Ferry M. Simatupang
Prodi Astronomi – Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung
AS2105 Astronomi &
Lingkungan
1 . Pencarian Exoplanet & Exolife
2 . Habitable Zone & Terraforming
2
Bab 6
3
6.1. Pencarian Exoplanet
& Exolife
4
5
6
7
Resolution 5A, IAU 2006
1. A planet[1] is a celestial body that
is in orbit around the Sun,
has sufficient mass for its self-gravity to
overcome rigid body forces so that it assumes a hydrostatic equilibrium (nearly round)
shape, and
has cleared the neighbourhood around its
orbit.
8
Resolution 5A, IAU 2006
2. A "dwarf planet" is a celestial body that
is in orbit around the Sun,
has sufficient mass for its self-gravity to
overcome rigid body forces so that it assumes a hydrostatic equilibrium (nearly round) shape[2],
has not cleared the neighbourhood around its
orbit, and
is not a satellite.
9
Resolution 5A, IAU 2006
3. All other objects[3], except satellites,
orbiting the Sun shall be referred to
collectively as "Small Solar System Bodies".
10
Footnotes:
[1] The eight planets are: Mercury, Venus, Earth,
Mars, Jupiter, Saturn, Uranus, and Neptune.
[2] An IAU process will be established to assign
borderline objects into either dwarf planet and other categories.
[3] These currently include most of the Solar System
asteroids, most Trans-Neptunian Objects (TNOs), comets, and other small bodies.
11
Exoplanet (atau extrasolar planet): planet yang berada di luar tata surya kita, mengitari bintang lain
12
Definisi planet (terkait exoplanet) oleh IAU:
Objects with true masses below the limiting mass for thermonuclear
fusion of deuterium (currently calculated to be 13 Jupiter masses for objects of solar metallicity) that orbit stars or stellar remnants are "planets" (no matter how they formed). The minimum mass/size required for an extrasolar object to be considered a planet should be the same as that used in our solar system.
Substellar objects with true masses above the limiting mass for
thermonuclear fusion of deuterium are "brown dwarfs", no matter how they formed nor where they are located.
Free-floating objects in young star clusters with masses below the
limiting mass for thermonuclear fusion of deuterium are not "planets", but are "sub-brown dwarfs" (or whatever name is most appropriate).
13
Ukuran planet kecil
relatif terhadap bintang induknya
Letaknya jauh dari
pengamat, dan kelihatan amat dekat dengan
bintang induknya
Perbedaan terang planet
terhadap bintang teramat besar.
14
15
… planet sangatlah redup, tersembunyi di
balik cahaya bintang yang sangat terang
16
Planet ibarat kunang-kunang yang ukurannya sangat kecil dan cahayanya redup dibandingkan sebuah
17
1. Kecepatan Radial (Spektroskopi Doppler) 2. Astrometri
3. Fotometri Transit
4. Gravitational Microlensing
5. Pencitraan Secara Langsung (Direct
Imaging)
6. Pulsar Timing
7. Circumstellar Disk
8. Kontaminasi Atmosfer Bintang
18
Yang diamati: kecepatan radial bintang
induk (lewat spektrumnya)
Dipengaruhi oleh inklinasi sistem.
19
20
Metode Kecepatan Radial (Spektroskopi Doppler)
21
Metode Kecepatan Radial (Spektroskopi Doppler)
22
23
Metode Kecepatan Radial (Spektroskopi Doppler)
r: jarak planet ke
bintang induk
G: konstanta gravitasi Mstar: massa bintang
Pstar: periode bintang yang teramati
24
Metode Kecepatan Radial (Spektroskopi Doppler): Contoh Hasil Pengamatan
Sumber: http://cfa-www.harvard.edu/afoe/51Peg.html
Kurva kecepatan radial bintang 51 Pegasi
25
Pergeseran Doppler minimum yang bisa
terdeteksi: 0,97 m/s (⇒ HARPS)
Menghasilkan penemuan lebih dari separuh
SKE yang diketahui saat ini.
26
Yang diamati: gerak bintang
di bidang langit
Dipengaruhi oleh:
perbandingan massa bintang
induk terhadap planet
jarak planet-bintang induk
jarak sistem terhadap
pengamat.
27
Contoh:
Gerak Matahari yang akan terdeteksi jika diamati dari jarak 10 parsec. Gerak ini
disebabkan oleh Jupiter.
28
Metode Astrometri
Gerak pusat massa (barycenter) tata surya relatif terhadap posisi Matahari
29
Metode yang sangat menjanjikan
Keck memberikan resolusi 20 µas, dan bisa
mendeteksi planet bermassa 66 MBumi (untuk kasus a = 1 AU dan MBintang = MMatahari, diamati dari jarak 10 pc)
SIM: 1-2 µas.
30
Yang diamati:
penurunan fluks
cahaya bintang saat transit terjadi
Hanya untuk sistem
dengan inklinasi ~90°.
31 Unggul untuk mendeteksi planet-planet kecil Diperoleh juga informasi tentang dimensi planet dan komposisi atmosfer.
32
Metode Fotometri Transit:
Contoh Hasil Pengamatan Kepler 6 b
Waktu
Int
ens
it
33
34
Yang diamati: kurva cahaya bintang latar
belakang yang mengalami efek penguatan oleh bintang yang memiliki planet
Dari karakteristik lensing yang diamati,
keberadaan dan orde massa planet bintang pelensa dapat dideteksi.
35
Pertamakali diusulkan tahun 1991 oleh
Shude Mao dan Bohdan Paczyński dari
Princeton University
Amat berguna untuk mendeteksi sistem
keplanetan yang berada diantara Bumi dan pusat galaksi
36
Tahun 2002, grup astronom Andrzej Udalski,
Marcin Kubiak dan Michał Szymański dari
Warsaw, dan Bohdan Paczyński melalui proyek OGLE (Optical Gravitational Lensing Experiment) membangun workable technique.
Selama satu bulan mereka mendeteksi beberapa
kandidat planet, meski keterbatasan dari
pengamatan tidak memungkinkan konfirmasi.
Semenjak itu, empat exoplanet telah dikonfirmasi
dideteksi dengan microlensing.
37
Kejadian lensing jarang terjadi, dan
pengamatan tidak bisa diulang
Cukup sensitif untuk mendeteksi planet
seukuran Bumi.
38
Ide: mengurangi perbandingan
terang cahaya dari bintang dan planet
Pengamatan sistem dilakukan
dengan memotretnya secara langsung
Metode ini mulai memberikan
hasil.
39
Sampai tahun 2010, untuk bisa dilakukan
dibutuhkan keadaan khusus:
Planetnya besar (jauh lebih besar dari Jupiter) Memiliki orbit yang besar
Temperatur planet tinggi, sehingga
memancarkan inframerah yang intensif
Tahun 2010, dengan menggunakan vector
vortex coronagraph, teleskop kecil bisa
melakukan direct imaging
40
Metode Direct Imaging
A simulated view of the coronagraph for Terrestrial Planet Finder (Courtesy NASA/JPL-Caltech)
41
Michael Mayor dan Didier Queloz (Obs. Geneva - Swiss)
(diumumkan pada tanggal 6 Oktober 1995):
Bintang: 51 Pegasi di rasi Pegasus M = 0,44 massa Jupiter (massa
Jupiter = 1,899 x 1027 kg)
P = 4,231 hari a = 0,052 AU Jarak = 48 tc.
Ditemukan setelah 18 bulan
pencarian dengan metode Doppler
Sistem Keplanetan Yang Pertama Ditemukan Pada Bintang Mirip Matahari
42
Citra inframerah dari bintang
2M1207 (kebiruan) dan planetnya 2M1207b (kemerahan)
2M1207b adalah planet pertama yang
ditemukan mengorbit brown dwarf, ditemukan tahun 2004
Jarak planet ke bintang induk kurang
dari 1 detik busur dilihat dari Bumi
Citra diperoleh dengan menggunakan
the European Southern Observatory's 8,2 m Yepun Very Large Telescope
Sistem Keplanetan Yang Pertama Ditemukan Pada
43
Sistem HR8799: Sistem Multiplanet Pertama Yang Ditemukan Dengan Direct Imaging
44
Kappa And b, Ditemukan Tahun 2012
Bintang: • Massa: 2,40 Ms • Jarak: 168,3 th Planet: • Massa: 12,80 Mj • a: 61 au
45
SK ekstrasolar (sampai 06 Desember 2012):
848 buah planet secara total (yang sudah di
konfirmasi): 488 RV 292 transit 18 pulsar timing 19 microlensing 31 direct imaging
46
SK ekstrasolar (sampai 06 Desember 2012):
328 planet pada bintang sekelas Matahari (Kelas
Spektrum G)
317 planet berada dalam 125 buah sistem
multiplanet
161 planet dalam habitable zone sistem yang
bersangkutan
47
Karakteristik menonjol yang teramati:
planet-planet raksasa cenderung berada
dekat dengan bintang induknya
sebagian besar memiliki eksentrisitas orbit
yang besar
48
Kemungkinan besar adalah efek dari bias observasi, karena:
Planet-planet gas raksasa lebih mudah diamati
dibandingkan planet yang lebih kecil
Planet yang lebih dekat dengan bintang
induknya dan memiliki periode orbit yang pendek lebih mudah diamati dibandingkan planet yang lebih jauh dan periode lebih
panjang
49
Mengutip dari laporan dari 43 hari pertama misi Kepler:
"imply that small candidate planets with
periods less than 30 days are much more common than large candidate planets with
periods less than 30 days and that the ground-based discoveries are sampling the large-size tail of the size distribution"
50
Penemuan Exoplanet Berdasarkan Tahun Penemuan (Data sampai 07 Juli 2011)
51
Plot Massa vs. Periode Orbit (Data sampai 03 Oktober 2010)
52
53
Hasil: Distribusi Massa Minimum (06 Desember 2012)
54
Hasil: Distribusi Jarak Orbit (06 Desember 2012)
55
Hasil: Minimum-Mass vs Semi-Major Axis (06 Desember 2012)
56
Hasil: Distribusi Periode Orbit (06 Desember 2012)
Hot Jupiter Jupiter-like
57
Hal menarik (untuk bintang normal):
M terbesar: min. 37,5 MJupiter (DH Tau b) M terkecil: min. 0,28 MEarth (Gliese 436 c) e terbesar: 0,970 (HD 20782 b)
a terbesar: 2 500 AU (WD 0806-661B b)
a terkecil: 0,006 AU (KOI-961 c & KOI-55 b) P terpanjang: 730 000 hari (Oph 11 b)
P terpendek: 0,24 hari (KOI-55 b).
Hasil
58
59
60
55 Cancri (jarak: 41 tc):
M: 3.5 – 5 MJ [1]
P: ~ 13 tahun [11.86] a: 5.5 AU [5.2]
61
62
63
“Didesain khusus untuk
melakukan survey extended solar neighbourhood untuk
mendeteksi dan
mengkarakterisasi ratusan planet terestrial dan yang lebih besar di dalam dan di sekitar habitable zone.”
(Kasting et al, 1993)
Misi Kepler (2009), NASA
Diluncurkan: 07 Maret 2009 Lama misi: min. 3,5 tahun
64
65
Sasaran:
Mengeksplor struktur dan keragaman sistem keplanetan
melalui:
Penentuan frekuensi keberadaan planet (terutama terestrial) di dalam /
sekitar habitable zone pada berbagai kelas spektrum bintang
Penentuan rentang ukuran dan bentuk orbit planet-planet tersebut Mengestimasi berapa banyak planet yang ada dalam sistem
multi-bintang
Menentukan rentang ukuran orbit, kecerlangan, ukuran, massa dan
densitas dari planet raksasa periode pendek
Mengidentifikasi anggota tambahan dari tiap sistem keplanetan yang
telah ditemukan sebelumnya menggunakan teknik yang berbeda
Penentuan properti bintang yang bisa memiliki planet.
66
Tujuan:
Planet Hunting:
Mendeteksi keberadaan planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang mirip-Matahari
Stellar Mass:
Mencari batas bawah dan batas atas massa bintang
Galactic Mapping Dark Matter
Misi SIM – Space Interferometry Mission (2016-17), NASA/JPL
67
Misi:
Mempelajari planet di
luar tatasurya kita
dengan berbagai cara:
Formasi dan evolusi dari
planetary disk
Jumlah, ukuran, dan
lokasi planet yang cocok untuk mendukung
kehidupan.
68
Tujuan:
Mendeteksi keberadaan
planet seukuran Bumi yang mendukung
tumbuhnya kehidupan
Bintang target:
300 bintang sekelas
Matahari dalam radius 50 tahun cahaya dari
Matahari.
69
70
71
Exolife:
bentuk kehidupan yang ada di luar Bumi
72
Diajukan oleh Frank Drake tahun 1961,
dalam sebuah pertemuan di Green Bank (West Virginia), untuk membangun
landasan bagi penelitian SETI sebagai sebuah disiplin ilmu
Persamaan yang digunakan untuk
mengestimasi potensi jumlah peradaban ekstraterrestrial dalam Bima Sakti
73
N = jumlah peradaban dalam Bima Sakti dimana komunikasi dengannya dimungkinkan R* = laju kelahiran bintang pertahun dalam Bima Sakti
fp = fraksi bintang tersebut yang memiliki planet
ne = rata-rata jumlah planet yang berpotensi mendukung kehidupan untuk bintang yang
memiliki planet
fl = fraksi dari faktor di atas yang benar akan menumbuhkan kehidupan pada suatu waktu
fi = fraksi dari faktor di atas yang benar akan menumbuhkan kehidupan berintelegesi tinggi
fc = fraksi peradaban yang bisa mengembangkan teknologi yang menghasikan sinyal yang bisa
dideteksi ke luar angkasa
L = jangka waktu peradaban tersebut menghasilkan sinyal yang bisa dideteksi ke angkasa luar.
Persamaan Drake
74
Berdasarkan pengetahuan kita saat ini, nilai dari
masing-masing parameter: R* = 7/tahun fp = 0,5 ne = 2 fl = 0,33 fi = 0,01 fc = 0,01 L = 10 000 tahun N = 7 × 0,5 × 2 × 0,33 × 0,01 × 0,01 × 10 000 = 2,1 Persamaan Drake
75
Dasar pemikiran:
dengan umur alam semesta yang cukup
panjang dan jumlah bintang yang amat banyak, kemungkinan adanya planet yang mendukung kehidupan seperti Bumi mestinya juga banyak.
76
Enrico Fermi tahun 1950 mempertanyakan:
“Mengapa, jika peradaban tinggi
extraterrestrial ada dalam galaksi kita, bukti keberadaan mereka seperti pesawat ruang
angkasa atau probe tidak kita temukan”.
77
Peradaban berkembang secara eksponensial Dengan penerbangan antariksa
berkecepatan 1% kecepatan cahaya, seluruh galaksi Bima Sakti dikolonisasi dalam waktu hanya 10 juta tahun
Usia Bima Sakti sekitar 10 miliar tahun Kehidupan di Bumi pertama kali muncul
sekitar 4 miliar tahun yang lalu.
78
Where
are
they…???!!!
79
80
Pencarian jejak kehidupan di dalam tata surya dilakukan dengan langkah-langkah:
Penelitian in-situ, mencari jejak air
Menentukan limit dari kehidupan dan
pencarian jejak kehidupan di lokasi-lokasi dengan berbagai kondisi/situasi
81
Pencarian jejak kehidupan di luar tata surya dilakukan dengan langkah-langkah:
Mendeteksi exoplanet
Mencari planet terrestrial dalam habitable
zone
Mendeteksi jejak uap air, metana, ozon
lewat spektroskopi
82
Mengirim pesan ke bintang-bintang yang
diduga memiliki peradaban.
Memantau radiasi EM pada frekuensi
sekitar 1420 MHz (λ = 21 cm), frekuensi
natural yang kemungkinan besar digunakan oleh ETI.
SETI@Home: distribusi computing power
untuk mengolah data hasil pengamatan pencarian sinyal artifisial
83
Disusun oleh Frank Drake, dibantu antara
lain oleh Carl Sagan
Dikirim pada 16 November 1974 ke globular
cluster M13 yang berjarak 25.000 tahun cahaya
Menurut Cornell News press release, tujuan 12
November 1999, tujuan sebenarnya dari pengiriman pesan ini adalah untuk
mendemonstrasikan kemampuan instrumen yang baru dipasang, bukan melakukan kontak.
84 000000101010100000000000010100000101000000010010001000100010010110010101010101 010101001001000000000000000000000000000000000000011000000000000000000011010000 000000000000000110100000000000000000010101000000000000000000111110000000000000 000000000000000000011000011100011000011000100000000000001100100001101000110001 100001101011111011111011111011111000000000000000000000000001000000000000000001 000000000000000000000000000010000000000000000011111100000000000001111100000000 000000000000000110000110000111000110001000000010000000001000011010000110001110 011010111110111110111110111110000000000000000000000000010000001100000000010000 000000011000000000000000100000110000000000111111000001100000011111000000000011 000000000000010000000010000000010000010000001100000001000000011000011000000100 000000001100010000110000000000000001100110000000000000110001000011000000000110 000110000001000000010000001000000001000001000000011000000001000100000000110000 000010001000000000100000001000001000000010000000100000001000000000000110000000 001100000000110000000001000111010110000000000010000000100000000000000100000111 110000000000001000010111010010110110000001001110010011111110111000011100000110 111000000000101000001110110010000001010000011111100100000010100000110000001000 001101100000000000000000000000000000000000111000001000000000000001110101000101 010101010011100000000010101010000000000000000101000000000000001111100000000000 000001111111110000000000001110000000111000000000110000000000011000000011010000 000001011000001100110000000110011000010001010000010100010000100010010001001000 100000000100010100010000000000001000010000100000000000010000000001000000000000 00100101000000000001111001111101001111000
85
Terdiri dari 1679 binary digit (~210 bytes),
dipancarkan pada frekuensi 2380 MHz dengan power 1000 kW
1679 adalah perkalian dua bilangan prima
23 dan 73
86
The Arecibo Message
87
Pesan berisi:
1. Bilangan 1 – 10 dalam binary
2. Nomor atom unsur H, C, N, O, P yang menyusun
DNA
3. Formulas dari sugars dan bases dalam nukleotid
DNA
4. Jumlah nukleotid dalam DNA dan struktur heliks
ganda DNA
5. Bentuk manusia dengan ukuran tipikal dan
populasi Bumi
6. Gambaran grafis Tata Surya
7. Gambaran grafis Teleskop Radio Arecibo dengan
dimensi dan piringan antena
88
89
90
91
92
93