• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 DESAIN BANGUNAN PELIMPAH DAN BANGUNAN PELENGKAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 DESAIN BANGUNAN PELIMPAH DAN BANGUNAN PELENGKAP"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

DESAIN BANGUNAN PELIMPAH

DAN BANGUNAN PELENGKAP

5.1 BANGUNAN PELIMPAH

Bangunan pelimpah adalah bangunan pelengkap dari suatu bendungan yang berguna untuk mengalirkan kelebihan air reservoar agar bendungan tetap aman bila terjadi banjir. Bangunan pelimpah harus didesain secara hati-hati dan jangan sampai berdampak merugikan terhadap tubuh bendungan, pondasi dan reservoar. Penentuan tipe bangunan pelimpah harus memipertimbangkan kondisi geologi, topografi, segi keamanan, sosial dan ekonomi, cara operasi dan pemeliharaan dan juga tipe bendungannya. Penentuan letak bangunan pelimpah, harus dipilih pada kondisi geologi yang memenuhi syarat. Namün demikian perlu juga dipertimbangkan terhadap kondisi topografi, hidrolis dan fasilitas lainnya yang terkait dan pemanfaatan hash bahan galian untuk timbunan perlu dipertimbangkan pula. Secara umum bangunan pelimpah terdiri dari saluran pengarah, pelimpah, saluran peluncur dan pemecah energi. Kapasitas bagian pengarah dan bagian peluncur harus mampu menampung debit banjir maksimum yang direncanakan sedemikian sehingga elevasi muka air banjir di reservoar tetap terkendali di bawah rencana muka air banjir maksimum, sedangkan suatu pemecah energi dibanguan guna melindungi dasar sungai, tebing dan fasilitas Iainnya.

Untuk membuat desain bangunan pelimpah, diperlukan debit banjir rencana yang realistis. Untuk perencanaan bendungan biasa digunakan banjir rencana dengan kala Ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 1000 tahun dan Banjir Maksimum Boleh jadi (BMB) atau dikenal sebagai “Probable Maximum Flood” (PMF). Bangunan pelimpah harus direncanakan untuk debit banjir maximum boleh jadi (BMB) dan elevasi puncak dinding saluran pengarah dan saluran yang dibangun harus telah rnempertirnbangkan debit banjir tersebut.

(2)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Dalam merencanakan pemecah energi harus telah mempertimbangkan terhadap aliran air sungai di hilirnya sebelum bendungan itu dibangun dan biasanya dengan menggunakan banjir rencana 100 tahun atau 1000 tahun. Pemecah energi harus dipasang secukupnya agar selalu dapat memperkecil energi setiap aliran yang melimpah dan kapasitas pemecah enersi tidak hams sama dengan recana debit banjir maksimum.

Bendungan sungai Cibanten direncanakan memiliki dua pelimpah, yaitu bangunan pelimpah utama (main spillway) dan pelimpah darurat (emergency spillway). Gambaran umum tata letak pelimpah utama, saluran peluncur dan ruang olak pada bendungan sungai Cibanten ditunjukan pada Gambar 5-1.

(3)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

G a m ba r 5 -1 . Ta ta l e ta k pe li m pa h ut a m a

(4)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.1.1 TIPE BANGUNAN PELIMPAH

Bendungan Cibanten adalah bendungan jenis urugan batu dengan tinggi bendungan sebesar 45 meter dan dihilirnya terdapat kota Serang dengan penduduk yang padat. Menurut buku Panduan Perencanaan bendunganan Urugan (Volume-II, Hidrologi), Bendungan Gelam termasuk kategori bendungan sedang (tinggi bendungan antara 40 meter s/d 80 meter) dan dengan konsekuensi besar. Selanjutnya menurut SNI 03-3432-1994 (Pedoman Perencanaan Pelimpah), untuk bendungan sedang dengan konsekuensi besar, pelimpah harus dapat melewatkan banjir rencana Q1000 dan QBMB (lihat Gambar 5-2).

Gambar 5-2 . Bagan alir penentuan banjir disain dan Kapastas Pelimpah Bendungan Sesuai

(5)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.1.2 DEBIT BANJIR RENCANA

Pelimpah direncanakan mampu melimpaskan debit banjir rencana yaitu 25% dari QBMB. = 25% x 850.40 m3/s = 212.6 m3/s. Perencanaan pelimpah ini tanpa

memperhitungkan kemampuan reservoir dalam menurunkan puncak banjir. Ruang olak dan saluran terbuka akan direncanakan pada bagian hilir dari bendung pelimpah.

5.1.3 KAPASITAS PELIMPAH

Pelimpah pada Bendungan Cibanten direncanakan dengan ambang tipe ogee. Bentuk mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub-atmosfir pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu. Kapasitas debit yang melewati pelimpah ogee dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

1,5

C.L.H Q

dimana :

Q = debit yang lewat pelimpah (m3/dt)

C = koefisien limpasan pelimpah L = lebar efektif pelimpah (m) H = tinggi air di atas pelimpah (m)

Untuk bendungan tipe urugan tanah atau batu, pelimpah utama harus direncanakan cukup untuk mengalirkan debit banjir rencana Q1000 dan QBMB. Untuk Bendungan

Cibanten, pelimpah direncanakan dengan lebar 24 meter dan dapat mengalirkan debit desain sebesar 250 m3/sec yang nilainya melebihi debit banjir rencana yaitu 25% dari QBMB. = 25% x 850.40 m3/s = 212.6 m3/s dengan tinggi air maksimum

sebesar 3 meter diatas puncak pelimpah. 5.1.4 KONDISI PERENCANAAN

Data perencanaan pelimpah Bendungan Cibanten adalah sebagai berikut : Elevasi puncak bendungan = + 125,00 m

Elevasi puncak pelimpah = + 120,00 m Elevasi dasar pelimpah = +117,00 m Tinggi dari dasar (P) = 3,00 m

(6)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Lebar pelimpah (L) = 24,00 m

Kemiringan pelimpah bagian hulu = 1 : 3 Kemiringan pelimpah bagian hilir = 1 : 1

Debit desain = 250 m3/det

5.1.5 PERHITUNGAN DEBIT DI ATAS PELIMPAH

Debit yang melewati di atas pelimpah dihitung dengan menggunakan persamaan : 1,5

C.L.H Q

Asumsi tinggi muka air di atas pelimpah (Ho) :

o H = 2.850 meter = 9.334 ft o H P = 2 3 = 1,05

Dari Lampiran V-1, lengkung koefisien debit untuk :

o

H P

= 1,05 diperoleh Co= 3,93

Panjang efektif pelimpah :

776 , 78 334 , 9 * 93 , 3 8828.345 C.H Q Leff 1,5 1,5 o d ft = 24,01 m Diambil harga L = 24 m

Contoh perhitungan debit yang lewat pelimpah untuk tinggi muka air di atas pelimpah He = 0,2 m. o e H H = 85 . 2 2 , 0 = 0.070

Dari Lampiran V-2, lengkung o C C versus o e H H didapatkan : o C C = 0.812

(7)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

3,189 812 , 0 . 93 , 3 .0,812 C C o

Koreksi koefisien debit akibat kemiringan pelimpah bagian hulu = 1 : 3 dapat dilihat pada Lampiran V-3, dimana :

003 , 1 C C' maka C’ = 3,199

Debit di atas pelimpah untuk He = 0,2 m

1,5 e C'.L.H Q

5 , 1 2 , 0 * 24 * 199 , 3 Q

Q 6,867 m3/det

Perhitungan debit yang melewati pelimpah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan lengkung kapasitas debit dapat dilihat Gambar 5-3.

Tabel 5-1. Kapasitas pelimpah Bendungan Cibanten

Elevasi Water Depth

(He)

Discharge

Coeff Discharge (Q) Velocity (V)

(m) (ft) (m) He/Ho C/Co C C' (ft3/s) (m3/s) (ft/s) (m/s) 120.00 0.000 0.000 0.000 0.800 3.144 3.153 0.000 0.000 0.000 0.000 120.10 0.030 0.100 0.035 0.800 3.144 3.153 0.123 2.393 0.551 1.806 120.20 0.061 0.200 0.070 0.812 3.189 3.199 0.352 6.867 0.790 2.591 120.30 0.091 0.300 0.105 0.823 3.233 3.243 0.656 12.788 0.981 3.217 120.40 0.122 0.400 0.141 0.833 3.275 3.285 1.023 19.944 1.147 3.763 120.50 0.152 0.500 0.176 0.844 3.316 3.325 1.447 28.217 1.298 4.259 120.60 0.183 0.600 0.211 0.854 3.354 3.365 1.925 37.529 1.439 4.721 120.70 0.213 0.700 0.246 0.863 3.392 3.402 2.453 47.820 1.571 5.156 120.80 0.244 0.800 0.281 0.872 3.428 3.438 3.029 59.046 1.698 5.570 120.90 0.274 0.900 0.316 0.881 3.463 3.473 3.650 71.170 1.819 5.968 121.00 0.305 1.000 0.351 0.890 3.496 3.507 4.317 84.158 1.936 6.351 121.10 0.335 1.100 0.387 0.898 3.528 3.539 5.026 97.983 2.049 6.723 121.20 0.366 1.200 0.422 0.906 3.559 3.570 5.777 112.620 2.159 7.083 121.30 0.396 1.300 0.457 0.913 3.589 3.599 6.568 128.046 2.266 7.434 121.40 0.427 1.400 0.492 0.920 3.617 3.628 7.398 144.239 2.370 7.776 121.50 0.457 1.500 0.527 0.927 3.645 3.656 8.267 161.179 2.472 8.110 121.60 0.488 1.600 0.562 0.934 3.671 3.682 9.174 178.850 2.571 8.436 121.70 0.518 1.700 0.598 0.941 3.697 3.708 10.116 197.233 2.669 8.756 121.80 0.549 1.800 0.633 0.947 3.721 3.732 11.095 216.313 2.764 9.070 121.90 0.579 1.900 0.668 0.953 3.745 3.756 12.109 236.074 2.858 9.377 122.00 0.610 2.000 0.703 0.959 3.767 3.779 13.157 256.504 2.950 9.679 122.10 0.640 2.100 0.738 0.964 3.789 3.801 14.238 277.589 3.041 9.976

(8)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Elevasi Water Depth

(He)

Discharge

Coeff Discharge (Q) Velocity (V)

122.20 0.671 2.200 0.773 0.970 3.811 3.822 15.353 299.317 3.130 10.268 122.30 0.701 2.300 0.808 0.975 3.831 3.843 16.500 321.678 3.217 10.555 122.40 0.732 2.400 0.844 0.980 3.851 3.862 17.678 344.662 3.304 10.838 122.50 0.762 2.500 0.879 0.985 3.870 3.882 18.889 368.260 3.389 11.117 122.60 0.792 2.600 0.914 0.990 3.889 3.901 20.130 392.464 3.472 11.392 122.70 0.823 2.700 0.949 0.994 3.907 3.919 21.403 417.268 3.555 11.664 122.80 0.853 2.800 0.984 0.999 3.925 3.937 22.705 442.667 3.637 11.932 122.90 0.884 2.900 1.019 1.003 3.942 3.954 24.038 468.655 3.718 12.196 123.00 0.914 3.000 1.054 1.007 3.959 3.971 25.401 495.231 3.797 12.458 123.10 0.945 3.100 1.090 1.012 3.976 3.988 26.795 522.392 3.876 12.718 123.20 0.975 3.200 1.125 1.016 3.992 4.004 28.218 550.137 3.955 12.975 123.30 1.006 3.300 1.160 1.020 4.009 4.021 29.671 578.467 4.032 13.229 123.40 1.036 3.400 1.195 1.024 4.025 4.037 31.154 607.384 4.109 13.482 123.50 1.067 3.500 1.230 1.028 4.041 4.053 32.667 636.891 4.186 13.733 123.60 1.097 3.600 1.265 1.032 4.057 4.069 34.211 666.993 4.262 13.983 123.70 1.128 3.700 1.301 1.036 4.072 4.085 35.786 697.696 4.338 14.231 123.80 1.158 3.800 1.336 1.040 4.088 4.101 37.392 729.008 4.413 14.479 123.90 1.189 3.900 1.371 1.044 4.104 4.117 39.030 760.938 4.488 14.725 124.00 1.219 4.000 1.406 1.048 4.120 4.133 40.700 793.497 4.563 14.971 124.10 1.250 4.100 1.441 1.053 4.137 4.149 42.403 826.695 4.638 15.217 124.20 1.280 4.200 1.476 1.057 4.153 4.166 44.139 860.549 4.713 15.463 124.30 1.311 4.300 1.511 1.061 4.170 4.183 45.910 895.072 4.788 15.710 124.40 1.341 4.400 1.547 1.065 4.187 4.200 47.716 930.282 4.864 15.957 124.50 1.372 4.500 1.582 1.070 4.205 4.217 49.558 966.198 4.939 16.204 124.60 1.402 4.600 1.617 1.074 4.223 4.235 51.438 1002.840 5.015 16.453 124.70 1.433 4.700 1.652 1.079 4.241 4.254 53.356 1040.231 5.091 16.704 124.80 1.463 4.800 1.687 1.084 4.260 4.273 55.313 1078.394 5.168 16.956 124.90 1.494 4.900 1.722 1.089 4.279 4.292 57.312 1117.356 5.246 17.210 125.00 1.524 5.000 1.757 1.094 4.300 4.312 59.352 1157.145 5.324 17.466

(9)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

GRAFIK LENGKUNG DEBIT PELIMPAH BENDUNGAN CIBANTEN

119.00 120.00 121.00 122.00 123.00 124.00 125.00 126.00 0 200 400 600 800 1000 1200 Debit (m3/dt) E le v a s i (m )

Gambar 5-3. Lengkung debit pelimpah Bendungan Cibanten

5.1.6 BENTUK PENAMPANG PELIMPAH

Penampang bagian atas pelimpah direncanakan berbentuk ogee, dimana pelimpah ini didesain agar dapat mengalirkan debit rencana sebesar 250 m3/det ( > 25%

QBMB. = 212.6 m3/s ). Adapun data perencanaan bentuk ambang pelimpah utama

adalah sebagai berikut :

Elevasi puncak bendungan = + 125,00 m Elevasi muka air maksimum = + 123,00 m Elevasi puncak pelimpah = + 120,00 m Elevasi dasar pelimpah = + 117,00 m Tinggi dari dasar (P) = 3,00 m Tinggi muka air (ho) = 2,85 m

Lebar pelimpah (L) = 24,00 m Kemiringan pelimpah bagian hulu = 1 : 3 Kemiringan pelimpah bagian hilir = 1 : 1 Debit rencana (Qd) = 250 m3/det

Debit per satuan lebar (q)

L Qd

24 250

= 10,42 m3/det

(10)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

85 . 2 3 42 . 10 ) h (P q o = 1,782 m/det Tinggi kecepatan (Ha) 81 , 9 * 2 782 , 1 2g V2 2 = 0,162 m Tinggi energi (Ho) = ho+Ha = 2,85+0,162 = 3,007 m

Untuk merencanakan permukaan mercu ogee bagian hilir, United States Army

Corps or Engineers telah mengembangkan persamaan berikut : n o o H X K H Y

dimana :

Y = jarak vertical dari titik tertinggi mercu ke titik dipermukaan mercu sebelah hilirnya.

X = jarak horizontal dari titik tertinggi mercu ke titik dipermukaan mercu sebelah hilirnya.

Ho = tinggi energi rencana diatas mercu K,n = koefisien yang merupakan fungsi hidrolis

Nilai-nilai dari koefisien di atas dapat dilihat dari grafik yang terdapat pada Lampiran V-4. Dari data di atas, dapat kita hitung :

054 , 0 007 , 3 162 , 0 H H o a

Dari Lampiran V-5, diperoleh : K = 0,510 n = 1,825

Persamaan ambang pelimpah menjadi : 1,825 3,007 X 0,510. 3,007 Y

1,825 X 0,206. Y

(11)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Persamaan titik temu antara ambang pelimpah dengan kemiringan pelimpah bagian hilir : 1 1 : 1 X 5. 0,206.1,82 dx dy 0,825

Sehingga diperoleh titik pertemuan antara kurva dengan garis : X = 3,250 m

Y = -1,767 m

Dari Lampiran V-6, didapat elemen pembentuk ambang yaitu :

0,707 X 0,235 H X 1 o 1 m 0,247 Y 0,082 H Y 1 o 1 m 1,678 R 0,558 H R 1 o 1 m 0,544 R 0,181 H R 2 o 2 m

(12)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Tabel 5-2. Koordinat profil pelimpah

X X/Ho Y/Ho Y dy/dx Pelimpah Elevasi

-1.6250 -3.0017 3.0000 117.00 -1.6000 -2.9267 3.0000 117.07 -1.5000 -2.6267 3.0000 117.37 -1.4000 -2.3267 3.0000 117.67 -1.3000 -2.0267 3.0000 117.97 -1.2000 -1.7267 3.0000 118.27 -1.1000 -1.4267 3.0000 118.57 -1.0000 -1.1267 3.0000 118.87 -0.9000 -0.8267 3.0000 119.17 -0.8000 -0.5267 3.0000 119.47 -0.7066 -0.2466 0.3489 119.75 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 120.00 0.1000 0.0333 -0.0010 -0.0031 -0.0562 120.00 0.2000 0.0665 -0.0036 -0.0109 -0.0995 119.99 0.3000 0.0998 -0.0076 -0.0228 -0.1390 119.98 0.4000 0.1330 -0.0128 -0.0386 -0.1762 119.96 0.5000 0.1663 -0.0193 -0.0580 -0.2119 119.94 0.6000 0.1995 -0.0269 -0.0810 -0.2462 119.92 0.7000 0.2328 -0.0357 -0.1073 -0.2796 119.89 0.8000 0.2661 -0.0455 -0.1369 -0.3122 119.86 0.9000 0.2993 -0.0564 -0.1697 -0.3441 119.83 1.0000 0.3326 -0.0684 -0.2056 -0.3753 119.79 1.1000 0.3658 -0.0814 -0.2447 -0.4060 119.76 1.2000 0.3991 -0.0954 -0.2868 -0.4362 119.71 1.3000 0.4323 -0.1104 -0.3319 -0.4660 119.67 1.4000 0.4656 -0.1264 -0.3800 -0.4954 119.62 1.5000 0.4989 -0.1433 -0.4310 -0.5244 119.57 1.6000 0.5321 -0.1613 -0.4849 -0.5531 119.52 1.7000 0.5654 -0.1801 -0.5416 -0.5814 119.46 1.8000 0.5986 -0.1999 -0.6012 -0.6095 119.40 1.9000 0.6319 -0.2207 -0.6635 -0.6373 119.34 2.0000 0.6651 -0.2423 -0.7286 -0.6649 119.27 2.1000 0.6984 -0.2649 -0.7965 -0.6922 119.20 2.2000 0.7317 -0.2884 -0.8671 -0.7193 119.13 2.3000 0.7649 -0.3127 -0.9403 -0.7461 119.06 2.4000 0.7982 -0.3380 -1.0163 -0.7728 118.98 2.5000 0.8314 -0.3641 -1.0949 -0.7993 118.91 2.6000 0.8647 -0.3911 -1.1761 -0.8255 118.82 2.7000 0.8979 -0.4190 -1.2600 -0.8517 118.74 2.8000 0.9312 -0.4478 -1.3464 -0.8776 118.65 2.9000 0.9645 -0.4774 -1.4355 -0.9034 118.56 3.0000 0.9977 -0.5079 -1.5271 -0.9290 118.47 3.1000 1.0310 -0.5392 -1.6213 -0.9545 118.38 3.2000 1.0642 -0.5714 -1.7180 -0.9798 118.28 3.3000 1.0975 -0.6044 -1.8172 -1.0050 118.18 3.4000 -1.9172 -1.0000 118.08 3.5000 -2.0172 -1.0000 117.98

(13)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

X X/Ho Y/Ho Y dy/dx Elevasi

Pelimpah 3.6000 -2.1172 -1.0000 117.88 3.7000 -2.2172 -1.0000 117.78 3.8000 -2.3172 -1.0000 117.68 3.9000 -2.4172 -1.0000 117.58 4.0000 -2.5172 -1.0000 117.48 4.1000 -2.6172 -1.0000 117.38 4.2000 -2.7172 -1.0000 117.28 4.3000 -2.8172 -1.0000 117.18 4.4000 -2.9172 -1.0000 117.08 4.5000 -3.0172 -1.0000 116.98 4.6000 -3.1172 -1.0000 116.88 4.7000 -3.2172 -1.0000 116.78 4.8000 -3.3172 -1.0000 116.68 4.9000 -3.4172 -1.0000 116.58 5.0000 -3.5172 -1.0000 116.48 5.1000 -3.6172 -1.0000 116.38 5.2000 -3.7172 -1.0000 116.28 5.3000 -3.8172 -1.0000 116.18 5.4000 -3.9172 -1.0000 116.08 5.5000 -4.0172 -1.0000 115.98 5.6000 -4.1172 -1.0000 115.88 5.7000 -4.2172 -1.0000 115.78 5.8000 -4.3172 -1.0000 115.68 5.9000 -4.4172 -1.0000 115.58 6.0000 -4.5172 -1.0000 115.48 6.1000 -4.6172 -1.0000 115.38 6.2000 -4.7172 -1.0000 115.28 6.3000 -4.8172 -1.0000 115.18 6.4000 -4.9172 -1.0000 115.08 6.5000 -5.0172 -1.0000 114.98

5.1.7 PERHITUNGAN PROFIL MUKA AIR DI ATAS PELIMPAH

Perhitungan profil muka air di atas pelimpah didasarkan pada perhitungan-perhitungan hidrolika untuk memperoleh gambaran kondisi pengaliran melalui saluran tersebut pada debit-debit tertentu.

(14)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Gambar 5-4. Bagian saluran prismatik

Gambar 5-4 melukiskan bagian saluran prismatik sepanjang ?x. Samakan tinggi tekanan total di kedua ujung penampang 1 dan 2, maka dapat ditulis persamaan sebagai berikut : 2 2 1 2 1 1 o 2 2 f V V y á S .Ä y á S .Ä 2g 2g dimana : y = kedalaman V = kecepatan rata-rata a= koefisien energi

?x = jarak antara penampang 1 dan 2 So = kemiringan dasar Sf = kemiringan kekasaran = 2 2 4/3 n .V R

hf = kehilangan energi anatara penampang 1 dan 2 =S . xf

Perhitungan profil muka air di atas pelimpah adalah sebagai berikut : Debit desain yang melalui pelimpah (Q) = 250 m3/det

(15)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Debit per satuan lebar (q) =

L Q

= 10,42 m2/det

Kedalaman kritis di atas mercu (Yc) =3 2

g q

= 2,23 m

Titik tertinggi pada puncak pelimpah (x = 0)

Tinggi muka air (untuk puncak pelimpah h = Yc) = 2,230 m

Radius hidrolik (R) = P A = 2.h L L.h = 1.879 m

Radius hidrolik pangkat 4/3 (R4/3

) = 2.319 m4/3 Kemiringan kekasaran (Sf) = 4/3 2 2 R .V n = 0.0038

Elevasi pelimpah dari dasar saluran pelimpah (z) = + 120 m

Kecepatan rata-rata (V) = A Q = 4.673 m/det Tinggi kecepatan ( 2g V2 ) = 1.114 m Tinggi energi (E1) = z + h + 2g V2 = 123.343 m Bilangan Froude = 1,00 Tipe aliran = Kritis

Titik pada jarak 0,1 m arah hilir dari puncak pelimpah

Dengan metode trial dan error, dicoba tinggi muka air (h) = 2.166 m Selisih jarak horizontal (?x) = 0,1 m

Radius hidrolik (R) = P A = 2.h L L.h = 1.835 m

Radius hidrolik pangkat 4/3 (R4/3) = 2.247 m4/3

Kemiringan kekasaran (Sf) = 4/3 2 2 R .V n = 0.0041

(16)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Kemiringan kekasaran rata-rata (Sf) =

2 Sf

Sf1 2

= 0.0039

Kehilangan tekanan akibat gesekan (hf) = Sf. ?x = 0.0004 m

Tinggi energi (E2) = E1 – hf = 123.342 m

Elevasi pelimpah dari dasar saluran pelimpah (z) = 119.996 m

Kecepatan rata-rata (V) = A Q = 4.807 m/det Tinggi kecepatan ( 2g V2 ) = 1.179 m Tinggi energi (E2) = z + h + 2g V2 = 123.342 m Bilangan Froude = 1,04 Tipe aliran = Superkritis

Perhitungan profil muka air di atas pelimpah ditunjukkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5-3. Perhitungan profil muka air di atas pelimpah

X ? X R hf E z h V V2 / 2g E (m) (m) (m) Sf Sf rata (m) (m) (m) (m) (m/s) (m) (m) Fr Type Aliran 0.0 0.00 1.88 0.004 0.000 0.00 123.34 120.00 2.23 4.67 1.11 123.34 1.00 Kritis 0.1 0.10 1.84 0.004 0.004 0.00 123.34 120.00 2.17 4.81 1.18 123.34 1.04 Super Kritis 0.2 0.10 1.80 0.004 0.004 0.00 123.34 119.99 2.11 4.93 1.24 123.34 1.08 Super Kritis 0.3 0.10 1.76 0.005 0.005 0.00 123.34 119.98 2.06 5.06 1.31 123.34 1.13 Super Kritis 0.4 0.10 1.72 0.005 0.005 0.00 123.34 119.96 2.01 5.18 1.37 123.34 1.17 Super Kritis 0.5 0.10 1.69 0.006 0.005 0.00 123.34 119.94 1.96 5.30 1.43 123.34 1.21 Super Kritis 0.6 0.10 1.66 0.006 0.006 0.00 123.34 119.92 1.92 5.42 1.50 123.34 1.25 Super Kritis 0.7 0.10 1.62 0.006 0.006 0.00 123.34 119.89 1.88 5.54 1.57 123.34 1.29 Super Kritis 0.8 0.10 1.59 0.007 0.007 0.00 123.34 119.86 1.84 5.66 1.64 123.34 1.33 Super Kritis 0.9 0.10 1.57 0.007 0.007 0.00 123.34 119.83 1.80 5.78 1.71 123.34 1.38 Super Kritis 1.0 0.10 1.54 0.008 0.008 0.00 123.34 119.79 1.76 5.91 1.78 123.34 1.42 Super

(17)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

X ? X R hf E z h V V2 / 2g E (m) (m) (m) Sf Sf rata (m) (m) (m) (m) (m/s) (m) (m) Fr Type Aliran Kritis 1.1 0.10 1.51 0.008 0.008 0.00 123.34 119.76 1.73 6.03 1.85 123.34 1.46 Super Kritis 1.2 0.10 1.48 0.009 0.009 0.00 123.34 119.71 1.69 6.15 1.93 123.34 1.51 Super Kritis 1.3 0.10 1.46 0.009 0.009 0.00 123.33 119.67 1.66 6.27 2.01 123.33 1.55 Super Kritis 1.4 0.10 1.43 0.010 0.010 0.00 123.33 119.62 1.63 6.39 2.08 123.33 1.60 Super Kritis 1.5 0.10 1.41 0.011 0.010 0.00 123.33 119.57 1.60 6.51 2.16 123.33 1.64 Super Kritis 1.6 0.10 1.39 0.011 0.011 0.00 123.33 119.52 1.57 6.64 2.25 123.33 1.69 Super Kritis 1.7 0.10 1.37 0.012 0.012 0.00 123.33 119.46 1.54 6.76 2.33 123.33 1.74 Super Kritis 1.8 0.10 1.34 0.013 0.012 0.00 123.33 119.40 1.51 6.88 2.42 123.33 1.79 Super Kritis 1.9 0.10 1.32 0.014 0.013 0.00 123.33 119.34 1.49 7.01 2.51 123.33 1.83 Super Kritis 2.0 0.10 1.30 0.014 0.014 0.00 123.33 119.27 1.46 7.13 2.59 123.33 1.88 Super Kritis 2.1 0.10 1.28 0.015 0.015 0.00 123.33 119.20 1.44 7.26 2.69 123.33 1.93 Super Kritis 2.2 0.10 1.26 0.016 0.016 0.00 123.32 119.13 1.41 7.38 2.78 123.32 1.98 Super Kritis 2.3 0.10 1.24 0.017 0.016 0.00 123.32 119.06 1.39 7.51 2.87 123.32 2.03 Super Kritis 2.4 0.10 1.23 0.018 0.017 0.00 123.32 118.98 1.36 7.63 2.97 123.32 2.09 Super Kritis 2.5 0.10 1.21 0.019 0.018 0.00 123.32 118.91 1.34 7.76 3.07 123.32 2.14 Super Kritis 2.6 0.10 1.19 0.020 0.019 0.00 123.32 118.82 1.32 7.88 3.17 123.32 2.19 Super Kritis 2.7 0.10 1.17 0.021 0.020 0.00 123.31 118.74 1.30 8.01 3.27 123.31 2.24 Super Kritis 2.8 0.10 1.16 0.022 0.021 0.00 123.31 118.65 1.28 8.14 3.38 123.31 2.30 Super Kritis 2.9 0.10 1.14 0.023 0.022 0.00 123.31 118.56 1.26 8.27 3.49 123.31 2.35 Super Kritis 3.0 0.10 1.12 0.024 0.024 0.00 123.31 118.47 1.24 8.39 3.59 123.31 2.41 Super Kritis 3.1 0.10 1.11 0.025 0.025 0.00 123.31 118.38 1.22 8.52 3.70 123.31 2.46 Super Kritis 3.2 0.10 1.09 0.027 0.026 0.00 123.30 118.28 1.20 8.65 3.82 123.30 2.52 Super Kritis 3.3 0.10 1.08 0.028 0.027 0.00 123.30 118.18 1.19 8.78 3.93 123.30 2.57 Super Kritis 3.4 0.10 1.07 0.029 0.028 0.00 123.30 118.08 1.17 8.90 4.04 123.30 2.63 Super Kritis 3.5 0.10 1.05 0.030 0.030 0.00 123.29 117.98 1.15 9.03 4.16 123.29 2.68 Super Kritis 3.6 0.10 1.04 0.032 0.031 0.00 123.29 117.88 1.14 9.15 4.27 123.29 2.74 Super Kritis 3.7 0.10 1.03 0.033 0.032 0.00 123.29 117.78 1.12 9.27 4.38 123.29 2.79 Super

(18)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

X ? X R hf E z h V V2 / 2g E (m) (m) (m) Sf Sf rata (m) (m) (m) (m) (m/s) (m) (m) Fr Type Aliran Kritis 3.8 0.10 1.02 0.034 0.034 0.00 123.28 117.68 1.11 9.38 4.49 123.28 2.84 Super Kritis 3.9 0.10 1.01 0.036 0.035 0.00 123.28 117.58 1.10 9.50 4.60 123.28 2.90 Super Kritis 4.0 0.10 0.99 0.037 0.037 0.00 123.28 117.48 1.08 9.61 4.71 123.28 2.95 Super Kritis 4.1 0.10 0.98 0.039 0.038 0.00 123.27 117.38 1.07 9.72 4.82 123.27 3.00 Super Kritis 4.2 0.10 0.97 0.040 0.039 0.00 123.27 117.28 1.06 9.83 4.93 123.27 3.05 Super Kritis 4.3 0.10 0.96 0.041 0.041 0.00 123.27 117.18 1.05 9.93 5.03 123.27 3.10 Super Kritis 4.4 0.10 0.96 0.043 0.042 0.00 123.26 117.08 1.04 10.04 5.14 123.26 3.15 Super Kritis 4.5 0.10 0.95 0.044 0.044 0.00 123.26 116.98 1.03 10.14 5.25 123.26 3.19 Super Kritis 4.6 0.10 0.94 0.046 0.045 0.00 123.25 116.88 1.02 10.24 5.35 123.25 3.24 Super Kritis 4.7 0.10 0.93 0.047 0.046 0.00 123.25 116.78 1.01 10.34 5.46 123.25 3.29 Super Kritis 4.8 0.10 0.92 0.049 0.048 0.00 123.24 116.68 1.00 10.44 5.56 123.24 3.34 Super Kritis 4.9 0.10 0.91 0.050 0.049 0.00 123.24 116.58 0.99 10.54 5.67 123.24 3.38 Super Kritis 5.0 0.10 0.91 0.052 0.051 0.01 123.23 116.48 0.98 10.64 5.77 123.23 3.43 Super Kritis 5.1 0.10 0.90 0.053 0.052 0.01 123.23 116.38 0.97 10.73 5.87 123.23 3.48 Super Kritis 5.2 0.10 0.89 0.055 0.054 0.01 123.22 116.28 0.96 10.82 5.98 123.22 3.52 Super Kritis 5.3 0.10 0.88 0.056 0.055 0.01 123.22 116.18 0.95 10.92 6.08 123.22 3.57 Super Kritis 5.4 0.10 0.88 0.058 0.057 0.01 123.21 116.08 0.95 11.01 6.18 123.21 3.61 Super Kritis 5.5 0.10 0.87 0.059 0.058 0.01 123.21 115.98 0.94 11.10 6.28 123.21 3.66 Super Kritis 5.6 0.10 0.86 0.061 0.060 0.01 123.20 115.88 0.93 11.19 6.39 123.20 3.70 Super Kritis 5.7 0.10 0.86 0.062 0.062 0.01 123.19 115.78 0.92 11.28 6.49 123.19 3.75 Super Kritis 5.8 0.10 0.85 0.064 0.063 0.01 123.19 115.68 0.92 11.36 6.59 123.19 3.79 Super Kritis 5.9 0.10 0.85 0.066 0.065 0.01 123.18 115.58 0.91 11.45 6.69 123.18 3.83 Super Kritis 6.0 0.10 0.84 0.067 0.066 0.01 123.17 115.48 0.90 11.53 6.79 123.17 3.88 Super Kritis 6.1 0.10 0.83 0.069 0.068 0.01 123.17 115.38 0.90 11.62 6.89 123.17 3.92 Super Kritis 6.2 0.10 0.83 0.070 0.070 0.01 123.16 115.28 0.89 11.70 6.99 123.16 3.96 Super Kritis 6.3 0.10 0.82 0.072 0.071 0.01 123.15 115.18 0.88 11.79 7.09 123.15 4.00 Super Kritis 6.4 0.10 0.82 0.074 0.073 0.01 123.15 115.08 0.88 11.87 7.19 123.15 4.04 Super

(19)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

X ? X R hf E z h V V2 / 2g E (m) (m) (m) Sf Sf rata (m) (m) (m) (m) (m/s) (m) (m) Fr Type Aliran Kritis 6.5 0.10 0.81 0.075 0.074 0.01 123.14 114.98 0.87 11.95 7.28 123.14 4.09 Super Kritis

5.1.8 GAMBAR PROFIL PELIMPAH DAN PROFIL MUKA AIR DI ATAS PELIMPAH

Profil pelimpah dan profil muka air di atas pelimpah ditunjukkan pada Gambar 5-5 di bawah ini : 114.00 115.00 116.00 117.00 118.00 119.00 120.00 121.00 122.00 123.00 124.00 125.00 126.00 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pilar Lantai Muka Muka Air

Gambar 5-5. Profil pelimpah dan profil muka air di atas pelimpah

5.2 KOLAM OLAKAN

Pada kegiatan yang melibatkan banyak kolam olakan, seringkali diperlukan rancangan umum untuk memenuhi persyaratan ekonomi dan spesifikasi yang diinginkan. Rancangan-rancangan ini dapat dikembangkan melalui percobaan dan pengamatan pada struktur yang ada, atau penelitian pada model, atau dengan kedua cara tersebut. Biasanya rancangan tersebut dilengkapi dengan peralatan khusus, terdiri dari blok-blok muka kolam olakan, ambang dan pilar gelombang.

(20)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.2.1 LOMPATAN HIDROLIK

Dari perhitungan profil muka air pada saluran pelimpah, didapat :

Kedalaman muka air di ujung hilir saluran pelimpah (d1) = 0.872 m

Kecepatan (V1) = 11.948 m/det Bilangan Froude (F1) = g.d V = 4,085 d2 = 2 1 1 1 d . ( 1 8.F 1) 2 = 4,620 m

Debit per satuan panjang (q) = 10.417 m3/det

Sesuai dengan referensi dari United States Bureau of Reclamation (USBR), tipe kolam olakan yang sesuai adalah kolam olakan datar tipe III. Kolam olakan ini dianjurkan digunakan untuk loncatan hidrolik yang mempunyai nilai bilangan Froude (F1) lebih besar dari 4,5, mempunyai debit per satuan lebar (q) kurang dari 18,5

m3/det, dan kecepatan aliran (V1) kurang dari 18 m/det. Kolam olakan tipe ini

biasanya untuk bangunan pelimpah pada bendungan urugan yang rendah.

(21)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.2.2 DIMENSI KOLAM OLAKAN

Dari Gambar 5-6, karakteristik kolam olakan tipe III, diperoleh dimensi kolam olakan adalah sebagai berikut :

a. Panjang Kolam Olakan

Dari Lampiran V-7 mengenai grafik panjang lompatan hidrolik (L), untuk F1 =

4,085 dan d2 = 4,620 m didapatkan:

- 2

L

d = 2,2. Maka dapat kita peroleh nilai L = 10.256 m.

- Direncanakan panjang kolam olakan = 11.00 m. b. Blok Peluncuran (Chute Blocks)

Tinggi chute blocks sama dengan kedalaman aliran masuk kolam olakan (d1).

Lebar dan selang sebaiknya sama dengan d1, akan tetapi dapat juga

divariasikan untuk menghindari pemakaian blok yang tidak utuh. Kalau bisa lebar selang 0,5 kali d1 untuk memperkecil semburan dan mempertahankan

tekanan yang diinginkan.

Untuk d1 = 0.872 m didapatkan dimensi blok peluncuran :

- Tinggi chute blocks (h1) = Kedalaman air di ujung hilir saluran peluncur

(d1)

= 0.872 m - Direncanakan tinggi chute blocks = 1.00 m

- Lebar chute blocks (h1) = Kedalaman air di ujung hilir saluran peluncur

(d1)

= 0.872 m - Direncanakan lebar chute blocks = 1.00 m

- Jarak antar chute blocks = Kedalaman air di ujung hilir saluran peluncur (d1)

= 0.872 m

(22)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

- Jarak chute blocks ke dinding = d1

2 = 0,436 m

- Direncanakan jarak chute blocks ke dinding = 0,50 m c. Blok Peredam (Baffle Blocks)

Dari Lampiran V-8 mengenai grafik tinggi baffle blocks dan tinggi end sill, untuk F1 = 4,085 dan d1 = 0.872 m, dari grafik tinggi blok peredam dan

ambang hilir didapatkan :

- 3 1

h

d = 1,25. Maka dapat kita peroleh nilai h3 = 1,089 m

- Tinggi baffle blocks = h3

= 1,089 m

- Direncanakan tinggi baffle blocks = 1.00 m - Lebar baffle blocks = 0,75.h3

= 0,817 m

- Direncanakan lebar baffle blocks = 1,00 m - Jarak antar baffle blocks = 0,75.h3

= 0,817 m

- Direncanakan jarak antar baffle blocks = 1,00 m

- Jarak baffle blocks ke dinding =

2 h3

= 0,545 m

- Direncanakan jarak baffle blocks ke dinding = 0,50 m - Lebar puncak baffle blocks = 0,2.h3

= 0,218 m - Direncanakan lebar baffle blocks = 0,20 m

- Jarak chute blocks ke baffle blocks =0.8 d2= 3,696 m - Direncanakan L2 = 4 m

(23)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

d. Ambang Hilir (End Sills)

Untuk F1 = 4,085 dan d1 = 0.872 m, dari Lampiran V-8 mengenai grafik tinggi

blok peredam dan ambang hilir didapatkan :

- 4 1

h

d = 1,25. Maka dapat kita peroleh nilai h4 = 1,089 m.

- Direncanakan tinggi ambang hilir = 1,00 m. 5.3 PERHITUNGAN PROFIL ALIRAN PELIMPAH

Untuk mendapat profil aliran yang menerus mulai dari awal sampai akhir pelimpah, perhitungan hidrolika pelimpah bendungan Sungai Cibanten akan dilakukan dengan perangkat lunak HEC-RAS (Hydraulic Engineering Center - River Analysis System). Dasar prosedur perhitungan dengan program HEC-RAS yang digunakan adalah didasarkan pada pemecahan persamaan kekekalan energi satu dimensi. Kehilangan energi dievaluasi dengan gesekan (persamaan Manning) dan kontraksi maupun ekspansi. Persamaan momentum digunakan pada situasi dimana profil permukaan air berubah secara cepat.

5.3.1 PERSAMAAN-PERSAMAAN YANG DIGUNAKAN

Profil permukaan air dihitung dari suatu potongan melintang saluran ke potongan selanjutnya dengan memecahkan persamaan kekekalan energi dengan prosedur interaktif yang disebut Metode Tahapan Standar (Standard Step method). Persamaan kekekalan energi ditulis sebagai berikut:

e 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 h g 2 V Z Y g 2 V Z Y

dimana:

Y1, Y2 = kedalaman air pada potongan melintang

Z1, Z2 = elevasi pada saluran utama

V1, V2 = kecepatan rata-rata (jumlah total debit)

1, 2 = koefisien tinggi kecepatan

g = percepatan gravitasi he = kehilangan energi

(24)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Kehilangan energi dievaluasi dengan gesekan (persamaan Manning) dan kontraksi maupun ekspansi. Kehilangan energi antara dua potongan melintang diakibatkan oleh kehilangan energi akibat gesekan dan ekspansi maupun kontraksi. Persamaan kehilangan tinggi energi dituliskan sebagai berikut:

g 2 V g 2 V C S L h 2 1 1 2 2 2 f e dimana:

L = jarak sepanjang bentang yang ditinjau

Sf = kemiringan gesekan (friction slope) antara dua potongan melintang

C = koefisien ekspansi atau kontraksi

Jarak sepanjang bentang yang ditinjau, L, dihitung dengan persamaan:

rob ch lob rob rob ch ch lob lob Q Q Q Q L Q L Q L L

dimana : rob ch lob,L ,L

L = jarak sepanjang potongan melintang pada aliran yang ditinjau di pinggir kiri sungai/left overbank (lob), saluran utama/main channel (ch), dan pinggir kanan sungai/right overbank (rob).

rob ch lob,Q ,Q

Q = jarak sepanjang potongan melintang pada aliran yang ditinjau di pinggir kiri sungai (lob), saluran utama (ch), dan pinggir kanan sungai (rob).

5.3.2 HASIL PERHITUNGAN

Perhitungan profil aliran dilakukan dengan program HEC-RAS dilakukan untuk debit banjir rencana mulai dari Q2, s/d QPMF. Pada Gambar 5-7 diperlihatkan skema

HEC-RAS untuk selimpah dan saluran peluncur dan ruang olak Bendungan Sungai Cibanten. Gambar typical salah satu potongan penampang saluran pada saluran peluncur yang digunakan dalam perhitungan ditunjukan pada Gambar 5-8.

Pada Gambar 5-9 ditunjukan prespektive 3-dimensi aliran sepanjang spillway, ruang olak saluran peluncur dan ruang olak ditunjukan untuk berbagai harga debit.

(25)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Pada Gambar 5-10 dan Gambar 5-11 ditunjukan gambaran yang lebih detail dari gambar prespektive 3-dimensi aliran sekitar bendung pelimpah dan ruang olak. Profil memanjang muka air sepanjang spillway, ruang olak saluran peluncur dan ruang olak ditunjukan untuk berbagai harga debit pada Gambar 5-12. Gambaran detail profil muka air sekitar bendung ditunjukan pada Gambar 5-13 sedang profil detail muka air pada ruang olak ditunjukan pada Gambar 5-14.

Dari hasil tersebut diatas terlihat dimensi pelimpah, saluran peluncur dan ruang olak seperti yang direncanakan memiliki dimensi yang mencukupi. Selanjutnya kapasitas pelimpah yang dihitung secara manual seperti ditunjukan pada bagian 5.1.1 dan hasil perhitungan HEC-RAS untuk pemampang dipuncak mercu bendung, diawal saluran pengarah dan harga rata-ratanya ditunjukan pada Error! Reference source not found.. Dari gambar tersebut terlihat bahwa harga kapasitas pelimpah rata-rata hasil perhitungan HEC-RAS sangat mendekati hasil perhitungan manual.

Gambar 5-7. Skema HEC-RAS untuk selimpah dan saluran peluncur dan ruang olak Bendungan

(26)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

-20 -10 0 10 20 77 80 83 85 88 91 94 96 99 102 105 107 110 113 116 118 121 124 127 129

Cibanten-2 Plan: Plan 06 1/4/2007 Station (m) E le v ati o n (m ) Legend WS BMB=277.59 m3/s WS Q-1000= 115.88 m WS Q-100= 92.711 m3 WS Q-25= 66.701 m3/ WS Q-2= 41.746 m3/s Ground Bank Sta .04 .03 .03 -20 -10 0 10 20 77 80 83 85 88 91 94 96 99 102 105 107 110 113 116 118 121 124 127 129

Cibanten-2 Plan: Plan 06 1/4/2007 Station (m) E le v ati o n (m ) Legend WS BMB=277.59 m3/s WS Q-1000= 115.88 m WS Q-100= 92.711 m3 WS Q-25= 66.701 m3/ WS Q-2= 41.746 m3/s Ground Bank Sta .03 .03 .03

(a) Saluran Pengarah (b) Saluran Peluncur Atas

-20 -10 0 10 20 77 80 83 85 88 91 94 96 99 102 105 107 110 113 116 118 121 124 127 129

Cibanten-2 Plan: Plan 06 1/4/2007 Station (m) E le v a tio n (m ) Legend WS BMB=277.59 m3/s WS Q-1000= 115.88 m WS Q-100= 92.711 m3 WS Q-25= 66.701 m3/ WS Q-2= 41.746 m3/s Ground Bank Sta .04 .03 .03 -20 -10 0 10 20 77 80 83 85 88 91 94 96 99 102 105 107 110 113 116 118 121 124 127 129

Cibanten-2 Plan: Plan 06 1/4/2007 Station (m) E le v a tio n (m ) Legend WS Q-1000= 115.88 m WS Q-100= 92.711 m3 WS Q-25= 66.701 m3/ WS Q-2= 41.746 m3/s WS BMB=277.59 m3/s Ground Bank Sta .04 .03 .03

(c) Saluran Peluncur Atas (d) ruang Olak

Gambar 5-8. Beberapa potongan penampang pelimpah yang digunakan dalam perhitungan.

Cibanten-2 Plan: Plan 06 1/4/2007

Legend WS Q-1000= 115.88 m Ground Bank Sta Ground

(27)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Cibanten-2 Plan: Plan 06 1/4/2007

Legend

WS Q-1000= 115.88 m Ground Bank Sta Ground

Gambar 5-10. Perpektif 3 aliran disekitar pelimpah utama.

Cibanten-2 Plan: Plan 06 1/4/2007

Legend

WS Q-1000= 115.88 m Ground Bank Sta Ground

(28)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

0 50 100 150 200 250 300 70 80 90 100 110 120 130

Spillway Bendungan Cibanten Plan: Plan 07 4/15/2007

Main Channel Distance (m)

E le v a ti o n (m ) Legend WS 25% PMF Ground LOB Spillway Cibanten

Gambar 5-12. Profil memanjang muka air sepanjang saluran pengarah, bendung pelimpah, saluran

seluncur dan ruang olak.

240 250 260 270 280 105 110 115 120 125 130

Spillway Bendungan Cibanten Plan: Plan 07 4/15/2007

Main Channel Distance (m)

E le v a ti o n (m ) Legend WS 25% PMF Ground LOB Spillway Cibanten

(29)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

0 20 40 60 74 76 78 80 82 84 86

Spillway Bendungan Cibanten Plan: Plan 07 4/15/2007

Main Channel Distance (m)

E le v a ti o n (m ) Legend WS 25% PMF Ground LOB Spillway Cibanten

Gambar 5-14. Profil Memanjang Muka Air Pada Ruang Olak

120.0 121.0 122.0 123.0 124.0 125.0 126.0 0 100 200 300 400 500 600 700 Debit (m3/det) E le v a s i (m ) Perhitungan Manual Kapasitas Rata-Rata (HEC-RAS) Mercu Bendung Pelimpah (HEC-RAS) Awal Saluran Pengarah (HEC-RAS)

(30)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.4 ANALISA STABILITAS 5.4.1 ANALISA PEMBEBANAN

Dalam perhitungan pembebanan ditinjau dari gaya-gaya yang bekerja pada bangunan. Gaya- gaya tersebut adalah :

1. Tekanan air statis 2 w 1 PW= ã .H 2 dimana :

PW = tekanan air statis (ton) w

ã

= berat jenis air (ton/m3)

H = kedalaman air (m) 2. Tekanan air dinamis

2 1.5 h 2 7 PD= ãw.K .H .(1-Z ) 12 2.5 2 1.5 3 1-Z Y=H .[1-( . )] 5 1-Z dimana :

PD = tekanan air dinamis (ton) w

ã

= berat jenis air (ton/m3)

Kh = koefisien gempa (0.15)

H1 = tinggi air di atas crest (m)

H2 = tinggi air dari dasar pelimpah (m)

Z = rasio perbandingan untuk 1 2

H H

Y = jarak terhadap pusat tekanan (m) 3. Berat konstruksi sendiri

b

(31)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

dimana :

V = volume bangunan (m3)

b

ã

= berat jenis bahan bangunan (ton/m3)

4. Tekanan tanah aktif 2 a a 1 PA= .K .ã.H -2.C. K H 2 dimana :

PA = tekanan tanah aktif (ton)

ã

= berat jenis tanah (ton/m3)

H = tinggi tanah (m) C = kohesi tanah (ton/m2)

Ka = tekanan tanah aktif

a

1-sinö K =

1+sinö

5. Tekanan tanah pasif 2 p p 1 PP= .K .ã.H +2.C. K H 2 dimana :

PP = tekanan tanah pasif (ton)

ã

= berat jenis tanah (ton/m3)

H = tinggi tanah (m) C = kohesi tanah (ton/m2

) Kp = tekanan tanah pasif

p

1+sinö K =

1-sinö

6. Gaya akibat pengaruh gempa Berat bangunan :

(32)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

h

WE=W.K

dimana :

WE = gaya akibat pengaruh gempa (ton)

W = berat sendiri bangunan akibat gaya vertikal (ton) Kh = koefisien gempa horizontal (=0.15)

7. Tekanan up lift w 1 w 2 ã .H +ã .H UP= .A 2 dimana :

UP = tekanan up lift (ton)

H1 = tinggi permukaan air dari dasar penampang pada potongan 1

H2 = tinggi permukaan air dari dasar penampang pada potongan 2

A = luas penampang per meter lebar (m2

) 5.4.2 KONTROL STABILITAS

Pada perencanaan ambang pelimpah perlu dilakukan kontrol-kontrol stabilitas yang meliputi :

1. Stabilitas terhadap guling

Kontrol stabilitas terhadap momen guling menggunakan rumus :

a. Keadaan normal : t g M SF= >1,5 M b. Keadaan gempa : t g M SF= >1,1 M

Dalam hal ini :

SF = angka keamanan Mt = momen tahan (kN.m)

(33)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

2. Stabilitas terhadap geser

Untuk mengetahui stabilitas terhadap geser digunakan persamaan :

C.A+ÓV.tanö

SF= >1,1

ÓH

dimana :

SF = angka keamanan

SV = jumlah gaya-gaya vertikal SH = jumlah gaya-gaya horizontal

F = sudut geser tanah antara pondasi dengan tanah pondasi C = kohesi antara pondasi dengan tanah pondasi

A = luas pembebanan efektif

3. Stabilitas terhadap daya dukung tanah

Untuk menentukan stabilitas terhadap daya dukung tanah biasanya berdasarkan anggapan bahwa tanah pondasi merupakan bahan elastis (Sosrodarsono, 1981 :89) v h ÓM -ÓM L e= -ÓV 2 jika e<L

6, maka : max min

ÓV 6e ó /ó = 1± ó A B jika e>L 6, maka : max 2.ÓV ó = ó L.X B X=3. -e 2 dimana :

s = besar reaksi daya dukung tanah (ton/m3)

e = eksentrisitas pembebanan (m) SV = jumlah gaya vertikal (ton)

(34)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

B = lebar pondasi

A = luas dasar pondasi per meter panjang (m2)

X = lebar efektif dari kerja reaksi pondasi (m)

ó = daya dukung tanah yang diijinkan (ton/m2)

5.4.3 PERHITUNGAN STABILITAS PELIMPAH KONDISI BANJIR GEMPA

5.4.3.1 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Banjir Gempa

Tabel 5-4. Perhitungan gaya vertikal dan momen tahan

Volume

Berat

Jenis Gaya Lengan

Momen Tahan

Gaya Uraian

(m3) (t/m3) (ton) (m) (ton.m)

Akibat berat sendiri pelimpah

W 1 1x1x1 3.059 2.400 7.342 14.823 108.825 W 2 1x1x1 1.300 2.400 3.120 13.147 41.019 W 3 0.5x1x3x1 1.500 2.400 3.600 12.980 46.728 W 4 1.5x4x1 9.490 2.400 22.776 11.543 262.903 W 5 0.5x4x4x1 9.245 2.400 22.188 9.440 209.455 W 6 2x1x1 9.467 2.400 22.721 5.569 126.532 W 7 0.5x1x1x1 0.845 2.400 2.028 4.132 8.380 W 8 2x1x1 4.808 2.400 11.539 1.849 21.336

Akibat berat air di atas pelimpah

WA 1 1x4.543x1 13.767 1.000 13.767 14.823 204.068

WA 2 0.5x1x3x1 1.500 1.000 1.500 13.313 19.970

WA 3 2.5x1.543x1 9.140 1.000 9.140 12.043 110.073

WA 4 0.5x5x(1.543+0.5334)x1 14.800 1.000 14.800 8.001 118.415

WA 5 0.5334x1x1 2.074 1.000 2.074 1.220 2.530

Akibat gaya up lift

Up Lift 1 (5.543+5.543)/2x3.5x1 39.755 1.000 -39.755 13.220 -525.561 Up Lift 2 (5.543+3.1392)/2x2x1 10.555 1.000 -10.555 9.714 -102.531 Up Lift 3 (3.1392+2.7353)/2x2x1 21.742 1.000 -21.742 6.615 -143.823 Up Lift 4 (2.7353+1.5334)/2x1x1 3.696 1.000 -3.696 3.174 -11.731 Up Lift 5 (1.5334+1.5334)/2x1x1 5.245 1.000 -5.245 1.220 -6.399 Total 55.602 490.187

(35)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Tabel 5-5. Perhitungan gaya horizontal dan momen tahan

Gaya Lengan Momen Tahan

Gaya Uraian

(ton) (m) (ton.m) Akibat tekanan air statis

PW 2 0.5x1x0.8502 -0.361 1.583 -0.572

Akibat tekanan tanah pasif

PP 1 0.5 x Kp x g x 1.302 -4.954 0.433 -2.147

CP 1 2 x c x Kp0.5 x 1.30 -7.038 0.650 -4.575

Total -12.354 -7.294

Tabel 5-6. Perhitungan gaya horizontal dan momen guling

Volume

Berat

Jenis Berat Koeff Gaya Lengan

Momen Guling Gaya Uraian

(m3) (t/m3) (ton) Gempa (ton) (m) (ton.m) Akibat berat sendiri pelimpah dan gempa

WE 1 1x1x1 3.059 2.400 7.342 0.150 1.101 5.650 6.222 WE 2 1x1x1 1.300 2.400 3.120 0.150 0.468 5.650 2.644 WE 3 0.5x1x3x1 1.500 2.400 3.600 0.150 0.540 7.300 3.942 WE 4 1.5x4x1 9.490 2.400 22.776 0.150 3.416 7.150 24.427 WE 5 0.5x4x4x1 9.245 2.400 22.188 0.150 3.328 6.433 21.410 WE 6 2x1x1 9.467 2.400 22.721 0.150 3.408 3.150 10.736 WE 7 0.5x1x1x1 0.845 2.400 2.028 0.150 0.304 0.867 0.264 WE 8 2x1x1 4.808 2.400 11.539 0.150 1.731 0.650 1.125

Akibat tekanan air statis

PW 1 0.5x1x5.8502 17.111 8.250 141.168

Akibat tekanan air dinamis PD

7/12x1x0.15x5.8502

x(1-0.33961.5) 2.402 9.225 22.157

Akibat tekanan tanah aktif

PA 1 0.5 x Ka x g x 1.302 0.467 5.433 2.537 CA 1 2 x c x Ka0.5 x 1.30 -2.161 5.650 -12.209 PA 2 0.5 x Ka x g x 52 6.908 1.667 11.513 CA 2 2 x c x Ka0.5 x 5 -8.311 2.500 -20.778 Total 30.713 215.158 Keterangan :

Sudut geser tanah (?) = 32.000

Koefisien Tekanan Tanah Aktif (Ka) = 0.307 Koefisien Tekanan Tanah Pasif (Kp) = 3.257

Nilai SPT (N) = 15.000

Kohesi Tanah c = 1.500

? tanah = 1.800

(36)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.4.3.2 Skema Pembebanan Pelimpah Kondisi Banjir Gempa

Gambar 5-16. Skema pembebanan pelimpah kondisi banjir gempa

5.4.3.3 Perhitungan Daya Dukung Batas

Untuk perhitungan daya dukung batas rumus yang digunakan adalah rumus

Terzhaghi : _ c ã q u á.c.N +â.ã.B.N +ã.Df.N q ó = = FS FS dimana : = 32

sat = 1.8 ton/m3 c = 1.5 FS = 3

(37)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Tabel 5-7. Faktor bentuk pondasi

Bentuk pondasi Faktor Bentuk

Menerus Bujur Sangkar Persegi Lingkaran

? 1.0 1.3 1 + 0.3 x (B/L) 1.3

? 0.5 0.4 0.5 + 0.1 x (B/L) 0.3

Sumber : Suyono Sosrodarsono, Ir. Mekanika Tanah & Teknik Pondasi

Untuk ‘ Pondasi Menerus ‘ dari Tabel 5-7 didapat : = 1

= 0.5

Tabel 5-8. Koefisien daya dukung

F Nc N Nq 0 5.3 0 1 5 5.3 0 1.4 10 5.3 0 1.9 15 6.5 1.2 2.7 20 7.9 2 3.9 25 9.9 3.3 5.6 28 11.5 4.4 7.1 32 20.9 10.6 14.1 36 42.2 30.5 31.6 40 95.7 115.7 81.3 45 172 325.8 173 50 348 1073 415 Sumber : Suyono Sosrodarsono, Ir. Mekanika Tanah & Teknik Pondasi

Untuk sudut geser ( ) = 32 dari Tabel 5-8 didapatkan : Nc = 20.9

N = 10.6 Nq = 14.1 Df = 1

Sehingga dapat kita peroleh :

(38)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.4.3.4 Analisa Stabilitas

Analisa stabilitas pada pelimpah meliputi : 1. Stabilitas terhadap guling

t g M SF= >1,1 M dimana : Mt = 482.894 ton.m Mg = 215.158 ton.m SF = 2.244 > 1.1 Aman 2. Stabilitas terhadap geser

C.A+ÓV.tanö SF= >1,1 ÓH dimana : V = 55.602 ton H = 18.359 ton SF = 3.146 > 1.1 Aman 3. Stabilitas terhadap gaya dukung

v h ÓM -ÓM L e= -ÓV 2 dimana : Mv = 490.187 ton.m Mh = 207.864 ton.m V = 55.602 ton B = 16 m e = 6.922 m > L/6 = 6.922 m > 2.667 m

(39)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

B X=3. -e 2 = 3.233 m maks = 2.ÓV L.X

= 1.433 ton/m2 < ó = 69.79 ton/m2 Aman

5.4.4 PERHITUNGAN STABILITAS PELIMPAH KONDISI KOSONG GEMPA

5.4.4.1 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Kosong Gempa

Tabel 5-9. Perhitungan gaya vertikal dan momen tahan

Volume

Berat

Jenis Gaya Lengan

Momen Tahan

Gaya Uraian

(m3) (t/m3) (ton) (m) (ton.m) Akibat berat sendiri pelimpah

W 1 1x1x1 3.059 2.400 7.342 14.823 108.825 W 2 1x1x1 1.300 2.400 3.120 13.147 41.019 W 3 0.5x1x3x1 1.500 2.400 3.600 12.980 46.728 W 4 1.5x4x1 9.490 2.400 22.776 11.543 262.903 W 5 0.5x4x4x1 9.245 2.400 22.188 9.440 209.455 W 6 2x1x1 9.467 2.400 22.721 5.569 126.532 W 7 0.5x1x1x1 0.845 2.400 2.028 4.132 8.380 W 8 2x1x1 4.808 2.400 11.539 1.849 21.336

Akibat berat air di atas pelimpah

WA 1 1x4.543x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000

WA 2 0.5x1x3x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000

WA 3 2.5x1.543x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000

WA 4 0.5x5x(1.543+0.5334)x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000

WA 5 0.5334x1x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000

Akibat gaya up lift

Up Lift 1 (5.543+5.543)/2x3.5x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 Up Lift 2 (5.543+3.1392)/2x2x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 Up Lift 3 (3.1392+2.7353)/2x2x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 Up Lift 4 (2.7353+1.5334)/2x1x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 Up Lift 5 (1.5334+1.5334)/2x1x1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 Total 95.314 825.177

(40)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Tabel 5-10. Perhitungan gaya horizontal dan momen tahan

Gaya Lengan Momen Tahan

Gaya Uraian

(ton) (m) (ton.m) Akibat tekanan air statis

PW 2 0.5x1x0.8502 0.000 0.000 0.000

Akibat tekanan tanah pasif

PP 1 0.5 x Kp x g x 1.302 4.954 0.433 2.147

CP 1 2 x c x Kp0.5 x 1.30 7.038 0.650 4.575

Total 11.992 6.722

Tabel 5-11. Perhitungan gaya horizontal dan momen guling

Volume

Berat

Jenis Berat Koeff Gaya Lengan

Momen Guling Gaya Uraian

(m3) (t/m3) (ton) Gempa (ton) (m) (ton.m) Akibat berat sendiri pelimpah dan gempa

WE 1 1x1x1 3.059 2.400 7.342 0.150 1.101 5.650 6.222 WE 2 1x1x1 1.300 2.400 3.120 0.150 0.468 5.650 2.644 WE 3 0.5x1x3x1 1.500 2.400 3.600 0.150 0.540 7.300 3.942 WE 4 1.5x4x1 9.490 2.400 22.776 0.150 3.416 7.150 24.427 WE 5 0.5x4x4x1 9.245 2.400 22.188 0.150 3.328 6.433 21.410 WE 6 2x1x1 9.467 2.400 22.721 0.150 3.408 3.150 10.736 WE 7 0.5x1x1x1 0.845 2.400 2.028 0.150 0.304 0.867 0.264 WE 8 2x1x1 4.808 2.400 11.539 0.150 1.731 0.650 1.125

Akibat tekanan air statis

PW 1 0.5x1x5.8502 0.000 0.000 0.000

Akibat tekanan air dinamis

PD

7/12x1x0.15x5.8502

x(1-0.33961.5) 0.000 0.000 0.000

Akibat tekanan tanah aktif

PA 1 0.5 x Ka x g x 1.302 0.467 5.433 2.537 CA 1 2 x c x Ka0.5 x 1.30 2.161 5.650 12.209 PA 2 0.5 x Ka x g x 52 6.908 1.667 11.513 CA 2 2 x c x Ka0.5 x 5 8.311 2.500 20.778 Total 32.144 117.807 Keterangan :

Sudut geser tanah (?) = 32.000

Koefisien Tekanan Tanah Aktif (Ka) = 0.307 Koefisien Tekanan Tanah Pasif (Kp) = 3.257

Nilai SPT (N) = 15.000

Kohesi Tanah c = 1.500

(41)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

5.4.4.2 Skema Pembebanan Pelimpah Kondisi Kosong Gempa

Gambar 5-17. Skema pembebanan pelimpah kondisi kosong gempa

5.4.4.3 Perhitungan Daya Dukung Batas

Untuk perhitungan daya dukung batas rumus yang digunakan adalah rumus Terzaghi : _ c ã q u á.c.N +â.ã.B.N +ã.Df.N q ó = = FS FS dimana :

= 32

sat = 1.8 ton/m3 c = 1.5 FS = 3

Tabel 5-12. Faktor bentuk pondasi

Bentuk pondasi Faktor Bentuk

Menerus Bujur Sangkar Persegi Lingkaran

? 1.0 1.3 1 + 0.3 x (B/L) 1.3

? 0.5 0.4 0.5 + 0.1 x (B/L) 0.3

(42)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

Untuk ‘ Pondasi Menerus ‘ dari Tabel 5.12 didapat : = 1

= 0.5

Tabel 5-13. Koefisien daya dukung

F Nc N Nq 0 5.3 0 1 5 5.3 0 1.4 10 5.3 0 1.9 15 6.5 1.2 2.7 20 7.9 2 3.9 25 9.9 3.3 5.6 28 11.5 4.4 7.1 32 20.9 10.6 14.1 36 42.2 30.5 31.6 40 95.7 115.7 81.3 45 172 325.8 173 50 348 1073 415 Sumber : Suyono Sosrodarsono, Ir. Mekanika Tanah & Teknik Pondasi

Untuk sudut geser ( ) = 32 dari Tabel 5.13 didapatkan : Nc = 20.9

N = 10.6 Nq = 14.1 Df = 1

Sehingga dapat kita peroleh :

ó = 69.79 ton/m2

5.4.4.4 Analisa Stabilitas

Analisa stabilitas pada pelimpah meliputi : 1. Stabilitas terhadap guling

t g M SF= >1,1 M dimana : Mt = 831.899 ton.m Mg = 117.807 ton.m SF = 7.062 > 1.1 Aman

(43)

“Perencanaan Bendungan Cibanten Untuk Peyediaan Air Baku Dan Irigasi d i Kabupaten Serang”

2. Stabilitas terhadap geser

C.A+ÓV.tanö SF= >1,1 ÓH dimana : V = 95.314 ton H = 44.136 ton SF = 1.903 > 1.1 Aman 3. Stabilitas terhadap gaya dukung

v h ÓM -ÓM L e= -ÓV 2 dimana : Mv = 825.177 ton.m Mh = 124.528 ton.m V = 95.314 ton B = 16 m e = 4.649 m > L/6 = 4.649 m > 2.667 m maks = v 1 6e A B

= 5.8861 ton/m2 < ó = 49.1200 ton/m2 Aman

maks = 2.ÓV

L.X

(44)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

Gambar

Gambar 5-1. Tata letak pelimpah utama
Gambar 5-2 . Bagan alir penentuan banjir disain dan Kapastas Pelimpah Bendungan Sesuai SNI-03- SNI-03-3432-1994
Tabel 5-1. Kapasitas pelimpah Bendungan Cibanten  Elevasi  Water Depth
GRAFIK LENGKUNG DEBIT PELIMPAH BENDUNGAN CIBANTEN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Notosemito (1990) mengemukakan bahwa faktor yang dapat menimbulkan motivasi kerja karyawan adalah adanya suasana hubungan sosial yang menyenangkan dapat diwujudkan dengan

1) Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengalaman berwirausaha terhadap pengembangan usaha pada UMKM Kulit Lumpia di Kelurahan Kranggan Kota

Berdasarkan hasil data pengeringan diperoleh bahwa jadwal pengeringan dasar untuk ketiga jenis kayu yaitu kayu kwari, kabesak dan timo ditentukan oleh masalah

Menurutnya, Ramadhan ini ada yang spesial dari DT Peduli karena DT Peduli berusaha mem- berikan kebahagiaan kepada yang membutuhkan, minimal saat idul firti dan memperbanyak

Respon tidak sempurna: FEV1 atau PEF 50 –70% Gejala ringan sampai sedang Masukkan ke ICU* Pulang kerumah: Lanjutkan inhalasi b- agonis Lanjutkan kortikosteroid oral

Pengujian pengaruh sambungan bentuk jari tersebut terhadap sifat fisik/kekuatan produk balok lamina dilakukan terhadap balok lamina dengan atau tanpa sambungan baik yang

Menurut Mulyadi (2002:165), pengendalian intern adalah sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga