umur ibu, umur kehamilan, cara persalinan dan status paritas. Hasil analisis data subyek penelitian berdasarkan kriteria umur ibu didapatkan rerata umur pada preeklampsia berat adalah 33 tahun sedangkan untuk kehamilan normotensi adalah 28.31 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai tersebut bermakna (p=0.038).

Karakteristik umur kehamilan pada preeklampsia berat dan kehamilan normotensi memiliki nilai median yang sama yaitu 38 minggu dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara keduanya. Karakteristik cara persalinan pada subyek ini dibagi menjadi tiga, yaitu persalinan secara spontan, persalinan pervagina dengan tindakan dan persalinan dengan bedah sesar. Karateristik cara persalinan pada kedua kelompok subyek secara analisis statistik tidak didapatkan perbedaan yang berarti.

(5)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 Karakteristik status paritas memiliki perbedaan yang bermakna antara preeklampsia berat dan kehamilan normotensi dengan nilai p sebesar 0.031. Status paritas pada preeklampsia berat didominasi dengan multipara sebesar 81.25% sedangkan untuk kehamilan normotensi didominasi dengan primipara yaitu sebesar 56.25%.

Ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat dan kehamilan normotensi ditampilkan pada gambar 1.

Gambar 1. Ketebalan dinding vena umbilikalis (a) Kehamilan normotensi (b) Preeklampsia berat.

Berdasarkan kedua gambar diatas dapat diamati bahwa terdapat perbedaan ketebalan dinding vena umbilikalis yang signifikan antara preeklampsia berat dan kehamilan normotensi. Terjadi peningkatan ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat dibanding kehamilan normotensi.

Hasil pemeriksaan morfometri ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia dan kehamilan normotensi juga dijabarkan pada tabel 2.

Tabel 2. Ketebalan dinding vena umbilikalis

a: Uji Mann-Whitney

Ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat yang paling tebal mencapai 1058.86 µm dan yang terkercil adalah 299.63 µm. Pada kehamilan normotensi ketebalan maksimal sebesar 639.82 µm dan minimal adalah 408.40 µm. Setelah perbedaan

926

Parameter tali pusat Diagnosis P

Preeklampsia Berat Kehamilan Normotensi Ketebalan dinding vena umbilikalis (µm) 625.12 (299.63-1058.86) 531.69 (408.40-639.82) 0.030 a (a) (b)

(6)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 ketebalan vena umbilikalis ini diuji tes Mann-Whitney didapatkan nilai yang bermakna dengan nilai p sebesar 0.030. Perbandingan ketebalan dinding vena umbilikalis ini juga digambarkan melalui diagram pada gambar 2, dapat dilihat nilai median ketebalan dinding vena umbilikalis pada pereeklampsia berat dan kehamilan normotensi sebesar 625.12 µm dan 531.69 µm.

Gambar 2. Diagram ketebalan dinding vena umbilikalis.

PEMBAHASAN

Karaktaristik subyek yang diamati pada penelitian ini antara lain umur ibu, umur kehamilan, cara persalinan dan status paritas. Dari karakteristik tersebut hanya umur ibu dan status paritas yang memiliki perbedaan bermakna antara preeklampsia berat dan kehamilan normotensi. Rerata umur ibu pada preeklampsia berat lebih tua dibandingkan umur ibu pada kehamilan normotensi. Pada preeklampsia berat didapatkan status paritas multigravida yang lebih dominan dibandingkan primigravida.

Hamil pada usia lebih dari 40 tahun memiliki resiko lebih tinggi mengalami preeklampsia dan pada usia muda tidak meningkatkan resiko preeklampsia secara bermakna.10 Pada penelitian ini rerata umur ibu pada preeklampsia berat lebih tua dari pada umur ibu pada kehamilan normotensi. Walaupun rerata umur ibu tidak melebihi 40 tahun, tetapi semakin tua umur ibu saat hamil memiliki resiko semakin besar untuk mengalami preeklampsia. Hal ini dikaitkan dengan semakin tua umur ibu maka semakin besar kejadian penuaan pembuluh darah.11 927 K ete bal an dinding ve na um bil ik al is (µm )

(7)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 Primigravida memiliki resiko lebih besar mengalami preeklampsia karena p mekanisme imunologik dalam pembentukan blocking antibody terhadap antigen plasenta oleh HLA-G (human leukocyte antigen G) belum sempurna dibandingkan dengan multigravida.12 Hasil pada penelitian ini didapatkan preeklampsia banyak dialami oleh multigravida. Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa faktor resiko preeklampsia pada multigravida dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah faktor umur ibu. Semakin tua umur ibu, maka akan meningkatkan resiko preeklampsia pada multigravida.13 Hal ini bersesuaian dengan hasil penelitian ini, dimana pada kelompok preeklampsia memang didominasi oleh ibu multigravida dengan umur yang lebih tua dibandingkan ibu kehamilan normotensi.

Penelitian ini mengamati perbedaan ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat dan kehamilan normotensi. Ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat lebih tebal dibandingkan dengan kehamilan normotensi. Hasil penelitian ini tidak bersesuaian dengan hipotesis dan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat mengalami penurunan dibandingkan dengan kehamilan normotensi.

Penipisan dinding vena umbilikalis ini disebabkan karena pada preeklampsia terjadi hipoksia sehingga pembuluh darah melakukan vasokonstriksi untuk menjaga hemodinamiknya akan tetapi jika hipoksia terus berlanjut maka dapat terjadi hipoplasia.5 Hal ini selaras dengan gambaran histopatologi dalam penelitian lainnya, pada vena umbilikalis dari ibu preeklampsia berat ditemukan adanya gambaran konstriksi dari sel – sel otot serta pemisahan antar sel otot pada dinding pembuluh darah.14 Ditambahkan pula, terdapat gambaran lapisan endotel, subendotel dan beberapa lapisan otot bergabung menjadi satu.6 Keadaan – keadaan inilah yang diyakini menjadi penyebab penurunan ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat.

Berkebalikan dengan penelitian sebelumnya hasil yang didapatkan pada penelitian ini sependapat dengan penelitian oleh A. Koech dkk. Pada penelitiannya dijelaskan bahwa pada preeklampsia berat didapatkan peningkatan ketebalan dinding vena umbilikalis. Penebalan dinding vena umbilikalis ini terutama pada bagian tunika intima dan tunika media. Pada tunika media terdapat penebalan otot dan trabekula yang meningkat serta septa jaringan ikat yang menonjol. Pada tunika intima terdapat penurunan kolagen. Terdapat pula peningkatan

(8)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 dari lamina elastis subintima, penebalan lamina elastis subintima ini bertujuan untuk menjaga keutuhan pembuluh darah dan merupakan upaya dalam mempertahankan tekanan darah vena umbilikalis. Perubahan patologi anatomi ini semakin jelas terlihat pada sisi fetus karena pada sisi fetus ini terjadi peningkatan usaha pengaturan tekanan intralumen agar darah dapat tetap mengalir ke janin.9

Perbedaan hasil dari beberapa penelitian dengan penelitian ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, pemberian Magnesium sulfat (MgSo4) dan obat antihipertensi serta onset terjadinya preeklampsia. MgSo4 biasanya digunakan dalam terapi preeklampsia dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kejadian eklampsia. Walaupun kerja MgSo4 belum diketahui sepenuhnya namun salah satu mekanisme kerja MgSo4 dapat menyebabkan vasodilatasi melalui relaksasi otot polos, termasuk pembuluh darah perifer dan uterus. Sehingga selain antikonvulsan MgSo4 juga berguna sebagai antihiperensi dan tokolitik.10 Dalam sebuah penelitian juga menjelaskan MgSo4 memiliki peranan sebagai antiinflamasi, dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa ibu preeklampsia berat yang diberi MgSo4 memiliki kadar IL6 yang lebih rendah dari ibu preeklampsia yang tidak mendapatkan MgSo4.15

Obat antihipertensi yang biasa digunakan anata lain calcium channel blocker, beta blocker dan metildopa. Pemberian obat antihipertensi ini bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi akibat tekanan darah yang tinggi. Namun pada penelitian dinyatakan pada pemberian antihipertensi didapatkan kemungkinan terjadinya pertumbuhan janin yang terhambat sebanding dengan penurunan tekanan arteri rata – rata. Hal ini menunjukkan pemberian antihipertensi untuk penurunan tekanan darah memberikan efek negatif pada perfusi uteroplasenta.10 Penelitian yang pernah dilakukan secara invivo menyatakan bahwa berberapa obat seperti nifedipin dan labetolol memeiliki efek langsung terhadap sirkulasi fetoplasenta sedangkan metildopa memiliki efek pada sirkulasi plasenta yang kurang bermakna jika dibandingkan dengan lainnya.16

Calcium channel blocker bekerja pada otot polos arteriolar dan menyebabkan vasodilatasi dengan menghambat masuknya kalsium dalam sel akan tetapi efek dari calcium channel blocker ini tidak begitu mempengaruhi vena. Nifedipin salah satu calcium channel blocker sering digunakan, diketahui nifedipin memiliki efek dapat mecegah persalinan perterm. Atenolon adalah salah satu contoh beta blocker, obat ini dapat menyebabkan

(9)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 pertumbuhan janin terhambat oleh karena itu atenolon hanya digunakan jika obat lain tidak efektif. Metildopa paling sering digunakan untuk wanita hamil dengan hipertensi Metildopa bekerja pada sistem saraf pusat dan memiliki sedikit efek perifer yang akan menurunkan tonus simpatis dan tekanan darah arteri.10

Diketahui bahwa terdapat onset dini preeklampsia yaitu ibu yang didiagnosis preeklampsia berat pada umur kehamilan <34 minggu dan preeklampsia onset akhir yaitu ibu yang didiagnosis preeklampsia berat pada umur kehamilan >34 minggu. Onset dini preeklampsia biasanya disebabkan oleh faktor plasenta dan preeklampsia onset akhir biasanya disebabkan oleh faktor maternal. 17 Penelitian terhadulu menyatakan faktor maternal yang berkaitan dengan preeklampsia berat diantaranya adalah indeks masa tubuh ibu. Ibu dengan indeks masa tubuh lebih dari 27 kg/m2 atau berat badan lebih dari 80,5 kg mengalami perubahan hemodinamik tubuhnya yang meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia onset akhir.18

Berdasarkan pengamatan didapatkan bahwa pada onset dini preeklampsia menyebabkan keadaan klinis yang lebih buruk dari preeklampsia terlambat.17 Pada penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa hanya pada onset dini preeklampsia didapatkan hasil abnormal pada penilaian dopler yang dikaitkan dengan terjadinya kegagalan sirkulasi uteroplasenta dan lesi pada plasenta. Sedangkan hal ini tidak ditemukan pada preeklampsia terlambat.19

Kelemahan penelitian ini adalah tidak dilakukannya pengukuran tali pusat secara makroskopik sebagai pembanding dengan hasil pengukuran secara mikroskopik. Peneliti juga tidak melakukan pengamatan karakteristik subyek yang berhubungan dengan preeklampsia onset akhir. Peneliti menganjurkan pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengukuran tali pusat secara makroskopis dan atau penelitian lebih lanjut dengan menggunakan USG doppler sebagai pembanding hasil pengukuran mikroskopik. Peneliti juga menyarankan untuk melakukan pencatatan mengenai onset terjadinya preeklampsia pada setiap subyek penelitian. Selanjutnya, penelitian mengenai preeklampsia berat onset akhir perlu memperhatikan karakteristik subyek yang berhubungan dengan preeklampsia onset akhir. Penelitian lanjutan juga dapat melakukan pengamatan terhadap preparat penelitian ini dengan menggunakan pengecatan khusus lainnya seperti pengecatan imunohistokimia. Pengecatan imunohistokimia bermanfaat untuk mengetahui antigen jaringan yang berpengaruh pada kejadiaan

(10)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 preeklampsia.20 Penelitian selanjutnya disarankan untuk menghubungkan pengaruh perbedaan ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat dan kehamilan normotensi terhadap kualitas keluaran janin.

SIMPULAN

Terdapat perbedaan pada ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat dan kehamilan normotensi. Ketebalan dinding vena umbilikalis pada preeklampsia berat lebih tebal dibandingkan dengan ketebalan dinding vena umbilikalis kehamilan normotensi.

SARAN

Penelitian selanjutnya diperlukan pengukuran tali pusat secara makroskopik untuk dibandingkan dengan hasil pengamatan mikroskopik. Dapat pula dilakukan penelitian yang lebih dalam pada subyek penelitian dengan menggunakan metode pengecatan lainnya (seperti pengecatan imunohistokimia). Pada penelitian selanjutnya untuk preeklampsia berat onset akhir perlu memperhatikan faktor - faktor maternal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pratiwi DA. Angka Kematian Ibu di Indonesia masih jauh dari target MDGs 2015. KOMPASIANA, 2014.

2. Maternal mortality: World Health Organization (WHO), 2014.Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/

3. Widoyono. Profil Kesehatan Kota Semarang 2013. Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014.

4. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.

5. Barnwal M, Rathi S, Chhabra S, Nanda S. Histomorphometry of umbilical cord and its vessels in pre-eclampsia as compared to normal pregnancies. Nepal Journal of Obstetrics and Gynaecology 2013;7:28-32.

6. Ilie C, Hrubaru N, Ilie R, et al. Histological modifications of the umbilical cord in pregnancy. I GENETICS 2007:12.

7. Galewska Z, Romanowicz L, Bankowski E, Jaworski S. Preeclampsia-associated decrease of potential collagenolytic and gelatinolytic activities in the wall of the umbilical cord vein. The international journal of biochemistry & cell biology 2002;34:24-32.

8. Romanowicz L, Sobolewski K. Extracellular matrix components of the wall of umbilical cord vein and their alterations in pre-eclampsia. Journal of perinatal medicine 2000;28:140-6.

(11)

MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober : 922-932 9. Koech A, Ndungu B, Gichangi P. Structural changes in umbilical vessels in pregnancy

induced hypertension. Placenta 2008;29:210-214.

10. RI KK. Pedoman nasional pelayanan kedokteran diagnosis dan tatalaksana preeklampsia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2013.

11. Lamminpää R, Vehviläinen-Julkunen K, Gissler M, Heinonen S. Preeclampsia complicated by advanced maternal age: a registry-based study on primiparous women in Finland 1997–2008. BMC pregnancy and childbirth 2012;12:47.

12. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, et al. Obstetri williams, 21 ed. Jakarta: EGC, 2009.

13. Bastani P, Hamdi K, Najafi H. Risk factors for preeclampsia in multigravida women. Res J Biol Sci 2008;3:148-153.

14. Inan S, Sanci M, Can D, Vatansever S, Oztekin O, Tinar S. Comparative morphological differences between umbilical cords from chronic hypertensive and preeclamptic pregnancies. Acta Med Okayama 2002;56:177-86.

15. LaMarca B, Brewer J, Wallace K. IL-6-induced pathophysiology during pre-eclampsia: potential therapeutic role for magnesium sulfate? International journal of interferon, cytokine and mediator research: IJIM 2011;2011:59.

16. Houlihan DD, Dennedy MC, Ravikumar N, Morrison JJ. Anti-hypertensive therapy and the feto-placental circulation: effects on umbilical artery resistance. Journal of perinatal medicine 2004;32:315-319.

17. Wikström A-K, Larsson A, Eriksson UJ, Nash P, Nordén-Lindeberg S, Olovsson M. Placental growth factor and soluble FMS-like tyrosine kinase-1 in early-onset and late-onset preeclampsia. Obstetrics & Gynecology 2007;109:1368-1374.

18. Valensise H, Vasapollo B, Gagliardi G, Novelli GP. Early and late preeclampsia two different maternal hemodynamic states in the latent phase of the disease. Hypertension 2008;52:873-880.

19. Akbar MIA, Dachlan EG. Comparison between Early-onset and Late-onset Preeclampsia by Echocardiographic Examination of Cardiac Output, Total Vascular Peripheral Resistance, and Doppler Velocimetry Examination of Uterine Artery Resistance Index.

20. immunohistochemistry guide. Available from:

http://www.mdbioproducts.com/resources/protocols/immunohistochemistry

Gambar

Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian
Gambar 1. Ketebalan dinding vena umbilikalis (a) Kehamilan normotensi
Gambar 2. Diagram ketebalan dinding vena umbilikalis.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil percobaan membuktikan bahwa Pemberian 50 ml L -1 pupuk Organik Cair Crocober plus yang diberikan setiap 2 minggu sekali sejak 2 minggu pindah tanam hingga fase pengisian

Penelitian yang dilakukan adalah eksperimen laboratoris dengan menggunakan Control Group Post Test Design yaitu rancangan yang digunakan untuk mengukur efek paparan asap

Hasil penelitian menunjukkan senyawa phorbol esters (PE) dalam ekstrak biji jarak merah adalah jenis PMA (Phorbol-12-myristate- 13-acetate) dengan kadar 0,06%.. Pengujian PE

Rozy Munir mengungkapkan salah satu dari beberapa faktor penarik seseorang melakukan migrasi adalah Tarikan dari orang yang dianggap sebagai pelindung (Lembaga Demografi

Hasil simulasi yang diperlihatkan pada Tabel 6 juga menunjukkan tidak ada spesifikasi antena yang sesuai dari proses iterasi pada patch 58 x 42 mm.. Tidak ada nilai axial ratio ≤

Uji densitas bertujuan untuk dapat mengetahui densitas dari benda uji agar selanjutnya data tersebut dapat digunakan sebagai perbandingan dengan densitas teoritis

Dari uji t yang telah dilakukan variabel dana pihak ketiga menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,655 yang berarti berada diatas nilai signifikansi yaitu 0,05

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara