• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kemampuan Menulis Narasi a. Pengertian Menulis

Menurut Nurgiantoro (2001:298) menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut didalam tugas menulis yang dilakukan disekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya walaupun tugas tersebut diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan hendaknya mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dalam konteks dan isi.Menurut Suparno dan Moohammad Yunus (2002:13) Menulis adalah suatu kemampuan yang didalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu prapenulisan (persiapan), fase penulisan (pengembangan isi karangan), dan pasca penulisan (telaah dan revisi atau penyampaian tulisan).Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, dan pengalaman-pengalaman hidupnya sesuai dengan perasaan yang pernah atau belum dialami dalam bahasa tulis yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain.

b. Pengertian Narasi

Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam

(2)

suatu waktu atau dapat dirumuskan dengan cara lain. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi (Keraf, 2007:136).Menurut Alphian (2005:54) menyatakan bahwa narasi adalah suatu bentuk karya tulis yang berusaha menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi.Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa narasi adalah suatu bentuk rangkaian peristiwa atau cerita pengalaman manusia yang digambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca atau peristiwa yang terjadi. Sedangkan karangan narasi merupakan perwujudan hasil kegiatan mengarang atau menulis. Karangan narasi merupakan tulisan yang berusaha menyajikan suatu peristiwa, baik kenyataan maupun rekaan secara menarik dengan urutan kronologis kewaktuan dan tepat. Sehingga pembaca dapat mengetahui seolah-olah dapat merasakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi.Ada beberapa macam karangan narasi diantaranya:

1) Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Sebagai bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtutan kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan.

(3)

2) Narasi Sugestif

Seperti halnya dengan narasi ekspositoris, narasi sugesti juga pertama-tama bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian berlangsung dalam satuan waktu. Tetapi tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu. Maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinasi).

Dari beberapa pengertian diatas kemampuan menulis narasi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis narasi adalah kemampuan dialog dalam teks hasil wawancara menjadi sebuah cerita dengan mengibah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung. Maka dapat dikatakan merupakan suatu kemampuan pengungkapan ide, perasaan, pengalaman hidup seseorang dalam tulis secara kronologis yang memeprhatikan unsur waktu dengan efektif dan efisien. Sehingga pembaca dapat mengetahui seolah-olah dapat merasakan atau memahami mengapa peristiwa itu terjadi.

2. Pengertian Metode STAD(Student Teams Achievement Division)

Menurut Karli dan Hutabarat (2007: 115), ada beberapa metode yang dikembangkan dalam model pembelajaran kooperatif, seperti STAD (Student Teams

Achievement Division), Jigsaw, GI (Grup Investigation) dan struktural. Metode STAD (Student Teams Achievement Division)dikembangkan oleh Robert Slavin dan

kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif, guru menggunakan metode

(4)

STAD (Student Teams Achievement Division) untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada para siswa setiap minggu bila melalui pengajaran verbal maupun tertulis. Bentuk pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) adalah seluruh siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim yang terdiri atas 4-5 anggota yang heterogen baik jenis kelamin, ras maupun kemampuan (tingggi, sedang, rendah). Tiap anggota tim menguasai bahan ajar. Untuk saling membantu dan menguasai bahan ajar dapat melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. Secara individual atau tim, tiap minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi yang diajarkan. Kemudian siswa dan tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

Menurut Sukidin, dkk (2002), metode STAD (Student Teams Achievement

Division) merupakan sistem pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa dibentuk

ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk memastikan bahwa semua anggota kelpmpok telah menguasai pelajaran yang diberikan. Kemudian, siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus mengerjakannya secara individu atau sendiri tanpa bantuan siswa lainnya. Nilai tes yang mereka peroleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya dan kelpmpok-kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.Pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat dikelompokan berdasarkan bentuk pembelajaran sebagai berikut:

(5)

a. Siswa bekerja bersama-sama dalam kelompok untuk menguasai materi. b. Kelompok tersebut terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. c. Jika memungkinkan kelompok tersebut merupakan campuran dari jenis kelamin. d. Penilaian atau sistem penghargaan berdasarkan pada orientasi kelompok dan

individu.

Menurut Slavin (2008: 143), Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran ini mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Siklus pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement Division) adalah sebagai berikut:

a. Mengajar

Tahap penjelasan materi diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Presentasi materi pelajaran dalam bentuk penyajian informasi dilakukan didepan kelas pada awal setiap kali pertemuan. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi pembelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasainya dan siswa akan memperdalam materi tersebut dalam pembelajaran kelompok satu tim.

b. Belajar dalam tim

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing

(6)

yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan pada pembelajaran metode STAD bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial ekonomi, etnik akademis. Akademik kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang. Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajaran dengan cara berdiskusi, membandingkan jawaban-jawaban, memeriksa guna memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran.

c. Tes

Secara individual setiap satu atau dua periode siswa diberi kuis. Kuis tersebut diskor dan tiap individu diberikan skor perkembangan. Dalam mengerjakan kuis, siswa dalam satu kelompok tidak diperkenankan saling membantu. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.

d. Penghargaan kelompok

Penghargaan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.

(7)

Pengakuandan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk mampu meningkatkan prestasi siswa. Ada tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok. Ketiga penghargaan itu adalah sebagai berikut: (1) Super team diiberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 25-30, (2) Great team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 15-24, (3) Good team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 5-14.Menurut Slavin (2008: 147), langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement

Division) adalah sebagai berikut:

1) Persiapan (a) Materi

Metode STAD(Student Teams Achievement Division) digunakan untuk menyajikan materi yang telah dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum materi pembelajaran disajikan, terlebih dahulu dibuat lembar kegiatan siswa dan lembar jawaban siswa sebagai penuntun bagi siswa untuk mempelajari materi dalam kelompoknya masing-masing. Pada tahap ini guru memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang harus dikuasainya dan siswa akan memperdalam materi tersebut dalam pembelajaran kelompok atau tim.

(b) Pembagian kelompok-kelompok kooperatif

Kelompok-kelompok dalam pembelajaran metode STAD(Student Teams

Achievement Division)merupakan kelompok yang heterogen. Setiap kelompok

(8)

rendah didalam kelas tersebut. Selain itu juga perlu pertimbangan kriteria yang lain seperti jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan dan lain-lain. Pembagian kelompok ini dipercayakan sepenuhnya kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan melarang siswa memilih kelompok sendiri. Hal ini bertujuan untuk menghindari kecenderungan siswa memilih teman yang disenangisaja.

(c) Menentukan skor awal

Skor awal 1 adalah nilai pretest, sedangkan skor awal II adalah nilai kuis I, skor awal III adalah nilai kuis II.Secara individual setiap satu atau dua periode siswa diberi kuis. Kuis tersebut diskor dan tiap individu diberikan skor perkembangan. Dalam mengerjakan kuis, siswa dalam satu kelompok tidak diperkenankan saling membantu. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok.Yang akan memberikan informasidalam kemampuan setiap siswa.

(d) Kerja sama kelompok

Sebelum pembelajaran dengan metode STAD(Student Teams Achievement

Division) dimulai, terlebih dahulu diawali dengan latihan kerja sama kelompok yang

bertujuan memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk saling mengenal masing-masing anggota kelompoknya. anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menunutaskan materi pelajaran dengan berdiskusi, membandingkan jawaban-jawaban, memeriksa guna memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran.

(9)

(e) Penyajian Materi

Tahap penyajian materi diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi pembelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasainya dan siswa akan memperdalam materi tersebut dalam pembelajaran kelompok atau tim. Penyajian materi dalam kegiatan pembelajaran dengan metode STAD (Student Teams Achievement Division)terdiri dari tiga kegiatan yaitu:

(1) Pendahuluan

Dalam pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan, hubungan yang saling membutuhkan inilah dengan saling ketergantungan positif. Dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai siswa untuk mendapatkan prestasi yang maksimal dan menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi siswa. Mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah.

(2) Pengembangan

- Mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai siswa. - Menekankan siswa mempelajari dan memahami makna yang dipelajari, bukan

hafalan.

- Mengecek pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

(10)

- Menjelaskan mengapa jawaban siswa benar atau salah.

- Melanjutkan ke materi berikutnya jika siswa telah memahami pokok masalahnya.

(3) Praktek Terkendali

- Menyuruh siswa mengerjakan soal-soal atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan.

- Memanggil siswa secara acak untuk menyelesaikan soal-soal atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan.

- Menyuruh siswa menyelesaikan soal yang diperkirakan tidak terlalu menyita waktu dalam menyelesaikannnya.

(4) Belajar Dalam Tim

Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajaran dengan berdiskusi, membandingkan jawaban-jawaban, memeriksa guna memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran. Akademik kelompok biasanya terdiri dari satu orang berkeampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang.

(5) Kuis

Setiap siswa menerima satu lembar kuis dan pada saat menyelesaikan kuis tersebut siswa dilarang bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil kuis ini digunakan sebagai

(11)

nilai perkembangan siswa serta digunakan sebagai nilai perkembangan kelompok. Niali setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya dan merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.

(6) Penghargaan

a) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Skor perkembangan individu dan skor perkembangan kelompok dihitung berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu dengan skor dasar I adalah nilai pretest. Skor individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa. Sedangkan skor kelompok diperoleh dari hasil akhir penggabungan keduanya dibagi dua, nilai setiap kelompok memiliki nilai yang sama. Nilai tersebut akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok.Menurut Slavin (2008: 159) skalapenskoran dalam pembelajaran metode STAD(Student teams Achievement

Division) adalah sebagai berikut:

Skor Kuis Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5

10 poin dibawah sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar 20

Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30

Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)

30

b) Menghargai prestasi kelompok

Ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan prestasi kelompok yaitu Super team, Great Team, dan Good Team.Kelebihan metode STAD(Student Teams Achievement Division): (1). Siswa bekerja sama dalam

(12)

mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, (2). Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil, (3). Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, (4). Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.Kekurangan pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement

Division):

1) Bila ditinjau dari sarana kelas, maka mengatur tempat duduk untuk kerja kelompok sangat menyita waktu, hal ini disebabkan belum tersedianya ruangan-ruangan khusus yang memungkinkan secara langsung dapat digunakan untuk balajar kelompok.

2) Jumlah siswa yang besar dalam suatu kelas menyebabkan guru kurang maksimal dalam mengamatti belajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan. 3) Guru dituntut untuk bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan, diantaranya mengoreksi pekerjaan siswa, menghitung skor perkembangan, maupun menghitung skor rata-rata kelompok, bila hal ini harus dilakukan pada setiap akhir pertemuan.

4) Memerlukan waktu dan biaya yang banyak dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran.

3. Pembelajaran Menulis Narasi Dengan Metode STAD(Student Teams Achievement Division)

Dalam pembelajaran menulis narasi yaitu guru menjadikan metode STAD(Student Teams Achivement Division) untuk mengubah teks wawancara menjadi sebuah narasi. Pengembangan metode STAD (Student Teams Achievement

(13)

mengaitkan hal tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah dalam mengembangkan teks wawancara yang diubah menjadi bentuk narasi.Untuk mengarahkan dan memotivasi siswa, peran guru sangat dibutuhkan sebagai motivator dan fasilitator agar dapat menjalin keaktifan siswa, sehingga jika siswa terjadi kesulitan dalam proses menulis narasi, siswa dapat bertanya kepada guru atau temennya tentang hal-hal yang berkaitan dengan menulis narasi berdasarkan teks wawancara melalui metode STAD(Student Teams Achievement Division). Ketika siswa sedang mengubah teks wawancara menjadi narasi berdasarkan metode STAD(Student Teams Achievement

Division), guru mengarahkan dan membimbing siswa. Melalui strategi pembelajaaran

seperti ini diharapkan dapat memecahkan masalah rendahnya kemampuan menarasikan hasil wawancara.Menurut Slavin (2008:149-163), langkah-langkah dalam model pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat diuraikan sebagai beriku:

a. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok, masing-masing terdiri dari empat 4-5 siswa. Membuat tim yang terdiri dari 6 anggota hanya apabila kelas tidak dapat dibagi habis dengan empat anggota. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok, urutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akademik tertentu dan membagi daftar siswa dari tiap penempatan itu sebagai anggota tiap tim, dan pastikan tim-tim yang terbentuk sudah seimbang.

b Membuat lembar kegiatan siswa dan kuis pendek untuk materi yang direncanakan akan diajarkan. Selama belajar kelompok, tugas anggota timadalah menguasai secara tuntas materi tersebut. Siswa mendapat lembar kegiatan atau materi pembelajaran lain yang dapat mereka gunakan untuk latihan keterampilan yang sedang dan menilai diri mereka sendiri dan anggota tim mereka.

(14)

c Pada saat menjelaskan model pembelajaran metode STAD (Student Teams

Achievement Division) di kelas, sebaiknya dibacakan tugas-tugas yang harus

dikerjakan oleh tim, antara lain:

1) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur bangku atau kursi-kursi mereka, dan memberikan kesempatan siswa sekitar 10 menit untuk berkelompok sesuai tim yang telah ditentukan.

2) Membagikan lembar kegiatan siswa.

3) Menganjurkan kepada siswa agar pada tiap-tiap tim bekerja dalam kelompok mereka. Apabila mereka sedang mengerjakan soal, setiap siswa dalam kelompok hendaknya mengerjakan soal dan kemudian saling mengoreksi atau mengecek pekerjaannya diantara teman-teman dalam kelompoknya masing-masing. Apabila ada siswa yang tidak dapat mengerjakan soal itu, teman satu tim siswa itu memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan soal itu. Apabila siswa-siswa itu sedang mengerjakan soal-soal dengan jawaban singkat, mereka dapat saling mengajukan pertanyaan diantara sesama teman satu tim, partner secara bergantian memegang lembar jawaban atau mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. 4) Memberi penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri

kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota tim mereka dapat menajwabbenar soal-soal kuis tersebut.

5) Memastikan semua siswa memahami bahwa lembar kegiatan mereka sendiri dan teman satu tim mereka pada saat mereka belajar.

6) Memberikan kesempatan pada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka atau berdiskusi.

7) Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman satu timnya sebelum mengajukannya kepada guru.

(15)

8) Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim, berkelilinglah di dalam kelas, berikan pujian kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian duduklah bersama tiap tim untuk memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu bekerja.

d. Jika tiba saatnya memberi kuis, bagaikan kuis atau bentuk evaluasi yang lain, dan berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tes itu. Jangan mengizinkan siswa untuk bekerja sama pada saat mengerjakan kuis itu. Pada saat ini mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu. Mintalah siswa menggeser tempat duduknya lebih jauh bila hal ini memungkinkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah meminta siswa saling menukarkan pekerjaan mereka dengan siswa anggota timn lain atau mengumpulkan pekerjaan itu untuk diperiksa guru pada kesempatan lain.

e. Membuat skor individual dan skor tim. Skor pada model pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) didasarkan pada peningkatan skor anggota dibandingkan dengan skor yang lalu milik mereka sendiri. Sesegera mungkin setelah setiap kuis, guru seharusnya menghitung skor peningkatan individual dan skor tim, dan mengumumkan skor tim itu secara tertulis di papan pengumuman atau cara lain yang sesuai. Apabila memungkinkan pengumuman skoritu dilakukan pada pertemuan pertama setelah kuis tersebut. Hal ini membuat hubungan antara bekerja dengan baik menerima pengakuan jelas bagi siswa, dan meningkatkanmereka untuk melakukan yang terbaik. Hitunglah skor tim dengan menjumlahkan point peningkatan yang diperoleh tiap anggota tim dan membagi jumlah itu dengan jumlah anggota tim yang mengadakan kuis.

f. Memberi pengakuan kepada prestasi tim segera setelah guru menghitung poin untuk tiap siswa dan menghitung skor tim, guru hendaknya mempersiapkan

(16)

semacam pengakuan kepada tiap tim, yang mencapai rata-rata peningkatan lebih. Guru dapat memberikan sertifikat kepada anggota tim atau mempersiapkan suatu peragaan dalampapan pengumuman. Hal ini sangat penting untuk membantu siswa menghargai skor tim.

B. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran menulis hasil wawancara perlu adanya pembelajaran yang variasai dan kreatif. Namun, pada kenyataannya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran ini masih menggunakan cara yang lama yang kita dengan model pembelajaran tradisional. Model pembelajaran konvesional dirasakan kurang variatif dan efektif karena siswa kurang aktif sebab pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa terkesan pasif.Perlu adanya pembenahan dalam proses pembelajaran agar siswa lebih aktif dan kreatif serta mudah menyerap materi pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis menarasikan hasil wawancara dengan menggunakan metode STAD(Student Tams Achievement

Division). Dalam hal ini metode STAD(Student teams Achievement Division)

digunakan dalam setiap siklus pembelajaran.

Kegiatan menulis hasil wawancara dengan penerapan metode STAD pada proses pembelajaran membuat siswa aktif untuk mengungkapkan gagasan yang dimilikinya pada suatu permasalahan yang dibahas.Pembelajaran keterampilan menulis dengan metode STAD(Student Reams Achievement Divisions) dimulai dengan mengeluarkan topik atau suatu ide tertentu. Tahap selanjutnya adalah menulis segala sesuatu yang berkaitan dengan ide itu dalam waktu tertentu misalnya antara 15 sampai 25 menit. Dalam tahap ini siswa mencatat segala hal yang muncul

(17)

dalampikirannya. Metode STAD(Student Teams Achievement Divisions)digunakan sebelum aktifitas menulis. Metode STAD(Student Teams Achievement Divisions)bertujuan untuk melahirkan ide, gagasan atau pendapat, metode ini

mengajak siswa aktif dan mngembangkan ide-idenya secara spontan yang kemudian dituangkan dalam kalimat yang dikembangkan menjadi narasi. Dalam pembeljaran tersebut diharapkan metode STAD(Student Teams Achievement Ddivisions) pada pembelajaran menarasikan hasil wawancara akan meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kalibagor.

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, hipotesis tindakan kelas yang diajukan dalam penelitian ini yaitu jika pembelajaran menarasikan hasil wawancara pada siswa kelas VII D SMP N 2 Kalibagor dilakukan dengan menggunakan metode STAD(Student Teams Achievement Division), maka tingkat kemampuan menulis narasi dari teks wawancara semakin meningkat.Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir di atas bahwa untuk memecahkan masalah rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi diperlukan metode pembelajaran yang tepat serta agar siswa mempunyai minat yang tinggi dan mampu memecahkan masalah untuk menarasikan hasil wawanacara dengan menganalisismasalah siswa akan mentransferfakta, konsep, prinsip, dan skill ke situasi yang baru, maka hipotesis tindakannya yaitu melalui pembelajaran metode (Student Teams Achievement

Division) kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan menulis narasi pada

Referensi

Dokumen terkait

Bab empat analisis sistem, membahas tentang analisis dan tahapan perancangan pembangunan sistem pendukung keputusan pengujian perangkat pada Laboratorium Timor

kum, harus didaftarkan terlebih dahulu. Pendaftaran, pemohon dianggap sebagai pemegang hak yang memiliki kewenangan untuk mengeksploitasi atau mengambil nilai ekonomis dari

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendiri atas nama Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pendiri yang

Rutherford berpendapat bahwa apabila struktur atom yang dikemu- kakan oleh Thomson 2 adalah benar maka sebagian besar berkas parti- kel alfa yang melewati emas akan mengalami

1) Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa nilai hasil dari thitung variabel Kualitas Produk sebesar 6,775, variabel Citra Merek sebesar 3,923 dan variabel

Bawang prei memiliki ciri batang berukuran besar, daun berbentuk panjang pipih seperti pita, berpelepah panjang dan liat, warna daun hijau ukuran daun lebih besar

Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun karena diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) huruf a dan

Hasil perendaman tulang ayam menggunakan basa kimiawi (NaOH) tingkat konsentrasi 4% dengan lama perendaman 48 jam memberikan hasil yang optimal terhadap