• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. (diambil dan diterjemahkan dari Designing Corporate Identity oleh Pat Matson. Identitas untuk pembaharuan (Identity for renewal).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. (diambil dan diterjemahkan dari Designing Corporate Identity oleh Pat Matson. Identitas untuk pembaharuan (Identity for renewal)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori 4.1.1 Identitas Visual

Identitas visual suatu perusahaan merepresentasikan nama sebuah perusahaan, bergerak di bidang apakah perusahaan tersebut, apakah visi dan misi dari perusahaan tersebut, bagaimanakah karakter, sifat, dan nilai dasar dari para pekerjanya, siapakah target pasarnya. Kesimpulannya, identitas visual sebuah perusahaan adalah suatu simbol yang merefleksikan bagaimana suatu perusahaan ingin dipersepsikan di mata publik.

Mengingat PT Pos Indonesia (Persero) sebelumnya telah memiliki sebuah identitas visual, maka satu hal yang perlu kita cermati adalah mengapa PT Pos Indonesia (Persero) memerlukan sebuah identitas visual yang baru. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan membutuhkan sebuah identitas visual yang baru (diambil dan diterjemahkan dari “Designing Corporate Identity” oleh Pat Matson Knapp, 2001):

• Identitas untuk pembaharuan (Identity for renewal). • Identitas untuk reposisi (Identity for repositioning).

• Identitas sebagai tanda perubahan (Identity to signal change). • Identitas untuk perkembangan (Identity for growth).

Dan PT Pos Indonesia (Persero) memenuhi semua persyaratan tersebut sebagai alasan mengapa PT Pos Indonesia (Persero) memerlukan sebuah identitas visual yang baru.

(2)

• Identitas untuk pembaharuan.

Berdasarkan Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) pada tanggal 7 Juni 2004 telah dirumuskan visi dan misi yang baru dari PT Pos Indonesia (Persero); yang menandakan adanya pembaharuan tujuan serta budaya dan nilai perusahaan yang hendak dicapai.

• Identitas untuk reposisi.

Melihat kembali citra buruk Pos Indonesia di masa orde lama, maka sesuai dengan visi dan misi yang baru, PT Pos Indonesia (Persero) ingin mereposisi kembali citra mereka di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia, dan dunia internasional pada umumnya.

• Identitas sebagai tanda perubahan.

Perubahan status perusahaan dari Perum (Perusahaan Umum) menjadi PT (Perseroan Terbatas) menandakan adanya perubahan struktur organisasi dan juga perubahan manajemen perusahaan dalam melaksanakan bisnisnya. • Identitas untuk perkembangan.

Dengan dibentuknya PT Bhakti Wasantara Net pada tanggal 2 April 2001 sebagai anak perusahaan PT Pos Indonesia (Persero); menunjukan adanya keinginan dari PT Pos Indonesia (Persero) untuk memperluas dan

mengembangkan dunia usahanya. Dengan demikian sebuah identitas visual yang baik seharusnya harus dapat juga memfasilitasi perkembangan tersebut agar mempermudah dalam mengidentifikasi, memperlancar pelaksanaan operasional, dan juga tetap menjaga integrasi atau kesatuan sebuah perusahaan.

(3)

Tetapi dengan tanpa melihat alasan mengapa sebuah identitas visual perlu untuk diubah, menurut Kris Larsen, Managing Director untuk Interbrand; mengatakan bahwa

identitas perusahaan yang efektif harus memiliki elemen-elemen penting yang sama. Sebuah brand yang kuat harus dapat melakukan 4 hal: ‘Harus relevan terhadap kastemer (it should be relevant to cutomers), harus dapat dipercaya (it should be credible), harus dapat membedakan dirinya terhadap kompetitornya (it should differentiate itself from the competition), dan harus memiliki kemampuan untuk merentangkan seperti halnya

pasaran turut meregang (it should have the ability to stretch as the market stretches).’

Menurut Alina Wheeler dalam bukunya “Designing Brand Identity” (2003), sebuah identitas yang efektif; yang diterapkan secara konsisten adalah salah satu alat marketing yang paling baik. Konsistensi tidak harus selalu bersifat kaku atau membatasi,

sebaliknya, merupakan sebuah garis dasar yang dirancang untuk menciptakan penyelarasan brand (brand equity) melalui perulangan (repetition), ketekunan (persistence) dan tingkat keseringan (frequency). Hal ini dimungkinkan dengan melakukan sebuah komitmen terhadap brand identity standards yang jelas, dan juga dibantu dengan budaya yang menghargai brand dan apa yang menjadi pernyataannya.

Berikut adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar sebuah brand identity dapat diterapkan secara efektif:

• Sudut pandang visual (Visual point of view).

Sebuah brand identity adalah kesatuan secara visual dan struktural. Brand identity dibangun berdasarkan kesatuan brand architecture dan

(4)

khusus. Sistem identitas dapat mempercepat pengenalan sebuah perusahaan dan mendukung kelengkapan brand di berbagai penerapan media. Tetapi inti utama identitas dan variasinya tetap tidak berubah. Apabila nantinya PT Pos Indonesia (Persero) mengalami pengembangan dunia usaha mereka, seperti contohnya PT Bhakti Wasantara Net yang merupakan salah satu anak perusahaan, identitas utama mereka sebagai bagian dari PT Pos Indonesia (Persero) tetap terlihat dan budaya perusahaan juga akan tetap tercermin pada anak perusahaan mereka. • Pesan dan sebuah suara yang menyatukan (Messages and a unified voice).

Sebuah perusahaan harus memiliki pernyataan yang jelas sehingga dunia luar dapat mengetahui secara jelas pesan apa yang ingin disampaikan, dan setiap komunikasi yang dilakukan harus mendukung tujuan utama

mereka. Pesan yang bersifat konsisten disampaikan melalui presentasi penjualan, kampanye periklanan, pidato, dan pada berbagai macam strategi marketing yang lainnya. Pesan yang disampaikan disejajarkan dengan strategi positioning dan nada penyampaiannya juga disampaikan secara konsisten.

• Satu strategi perusahaan (One company strategy).

Perusahaan tersebut terlihat sama di seluruh dunia. Sejalan dengan perusahaan berkembang menjadi lebih kompleks dan memiliki jalur bidang usaha yang cukup banyak dan menjual berbagai macam produk yang bervariasi, namun pesan global yang tetap ingin disampaikan yaitu “Kami adalah satu perusahaan”. Pada saat sebuah perusahaan

(5)

berkembang ke dalam dunia bisnis baru yang bervariasi, konsistensi menjadi awal dari penerimaan dan kesadaran akan inisiatif baru. • Kualitas (Quality).

Keseragaman tingkat kualitas dalam komunikasi visual yang ditanamkan pada kastemer harus setara dengan tingkat kontrol dan perhatian kita terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Hal ini merupakan kelebihan yang harus dipertahankan, identitas perusahaan merupakan aset yang sangat penting. Sesuatu yang bersifat kurang dari kualitas unggulan dapat mengurangi nilai dari aset perusahaan. Maka sebuah desain identitas visual yang baik haruslah tetap menjaga konsistensi kualitas desain yang baik pada setiap penerapannya. • Tatanama (Nomenclature).

Memberikan sebuah tatanama merupakan hal yang logis dan konsisten di dalam sebuah brand architecture agar mempermudah bagi kastemer untuk membeli sebuah produk atau jasa. Jangkauan jenis produk atau jasa yang luas dikomunikasikan dalam bahasa yang jelas dapat meningkatkan pengertian kastemer pada pilihannya.

Fleksibilitas juga diperlukan untuk membedakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Sebuah desain identitas yang baik haruslah dapat diadaptasi pada berbagai macam penerapan marketing dan komunikasi; dan dapat bertahan sesuai perkembangan jaman. Fleksibilitas memastikan bahwa komunikasi selalu tetap segar (fresh) dan relevan. Beberapa faktor fleksibilitas yang perlu untuk diperhatikan:

(6)

• Marketing flexibility.

Suatu identitas yang efektif menempatkan sebuah perusahaan untuk dapat melakukan perubahan dan pertumbuhan/perkembangan di masa

mendatang. Harus dapat diterapkan secara efektif dalam berbagai keperluan pemasaran dan penjualan dari website sampai direct mail atau keperluan lainnya. Sebuah identitas visual harus dapat mendukung perkembangan strategi marketing.

• Brand architecture flexibility.

Sebuah sistem identitas tidak membatasi sebuah perusahaan hanya pada produk atau jasa yang dihasilkan pada saat ini. Tetapi juga dapat

memfasilitasi jangkauan marketing untuk bisnis baru, produk dan berbagai inisiatif dengan sebuah sistem yang flexible dan tahan lama. • Standards flexibility.

Sistem identitas yang efektif mempertimbangkan siapa saja yang akan menggunakan identitas di masa yang akan datang. Sebuah desain yang dibuat dengan keseimbangan antara kontrol dan kebebasan ruang gerak untuk kreatifitas akan mempermudah bagi siapa pun yang akan

menggunakan identitas tersebut untuk mengikuti standard identitas dengan tetap memperhatikan obyektifitas dari tujuan marketing. • Performance flexibility.

Dalam pengembangan desain sebuah logo dan logotype, seorang desainer harus melakukan berbagai tes yang intensif dan melakukan proses

(7)

signature. Sebuah identitas harus dapat diterapkan pada berbagai macam ukuran, dari sekecil uang logam sampai sebesar papan iklan; berbagai penerapan warna, baik untuk full colour atau dua warna atau satu warna, dari process colour sampai ke web-friendly colour, dan penggunaanya untuk berbagai kombinasi warna dengan warna background, untuk digunakan pada warna hitam dan putih, seperti pada koran atau

newsletter; untuk penggunaan postif dan negatif, untuk media cetak dan elektronik, standard untuk seragam.

4.1.2 Teori Logo

Menurut Martadi (2002, p62); logo merupakan representasi dari nilai-nilai ideal yang meliputi aspek: visi dan misi, ruang lingkup kerja, serta budaya perusahaan, dan berperan sebagai wajah suatu lembaga atau perusahaan. Berdasarkan Jurnal Nirmana (2002, p63); logo sebagai bahasa penanda adalah segala sesuatu yang berupa lambang, gambar, tulisan, angka, atau gabungan dari berbagai hal tersebut; yang disandang oleh sebuah produk, perusahaan, lembaga, organisasi, atau kegiatan, untuk mencirikan eksistensinya agar dapat dibedakan dari produk atau merk lain.

Membicarakan masalah logo maka tidak lepas dari konteks bahasa penandaan yang menyangkut wilayah semiotika. Seorang pelopor semiotika, Ferdinand Saussure, menyatakan tentang adanya hubungan tanda dengan tanda-tanda lainnya. Sebuah tanda diartikan sebagai obyek fisik, sedangkan pengertian tentang tanda tersebut diberi istilah penanda (signifier) dan petanda (signified). Keduanya merupakan aspek tanda yang tidak terpisahkan dan simultan. Penanda adalah citra dari tanda yang diterima lewat sensori

(8)

indera, sedangkan petanda adalah konsep abstrak yang diperlukan oleh tanda,

dipancarkan oleh penanda dan menghasilkan makna yang muncul dari hubungan antara tanda dengan tanda-tanda lainnya.

Simbol adalah tanda yang dimengerti atas dasar konvensi oleh sekelompok komunitas, mengandung nilai-nilai yang dilatarbelakangi oleh pengalaman dari komunitas tersebut, dengan kata lain, hubungan antara tanda dengan obyeknya disusun berdasarkan

kesapakatan, peraturan dan norma-norma komunitasnya. Dalam menterjemahkan makna sebuah logo sebagai suatu simbol, tanda yang ditampilkan bisa mempunyai makna berbeda antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. ‘Makin simbolis suatu logo, makin berhasil (sebagai logo)’; ungkap Roy Paul Nelson (1977). Pernyataan ini didasari oleh prinsip bahwa tampilan logo sebaiknya sarat pula dengan kandungan falsafah atau pandangan hidup pemiliknya.

Dalam kaitannya dengan logo PT Pos Indonesia (Persero), falsafah yang ingin ditampilkan dalam logo barunya adalah tiga kata kunci yang diambil dari visi dan misinya, yaitu: terintegrasi, terpercaya dan kompetitif. Dengan tetap mempertahankan simbolisasi burung merpati yang digunakan sebagai simbol dari bentuk konsep

pengiriman surat jaman dahulu, namun diperbaharui dan divisualkan sesuai dengan perkembangan dan perubahan visi dan misi perusahaan yang baru, sehingga visual burung merpati pos tersebut juga mengandung ketiga konsep (terintegrasi, terpercaya dan kompetitif) tersebut.

(9)

4.1.3 Reposisi Citra Perusahaan Melalui Perubahan Logo

Berdasarkan Jurnal Nirmana (2002, p71), citra perusahaan atau corporate image adalah bagaimana suatu perusahaan atau lembaga dilihat dan dipersepsikan oleh masyarakat. Melalui jati diri perusahaan atau lembaga dibangun suatu citra yang positif, melalui logo. Logo adalah simbol yang menunjukan eksistensi suatu perusahaan atau lembaga.

Bahwa identitas suatu perusahaan merupakan cerminan dari visi, misi dan idealisme suatu perusahaan yang divisualisasikan ke dalam logo perusahaan, logo merupakan suatu hal yang nyata sebagai pencerminan hal-hal yang non-visual dari suatu

perusahaan, misalnya budaya, perilaku, sikap, kepribadian, yang dituangkan dalam suatu bentuk visual, seperti yang dikemukakan oleh John Murphy, (1993): “Setiap produk atau organisasi yang sukses memiliki ‘kepribadiannya’ sendiri, dan sama seperti kepribadian manusia yang kompleks, demikian juga kepribadian sebuah produk dan organisasi. Merk dan logo dari sebuah produk dan organisasi dimaksudkan untuk menyingkatkan realitas yang kompleks ke dalam sebuah pernyataan yang sederhana; yang mudah dikendalikan, dimodifikasi, dikembangkan, dan dimatangkan seiring waktu.”

Penggunaan logo bagi suatu perusahaan atau organisasi adalah pencerminan dari hal-hal yang ideal, yaitu ruang lingkup kerja, visi dan misi, serta budaya perusahaan. Logo merupakan penterjemahan dari ide-ide abstrak menjadi sesuatu yang nyata, dan berperan sebagai wajah dari perusahaan tersebut.

Menurut Tom Brannan, (1998), reposisi adalah usaha memposisikan ulang citra yang terbentuk pada suatu perusahaan setelah sekian waktu berjalan, berinteraksi dengan

(10)

masyarakat. Positioning dan repositioning merupakan upaya yang dilakukan dari dalam perusahaan, untuk membentuk citra tertentu dari perusahaan yang berkaitan dengan kemampuan serta tujuan perusahaan dengan iklim yang ada di luar perusahaan.

Dalam kaitannya dengan merubah citra perusahaan, maka reposisi adalah usaha untuk memperbaiki citra perusahaan diantaranya adalah merubah tampilan wajah atau logo perusahaan, yaitu usaha perubahan yang dilakukan dari dalam perusahaan untuk mendapatkan citra baru di mata konsumen.

Dari sini dapat diartikan bahwa citra perusahaan bukan hanya usaha yang dibentuk dari dalam perusahaan tetapi utamanya adalah yang terbentuk di luar perusahaan ketika perusahaan tersebut berinteraksi dengan masyarakat. Faktor masyarakat dalam kaitan visual adalah sebagai pembaca teks dari kumpulan tanda-tanda yang diciptakan dari dalam perusahaan, dan juga sebagai penerima yang merasakan jasa yang diberikan oleh perusahaan.

4.1.4 Tipografi

Bahasa sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, memiliki dua macam bentuk yaitu lisan dan tulisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang diungkapkan dengan cara ucapan dari indera pengecap atau mulut, sedangkan bahasa tulisan adalah penuangan bahasa yang diucapkan dari indera pengecap tersebut ke dalam bentuk visual, yaitu berupa tulisan. Sedangkan ilmu yang mempelajari mengenai bentuk tulisan atau bentuk huruf dikenal dengan nama ilmu tipografi.

(11)

Dalam hubungannya dengan Desain Komunikasi Visual, menurut Jurnal Aksen (2001, p50) proses perancangan dengan menggunakan huruf merupakan tahapan yang paling menentukan, dan pada tahapan vital dalam proses kreatif sebuah perancangan tipografi, seorang desainer akan bertindak sebagai komunikator visual yang memiliki berbagai peluang mengontrol setiap keputusan kreatif yang kelak dapat memperkuat efektivitas dan efisiensi dari sebuah pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penerima.

Sintaktis tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual dalam kesatuan bentuk yang kohesif. Studi terhadap sintaksis tipografi dimulai dari elemen komposisi terkecil, yaitu huruf, kata, garis, kolom, dan margin.

Persepsi visual adalah kunci untuk memahami tendensi mata dalam melihat sebuah pola visual. Melalui penerapan prinsip persepsi visual ini, seorang desainer grafis dapat menciptakan sebuah kesatuan visual yang mudah dipahami oleh pelihat.

Focal point adalah bagaimana desainer menarik perhatian pelihat dengan menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara tepat dapat menstimulasi mereka lewat pusat penekanan dalam sebuah desain.

Grid systems adalah perangkat yang memudahkan penciptaan sebuah komposisi visual yang sistematik guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi. Grid systems dimaksudkan pula untuk menciptakan suatu desain yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.

(12)

Alignment atau perataan teks berperan penting sebagai penunjang legibility serta estetika dari desain. Perataan atau disebut juga flush dapat dilakukan bermacam-macam, seperti rata kiri, rata kanan, rata kiri-kanan, rata tengah, dan asimetri tanpa perataan yang konstan.

Focal Point, Grid Systems dan Alignment akan sangat bermanfaat dalam membantu menyusun lay out untuk Graphic Standard Manual, Company Profile dan berbagai macam keperluan lainnya, dimana banyak menggunakan teks di dalamnya. Selain itu pemilihan jenis huruf yang tepat, penggunaan kerning dan leading dapat memberikan nilai estetis lebih pada sebuah karya desain.

4.1.5 Komunikasi Warna

Dari semua bentuk komunikasi yang non-verbal, warna merupakan metode yang paling tepat dalam menyampaikan pesan dan tujuan. Warna adalah bagian dari proses

perlengkapan suatu identitas, warna mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol konsep, dan pemikiran yang abstrak, mengekspresikan fantasi, mengingatkan kembali waktu, tempat, dan memproduksi suatu keindahan atau reaksi secara emosional, demikian menurut Mita Purbasari dalam Jurnal Aksen (2001, pp34-35).

Tidak ada tempat yang lebih baik untuk menguji keefektivitasan warna selain di pasaran. Hal itu merupakan kunci penting dalam berkomunikasi untuk mendapatkan citra positif atau baik, membujuk, dan menarik pada suatu produk. Sering disebut sebagai silent

(13)

pesan tentang si produk, nenciptakan jati diri produk, dan yang paling penting, membantu untuk menaikkan penjualan.

Warna pada identitas visual sebuah perusahaan harus menyampaikan pesan singkat tentang siapakah mereka dan apa yang mereka lakukan. IBM akan selalu dikenal dengan The Big Blue, yakni setia dan dapat dipercaya. Coca Cola menggunakan red, berkesan energik dan kemewahan. Warna menambahkan arti yang sangat hebat dalam

berkomunikasi seperti sama pentingnya dengan pesan yang divisualkan, menyampaikan kesan saat itu, dan lebih sering dalam pengertian umum. Hal itu sangat penting dalam menyampaikan kesan atau ide dimana perkataan atau pernyataan yang panjang lebar tidak berguna atau sulit dimengerti.

Pemilihan penggunaan jingga (orange) tetap sebagai warna utama karena khususnya bagi masyarakat Indonesia; warna jingga sangat identik dengan Pos Indonesia, dan akan sulit untuk diadaptasi atau memerlukan waktu yang cukup lama untuk disosialisasikan kepada masyarakat apabila warna utama tersebut diubah. Dan pertimbangan lainnya adalah bahwa menurut Leatrice Eiseman dalam bukunya “Pantone Guide to

Communicating with Color” (2000) warna jingga memberikan kesan mengundang (inviting), ramah (friendly), dan kesan penting (vital). Warna jingga juga merupakan warna gradasi bayangan matahari terbenam, bercahaya dan vital. Warna dengan kadar intensitas cahaya yang tertinggi, menjadikannya warna yang berarti penting atau serius dan dramatis; merupakan makna atau kesan impresi yang ingin ditampilkan pada citra PT Pos Indonesia (Persero) yang baru.

(14)

4.1.6 Desain Komunikasi Visual

Secara umum, Desain Komunikasi Visual memiliki 3 fungsi: • Untuk menyampaikan informasi (to inform).

• Untuk mencerminkan identitas (to identify). • Untuk membujuk (to persuade).

Sebuah desain grafis yang berhasil adalah tersampaikannya pesan yang disampaikan melalui citra visual kepada sasaran yang dituju. Dengan menggabungkan berbagai prinsip-prinsip desain seperti keseimbangan, irama, kesatuan, nada, aksen, kontras, arah, harmoni, gerak, dan proporsi; maka diharapkan dapat menghasilkan sebuah karya desain grafis yang baik.

Untuk menghasilkan desain yang lebih komunikatif, kita dapat menerapkan teori

semiotik yang diungkapkan oleh Charles Morris. Komunikasi yang efektif menurut teori semiotik dapat terjadi jika kita mempertimbangkan 3 aspek communicative visual sign, yaitu:

• Semantik: adalah hubungan antara yang menandakan dengan yang ditandai, menerangkan suatu tanda yang merujuk dari yang ditandai. Hubungan sebuah visual sign dengan realitas atau ide yang diwakilinya; hubungan antara sebuah desain dengan maknanya.

• Sintaktik: adalah menerangkan tanda-tanda yang tersusun menurut aturan tertentu untuk menghasilkan atau membangun suatu struktur atau sistem yang seragam.

(15)

• Pragmatik: adalah hubungan antara tanda dengan si pengguna tanda. Bagaimana fungsi sebuah tanda dipersepsikan oleh interpreter atau audience atau

konsumennya. Penerapan aspek ini bisa dilakukan lewat pemahaman atas kecenderungan persepsi visual, kepentingan, dan konteks kultur.

4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Strategi Komunikasi Keywords: a. Terintegrasi. b. Terpercaya. c. Kompetitif.

Pemilihan ketiga kata kunci tersebut diperoleh dari kutipan kata-kata yang terdapat di dalam visi dan misi PT Pos Indonesia (Persero) yang baru. Ketiga kata tersebut menjadi dasar konsep pesan apa yang ingin disampaikan pada logo PT Pos Indonesia (Persero) yang baru; yang kemudian akan diterapkan juga pada identitas visual perusahaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketiga kata tersebut berasal dari tiga kata dasar yang memiliki arti sebagai berikut, yaitu:

a. Integrasi : Pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. b. Percaya : Mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. c. Kompetitif : Berhubungan dengan kompetisi (persaingan); bersifat kompetisi

(16)

Keyfact:

a. Perusahaan jasa pos nasional Indonesia. b. Visi dan misi yang baru.

c. Perkembangan dunia usaha.

Positioning:

PT Pos Indonesia (Persero) menempatkan positioning mereka sebagai perusahaan jasa pos pilihan utama untuk seluruh penduduk Indonesia.

Manfaat (Benefit): a. Rational benefit:

• Tempat mengirim surat atau jasa pos.

• Tempat melakukan transaksi keuangan atau pembayaran. • Menerima layanan jasa komunikasi lainnya seperti internet. • Tempat untuk membeli keperluan benda pos atau filateli. b. Emotional benefit:

• Kepuasan akan banyaknya jenis layanan yang tersedia. • Lokasi dekat dengan tempat tinggal.

• Pelayanan yang ramah.

Tone and Manner: • Cepat.

(17)

• Ramah. • Dinamis. • Modern.

4.2.2 Strategi Visual dan Media a. Logo

Logo merupakan representasi dari visi dan misi, ruang lingkup kerja, serta budaya perusahaan, dan yang terpenting, logo berperan sebagai identitas dari suatu perusahaan. Penerapan logo secara konsisten pada setiap aplikasinya dapat menunjukan kualitas dan nilai dari suatu perusahaan.

b. Stationery

Stationery digunakan untuk keperluan korespondensi sebuah perusahaan. Korespondensi digunakan sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik dengan publik, dan juga untuk memperkenalkan dan mengingatkan tentang identitas perusahaan kepada koresponden yang dituju.

c. Graphic Standard Manual

Merupakan buku petunjuk dan panduan segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan sebuah identitas visual. Salah satu pembahasan terpenting dalam buku ini adalah mengenai pembahasan penggunaan logo dalam berbagai aplikasi, penggunaan warna, ukuran, jenis huruf, dan lain sebagainya. Buku petunjuk ini

(18)

memiliki tujuan agar logo dapat diterapkan secara konsisten pada setiap aplikasinya dan tetap menjaga integritas dan citra dari sebuah perusahaan.

d. Company Profile

Merupakan item yang digunakan untuk menginformasikan dan menerangkan mengenai profil dari PT Pos Indonesia (Persero) tentang visi dan misi, sejarah perusahaan, fasilitas yang tersedia, jaringan pelayanan, strategi bisnis, dan lain sebagainya.

e. Seragam

Seragam memiliki fungsi internal untuk membedakan antara divisi/departemen yang satu dengan yang lainnya; dan fungsi eksternal sebagai suatu identitas visual perusahaan agar mudah dikenali di dunia luar. Keseragaman juga memberikan kesan kesatuan yang kokoh di dalam diri suatu perusahaan.

f. Kendaraan Pos

Kendaraan pos memiliki 2 fungsi, sebagai salah satu Point of Sales utama dari jasa pos dan sebagai alat transportasi untuk mengantarkan surat atau paket. Sebagai Point of Sales, kendaraan pos berfungsi untuk menjangkau daerah-daerah yang ramai konsumen namun cukup jauh terjangkau dari kantor pos terdekat, contohnya: daerah perkantoran, institusi pendidikan, pusat-pusat kebudayaan dan lain sebagainya. Dan fungsi lainnya adalah untuk melakukan tugas kesehariannya yaitu mengantarkan surat atau paket kepada para pengguna

(19)

g. Kartu Identitas

Berfungsi untuk menunjukan identitas diri setiap karyawan yang bekerja untuk PT Pos Indonesia (Persero). Berisikan data diri karyawan seperti: nama, nomor induk karyawan, tanda tangan, dan lain-lainnya.

h. Website

Di dalam persaingan global, website merupakan salah satu fasilitas yang dianggap sangat penting sebagai item promosi sekaligus sebagai sarana penyampaian informasi yang cepat dan akurat; dan dapat juga dikembangkan untuk keperluan transaksi.

i. Kartu Pos dan Perangko

Sebagai item pendukung untuk mensosialisasikan logo baru PT Pos Indonesia (Persero) kepada masyarakat umum. Seri kartu pos dan perangko dalam edisi souvenir sheet dapat menjadi cindera mata yang tepat untuk merayakan peluncuran logo baru Pos Indonesia.

j. External Signage

Item ini digunakan sebagai identitas visual yang diletakan di luar gedung, berfungsi untuk menginformasikan letak lokasi gedung kantor Pos Indonesia, dan beberapa keperluan signage lainnya seperti petunjuk tempat daerah parkir dan lain sebagainya.

(20)

k. Internal Signage

Item ini digunakan sebagai identitas visual yang diletakan di dalam gedung, berfungsi untuk menginformasikan letak dan fungsi ruang di dalam gedung kantor Pos Indonesia, seperti seperti tempat penjualan perangko, kamar kecil dan lain sebagainya.

l. Packaging

Digunakan sebagai kemasan untuk paket pos, dimana disediakan berbagai macam bentuk dan ukuran untuk berbagai macam keperluan.

m. Kotak Pos

Atau yang sering dikenal dengan nama bis surat, yaitu merupakan kotak surat tempat masyarakat umum menaruh surat agar dapat dikirimkan kemudian. Biasanya terletak di pinggir jalan besar.

n. Papan Nama

Digunakan untuk menunjukan nama petugas yang sedang bertugas pada counter pelayanan atau sebagai identitas karyawan yang bekerja di dalam suatu ruangan.

o. Brosur dan Flyer

Sebagai salah satu item untuk mensosialisasikan peluncuran logo baru Pos Indonesia, brosur menyampaikan berbagai macam informasi baik berupa visual maupun berupa teks, seperti jenis layanan baru yang disediakan oleh Pos

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode cluster random sampling , yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan random/acak dari kelompok yang telah

Oleh karena itu, perlu diadakan su atu penelitian tentang identifikasi yang spesifik arsitektur tradisional Jawa terutama pada masa Hindu dengan mahakarya yang sangat

Bila e-learning yang dimiliki instansi-instansi atau organisasi tersebut dapat diintegrasikan dalam media sosial maka hal ini akan membuat proses pembelajaran akan semakin

Efek Minyak Atsiri Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Jumlah Monosit pada Darah Tepi Tikus Wistar yang Diberi Diet Kuning Telur.. LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA

Tujuan umum modul ini disusun guna mendukung pelaksanaan diklat pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi bagi guru SD kelas tinggi untuk

Dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan karena setiap tahunnya perusahaan perbankan ini tidak memperbaiki kinerja perusahaan sehingga perusahaan tidak

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. Iwan Junaedi

Muatan perencanaan RTRW Kabupaten Bone 2011-2031, meliputi: rencana tata ruang kawasan lindung dan budidaya; kawasan perkotaan; kawasan perdesaan; kawasan pesisir; rencana