• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 10 Nomor 2 September 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 10 Nomor 2 September 2013"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0216-8537

9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1

Volume 10

Nomor 2

September 2013

(2)

PERLINDUNGAN HAK CIPTA MELALUI JARINGAN INTERNET

I DEWA NYOMAN GDE NURCANA

KETUT ABDIASA

Fakultas Hukum Universitas Tabanan E-MAIL : dewanurcana@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perkembangan penggunaan internet sekarang ini sudah demikian pesatnya. Dengan penggunaan internet, masyarakat secara mudah memperoleh segala macam informasi. Informasi dimaksud diantaranya bidang Hak Kekayaan Intelektual (hak cipta, paten, merek dan sebagainya). Pemuatan HKI di situs-situs internet sekarang ini dapat menimbulkan permasalahan bidang hukum. Seperti seseorang memuat karya cipta seseorang di situs intern, sedangkan orang tersebut tidak berhak atas karya cipta bersangkutan. Hak cipta, mengandung prinsip-prinsip memanfaatkan, menikmati, mengumumkan merupakan hak pencipta yang bersifat eksklusif. Permasalahannya apakah prinsip-prinsip tersebut mendapat perlindungan di internet. Teknologi media sebelumnya berbeda denga teknologi internet. Dengan mendalami aturan yang berlaku, tidak ada aturan secara tegas mengatur permasalahan tersebut (termasuk UU Hak Cipta). Dengan demikian terjadi kekaburan dan kekosongan aturan.

Seorang pengakses internet, bila belum mengcopy informasi yang di akses ke hard drivernya; pengakses dianggap belum melakukan pelanggaran karena informasi tersebut secara otomatis akan tersimpan di RAM pengakses. Hanya sifatnya sementara, bila computernya dimatikan informasi tersebut akan hilang.

Terjadi pelanggaran pengakses telah mengcopy informasi tersebut ke hard drivernya. Demikian juga pengubah karya digital ke bentuk lain bukan merupakan pelanggaran karena tidak adanya aturan yang mengatur.

Kata Kunci : Perlindungan, Hak Cipta, Jaringan Internet PENDAHULUAN

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan hasil karya intelektual manusia dan merupakan bagian dari hukum kekayaan sebagai milik perseorangan yang sifatnya tidak berwujud (intangible).

Setelah ide intelektual seseorang diwujudkan dalam suatu bentuk karya, karya itu bermanfaat dan berguna untuk menunjang kehidupan manusia serta mempunyai nilai ekonomi. Di era globalisasi sekarang ini HKI telah menjadi alat ampuh untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu bangsa / negara. Dengan mengandalkan HKI banyak negara yang kemudian dapat mencapai dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan bangsa / negaranya dengan pesat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini adalah berasal dari karya intelektual manusia yang telah diekspresikan dalam berbagai bentuk karya, yang bermanfaat serta berguna untuk menunjang kehidupan manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini merupakan bagian dari karya cipta / penemuan bidang HKI, yang telah di ekspresikan dalam berbagai bentuk karya.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kehidupan social masyarakat. Abad 21 dikenal sebagai abad informasi. Peran teknologi komunikasi memegang peran yang

sangat penting. Di dunia modern ini segala kebutuhan harus dapat dilayani secara cepat, tepat dan efisien.

Dunia modern sangat tergantung pada teknologi yang efisien dengan jangkauan luas tanpa adanya penghalang seperti misalnya batas-batas negara.

Teknologi yang serba cepat, efisien dengan jangkauan wilayah yang sangat luas jawabannya adalah teknologi internet, internet dapat menjangkau seluruh pelosok dunia, merambah semua sekitar kehidupan manusia, mulai dari kesehatan, periklanan, pendidikan, perdagangan sampai hiburan.

Pemakaian internet yang demikian luasnya, tentu dapat membawa dampak yang negatif, di samping manfaat besar yang dapat diberikan kepada masyarakat sebagaimana disebutkan di atas, khususnya kepada para pemakai jasa internet. Media internet membawa konsekuensi, memunculkan masalah di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Permasalahan di bidang Hak Kekayaan Intelektual tersebut diantaranya hak cipta, hak merek, dan hak desain industri.

Kehadiran internet telah dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. Webiste atau situs internet baik untuk tujuan komersial maupun non komersial ternyata membuka peluang terjadinya pelanggaran hak cipta ( Saidin, 2006, h. 520).

Sebuah website biasanya terdiri dari homepage yang isinya bervariasi tergantung kehendak pemasang website tersebut (Saidin, 2006, Ibid).

(3)

alam homepage dapat dimuat karya-karya hak cipta seperti lagu-lagu, karya drama, fotografi, serta bdiang ilmu pengetahuan. Karya-karya tersebut tentunya telah mendapat perlindungan Undang-Undang Hak Cipta. Dengan dimuatnya karya Hak Cipta di Internet membuka peluang terjadinya perbuatan melanggar hukum.

RUMUSAN MASALAH

Bertitik tolak dari latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah UU Hak Cipta dapat menyelesaikan pelanggaran perlindungan hak di jaringan internet?

2. Kapan terjadinya pelanggaran hak cipta di jaringan internet?

3. Apakah mengubah bentuk karya digital kebentuk lain yang dapat dilihat dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta ?

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian hukum adalah segala aktivitas seseorang untuk menjawab permasalahan hukum yang bersifat akademik dan praktis, baik yang bersifat asas hukum, norma-norma hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, maupun yang berkenaan dengan kenyataan hukum dalam masyarakat (Zainuddin Ali, 2009, h.19). Dengan mengkaji peraturan perundang-undangan nantinya dapat ditemukan jawaban tentang perlindungan hak cipta di jaringan internet.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum doctrinal (penelitian hukum normatif). Penelitian hukum normative adalah hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books), atau dikonsepkan sebagai kaedah atau norma sebagai patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas (Amiruddin dan Zainal A Sikin, 2004, h.118).

Penelitian hukum normatif merupakan upaya untuk meneliti norma-norma dalam peraturan perundang-undangan yang ada, untuk menghindari kekosongan norma sehingga dapat dilakukan kontruksi norma dan penemuan hukum. Termasuk juga menghindari kekaburan norma melalui penafsiran hukum serta menghindari konflik norma. Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan perundang-undangan (statute

approach), yaitu pendekatan yang dilakukan

dengan cara menelaah peraturan perundang-undangan (Peter Mahmud Marzuki : 2007, h.93).

2. Pendekatan analisis konsep hukum (analytical

and conceptual approach), yaitu mempelajari

pandangan dan doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum sehingga akan menemukan ide yang melahirkan pengertian hukum, konsep hukum dan asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi. Pandangan dan doktrin ini merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi. (Peter Mahmud Marzuki, 2007,h. 95).

PEMBAHASAN

Pengertian Internet dan Perlindungan Hak Cipta di Internet

Internet digambarkan sebagai suatu jaringan yang terdiri dari jaringan-jaringan. Pada intinya, para pengguna internet dihubungkan dengan ribuan computer yang semuanya menyimpan informasi. Pengguna internet dapat memperoleh informasi tersebut dari computer lain dan membaca informasi tersebut dari layer komputernya sendiri. (Tim Lindsey, 2006, h. 162).

Internet sebagai alat komunikasi terpopuler saat ini maka pemasangan website di internet terus bertambah. Website biasanya terdiri dari homepage. Website-lokasi-lokasi pada Web. WWW (World Wide Web) merupakan fasilitas di internet yang mampu menampilkan informasi secara grafis dan interaktif, yang tersusun dari rangkaian hubungan / link antar satu sumber (dokumen, alamat, web, dll), dengan sumber yang lain di internet (Saidin, 2006, Op.Cit). Sedangkan Homepage : penampilan informasi dari suatu organisasi, perusahaan ataupun personal di World Wide Web internet untuk berbagai tujuan. (Ibid).

Setiap lapisan masyarakat baik pengusaha maupun perseorangan dapat memasang website di internet dan website terdiri dari homepage. Isi dari homepage, bervariasi tergantung kehendak pemasangannya : homepage dapat berisi album-album yang dilengkapi dengan lagu-lagu, lirik lagu, CD atau video klip. Juga sekarang ini hampir semua perguruan tinggi memasang website dan homepagenya biasanya berisi, sejarah pendirian perguruan tinggi tersebut, tujuan serta juga dilengkapi jurnal-jurnal yang diterbitkan beserta isinya (Tim Lindsey, 2006, Op. Cit. 1631).

Dengan demikian website di internet tersebut akan dipenuhi dengan karya-karya artistic seperti karya drama, musical fotografi, maupun karya-karya seni lainnya yang kesemuanya itu dilindungi oleh UU Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta).

(4)

Pelanggaran Hak Cipta di Internet

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Hak Cipta menentukan Hak Cipta adalah “hak eksklusif bagi pencipta bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Pasal 2 ayat (1) menentukan “Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Dari ketentuan tersebut terdapat beberapa prinsip dari hak cipta yaitu hak menikmati, hak melaksanakan hasil ciptaannya oleh pencipta atau pemegang hak cipta. Dengan demikian prinsip-prinsip tersebut dapat diaplikasikan ke dalam lingkup pelanggaran internet. Tetapi sifat dari teknologi internet adalah sangat berbeda dengan teknologi lainnya. Teknologi internet adalah teknologi digital yang tidak membedakan antara bentuk asli dan yang tidak, yang tersimpan dan terdistribusi. Bila dilakukan sedikit perubahan pada bagian ciptaan sudah terdapat suatu perbedaan dengan ciptaan terdahulu. Sedangkan pada prinsipnya tetap ada persamaan dengan ciptaan terdahulu.

Sedangkan menurut M. Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Cipta itu merupakan hak alam sehingga hak itu merupakan hak absolute, dan dilindungi haknya selama si pencipta hidup dan beberapa tahun setelahnya. (M. Djumhana dan R. Djubaedillah, 2003, h.56). Dengan demikian pencipta mempunyai hak mutlak (monopoli) sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Hak Cipta itu sendiri yaitu memperbanyak, mengumumkan, mengalih wujudkan dan lain-lainnya. Dengan demikian setiap orang mempunyai kewajiban menghormati hak tersebut.

Sedangkan pasal 15 Undang-undang Hak Cipta, menentukan sebaliknya, bahwa dalam batas-batas tertentu dapat membebaskan seseorang dari suatu pelanggaran hukum terhadap Hak Cipta. Tindakan yang dianggap bukan merupakan pelanggaran hukum adalah, bila seseorang melakukan pengutipan dari suatu karya cipta dengan menyebutkan sumbernya secara jelas. Juga terhadap penggandaan karya cipta tertentu untuk kepentingan pendidikan, seperti penggandaan huruf Braille. Pengutipan dan penggunaan untuk kepentingan pendidikan terhadap Hak Cipta dipergunakan istilah Fair Dealing atau Fair Use.

Dari uraian tersebut hak yang dimiliki oleh

pencipta terhadap suatu karya cipta betul-betul bukan merupakan Hak Cipta, tetapi dalam batas-batas tertentu juga mempunyai fungsi social.

Perkembangan penggunaan internet sekarang ini yang demikian pesat perkembangannya, tidak mengherankan website atau situs di internet terus bertambah dari waktu ke waktu. Website, lokasi-lokasi pada Web WWW (World Wide Web) fasilitas di internet yang mampu menampilkan informasi, secara grafis dan interaktif, yang tersusun dari rangkaian hubungan / lingkungan antara satu sumber (dokumen, alamat, web, dan lain-lain) dengan sumber yang lain di internet (Saidin, 2004, Op. Cit. h. 520)

Pemasangan website tersebut baik untuk tujuan komersial maupun non komersial, dan website terdiri dari homepage. Homepage : penampilan informasi dari suatu organisasi, perusahaan ataupun personal di world wide web internet untuk berbagai tujuan baik komersial maupun non komersial (Ibid).

Sebagai teknologi yang sifatnya sangat berbeda dengan teknologi dari media yang telah dikenal sebelumnya, apakah prinsip-prinsip yang sifatnya tradisional UU Hak Cipta dapat diberlakukan di internet. Perlindungan hukum Hak Cipta menjadi sangat rawan dan terbuka peluang pemanfaatannya dengan cara melawan hukum (terjadi pelanggaran).

Sebagai contoh, sekelompok mahasiswa di Monash University membuka website, dimana dalam situs internetnya memuat lagu-lagu popular tahun 1989. Lagu-lagu tersebut dapat diakses oleh masyarakat / oleh setiap orang secara gratis. Kemudian AMCOS (The Australian Mechanical

Copyright Owners Society) dan AMPAL (The Australian Music Publishers Association Ltd) telah

menghentikan pelanggaran hak cipta tersebut. Para mahasiswa bersangkutan melakukan pelanggaran karena mahasiswa tersebut tanpa izin membuat situs internet yang berisikan lagu-lagu top 40 yang popular tahun 1989. (Saidin, 2004, Ibid.h.522).

Seseorang yang tanpa izin membuat situs di internet yang berisikan lagu-lagu milik penyanyi lain yang lagunya belum dipasarkan. Contoh kasus : group music U2 menuntut si pembuat situs internet yang memuat lagu mereka yang belum dipasarkan (Ibid).

Prinsip-prinsip utama Hak Cipta dapat diaplikasikan ke dalam lingkup pelanggaran Hak Cipta di jaringan internet.

Kemudian Angela Bowne, seorang pengakses internet dianggap melanggar Hak Cipta jika si pengakses tersebut mendownload isi dari situs yang dibukanya dan kemudian menyimpannya ke dalam hard disc komputernya. (Angela Bowne, 1997, h. 141).

Bila seorang pengakses situs internet tidak menyimpan isi situs itu (yang dibukanya, tetapi

(5)

mengubahnya ke bentuk lain yang dapat dilihat). Dari uraian diatas, prinsip-prinsip utama Hak Cipta (sering disebut prinsip-prinsip tradisional) tidak dapat diberlakukan secara otomatis terhadap pelanggaran Hak Cipta di jaringan internet.

P e n g a k s e s i n t e r n e t k e m u d i a n mendownloadnya, maka situs tersebut akan mengirimkan informasi yang tercantum di dalamnya kepada pengakses, yaitu program yang dipakai untuk mengakses internet.

Informasi tersebut akan secara otomatis tersimpan di RAM (Random Access Memory), tetapi sifatnya sementara. Bila pengakses tersebut mematikan komputernya, informasi yang telah tersimpan di dalam RAM pengakses akan hilang. Para ahli berpendapat, pengakses belum dianggap melakukan pelanggaran, karena belum dianggap melakukan pengcopyan dan tersimpannya informasi di RAM pengakses secara otomatis. Akan tetapi, bila pengakses melakukan pengcopyan ke dalam hard drivernya, oleh para ahli baru terjadi pelanggaran bahwa telah terjadi pengcopyan.

Dengan demikian telah terjadi pelanggaran Hak Cipta.

SIMPULAN

Dari uraian tersebut di atas maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Undang-undang Hak Cipta tidak dapat menyelesaikan pelanggaran perlindungan hak di jaringan internet mengingat sifat dari teknologi internet sangat berbeda dengan teknologi dari media yang telah dikenal sebelumnya.

2. Terjadinya pelanggaran Hak Cipta di jaringan internet bila pengakses internet telah mengcopy informasi yang di download dari suatu situs internet.

3. Mengubah suatu karya digital ke bentuk lain bukan merupakan pelanggaran karena tidak ada aturan yang mengatur secara tegas.

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin dan Zain Asikin, 2004, Pengarta Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Bowne, Angela, 1997, Trade Marks and Copyrights On The Internet Medea and Arts Law Review. Budi Agus Riswardi, 2003, Hukum Internet, UII Press

Yogyakarta.

Marzuki dan Peter Mahmud, 2007, Metode Penelitian Hukum, Media Group, Jakarta.

M. Djumhana dan R. Djubaedillah, 2003, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori, dam Prakteknya di Indonesia).

Saidin, 2004, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Tim Lindsey, 2006, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT. Alumni, Bandung.

Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Cet. III, Sinar Grafika, Jakarta.

Republik Indonesia, Lembaran Negara Tahun 2002, Nomor 85 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, Tentang “Hak Cipta”, Jakarta, 29 Juli 2002. Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara

Tahun 2002, Nomor 4220 Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, tentang “Hak Cipta”, Jakarta, 29 Juli 2002.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Based on the finding and discussion of the research, the researcher suggested that Outdoor Learning Strategy was able to improve the students’ writing skill of the second

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian petani karet pola swadaya dalam pengambilan keputusan usahatani di Desa Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar

Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang banyak sekali selama saya kuliah

Untuk analisis nilai manfaat ekonomi ekosistem mangrove yang mengacu pada Adrianto (2006) yaitu: (1) Nilai manfaat langsung yaitu nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan

Pada tahun 2000 merupakan masa keemasaan pabrik teh Sirah Kencong terlihat dari jumlah produksi teh yang dihasilkan memiliki kuantitas yang sangat besar jika

Hasil Jawaban Penilaian Responden Terhadap Motivasi

Biomed selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya dengan penuh kesabarn dalam memberikan masukan, arahan, dukungan serta bimbingan dalam