• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. RENCANA TINDAK LANJUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "G. RENCANA TINDAK LANJUT"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

116

G. RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga

mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun, dan / atau mempertahankan momentum tahap awal kampanye. Strategi ini mesti mencakup

ringkasan sumber-sumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan; pemantauan yang akan dilakukan, dan mitra-mitra yang diperlukan

untuk mencapai sukses. Kontennya akan tergantung pada tema kampanye. Beberapa contoh sebagaimana ditunjukkan di bawah ini,

ditetapkan di sepanjang kontinum.

Pendahuluan

Tahap pertama kampanye Kepemimpinan Pride Rare dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat mengalami

keberhasilan di beberapa hal. Namun harus jujur diakui bahwa masih terdapat beberapa capaian yang tidak sesuai dengan target yang telah

ditetapkan pada rencana proyek.

Pada tiap tahapan dalam teori perubahan yang telah dicapai selama ini adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan

a. Pengetahuan tentang akibat pengambilan kayu bakar terhadap fungsi Taman Nasional Bali Barat (TNBB),

b. Pengetahuan tentang batas-batas kawasan TNBB yang benar,

c. Pengetahuan tentang kebun energi dan menyadari potensi kebun energi.

Ketiga pengetahuan petani dan pencari kayu bakar tersebut meningkat selama dilakukannya kampanye. Namun demikian peningkatan

pengetahuan tersebut lebih rendah dari yang diharapkan.

2. Sikap dan Komunikasi Interpersonal

a. Sikap menyetujui bahwa mengambil kayu bakar terus menerus di hutan TNBB akan mengakibatkan kerusakan hutan,

b. Sikap mendukung untuk mulai memikirkan alternatif sumber kayu bakar,

c. Komunikasi Interpersonal membicarakan dengan keluarga tentang fungsi TNBB.

Ketiga sikap dan komunikasi interpersonal tersebut meningkat selama dilakukannya kampanye. Namun demikian peningkatan yang

melampaui target hanya terjadi pada sikap mendukung untuk mulai memikirkan alternatif sumber kayu bakar, yaitu sebesar 23% dengan

capaian sasaran SMART sebesar 115%.

▸ Baca selengkapnya: refleksi dan rencana tindak lanjut siklus 2

(2)

117

Hasil dari Penyingkiran Halangan berupa pembuatan 20 demplot kebun energi di 2 desa sasaran utama yaitu Sumberklampok dan Melaya

merupakan langkah awal yang sangat menentukan terhadap pengurangan ancaman dan target keanekaragaman hayati. Setidaknya 10

hektar lahan telah ditanami tanaman penghasil kayu bakar, disamping tanaman pakan ternak dan pertanian. Pemanfaatan kebun yang

diterlantarkan setidaknya merubah pola kebiasaan petani dan pencari kayu bakar yang semula tidak pernah menengok kebun, kini setiap

hari menyisihkan waktu 1 – 2 jam untuk melihat dan merawat kebun energi.

Pada akhir program, Juli 2010 telah dibuat 57 demplot kebun energi di 3 desa dengan luas total 30 hektar, yaitu Sumberklampok, Melaya

dan Sumberkima. Jumlah ini melebihi dari yang ditargetkan di awal, yaitu 20 demplot di 2 desa dengan luas total 10 hektar. Keberhasilan

ini merupakan awal yang baik untuk lebih mengembangkan demplot kebun energi sebagai sumber kayu bakar masyarakat.

4. Target Konservasi

Terdapat 47 orang petani dan pencari kayu bakar yang telah mengambil kayu bakar dari kebun energi dan sudah tidak masuk ke hutan

lagi. Hal ini diketahui dari proses monitoring terhadap target konservasi yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2010 di Desa

Sumberkima. Dari informasi yang diungkapkan oleh peserta FGD

menyatakan bahwa sebanyak 40 petani dan pencari kayu bakar telah

memanfaatkan kebun energi sebagai sumber kayu bakar dan tidak lagi

mencari kayu bakar di hutan TNBB (20 orang dari Desa Sumberklampok

dan 20 orang dari Desa Sumberkima). Khusus di Desa Sumberkima,

beralihnya lokasi pengambilan kayu bakar selain karena kebun energi telah

menghasilkan kayu bakar, sebagian dari mereka mulai menggunakan

sumber energi pengganti kayu bakar, yaitu biogas. Biogas ini telah mulai

diujicobakan pada bulan Juni 2010 hingga sekarang telah digunakan oleh 30

KK anggota kelompok tani.

Dari hasil wawancara dengan pihak Balai Taman Nasional Bali Barat

tentang data pengambilan kayu bakar oleh masyarakat sekitar kawasan

TNBB, tidak didapatkan informasi yang pasti karena selama ini TNBB

belum memiliki data yang akurat terkait dengan kerusakan habitat akibat

pengambilan kayu bakar. Dari pernyataan lisan Kepala Seksi Konservasi II

Wilayah Buleleng, Joko Waluyo, S.Hut pengambilan kayu bakar dalam setahun terakhir mengalami penurunan. Namun beliau tidak bisa

memperkirakan secara pasti berapa besar penurunan yang terjadi, karena selama ini TNBB tidak pernah melakukan penelitian spesifik

kayu bakar.

Dari hasil yang telah dicapai selama pelaksanaan kampanye masih menyisakan pekerjaan rumah yang cukup berat di semua tahapan perubahan

perilaku, baik yang melampaui target maupun yang tidak mencapai target. Merubah perilaku dari kebiasaan yang telah berjalan cukup lama,

(a) (b)

(3)

118

turun temurun membutuhkan pemantauan yang terus menerus. Apabila pemantauan yang intensif dan terstruktur tidak dilakukan, maka

dikhawatirkan adopsi perilaku baru tidak akan mampu bertahan lama.

Strategi tindak lanjut diperlukan untuk memastikan apa yang telah berhasil dicapai selama program dilaksanakan minimal dipertahankan dan

kemudian dikembangkan dengan cakupan wilayah yang lebih luas lagi. Sedangkan capaian yang belum memenuhi target, dikaji ulang dan

direvisi kembali untuk menghasilkan tindakan yang lebih baik dari sisi strategi, metode dan capaian dalam mengukur keberhasilan. Penggunaan

Teori Perubahan tetap menjadi acuan utama dalam rencana tindak lanjut yang akan dilakukan ke depan. Hal ini dikarenakan masih banyak

capaian pada tahapan yang ada di Teori Perubahan belum mampu dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Teori Perubahan - Tahap lanjutan

Narasi Teori Perubahan

Untuk mengurangi ancaman utama di hutan hujan dataran rendah TNBB berupa pengambilan kayu bakar oleh 215 orang petani dan pencari kayu

bakar di 9 desa, khususnya Desa Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima maka perlu dilakukan (a) pemantauan terhadap 57 demplot kebun

energi seluas 30 hektar yang telah dibuat, (b) membuat pengembangan kebun energi seluas 10 hektar di Desa Sumberkima dan Tukadaya. Hasil

yang diharapkan adalah (1) Pada akhir Oktober 2010, Koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan

Petani dan pencari kayu bakar menyadari akibat pengambilan kayu bakar untuk hutan TNBB dan menyadari

potensi kebun untuk dikelola sebagai sumber kayu bakar

dan pertanian

Petani dan pencari kayu bakar setuju untuk menghentikan pengambilan kayu bakar di hutan TNBB dan mengajak tetangga untuk bersama-sama menanami pohon untuk kayu bakar

Petani dan pencari kayu bakar mulai

mendiskusikan dengan keluarga,

tetangga dan kelompok tentang pemanfaatan kebun yang terlantar sebagai

alternatif lokasi sumber kayu bakar

Pembuatan kebun energi yang mengintegrasikan

tanaman kayu bakar, pakan ternak

dan pertanian

Petani dan pencari kayu bakar mengambil kayu

bakar untuk kebutuhan rumah tangga dari kebun

energi Pengambilan kayu bakar di hutan hujan dataran rendah yang menjadi habitat Jalak Bali

menurun

Menyelamatkan hutan hujan dataran

rendah yang menjadi habitat

Jalak Bali

(4)

119

Sumberkima) mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi berkala setiap 3 bulan, (2) Pada akhir Januari 2011, 40 orang khalayak

sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) telah membuat kebun energi di kebun mereka, dan (3)

Pada Juli 2011, 20 orang khalayak sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) telah mulai mengambil

kayu bakar dari kebun energi mereka.

Strategi 1: Pemantauan kebun energi di 3 desa; Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima

Sasaran SMART:

Pada awal Oktober 2010, Koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima) membangun dan

mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi berkala setiap 3 bulan.

Tabel 23 Prosedur pemantauan kebun energi

Prosedur Pemantauan Kebun Energi

Deskripsi Kegiatan

Sebelum kegiatan pemantauan berjalan, pada Minggu IV September 2010 terlebih dahulu dilakukan pertemuan dengan kelompok tani dari 3 desa sasaran untuk membahas rencana pemantauan kebun energi dan pembentukan koordinator kebun energi di masing-masing desa.

Kegiatan pemantauan kebun energi di 3 desa, yaitu Desa Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima dilakukan dengan cara mengunjungi secara langsung ke masing-masing kebun energi. Pemantauan mulai dilakukan pada Minggu I bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011. Kegiatan pemantauan dilakukan seminggu sekali. Hal-hal yang perlu dipantau di kebun energi adalah:

1. Kondisi tanaman penghasil kayu bakar (apakah sudah mulai dilakukan pemanenan, seperti apa teknik pemanenan yang dilakukan, kira-kira dalam sekali panen berapa m3 kayu yang dipanen, berapa lama selang pemanenan, jenis-jenis tanaman yang cepat menghasilkan kayu bakar) 2. Pengembangan kebun energi (apakah ada tambahan atau perubahan pada komposisi tanaman penghasil kayu bakar, apakah dilakukan perluasan

lahan untuk kebun energi, apakah ada teman atau tetangga yang tertarik dan kemudian mengadopsi kebun energi)

3. Kondisi tanaman penghasil pakan ternak (apakah sudah mulai dilakukan pemanenan, berapa lama selang pemanenan, apakah hasil pemanenan mencukupi untuk kebutuhan pakan ternak)

4. Kondisi tanaman pertanian (apakah sudah mulai dilakukan pemanenan, berapa pendapatan yang sudah didapatkan dari hasil pemanenan) 5. Perawatan kebun energi (seberapa sering menengok kebun energi, kegiatan apa saja yang dilakukan selama merawat kebun energi) Alasan Untuk

Kegiatan

Kebun energi yang telah dibuat harus terjamin keberlanjutannya. Teknik pemanenan dan perawatan kebun energi menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan dalam menghasilkan kayu bakar. Tidak saja kayu bakar, dengan adanya tanaman pakan ternak dan pertanian diharapkan alokasi waktu untuk ke kebun energi semakin intensif. Pada akhirnya ketika kebun energi telah mampu menghasilkan kayu bakar bagi keluarga, kebutuhan pakan ternak dan hasil tanaman pertanian mampu dijual untuk meningkatkan pendapatan, maka petani dan pencari kayu bakar akan memfokuskan seluruh waktu kerjanya

(5)

120

dengan berada di kebun energi. Artinya terjadi peralihan lahan budidaya yang semula di lahan Dinas Kehutanan yang berbatasan dengan kawasan TNBB beralih ke kebun sendiri yang relatif jauh dari hutan TNBB.

Stakeholder Rare (Mentor, dana)

Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor)

Kelompok Tani (pelaksana pemantauan)

TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan)

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan) Upaya

evaluasi proses

Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu:

- Adanya kesepakatan dengan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) untuk melakukan kegiatan pemantauan kebun energi.

- Terbentuk koordinator kebun energi di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) yang dipilih oleh masing-masing kelompok tani. - Data tentang kondisi tanaman kayu bakar di kebun energi di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima)

- Data perawatan kebun energi

Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara berkala, yaitu:

- Seminggu sekali manajer kampanye melakukan pertemuan dengan koordinator kebun energi, - Dua minggu sekali pertemuan dengan supervisor,

(6)

121

Strategi 2: Mengembangkan Demplot kebun energi

Sasaran SMART:

Pada Januari 2011, kelompok tani di 2 desa sasaran, yaitu Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya telah membuat 20 demplot kebun energi

seluas 10 hektar.

Tabel 24 Prosedur pembuatan demplot kebun energi

Kegiatan

Pelaksanaan

Tujuan

Deskripsi Kegiatan

Keterangan

Pertemuan Pertama dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya September Minggu IV 2010 Mensosialisasikan rencana pembuatan demplot kebun energi

Pertemuan dilakukan di masing-masing kelompok tani yang mensosialisasikan rencana pembuatan kebun energi dan membuat kesepakatan dengan kelompok untuk membuat kebun energi. Dibahas juga kontribusi dari masing-masing pihak (Yayasan Seka, Kelompok dan anggota kelompok yang akan mengelola demplot kebun energi)

(1)Kelompok Tani “Munduk Lingker Nadi” Desa Sumberkima, (2)Kelompok Penghijauan “Dharma Sentana” Desa Tukadaya, (3)Yayasan Seka, (4)“Manajer Kampanye”, (5)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (6)Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (7)Pemerintah Desa Sumberkima, (8)Pemerintah Desa Tukadaya

Pelatihan Teknis Pertanian

Oktober Minggu II 2010

Membekali kelompok tani dan petani calon pengelola demplot kebun energi dengan teknis pertanian pengelolaan kebun energi

Pelatihan teknis pertanian difokuskan pada hal-hal teknis terkait dengan persiapan pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi yang meliputi sistem budidaya, persiapan, penanaman, pemupukan/perawatan dan pemanenan yang berkelanjutan. Pelatih berasal dari Dinas Pertanian dan Peternakan serta dari pengelola demplot dari Sumberklampok yang telah berhasil mengembangkan kebun energi. Untuk materi konservasi, pelatih dari TNBB dan untuk manajemen organisasi/kelompok dari “Manajer kampanye”.

Pelatihan dilakukan sekali dengan melibatkan 2 kelompok tani dari Desa Sumberkima dan Tukadaya yang anggotanya akan mengelola demplot kebun energi. Beberapa perwakilan petani dan pencari kayu bakar dari Desa Melaya, Blimbingsari, Ekasari, Warnasari, Pejarakan dan Sumberklampok juga diundang.

Pertemuan Kedua dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya Oktober Minggu IV 2010 Persiapan pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi dan pembentukan tim kerja kebun energi

Pertemuan dilakukan di masing-masing kelompok tani yang membahas penetapan lokasi demplot kebun energi, persiapan pembuatan kebun energi (tahapan dan tata waktu) serta Penetapan akhir kesepakatan kontribusi dari masing-masing pihak (Yayasan

(1)Kelompok Tani “Munduk Lingker Nadi” Desa Sumberkima, (2)Kelompok Penghijauan “Dharma Sentana” Desa Tukadaya, (3)Yayasan Seka, (4)“Manajer Kampanye”, (5)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (6)Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (7)Pemerintah

(7)

122

Seka, Kelompok dan anggota kelompok yang akan mengelola demplot kebun energi). Dibahas dan ditetapkan juga tim kerja kebun energi yang terdiri dari pengurus kelompok dan perwakilan anggota yang mengelola demplot kebun energi.

Desa Sumberkima, (8)Pemerintah Desa Tukadaya Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi Nopember Minggu IV 2010 - Januari Minggu I 2011

Pembuatan demplot kebun energi

Minggu IV Nopember 2010:

Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi dimulai dengan persiapan lahan, berupa pembersihan lahan yang akan dijadikan demplot kebun energi.

Minggu I Desember 2010:

Pelaksanaan pembajakan lahan dan pembuatan guludan. Setelah lahan dibajak, tanah dibiarkan selama 2 minggu.

Minggu IV Desember 2010:

Dilakukan pemagaran dengan menggunakan tanaman gamal, lamtoro dan Turi dengan jarak antar tanaman pagar 25 cm.

Minggu I Januari 2011:

Dilakukan penanaman tanaman utama penghasil kayu bakar (Sengon).

(1)Kelompok Tani “Munduk Lingker Nadi” Desa Sumberkima, (2)Kelompok Penghijauan “Dharma Sentana” Desa Tukadaya, (3)Yayasan Seka, (4)“Manajer Kampanye”, (5)Tim Kerja Kebun Energi, (6)Pengelola demplot kebun energi

Alasan Untuk Kegiatan

Kebun energi yang akan dikembangkan sebagai pendorong untuk pengembangan kebun energi di 2 desa. Hal ini dikarenakan kayu bakar masih menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat di 2 desa, yaitu Sumberkima dan Tukadaya. Selain itu dengan adanya kebun energi diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan kayu bakar keluarga.

Stakeholder Rare (Mentor, dana)

Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor)

TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan, pelatih)

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan)

Upaya evaluasi proses Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu:

- Adanya dukungan dan kesepakatan dari kelompok tani di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) untuk membuat kebun energi.

- Adanya kesepakatan kontribusi antara Yayasan Seka dengan kelompok tani dan anggota kelompok tani yang akan mengelola kebun energi di 2 desa.

(8)

123

- 100% anggota kelompok tani yang akan mengelola demplot hadir dalam pelatihan pertanian - Terbentuk tim kerja kebun energi

- Pembuatan demplot kebun energi berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara berkala dan kunjungan langsung ke lokasi yang disesuaikan dengan jadwal dan tahapan kegiatan.

Strategi 3: Mengembangkan kebun pembibitan kayu bakar (sengon)

Sasaran SMART:

Pada awal Juli 2011, kelompok tani di Desa Sumberkima telah membuat kebun pembibitan kayu bakar dengan ukuran 10 x 10 meter yang berisi

10000 bibit tanaman kayu bakar (sengon).

Tabel 25 Tahapan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar

Kegiatan

Pelaksanaan

Tujuan

Deskripsi Kegiatan

Keterangan

Rapat pertama kelompok tani

Desember Minggu II 2010

Untuk menyepakati rencana pembuatan kebun pembibitan dan pembuatan aturan kelompok

Rapat kelompok tani dengan anggota petani dan pencari kayu bakar dilakukan di Desa Sumberkima mensosialisasikan rencana pembuatan kebun pembibitan dan membuat kesepakatan dengan kelompok untuk membuat kebun pembibitan.

(1)Kelompok Tani “Munduk Lingker Nadi” Desa Sumberkima, (2)Yayasan Seka, (3)“Manajer Kampanye”, (4)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (5) Seksi Konservasi II Wilayah Buleleng, Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (6)Pemerintah Desa Sumberkima. Pelatihan Pembuatan kebun pembibitan kayu bakar Januari Minggu II 2011

Membekali calon pengelola kebun pembibitan dengan skill teknis tentang pembibitan

Pelatihan teknis pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dilakukan untuk membekali calon pengelola dalam melaksanakan program. Dalam pelatihan itu juga dilakukan sharing pengalaman dengan desa Sumberklampok dan Melaya yang telah melakukan terlebih dahulu.

Pelatihan dilakukan sekali dengan melibatkan kelompok tani dari Desa Sumberkima yang anggotanya akan mengelola kebun pembibitan kayu bakar. Beberapa perwakilan petani dan pencari kayu bakar dari Desa Melaya, Tukadaya, Blimbingsari, Ekasari, Warnasari, Pejarakan dan Sumberklampok juga diundang. Rapat Kedua dengan kelompok tani Pebruari Minggu I 2011 Persiapan pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dan pembentukan

Rapat membahas penetapan lokasi dan persiapan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar (tahapan dan tata waktu) serta Penetapan

(1)Kelompok Tani “Munduk Lingker Nadi” Desa Sumberkima, (2)Yayasan Seka, (3)“Manajer Kampanye”, (4)PPL Dinas

(9)

124

tim kerja kebun pembibitan akhir kesepakatan kontribusi dari masing-masing pihak (Yayasan Seka, Kelompok dan anggota kelompok yang akan mengelola demplot kebun energi). Dibahas dan ditetapkan juga tim kerja kebun pembibitan kayu bakar yang terdiri dari pengurus kelompok dan perwakilan anggota yang mengelola kebun pembibitan kayu bakar.

Pertanian dan Peternakan, (5)Seksi Konservasi II Wilayah Buleleng, Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (6)Pemerintah Desa Sumberkima, (7)RPH Sumberkima, Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan Kayu Bakar Juli Minggu I 2011

Pembuatan bangunan kebun pembibitan dan proses pembibitan

Pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan dimulai dari pembuatan bangunan kebun pembibitan dengan ukuran 10 x 10 meter yang mampu memproduksi bibit siap tanam sebanyak 10000 bibit.

(1)Kelompok Tani “Munduk Lingker Nadi” Desa Sumberkima, (2)Yayasan Seka, (3)“Manajer Kampanye”, (4)Tim Kerja Kebun pembibitan kayu bakar, (6)Pengelola kebun pembibitan kayu bakar

Alasan Untuk Kegiatan

Kebun pembibitan kayu bakar yang akan dikembangkan sebagai pendorong untuk pengembangan kebun energi di Desa Sumberkima. Hal ini dikarenakan kayu bakar masih menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Selain itu dengan adanya kebun pembibitan kayu bakar diharapkan akan mampu mendorong petani dan pencari kayu bakar untuk membuat kebun energi.

Stakeholder Rare (Mentor, dana)

Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor)

Kelompok Tani Sumberkima (pelaksana)

TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan, pelatih)

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan)

Upaya evaluasi proses Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu:

- Adanya dukungan dan kesepakatan dari kelompok tani di Desa Sumberklampok untuk pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dan pembuatan aturan kelompok

- Adanya kesepakatan kontribusi antara Yayasan Seka dengan kelompok tani dan anggota kelompok tani yang akan mengelola kebun energi di 2 desa.

- Pelatihan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar dihadiri oleh 100% anggota kelompok tani yang akan mengelola kebun pembibitan kayu bakar

- Terbentuk tim kerja kebun pembibitan

- Pembuatan kebun pembibitan kayu bakar berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara berkala dan kunjungan langsung ke lokasi yang disesuaikan dengan jadwal dan tahapan kegiatan.

(10)

125

Rencana Kegiatan Pemasaran

TOC : Pengetahuan

Rantai Hasil :

Petani dan pencari kayu bakar menyadari akibat pengambilan kayu bakar untuk hutan TNBB, mengetahui dengan benar batas-batas kawasan

TNBB dan menyadari potensi kebun untuk dikelola sebagai sumber kayu bakar

Sasaran SMART :

Pada Juli 2011, pengetahuan petani dan pencari kayu bakar di 9 desa sasaran tentang akibat pengambilan kayu bakar untuk hutan TNBB

meningkat sebesar 13% dari 80% pada Juli 2010, menjadi 93%

Pada Juli 2011, Pengetahuan petani dan pencari kayu bakar di 9 desa sasaran tentang batas-batas kawasan TNBB yang benar meningkat

sebesar 13% dari 28% pada Juli 2010 menjadi 41%

Pada Juli 2011, Pengetahuan petani dan pencari kayu bakar di 9 desa sasaran tentang kebun energi dan menyadari potensi kebun energi

meningkat sebesar 17% dari 30% pada Juli 2010 menjadi 47%

TOC : Sikap dan Komunikasi interpersonal

Rantai Hasil :

Petani dan pencari kayu bakar setuju untuk menghentikan pengambilan kayu bakar di hutan TNBB dan mengajak tetangga untuk

bersama-sama menanami pohon untuk kayu bakar serta mulai mendiskusikan dengan keluarga, tetangga dan kelompok tentang pemanfaatan kebun

yang terlantar sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar

Sasaran SMART :

Pada Juli 2011, sikap petani dan pencari kayu bakar di 2 desa sasaran utama (Sumberklampok dan Melaya) yang menyatakan mudah

untuk berhenti mengambil kayu bakar dari TNBB meningkat sebesar 20% dari 4% pada Juli 2010 menjadi 24%

Pada Juli 2011, petani dan pencari kayu bakar di 2 desa sasaran (Sumberklampok dan Melaya) mulai membicarakan dengan keluarga

tentang fungsi TNBB, meningkat sebesar 15% dari 15% pada Juli 2010 menjadi 30%

Pada Juli 2011, petani dan pencari kayu bakar di di 2 desa sasaran (Sumberklampok dan Melaya) mulai mendiskusikan dengan

keluarga tentang pemanfaatan kebun yang terlantar sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar meningkat 25% dari 21% menjadi

46%

(11)

126

Tabel 26 Kegiatan Pemasaran

Kegiatan

Pelaksanaan

Tujuan

Deskripsi Kegiatan

Keterangan

Talkshow Oktober Minggu IV 2010 – Juli Minggu I 2011

Untuk menyampaikan pesan-pesan kampanye mulai dari tahapan pengetahuan sampai perubahan perilaku

Kegiatan talkshow akan dilakukan di Radio Komunitas FJTA Jembrana. Pilihan kepada radio komunitas ini didasarkan pada “kepemilikan” oleh komunitas yang sebagian besar adalah petani. Radio komunitas ini pendiriannya melibatkan peran serta kelompok tani yang ada di desa sasaran kampanye. Talkshow dilakukan sebulan sekali dengan materi yang berbeda disesuaikan dengan sasaran SMART, yaitu pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal, strategi penyingkiran halangan (kebun energi) dan perubahan perilaku. Talkshow akan menghadirkan narasumber dari TNBB, Dishutbun, Distanak dan Kelompok tani.

(1)Pengurus Radio Komunitas FJTA, (2)Yayasan Seka, (3)“Manajer Kampanye”, (4)PPL Dinas Pertanian dan Peternakan, (5) Seksi Konservasi II Wilayah Buleleng, Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB), (6)Dishutbun - KRPH Sumberkima, Sumberklampok, Penginuman dan Candikusuma

Meskipun dari hasil survey pra kampanye untuk stasiun radio yang dipilih khalayak sasaran adalah Banyuwangi FM dan Mandala FM, namun kegiatan penjangkauan melalui kedua radio tersebut tidak dilakukan dan diganti dengan radio komunitas FJTA Jembrana.

(penjelasan lebih detail, lihat Bab 5: paparan-paparan terhadap kegiatan kampanye pride)

Poster September Minggu IV 2010 – Juli 2011

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal

Poster didistribusikan melalui pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, ditempel di papan informasi, warung dan toko. Sebanyak 1000 Poster akan diproduksi ulang. Poster yang akan diproduksi sama dengan poster yang telah diproduksi pada program pertama tetapi ukurannya lebih besar.

Pendistribusian poster melibatkan relawan di 9 desa sasaran, tim kerja kebun energi dan tim kerja kebun pembibitan kayu bakar.

Brosur September Minggu IV 2010 – Juli 2011 Meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal

Brosur didistribusikan melalui pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, ditempel di papan informasi, warung dan toko. Sebanyak 1000 brosur akan diproduksi ulang. Brosur yang akan diproduksi sama dengan brosur yang telah diproduksi pada program pertama.

Pendistribusian brosur melibatkan relawan di 9 desa sasaran, tim kerja kebun energi dan tim kerja kebun pembibitan kayu bakar.

(12)

127

Energi Minggu IV 2010 – Juli 2011

sikap dan komunikasi interpersonal

pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, dititipkan di kantor desa, kantor TNBB, sekretariat kelompok tani dan studio radio komunitas FJTA.

Buklet kebun energi dicetak 2000 eksemplar dan diterbitkan berseri, yang meliputi pembibitan, budidaya dan tips-tips memanen kebun energi secara berkelanjutan.

desa sasaran, tim kerja kebun energi dan tim kerja kebun pembibitan kayu bakar.

Alasan Untuk Kegiatan

Percepatan pencapaian strategi hanya bisa terjadi kalau juga didukung dengan promosi untuk teknologi dan adopsinya. Penggunaan berbagai media yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam rangka mendorong terjadinya peningkatan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal akan mampu untuk menciptakan perubahan perilaku.

Stakeholder Rare (Mentor, dana)

Manajer Kampanye (Penanggung jawab) Yayasan Seka (Supervisor)

Kelompok Tani (pelaksana)

TNBB (akses data dan informasi, penyuluhan dan pembinaan, narasumber tentang TNBB) Dinas Pertanian dan Peternakan (penyuluhan dan pembinaan, pelatih)

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (penyuluhan dan pembinaan, bantuan bibit kehutanan) Pengurus Radio Komunitas FJTA Jembrana

Upaya evaluasi proses Untuk memantau bahwa proses berjalan ke arah pencapaian sasaran, maka dibuat Indikator keberhasilan, yaitu: (a)Radio/Talkshow:

- Terlaksananya sosialisasi rencana talkshow di radio terlaksana di 9 desa sasaran - Radio menyetujui jadwal acara talkshow,

- Narasumber bersedia hadir dalam acara talkshow - Terbuat materi talkshow

- Terlaksananya talkshow setiap bulan sekali (b)Poster:

- Tercetak 1000 poster

- Poster ditempel di papan informasi, warung dan toko

- Isi Poster dibahas dalam pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat (c)Brosur:

- Tercetak 1000 brosur

(13)

128

- Isi brosur didiskusikan dalam pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat (d)Buklet Kebun Energi:

- Terbuat materi buklet

- Tercetak 2000 eksemplar buklet kebun energi.

- Buklet kebun energi telah didistribusikan melalui pertemuan kelompok dan pertemuan masyarakat, dititipkan di kantor desa, kantor TNBB, sekretariat kelompok tani dan studio radio komunitas FJTA

Rencana Pemantauan

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PENGURANGAN ANCAMAN

Tujuan SMART

Bagaiman

a (metode)

Ukuran

Target

Kapan

Siapa

Dimana

Pada Juli 2011, 67 orang khalayak sasaran utama

(petani dan pencari kayu bakar) di 9 desa sasaran telah mulai mengambil kayu bakar dari kebun energi mereka

Survey wawancara, observasi

Jumlah petani dan pencari kayu bakar di 2 desa sasaran yang tidak mengambil kayu bakar dari hutan TNBB 20 orang Oktober 2010 – Juli 2011 Manajer kampanye, tim kerja kebun energi 9 Desa sasaran

Pada Akhir Januari 2011, 40 orang khalayak sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 2 desa (Sumberkima dan Tukadaya) telah membuat kebun energi di kebun mereka

Membuat demplot Kebun energi

Jumlah demplot Kebun energi yang dibuat

40 orang Oktober 2010 – Januari 2011 Manajer Kampanye, Mitra Penyingkir Halangan Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya

(14)

129

Jadwal Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut

Tahapan Kegiatan

Jadwal Pelaksanaan

Keterangan

2010 2011

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 Strategi 1: Pemantauan kebun energi di 3 desa; Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima

Sasaran SMART: Pada Oktober 2010 Yayasan Seka bekerja sama dengan koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima) telah mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi melalui kunjungan ke lokasi kebun energi.

Pertemuan dengan Kelompok Tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima)

Minggu IV September 2010

Pemantauan kebun energi di 3 desa (Sumberklampok, Melaya, Sumberkima) Dimulai pada Minggu I Oktober 2010

Strategi 2: Mengembangkan Demplot kebun energi

Sasaran SMART: Pada Januari 2011, kelompok tani di 2 desa sasaran, yaitu Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya telah membuat 20 demplot kebun energi seluas 10 hektar.

Pertemuan Pertama dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya Minggu IV September 2010

Pelatihan Teknis Kebun Energi Minggu II Oktober 2010

Pertemuan Kedua dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya Minggu IV Oktober 2010

Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi: Minggu IV Nopember 2010 – Minggu

I Januari 2011

(a)Pembersihan lahan Minggu IV Nopember 2010

(b)Pembajakan dan pembuatan guludan Minggu I Desember 2010

(c)Pemagaran (dengan tanaman gamal, lamtoro, Turi) Minggu IV Desember 2010

(d)Pengadaan bibit sengon dan Penanaman Minggu I Januari 2011

Strategi 3: Mengembangkan kebun pembibitan kayu bakar (sengon)

Sasaran SMART: Pada Juli 2011, kelompok tani di Desa Sumberkima telah membuat kebun pembibitan kayu bakar dengan ukuran 10 x 10 meter yang berisi 10000 bibit tanaman kayu bakar (sengon).

Rapat Pertama Kelompok Tani Minggu II Desember 2010

Pelatihan Pembuatan Kebun Pembibitan Kayu Bakar Minggu II Januari 2011

Rapat Kedua Kelompok Tani Minggu I Pebruari 2011

Pelaksanaan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar Minggu I Juli 2011

Kegiatan Pemasaran

Pencetakan poster, brosur, buklet kebun energi Minggu IV September – Minggu IV

Oktober

Pendistribusian poster, brosur, buklet kebun energi Oktober 2010 – Juli 2011

(15)

130

Biaya-Biaya

No Kegiatan Detail Jumlah Biaya

(Rupiah)

Sumber Dana

Rare Yayasan Seka Kelompok Tani Pihak Lain Strategi 1: Pemantauan kebun energi di 3 desa; Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima

Sasaran SMART: Pada Oktober 2010 Yayasan Seka bekerja sama dengan koordinator kebun energi dan kelompok tani di 3 desa (Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima) telah mulai menjalankan prosedur pemantauan kebun energi melalui kunjungan ke lokasi kebun energi.

1

Pertemuan dengan kelompok tani di 3 desa (satu kali pertemuan di masing-masing desa)

Konsumsi 1 kali pertemuan x 3 lokasi x 40 orang (peserta, panitia) @ Rp 10.000

1.200.000 0 0 1.200.000 0

ATK (3 paket @ Rp 100.000) 300.000 0 300.000 0 0

Pengadaan materi pemantauan 100.000 0 100.000 0 0

2 Pemantauan Kebun Energi di 3 desa (seminggu sekali selama 4 bulan)

Transport ke/dari lokasi kebun energi sebanyak 32 kali perjalanan motor @ Rp 4.500

144.000 144.000 0

Sub Total 1.744.000 0 544.000 1.200.000 0

Strategi 2: Mengembangkan Demplot kebun energi

Sasaran SMART: Pada Januari 2011, kelompok tani di 2 desa sasaran, yaitu Desa Sumberkima dan Desa Tukadaya telah membuat 20 demplot kebun energi seluas 10 hektar. 1 Pertemuan Pertama dengan kelompok

tani Desa Sumberkima dan Tukadaya

Konsumsi 1 kali pertemuan x 2 lokasi x 40 orang (peserta, panitia) @ Rp 10.000

800.000 800.000 0 0 0

ATK (1 paket) 100.000 100.000 0 0 0

2 Pelatihan Teknis Kebun Energi

Konsumsi 1 kali pelatihan x 50 orang (peserta, panitia, pelatih, narasumber) @ Rp 30.000

1.500.000 1.500.000 0 0 0

Transport Panitia 4 orang @

Rp 100.000 400.000 400.000 0 0 0

Transport Pelatih 1 orang dan narasumber 1 orang @ Rp 200.000 400.000 400.000 0 0 0 Penggandaan materi 50 eksemplar @ Rp 10.000 500.000 500.000 0 0 0 ATK (1 paket) 200.000 200.000 0 0 0 Transport pengiriman undangan 100.000 100.000 0 0 0

Sewa tempat, sounsystem,

dekorasi, spanduk 500.000 500.000 0 0 0

3 Pertemuan Kedua dengan kelompok tani Desa Sumberkima dan Tukadaya

Konsumsi 1 kali pertemuan x

(16)

131

panitia) @ Rp 10.000

ATK (1 paket) 100.000 100.000 0 0 0

4 Pelaksanaan pembuatan demplot kebun energi:

a Tenaga kerja Pembersihan Lahan 20 demplot, per demplot 3 hari

(Per hari Rp 30.000) 1.800.000 0 0 1.800.000 0

b Tenaga kerja Pembajakan dan Pembuatan Guludan

20 demplot, per demplot 5 hari

(Per hari Rp 30.000) 3.000.000 0 0 3.000.000 0

c Biaya Pemagaran (pembelian bibit gamal, turi, lamtoro)

20 demplot, per demplot 1200

batang (per batang Rp 500) 12.000.000 12.000.000 0 0 0

d

Tenaga kerja Penanaman (sengon) 20 demplot, per demplot 3 hari

(per hasi Rp 30.000) 3.000.000 0 0 3.000.000 0

Pengadaan bibit Sengon 20 demplot x 768 bibit sengon

x Rp 2.500 38.400.000 0 27.000.000 11.400.000 0

Sub Total 63.600.000 17.400.000 27.000.000 19.200.000 0 Strategi 3: Mengembangkan kebun pembibitan kayu bakar (sengon)

Sasaran SMART: Pada Juli 2011, kelompok tani di Desa Sumberkima telah membuat kebun pembibitan kayu bakar dengan ukuran 10 x 10 meter yang berisi 10000 bibit tanaman kayu bakar (sengon).

1 Rapat Pertama Kelompok Tani

Konsumsi 1 kali pertemuan x 40 orang (peserta, panitia) @ Rp 10.000

400.000 400.000 0 0 0

ATK (1 paket) 100.000 100.000 0 0 0

2 Pelatihan Pembuatan Kebun Pembibitan Kayu Bakar

Konsumsi 1 kali pelatihan x 50 orang (peserta, panitia, pelatih, narasumber) @ Rp 30.000

1.500.000 1.500.000 0 0 0

Transport Panitia 4 orang @

Rp 100.000 400.000 400.000 0 0 0

Transport Pelatih 1 orang dan narasumber 1 orang @ Rp 200.000 400.000 400.000 0 0 0 Penggandaan materi 50 eksemplar @ Rp 10.000 500.000 500.000 0 0 0 ATK (1 paket) 200.000 200.000 0 0 0 Transport pengiriman undangan 100.000 100.000 0 0 0

Sewa tempat, soundsystem,

dekorasi, spanduk 500.000 500.000 0 0 0

3 Rapat Kedua Kelompok Tani

Konsumsi 1 kali pertemuan x 40 orang (peserta, panitia) @ Rp 10.000

400.000 400.000 0 0 0

(17)

132

4 Pelaksanaan pembuatan kebun

pembibitan kayu bakar

Pembelian bahan bangunan

kebun pembibitan kayu bakar 3.000.000 3.000.000 0 0 0

Tenaga kerja pembuatan bangunan kebun pembibitan kayu bakar (6 hari x 2 orang x Rp 40.000)

480.000 480.000 0 0 0

Pembelian media pembibitan (polybag, pupuk kandang, pasir)

2.000.000 2.000.000 0 0 0

Sub Total 10.080.000 10.080.000 0 0 0

Kegiatan Pemasaran

1 Talkshow

a Diskusi penyusunan naskah talkshow Konsumsi 3 kali pertemuan x 6 orang x Rp 10.000

180.000 0 180.000 0 0

Transport 3 kali pertemuan x 6 orang x Rp 50.000

900.000 900.000 0 0 0

b Sosialisasi rencana talkshow Konsumsi 1 kali pertemuan x 9 desa x 30 orang x Rp 20.000

3.600.000 0 1.800.000 1.800.000 0

c Pelaksanaan talkshow Honor dan transport 2 narasumber x 10 kali talkshow x Rp 200.000

4.000.000 2.000.000 0 0 2.000.000

2 Poster Biaya pencetakan 1000 lembar

x Rp 3.000

3.000.000 3.000.000 0 0 0

3 Brosur Biaya pencetakan 1000 lembar

x Rp 3.000

3.000.000 3.000.000 0 0 0

4 Buklet kebun energi Biaya pencetakan 2000 eksemplar x Rp 2.000

4.000.000 4.000.000 0 0 0

Sub Total 18.680.000 12.900.000 1.980.000 1.800.000 2.000.000 Jumlah Total Biaya (Rupiah) 94.104.000 40.380.000 29.524.000 22.200.000 2.000.000 Total Biaya dalam $ US (1 $ US = Rp 9.000 pada tanggal 30 Agustus 2010) 10.456 4.487 3.280 2.467 222

Gambar

Foto 15  (a) tungku kayu bakar, (b) kompor biogas
Tabel 24  Prosedur pembuatan demplot kebun energi
Tabel 25 Tahapan pembuatan kebun pembibitan kayu bakar
Tabel 26 Kegiatan Pemasaran

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pekerjaan Pengadaan Bibit Ternak pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kepulauan Aru dan Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 17.1-L/Pokja

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap cookies sukun dan berbagai formulasinya dibandingkan dengan cookies berbahan dasar tepung lain yang

iyâ, t כ :na: mכn єjuєl] (kata t כ na digunakan oleh masyarakat Malangan tetapi tidak gunakan oleh masyarat di luar Malangan. Masyarakat di luar Malangan menggunakan

Skripsi dengan judul Penerapan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri 01 Mejobo Kudus oleh Faruq

Aktivitas pola makan dan pemilihan pakan pada lutung kelabu betina (Trachypithecus cristatus, Raffles 1821) di Pusat Penyelamatan Satwa Gadog, Ciawi, Bogor..

Menurut penelitian yang telah dilakukan Buwono (2014), perancangan sistem informasi manajemen persediaan dilakukan agar dapat membantu perusahaan dalam proses

Diusulkan untuk mengikuti seleksi beasiswa BPPT oleh Kepala Unit Kerja yang disampaikan secara tertulis berupa Nota Dinas kepada Kepala Pusbindiklat dengan tembusan kepada Eselon

Independent (predictors) variables including income and factors influencing car and motorcycle ownerships were categorical, but numbers of family members, number of workers in