83
A. Motivasi Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning (Kelas Kontrol) pada Mata Pelajaran PAI
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang tidak diberikan metode pembelajara Jigsaw Learning pada kelas X.MIPA.03 maka penulis menyebarkan angket sebanyak 15 item pertanyaan. Dari setiap alternatif jawaban diberiakan skor sesuai dengan kualitasnya masing-masing. Untuk mempermudah menganalisis dalam penganalisisannya maka setiap item mempunyai 3 alternatif jawaban, yaitu “a” diberi skor 3, “b” diberi skor 2, dan “c” diberi skor 1.
Tabel 4.1
Daftar Skor Angket Siswa SMA Negeri 1 Prabumulih Tanpa Menggunakan Metode Jigsaw Learning (Kelas Kontrol)
No. Nama Siswa Ket. Skor
1. Ade Irma Suryani Pr 39
2. Alvandro Putra Satrio Lk 39
3. Anisa Dwi Wilanjayati Pr 37
4. Anisa Salsabila Pr 39
5. Anisyah Sekar Dinillah Pr 38
6. Anissa Safitri Pr 39
8. Bella Ayu Syahfitri Pr 40
9. Deggry Mulia Parindopan Lk 39
10. Ego Alfian Lk 36
11. Fenty Nurjannah Pr 40
12. Fira Febriyanti Pr 39
13. Gusti Jaya Prabu Lk 40
14. Intan Pebyanti Pr 41
15. Jihan Fadhilah Tanjung Pr 41
16. Khairullah Lk 39
17. M. Fathan Al-Kisthi Lk 29
18. Mellantari Pr 40
19. Monica Falinda Pr 39
20. Muhammad Naufal Muzhafar Lk 33
21. Muhammad Ridho Wahyu Aulia Lk 37
22. Mutia Nindya Putri Pr 38
23. Nur Khafifah Dewi Pr 36
24. Nuraini Putri Deri Pr 40
25. Okta Pianti Sari Pr 36
26. Rama Wijaya Lk 43
27. Reni Sulista Pr 35
28. Rizky Dwi Kurnia Pr 34
29. Silvia Alviani Pr 42
30. Thea Carolina Pr 37
31. Tiara Dwinka Aurella Pr 36
32. Tri Ayu Murni Pr 36
33. Vikha Sanniyah Pr 38
35. Widya Rahmatika Rizaldi Pr 42
36. Zulfa Febriantri Siregar Lk 36
37. Dwi Fernando Yulino Lk 41
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh “skor mentah” angket motivasi belajar siswa yang tidak diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning pada kelas X.MIPA.03 di SMA Negeri 1 Prabumulih, sebagaimana disajikan di bawah ini.
39 39 37 39 38 39 33 40 39 36
40 39 40 41 41 39 29 40 39 33
37 38 36 40 36 43 35 34 42 37
36 36 38 41 42 36 41
Setelah itu “skor mentah” angket motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning di atas didistribusikan di dalam tabel distribusi Frekuensi untuk mempermudah pekerjaan dan mendapatkan nilai Mean pada Variabel Y untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI Siswa
Sebelum Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning
Sektor Y f Y y’ fy’ fy’2
41-43 7 M’ 39 +1 +7 7 38-40 16 0 0 0 35-37 10 -1 -10 10 32-34 3 -2 -6 12 29-31 1 -3 -3 9 N=37 ∑fy’= -12 ∑fy’2= 38
Setelah data diproses didistribusikan sebagaimana pada tabel di atas, selanjutnya mencari rata-rata (Mean) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
My = M’ + i = 39 + 3
= 39 + (-0,96) = 38,04
Setelah diketahui rata-rata (Mean) selanjutnya mencari Standar Deviasi (SD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
= 3 √ 2 = 3 √ = 2,88
Setelah nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi (SD) diketahui, maka selanjutnya menentukan batasan untuk nilai tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus TSR sebagai berikut :
Kategori Tinggi M + 1.SD Kategori Sedang M - 1 SD sampai dengan M + 1 SD Kategori Rendah M – 1 SD 1. Kategori Tinggi : = My + 1 SDy ke atas = 38,04 + 1. 2,88 = 40,92 dibulatkan 41 = 41 ke atas
Skor motivasi belajar yang termasuk kategori tinggi adalah skor 41 ke atas. Dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk kategori tinggi tersebut ada 3 orang.
2. Kategori Sedang
= My – 1 SDy s/d My + 1 SDy = 38,04 – 1. 2,88 s/d 38,04 + 1. 2,88
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong sedang adalah skor dari 35 s/d 41. Dan dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk di dalam kategori sedang ada 30 orang.
3. Kategori Rendah
= My – 1 SDy ke bawah = 38,04 – 1. 3,34
= 35,16 dibulatkan menjadi 35 = 35 ke bawah
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong rendah adalah skor dari 35 ke bawah. Dan dari daftar distribusi di atas diperoleh gambaran yang termasuk di dalam kategori rendah ada 4 orang.
Setelah mengelompokkan skor motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan metode Jigsaw Learning dengan rumus TSR, maka langkah selanjutnya mempresentasekan setiap kelompok skor hasil motivasi belajar siswa yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah ke dalam tabel distribusi frekuensi relatif berikut ini:
Tabel 4.3
Indikasi Motivasi Belajar Siswa yang tidak Diberikan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning Kelas X.MIPA.03 (Kelas Kontrol)
Indikasi Nilai Frekuensi Persentase
Tinggi 41 ke atas 3 8,11%
Sedang 35 s/d 41 30 81,08%
Rendah 35 ke bawah 4 10,81%
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning kelas X.MIPA.03 pada mata pelajaran PAI materi pokok “Menuntut Ilmu” yang tergolong tinggi sebanyak 3 orang (8,11%), yang tergolong sedang sebanyak 30 orang (81,08%) dan yang tergolong rendah sebanyak 4 orang (10,81%).
B. Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning pada Mata Pelajaran PAI Kelas X Materi Pokok Menuntut Ilmu di SMA Negeri 1 Prabumulih
1. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prabumulih Tahun Pelajaran 2014/2015 yang beralamatkan di Jalan M. Yamin No. 62 Prabumulih. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut adalah rincian kegiatan penelitian :
Tabel 4.4
Rincian Kegiatan Penelitian
No. Hari /
Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan
1. Rabu-Kamis 22-23 April 2015
Observasi Untuk mengetahui
data-data sekolah seperti sejarah SMA, Visi dan Misi, Letak Geografis, Keadaan Siswa, Guru serta Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah. 2. Selasa / 05
Mei 2015
Observasi dengan Guru Mata Pelajaran PAI
Untuk mengetahui jadwal mengajar Guru
PAI untuk kelas Kontrol (X.MIPA.3) dan Kelas Eksperimen (X.MIPA.4) 3. Rabu / 06
Mei 2015
a) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama di kelas kontrol (MIPA.3)
- Pukul 08.45 s/d 09.30 WIB. 4. Sabtu, 09 Mei 2015 a) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama di kelas eksperimen (X.MIPA. 04). - Pukul 07.00 s/d 08.30 WIB. 5. Senin, 11 Mei 2015 a) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua di kelas kontrol (X.MIPA.3).
- Pukul 08.00 s/d 09.30 WIB.
6. Senin, 18 Mei 2015
a) Membagikan angket motivasi belajar kepada siswa kelas kontrol
(X.MIPA.03) yang
dikerjakan selama 1 jam. b) Mengumpulkan angket yang
telah dikerjakan. Pukul 08.00 s/d 09.30 WIB. 7. Sabtu, 16 Mei 2015 a) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua di kelas eksperimen (X.MIPA.04). Pukul 07.00 WIB s/d 08.30 WIB.
8. Senin, 18 Mei 2015
a) Melanjutkan pembagian angket motivasi kepada siswa kelas eksperimen
(X.MIPA.04) yang
dikerjakan selama 1 jam. b) Mengumpulkan angket yang
telah dikerjakan. Pukul 10.35 s/d 11.20 WIB. 9. Selasa-Sabtu, 19 s/d 23 Mei 2015.
Memulai mengelolah data hasil angket.
Tahap perencanaan dilakukan pada tanggal 22 dan 23 April 2015 pukul 09.00 WIB, peneliti melakukan observasi ke SMA Negeri 1 Prabumulih untuk mengetahui data-data sekolah seperti sejarah SMA, Visi dan Misi, Letak Geografis, Keadaan Siswa, Guru serta keadaan Sarana dan Prasarana sekolah. Serta dari hasil observasi yang dilakukan maka didapat jumlah subjek peneitian sebanyak 75 siswa yang terbagi menjadi dua kelas, yakni kelas X. MIPA.3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 37 siswa dan kelas X.MIPA.4 sebagai kelas Eksperimen yang berjumlah 38 siswa.
Selanjutnya observasi dilakukan pada tanggal 05 Mei 2015. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui jadwal mengajar guru PAI pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pada tahap ini peneliti menemui guru mata pelajaran yang bersangkutan yaitu Ibu Maratus Soliha, S.Ag. dan berkonsultasi mengenai perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dibuat sebanyak dua kali pertemuan dan lembar angket yang telah dibuat oleh peneliti.
Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan baik pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode Jigsaw
Learning maupun pada kelas eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw Learning.
2. Deskripsi Hasil Validasi Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan validasi intrumen penelitian. Validasi digunakan untuk mendapatkan instrumen penelitian yang berkriteria valid. Instrumen penelitian yang divalidasi adalah angket penelitian. Angket penelitian ini divalidasi dengan cara menyebarkan angket kepada siswa selain dari kelas yang akan dijadikan kelas kontrol (X..MIPA.03) dan kelas eksperimen (X.MIPA.04).
Adapun angket penelitian ini diuji cobakan terlebih dahulu kepada 20 siswa kelas X.SOS.02 SMA Negeri 1 Prabumulih. Setelah diuji cobakan dan dilihat hasil validitasnya dengan menggunakan rumus product moment . berdasarkan perhitungan menggunakan rumus tersebut dari 20 jumlah butir angket terdapat 15 butir angket yang dinyatakan valid. Yaitu anket nomor 1,2,3,4,5,7,9,10,12,14,15,16,18,19,20. Hasil tersebut didapatkan setelah
dikonsultasikan dengan r tabel dengan dk (n-2) (20-2=18) pada taraf 5% yaitu 0,444 bahwa rhitung lebih besar dari rtabel. Sedangkan soal nomor 6,8,11,13,17 rhitung lebih kecil dari rtabel sehingga dinyatakan tidak valid.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Angket No.
Item
Nilai Hitung Korelasi (r hitung)
Nilai Tabel Korelasi
(r tabel) Keterangan 1 0,514 0,444 Valid 2 0,543 0,444 Valid 3 0,671 0,444 Valid 4 0,490 0,444 Valid 5 0,699 0,444 Valid 6 0,417 0,444 Tidak Valid 7 0,569 0,444 Valid 8 0,383 0,444 Tidak Valid 9 0,596 0,444 Valid 10 0,539 0,444 Valid 11 0,150 0,444 Tidak Valid 12 0,656 0,444 Valid 13 0,282 0,444 Tidak Valid 14 0,529 0,444 Valid 15 0,495 0,444 Valid 16 0,455 0,444 Valid 17 0,202 0,444 Tidak Valid 18 0,785 0,444 Valid 19 0,494 0,444 Valid 20 0,608 0,444 Valid
3. Deskripsi Pelaksanaan pada Kelas Eksperimen a. Deskripsi Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw
Learning pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Mei 2015
pada materi “menuntut ilmu”. Pada pertemuan pertama, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai.
Gambar. 1
Siswa Kelas Eksperimen Taddarus Bersama Sebelum Memulai Pembelajaran
Pada kegiatan pendahuluan peneliti mengucapkan salam serta memperkenalkan diri terlebih dahulu. Peneliti juga menjelaskan tujuan dari penelitiannya. Selanjutnya peneliti mengabsen siswa kelas X.MIPA.04.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi tentang menuntut ilmu yang dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun proses pelaksanaan pembelajarannya menggunakan metode Jigsaw Learning. Pertama, siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 9-10 siswa. Untuk kelas Eksperimen yang berjumlah 38 orang maka peneliti membagi menjadi 4 kelompok karena terdapat empat sub materi.
1) Kelompok 1 Ketua : Rio Sekretaris : Adinda
Anggota : Julius, Az Zuhra, M. Aulia, Utiah, Derry, Miranti, Firly dan Nadiah
2) Kelompok 2
Ketua : M. Gilang Sekretaris : Azhima
Anggota : Aldino, Naga, Seni, Dyera, M. Gilang, Vevitri, Hasiratul dan Monica.
3) Kelompok 3
Ketua : Kus Indrawan Sekretaris : Maharany
Anggota : Bastian, Elsa, Al Wazid, M. Iqbal, Septi, Hendra dan Rani. 4) Kelompok 4
Ketua : Sutan Sekretaris : Mega
Gambar. 2
Pembagian Kelompok Jigsaw Kelas Eksperimen
Selanjutnya, guru membagi materi untuk tiap kelompok dimana tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan harus memahami bagian materi yang mereka dapatkan. Untuk materi menuntut ilmu materi tiap kelompok antara lain sebagai berikut;
1. Kelompok 1 :
Menyebutkan arti QS. At-Taubah ayat 122 dan hadits yang terkait 2. Kelompok II :
Menjelaskan makna isi QS. At-Taubah ayat 122. 3. Kelompok III :
Menjelaskan makna dari hadist yang terkait tentang menuntut ilmu. 4. Kelompok IV :
Mendemonstrasikan bacaan QS. At-Taubah 122.
Setelah selesai mempelajari materi masing-masing, anggota dalam kelompok membuat kesimpulan yang kemudian akan dipresentasikan pada kelompok ahli.
Gambar 3.
Kesimpulan Hasil Diskusi Siswa Kelas Eksperimen
Selanjutnya tiap kelompok mengutus anggota kelompok untuk membentuk tim ahli. Mereka berkumpul sebagai tim ahli dan mempresentasikan materi yang telah dipelajari di kelompok awal. Lakukan sampai materi tersampaikan seluruhnya di dalam kelas.
Adapun tiap-tiap anggota yang diutus untuk membentuk kelompok tim ahli antara lain:
1) Kelompok 1 (asal)
Julius diutus ke kelompok I, Az Zuhra diutus ke kelompok II, Derry diutus ke kelompok III, serta Firly ke kelompok IV.
2) Kelompok 2 (asal)
Naga diutus ke kelompok I, Kristiyanti diutus ke kelompok II, Dyera diutus ke kelompok III, Hasiratul diutus ke kelompok IV.
Al Wazid diutus ke kelompok I, Bastian diutus ke kelompok II, Elsa diutus ke kelompok III, Hendra diutus ke kelompok IV.
4) Kelompok 4. (asal)
Anju diutus ke kelompok I, Cindy diutus ke kelompok II, Fanisa diutus ke kelompok III, Jihan diutus ke kelompok IV.
Di dalam kelompok ahli, siswa ditugaskan agar dapat belajar bersama dan mendalami materi sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok awal mereka.
Gambar. 4
Kelas Eksperimen saat Melakukan Diskusi Jigsaw Learning Setelah tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa kembali ke kelompok awal. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil di kelompok ahli. Kemudian, kelompok yang sudah menyampaikan hasil diskusinya secara keseluruhan harus melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi.
Gambar. 5
Suasana Diskusi Jigsaw Learning saat Kembali ke Kelompok Asal
Pada tahap penutup, peneliti membimbing siswa untu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang contoh perilaku semangat menuntut ilmu serta tokoh-tokoh teladan dalam menuntut ilmu. Peneliti juga menanyakan kesan terhadap materi yang telah dipelajari serta kesan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode
Jigsaw Learning.
b. Deskripsi Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen
Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Mei 2015 pada pukul 07.00 s/d 08.30 WIB. Petemuan kedua ini, peneliti melanjutkan materi yang akan di ajarkan yaitu tentang perilaku nikmatnya mencari ilmu dan indahnya berbagi pengetahun yang merupakan implementasi dari QS.
At-Taubah 122 dan hadits terkait. Dan membahas tentang tokoh-tokoh teladan dalam menuntut ilmu.
Adapun proses pelaksanaan pembelajarannya menggunakan metode
Jigsaw Learning. Sama seperti pada pertemuan pertama, mula-mula siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 9-10 orang. Untuk kelas Eksperimen yang berjumlah 38 orang maka peneliti membagi menjadi 4 kelompok karena terdapat empat sub materi.
1) Kelompok 1
Ketua : Al Wazid Sekretaris : Cindy
Anggota : Adinda, Aldino, Anju, Az Zuhra, Azhima, Bastian, Derry, dan Dyera
2) Kelompok 2 Ketua : Firly Sekretaris : Hasiratul
Anggota : Hendra, Jihan, Julius, Kristiyanti, Kus, Lesta, Elsa, dan Fanisa 3) Kelompok 3
Ketua : M. Syukur Sekretaris : Miranti
Anggota : M. Aulia, M. Gilang, Maharany, Mega, Monica, M. Iqbal dan Nadiah
4) Kelompok 4 Ketua : Sutan Sekretaris : Septi
Selanjutnya, guru membagi materi untuk tiap kelompok dimana tiap anggota dalam kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan harus memahami bagian materi yang mereka dapatkan. Untuk materi menuntut ilmu materi tiap kelompok antara lain sebagai berikut;
1. Materi 1 :
Menyebutkan contoh perilaku nikmatnya mencari ilmu sebagai implementasi QS. At-Taubah 122.
2. Materi II :
Menyebutkan contoh perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi hadist-hadits terkait.
3. Materi III :
Menyebutkan tokoh-tokoh teladan dalam semangat menuntut ilmu. 4. Materi IV :
Menceritakan kisah tokoh-tokoh teladan dalam semangat menuntut ilmu.
Setelah selesai mempelajari materi masing-masing, anggota dalam kelompok membuat kesimpulan yang kemudian akan dipresentasikan pada kelompok ahli.
Selanjutnya tiap-tiap kelompok mengutus anggota kelompok untuk membentuk tim ahli. Mereka berkumpul sebagai tim ahli dan mempresentasikan materi yang telah dipelajari di kelompok awal. Lakukan sampai materi tersampaikan seluruhnya di dalam kelas.
Gambar 6.
Kesimpulan Hasil Diskusi Siswa Kelas Eksperimen
Adapun tiap-tiap anggota yang diutus untuk membentuk kelompok tim ahli antara lain:
1) Kelompok 1 (asal)
Adinda diutus ke kelompok I, Aldino diutus ke kelompok II, Bastian diutus ke kelompok III, Anju diutus ke kelompok IV.
2) Kelompok 2 (asal)
Elsa diutus ke kelompok I, Jihan diutus ke kelompok II, Kus diutus ke kelompok III, Lesta diutus ke kelompok IV.
3) Kelompok 3 (asal)
M. Aulia diutus ke kelompok I, Monica diutus ke kelompok II, M. Iqbal diutus ke kelompok III, Mega diutus ke kelompok IV.
4) Kelompok 4. (asal)
Vevitri diutus ke kelompok I, Rani diutus ke kelompok II, Revita diutus ke kelompok III, Rio diutus ke kelompok IV.
Di dalam kelompok ahli, siswa ditugaskan agar dapat belajar bersama dan mendalami materi sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok awal mereka.
Setelah tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa kembali ke kelompok awal. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil di kelompok ahli. Kemudian, kelompok yang sudah menyampaikan hasil diskusinya secara keseluruhan harus melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi.
Pada tahap penutup, peneliti membimbing siswa untu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Gambar. 7
c. Deskripsi Pertemuan Ketiga Kelas Eksperimen
Pertemuan ketiga, dilaksanakan pada hari Senin, 18 Mei 2015 pada pukul 08.00 s/d 09.00 WIB. Pertemuan terakhir ini peneliti menyebarkan angket kepada siswa, pada tahap ini peneliti menyebarkan angket di kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning yang telah dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Data diambil dengan cara memberikan angket pilihan ganda sebanyak 15 soal.
Gambar. 8
Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Angket
5. Deskripsi Pelaksanaan pada Kelas Kontrol a. Deskripsi Pertemuan Pertama Kelas Kontrol
Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Mei 2015 dari pukul 08.45 s/d 09.30 WIB. pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran membahas indikator mengenai QS. At-Taubah serta hadits yang terkait tentang nikmatnya mencari imu dan indahnya berbagi pengetahuan.
Tahap awal, peneliti mengkondisikan kelas dan bertanya kepada ketua kelas siapa yang tidak hadir. Setelah itu, peneliti memberikan apersepsi kepada siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Gambar. 9
Siswa Kelas Kontrol Saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan inti, peneliti menyampaikan materi tentang indahnya menuntut ilmu yang dilihat dari memahami, kemudian melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memantapkan pemahaman siswa dan guru memantau kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Gambar. 10
Siswa Kelas Kontrol Saat Mendengarkan Penjelasan dari Peneliti b. Deskripsi Pertemuan Kedua Kelas Kontrol
Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Senin, 11 Mei 2015 dari pukul 08.00 s/d 09.30 WIB. Pada pertemuan kedua ini proses pembelajaran membahas indikator lanjutan dari pertemuan sebelumnya.
Pada kegiatan pendahuluan, peneliti mengucapkan salam dan mengabsen siswa kelas. Selanjutnya peneliti menyampaikan apersepsi dengan menanyakan kepada beberapa siswa tentang materi sebelumnya yaitu tentang materi menuntut ilmu kemudian meminta kepada beberapa siswa untuk menjawabnya.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi mengenai tokoh-tokoh teladan dalam menuntut ilmu, dan siswa disuruh membaca terlebih dahulu materi yang ada di buku setelah itu baru peneliti memberikan penjelasan materi secara jelas.
Gambar. 11
Siswa Kelas Kontrol Saat Mendengarkan Penjelasan pada Pertemuan Kedua
Pada kegiatan penutup ini, peneliti bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan serta peneliti juga menanyakan kesan terhadap materi yang telah dipelajari dan peneliti juga tidak lupa menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
c. Deskripsi Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei 2015 pada pukul 08.45 s/d 09.30 WIB, pertemuan terakhir ini penelii menyebarkan angket kepada siswa, pada tahap ini peneliti menyebarkan angket di kelas yang tanpa menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning yang telah dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Data diambil dengan cara memberikan angket pilihan ganda sebanyak 15 soal.
Gambar. 12
Siswa Kelas Kontrol saat Mengerjakan Angket
C. Motivasi Belajar Siswa Setelah Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning (Kelas Eksperimen) pada Mata Pelajaran PAI
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang diberikan metode pembelajara Jigsaw Learning pada kelas X.MIPA.04 maka penulis menyebarkan angket sebanyak 15 item pertanyaan. Dari setiap alternatif jawaban diberiakan skor sesuai dengan kualitasnya masing-masing. Untuk mempermudah menganalisis dalam penganalisisannya maka setiap item mempunyai 3 alternatif jawaban, yaitu “a” diberi skor 3, “b” diberi skor 2, dan “c” diberi skor 1.
Tabel 4.6
Daftar Skor Angket Siswa SMA Negeri 1 Prabumulih yang Menggunakan Metode Jigsaw Learning (Kelas Eksperimen)
No. Nama Siswa Ket. Skor
1. Adinda Syafhira Pr 39
2. Aldino Gilang Pratama Lk 43
3. Al Wazid Lk 43
4. Anju Pretiani Pr 43
5. Az Zuhra Pr 42
6. Azhima Islamy Fatrizah Pr 42
7. Bastian Sihite Lk 37
8. Cindy Ayudia Lestari Pr 39
9. Derry Nuansa Ilham Lk 40
10. Dyera Rimba Paramesti Pr 43
11. Elsa Sartika Pr 37
12. Fanisa Amri Pr 39
13. Firly Hermawan Lk 36
14. Hasiratul Qudsiyah Pr 36
15. Hendra Saputra Lk 38
16. Jihan Yulynna Sari Pr 40
18. Kristiyanti Simangungsong Pr 40
19. Kus Indrawan Lk 40
20. Lesta Vira Vinakesti Pr 39
21. M. Aulia Tezar Lk 41
22. M. Gilang Murandza Lk 38
23. Maharany Rethasha Amalia Rosa Pr 40
24. Mega Krisnawati Pr 38
25. Miranti Wijaya Pr 41
26. Monica Yunski Pr 39
27. Muhammad Iqbal Lk 41
28. Muhammad Syukur Aji Pangestu Lk 37
29. Nadiah Cindy Muriyanti Pr 43
30. Naga Mustika Fachrul Pr 41
31. Rani Pr 34
32. Revita Oktaria Pr 40
33. Rio Rinaldi Lk 40
34. Seni Mariska Pr 38
35. Septi Dianti Pr 39
36. Sutan Pradhitya Juliansyah Lk 40
37. Utiah Sakinah Pr 39
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh “skor mentah” angket motivasi belajar siswa yang tidak diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning pada kelas X.MIPA.04 di SMA Negeri 1 Prabumulih, sebagaimana disajikan di bawah ini.
39 43 43 43 42 42 37 39 40 43
37 38 36 36 38 40 31 40 40 39
41 38 40 38 41 39 41 37 43 41
34 40 40 38 39 40 39 38
Setelah itu “skor mentah” angket motivasi belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning di atas didistribusikan di dalam tabel distribusi Frekuensi untuk mempermudah pekerjaan dan mendapatkan nilai Mean pada Variabel X untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI Siswa Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning
Sektor X f X x’ fx’ fx’2 43-44 5 M’ 39,6 +2 +10 20 41-42 6 +1 +6 6 39-40 15 0 0 0
37-38 8 -1 -8 8
35-36 2 -2 -4 8
33-34 1 -3 -3 9
31-32 1 -4 -4 16
N=38 ∑fx’= -3 ∑fx’2= 67
Setelah data diproses didistribusikan sebagaimana pada tabel di atas, selanjutnya mencari rata-rata (Mean) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Mx = M’ + i = 39,6 + 2
= 39,6 + (-0,06) = 39,44
Setelah diketahui rata-rata (Mean) selanjutnya mencari Standar Deviasi (SD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SDx = i √ 2 = 2 √ 2 = 2 √ = 2 √ = 2,65
Setelah nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi (SD) diketahui, maka selanjutnya menentukan batasan untuk nilai tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus TSR sebagai berikut :
Kategori Tinggi M + 1.SD Kategori Sedang M - 1 SD sampai dengan M + 1 SD Kategori Rendah M – 1 SD 1. Kategori Tinggi : = Mx + 1 SDx ke atas = 39,44 + 1. 2,65 = 42,09 dibuatkan 42 keatas
Skor motivasi belajar yang termasuk kategori tinggi adalah skor 42 ke atas. Dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk kategori tinggi tersebut ada 5 orang.
2. Kategori Sedang
= Mx – 1 SDx s/d Mx + 1 SDx = 39,44 – 1. 2,65 s/d 39,44 + 1. 2,65
= 36,79 s/d 42,09 dibulatkan menjadi 37 s/d 42
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong sedang adalah skor dari 37 s/d 42. Dan dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk di dalam kategori sedang ada 29 orang.
= My – 1 SDy ke bawah = 39,44 – 1. 2,65
= 36,79 dibulatkan menjadi 37 = 37 ke bawah
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong rendah adalah skor dari 36 ke bawah. Dan dari daftar distribusi di atas diperoleh gambaran yang termasuk di dalam kategori rendah ada 4 orang.
Setelah mengelompokkan skor motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan metode Jigsaw Learning dengan rumus TSR, maka langkah selanjutnya mempresentasekan setiap kelompok skor hasil motivasi belajar siswa yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah ke dalam tabel distribusi frekuensi relatif berikut ini:
Tabel 4.8
Indikasi Motivasi Belajar Siswa yang Diberikan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning Kelas X.MIPA.04 (Kelas Eksperimen)
Indikasi Nilai Frekuensi Persentase
Tinggi 42 ke atas 5 13,16%
Sedang 37 s/d 42 29 76,31%
Rendah 37 ke bawah 4 10,52%
Jumlah N=38 100%
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning kelas X.MIPA.04 pada mata pelajaran PAI materi pokok “Menuntut Ilmu” yang tergolong tinggi sebanyak 5
orang (13,16%), yang tergolong sedang sebanyak 29 orang (76,31%) dan yang tergolong rendah sebanyak 4 orang (10,52%).
D. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning dan Setelah Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning pada Mata Pelajaran PAI SMA Negeri 1 Prabumulih
Untuk membuktikan apakah penerapan dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi pokok “Menuntut Ilmu” kelas X di SMA Negeri 1 Prabumulih dengan didukung oleh adanya kelas kontrol yang berfungsi untuk mengontrol pembuktian peningkatan motivasi belajar dengan menggunakan metode Jigsaw
Learning maka diadakan perhitungan tes “t” untuk dua sampel besar yang satu sama
lain tidak berhubungan.
Diketahui hasil rata-rata kelas kontrol adalah 38,04 sedangkan hasil rata-rata kelas eksperimen adalah 39,44. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil rata-rata antara kelas yang tidak diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning (kelas kontrol) dengan kelas yang diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning (kelas eksperimen) dengan selisih angka 1,4. Ini membuktikan bahwa nilai rata-rata dari skor angker kelas yang diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Jigsaw
Learning lebih tinggi daripada kelas yang tidak diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning.
Berdasarkan skor angket pada penerapan metode Jigsaw Learning terhadap motivasi belajar siswa yang terdiri dari 37 orang siswa kelas X.MIPA.03 sebagai kelas kontrol dan 38 siswa kelas X.MIPA.04 sebagai kelas eksperimen.
Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis dengan menggunakan tes “t” dengan langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencari Mean, Standar Deviasi, dan Standar Error. Setelah diketahui rata-rata (Mean), Standar Deviasi (SD), Tinggi, Sedang, Rendah, selanjutnya mencari Mean Variabel I dan Mean Variabel II dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Mean Variabel x (Variabel I) Mx = M’ + i
= 39,6 + 2
= 39,6 + (-0,06) = 39,44
b. Mean Variabel y (Variabel II) My = M’ + i
= 39 + 3
= 39 + (-0,96) = 38,04
c. Mencari Standar Deviasi Variabel I SDx = i √ 2 = 2 √ 2 = 2 √ = 2 √ = 2,65
d. Mencari Standar Deviasi Variabel II SDy = i √ 2 = 3 √ 2 = 3 √ = 2,88
e. Mencari Standar Error Mean Variabel I SEMx = √ = √ = = 0,43
SEMy = √ = √ = = 0,48
g. Standar Error perbedaan antara Mean Variabel I dan Variabel II dengan rumus sebagai berikut:
SEMx – My = √
= √ = √ = √
= 0,644
h. Mencari “t” atau “t0” dengan rumus sebagai berikut: t0 = = = = 1,983
i. Langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap t0: df = (N1 + N2 -2) = (37 + 38 – 2) = 73 (konsultasi tabel nilai “t”)
Karena di dalam tabel tidak didapati df sebesar 73, maka dipergunakan df yang paling mendekati dengan 73, yaitu df sebesar 70, sehingga diperoleh harga kritik “t” pada tabel tt pada taraf signifikan 5% : tt = 2,00, dan pada taraf signifikan 1% : tt = 2,65
Dengan demikian t0 lebih kecil daripada tt maka hipotesis nihil yang diajukan diterima, ini berarti antara hasil angket siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Jigsaw Learning dan hasil angket siswa yang tidak diajar dengan metode pembelajaran Jigsaw Learning memberikan perbedaan yang signifikan.
Terdapat perbedaan mean motivasi belajar siswa diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada angket yang dilakukan. Namun perbedaan mean itu bukanlah perbedaan yang signifikan, karena itu penuis dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran Jigsaw Learning yang dieksperimentasikan di kelas X SMA Negeri 1 Prabumulih belum memperlihatkan hasil yang lebih baik. Hasilnya adalah tt 5% > t0 < tt 1% atau 2,00 > 1,98 < 2,65.