WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Liman (Chief Astra Management Development Institute PT
Astra International Tbk) yang dilakukan pada hari Rabu, 21 Desember 2005 pukul 14.00 di PT Astra
International Tbk lantai 2 ruang AMDI.
T : Ngomong-ngomong, sudah berapa lama bapak bekerja di Astra?
YL : Wah, sudah lumayan lah, kurang lebih 15 tahun.
T : Apakah bapak pernah bekerja ditempat lain selain di Astra dan anak perusahaannya?
YL : Ya, pernah tetapi tidak lama.
T : Apa yang bapak rasakan berbeda antara bekerja di Astra dengan di perusahaan lain?
YL : Pertama, yang paling berkesan buat saya yaitu kondisi bekerja di Astra. Di Astra atmosfer
kerjanya enak. Kedua, dalam membuat kebijakan, keterlibatan karyawan sangat banyak. Makanya
perumusan suatu kebijakan tertentu di Astra agak lama karena rapat berulangkali dengan
melibatkan banyak pihak dan juga dipikirkan agar kebijakan itu dapat diimplementasikan dengan
baik tidak hanya diatas kertas. Tetapi pada saat turun untuk diimplemetasikan kebijakan itu
sangat cepat bisa diterima dan dilaksanakan. Ketiga, adanya kompensasi dan penghargaan yang
layak bagi karyawan dengan kinerja terbaik. Keempat, di Astra suasana kebersamaan dan
kekeluargaan sangat terasa. Kelima, Astra memberikan pendidikan, training, seminar dan lainnya
untuk menunjang dan memutakhirkan pengetahuan para karyawan sehingga rata-rata para
karyawan selalu up-to-date. Yah pokoknya kerja di Astra rasanya bedalah dengan di tempat lain.
T : Saya sangat sering mendengar bahwa Astra punya filosofi perusahaan. Sewaktu saya mengikuti
workshop (Astra Workshop Programme) juga saya merasakan sendiri, sepertinya dalam setiap
kesempatan pihak Astra selalu menekankan mengenai budaya perusahaan yang ada di Astra. Bisa
bapak jelaskan mengenai filosofi Astra?
YL : Astra punya 4 filosofi, yaitu: pertama, menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Kedua, memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. Ketiga, saling menghargai dan
membina kerjasama. Dan keempat, berusaha mencapai yang terbaik. Filosofi ini berasal dari
pemilik perusahaan dan sudah ada sejak Astra didirikan. Filosofi yang pertama, menjadi milik
yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, ini murni dari pemikiran founder. Yang kedua, ketiga
dan keempat ini diambil oleh pemilik dari IBM karena berguna untuk kepuasan pelanggan. Nah,
keempat filosofi ini selalu menjadi dasar dan acuan dalam melakukan segala sesuatu.
T : Mengenai sistem nilai di Astra, pak. Mengapa di deskripsikan seperti itu (menunjukkan gambar
sistem nilai Astra)? Apa jadinya nanti tidak overlapping antara filosofi, prinsip dasar dan etika
bisnis?
YL : Begini, sistem nilai Astra, seperti namanya, nilai adalah hal-hal yang diyakini, yang mengikat satu
sama lain. Filosofi perusahaan dianggap sebagai nilai utama, tetapi hal itu masih
mengawang-ngawang. Makanya diterjemahkan lagi dalam prinsip dasar Astra. Nah, untuk kepentingan akan
Good Corporate Governance, sehingga prinsip dasar Astra diterjemahkan lagi dalam etika bisnis
dan etika kerja. Sistem itu yang disebut values atau nilai. Dari nilai-nilai ini, dihasilkan kumpulan
kebijakan-kebijakan. Dari kebijakan-kebijakan ini akan mengatur apa yang harus dilakukan oleh
karyawan. Akhirnya menghasilkan tindakan-tindakan yang disebut perilaku, yang dalam bahasa
ilmiahnya disebut budaya perusahaan.
T : Di dalam gambar kebijakan ada AMS dan AHRM. Apa maksudnya?
YL : Kebijakan-kebijakan itu biasanya disebut support system. Jadi dari nilai perusahaan tadi,
harapannya adalah itu juga menjadi nilai bagi seluruh karyawan yang bekerja di Astra. Tapikan
tidak mungkin langsung bisa begitu saja, idealnya sih begitu. Maka dibutuhkan support system
yaitu berupa kepemimpinan (leadership) dalam hal ini keteladanan dari pimpinan dan
kebijakan-kebijakan. Nah, AMS dan AHRM itu merupakan kebijakan-kebijakan. AMS (Astra Management System)
adalah kebijakan manajemen yang mengatur mengenai pekerjaan (managing job) sedangkan
AHRM (Astra Human Resources Management) merupakan kebijakan yang mengatur orang
(managing people).
T : Lalu bagaimana cara yang dilakukan Astra sesuai dengan tersebut agar karyawan memiliki
nilai-nilai yang sama?
YL : Wah ada banyak cara. Bisa melalui seleksi sebelum karyawan masuk, sosialisasi, evaluasi kinerja,
penalti atau sanksi, peraturan perusahaan, dan pengarahan. Tetapi yang paling utama adalah
kepemimpinan (leadership). Dengan pemberian telada oleh pimpinan. Selain itu, pada setiap level
karyawan ada program-program yang harus diikuti.
T : Menurut bapak, guna dari budaya perusahaan sendiri itu apa?
YL : Ya seperti tadi, nilai yang mengatur perilaku karyawan juga buat identitas. Oh sikapnya begini
pasti orang Astra, oh sikapnya begitu pasti bukan orang Astra.
T : Jadi budaya perusahaan di Astra itu seperti apa, pak?
YL : Wah, kalau ini agak susah. Apa ya. Anda seharusnya mengamati sendiri. Anda mau tau berapa?
T : Ya sebanyak mungkin?
KUESIONER
Mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan baik dan sejujurnya, guna penelitian skripsi "Analisis Peranan Budaya Perusahaan Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Astra International Tbk". Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan cara memberikan tanda silanguntuk pilihan jawaban yang Anda pilih. Peran Anda atas pengisian kuesioner ini sangat berarti untuk mengetahui peranan budaya perusahaan PT Astra International Tbk terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance. Terima Kasih.
I. Penerapan Budaya Astra
Pada bagian satu, tujuan kuesioner adalah untuk mengetahui tingkat penerapan budaya perusahaan PT Astra International Tbk dalam jangka waktu 1 minggu (5 hari kerja). Harap diisi sesuai dengan pengalaman pribadi Anda sebagai karyawan PT Astra International Tbk.
II. Hubungan Budaya Astra dengan Good Corporate Governance
Pada bagian dua, tujuan kuesioner adalah untuk mengetahui tingkat hubungan antara budaya perusahaan PT Astra International Tbk dengan pelaksanaan Good Corporate Governance. Harap diisi sesuai dengan pengalaman pribadi Anda sebagai karyawan PT Astra International Tbk.
6. Apakah dengan penerapan budaya ketaatan pada peraturan dapat mendorong Komisaris dan jajaran manajemen menghindari timbulnya benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain seperti melakukan transaksi orang dalam (insider trading)?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
7. Apakah dengan penerapan budaya bertanggung jawab dapat memberikan pengaruh terhadap Komisaris dan perusahaan menjaga keamanan dan kerahasiaan serta membatasi akses dari pihak yang tidak berkepentingan atas data dan informasi perusahaan?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
8. Apakah dengan penerapan budaya ketaatan pada peraturan dapat membuat Komisaris, jajaran manajemen dan perusahaan termasuk karyawan mematuhi aturan yang berlaku dalam perusahaan?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
9. Apakah dengan penerapan budaya kejujuran dapat menjamin segenap jajaran manajemen, direksi akan mengemukakan informasi yang relevan, akurat, dan dapat dipercaya kepada para pemegang kepentingan perusahaan khususnya berkenaan dengan kinerja operasional, keuangan dan risiko usaha perusahaan dalam kondisi yang kurang baik?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
10. Apakah dengan penerapan budaya penghindaran kepentingan pribadi dapat mendorong komisaris, jajaran manajemen dan karyawan untuk meningkatkan kompetensi dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan tugas dan peran mereka?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
Keterangan Tidak Pernah (0) Kadang-Kadang (1-2 kali seminggu) Sering (3-4 kali seminggu) Sangat Sering (5 kali seminggu) Selalu (Lebih dari 5 kali seminggu) 1. Kejujuran 2. Bertanggung Jawab 3. Kesetaraan
4. Ketaatan Pada Peraturan
11. Apakah dengan penerapan budaya kesetaraan dapat mendorong komisaris, jajaran manajemen, dan karyawan serta direksi dalam membuat keputusan bisnis, perencanaan, tender, kebijakan dan negosiasi bisnis untuk tetap memperhatikan hak-hak pemegang saham minoritas?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
12. Apakah dengan penerapan budaya bertanggung jawab dapat memberikan pengaruh terhadap komisaris, direksi, jajaran manajemen dan karyawan untuk memberikan informasi yang tepat waktu, konsisten, jelas dan dapat dibandingkan kepada para stakeholder?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
13. Apakah dengan penerapan budaya bertanggung jawab dapat mendorong komisaris, direksi, manajemen dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, tetap memperhatikan nilai-nilai sosial, proteksi kesehatan karyawan, keselamatan kerja, pelastarian lingkungan serta tanggung jawab sosial perusahaan?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
14. Apakah dengan penerapan budaya kejujuran dapat menciptakan keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
15. Apakah dengan penerapan budaya ketaatan pada peraturan dapat mendorong pengelolaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
16. Apakah dengan penerapan budaya bertanggung jawab dapat membuat perusahaan untuk bersikap adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
17. Apakah dengan penerapan budaya bertanggung jawab dapat mendorong komisaris, direksi, manajemen, dan karyawan untuk dapat menghadiri rapat secara teratur?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
18. Apakah dengan penerapan budaya kesetaraan dapat berpengaruh terhadap pembatasan kekuasaan atasan dalam hal tindakan yang sewenag-wenang terhadap bawahan?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
19. Apakah dengan penerapan budaya penghindaran kepentingan pribadi dapat mendorong komisaris, direksi, manajemen dan karyawan untuk menghindari benturan kepentingan dan memberikan pengaruh terhadap pihak-pihak tertentu?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
20. Apakah dengan penerapan budaya kesetaraan dapat menciptakan kesempatan kerja yang sama, tanpa membedakan jenis kelamin, usia, agama, suku, golongan dan cacat tubuh tertentu?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
21. Apakah dengan penerapan budaya kesetaraan dapat memberikan pengaruh agar tidak terjadinya pelecehan khususnya terhadap bawahan dalam perusahaan?
22. Apakah dengan penerapan budaya ketaatan pada peraturan dapat mendorong komisaris, direksi, manajemen, dan karyawan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam perusahaan?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
23. Apakah dengan penerapan budaya penghindaran kepentingan pribadi dapat membuat komisaris, direksi, manajemen, dan karyawan untuk menjaga informasi rahasia perusahaan untuk menghindari terjadinya kasus "informasi orang dalam"?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
24. Apakah dengan penerapan budaya bertanggung jawab dapat mendorong komisaris, direksi, manajemen dan karyawan untuk berani mengungkapkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perusahaan?
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat Sering Selalu
25. Apakah dengan penerapan budaya penghindaran kepentingan pribadi dapat mendorong terjadinya efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan perusahaan?