• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INTERIOR PADA GALERI LUKISAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INTERIOR PADA GALERI LUKISAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN INTERIOR PADA GALERI

LUKISAN

Eric Gunawan Johannes

Alamat : Kemanggisan ilir vi no 5 , Jakarta Barat

Email : eric.g.johannes@gmail.com Dosen Pembimbing Utama : Dimas Iman Suryono

Dosen Pendamping : Ulli Aulia Ruki

ABSTRAK

Tujuan perancangan adalah merancang sebuah interior galeri lukisan yang secara

teknikal baik dan efisiensi. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu pengumpulan data berdasarkan hasil studi lapangan dan literatur. Analisia berdasarkan beberapa sumber referensi maupun hasil dari studi lapangan. Hasil yang dicapai berupa konsep perancangan interior yang bertema”Living Life Indonesia” yang merupakan sebuah konsep yang merancang galeri yang khas Indonesia. Simpulan perancangan ini bahwa aspek pencahayaan dan penghawaan merupakan poin yang paling penting dalam perancangan galeri lukisan karena berpengaruh pada keawetan lukisan. (EGJ)

Kata Kunci :

Desain, Interior, Galeri Lukisan, Konsep

ABSTRACT

Goal is to design an interior design gallery painting which technically good and efficiency. The research method used was qualitative methods of data collection based on the results of field

studies and literature. Analysis based multiple reference sources and the results of field studies. The results achieved in the form of interior design concept with the theme "Living Life Indonesia" which is a design concept that a typical Indonesian galleries. Conclusion is that the design aspects of lighting and ventilation are the most important points in the design of an art gallery because it affects the durability of the painting. (EGJ)

keyword :

(2)

PENDAHULUAN

Di era konseptual ini, era dimana ide-ide sangat dihargai, perwujudan serta penciptaan karya sangat dilindungi. Karya seni sebagai salah satu aspek yang dijunjung tinggi dan memiliki nilai. Indonesia banyak memiliki seniman-seniman berbakat yang terus menghasilkan karya-karya mereka, dan untuk pertunjukkan masterpiece mereka sering kita lihat di pameran seni di kota-kota terdekat. Namun, jarang ada tempat khusus untuk memamerkan karya seni berbagai seniman secara keseluruhan, yang ada hanyalah pertunjukkan seni individual seniman.

Otak manusia dipercayai memiliki sisi kiri dan kanan, yang mana bagian kanan sebagai sumber imajinasi atau merupakan alasan penciptaan dibalik semua karya seni. Itu berarti separuh kehidupan kita berkaitan dengan seni. Di luar negeri sudah ada tempat atau wadah khusus untuk menampung dan memamerkan karya seni berbagai seniman secara keseluruhan, sedangkan di Indonesia masih belum memiliki banyak alternatif.Oleh karena itu, penulis memilih merancang galeri lukisan sebagai tugas akhir.

Masalah-masalah dalam perancangan galeri lukisan,antara lain :

Bagaimana merancang layouting sebuah interior yang hubungan antar ruangnya bisa berfungsi dengan baik dan efisien?

Bagaimana merancang teknik lighting interior dan temperatur ruangan yang dapat menjaga kualitas dan keawetan sebuah lukisan?

• Bagaimana merancang sebuah galeri interior yang memberikan kenyamanan secara psikologis kepada pengunjung?

Disamping itu terdapat manfaat dan tujuan sebagai berikut:

Galeri lukisan bisa memaksimalkan pertunjukkan lukisannya dengan memiliki layouting yang baik.

• Kualitas lukisan para seniman bisa bertahan dengan baik.

• Pengunjung galeri seni lukisan dapat dengan nyaman menikmati karya para seniman. • Indonesia memiliki galeri lukisan yang khusus menampilkan karya seni lukis para seniman

Indonesia.

Penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta, yang mencakup museum-museum pameran seni lukis,galeri lukisan yang dipamerkan dan dijual di Mall, beserta beberapa tempat budaya yang memamerkan lukisan.

Adapun data yang diteliti dan disurvei, antara lain ; a. Sejarah Berdirinya Galeri Lukisan

b. Fasilitas Galeri Lukisan c. Elemen Interior

d. Teknik Lighting Interior Galeri Lukisan e. Sistem Keamanan

f. Jumlah Pengunjung dan Kategori Pengunjung g. Layouting Interior Galeri Lukisan

h. Sistem Sirkulasi dan Penghawaan Ruangan

METODE PENELITIAN

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yang terdiri dari: a. Survei / Studi Lapangan

(3)

Terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Interview / Wawancara

Penulis mewawancarai narasumber untuk memperoleh data berupa aktifitas dan fasilitas yang ada di galeri lukisan.

2. Observasi/Pengamatan

Penulis turun ke lapangan secara langsung untuk melihat masalah-masalah yang ada di galeri lukisan.

b. Studi Literatur

Penulis mencari data-data literatur galeri lukisan untuk mengetahui sejarah, sistem, dan fungsi dari sebuah galeri lukisan secara global.

HASIL DAN BAHASAN

Kata Kunci

Kata kunci untuk perancangan dasar ini adalah “Living Life Indonesia”. Living Life Indonesia merupakan sebuah konsep perancangan galeri lukisan yang menghadirkan suasana kehidupan sosial, stereotype masyarakat Indonesia dengan output desain berupa galeri yang khas atau identik dan mewakili Indonesia di dalamnya. Sehingga style desain yg diterapkan untuk perancangan ini adalah urban style.

Konsep Perancangan

Berdasarkan konsep dasar “living life Indonesia” didapati turunan konsep sebagai berikut : Konsep Citra Ruang

Konsep citra ruang untuk perancangan ini adalah menciptakan suasana living life Indonesia dalam interior galeri. Sebuah suasana yang rough, kumuh, untidy namun memiliki potensi/nilai yang tinggi di dalamnya. Konsep Bentuk

Konsep bentuk yang diambil adalah geometris , karena sifat geometris yang kaku dan tidak fleksibel turut mndukung konsep perancangan galeri yang simple.

Konsep Warna

Konsep warna yang diambil untuk perancangan ini adalah warna-warna yang memberikan suasana living life Indonesia, diantaranya adalah warna-warna urban yaitu abu-abu dan tuunannya, serta dengan menggunakan warna coklat sebagai warna aksen.

Konsep Material

Material granite dengan coraknya yang seragam dapat memberikan kesan ruang yang lebih harmonis, disamping itu material tersebut memiliki kelebihan tahan gores mengingat bahwa galeri merupakan area public space yang banyak orang lewati. Disamping itu, material karpet dipilih karena kelebihan material ini yaitu dapat meredam kebisingan yang ada di ruangan.

(4)

Konsep Penghawaan

Sesuai teori pada buku Neufert Architects’ Data suhu yang ideal untuk galeri seni lukisan adalah 20-22’C. Hal ini bertujuan untuk menjaga keawetan lukisan yang ada di galeri mengingat lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan para ahli lukisan yang terkenal, sehingga perlu dijaga dengan baik. Disamping itu, konsep penghawaan yang ingin diangkat adalah warm sesuai dengan suasana tropis di negara Indonesia. Konsep Pencahayaan

Pencahayaan merupakan faktor yang paling penting dalam merancang sebuah galeri, karena tampilan lukisan bisa menarik atau tidak dipengaruhi oleh lighting. Teknik pencahayaan yang digunakan adalah indirect lighting dengan menghindari penggunaan general lighting di area pameran karena dapat menyebabkan keretakan pada lukisan. Suasana pencahayaan yang dinginkan yaitu pencahayaan yang dapat mendukung suasana living life Indonesi.

Disamping itu intensitas pencahayaan idealnya adalah 50-150 lux. Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi yang diambil adalah Round Tour Circulation , sirkulasi ini memiliki kelebihan dimana pengunjung lebih mudah dalam menikmati semua lukisan secara keseluruhan, meskipun demikian spacy ruangan yang diinginkan juga tidak diabaikan.

Konsep Local Content

Penulis mengangkat bambu komposit sebagai local content perancangan ini karena material ini merupakan material hasil teknologi negara kita yang dicipta untuk mengurangi pemakaian kayu di negara kita dan memiliki nilai green di dalamnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Galeri lukisan merupakan tempat untuk memajang karya-karya anak bangsa yang berupa lukisan, dengan perancangan galeri seni lukisan yang berbasis local content Indonesia diharapkan galeri lukisan ini mendapati nilai tambah dari pandangan internasional sehingga pelukis-pelukis Indonesia lebih termotivasi untuk terus berkarya.

Teknik pencahayaan dan penghawaan merupakan elemen paling penting dalam perancangan ini, karena kedua elemen memegang peranan penting dalam menjaga keawetan lukisan. Konsep yang dihadirkan untuk perancangan galeri seni lukisan ini lebih menekankan pada area pameran yang mengangkat suasana dramatisir dengan kata kunci “menyeragamkan keberagaman”.

Karya seniman Indonesia bukanlah sesuatu yang sederhana, melainkan adalah hal yang luar biasa dan patut kita hargai, lindungi, dukung serta menganggap sebagai bagian dari budaya kita yang berharga. Saran

Bagi Jurusan

Dalam menulis laporan ini, penulis telah banyak dibantu oleh pihak jurusan, diantaranya dengan menyediakan dosen pembimbing sebagai fasilitator yang membimbing penulis dalam penulisan. Namun, ada beberapa saran yang ingin disampaikan penulis kepada pihak jurusan.

(5)

Adapun saran untuk jurusan yaitu ;

• Mencoba kerja sama dengan pihak jurusan arstitektur, yang mana berguna dalam penyediaan denah bagi mahasiswa desain interior.

• Menyediakan berbagai referensi buku tentang interior berguna untuk menambah wawasan mahasiswa desain interior.

Bagi Universitas

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis telah banyak dibantu dari pihak universitas mulai dari penyediaan dan pemberian informasi tentang penulisan laporan tugas akhir dan informasi lainnya. Namun, ada beberapa saran dari penulis untuk universitas di antaranya ;

• Mencoba untuk kerja sama dengan pihak Dinas Tata Kota, untuk memudahkan akses bagi mahasiswa interior dalam memperoleh denah.

• Penentuan cover dalam segi warna sebaiknya lebih dipertegas atau jelaskan. Misalnya cover berwarna orange, orange yang seperti apa.

REFERENSI

Anraini, S. (2011). Perancangan Interior Museum Batik Tulis Pesisiran di Pekalongan. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Seni Rupa dan Desain Interior Universitas Tarumanagara.

Julier, G. (2004). The Thames and Hudson Dictionary of Design Since 1900. London: Emerald Group Mudji, S. (1999). Kisi-Kisi Estetika. Yogyakarta: Kanisius

Neufert E. & Neufert P. (2012). Neufert Architects’ Data. UK: Wiley Blackwell Rader, M. (1973). A Modern Book of Esthetics. New York: Dryden Press Saini, K. M. (1996). Peristiwa Teater. Bandung: ITB

Sembiring, Dermawan. (2005). Wawasan Seni. Medan : Jurusan Pendidikan Seni Rupa. FBS. Unimed.

RIWAYAT PENULIS

Eric Gunawan Johannes lahir di Tanjung Samak 13 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada 2013. Saat ini bekerja sebagai freelance.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun proses reduksi data di dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan dari wajib pajak badan yang memiliki rasio DER lebih dari 4, tidak termasuk wajib pajak

Seperti komunitas ruqyah yang lain, Jam’iyah Ruqyah Aswaja juga memiliki buku panduan, namun buku panduanya tidak diproduksi masal dan dijual di pasaran,

Riset kolaborasi internasional dilaksanakan dalam rangka untuk merealisasikan MoU antara Universitas Sriwijaya dengan Perguruan Tinggi atau Lembaga Riset yang ada

karya, dan memorandum program jangka menengah bidang cipta karya kabupaten

Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method.. All reques ted variables

Fanta dkk 1 mendemonstrasikan bahwa kortikosteroid infus (hydrocortison, bolus 2 mg/kg bb dilanjutkan drip 0,5 mg/kg jam infus) bersama dengan penggunaan bolus aminofilin

Setelah semua ants menyelesaikan tur mereka dan tabu list mereka menjadi penuh, sebuah aturan pembaruan pheromone global (global pheromone updating rule) dilaksa- nakan pada

Bila film balutan primer untuk luka bakar yang terbuat dari kolagen yang diisolasi dari ikan gabus (Channa striata) dapat mempengaruhi kadar TGF-β dalam darah