• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III UPAYA JEPANG DALAM MENGATASI PERMASALAHAN TENAGA KERJA. Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai upaya Jepang untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III UPAYA JEPANG DALAM MENGATASI PERMASALAHAN TENAGA KERJA. Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai upaya Jepang untuk"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

52

BAB III

UPAYA JEPANG DALAM MENGATASI PERMASALAHAN TENAGA KERJA

Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai upaya Jepang untuk mengatasi aging population serta krisis tenaga kerja khususnya tenaga kesehatan dan perawat. Dalam bab ini upaya yang dilakukan Jepang antara lain dengan adanya Rancangan Undang-Undang Tenaga Kerja Asing dan Kebijakan Keimigrasian. Upaya yang dilakukan oleh Jepang ini bertujuan untuk mendukung masuknya tenaga kerja asing guna mengatasi permasalahan krisis tenaga kerja di negaranya. Sebelumnya Jepang mengeluaran kebijakan dalam negeri seperti adanya womanomics, pengkaryaan kembali dan lain sebagainya namun dirasa kurang bisa mengatasi permasalahan krisis tenaga kerja akibat semakin naiknya jumlah usia non-produktif di negara tersebut.

3.1 Fenomena Tenaga Kerja Asing di Jepang Sebelum Rancangan Undang-Undang Tenaga Kerja Asing

Kehidupan sebuah negara tidak hanya bergantung kepada sumber daya alam yang dimilikinya, namun juga bergantung kepada sumber daya manusia. Dengan adanya sumber daya manusia yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka perekonomi negara tersebut akan berjalan yang nantinya akan mendukung kestabilan kehidupan negara. Ketika sebuah negara mengalami permasalahan dalam salah satu faktor yang menunjang keberlangsungan

(2)

53

kehidupan negaranya, maka hal alangkah baiknya apabila negara tersebut segera mencari solusi untuk memecahkan masalah yang tengah ia alami.

Seringkali permasalahan suatu negara adalah berkaitan dengan perekonomiannya, dimana terkadang masalah tersebut bersangkutan pula dengan masalah sumber daya manusianya. Seperti yang tengah dialami oleh Jepang, dimana permasalahan ekonomi Jepang adalah terletak pada tidak seimbangnya jumlah penduduk Jepang. Jumlah penduduk Jepang dewasa ini lebih didominasi oleh penduduk berusia lanjut, dimana jumlah angka kelahiran semakin berkurang.

Kekurangan tenaga kerja yang dialami oleh Jepang tersebut kemudian mendorong pemerintah Jepang untuk mencari opsi sebagai jalan keluar dari permasalahan yang tengah dihadapi. Berbagai upaya untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja tersebut sejatinya telah dilakukan salah satunya adalah dengan membuat kebijakan pengkaryaan kembali, reformasi pekerja dan womanomic.116

Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang diluncurkan pemerintah Jepang diawal periode kedua Shinzo Abe menjabat sebagai perdana menteri tahun 2012. Dimana tujuan dari kebijakan-kebijakan tersebut ialah menutup kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor dengan memanfaatkan tenaga kerja domestik yang mereka miliki. Namun nampaknya kebijakan yang dijalankan Jepang tersebut belum menampakkan hasil yang signifikan. Menanggapi permasalahan tersebut, jalan lain yang ditempuh Jepang adalah mendatangkan tenaga kerja asing dari

116 Adi Abas, Analisis Implementasi Kebijakan Abenomics di Jepang Tahun 2012-2017, eJournal

Ilmu Hubungan Internasional, Vol, 6, No, 2 (2018), Samarinda: Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, hal. 443, diakses melalui

https://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/02/ejurnal%20Adi%20Abas%20(02-12-18-05-30-19).pdf (01/08/2019, 09:24 WIB)

(3)

54

negara lain untuk membantu menutupi kebutuhan akan tenaga kerja tersebut. Para ahli menyatakan bahwa satu-satunya opsi yang mampu mengatasi permasalahan tenaga kerja yang diakibatkan oleh aging population tersebut adalah dengan membuka imigrasi dalam jumlah besar yang dilakukan secara berkala dalam waktu beberapa tahun.117

Melihat situasi yang tengah dialami, Jepang nampaknya perlahan mulai bersedia membuka diri untuk menerima tenaga kerja asing atau imigran. Hal tersebut terlihat dari adanya kerjasama ekonomi bilateral antara Jepang dengan Indonesia dan Jepang dengan Filipina untuk menerima tenaga kerja khususnya dalam bidang kesehatan, dalam kerangka Indonesia-Japan Economic Partnership

Agreement (IJEPA) serta Philippines-Japan Economic Partnership Agreement

(PJEPA). Adanya keterbukaan Jepang terhadap tenaga kerja asing juga dibuktikan dengan adanya rencana oleh Jepang untuk meringankan terkait karangan imigrasi. Hal tersebut dilakukan demi guna menarik lebih banyak tenaga kerja asing masuk ke Jepang.118 Menurut Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga bahwa,

"Kekurangan tenaga kerja telah menjadi lebih akut. Ini penting untuk menciptakan sebuah mekanisme untuk secara luas menerima orang asing yang siap bekerja dengan kesepakaran dan keterampilan tertentu."119

117 Hidayati Dwi Kusuma Pratiwi, Kebijakan Pengendalian Imigrasi Sebagai Opsi Strategis

Terhadap Fenomena Penuaan Populasi di Jepang, Jurnal Analisis HI, Vol. 3, No. 3 (September 2014), Program Studi S1 Hubungan Internasional, Universitas Airlangga, hal. 1183, diakses melalui http://repository.unair.ac.id/17870/ (01/08/2019, 10:15 WIB)

118 Jepang Disebut Akan Permudah Imigrasi Demi Tenaga Kerja Asing, diakses melalui

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180615195349-113-306419/jepang-disebut-akan-permudah-imigrasi-demi-tenaga-kerja-asing (01/08/2019, 10:21 WIB)

(4)

55

Namun disisi lain pihaknya turut menambahkan bahwa, sekalipun Jepang berusaha untuk menarik lebih banyak tenaga kerja asing, akan tetapi masyarakat Jepang tidak akan bergantung kepada imigran asing. Pemerintah Jepang pun tidak akan membuka imigrasi besar-besaran sekalipun mereka tengah berusaha untuk menarik para tenaga kerja imigran.120 Tenaga kerja asing dinilai Jepang sebagai sebuah opsi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang mereka hadapi. Keterbukaan Jepang akan tenaga kerja asing ini kemudian didorong dengan diajukannya sebuah proposal terkait pelonggaran aturan tenaga kerja oleh Komisi Tenaga Kerja LDP (Liberal Democratic Party)121, dimana pelonggaran aturan

tenaga kerja tersebut ditujukan untuk tenaga kerja asing sekaligus bagi para pemagang asing.122 Semakin mudahnya akses yang diberikan maka akan semakin mendorong bertambahnya jumlah tenaga kerja asing yang masuk ke Jepang. Di dalam proposal yang diajukan oleh Komisi Tenaga Kerja LDP, membahas mengenai dua hal yakni yang pertama adalah masa kerja bagi para pemagang yang semula tiga tahun akan diperpanjang menjadi lima tahun. Lalu yang kedua yakni terkait jumlah tenaga kerja asing atau pemagang yang direkrut dimana awalnya hanya dibatasi sebesar 5% dari jumlah total karyawan dalam sebuah perusahaan, kini ditambah menjadi 10% dari total karyawan.123

120 Ibid.

121 LDP (Liberal Democratic Party) merupakan salah satu partai poitik yang ada di Jepang. Partai

ini terbentuk pada tanggal 15 November 1955. Ketua atau pimpinan dari Liberal Democratic Party ini tidak lain adalah Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang, dalam Liberal Democratic Party of JAPAN, diakses melalui https://www.jimin.jp/english/profile/members/114608.html (05/08/2019, 19:35 WIB)

122 Aturan Masuk Tenaga Kerja Asing Ke Jepang Kini Dipermudah, diakses melalui

http://www.tribunnews.com/internasional/2014/03/26/aturan-masuk-tenaga-kerja-asing-ke-jepang-kini-dipermudah (05/08/2019, 19:37 WIB)

(5)

56

Kebutuhan Jepang terhadap tenaga kerja yang kian meningkat karena terus meningkatnya jumlah penduduk usia non produktif yang mendorong krisis tenaga kerja, membuat Jepang semakin membuka diri bagi masuknya tenaga kerja asing. Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis yang dialami oleh jepang terjadi di berbagai sektor, namun hingga tahun 2016 lalu Jepang masih bersikeras untuk hanya menerima tenaga kerja dengan keterampilan dan keahlian khusus. Dimana hal tersebut bertujuan untuk berbagai teknologi dengan negara lain khususnya negara-negara berkembang. Namun sayang, tidak sedikit yang menilai sistem yang diberlakukan oleh Jepang tersebut sebagai ajang untuk mendapatkan sumber tenaga kerja murah.124

Rendahnya tingkat kelahiran di Jepang, ditambah dengan naiknya jumlah penduduk usia non produktif sangat berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja. Tercatat di tahun 2012 jumlah penduduk usia non produktif di Jepang mencapai 24% dari populasi. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga 40% di tahun 2055 mendatang.125 Pada awalnya pemerintah Jepang terkesan enggan untuk menerima tenaga kerja asing. Keengganan pemerintah Jepang tersebut tidak lain karena dipengaruhi oleh faktor identitas, disisi lain hal yang dikhawatirkan Jepang apabila banyak orang asing di negara tersebut adalah rusaknya tatanan sosial kehidupan masyarakat Jepang sendiri.126

124 Jepang Perluas Lowongan Pekerja Asing, diakses melalui

https://republika.co.id/berita/koran/internasional-koran/16/04/27/o6a64518-jepang-perluas-lowongan-pekerja-asing (06/08/2019, 20:21 WIB)

125 Niki Wahyu Sayekti, Kebijakan Terhadap Imigran: Analisis Pada Masa Pemerintahan Shinzo

Abe Periode Ke-2, Kebijakan Jepang Terhadap Tenaga Kerja Imigran, hal. 2 diakses melalui

http://docplayer.info/46448057-Kebijakan-jepang-terhadap-imigran-analisis-pada-masa-pemerintahan-shinzo-abe-periode-ke-2.html (06/08/2019, 23:44 WIB)

(6)

57

Namun lambat laun kokohnya dinding yang dibangun Jepang, yang mana mereka menolak masuknya tenaga kerja asing telah melunak. Meskipun begitu di awal keterbukaannya terhadap tenaga kerja asing, Jepang hanya bersedia menerima tenaga kerja asing dengan keahlian terntentu (skilled workers) dan menolak adanya unskilled workers.127 Akan tetapi apabila dilihat dari kenyataanya, Jepang tetap membutuhkan adanya unskilled workers128, dimana hal

tersebut dikarenakan minimnya penduduk Jepang yang bersedia mengisi posisi di sektor-sektor kelas rendah.129 Penerimaan tenaga kerja asing merupakan sebuah opsi yang diambil oleh pemerintah Jepang untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja di negara tersebut. Dengan adanya fenomena tersebut, saat ini Jepang dapat lebih terbuka terhadap tenaga kerja asing. Menurut data tahun 2013 tercatat sebanyak 717.504 dari 2.066.445 jiwa penduduk asing yang tinggal di Jepang merupakan tenaga kerja.130 Pada tahun sebelumnya yakni tahun 2012 disebutkan bahwa menurut data yang dimiliki oleh Ministry of Health, Labor and Welfare (MHLW) terdapat setidaknya 28,8% tenaga kerja asing bekerja di sektor manufaktur. Terdapat sekitar 13,3% di restaurant dan hotel, sementara 16,1% dan 7,6% di perusahaan kecil dan sektor jasa. Sementara jumlah tenaga kerja yang berada di sektor pendidikan berjumlah kurang lebih 3,7% dan 4,8% mengisi posisi di bidang teknologi dan informasi.131

127 Ibid.

128 Unskilled workers di jepang seringkali merupakan kelompok imigran yang biasanya terdiri dari

peserta magang (technical interns), mahasiswa, pekerja hiburan (entertainers) serta para nikkeijin atau imigran asing yang masih memiliki darah Jepang, dalam Ibid, hal. 4

129 Niki Wahyu Sayekti, Ibid, hal. 3 130 Ibid.

(7)

58

Gambar 3. 1 Jumlah Skilled Workers Imigran

Sumber: Japan International Technical Intern Taraning132

Dari pemaparan tabel di atas menunjukkan jumlah orang asing di Jepang yang berprofesi sebagai tenaga kerja dari tahun ke tahun mulai tahun 2012 hingga tahun 2016. Para penduduk asing tersebut berasal dari berbagai negara mulai dari China, Vietnam, Filipina, Indonesia, Thailand dan negara-negara lain. Di tahun 2012 penduduk asal China yang masuk ke Jepang berjumlah 34.794 penduduk. Pada tahun 2013 jumlah penduduk China yang masuk dan tinggal di Jepang tidak sebanyak tahun 2012 yakni berjumlah 28.805. Setiap tahun tercatat selalu ada pendatang asal China yang tinggal di Jepang, namun jumlah penduduk pendatang tersebut setiap tahun hingga 2016 mengalami penurunan. Sampai pada tahun 2016 penduduk China yang masuk ke Jepang hanya berjumlah 11.193, dengan akumulasi mulai 2012 hingga 2016 terdapat setidaknya 122.563 penduduk China.133

Dimulai dengan angka 4.495 Vietnam menjadi salah satu negara asal penduduk asing yang bermukim dan menjadi tenaga kerja di Jepang. Berbeda dengan China, penduduk Vietnam yang masuk ke Jepang setiap tahunnya

132 Japan Inernational Techincal Intern Taraning.navi, Brief Explanation of Skill Training System

for Foreigners (To Intern Trainee), diakses melalui https://www.japan-intern.net/en/to_intern/ (28/08/2019, 00:15 WIB)

(8)

59

mengalami peningkatan hingga mencapai 16.711 di tahun 2015. Meskipun demikian ternyata jumlah ini mengalami penurunan di tahun 2016 tercatat hanya sekitar 12.542, dengan total penduduk Vietnam sebanyak 51.038.134

Negara lain yang menjadi negara asal para penduduk asing yang bestatus sebagai tenaga kerja di Jepang adalah Filipina dan Indonesia, jumlah tenaga kerja asal kedua negara ini pun hampir sama setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2012 jumlah pekerja asal Filipina sebanyak 1.489 sedangkan Indonesia adalah 1.556. Jumlah pekerja asal kedua negara ini pun terlihat terus mengalami kenaikan di setiap tahun, pada 2014 jumlah pekerja asal Filipina berada di angka 2.782 dan disisi lain Indonesia berada diposisi 2.282.135 Pada tahun berikutnya jumlah pekerja yang masuk ke Jepang mengalami kenaikan hingga tahun 2016 menurun, total keseluruhan pekerja masing-masing negara ialah Filipina sebanyak 11.017 dan Indonesia 9.344. Keseluruhan penduduk yang berprofesi sebagai pekerja asing di Jepang adalah 210.230, yang mana selain negara-negara yang telah disebutkan terdapat negara Thailand dengan total jumlah pekerjanya mulai tahun 2012 hingga 2016 sebanyak 6.115 dan sisanya 10.153 yang terdiri dari negara-negara lain.136

3.2 Terbentuknya Rancangan Undang-Undang Tenaga Kerja Asing Baru Fenomena tingginya jumlah penduduk asing yang berstatus sebagai tenaga kerja di Jepang dengan klasifikasi skilled workers menjadi salah satu bukti akan keterbukaan Jepang terhadap tenaga kerja imigran atau asing. Tingginya jumlah para skilled workers imigran ini merupakan bagian dari regulasi pemerintah

134 Ibid. 135 Ibid. 136 Ibid.

(9)

60

melalui program pelatihan praktik kerja untuk orang asing dimana salah satu tujuan dari program ini yakni berbagi baik teknologi maupun ilmu kepada setiap orang-orang dari negara berkembang. Melalui program magang atau pelatihan ini para pekerja pelatihan akan diikat melalui sebuah perjanjian dengan perusahaan milik Jepang atau perusahaan swasta yang berdomisili di Jepang.137

Dewasa ini akibat krisis tenaga kerja yang tengah dihadapi membuat Jepang berusaha untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja asing, di hampir berbagai sektor pekerjaan. Tercatat seperti yang telah dikutip dalam The Japan

Times, dari sekitar 14 sektor industri yang ditentukan pemerintah, sektor

kesehatan menjadi sektor dengan penyerapan tenaga kerja asing terbanyak yakni sekitar 50.000 hingga 60.000 orang. Posisi kedua ditempati oleh sektor industri restoran yang kemungkinan besar akan menyerap tenaga kerja asing sekitar 41.000 hingga 53.000 orang.138

Sektor lainnya yang turut menyerap tenaga kerja yang terbilang cukup besar yakni sektor konstruksi yang diperkirakan menyerap 30.000 hingga 40.000 tenaga kerja asing. Sedangkan sektor jasa kebersihan bangunan dimana akan menyerap kurang lebih 28.000 hingga 37.000 orang pekerja. Banyaknya jumlah tenaga kerja asing yang tutut bergabung dalam sektor-sektor tenaga kerja di Jepang ini didorong oleh adanya kebijakan baru terkait visa kerja, dimana visa

137 Ibid.

138 Dalam 5 Tahun, Jepang Bakal Kebanjiran 345.000 Pekerja Asing, diakses melalui

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/16/131500526/dalam-5-tahun-jepang-bakal-kebanjiran-345.000-pekerja-asing (28/08/2019, 20:36 WIB)

(10)

61

tersebut rencananya akan mulai diberlakukan secara efektif oleh pemerintah Jepang mulai April 2019.139

Membuka pintu bagi tenaga kerja asing bukan berarti Jepang bersedia membuka pintunya bagi sembarangan tenaga kerja. Menurut Yoshihide Suga, Sekretaris Kabinet Jepang menyatakan bahwa "Kami ingin menciptakan sistem yang luas untuk menerima personel asing yang siap di bidang industri masing-masing yang memiliki tingkat keahlian dan keterampilan tertentu".140 Dalam prakteknya, tenaga kerja asing yang akan masuk ke Jepang terlebih dahulu harus menjalani serangkaian ujian, untuk membuktikan keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki.141 Disisi lain Yoshihide Suga turut menambahkan bahwa pihak kementerian kehakiman bersedia untuk menerima orang asing dengan status penduduk asing, yang mana berlaku di lebih dari 10 jenis sektor pekerjaan.142 Lahirnya kerjasama yang diadakan oleh pemerintah Jepang dengan negara lain menjadi salah satu batu loncatan bagi Jepang untuk menerima lebih banyak tenaga kerja asing. Salah satu kerjasama yang dilakukan Jepang adalah kerjasama dengan Indonesia, dimana kerjasama ini merupakan sebuah kerjasama yang ditujukan untuk tenga kerja berketerampilan spesifik atau Specified Skilled Worker (SSW).143

139 Ibid.

140 Mulai April 2019 Jepang Tetapkan Keahlian Khusus untuk tenaga Kerja Asing, diakses melalui

https://www.tribunnews.com/internasional/2018/09/28/mulai-april-2019-jepang-tetapkan-keahlian-khusus-untuk-tenaga-kerja-asing (28/08/2019, 20:53 WIB)

141 Ibid. 142 Ibid.

143 Jepang Butuh 345.000 Tenaga Kerja RI, Ini Posisinya, diakses melalui

https://finance.detik.com/lainnya/d-4599176/jepang-butuh-345000-tenaga-kerja-ri-ini-posisinya (06/08/2019, 21:13 WIB)

(11)

62

Menurut Menteri Ketenagakerjaan Indonesia, M. Hanif Dhakiri menyatakan bahwa "Kerjasama ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja usia produktif di Jepang. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengisi jabatan-jabatan di sektor formal yang banyak dibutuhkan di Jepang."144 Selanjutnya dirinya juga mengatakan bahwa menurut arahan dari Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, Indonesia ditargetkan setidaknya memenuhi 20% atau sekitar 70 ribu orang dari jumlah yang dibutuhkan oleh Jepang. Sebelumnya seperti yang disebutkan dalam laman yang sama, Jepang memerlukan tenaga kerja kurang lebih 345.000 orang guna memenuhi kebutuhannya akan tenaga kerja.145

Kebutuhan Jepang akan tenaga kerja dengan jumlah besar yakni sekitar 350 ribu untuk jangka waktu 5 tahun kedepan tersebut ditargetkan untuk kurang lebih 14 sektor lapangan pekerjaan146. Selaku Menteri Ketenagakerjaan Hanif menuturkan bahwa, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pihak Jepang, Indonesia sendiri akan merangkul pihak-pihak swasta guna mempersiapkan tenaga kerja yang nantinya akan dikirimkan ke Jepang. Dalam prosesnya, akan diadakan program-program pelatihan dari segi keterampilan hingga bahasa

144 Ibid. 145 Ibid.

146 Terdapat 14 sektor lapangan pekerjaan yang saat ini sedang mengalami kekurangan tenaga

kerja di Jepang, antara lain adalah tenaga kesehatan (Care Worker),manajemen pembersihan gedung (Building Cleaning Management), industri bagian dan perkakas mesin (Machine Parts and Tooling Industries), industri mesin (Industrial Machinery), industri listrik (Industry Electric), industri informasi dan elektronik (Electronics and Information Industries), industry konstruksi pembangunan kapal dan mesin kapal (Construction Industries Shipbuilding and Ship Machinery Industry), perbaikan dan pemeliharaan mobil (Automobile repair and maintenance), industri penerbangan (Aviation Industry),industri akomodasi (Accomodation Industry), pertanian (Agriculture),perikanan dan akuakultur (Fishery and Aquaculture), produsen makanan dan minuman (Manufacture of food and beverages), dan yang terakhir adalah industri layanan makanan (Food Service Industry), dalam Jepang Butuh 345.000 Tenaga Kerja RI, Ini Posisinya, Loc.Cit.

(12)

63

Jepang, mengingat tenaga kerja yang dibutuhkan merupakan tenaga kerja dengan

skill atau kemampuan khusus.147

Guna melancarkan masuknya tenaga kerja asing dari luar negeri untuk masuk ke Jepang, pihak Jepang telah memiliki rencana untuk mempermudah dengan cara melonggarkan aturan-aturan terkait dengan pekerja asing. Kepada

Reuters Japan Yoshihide Suga selaku Ketua Sekretaris Kabinet menyatakan

bahwa, pemerintah Jepang saat ini tengah mempertimbangkan agar tenaga kerja asing dengan kemampuan tertentu memperoleh izin untuk masuk ke Jepang.148

Masuknya tenaga kerja asing ke Jepang tersebut merupakan salah satu upaya yang saat ini tengah diupayakan Jepang guna memenuhi kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor lapangan pekerjaan. Kurangnya tenaga kerja tersebut lantaran semakin meningkatnya penduduk usia non produktif dan minimnya jumlah penduduk usia produktif. Bukan hanya tenaga kerja yang mendapatkan kesempatan untuk masuk dan menempati sektor-sektor pekerjaan di Jepang, namun nampaknya pemerintah Jepang sendiri juga mengizinkan masuknya tenaga magang asing ke Jepang. Disebutkan bahwa, salah satu negara yang mengirimkan tenaga magang asing adalah Indonesia. Indonesia sendiri merupakan salah satu mitra kerja Jepang, salah satunya adalah mitra dalam kerjasama Indonesia-Japan

Economic Partnership Agreement (IJEPA). Sebagai salah satu mitra Jepang,

147 Lowongan Terbuka, Jepang Butuh 350 Ribu Tenaga Kerja, diakses melalui

https://bisnis.tempo.co/read/1218039/lowongan-terbuka-jepang-butuh-350-ribu-tenaga-kerja (06/08/2019, 21:44)

148 Jepang Siap Longgarkan Pasar Tenaga Kerja Asing, diakses melalui

https://kabar24.bisnis.com/read/20180530/19/801093/jepang-siap-longgarkan-pasar-tenaga-kerja-asing (07/08/2019, 00:30 WIB)

(13)

64

bukan hanya mengirimkan tenaga kerja asing namun Indonesia juga turut mengirimkan tenaga magang ke negeri sakura tersebut.

Peserta tenaga magang yang masuk ke Jepang selain berasal dari Indonesia juga berasal dari negara lainnya. Tercatat bahwa di tahun 2006 tenaga magang asing terbesar di Jepang adalah Indonesia yang berada di posisi kedua setelah Cina.

Gambar 3. 2 Garis Besar Sistem

(14)

65

Sumber: Visa Keterampilan Khusus149

Dalam bagan di atas dijelaskan mengenai skema atau alur yang terdapat dalam Undang-Undang tentang tenaga keja asing terkait dengan pemberian izin tinggal bagi pekerja dengan keterampilan khusus. Pada bagan di atas disebutkan bahwa “Orang asing yang selesai Pemagangan Teknis No. 2” tidak memerlukan ujian atau tes baik keterampilan maupun kemampuan berbahasa Jepang.150 Pemagangan Teknis No. 2 disini yang dimaksud ialah mereka yang telah berada di Jepang yang telah menginjak tahun ke-2 dan tahun ke-3, sehingga tidak lagi hanya kursus di dalam kelas namun mereka telah menjalani praktik di lapangan.151

Fenomena aging population yang mendorong adanya krisis tenaga kerja di Jepang membuat Jepang perlahan membuka dirinya untuk menerima tenaga asing dari luar. Bukan hanya tenaga kerja asing semata, pemerintah Jepang nampaknya juga memperhitungkan mengenai penerimaan terhadap tenaga magang. Tenaga magang asing yang masuk ke Jepang ini berasal dari berbagai negara di Asia termasuk pula Indonesia. Tenaga magang Indonesia yang berada di Jepang sendiri berjumlah cukup banyak, sehingga posisi Indonesia berada di urutan kedua setelah Cina sebagai negara pengirim tenaga magang asing ke Jepang.152

Sebagai salah satu negera mitra Jepang, beberapa waktu lalu Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia menerima kunjungan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Perindustrian (METI) Jepang, dimana dalam kunjungan tersebut

149 Ministry of Foreign Affairs of Japan, Visa Keterampilan Khusus, diakses melalui

https://www.mofa.go.jp/mofaj/ca/fna/ssw/id/overview/index.html (12/08/2019, 21:35 WIB)

150 Ibid.

151 Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis Versi Bahasa Indonesia, Organisasi Pemagangan

Kerja Teknis untuk Orang Asing (OTIT), hal. 4, diakses melalui https://www.otit.go.jp/files/user/docs/300226-04%E3%80%80.pdf (27/08/2019, 23:18 WIB)

(15)

66

dibahas mengenai naiknya kebutuhan tenaga kerja asing di Jepang. Kebutuhan tersebut dilihat sebagai sebuah peluang yang baik bagi Indonesia.153

Dalam pertemuan tersebut pihak Indonesia menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sendiri tengah berada dalam proses untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya, dimana uapaya peningkatan tersebut dilakukan oleh Indonesia melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Menurut Bambang Satrio Lelono, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Drijen Binalattas) menyampaikan bahwa pihaknya akan menyesuaikan sistem pelatihan yang ada di BLK dengan kebutuhan sektor industri baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia.154

Disisi lain perwakilan dari METI yang saat itu hadir, Yoko Ikeda menyampaikan bahwa sekalipun kebutuhan Jepang akan tenaga kerja belum dapat tercukupi jika hanya mengandalkan program pemagangan, namun pihak Jepang telah merasa sangat terbantu dengan adanya program pemagangan, salah satunya adalah peserta yang berasal dari Indonesia.155 Sebelumnya perlu diketahui bahwa pemagangan yang ada di Jepang sendiri dibagi menjadi dua tahap, yakni

Kenshuusei dan Jisshusei. Peserta magang Kenshuusei ini merupakan peserta training, dimana peserta belum mendapatkan gaji. Namun sekalipun mereka

belum memperoleh gaji, mereka mendapatkan uang saku yang mana jumlah uang

153 Kemnaker Ingin Lebih Banyak WNI Bisa Magang ke Jepang, diakses melalui

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4473473/kemnaker-ingin-lebih-banyak-wni-bisa-magang-ke-jepang (13/08/2019, 21:50 WIB)

154 Ibid. 155 Ibid.

(16)

67

saku yang mereka dapat tersebut ditentukan oleh pihak Asosiasi Penerima (AO) di Jepang yang sebelumnya telah disepakati.156

Sedangkan peserta Jisshusei adalah peserta praktek kerja, mereka yang akan masuk pada tahapan ini harus mengikuti uji kompetensi terlebih dahulu di tahun kedua masa magang mereka. Apabila peserta berhasil lolos uji kompetensi maka status mereka bukan lagi sebagai Kenshuusei atau peserta training, namun telah berganti menjadi Jisshusei157.158 Salah satu pemasok tenaga magang di Jepang adalah Indonesia, dimana sejak tahun 1993 Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indonesia telah bekerjasama dengan IMM Jepang159 untuk melangsungkan program magang di beberapa bidang seperti manufaktur, pengecoran, pengelasan, pemasangan alat konstruksi, pengolahan makanan ikan dan lain sebagainya.160

Tidak hanya sekedar magang namun para pemagang ini nantinya juga akan mendapatkan beberapa fasilitas yang telah disediakan oleh pihak IMM Jepang. Fasilitas tersebut antara lain tempat tinggal dan juga transportasi, disisi lain mereka juga menerima asuransi kesehatan, kecelakaan kerja dan kematian.

156 Penyiapan Tenaga Kerja Magang Di Jepang, diakses melalui

https://lpk-megumijogja.com/penyiapan-tenaga-kerja-magang-di-jepang/ (13/08/2019, 22:10 WIB)

157 Apabila peserta magang telah berhasil lolos uji kompetensi, maka lama mereka mengikuti masa

magang adalah tiga tahun. Hal ini karena tahun pertama mereka habiskan untuk menjalani magang sebagai Kenshuusei, setelah lolos dan berganti menjadi Jisshusei mereka mendapatkan kontrak baru dimana kontrak tersebut berlaku untu masa magang 2 tahun, diakses melalui Ibid.

158 Ibid.

159 IM Jepang merupakan kependekan dari International Manpower Development Organization

Japan, dimana IM sendiri memiliki tujuan guna pembinaan SDM, pertukaran tenaga teknik guna persiapan untuk menghadapi internasionalisasi perusahaan kecil dan menengah di Jepang dalam rangka mengembangkan perusahaan-perusahaan tersebut serta turut berperan dalam masyarakat internasional, dalam Apa itu Program Pemagangan IM Japan?, diakses melalui https://www.japanpedia.asia/2017/04/apa-itu-program-pemagangan-im-japan.html (15/08/2019, 10:10 WIB)

160 Ikut Program Magang ke Jepang Digaji Rp 13 Juta, Minat?, diakses melalui

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3985743/ikut-program-magang-ke-jepang-digaji-rp-13-juta-minat (15/08/2019, 13:05)

(17)

68

Dalam kerjasama yang dijalin oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indonesia dengan IMM Jepang ini pemagang akan mendapatkan tunjangan disetiap bulannya dan akan mendapatkan tunjangan161 berupa modal untuk usaha mandiri ketika para pemagang telah berhasil menuntaskan program magang mereka selama tiga tahun.162

Bukan hanya Jepang namun berbagai negara di dunia tentunya memiliki undang-undangnya sendiri terkait berbagai hal termasuk terkait ketenagakerjaan. Salah satu contohnya adalah Indonesia yang memiliki Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan tenaga kerja Asing dan peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan tenaga Kerja Asing, maka Jepang pun memiliki undang-undang serupa yakni yang berkaitan tentang ketenagakerjaan khususnya tenaga kerja asing.163 Akhir-akhir ini Jepang dikenal menjadi negara dengan populasi tuanya yang mendorong negara tersebut mengalami kekurangan tenaga kerja, oleh sebab itu pemerintah Jepang gencar melakukan berbagai upaya untuk menarik masuknya pekerja asing. Menanggapi hal tersebut, pemerintah Jepang sendiri ternyata telah menyiapkan serangkaian Rancangan Undang-Undang bagi tenaga kerja asing.164

161 Tunjangan setiap bulan yang diperoleh antara lain pada bulan pertama mereka akan

mendapatkan senilai 80 ribu Yen, yang apabila dikalikan harga 1 Yen adalah Rp 131 maka 80 ribu Yen setara dengan Rp 10.500.000. Di bulan ke-2 hingga bulan ke-12 mereka akan mendapat 90 ribu Yen setara dengan Rp 11.800.000, sementara di bulan ke-13 hingga bulan ke-24 akan mendapatkan Rp 12.500.000 atau 95 ribu Yen. Berlanjut ke tahun ketiga mereka akan mendapatkan tunjangan sebesar Rp 13.100.000 atau 100 ribu Yen. Jika pemagang berhasil menyelesaikan magang mereka tersebut maka mendapatkan tunjangan modal sebsar 600 ribu Yen atau setara dengan Rp 79.000.000, dalam Ibid.

162 Ibid.

163 April 2019, Jepang Resmikan Undang-Undang Pekerja Asing, diakses melalui

https://magangjepang.net/undang-undang-pekerja-asing/ (18/08/2019, 11:20 WIB)

(18)

69

Rancangan Undang-Undang Ketenagakerjaan Jepang yang berisi tentang pengendalian perluasan imigrasi tenaga kerja asing di Jepang ini diajukan kepada Dewan Penasihat dan telah berhasil disetujui oleh Parlemen pada 27 November 2018 lalu. Banyaknya jumlah imigran tenaga kerja di Jepang dewasa ini telah semakin memperbesar kemungkinan tingginya tingkat akulturasi budaya di Jepang.165 Guna mengendalikan para imigran di Jepang maka pemerintah mengeluarkan Rancangan Undang-Undang tersebut. Di dalam Rancangan Undang-Undang tersebut terbagi menjadi dua kelompok kategori tenaga kerja asing. Dalam kateori pertama diperuntukkan bagi mereka yang baru bekerja dalam jangka waktu maksimal 5 tahun. Sementara untuk kategori kedua, mereka akan diberikan izin tinggal selama lima tahun yang nantinya akan diperpanjang hingga mendapatkan izin tinggal permanen.166

Rancangan Undang-Undang baru yang terkait dengan Tenaga Kerja Asing di jepang ini telah resmi disahkan pada 8 Desember 2018 lalu. Selanjutnya, Rancangan Undang-Undang tersebut akan mulai aktif diberlakukan pada April tahun 2019 ini.167 Besarnya kebutuhan Pemerintah Jepang akan tenaga kerja semakin didorong oleh adanya pengadaan Olimpiade dimana pada tahun 2020 nanti Jepang akan menjadi tuan rumah bagi acara besar tersebut.168

Rancangan Undang-Undang tersebut dibagi menjadi dua dimana yang pertama adalah mengenai izin tinggal bagi warga negara asing (WNA) yang

165 Mau kerja di Jepang?! Segera persiapkan Diri! Karena RUU Ketenagakerjaan Jepang yang

baru telah disetujui Pihak Parlemen Jepang, diakses melalui http://news.wagomu.co.id/e71483.html (27/08/2019, 21:59 WIB)

166 Ibid.

167 Kabar Gembira Buat Kenshuusei! Jepang Resmikan UU Pekerja Asing Mulai April 2019,

diakses melalui https://kenshuusei.id/pekerja-asing/ (18/08/2019, 11:25 WIB)

(19)

70

memiliki kemampuan terbatas.169 Pekerjaan yang diperuntukkan bagi kategori pertama ini terdiri dari beberapa bidang170 dimana mereka diperbolehkan tinggal di Jepang selama 5 tahun namun, tidak diizinkan untuk membawa serta keluarga mereka. Sementara itu dalam kategori kedua disebutkan bahwa izin tinggal diberikan bagi pekerja dengan waktu lebih dari 5 tahun. Disisi lain mereka juga diperbolehkan membawa keluarga mereka untuk tinggal di Jepang.171

Pemberlakuan Undang-Undang mengenai tenaga kerja ini menjadi salah satu upaya Jepang dalam menangani permasalahan serius yang mereka hadapi terkait kekurangan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan terampil dalam bidang tertentu. Rancangan Undang-Undang baru yang telah disetujui oleh parlemen Jepang ingin nampaknya semakin memperlonggar ketentuan-ketentuan terkait penerimaan pekerja asing. Apabila sebelumnya Pemerintah Jepang menghendaki para pekerja asing yang masuk ke Jepang hanyalah mereka yang memiliki keahlian tinggi maka saat ini mereka membuka jalan bagi masuknya pekerja asing yang bertaraf rendah.172

3.3 Kebijakan Keimigrasian Jepang

Sebagai sebuah negara yang menyadari akan pentingnya menjalin hubungan baik serta kerjasama maupun persahabatan dengan negara lain, banyak

169 Jepang Perbanyak Visa Pekerja Asing, Warga Lokal Khawatirkan Proses Integrasi, diakses

melalui https://www.liputan6.com/global/read/3939514/jepang-perbanyak-visa-pekerja-asing-

warga-lokal-khawatirkan-proses-integrasi?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.go ogle.com%2F (22/08/2019, 22:19 WIB)

170 Bidang yang dimaksud antara lain seperti bisnis pelayanan makanan, konstruksi, pertanian,

perikanan, bengkel kendaraan dan industri operasi mesin, dalam Ibid.

171 Kabar Gembira Buat Kenshuusei!, Loc.Cit.

172 Parlemen Jepang Mengesahkan RUU Mengenai pembukaan Pasar Tenaga Kerja, diakses

melalui http://vovworld.vn/id-ID/berita/parlemen-jepang-mengesahkan-ruu-mengenai-pembukaan-pasar-tenaga-kerja-706109.vov (25/08/2019, 10:15 WIB)

(20)

71

neara-negara di dunia berusaha untuk selalu menciptakan suasana yang kondusif. Tidak sedikit orang-orang dari berbagai kalangan, latar belakang dan dari segala penjuru dunia melintas dan keluar masuk batas territorial negara lain dalam berbagai alasan dan tujuan. Sudah semestisnya suatu negara menciptakan keadaan dimana pengunjung dari berbagai negara tersebut merasa aman dan nyaman, mendapatkan hak-hak yang seharusnya mereka proleh seperti antara lain keamanan, perlindungan dalam kesetaraan tanpa memandang siapa dan dari mana mereka.173

Mudahnya akses keluar masuk batas teritorial negara saat ini semakin memudahkan mobilitas masyarakat, tidak sedikit dari mereka yang menjalin pertemanan atau bahkan memiliki kolega atau mitra bisnis dari negara lain. Menghadapi kenyataan yang sedemikian rupa nampaknya negara-negara telah memikirkan jalan untuk meminimalisir keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti penyelundupan hingga imigran gelap, maka setiap negara mengluarkan sebuah kebijakan tentang keimigrasian. Kebijakan tersebut merupakan sebuah bentuk kebijakan yang mengatur undang-undang mengenai imigrasi dimana kebijakan tersebut dijalankan oleh direktorat jenderal imigrasi.174

Salah satu negara di dunia yang turut memiliki kebijakan keimigrasian adalah Jepang, dimana dalam menjalankan kebijakan keimigrasiannya tersebut Jepang menyerahkan segala urusannya untuk diatur oleh Biro Imigrasi Kementerian Kehakiman Jepang guna memberikan pengawasan terhadap orang

173 Anggiat Napitupulu, dkk, 2016, Potret Imigrasi Negara Sahabat (Cetakan Pertama), Jakarta

Selatan: Direktorat Jenderal Imigrasi, hal. 108, diakses melalui http://www.imigrasi.go.id/index.php/en/info-publik/download-area?download=486:buku-potret-imigrasi-negara-sahabat (25/08/2019, 11:15 WIB)

(21)

72

asing atau yang sering disebut Nyukang.175 Biro Imigrasi Jepang berada dalam

Kementerian Kehakiman beserta biro-biro yang lain yakni Biro Urusan Kemasyarakatan, Biro urusan Kriminal, Biro Koreksi, Biro Pengadilan, Biro Hak Kekayaan Intelektual, serta Biro Imigrasi itu sendiri. Sebelum disebut Kementerian Kehakiman terdapat beberapa kali perubahan yang terjadi dalam struktur organisasi Jepang, dimana pada masa sebelum Perang Dunia II terdapat sebuah Kementerian yakni Kementerian Hukum hingga pada tanggal 15 Februari 1948 wewenang Kementerian Hukum diambil alih oleh lembaga kejaksaan yang baru saja dibentuk. Dalam hal ini lembaga kejaksaan sendiri berfungsi untuk menjadi penasehat tertinggi pemerintah dala hal pembuatan rancangan undang-undang, terkait pertimbangan, perjanjian, penelitian hingga pendalaman sistem dengan mengadopsi norma-norma yang berlaku baik dari dalam maupun luar negeri. Hingga pada 1 Agustus 1952 kembali diadakan perubahan yang mana lembaga kejaksaan berubah menjadi Kementerian Kehakiman dengan dipimpin oleh seorang Menteri, sekaligus menghapus sistem kejaksaan.176

Pada tahun 2006 lalu tepatnya tanggal 24 Mei pemerintah Jepang telah mengumumkan perihal amandemen beberapa bagian yang termasuk dalam Undang Pengawasan keimigrasian dan Pengungsian yang mana Undang-Undang baru tersebut mulai berlaku pada 20 November 2007. Dalam amandemen tersebut dijelaskan salah satunya adalah pembahasan mengenai tidakan anti terorisme baru yang mana tindakan tersebut dilakukan dengan menggunakan keterangan indentifikasi pribadi di berbagai loket pengawasan imigrasi.

175 Anggiat Napitupulu, Op.Cit, hal. 109 176 Ibid, hal. 109-110

(22)

73

Munculnya kebijakan baru ini mengharuskan siapapun yang memasuki Jepang untuk menjalani beberapa prosedur antara lain menjalani pengambilan sidik jari dan melakukan sesi foto wajah.177

Sasaran dalam kebijakan baru tersebut adalah siapa saja yang hendak masuk ke Jepang selain beberapa golongan yakni mereka yang memiliki izin tinggal khusus (special permanent residents), anak anak dibawah 16 tahun, orang yang memiliki aktivitas tertentu seperti Diplomat atau Official, mereka yang datang berdasarkan undangan dari kepala badan organisasi, serta mereka yang telah ditentukan oleh Kementerian Kehakiman atau yang dianggap setara dengan diplomat maupun orang yang telah mendapatkan undangan terlebih dahulu dari kepala badan organisasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya.178

Dalam pelaksanaan imigrasi tersebut, pemerintah Jepang berpegang pada

Immigration Control and Refugee Regocnition Act179 No. 74 tahun 2014. Tercatat

di dalam undang-undang tersebut mengenai penerimaan tenaga kerja asing yang memiliki keunggulan tertentu dan perubahan status tinggal dari Investor/Business

Manager menjadi Business Manager.180 Dalam Immigration Control and Refugee

Recognition Act disebutkan tentang adanya penambahan jenis status tinggal yang

disebut dengan Highly Skilled Professional, yang mana diperuntukkan bagi tenaga

177 Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, diakses melalui

https://www.id.emb-japan.go.jp/visa_prcd.html (25/08/2019, 13:05 WIB)

178 Immigration Bureau, Ministry of Justice, Outline of New Immigration Procedures:

Requirements for Provision of Personal Information, diakses melalui http://www.moj.go.jp/content/000001943.pdf (25/08/2019, 15:30 WIB)

179 Memiliki fungsi sebagai Lembaga yang membantu mengontrol secara adil bagi mereka yang

masuk maupun keluar Jepang serta membantu memperkuat prosedur mengenai pengakuan status pengungsi, dalam Immigration Control and Refugee Recognition Act (Tentative translation),

Cabinet Order No. 319 (October 4, 1951), diakses melalui

http://www.japaneselawtranslation.go.jp/law/detail/?printID=&id=3367&re=02&vm=02 (25/08/2019, 15:40 WIB)

(23)

74

kerja dengan keahlian khusus. Hal tersebut merupakan hasil dari pertimbangan stimulasi ekonomi nasional dengan sudut pandang ekonomi global dengan keterlibatan masyarakat internasional melalui inovasi di berbagai bidang. Selain

Immigration Control and Refugee Recognition Act, pemerintah Jepang juga

merujuk pada Peraturan Meneteri Kehakiman no. 16 tanggal 24 Mei 1990.181 Tercatat mulai 9 Juli 2012 pemerintah Jepang mulai mengeluarkan dan memberlakukan kartu tanda penduduk bagi penduduk asing, menggantikan sistem lama yakni sistem Kartu Registrasi Penduduk untuk Orang Asing (Alien

Registration Card) yang telah berlaku sebelumnya. Kartu Tanda Penduduk

tersebut berlaku bagi orang asing yang telah tinggal dan mendapatkan visa tinggal di Jepang selama lebih dari 3 bulan.182 Kartu tanda penduduk yang baru tersebut diperuntukkan bagi mereka yang berkunjung ke Jepang dengan berbagai kepentingan ataupun status mulai dari status sementara, diplomasi kenegaraan hingga status resmi kepemerintahan akan mendapatkan kartu tanda penduduk ini. Sementara bagi penduduk yang menetap permanen akan diberikan sebuah surat status khusus yang mana surat tersebut adalah Surat Keterangan Tinggal Permanen Khusus sebagai pengganti kartu tanda penduduk.183

Di tahun 2018 lalu tepat pada tanggal 3 Maret pihak Biro Imigrasi Kementerian Kehakiman mengumumkan mengenai sistem penerimaan keturunan Jepang generasi ke-4, dimana sistem tersebut mulai diberlakukan pada 1 Juli 2018. Tujuan dari penerimaan Keturunan Jepang generasi ke-4 ini adalah untuk

181 Ibid.

182 Bagi Seluruh Orang Asing yang Tinggal di Jepang, diakses melalui

http://www.immi-moj.go.jp/newimmiact_1/pdf/language/012.pdf (25/08/2019, 19:50 WIB)

(24)

75

mendorong minat mereka dalam mempelajari dan mendalami kebudayaan Jepang, disisi lain hal ini juga bertujuan untuk memelihara sumber daya manusia Jepang itu sendiri.184 Pengaplikasian sistem penerimaan Keturunan Jepang generasi ke-4 tersebut dilakukan dengan target usia kisaran 18 hingga 30 tahun, dengan catatan mereka memenuhi syarat atau ketentuan yang telah diajukan. Total jumlah keseluruhan sekitar 4.000 orang per tahun terhitung sejak awal diimplementasikannya kebijakan tersebut. Syarat atau ketentuan yang diajukan Jepang melalui Biro Imigrasi bagi Keturunan Jepang generasi ke-4 tersebut antara lain adalah yang tertera dalam tabel.

Gambar 3. 3 Ketentuan Penerimaan Keturunan Jepang

Sumber: Regarding the Further Acceptance of 4th Generation Japanese descendants

(Nikkei Yonsei)185

Dari tabel tersebut telah dijelaskan bahwa syarat yang harus dipenuhi adalah yang pertama para keturunan Jepang tersebut memiliki kebiasaan yang baik, tidak memiliki catatan kriminal di negara yang mereka tinggali, mereka juga diharuskan memiliki kecakapan dalam berbahasa Jepang setidaknya untuk tahun

184Immigration Bureau, Ministry of Justice, Regarding the Further Acceptance of 4th Generation

Japanese descendants (Nikkei Yonsei), diakses melalui https://www.tokyovisa.co.jp/wp-content/uploads/2018/06/Notice-to-the-Public-3-30.pdf (25/08/2019, 21:56 WIB)

(25)

76

pertama saat mereka datang haruslah mampu memahami dasar-dasar bahasa Jepang (level N4). Tidak hanya memerlukan pengetahuan dasar dalam memahami bahsa Jepang, mereka juga dituntut untuk mampu memahami percakapan dalam Bahasa Jepang (setidaknya level N3) setelah 2 tahun menetap di Jepang dan sebelum mengajukan perpanjangan masa tinggal.186

Sebelum memiliki pekerjaan di Jepang para keturunan Jepang tersebut diharapkan memiliki tabungan atau dana simpanan guna menutup kebutuhan hidup selama di Jepang. Di sisi lain mereka juga harus mampu untuk membayar biaya penerbangan untuk sewaktu-waktu kembali ke negara asal mereka. Tidak hanya memiliki tabungan, mampu mencukupi kebutuhan serta biaya akomodasi semata namun mereka juga harus dinyatakan sehat bahkan telah terdaftar dalam asuransi kesehatan.187

Dunia modern saat ini tidak dapat terlepas dari mobilisasi lintas negara yang marak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat dari penjuru dunia. Dari kegiatan tersebut akan banyak dampak yang tentunya akan dirasakan oleh setiap negara, tidak terkecuali Jepang. Oleh karena itu untuk meminimalisir dampak-dampak negatif dari besarnya intensitas mobilisasi, keluar masuknya para imigran ke Jepang, Biro Imigrasi Jepang menerapkan sebuah sistem administrasi keimigrasian. Sistem yang diberlakukan tersebut merupakan jalan untuk memberikan pelayanan status tinggal bagi warga negara asing saat kedatangan mereka di Jepang.188

186 Ibid. 187 Ibid.

(26)

77

Di dalam sistem tersebut pengunjung atau warga asing akan diberikan stiker landing permission dengan status temporary visit di dalam paspor mereka apabila mereka berencana untuk tinggal di Jepang kurang dari 90 hari. Status

temporary visit tersebut berlaku untuk masa kunjungan antara lain 90, 30, dan 15

hari. Sementara bagi mereka yang hendak tinggal di Jepang lebih dari 90 hari maka mereka akan diberikan resident card sesuai dengan status tinggal yang telah ditetapkan dalam kartu tersebut. Resident card ini sekaligus berfungsi sebagai

multiple re-entry permit, tentunya berlaku sesuai dengan masa berlaku kartu

tersebut.189

3.4 The Japan Revitalization Strategy

Terjadinya kekurangan tenaga kerja di berbagai posisi yang ada di berbagai sektor pekerjaan di Jepang, nampaknya mendorong pemerintah untuk berupaya lebih giat lagi dalam menarik masuknya tenaga kerja dari luar negeri. Sebagai sarana untuk mempermudah masuknya tenaga kerja asing ke Jepang, pemerintah Jepang melalui Kabinet kemudian meluncurkan sebuah kebijakan mengenai tenaga kerja imigran. Kebijakan tersebut adalah Strategi Revitalisasi Jepang atau The Japan Revitalization Strategy, yang dikeluarkan pada 24 Juni 2014. The Japan Revitalization Strategy sejatinya merupakan bagian dari panah ketiga dari kebijakan Abenomics yang dikeluarkan oleh Shinzo Abe. The Japan

Revitalization sendiri memiliki setidaknya tiga rencana kebijakan, Rencana

Revitalisasi Industry (The Industry Revitalization), Penciptaan Pasar Strategis

(27)

78

(The Trategic Market Creation) dan Strategi Penjangkauan Global (The Strategy of Global Outreach).190

Dalam Japan Revitalization Strategy Revised in 2014 terdapat beberapa kebijakan utama yang menjadi fokus dalam strategi yang direvisi Jepang di bagian pertama. Kebijakan utama tersebut antara lain mengenai Restoring Japan's

Earning Power, baik dari melakukan perubahan pada perusahaan maupun negara, Cultivating Human Resources ditujukan untuk mendukung partisipasi perempuan

dan mereformasi gaya kerja. Kebijakan selanjutnya adalah memelihara industri agar menjadi mesin baru bagi pertumbuhan ekonomi dan memberikan dukungan pada komunitas regional serta Regional Revitalization and Innovation, yang diberlakukan untuk perusahaan kecil dan menengah atau reformasi struktur ekonomi regional.191

Selain dari kebijakan-kebijakan utama yang disebutkan di atas khususya dalam kebijakan Cultivating Human Resources, juga disinggung masalah mengenai dukungan bagi orang asing untuk mengembangkan potensi mereka melalui pengembangan masyarakat. Dalam upaya untuk mendukung pengembangan potensi bagi orang asing, pihak Jepang melalui The Japan

Revitalization Strategy ini akan memperluas sistem magang atau pelatihan praktik

kerja bagi orang asing dengan masa training 3 sampai 5 tahun dengan memberlakukan sistem kuota.192

190 Japan Revitalization Strategy Revised in 2014 Japan's Challenge for The Future, Provision,

hal. 3, diakses melalui https://www.kantei.go.jp/jp/singi/keizaisaise/pdf/honbunEN.pdf (20/10/2019, 21:50 WIB)

191 Ibid. 192 Ibid, hal. 25

(28)

79

Disisi lain melalui kebijakan tersebut pemerintah Jepang juga akan memanfaatkan sumber daya manusia atau tenaga kerja dari luar negeri dalam bidang konstruksi dan pembangunan kapal. Hal tersebut dilakukan Jepang mengingat kebutuhn mereka akan tenaga kerja menyusul dengan diadakannya Olimpiade Tokyo tahun 2020 mendatang, sedangkan negara Jepang sendiri tengah menghadapi aging population. Selain itu juga disebutkan bahwa khusus bagi pembantu rumah tangga, mereka akan diterima di Zona Ekonomi Strategis Khusus (National Strategic Special Economic Zones) dengan tujuan mengurangi beban rumah tangga. Mengenai poin terakhir dalam kebijakan ini adalah hal yang terkait dengan pelajar asing, dimana mereka diizinkan untuk bekerja di sektor keperawatan dan kesehatan dengan mengikuti pendidikan keperawatan di Jepang dan dinyatakan lulus.193

Gambar

Gambar 3. 1 Jumlah Skilled Workers Imigran
Gambar 3. 2 Garis Besar Sistem
Gambar 3. 3 Ketentuan Penerimaan Keturunan Jepang

Referensi

Dokumen terkait

Proses resorbsi akar gigi sulung diregulasi menyerupai proses remodeling tulang yang meliputi sistem reseptor ligand yang dikenal sebagai RANK/RANKL (aktivator

Tujuan ini menjadi pedoman bagi masing-masing institusi (pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota) dalam melaksanakan kewenangan penyelenggaraan

tentang pendidikan dan pekerjaan yaitu Rangga Fernandes ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, Candra ingin mencapai cita-citanya menjadi guru,

Target dari Animasi Dokumenter ini adalah remaja sampai dewasa, pria dan wanita, masyarakat yang suka dengan musik, dan para penikmat serta penggemar lagu karya Tonny Koeswoyo

Setelah kita mengikuti langkah-langkah ter- sebut, untuk aktivasi short URL, kita diminta membuka email, yang secara otomatis dot.tk akan memberikan kode aktivasi dan link

Produktivitas concrete pump adalah volume truk mixer dibagi dengan waktu pompa efektif atau ditulis dalam perumusan sebagai berikut: Produktivitas real concrete pump (m 3 / menit)

Al Shammari dalam Haryanti (2005) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu set dari sifat-sifat terukur (measurable properties) dari lingkungan kerja