• Tidak ada hasil yang ditemukan

COWSKIN CUTTER BAGI KELOMPOK UKM PEMBUAT KERUPUK RAMBAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COWSKIN CUTTER BAGI KELOMPOK UKM PEMBUAT KERUPUK RAMBAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

125

Sri Rahayuningsih1), Sasono Wibowo2)

Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang1), Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang2)

Email: ayu_1961@yahoo.com, 0852250473831), Email: dhie_kndl@yahoo.com, HP 081566536312)

Abstrak. Usaha kecil dan Menengah (UKM) sedang digalakkan di

daerah-daerah guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu usaha kecil menengah mikro disini adalah usaha pembuatan kerupuk rambak yang bisa dijadikan “Peluang Bisnis” bagi masyarakat. Usaha ini terletak di Kecamatan Pegandon Kendal, Jawa Tengah. Kerupuk rambak bergizi tinggi sehingga tidak hanya berpeluang bisnis saja.Berbagai macam gizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak serta mineral serta mengandung 82,9 % protein. Sedangkan mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi terkandung sebanyak 0,04%. Metode kegiatan yang dilaksanakan adalah pelatihan dan bimbingan implementasi IPTEK sederhana melalui pengenalan sistem produksi tepat guna. Hasil yang dicapai adalah pisau pemotong rambak “Cow skin Cutter” yaitu pisau khusus berbahan stenlis dan alat ukur yang bisa diatur sedemikian rupa sehingga hasil pmotongan yang rapi dan meningkatkan nilai jual serta diharapkan mampu meningkatkan peran industri mikro dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan bagi kelompok Pengrajin kerupuk rambak pada khususnya serta pendapatan daerah dan negara pada umumnya.

Kata kunci : Pengrajin Kerupuk Rambak UKM, Cow skin Cutter, Kerupuk

rambak bergizi

PENDAHULUAN

Usaha Kecil dan Menengah (UMK) ter-bukti lebih unggul dalam menghadapi krisis ekonomi, dimana unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu ber-saing dengan unit usaha lainnya. (Budi A. 2006). Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu mempersiapkan diri agar mampu ber-saing, baik secara keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif dan mem-punyai peran yang strategis dalam

pemba-ngunan ekonomi nasional, oleh karena itu selain berperan dalam pertumbuhan eko-nomi dan penyerapan tenaga kerja berperan juga dalam pendistribusian hasil-hasil indus-tri skala kecil dan menengah, dan salah satu usaha kecil menengah mikro disini adalah usaha pembuatan kerupuk rambak yang bisa dijadikan Peluang Bisnis bagi masyarakat. Usaha pembuatan kerupuk rambak di sini yaitu Dwi Djaya, Putro Joyo, Dwi Joyo, Barokah Djoyo. yang terletak di Kecamatan Pegandon Kendal, Propinsi Jawa Tengah.

(2)

rambak yang relatif mudah dipelajari, namun membutuhkan ketelatenan, dengan meng-gunakan bahan baku kulit kerbau atau sapi sehingga bisa menjadi peluang bisnis. Ber-dasarkan hasil penelitian dari Badan Peneli-tian dan Pengembangan Kesehatan Departe-men Kesehatan RI, Departe-menyimpulkan bahwa kerupuk kulit merupakan kerupuk yang paling bergizi dibandingkan dengan keru-puk tapioka, terigu, dan kedelai. Berbagai macam gizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak serta mineral terkandung didalamnya. Kerupuk kulit mengandung 82,9% protein dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi terkandung sebanyak 0,04% ( Danian MA. 2008).

Proses membuat kerupuk rambak terse-but adalah sebagai berikut : Pertama kulit segar dicuci, direbus, dibersihkan bulu-bulu-nya, dipotong-potong dengan ukuran 10cm /20 cm kemudian dikeringkan dengan cara dijemur, setelah kering dimasak lagi (diung-kep), dipotong kemudian dijemur lagi sampai kering. Sehingga sangat tergantung pada sinar matahari dan kemudian digoreng, di sini 1 lembar kulit kerbau basah beratnya rata- rata 30kg akan menjadi kerupuk rambak 10 kg, dalam 1 minggu hanya bisa disuplai bahan baku 5 sampai 10 lembar, yang artinya jumlah produksi hanya berkisar 20 sampai 40 lembar atau hanya menjadi 50 kg sampai 100 kg keru-puk rambak, yang tentunya masih dibawah permintaan pasar, karena rata rata pesanan dari para pengecer saja per bulan 150kg sam-pai 300kg kerupuk rambak.

Berdasarkan hasil analisis situasi dila-pangan yang dilakukan bersamaan dengan keterlibatan langsung dengan mitra, maka permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra dapat diidentifikasi kedalam beberapa aspek utama yaitu

1. Lemahnya Kualitas Sumber Daya Manu-sia (SDM)

Pengusaha pembuat kerupuk ram-bak tidak berani untuk mencoba inovasi

yang berkaitan dengan teknologi, sehing-ga menjadikan lemahnya kualitas sumber daya manusia. Sudah bertahun–tahun sebagian besar usaha kecil tumbuh se-cara konvensional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Pengusaha pembuat kerupuk rambak ini sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing dari hasil olahannya. Terbatasnya pen-getahuan pengusaha pembuat kerupuk rambak ini tidak mempunyai keberanian untuk mencoba dengan inovasi–inovasi baru yang relatif lebih efektif dan efesien. Keterbatasan kualitas SDM pada peng-usaha pembuat kerupuk rambak ini dari segi pendidikan formal maupun pengeta-huan dan keterampilannya sangat mem-pengaruhi terhadap manajemen penge-lolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. 2. Terbatasnya Sumber Daya Bahan Baku Bahan baku yang baik untuk mem-buat kerupuk rambak adalah dari kulit kerbau dari pada kulit sapi, karena lebih kenyal dan lebih enak serta setelah dig-oreng kelihatan kekuning-kuningan dan renyah.

3. Terbatasnya Kemampuan alat pemotong dalam memotong kulit kerbau dengan alat pisau secara konvensional. Pemotongan kulit kerbau sebagai bahan dasar pembuat kerupuk rambak yang renyah dan bergizi ini masih menggunakan alat pemotong atau pisau secara konvensio-nal, sehing-ga hasil potonsehing-gan tidak sama. Waktu yang digunakan untuk pemotongan kulit ini sebagai dasar pembuat kerupuk ram-bak tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak efisien. Pemotongan menggunakan pisau tradisional tersebut memiliki kekurangan yaitu menggunak-an tenaga ormenggunak-ang ymenggunak-ang kuat karena kulit sudah keras sehingga perlu tenaga ektra dalam pemotongannya. Hasil

(3)

pemoton-gan bahan baku pembuat kerupuk rambak tersebut hasilnya tidak maksimal.

4. Terbatasnya Sarana dan Prasarana

Kurangnya informasi yang ber-hubungan dengan kemajuan ilmu penge-tahuan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki sangat terbatas dan juga masih secara manual/ konvensional. Pengeringan kulit kerbau maupun sapi sebagai bahan dasar pem-buat kerupuk rambak tersebut sangat ter-gantung dari sinar matahari dan alat–alat-nya semuaalat–alat-nya masih manual. Permoda-lan yang masih sangat terbatas, sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Pemasaran masih skala lokal dimana bersaing dengan daerah-daerah lain yang membuat usaha pembuat kerupuk ram-bak pula.

Untuk itu dalam IbM ini dimaksudkan akan memberikan solusi tentang bagaimana cara mengatasi atau memperkecil permasalah-an utama ypermasalah-ang ada pada mitra tersebut.

METODE

Dalam kegiatan IbM ini solusi yang di-tawarkan membantu empat mitra pengusaha kerupuk rambak adalah dengan cara melaku-kan implementasi rekayasa ulang teknologi sederhana tepat guna penggunaan pisau pemo-tong dengan alat ukur dan terbuat dari stenlis yang tidak mudah berkarat bagi pengusaha pembuat kerupuk rambak tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pengabdian kepada Masyara-kat yang dilakukan pada tahap awal adalah melakukan survey lapangan kemudian dilan-jutkan dengan melakukan koordinasi dengan beberapa mitra dan menawarkan beberapa solusi untuk pemecahan permasalahan mitra. Sosialisasi Pengetahuan Kelompok pembuat Kerupuk rambak tentang pentingnya Teknolo-gi dengan pengenalan teknoloTeknolo-gi tepat guna

dan berhasil guna.

Inovasi pemotong “Cowskin Cutter” se-bagai alat pemotong kulit kerbau/sapi (Bah-an baku kerupuk rambak). Pengguna(Bah-an pisau pemotong kulit kerbau/sapi “Cowskin Cutter” ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas rambak, karena alat pemo-tong ini mampu menghasilkan hasil pemoton-gan yang rapi sesuai denpemoton-gan yang diingink-an ddiingink-an cepat serta tidak membutuhkdiingink-an tena-ga ekstra mengintena-gat kulit kerbau/sapi terse-but sangat alot, alat mata pisau yang bisa dia-tur, disini daun meja pisau fungsinya untuk meletakan sekaligus memasukan kulit ram-bak yang mau dipotong, Sekat kosong, fung-sinya untuk mengeluarkan potongan rambak (tempat penampungan hasil potongan), Daun meja pisau dengan skala, fungsinya untuk me-letakan skala (penggaris), Tuas Pisau, fung-sinya untuk menempelkan mata pisau, Handel pisau, fungsinya untuk pegangan tuas pisau dan menggerakan pisau, Mata pisau. Fung-sinya untuk memotong rambak sesuai den-gan yang diinginkan, Engsel denden-gan pegas, fungsinya untuk memudahkan tuas dan pis-au dalam pemotongan,Sekat penjepit rambak, fungsinya untuk menjepit rambak masuk ke pemotongan agar tidak bergeser. Sekat pen-jepit rambak geser, fungsinya untuk menga-tur besar kecil hasil potongan rambak, Ska-la (penggaris), fungsinya untuk menentukan ukuran hasil potongan rambak, Pintu masuk, fungsinya untuk memasukkan rambak yang mau dipotong. Sistem kerja yang sederhana hanya dengan mengatur mata pisau dan sekat penjepit rambak geser, maka potongan ram-bak bisa diatur besar kecilnya dan tidak me-merlukan tenaga ektra dalam pemotongannya yaitu dengan sekali tekan. Desain yang seder-hana sehingga sangat mudah untuk proses pemotongan, dan mata pisau yang selalu ter-jaga kebersihannya. Hasil pemotongan ram-bak yang baik dapat meminimalisir ramram-bak yang rusak.

(4)

memperke-nalkan teknologi tepat guna, sehingga peker-jaan menjadi efektif dan efisien. Misalnya pemotong “Cowskin cutter” yang dirancang khusus untuk pemotongan kulit kerbau/sapi menjadi lebih banyak dan lebih bagus hasil pemotongannya dan mempermudah dalam pemotongannya. Berikut perbandingan keun-tungan dan kelemahan penggunaan pisau tradisional dan pisau pemotong “Cowskin

Cutter” dalam menghasilkan kerupuk

ram-bak. Dari gambaran tersebut kiranya diper-lukan pengelolaan proses produksi yang bisa menjamin kelangsungan sekaligus kestabilan jumlah proses produksi.

Diketahui bahwa kelebihan penggunaan pisau teknologi tepat guna antara lain: (1) Me-ningkatkan produktivitas, (2) Mudah penggu-naannya yaitu secara otomatisas hanya dengan menggeser mata pisau dan menekan hendel pisau, maka secara otomatis pula memotong bahan sehingga menghemat tenaga, (3) Peng-guna dapat memotong sesuai dengan keingin-an dkeingin-an hasilnya maksimal,(4) Mata pisau ykeingin-ang tajam dan tidak karatan dapat memotong ba-han yang keras, dapat di geser-geser sesuai dengan yang dikehendaki, (5) Dapat dihan-dalkan dari segi safety atau tingkat keamanan yang terjamin karena mata pisau yang tertem-pel di alat, (6) Penggunaan sekat penjepit ram-bak geser, fungsinya untuk mengatur besar kecil hasil potongan rambak, (7) Penggunaan skala (penggaris), fungsinya untuk menentu-kan ukuran hasil potongan rambak, (8) Peng-gunaan alat pemotong ini pembiayaan relatif cukup murah dan terjangkau.

Berikut digambarkan proses produksi sebelum dikenal alat rekayasa ulang pisau pemotong kulit rambak sebagai berikut:

Gambar 1. Pisau Konvensional

Gambar 2. Hasil Potongan Pertama

Gambar 3. Hasil Potongan Kedua

(5)

Gambar 4. Hasil Potongan Akhir

Gambar 5. Hasil Akhir Setelah

Dig-oreng

Target Luaran

Pada saat ini UKM pembuat kerupuk rambak tidak dapat memprediksi pendapatan penjualannya, dikarenakan penjualan meng-alami fluktuasi ketergantungan dari pasokan atau ketersediaan bahan baku kulit kerbau dan sapi, demikian juga dalam proses produksinya sangat tergantung dari faktor cuaca untuk pe-ngeringan bahan baku kulit kerbau maupun kulit sapi, dalam pemotongan kulit kerbau yang tidak terstandar sehingga masih meny-isakan hasil apkiran rambak kulit yang dijual lebih rendah.

Sejauh ini usaha mengamati proses produksi secara manual dan dampaknya ter-hadap tingkat produksi dan kualitas serta pendapatan pengusaha kerupuk rambak ku-lit belum terukur dengan jelas. Target luaran adalah peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pemanfaatan teknologi sederhana te-pat guna membuktikan bahwa pisau “Cow

Skin Cutter” dapat meningkatkan

pengeta-huan pengusaha kerupuk rambak dalam pro-ses produksinya lebih efektif dan efisien.

Penerapan teknologi diharapkan menim-bulkan dampak positif yaitu masyarakat peng-guna menjadi lebih kreatif dalam mengasah ke-mampuan dan mengekplorasi potensi sumber daya manusia untuk mencari solusi masalah masyarakat menggunakan pendekatan aplika-si teknologi tepat guna. Target secara khusus adalah peningkatan pendapatan dan taraf eko-nomi bagi kelompok usaha pembuat kerupuk rambak kulit. Pada skala lebih lanjut pening-katan produksi kerupuk rambak kulit diharap-kan mampu menyumbang pendapatan daerah khususnya di Kabupaten Kendal dan pada umumnya dalam skala nasional. Keberhasil-an aplikasi teknologi pada produksi kerupuk rambak kulit pada 4 (empat) mitra pengusaha kerupuk rambak kulit di Kecamatan Pegan-don Kabupaten Kendal diharapkan kegiatan ini menjadi percontohan yang akan diaplika-sikan di tempat lain. Dampak lebih lanjut dari kegiatan ini bagi institusi adalah memberikan kesempatan institusi untuk bertindak sebagai lembaga layanan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, dan membangun komunikasi pada tahap-tahap selanjutnya den-gan menjadikan Perguruan Tinggi sebagai nara sumber ilmiah untuk membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi terkait ilmu pengetahuan, teknologi dan aplikasinya. Ma-syarakat selanjutnya diharapkan senantiasa berkonsultasi mencari solusi dan cara terbaik yang dapat mereka lakukan. Mereka juga diharapkan dapat menerima teknologi baru yang belum mereka ketahui sebagai suatu cara menghasilkan produk yang lebih baik, cepat dan berkualitas ataupun merupakan teknologi baru yang belum mereka ketahui namun me-reka butuhkan. Kelompok pengusaha kerupuk rambak kulit pada akhirnya diharapkan dapat melakukan dan mengembangkan teknologi ataupun teknik yang disuluhkan sesuai prose-dur yang telah diberikan. Bagi masyarakat

(6)

juga diharapkan mendapatkan dampak positif kegiatan yang dilakukan dan mengharap ke-hadiran Perguruan Tinggi untuk aplikasi ilmu dan teknologi sejenis untuk mengembang-kan dan meningkatmengembang-kan nilai tambah potensi sumber daya mereka. Dampak ikutan yang diharapkan adalah jajaran instansi yang dia-jak kerjasama senantiasa bersikap kooperatif dan ikut memantau setiap tahapan yang kami lakukan. Kerjasama yang muncul selanjutnya adalah komunikasi yang selalu terbina, khu-susnya pada saat masyarakat membutuhkan inovasi dan teknologi terbaru yang dapat di-aplikasikan untuk perkembangan teknologi dan pemecahan yang dihadapi oleh mereka. Berikut keberhasilan penggunaan pisau te-pat guna “Cowskin Cutter” adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Alat Pemotong Rekayasa

Ulang Tepat Guna

Gambar 7. Hasil Potongan Pertama

Gambar 8. Hasil Potongan Kedua Setelah Pengeringan

Gambar 9. Hasil Potongan Terakhir

Se-belum Penggorengan

Gambar 10. Hasil Penggorengan

Keru-puk Kulit Rambak Yang Rapi, Sehingga Memiliki Nilai Jual

Berikut kriteria, Indikator dan Tolok ukur serta evaluasi, untuk mengukur keberhasi-lan penggunaan alat baru sebagai pengganti alat lama yang sifatnya masih manual atau

(7)

konvensional yaitu dengan beberapa indika-tor yaitu: Keberhasilan bintek tolok ukurnya adalah tingkat pengetahuan pengguna dalam hal ini adalah UKM dan anggotanya pembuat kerupuk rambak adalah dari pengetahuannya dari materi yang telah disuluhkan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pada masyarakat pada Kelompok Pengrajin Kerupuk Kulit Rambak di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, maka dapat diambil kesimpu-lan pengetahuan Mitra akan inovasi teknologi meningkat, dapat ditunjukkan pada saat Bim-bingan teknologi Mitra secara cermat mengi-kuti pelaksanaan kegiatan tersebut. Pisau/alat pemotong rambak “Cowskin Cutter” meru-pakan solusi untuk pemotongan kulit kerbau yang dirancang sesuai dengan kebutuhan Mitra. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi menyebabkan kema-juan dari yang berbasis manual dengan hasil pemotongan yang tidak rapi dan menyisakan bahan baku, maka dengan alat rancang bangun ini hasil pemotongan menjadi rapi dan cantik dan tidak menyisakan apkiran, sehingga mem-punyai nilai jual.

Saran

Peran aktif Perguruan Tinggi dan Peme-rintah Daerah dalam meningkatkan kesejahter-aan masyarakat khususnya para pelaku usaha kecil yaitu dengan menyediakan diri menjadi lembaga layanan dan pendampingan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha kecil. Selain itu Perguruan Tinggi di-harapkan mampu membangun komunikasi dengan menjadikan dirinya sebagai narasum-ber ilmiah untuk membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat terkait ilmu pengetahuan, teknologi dan ap-likasinya. Para pelaku usaha kecil bersedia

menerima kehadiran Perguruan Tinggi yang mempunyai kemampuan aplikasi ilmu dan teknologi untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai tambah potensi sumber daya mereka. Aparat dan jajaran instansi yang diajak bekerja sama mau senantiasa bersikap kooperatif dan ikut memantau setiap tahapan yang dilakukan. Kerjasama yang muncul se-lanjutnya adalah komunikasi yang selalu ter-bina, khususnya pada saat masyarakat mem-butuhkan inovasi dan teknologi terbaru dapat diaplikasikan untuk pengembangan dan dapat diaplikasikan untuk pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin.

DAFTAR PUSTAKA

(BPS) Badan Pusat Statistik, Kebupaten Ken-dal, 2010, Kendal dalam Angka 2009. Kendal:BPPS Kabupaten Kendal

(BPS) Badan Pusat Statistik, 2010 Berita

Res-mi Statistik, http://www.bps.go.id

Budi A. 2006. UKM :Benteng Ekonomi

In-donesia, antara Dilema dan Realita, http://www.brotherfatih.multiply.com. journal

Danian MA. 2008 Manajemen Usaha Pem-buatan Krupuk Rambak di Citra Rasa Desa Penanggulan Kecamatan Pegan-don Kabupaten Kendal (Laporan Praktek Kerja Lapangan) Semarang : Fakultas Peternakan.

(Disnak) Dinas Peternakan Jawa Tengah 2007. Populasi Sapi Potong 2002-2006, http://www.disnak.jawatengah.go.id (20 November 2008)

(Disnak) Dinas Peternakan Jawa Tengah, 2007. Populasi Kerbau 2002-2006, http://www.disnak.jawatengah.go.id (20 November 2008)

Edward D. 2008 Pemberdayaan UMKM dan

Sektor Riil, http://www.usaha-umkm.

Gambar

Gambar 1. Pisau Konvensional
Gambar 4. Hasil Potongan Akhir
Gambar 10. Hasil Penggorengan Keru- Keru-puk Kulit Rambak Yang  Rapi, Sehingga Memiliki  Nilai Jual

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan diagram terlihat bahwa aktivitas guru pada siklus I dikategorikan baik karena persentasenya mencapai 86%. Hal ini berarti aktivitas guru telah tuntas

Pemberian pupuk anorganik yang diikuti dengan penambahan mikoriza, pupuk kandang, dan kapur dolomit memberikan pengaruh nyata terhadap serapan hara NPK, sehingga

Menurut Sukirno (2002) dalam Widyasari, (2013) keadaan disuatu pasar dikatakan dalam dalam keadaan seimbang atau ekuilibrium apabila jumlah yang ditawarkan para penjual

Selain harus mampu membuat pengguna betah berada di perpustakaan, teknologi wi-fi diharapkan mampu mengatasi berbagai hambatan yang membuat masyarakat tidak ingin

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pustakawan di perpustakaan SMA Negeri 1 Pangkep mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan koleksi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas

military commander or person effectively acting as a military commander shall be criminally responsible for crimes...“ yang kemudian ditafsirkan dalam Pasal 42 ayat (1)

Sesungguhnya, evaluasi-diri bagi program studi dan perguruan tinggi bukan hanya suatu proses yang harus dilakukan pada saat-saat khusus tertentu, misalnya dalam