PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN MARMUT SEBAGAI HEWAN
PERCOBAAN
Basuki Rochmat Suryanto 1
1
Medik Veteriner pada Instalasi Kandang Hewan Percobaan - Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta
ABSTRAK
Pemeliharaan marmut sebagai hewan laboratorium berbeda dengan pemeliharaan marmut secara konvensional untuk kebutuhan komersial. Marmut di Balai besar Veteriner Wates digu-nakan sebagai hewan percobaan untuk pengujian Brucella. Marmut mempunyai sifat-sifat khu-sus, diantaranya tidak dapat mensintesa vitamin C sehingga pemeliharaan marmut di labora-torium harus memperhatikan penambahan vitamin C dalam pakan dan karakter lain yang dapat mempengaruhi kualitas marmut sebagai hewan laboratorium. Teknik penanganan, metode pe-ngambilan darah, pakan, perkandangan, suhu, perilaku normal dan abnormal adalah hal penting yang harus diketahui dan diterapkan dalam pemeliharaan marmut sebagai hewan laboratorium untuk mendapatkan marmut yang berkualitas, yang mendukung validitas hasil pengujian.
Kata kunci : marmut, hewan laboratorium, pemeliharaan.
PENDAHULUAN
Pemeliharaan marmut sebagai hewan per-cobaan, mempunyai kriteria tertentu, se-hingga dapat mendukung validitas hasil pe-ngujian yang dilakukan laboratorium. Peme-liharaan hewan percobaan, termasuk peme-liharaan marmut sebagai hewan percobaan diatur dalam konvensi internasional yang salah satunya diatur dalam The Guide for Care and Use Animal Laboratory, yang prin-sipnya harus memperhatikan 3 R
(replace-ment, reduce dan refinement ) dan prinsip
kesejahteraan hewan. Acuan dalam pemeli-haran hewan coba dengan standar tertentu secara bertahap dilakukan dalam breeding marmut di Balai Besar Veteriner Wates.
MARMUT SEBAGAI HEWAN LABORATORIUM DI BALAI BESAR VETERINER WATES
Balai Besar Veteriner Wates dan Balai Pe-ngujian Penyakit Hewan menggunakan mar-mut pada pengujian Brucella untuk
pem-buatan komplemen, yang berguna dalam peneguhan diagnosa penyakit Brucella. Marmut untuk hewan percobaan di Balai Besar Veteriner Wates harus memenuhi syarat berat badan 450-600 gram dan sehat. Dalam pengujian vaksin Anthrax dan vaksin
Brucella marmut dipergunakan pada uji safety dan potensi. Marmut juga digunakan
pada uji toksisitas abnormal dalam pengu-jian vaksin Infectious Canine Hepatitis dan vaksin Distemper.
Penelitian menggunakan marmut juga dila-kukan pada penelitian produksi antibodi, tumorigenesis, gizi, genetika, penelitian ra-diasi, dan studi gigi termasuk tindakan anti-bakteri dan produksi air liur. Marmut digu-nakan secara luas dalam studi-studi labora-torium penyakit, gizi dan keturunan. Banyak penelitian yang berkaitan dengan penemuan Vitamin C, diagnosis Tuberculosis, dan pe-nelitian anafilaksis telah dilakukan juga de-ngan menggunakan spesies ini.
2
PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN MARMUT SEBAGAI HEWAN PERCOBAAN
oleh : Basuki Rochmat Suryanto ………
DATA MARMUT (Cavia Porcellus)
Sumber : http://netvet.wustl.edu/species/gpmodel.txt
KARAKTER DAN TEKNIK PENANGANAN
Marmut adalah hewan percobaan yang pa-ling mudah handpa-ling dan restrainnya untuk penggunaan dilaboratorium. Karakter mar-mut lebih penakut dibandingkan mencit dan kelinci. Marmut banyak mengeluarkan sua-ra, terutama terdiri dari dengkingan, siulan, dan suara mendengus sesuai kondisinya. Cara memegang marmut, adalah dengan memegang di sekitar dada dari atas dengan
ibu jari dan jari telunjuk kanan di belakang kaki depan. Sisi lain tangan harus ditem-patkan di bawah bagian belakang untuk mendukung badan marmut. Kesalahan da-lam cara memegang marmut dan kealpaan dalam menahan tubuh bagian bawah dapat mengakibatkan cedera pada marmut serta luka-luka pada operator karena garukan kuku marmut.
CARA MEMEGANG MARMUT Umur Dewasa Kelamin : 45 - 70 hari
Berat siap kawin, : betina + 450 gram umur 12 minggu jantan + 500 gram
Musim Kawin : setiap saat sepanjang tahun
Siklus Estrus : Polyestrous, sepanjang tahun
Durasi siklus estrus : 16 - 19 hari
Durasi periode estrus : 6 -15 jam
Periode kebuntingan : 58 - 75 hari
(rata-rata 68)
Litter size (Jumlah Anak) : rata-rata 3 ekor
Waktu Pembuahan : beberapa jam
setelah ovulasi
Konsumsi makanan : 6 gram feed 100 gram BB / hari
Konsumsi air : 10 ml/100 gram berat badan / hari
Estrus setelah kelahiran : 6 - 8 jam
Berat lahir : 75 - 100 gram
Sapih : 14 - 21 hari
Eats solid food : 5 hari
Usia produktif betina : 3 tahun
Usia produktif jantan : 4 tahun
Breeding habits : 1 pejantan
untuk 10 – 12 betina
Sex ratio kelahiran jantan : 50 - 54% rata-rata 52
Marmut jarang menggigit, marmut memiliki proporsi berat badan dan kaki yang tidak sebanding, sehingga marmut umumnya ti-dak dapat melompat atau memanjat, oleh karena itu dalam pemeliharaannya secara berkelompok sering ditempatkan di kandang terbuka bagian atas karena ketidakmampu-annya untuk melarikan diri.
Injeksi intraperitoneal pada marmut dilaku-kan dengan memegang marmut seperti yang ditunjukkan di atas dan menyuntik di salah satu kuadran bawah perut. Injeksi sub kutan dapat dilakukan dengan mengangkat kulit longgar pada bagian punggung, ter-utama di leher dan bahu, dan injeksi dila-kukan di bawah lipatan kulit. Injeksi intra vena dapat dilakukan pada marmut jantan pada vena lateral penis.
PENGAMBILAN DARAH
Pengambilan darah marmut dilakukan umumnya dari jantung, namun dapat juga pada vena kava anterior, atau untuk sample dengan jumlah kecil dapat diperoleh dari
canthus medicus mata. Pengambilan
sam-pel darah dengan jumlah sedikit mengguna-kan hematokrit, dilakumengguna-kan berulang dengan periode berselang dua atau tiga hari, dapat menggunakan metode dari mata ini,. Jumlah darah yang diambil dibatasi 1% dari berat badan dengan periode pengambilan berikutnya 14 hari setelah pengambilan se-belumnya. Pengambilan darah dari jantung hendaknya menggunakan anestesi, sesuai norma kesejahteraan hewan.
PERMASALAHAN DAN DISKUSI
Pemeliharaan marmut untuk digunakan se-bagai hewan percobaan harus memperhati-kan beberapa kriteria supaya marmut yang akan dipakai berkualitas dan tidak memberi-kan bias bagi hasil pengujian.
Beberapa hal yang harus diperhatikan da-lam pemeliharaan marmut sebagai hewan percobaan adalah perkandangan.
KANDANG
Pemeliharaan marmut untuk tujuan pem-biakan tidak memerlukan dinding yang tinggi karena marmut tidak dapat melompat. Per-kandangan marmut di Balai Besar Veteriner Wates terbuat dari papan dengan tinggi 40 cm, terdapat tempat untuk bersembunyi dan sudah ada pengkayaan lingkungan untuk bermain marmut, .Ruangan kandang untuk pemeliharaan marmut hendaknya tertutup dan terjaga dari rodensia liar dan predator serta serangga. Standart suhu ruang peme-liharaan marmut rata-rata 26°C.
Perbandingan antara jantan betina ,1 jantan 3 betina dalam satu kandang perkawinan. Marmut disapih saat berat badan 160 gram kemudian dipisah pada kandang pem-besaran dengan dibedakan kandang jantan dan betina.
Ruang untuk hewan yang ditempatkan ber-kelompok sebaiknya didasarkan pada ke-perluan masing-masing spesies, perilaku, kecocokan hewan, jumlah hewan dan tujuan dari situasi penempatan.
TABEL 1.1
Ruang yang dianjurkan untuk penempatan secara berkelompok hewan
percobaan jenis Rodensia yang biasa digunakan
JENIS HEWAN BERAT BADAN
(gram)
Untuk mengkonversi inchi persegi ke centimeter persegi, kalikan 6,45.
b
Dari lantai kandang ke batas atas kandang.
c Untuk mengkonversi inchi ke centimeter, kalikan 2,54. d
Hewan yang lebih besar dapat memerlukan luasan yang lebih besar untuk memenuhi standar performans
4
PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN MARMUT SEBAGAI HEWAN PERCOBAAN
oleh : Basuki Rochmat Suryanto ………
TABEL 1.2
Rekomendasi Suhu untuk Hewan Laboratorium yang Umum Dipergunakan
Jenis Hewan o C o F
mencit. tikus. hamster. gerbil. Marmut
18-26 64-79
Kelinci 16-22 61-72
PAKAN
Marmut secara alami tidak dapat men-sintesa vitamin C didalam tubuhnya, oleh karena itu penambahan vitamin C dalam pakan merupakan hal sangat penting. Pa-kan marmut dilaboratorium umumnya adalah berbentuk pellet, agar dapat di
auto-clave, sehingga mencegah kontaminasi
le-wat pakan. Marmut dilaboratorium memakan pellet dengan cara mematahkan pellet, tidak seperti mencit yang mengerat, hal ini juga harus menjadi pertimbangan terhadap ben-tuk dantingkat kekerasan pellet yang diberi-kan pada marmut.
PERILAKU DAN GEJALA KESAKITAN, NYERI DAN STRES PADA MARMUT
• Guarding, melindungi daerah yang sakit
• Vocalizing ,mengeluarkan suara
khusus-nya ketika marmut bergerak atau daerah yang sakit dipalpasi.
• Menggigit, menjilat, berteriak atau menge-lilingi area tertentu, marmut tidak pernah menggigit kecuali saat merasa nyeri atau sakit
• Lemah dan malas, berulang kali berba-ring-bangun.
• Tidak bergerak, biasanya berhubungan dengan kesakitan pada perut.
• Kerusakan pada bulu dan kulit , ditandai
dengan menggaruk dan kerontokan bulu yang abnormal.
• Posisi berbaring atau tidur yang tidak nor-mal.
• Kerusakan gigi dan struktur gigi yang tidak normal menunjukkan ada kelainan.
Point-point tersebut diatas menjadi point pe-nilaian terhadap kontrol rutin kondisi marmut secara fisik, yang dilakukan setiap hari.
PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN PENYAKIT SECARA PERIODIK
Pemeriksaan terhadap penyakit yang dila-kukan secara periodik dalam pemeliharaan marmut sangat diperlukan untuk menjamin kualitas marmut sebagai hewan laborato-rium karena kesehatan dan kondisi kesej-ahteraan hewan sangat mempengaruhi vali-ditas hasil pengujian atau penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pemeliharaan marmut sebagai hewan labo-ratorium berbeda dengan pemeliharaan kon-vensional atau pemeliharaan marmut untuk komersial .Marmut sebagai hewan laborato-rium seharusnya dipelihara dengan mem-perhatikan kebutuhan normalnya, terhidar
dari kesakitan, kelaparan dan kehausan, nyeri dan stress serta memperhatikan ke-sejahteraan hewan.
Pemeliharaan marmut sebagai hewan labo-ratorium memerlukan penanganan, pakan, ruang dan perkandangan, pengaturan suhu dan kelembaban yang tertentu.
Teknik penanganan, karakter serta perilaku marmut, jumlah dan metode pengambilan darah, lokasi injeksi dan pentingnya anes-tesi saat penanganan harus sangat diper-hatikan untuk menjauhkan hewan dari rasa sakit, nyeri dan sress serta menjamin kese-jahteraan hewan dalam proses pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
DLAR Training Series Investigating The Guinea Pig. Presented by: The Division Of Laboratory
Animal Resources And The Institutional Animal Care And Use Committee Wayne State University 2010.
http: //www.ahc.umn.edu/rar/blood.html diakses 15 Desember 2009
http://netvet.wustl.edu/species/guinea/gpmodel.txt diakses 28 Nopember 2010
http://www.fau.edu/research/ovs/VetData/guineapig.phpspacer diakses 10 Nopember 2010
Petunjuk Teknis Pengujian Mutu Obat Hewan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian 2001
The Ufaw Handbook On The Care And Management Of Laboratory And Other Research Animals. Eighth Edition Edited by Robert Hubrecht And James Kirkwood. The Universities
Federation For Animal Welfare United Kingdom 2010
Viruses
Guinea pig adenovirus 3 months
Sendai virus 3 months
Guinea pig cytomegalovirus Annually
Bacteria, mycoplasma and fungi
Bordetella bronchiseptica 3 months
Chlamydia psittaci 3 months
Corynebacterium kutscheri 3 months
Dermatophytes 3 months
Pasteurellaceae 3 months
Salmonella spp. 3 months
Streptobacillus moniliformis 3 months
Streptococci - haemolytic 3 months (not group D)
Streptococcus pneumoniae 3 months
Yersinia pseudotuberculosis 3 months
Clostridium piliforme
(Tyzzer’s disease)
Annually
Parasites
Ectoparasites 3 months
Endoparasites: 3 months
Encephalitozoon cuniculi 3 months
Pathological lesions observed 3 months
6
PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN MARMUT SEBAGAI HEWAN PERCOBAAN