• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - repository perpustakaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia mengalami keterpurukan akibat krisis ekonomi global yang berdampak terhadap perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Manajemen memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan kelangsungan usaha suatu entitas bisnis agar dapat terus bertahan, begitu pula auditor yang memiliki tanggung jawab mengevaluasi status kelangsungan hidup perusahaan (Fanny dan Saputra, 2005 dalam Alichia, 2013). Para auditor dalam laporan auditnya mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya (Kartika, 2012).

(2)

Pengeluaran opini going concern yang tidak diharapkan oleh perusahaan, berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor dan karyawan terhadap manajemen perusahaan (Solikhah dan Kiswanto, 2010). Perusahaan akan kehilangan kepercayaan sehingga kesulitan pada periode sebelumnya tidak dapat diatasi, dan berakibat pada memburuknya kondisi perusahaan yang memungkinkan perusahaan menerima opini audit going concern lagi akan semakin besar (Alichia, 2013). Perusahaan yang mendapat opini going concern cenderung akan cepat bangkrut karena banyak investor yang membatalkan investasinya (Kurniati, 2012). Auditor harus mempunyai keberanian tetapi juga perlu berhati-hati dalam mengeluarkan opini, apalagi jika terdapat kesangsian terhadap kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Opini audit going concern dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opinion shopping, kondisi keuangan dan kualitas auditor.

(3)

Semakin besar perusahaan semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima opini going concern. Hasil penelitian Warnida (2011) serta Arsianto dan Rahardjo (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun hasil tersebut tidak sama dengan hasil penelitian Kristiana (2012) dan Dewayanto (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari rasio pertumbuhan laba yang positif (Alichia, 2013). Perusahaan yang mempunyai rasio pertumbuhan laba yang positif cenderung memiliki potensi untuk mendapatkan opini yang baik lebih besar. Pertumbuhan laba menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan. Jika rasio pertumbuhan laba positif, maka auditor cenderung tidak mengeluarkan opini audit going concern (Arga dan Linda, 2007 dalam Alichia 2013). Hasil penelitian Kristiana (2012) dan Kartika (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun hasil tersebut tidak sama dengan hasil penelitian Alichia (2013) dan Juandini (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

(4)

perusahaan. Perusahaan biasanya melakukan pergantian auditor untuk menghindari penerimaan opini going concern, maka dari itu banyak perusahaan yang mengganti auditor dalam jangka waktu tiga tahun, dengan harapan akan mengalami suatu peningkatan dalam kepuasan klien (Dewayanto, 2011). Hasil penelitian Muttaqin dan Sudarno (2012) serta Irfana dan Muid (2012) menyatakan bahwa opinion shopping berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun hasil tersebut tidak sama dengan hasil penelitian Dewayanto (2011) dan Kartika (2012) yang menyatakan bahwa opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

(5)

keuangan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Craswell, et al. (1995) dalam Yusuf (2013) menyatakan bahwa klien biasanya mempersepsikan auditor yang berasal dari KAP besar dan memiliki afiliasi dengan KAP Internasional memiliki kualitas yang lebih tinggi, karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan Internasional, serta adanya peer review. Kualitas audit dapat diukur dengan berbagai cara, yaitu audit fee, skala auditor, dan auditor industry specialization (Kuswardi, 2012). Hasil penelitian Januarti (2009) menyatakan bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan auditor industry specialization berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun hasil tersebut tidak sama dengan hasil penelitian Kuswardi (2012) dan Kartika (2012) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

(6)

ukuran perusahaan, auditor client tenure, opinion shopping dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dewayanto (2011) adalah Variabel dalam penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opinion shopping, kondisi keuangan dan kualitas auditor. Perbedaannya pada variabel pertumbuhan perusahaan sebagai variabel tambahan, serta kualitas auditor yang diukur dengan ukuran dan spesialisasi auditor. Ditambahkannya spesialisasi karena spesialisasi auditor masih jarang digunakan dan kegagalan audit biasanya justru dilakukan oleh auditor besar. Maka dalam penelitian ini kualitas auditor tidak hanya dilihat dari besarnya KAP auditor tetapi juga melihat spesialisasinya. Penelitian sebelumnya menggunakan periode 2006-2009 pada sektor manufaktur, sedangkan penelitian menggunakan periode 2009-2012. Hal ini dilandasi karena seiring dengan penurunan peringkat pertambangan RI dari tahun ke tahun, tahun 2010 peringkat ke 62 dari 72 negara, tahun 2011 peringkat ke 70 dari 79 negara, tahun 2012 peringkat ke 85 dari 93 negara dan pada tahun 2013 peringkat ke 96 dari 96 negara (radiosiontomohon.net, 2013).

(7)

tambang 2012/2013 yang dikeluarkan Fraser Institute, Indonesia menempati posisi 10 terbawah. McMahon dalam acara diskusi pertambangan Indonesia Mining Institute mengatakan bahwa, ketidakpastian aturan di Indonesia menjadi salah satu penyebab investor menilai Indonesia sebagai tujuan yang buruk untuk berinvestasi (Okezone.com, 2013). Selain itu aksi shutdown Amerika Serikat juga akan berdampak besar pada sektor pertambangan Indonesia (Liputan6.com, 2013).

Penelitian ini penting dilakukan karena kelangsungan hidup suatu perusahaan akan terlihat dari pernyataan yang dikeluaran oleh auditor yang diungkapkan melalui opini audit. Terbongkarnya kasus manipulasi data keuangan perusahaan besar seperti Enron, telah mencoreng citra auditor yang dianggap gagal dalam memberikan peringatan pada investor. Pihak investor akan mengalami kerugian, apabila informasi keuangan audit tidak menunjukan informasi keuangan yang sebenarnya. Para pemakai laporan keuangan merasa bahwa pengeluaran opini audit going concern dapat digunakan sebagai prediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan tepat.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan

(8)

2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern?

3. Apakah opinion shopping berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern?

4. Apakah kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern?

5. Apakah kualitas auditor berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern?

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penelitian ini membatasi masalah pada Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Opinion Shopping, Kondisi Keuangan, Kualitas Auditor dan Opini Audit Going Concern. Data yang digunakan fokus pada laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Dari permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

(9)

3. Untuk menguji opinion shopping berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

4. Untuk menguji kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

5. Untuk menguji kualitas auditor berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.

b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya kajian ilmiah dalam pengungkapan laporan keuangan, dan juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

c. Bagi Investor dan Pengguna Laporan Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, ukuran perusahaan

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan opini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh kondisi keuangan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit sebelumnya,

Penemuan tersebut didukung dengan penelitian Januarti (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.yang

Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik, maka auditor cenderung untuk tidak mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany, 2004 dalam Susanto, 2009), karena

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit, kondisi keuangan, Opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap opini audit going

Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa dari lima faktor yang diteliti (reputasi KAP, disclosure, audit tenure, ukuran perusahaan dan opini audit tahun