• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Makna Verba Memasak dalam Bahasa Sasak dalam Pengajaran Bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Komponen Makna Verba Memasak dalam Bahasa Sasak dalam Pengajaran Bahasa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

38

Komponen Makna Verba Memasak dalam Bahasa Sasak dalam Pengajaran Bahasa

Siti Djuwarijah1 yuhuiyuri20@gmail.com

Abstrak

Artikel ini menelaah komponen bahasa sebagai unsur pembeda setiap leksikon, sehingga diperoleh penjelasan secara rinci apa yang dimaksud dengan kosakata tersebut. Tulisan ini mendeskripsikan leksikon-leksikon Bahasa Sasak yang menyatakan aktivitas memasak dan komponen makna turunan dan makna spesifik yang terkandung dalam setiap leksikon tersebut.Selain itu menelaah juga pengajaran kosakata. Dari hasil analisis ditemukan sepuluh kosakata memasak dalam bahasa Sasak yakni kelak kǝlak; meriap mǝriap,mongkak moŋkak; siong sioŋ; ering Eriŋ; ngeme ŋǝme; tunu tunu, ngedang ŋǝdaŋ; nganget ŋaŋǝt, dan penget pǝŋǝt.Adapun komponen pembeda adalah (1)bahan yang dimasak yang terbagi atas (a) air,(b) beras,(c) daging,(d) ikan,(e) sayuran,(2) cara memasak yang terbagi atas (a) goreng, (b) bakar, (c) panggang, (d) menghangatkan, (e)merebus,(d) mengukus, dan (3) alat yang digunakan, yakni (a) periuk dan (b) bukan periuk. Salah satu aspek pengajaran bahasa adalah pengajaran kosakata. Penguasaan kosakata dapat diperoleh dengan cara penguatan konsep dan makna kata. Model analisis komponen makna sebagai alternative pengayaan ksakata dan penguatan konsep dan makna kata.

Kata kunci: leksikon, memasak, komponen makna, pengajaran kosakata

Pendahuluan

Bahasa adalah sebuah sistem yang memadukan dunia makna dengan dunia bunyi. Dalam linguistik, bunyi bahasa dipelajari dalam ranah fonologi sedangkan makna bahasa dipelajari dalam ranah semantik. Secara garis besar elemen bahasa terdiri dari dua macam, yakni elemen bentuk dan elemen makna, atau lebih ringkasnya disebut bentuk dan makna. Bentuk adalah bagian fisik tuturan. Bentuk dari tataran terendah sampai dengan tertinggi diwujudkan dengan bunyi, suku kata, morfem, kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana. Sedangkan makna adalah konsep abstrak pengalaman manusia. Secara kebahasaan bentuk merupakan wujud fisik tuturan, sedangkan makna merupakan wujud nonfisik tuturan.

Kaitannya dengan makna bahasa, aktivitas memasak adalah akivitas yang ditemukan dalam setiap budaya. Memasak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan untuk makan. Mengupas tentang aktivitas masak tidak hanya berpaku pada kosakata memamasak saja namun lebih jauh lagi tentang apa dan bagaimana cara memasak. Berkaitan dengan hal ini, artikel ini akan mengupasnya secara lebih mendalam. Telaah akan menggunakan komponen bahasa sebagai unsur pembeda setiap

1

(2)

39 leksikon, sehingga diperoleh penjeasan secara rinci apa yang dimaksud dengan kosakata tersebut. Tulisan ini juga akan mendeskripsikan leksikon-leksikon Bahasa Sasak yang menyatakan aktivitas memasak dan komponen makna turunan dan makna spesifik yang terkandung dalam setiap leksikon tersebut.

Landasan Teori

Semantik adalah kajian makna kata, frasa, dan kalimat. Dalam analisis semantik, berfokus pada makna konvensional dari sebuah kata,sebagai sebauh pengertian yang dipahami oleh semua orang, bukan pada apa yang dipikirkan oleh penutur. Pendekatan ini berkaitan dengan makan obyektif bukan makna subyektif. Makna yang kita bicarakan lebih dikenal dengan makna konseptual. Makna konseptual mencakup komponen inti makna yang terkandung dalam penggunanan sebuah kata. Pengertian ini akan memmbedakan pengertian kata yang bermakna asosiatif.

Menurut Kridalaksana (2005) leksikon adalah salah satu komponen struktur bahasa yang merupakan dasar untuk membentuk suatu kerangka berbahasa. Kaitan dalam penelitian ini, upaya pertama dalam penelitian ini adalah menginventarisir semua leksikon dalam bahasa Sasak yang berbubungan dengan aktivitas memasak.

Makna

Sementara Djajasudarma (1999) membagi jenis makna sampai dua belas buah. Ada jenis makna luas, sempit, kognitif, konotatif dan emotif, referensial, konstruksi, leksikal dan gramatikal, idesional, proposisi, pusat, piktorial, dan idiomatik. Untuk memudahkan dalam menganalisis, makna didefinisikan sebagai hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Hal inilah yang dapat menimbulkan suatu medan makna atau semantic field karena banyaknya pengertian yang muncul dari sebuah kata. Maka dari itu, diperlukan sebuah teori untuk menganalisis pemilahan makna kata–kata yang ada. Seperti analisis komponen, relasi makna, dan analisis medan makna yang merupakan bagian dari semantik struktural.

Komponen dan Komponen Makna

Komponen merupakan bagian dari keseluruhan (KBBI, 2016). Pengertian komponen menurut Palmer , Component is a total meaning of a word being seen in terms of a number of dictinct elements or components of meaning, sebagaimana dijelaskan oleh(Aminuddin, 2008:128). Komponen adalah keseluruhan makna dari suatu kata, terdiri atas sejumlah elemen yang mana antarelemen memiliki ciri yang berbeda-beda

Demikian halnya aktivitas memasak dalam bahasa Sasak memiliki komponen–komponen atau unsur–unsur tersendiri sebagai pembentuk dan pembeda antara satu dengan yang lain. Misalnya,

(3)

40 komponen aktivitas memasak dengan cara memanggang atau menggoreng Komponen makna atau komponen semantik (semantic feature, semantic property, atau semantic marker) mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Analisis ini mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu ciri yang membedakannya dengan unsur lain (Chaer, 2009:115).

Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen (yang disebut komponen makna), yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu, berdasarkan “pengertian-pengertian” yang dimilikinya

Analisis Komponen Makna

Analisis komponen makna sering disebut dengan komponen semantik, mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikalnya terdiri atas satu atau beberapa unsur yang sama–sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu berdasarkan pengertian–pengertian yang dimilikinya. Analisis komponen makna dilakukan dengan teknik analisis biner (+)/(-) dan dapat dimanfaatkan untuk mencari perbedaan dari bentuk–bentuk yang bersinonim.

Dalam analisis komponensial dibedakan antara komponen, fitur, penanda, dan pembeda yang dirangkai untuk menganalisa seperti pada semantic feature dan semantic properti. Kata atau leksim dalam setiap bahasa dapat dikategorikan berdasarkan fitur semantis (semantic features) yang dikandungnya. Setiap kata atau leksim dapat dianalisa berdasarkan hal tersebut agar diketahui makna sebenarnya terhadap kata–kata lain dari kategori yang sama. Kata–kata yang berada dalam rumpun kategori yang sama dapat disebut berada dalam semantic field/ semantic domain yang sama. Pendekatan analisis komponensial datang dari sudut pandang ini.

Analisis komponen makna bertujuan menemukan kandungan makna kata atau komposisi makna kata. Berkaitan dengan komponen makna kata, kita meramal hubungan antara makna. Hubungan antara makna dibedakan secara umum atas lima tipe yakni (1) kesinoniman (2) keantoniman (kontradiktoris dan kontrer) (3) keberbalikan (4) kehiponiman. Prosedur menemukan komposisi makna kata disebut pula dekomposisi kata. Adapun langkah – langkah menganalisis komponen makna adalah (1) memeilih untuk sementara makna yang muncul dari sejumlah komponen yang umum dengan penegertian dan makna yang dipilih masih berada dalam medan makna tersebut, (2)mendaftarkan semua ciri yang spesifik yang dimiliki dalam sebuah leksem,(3) meneliti kebermacaman makna seperti yang direfleksikan dalam acuan, dan mementukan sifat yang

(4)

41 sesuai dengan acuan,(4) mendaftarkan fitur pembeda makna pada setiap kata,(5) mengecek ulang ulang berdasarkan ciri yang membedakan,(6) mendeskripsikan komponen maka berdasarkan struktur, kejelasan ciri, dan dapat dimanfaatkan untuk menemukan kekecualian.

Medan Makna

Kridalaksana (1982) menyatakan bahwa medan makna adalah bagian dari sistem semantic bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan.

Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu.

Aktivitas memasak

Pengertian aktivitas memasak adalah aktivitas untuk mengolah pangan sebelum disantap.Menurut KBBI aktivitas ialah keaktifan kegiatan, salah satu kegiatan kerja. Sedangkan masak adalah mengubah dari bahan mentah menjadi matang. Cara memasak tidak terlepas dari apa yang dimasak. Demikian pula halnya dengan apa cara memasaknya.

Pembahasan

Pembahasan dalam kajian ini diawali dari pemilihan seperangkat kata yang secara intuitif kita perkirakan berhubungan,menemukan analogi-analogi di antara kata-kata yang seperangkat dan menentukan komponen semantik atau komposisi semantik atas dasar analogi-analogi tersebut. Tahapan awal adalah menemukan medan makna yang berupa verba yang menjelaskan aktivitas memasak dalam bahasa Sasak, selanjutnya setiap leksikon akan dipilah menggunakan komponen makna.

Tabel 1. Ranah aktivitas memasak bahasa Sasak

NoNoNo aL 1 kelak kǝlak 2 meriap mǝriap 3 mongkak moŋkak 4 ngeme ŋǝme 5 siong sioŋ 6 ering Eriŋ 7 tunu tunu 8 ngedang ŋǝdaŋ 9 nganget ŋaŋǝt 10 penget pǝŋǝt

Setelah menginventarisasi medan makna aktivitas memasak , langkah selanjutnya adalah analisis komponensial Analisis kompesional atau analisis komponen makna ini

(5)

42 akan mengungkap secara tuntas fitur–fitur unik dari setiap aktivitas memasak tersebut. Langkah operasional yang dipakai adalah tanda(+) dan (-). Tanda (+) menunjukkan komponen tersebut memang berhubungan dengan makna leksikon yang dimaksud sedangkan (-) bernilai sebaliknya. Tanda tersebut bertujuan mencari fitur unik sebagai ciri pembeda antarleksem guna penentuan medan makna antarleksem.

Tabel 2 komponen pembeda objek yang dimasak

No leksikon Objek yang dimasak

air Beras daging ikan Sayur

1 kelak kǝlak + - + + + 2 meriapmǝriap - - + + + 3 mongkakmoŋkak - + - - - 4 ngeme ŋǝme - + - - - 5 Siongsioŋ - + + + + 6 ering Eriŋ + + + + + 7 Tunutunu - + + + - 8 ngedangŋǝdaŋ - + - - - 9 nganget ŋaŋǝt + + + + + 10 penget pǝŋǝt - + + + +

Tabel 2 komponen pembeda cara memasak N

o

Leksikon Cara memasak

goreng bakar panggang menghangatkan rebus Kukus

1 kelak kǝlak - - - + + - 2 Meriapm ǝriap + + + + + + 3 Mongka kmoŋkak - - - + 4 ngeme ŋǝme - - - + 5 Siongsio ŋ + - - + - - 6 ering Eriŋ - + + + - - 7 tunutunu - + + + - - 8 ngedang ŋǝdaŋ - + + + - + 9 nganget - - - + + +

(6)

43 ŋaŋǝt 10 penget pǝŋǝt + + + + + +

Tabel 3 komponen pembeda alat memasak

No leksikon Panci/periuk Bukan periuk

1 kelak kǝlak + - 2 meriapmǝriap - + 3 mongkakmoŋkak - + 4 ngeme ŋǝme + - 5 siongsioŋ + - 6 ering Eriŋ + - 7 tunutunu + - 8 ngedangŋǝdaŋ + - 9 nganget ŋaŋǝt + + 10 penget pǝŋǝt + -

Dari tabel di atas maka bila dijabarkan dengan komponen makna dengan urutan bahan yang dimasak, cara memasak dan alat yang dipakai menjadi

1. kelak kǝlak: air/daging/ikan/sayur + menghangatkan+rebus/kukus + periuk 2. meriapmǝriap ;daging/ikan/sayur+

goreng/bakar/panggang/menghangatkan+rebus/kukus+bukan 3. mongkakmoŋkak;beras+kukus+ bukan periuk

4. ngeme ŋǝme ;beras+ kukus+periuk

5. siongsioŋ: beras/daging/ikan/sayur.+menghangatkan + periuk

6. ering Eriŋ; air/beras/daging/ikan/sayur+bakar/panggang/menghangatkan+periuk 7. tunutunu;beras/daging/ikan +bakar/panggang/menghangatkan+periuk 8. ngedangŋǝdaŋ; beras+bakar/panggang/menghangatkan/kukus/periuk 9. ngangetŋaŋǝt;air/beras/daging/ikan/sayur+menghangatkan,rebus,kukus+periuk/bukan periuk 10. pengetpǝŋǝt;daging/ikan/sayur+goreng/bakar/panggang/menghangatkan/rebus/kukus+peri uk Pengajaran

Dalam pengajaran bahasa, salah satu materi yang diajarkan adalah pengajaran tentang kosakata. Kosakata berkaitan dengan leksem yang dijabarkan dalam komponen kata, artinya, pengetahuan kosakata yang akhirnya berujung pada pemahaman sebuah kata menjadi salah satu materi

(7)

44 pengajaran yang patut diberikan pada siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh (Tarigan, 1984) ,pengajaran kosakata merupakan salah satu aspek pengajaran bahasa yang sangat penting. Kualitas keterampilan berbahasa sesorang tergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki. Semakin banyak kosakata yang dimiliki siswa maka semakin terampil siswa dalam berbahasa, Berbicara tentang keterampilan berbahasa sejalan dengan pemilihan kata yang sesuai dan tepat dengan makna kata.

Siswa dapat memperkaya kosakata melalui menyimak,berbicara, membaca, dan menulis. Keseluruhan aspek pengajaran bahasa tersebut berbeda pada setiap tahapan usia, Semakin tinggi usia semakin banyak penguasaan kosakatanya. Meskipun memiliki penguasaan kosakata tidak selalu berarti pula memahami sebuah konsep, namun semakin tinggi usia konsep tersebut akan semakin rinci. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pembelajaran makna kata, yakni(1) frekuensi penggunaan kosakata oleh pembelajar,(2)keanekaragaman situasi atau konteks penggunaa kosakata, dan(3) penguatan apa yang diberikan. Menilik pada faktor ketiga yakni penguatan apa yang diberikan, pengajaran komponen makna merupakan salah satu alternatifnya. Penguatan kedalaman makna kata berupa konsep binary dan cara menganalisa sebuah leksem menjadi pintu masuk penguatan konsep.

Simpulan

Dari hasil analisis ditemukan delapan kosakata memasak dalam bahasa Sasak yakni kelak kǝlak ;meriapmǝriap, mongkak moŋkak;;siong sioŋ;ering Eriŋ;tunutunu ngedan gŋǝdaŋ, nganget ŋaŋǝt danpenget pǝŋǝt..Adapun komponen makna pembeda adalah (1)bahan yang dimasak yang terbagi atas (a) air,(b)beras,(3) daging, (4)ikan, (5)sayur(2)cara memasak yang terbagi atas (a)goreng, (b)bakar, (c) panggang, (d) menghangatkan, (e) rebus, (d) kukus, dan (3) dan alat yang dipakai (a) periuk dan (b)bukan periuk.

Pengajaran bahasa bertujuan agar siswa dapat menggunakan kata yang tepat. Pemilihan kata yang tepat dapat diperoleh dengan memepelajari makna kata secara rinci sesuai dengan konsep kata yang dimaksud. Model pembelajaran dengan metode komponen makna menjadi salah satu model penguatan konsep kata pada siswa.

Daftar Pustaka

Aminuddin. 2001. Semantik: Pengantar Studi Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

(8)

45 Departemen Pendidikan Nasional. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Gambar

Tabel 1. Ranah aktivitas memasak bahasa Sasak  NoNoNo  aL  1  kelak  kǝlak  2  meriap mǝriap  3  mongkak moŋkak  4  ngeme ŋǝme  5  siong sioŋ  6  ering Eriŋ  7  tunu tunu  8  ngedang ŋǝdaŋ  9  nganget ŋaŋǝt  10  penget pǝŋǝt
Tabel 2 komponen pembeda objek yang dimasak

Referensi

Dokumen terkait

Jika room konferensi web mata kuliah yang dipilih sudah dibuat oleh moderator dan moderator sudah berada di dalam room konferensi web , maka peserta bisa mengikuti konferensi

Ini berarti arah dan bentuk pola radiasi dari antena phased array dapat dikontrol melalui beda fasa antara pengumpanan arus kepada tiap-tiap elemen antena dalam

Keadaan umum ibu baik, Tekanan darah < 140/90 mmHg, Bertambahnya berat badan sesuai minimal 8 kg selama kehamilan (1kg tiap bulan) atau sesuai IMT ibu , Edema

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada

Observasi yang dilakukan oleh Alliance Technologies untuk melihat komposisi utama rokok elektrik dan konsentrasi relatif lainnya yang tersimpan di dalam cartridge termasuk

Kereta pakuan memiliki spesifikasi yang cukup jauh berbeda dengan kereta ekonomi, dan merupakan Kereta Listrik (KRL) ekspres pertama yang menggunakan pendingin udara, sehingga

antara waktu ke n-2 dan n-3| / 2 + data pada waktu n-1) atau (data pada waktu n-1 - |selisih data antara waktu ke n-1 dan n-2 serta antara waktu ke n-2 dan n-3| / 2)

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu sistem jaringan komputer Client Server berbasis Fedora dengan baik dan dapat