• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di RSUP. Dr.Hasan Sadikin Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di RSUP. Dr.Hasan Sadikin Bandung"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT

di

RSUP. Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh:

Rika Afrisanti Sianipar, S. Farm (073202152)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT

di

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Disusun Oleh

Rika Afrisanti Sianipar, S. Farm (073202152)

RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

Pembimbing,

Dra. Siti Susiani, M.Si.,Apt. NIP : 140 191 228

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dan penyusunan laporan ini.

Praktek Kerja Profesi ini merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. Praktek Kerja Profesi ini selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. DR. Dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira, Sp.A(K), M.Sc., selaku Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Bapak Dr. H. M. Rizal Chaidir, Sp.OT(K), M.Kes (MMR), FICS, selaku Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3. Bapak Dr. Nanang W. Astarto, Sp.OG(K), MARS, selaku Direktur SDM dan Pendidikan RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.

4. Ibu Dr. Noormartany, Sp.PK, M.Si, selaku Direktur Umum dan Operasional RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.

5. Bapak Drs. Chamdani Tauchid, MM, M. Kes, MBA, selaku Direktur Keuangan RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.

(4)

7. Ibu Dra. Pudjiastuti Kartidjo M.Si., Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUP.Dr. Hasan Sadikin Bandung

8. Ibu Dra. Siti Susiani, M.Si., Apt., selaku Pembimbing Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUP.Dr.Hasan Sadikin Bandung.

9. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

10. Bapak Drs. Wiryanto, M.S., Apt., selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan seluruh Staf Pegawai Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

11. Seluruh Apoteker, Asisten Apoteker dan Staf Instalasi Farmasi yang telah banyak membantu penulis selama melakukan Praktek Kerja Profesi di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususnya demi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Farmasi

Medan, Desember 2008

(5)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... x

RINGKASAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Defenisi Rumah Sakit ... 3

2.2 Tugas Rumah Sakit ... 3

2.3 Fungsi Rumah Sakit ... 4

2.3.1 Pelayanan Pasien... 4

2.3.2 Pendidikan dan Pelatihan ……….. . 4

2.3.3 Penelitian……….. 5

2.3.4 Kesehatan Masyarakat... 5

2.3.5 Pelayanan Rujukan Upaya Kesehatan……….. 6

2.4 Klasifikasi Rumah Sakit ... 6

(6)

2.4.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah... 7

2.5 Rekam Medik ... 7

2.6 Panitia Farmasi dan Terapi ... 9

2.7 Sistem Formularium ... 10

2.8 Instalasi Farmasi Rumah Sakit... 10

2.9 Central Sterilized Supplay Department (CSSD) ... 12

BAB III TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG 3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung... 13

3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung... 15

3.2.1 Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung... 17

3.2.2 Direktorat Medik dan Keperawatan... 17

3.2.3 Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan... 20

3.2.4 Direktorat Keuangan... 22

3.2.5 Direktorat Umum dan Operasional... 23

3.2.6 Unit-Unit Non Struktural... 25

3.3 Pelayanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung ... 28

3.3.1 Instalasi Gawat Darurat (IGD)... 28

3.3.2 Instalasi Rawat Jalan... 29

3.3.3 Pelayanan Medis Spesialistik dan Pelayanan Medis Khusus... 29

(7)

3.3.5 Instalasi Bedah Sentral (IBS)... 32

3.3.6 Instalasi Pelayanan Jantung... 33

3.3.7 Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ……. 33

3.3.7.1 Kepala Instalasi Farmasi ... 36

3.3.7.2 Kepala Sub Instalasi Perbekalan Farmasi... 37

3.3.7.3 Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi ... 40

3.3.7.3.1 Depo Farmasi Ruang Perawatan Bedah (RC2/RC3)……… 42

3.3.7.3.2 Depo Farmasi Pusat (DFP)... 43

3.3.7.3.3 Depo Farmasi Ruang Bougenville... 43

3.3.7.3.4 Depo Farmasi COT/ODS... 44

3.3.7.3.5 Depo Farmasi R AL1/AL2……… 44

3.3.7.3.6 Depo Farmasi ICU (Intensive Care Unit)……….. 45

3.3.7.3.7 Depo Farmasi Emergency Unit (EU 1/EU 2)... 46

3.3.7.3.8 Depo Farmasi Ruang 17 (R 17)... 46

3.3.7.3.9 Depo Farmasi Rawat Jalan Askeskin... 47

3.3.7.3.10 Depo Farmasi Ilmu Penyakit Dalam (IPD)... 47

3.3.7.4 Kepala Sub Instalasi Sumber Daya Manusia dan Pengembangan……… 48

3.3.7.5 Koordinator Administrasi... 49

3.3.8 Central Sterilized Supply Department (CSSD)……… 49

BAB IV PEMBAHASAN 4.1Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung... 53

(8)

4.2.1 Sub Instalasi Perbekalan Farmasi... 54 4.2.2 Sub Instalasi Pelayanan Farmasi………. 57 4.2.3 Sub Instalasi Sumber Daya Manusia dan

Pengembangan... 61 4.3 Central Sterilized Supply Department (CSSD) ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... 63 5.2. Saran... 64

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat

Dr.Hasan Sadikin Bandung... 16 Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

Pusat Dr.Hasan Sadikin Bandung... 36 Gambar 3. Struktur Organisasi Central Sterilized Supply Department

(CSSD)Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Hasan Sadikin

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jangkauan Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

(11)

RINGKASAN

Telah dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) farmasi rumah sakit di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. PKP ini dilaksanakan dalam upaya memberikan perbekalan, ketrampilan dan keahlian kepada calon apoteker dengan melihat secara langsung peran dan tugas apoteker di rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian. PKP dilaksanakan pada tanggal 1 November-30 November 2008. Kegiatan PKP di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ini meliputi:

1. Penerimaan materi mengenai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung secara umum, Instalasi Farmasi dan CSSD.

2. Peninjauan pada beberapa depo farmasi dan gudang perbekalan farmasi yang merupakan bagian dari Instalasi Farmasi dan memperhatikan peranan Apoteker pada bagian tersebut.

3. Pelaksanaan studi kasus di Ruang Rawat Inap Terpadu (Ruang Melati), mengikuti kegiatan visite dan kegiatan afternoon report sebagai pendekatan peranan farmasi klinis.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

(13)

merupakan rumah sakit kelas A, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan sub spesialistik luas. Selain sebagai tempat pelayanan juga berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan mahasiswa di bidang kesehatan.

1.2. Tujuan

(14)

BAB II

TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1. Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar, 2004).

2.2. Tugas Rumah Sakit

(15)

2.3. Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit memiliki empat fungsi dasar, yaitu: pelayanan pasien, pendidikan, penelitian, dan kesehatan masyarakat. Keempat fungsi tersebut dapat diperinci menjadi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan.

2.3.1 Pelayanan Pasien

Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan penderita melibatkan pemeriksaan dan diagnosa, pengobatan penyakit atau luka, pencegahan, rehabilitasi, perawatan dan pemulihan kesehatan.

2.3.2 Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas 2 bentuk utama: 1. Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan.

Yang mencakup dokter, apoteker, perawat, personel rekam medik, ahli gizi, teknisi sinar-x, laboran dan administrator rumah sakit.

2. Pendidikan dan/atau pelatihan penderita.

Merupakan fungsi rumah sakit yang sangat penting dalam suatu lingkup yang jarang disadari oleh masyarakat. Hal ini mencakup:

(16)

b. Pendidikan khusus dalam perawatan kesehatan, misalnya: mendidik penderita diabetes, atau penderita kelainan jantung untuk merawat penyakitnya.

c. Pendidikan tentang obat untuk meningkatkan kepatuhan, mencegah penyalahgunaan obat dan salah penggunaan obat, dan untuk meningkatkan hasil terapi yang optimal dengan penggunaan obat yang sesuai dan tepat.

2.3.3 Penelitian

Rumah sakit melakukan penelitian sebagai suatu fungsi dengan maksud utama, yaitu:

a. Memajukan pengetahuan medik tentang penyakit dan peningkatan/ perbaikan pelayanan rumah sakit.

b. Ditujukan pada tujuan dasar dari pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita. Misalnya: pengembangan dan penyempurnaan prosedur pembedahan yang baru.

2.3.4 Kesehatan Masyarakat

(17)

2.3.5 Pelayanan Rujukan Upaya Kesehatan

Suatu upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah yang timbul kepada pihak yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dan mempunyai kemampuan lebih tinggi (Siregar, 2004).

2.4. Klasifikasi Rumah Sakit

2.4.1 Klasifikasi Rumah Sakit Secara Umum

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut:

1. Berdasarkan kepemilikan

1. Rumah Sakit pemerintah, terdiri dari:

a. Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan b. Rumah Sakit pemerintah daerah

c. Rumah Sakit militer d. Rumah Sakit BUMN

2. Rumah Sakit swasta yang dikelola oleh masyarakat. 2. Berdasarkan jenis pelayanan

Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas:

a. Rumah Sakit Umum, memberi pelayanan kepada pasien dengan beragam jenis penyakit.

(18)

3. Berdasarkan afiliasi pendidikan Terdiri atas 2 jenis, yaitu:

a. Rumah Sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi.

b. Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki hubungan kerjasama dengan universitas.

2.4.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah sakit Umum Pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi Rumah sakit kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan.

1. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.

2. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas.

3. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.

4. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

2.5. Rekam Medik

(19)

dipersyaratkan mengadakan dan memelihara rekam medik yang memadai dari setiap pasien, baik untuk pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.

Suatu rekam medik yang lengkap mencakup data identifikasi dan sosiologi, sejarah famili pribadi, sejarah kesakitan yang sekarang, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, seperti konsultasi, data laboratorium klinis, pemeriksaan sinar X dan pemeriksaan lain, diagnosa kerja, penanganan medik atau bedah, patologi mikroskopik dan nyata, kondisi pada waktu pembebasan, tindak lanjut, dan temuan otopsi (Siregar, 2004).

Kegunaan rekam medik yaitu :

1. Digunakan sebagai dasar perencanaan dan keberlanjutan perawatan penderita. 2. Merupakan suatu sarana komunikasi antara dokter dan setiap profesional yang

berkontribusi pada perawatan penderita.

3. Melengkapi bukti dokumen terjadinya/penyebab penyakit penderita dan penanganan/pengobatan selama dirawat di rumah sakit.

4. Digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang diberikan kepada penderita.

5. Membantu perlindungan kepentingan hukum penderita, rumah sakit dan praktisi yang bertanggung jawab.

6. Menyediakan data untuk digunakan dalam penelitian dan pendidikan.

(20)

2.6. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)

PFT adalah organisasi yang berada di bawah komite medik rumah sakit yang diketuai oleh dokter dan dibantu seorang sekretaris yaitu apoteker dari IFRS. Anggota PFT terdiri dari dokter yang mewakili Staf Medik Fungsional (SMF) dan apoteker yang mewakili farmasi serta tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit.

PFT rumah sakit bertugas membantu direktur rumah sakit dalam menentukan kebijakan pengobatan dan penggunaan obat.

Fungsi dan ruang lingkup PFT adalah:

1. Menyusun formularium rumah sakit sebagai pedoman utama bagi para dokter dalam memberi terapi kepada pasien. Pemilihan obat untuk dimasukkan ke dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi produk obat yang sama. PFT berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui atau menolak produk obat atau dosis obat yang diusulkan oleh SMF.

2. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk kategori khusus.

3. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan meneliti rekam medik kemudian dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. 4. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.

5. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.

(21)

rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional (Siregar, 2004).

2.7Sistem Formularium

Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik di suatu rumah sakit untuk mengevaluasi, menilai dan memilih produk obat dianggap paling berguna dalam perawatan penderita. Obat yang ditetapkan dalam formularium harus tersedia di IFRS (Siregar, 2004).

Sistem formularium merupakan sarana penting dalam memastikan mutu penggunaan obat dan pelegalisasian harganya. Sistem formularium menetapkan pengadaan, penulisan, dan pemberian suatu obat dengan nama dagang atau obat dengan nama generik apabila obat itu tersedia dalam dua nama tersebut.

Kegunaan sistem formularium di rumah sakit:

1. Membantu menyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit.

2. Sebagai bahan edukasi bagi staf medik tentang terapi obat yang benar.

3. Memberi ratio manfaat yang tinggi dengan biaya yang minimal (Siregar, 2004).

2.8Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(22)

seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian di rumah sakit dan memberikan pelayanan farmasi klinis. (Siregar, 2004).

Pelayanan farmasi klinis adalah praktek kefarmasian berorientasi kepada pasien lebih dari orientasi kepada produk, dengan penerapan pengetahuan dan keahlian farmasi dalam membantu memaksimalkan efek obat dan meminimalkan toksisitas bagi pasien secara individual.

Tujuan pelayanan farmasi klinis adalah meningkatkan keuntungan terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses penggunaan obat karena itu tujuan farmasi klinis adalah meningkatkan dan memastikan kerasionalan, kemanfaatan dan keamanan terapi obat.

Menurut SK MenKes No.1197/MenKes/SK/X/2004 pelayanan farmasi klinis meliputi:

1. Melakukan konseling

2. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) 3. Pencampuran obat suntik secara aseptik

4. Menganalisa efektivitas biaya secara farmakoekonomi 5. Penentuan kadar obat dalam darah

6. Penanganan obat sitostatika

(23)

2.9 Central Sterilized Supply Department (CSSD)

Central Sterilized Supply Department (CSSD) merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril.

Berdirinya CSSD di rumah sakit dilatar belakangi oleh: 1. Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial

2. Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit.

3. Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka peran dan fungsi CSSD sangat penting.

CSSD merupakan pusat pelayanan kebutuhan steril untuk seluruh unit-unit rumah sakit yang membutuhkan. Dengan adanya CSSD di rumah sakit bertujuan:

1. Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami pensortiran, pencucian dan sterilisasi dengan sempurna.

2. Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit. 3. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang

dihasilkan.

Adapun tugas utama pelayanan sterilisasi/CSSD di rumah sakit adalah: 1. Mempersiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien

2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan

(24)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

3.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

(25)

Nama Hasan Sadikin, yang mulai dipakai pada tahun 1967, berasal dari salah satu mantan direkturnya, yaitu Dr. Hasan Sadikin. Ketika ia sedang menjabat menjadi direktur tersebut, menteri kesehatan pada saat itu memintanya untuk mengubah nama rumah sakit yang dipimpinnya. Tetapi permintaan tersebut tidak sempat dipenuhinya karena dalam usia relatif masih muda ia meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya. Untuk mengenang jasa-jasanya sebagai dokter yang penuh dedikasi, pemerintah pada tanggal 8 Oktober 1967 menetapkan namanya sebagai nama baru rumah sakit ini, sehingga mulai saat itu sampai sekarang, nama rumah sakit ini menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, disingkat RSHS.

Rumah Sakit Hasan Sadikin merupakan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) yang memiliki gedung megah yang mirip dengan rumah sakit standar internasional di luar negeri serta telah menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Jawa Barat. Rumah sakit ini juga digunakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung sebagai tempat pendidikan calon dokter, spesialis dan sub spesialis dan digunakan oleh lembaga pendidikan lain sebagai tempat pendidikan dan lahan praktek.

(26)

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki Visi dan misi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “Menjadi rumah sakit prima dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian di bidang kesehatan di tingkat regional pada tahun 2011 .”

Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu:

1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

2. Menyiapkan sumber daya manusia professional untuk menunjang pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan penelitian.

3. Mengelola seluruh sumber daya secara transparan, efektif,efisien dan akuntabel.

4. Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan karyawan.

3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

(27)
(28)

3.2.1 Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.2.2 Direktorat Medik dan Keperawatan

Direktorat Medik dan Keperawatan dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Direktorat Medik dan Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pelayanan medik dan keperawatan, serta peningkatan mutu layanan kesehatan rumah sakit. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan mempunyai fungsi:

1. Penyusunan sistem pelayanan medik dan keperawatan

2. Koordinasi pelaksanaan pelayanan medik dan pelayanan keperawatan, peralatan medik, dan keperawatan serta sarana penunjang.

3. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi mutu pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan sarana penunjang secara berkesinambungan. 4. Menyelenggarakan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Direktorat Medik dan Keperawatan membawahkan : 1. Bidang Medik

(29)

Bidang Medik mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kebutuhan pelayanan medik, penunjang medik dan rekam medik, serta melakukan bimbingan dan peningkatan mutu pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan medik.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Medik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana kebutuhan pelayanan medik, penunjang medik dan rekam medik

2. Koordinasi pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan serta evaluasi kegiatan dan mutu pelayanan medik, penunjang medik, dan rekam medik 3. Pengumpulan dan pengolahan data serta koordinasi pengusulan peralatan

medik

Bidang Medik terdiri dari: 1. Seksi Pelayanan Medik 2. Seksi Penunjang Medik 3. Seksi Rekam Medik

Bidang Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kebutuhan pelayanan keperawatan di rawat jalan dan gawat darurat, rawat inap serta rawat khusus.

Bidang Keperawatan menyelenggarakan fungsi:

(30)

2. Koordinasi pelaksanaan pengendalian dan pemantauan serta evaluasi kegiatan dan mutu pelayanan keperawatan di rawat jalan dan gawat darurat, rawat inap dan rawat khusus

3. Pengumpulan dan pengolahan data serta koordinasi pengusulan peralatan keperawatan.

Bidang Keperawatan mencakup pelayanan seperti yang diuraikan dalam tugas seksi-seksi keperawatan, yaitu :

1. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan dan Gawat Darurat ; mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan kebutuhan sumber daya pelayanan medik rawat jalan dan gawat darurat.

2. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap ; mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan kebutuhan sumber daya pelayanan medik rawat inap. 3. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Khusus ; mempunyai tugas

penyiapan bahan penyusunan kebutuhan sumber daya pelayanan medik rawat khusus.

Direktorat Medik dan Keperawatan dibentuk instalasi sebagai Unit Non Struktural yang terdiri dari :

a) Instalasi Rawat Jalan b) Instalasi Gawat Darurat

c) Instalasi Rawat Inap Khusus Paviliun Parahyangan d) Instalasi Rawat Inap Khusus Paviliun Anggrek e) Instalasi Pelayanan Jantung

(31)

g) Instalasi Rawat Intensif

h) Instalasi Teknologi Reproduksi Pembantu i) Instalasi Hemodialisa

j) Instalasi Farmasi

3.2.3 Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan

Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan rumah sakit.

2. Koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, pelayanan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit 3. Koordinasi rencana dan pengembangan sumber daya manusia, pelayanan

pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit 4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya

manusia, pelayanan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit.

Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan membawahkan : 1. Bagian Sumber Daya Manusia

(32)

Bagian Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan kepegawaian, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai serta informasi pegawai.

Bagian Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi :

a) Pelaksanaan analisis kebutuhan pegawai, pengadaan pegawai, dan mutasi pegawai serta tata usaha kepegawaian

b) Penyusunan program pendayagunaan dan pengembangan pegawai c) Pelaksanaan penyusunan gaji, tunjangan dan intensif pegawai d) Pengelolaan kesejahteraan pegawai

e) Pengelolaan informasi kepegawaian. Bagian Sumber Daya Manusia terdiri dari :

1. Sub Bagian Pengadaan dan Mutasi Pegawai

2. Sub Bagian Pengembangan dan Pembinaan Pegawai 3. Sub Bagian Kesejahteraan dan Informasi Pegawai

Bagian Pendidikan dan Penelitian mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit.

Bagian Pendidikan dan Penelitian menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

b) Koordinasi di bidang pendidikan dan pelatihan

(33)

d) Pengelolaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

e) Pengelolaan perpustakaan rumah sakit Bagian Pendidikan dan Penelitian terdiri dari : 1. Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Medik

2. Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Keperawatan dan Non Medik.

3.2.4 Direktorat Keuangan

Direktorat Keuangan dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Direktorat Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan keuangan rumah sakit, yang meliputi penyusunandan evaluasi anggaran perbendaharaan dana rumah sakit.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Direktorat Keuangan mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana, penyusunan dan evaluasi anggaran serta akuntasi dan verifikasi.

2. Koordinasi pelaksanaan kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana, penyusunan dan evaluasi anggaran serta akuntasi dan verifikasi.

3. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana, penyusunan dan evaluasi anggaran serta akuntasi dan verifikasi.

Direktorat Keuangan membawahkan :

(34)

2. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana 3. Bagian Akuntansi dan Verifikasi

Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan anggaran.

Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran terdiri dari : 1. Sub Bagian Penyusunan Anggaran

2. Sub Bagian Evaluasi Anggaran

Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana.

Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana terdiri dari : 1. Sub Bagian Perbendaharaan

2. Sub Bagian Mobilisasi Dana

Bagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan akuntansi keuangan dan verifikasi serta akuntansi manajemen.

Bagian Akuntansi dan Verifikasi terdiri dari :

1. Sub Bagian Akuntansi Keunagan dan Verifikasi 2. Sub Bagian Akuntansi Manajemen

3.2.5Direktorat Umum dan Operasional

Direktorat Umum dan Operasional dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Direktorat Umum dan Operasional mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan layanan umum serta perencanaan dan evaluasi kegiatan rumah sakit.

(35)

1. Penyusunan program layanan umum, perencanan dan evaluasi kegiatan rumah sakit

2. Koordinasi pelaksanaan kegiatan layanan umum, perencanaan dan evaluasi kegiatan rumah sakit

3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegitan layanan umum, perencanaan dan evaluasi kegiatan rumah sakit

Direktorat Umum dan Operasional membawahkan : 1. Bagian Umum

2. Bagian Perencanaan dan Evaluasi 3. Unit-Unit Non Struktural

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kegiatan ketatausahan, perlengkapan dan kerumahtanggaan.

Bagian Umum terdiri dari : a) Sub Bagian Tata Usaha b) Sub Bagian Rumah Tangga

c) Sub Bagian Hukum dan Kemitraan

Bagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan, serta hubungan masyarakat.

Bagian Perencanan dan Evaluasi terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan

2. Sub Bagian Evaluasi

(36)

3.2.6Unit-Unit Non Struktural

Unit-Unit Non Struktural terdiri dari : a. Bagian Komite, meliputi :

• Komite Medik

• Komite Etik dan Hukum

• Komite Mutu serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja b. Satuan Pemeriksaan Intern, bertugas melaksanakan pemeriksaan

intern rumah sakit c. Bagian Instalasi

d. Unit Pelaksana Fungsional, terdiri dari :

• Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Penyakit Dalam

• Unit Pelaksana Fungsional Obstetri dan Ginekologi

• Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Kesehatan Anak

• Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Bedah

• Unit Pelaksana Fungsional Bedah Syaraf

• Unit Pelaksana Fungsional Orthopedi dan Traumatologi

• Unit Pelaksana Fungsional Bedah Mulut

• Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Penyakit Syaraf

• Unit Pelaksana Fungsional Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT)

• Unit Pelaksana Fungsional Anestesiologi dan Reanimasi

(37)

• Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

• Unit Pelaksana Fungsional Kesehatan Gigi dan Mulut

• Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Kedokteran Jiwa

• Unit Pelaksana Fungsional Radiologi

• Unit Pelaksana Fungsional Patologi Klinik

• Unit Pelaksana Fungsional Patologi Anatomi

• Unit Pelaksana Fungsional Kedokteran Nuklir

• Unit Pelaksana Fungsional Kedokteran Forensik

• Unit Pelaksana Fungsional Farmakologi Klinik

Komite medik adalah wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari Ketua UPF atau yang mewakili UPF yang ada di RSUP Dr. Hasan Sadikin. Komite Medik berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Komite medik mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam standar pelayanan medis, pengawasan dan penilaian mutu pelayanan medis, hak klinis khusus kepada UPF, program pelayanan, pendidikan dan pelatihan kerja serta penelitian dan pengembangan. Komite Medik juga memberikan pertimbangan kepada Direktur tentang penerimaan tenaga medis untuk bekerja di rumah sakit dan bertanggung jawab tentang pelaksanaan etika profesi.

(38)

Standarisasi Pelayanan Medik, Sub Komite Kredensial dan Litbang SDM, Sub Komite Pengawasan Mutu Pelayanan dan Audit Medik, dan Sub Komite Farmasi dan Terapi. Jumlah panitia bisa ditambah, dikurangi atau diganti sesuai dengan kebutuhan rumah sakit berdasarkan usulan Komite Medik Untuk kemudahan dan kelancaran pekerjaan Komite Medik, dibentuk Badan Pengurus Harian, yang dipilih oleh Sidang Pleno Komite Medik. Anggota BPH terdiri dari sebanyak-banyaknya 7 orang anggota Komite Medik di luar ketua dan wakil ketua. BPH (Badan Pengurus Harian) mengadakan pertemuan rutin dua minggu sekali atau menurut kebutuhan sidang. Sidang Pleno diadakan sekurangnya sekali dalam 3 bulan. Sidang Pleno merupakan pertemuan gabungan dengan melibatkan anggota Komite Medik, Direksi, UPF, Instalasi dan unsur/bagian terkait.

Sub Komite Farmasi dan Terapi adalah satu tim yang beranggotakan dokter, apoteker dan perawat yang bertugas membantu Direktur rumah sakit untuk menentukan kebijaksanaan penggunaan obat dan pengobatan. Sub Komite Farmasi dan Terapi mempunyai tugas untuk memantau pelaksanaan penggunaan obat yang rasional, menyusun dan merevisi formularium dan mengkoordinir pemantauan efek samping obat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

(39)

Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai fungsi : 1. Melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap unsur/kegiatan di lingkungan RSUP

Dr. Hasan Sadikin yang meliputi pengelolaan administrasi keuangan dan pelayanan, serta administrasi umum dan kepegawaian yang dipandang perlu. 2. Melakukan e aluasi atas hasil laporan berkala di lingkungan RSUP Dr. Hasan

Sadikin atas petunjuk direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin

3. Melakukan penelusuran mengenai kebenaran laporan atau informasi pengenai hambatan, penyimpangan dan penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin

4. Memberikan saran dan alternativf kepada direktur terhadap penyimpangan yang terjadi

5. Melakukan pemantauan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan.

3.3 Pelayanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

3.3.1 Instalasi Gawat Darurat (IGD)

(40)

Bagi pasien yang memerlukan tindakan operasi segera, operasi dilakukan di Instalasi Bedah Sentral yang lokasinya satu area dengan IGD.

3.3.2 Instalasi Rawat Jalan

RSHS memiliki 13 klinik spesialistik dan 63 klinik untuk 99 sub spesialistik yang berlokasi di Instalasi Rawat Jalan untuk pasien umum serta 10 klinik spesialistik untuk kelas eksekutif yang berlokasi di Instalasi Gawat Darurat. Pelayanan klinik tersebut ditunjang dengan sistem pelayanan yang memberikan kemudahan bagi pelanggan.

Klinik spesialis/subspesialis yang tersedia adalah: Penyakit Dalam; Kebidanan dan Kandungan; Kesehatan Anak; Bedah Umum; Bedah Ortopedi dan Traumatologi; Bedah Saraf; Bedah Mulut dan Maksilofasial; Gigi ; Telinga, Hidung & Tenggorokan (THT), Kepala & Leher; Kulit dan Kelamin; Penyakit Saraf; Kesehatan Jiwa; Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi; lain-lain, seperti: Klinik Pegawai RSHS, Pemeriksaan Kesehatan.

RSHS melayani masyarakat luas, termasuk pasien umum, peserta Askes Reguler, Askes Sukarela, Askes untuk masyarakat miskin (Jamkesmas) dan karyawan berbagai instalasi/perusahaan yang bekerjasama dengan RSHS.

3.3.3 Pelayanan Medis Spesialistik dan Pelayanan Medis Khusus

RSHS memberikan pelayanan medis luas dengan 20 jenis pelayanan medis spesialistik, 127 subspesialistik dan pelayanan medis khusus.

Pelayanan medis spesialistik meliputi: 1. Penyakit Dalam

(41)

3. Kesehatan Anak 4. Bedah Umum 5. Bedah Saraf 6. Ortopedi 7. Bedah Mulut 8. Penyakit Saraf

9. Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) 10. Anestesiologi dan Reanimasi

11. Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 12. Penyakit Kulit dan Kelamin 13. Gigi

14. Kesehatan Jiwa 15. Radiologi 16. Patologi Klinik 17. Patologi Anatomi 18. Kedokteran Nuklir 19. Kedokteran Kehakiman 20. Farmakologi Klinik

Pelayanan medis khusus meliputi: 1. Pelayanan Jantung

2. Bayi Tabung 3. Bedah Endoskopi

(42)

5. Klinik HIV dan AIDS 6. Ruang Rawat Flu Burung 7. Hemodialisa

8. Klinik Kosmetik

9. Pemeriksaan Kesehatan 10. Tes Alergi

11. Pemeriksaan Osteoporosis 12. Klinik Lupus

3.3.4 Ruang Rawat Inap

RSHS memiliki 1.100 tempat tidur (TT) terdiri dari: 1. 121 TT VIP (1-2 TT/Kamar)

2. 107 TT Kelas I (2-3 TT/Kamar) 3. 137 TT Kelas II (4-5 TT/Kamar) 4. 650 TT Kelas III (6-8 TT/Kamar)

5. 85 TT Rawat Intensif, High Care, Ruang Isolasi Flu Burung, dan lain-lain. - Ruang Rawat Intensif

Pasien-pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mendukung fungsi organ-organ Vital dan yang memerlukan monitoring intensif ditempatkan di ruang rawat intensif yang didukung peralatan medis yang lengkap, seperti mesin bantu nafas, mesin untuk hemodialisis yang kontinyu, dan alat monitor hemodinamik. Disediakan empat ruang rawat intensif, yaitu:

(43)

c. Ruang Rawat Intensif Anak (PICU) : 4 TT d. Ruang Rawat Intensif Bayi (NICU) : 10 TT

Unit-unit ini mudah diakses dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral dan ruang rawat inap lainnya. Pelayanan diberikan bersifat multidisiplin dengan pengelolaan yang terpadu oleh tim yang terdiri dari dokter intensif, dokter konsultan yang terkait, perawatan terlatih, dan tenaga ksehatan lainnya.

- Unit “High Care”

Unit ini melayani pasien sakit berat yang tidak memerlukan terapi intensif untuk mendukung fungsi organ-organ Vital tetapi memerlukan monitoring intensif. High Care Unit tersedia di masing-masing bagian, seperti:

a. Unit “High Care” Pasien Medikal : 8 TT b. Unit “High Care” Pasien unit Stroke : 8 TT c. Unit “High Care” Pasien Bedah Saraf : 6 TT d. Unit “High Care” Pasien Jantung : 7 TT e. Unit “High Care” Pasien Luka Bakar : 5 TT

3.3.5 Instalasi Bedah Sentral (IBS)

(44)

dari berbagai disiplin, ahli anestesi dari berbagai subspesialistik, perawat kamar bedah dan perawat anestesi yang terlatih. Untuk menjamin keselamatan, pasien paska bedah dirawat sementara di ruang pemulihan yang dilengkapi dengan alat monitoring yang modern sampai kondisi mereka stabil.

3.3.6 Instalasi Pelayanan Jantung

Instalasi ini merupakan salah satu pelayanan khusus di RSHS. Instalasi ini dilengkapi peralatan berteknologi mutakhir dan dilaksanakan dengan pendekatan sistem pelayanan yang terpadu dan komprehensif.

Pelayanan yang tersedia meliputi: a. Pelayanan diagnostik

Pelayanan ini meliputi elektrokadiografi (EKG), treadmill, ekokardiografi, sidik perfusi jantung, dan kateterisasi jantung/angiografi.

b. Pelayanan pengobatan

Pelayanan ini terdiri dari pelayanan spesialis klinik jantung dan pelayanan rawat inap (Ruang Khusus, High Care dan CICU).

Pelayanan pengobatan juga mencakup tindakan inaVasif jantung seperti percuta- neous coronary intervention (PCI) dengan atau tanpa stents, pacemaker jantung dan bedah jantung.

3.3.7 Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (IFRS RSHS)

(45)

semua lapisan masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasiannya, IFRS RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki Visi dan misi. Visi IFRS RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “Menjadi IFRS yang prima dalam pelayanan farmasi rumah sakit berdasarkan pharmaceutical care (asuhan kefarmasian).” Misi IFRS RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu menyediakan pelayanan farmasi rumah sakit menyeluruh dan terjangkau dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan bagi masyarakat.

Instalasi Farmasi RSUP Dr.Hasan Sadikin merupakan fasilitas rumah sakit untuk melakukan kegiatan kefarmasian di rumah sakit seperti peracikan, penyimpanan, penyaluran obat-obatan dan bahan kimia serta penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, dan alat kesehatan. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit sesuai dengan SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung No. 2383/D1.8-32/KP.01.01/VIII/2007 tentang Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Farmasi di Instalasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung, maka untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, perlu adanya kebijakan pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.

(46)

mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan SK Direktur Utama RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung No. 2383/D1.8-32/KP.01.01/VIII/2007 mempunyai fungsi:

- Melaksanakan kegiatan tata usaha untuk menunjang kegiatan Instalasi Farmasi dan melaporkan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian

- Melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung serta melaksanakan evaluasi dan SIMRS (Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit) Instalasi Farmasi

- Melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi di gudang Instalasi Farmasi dan memproduksi obat-obat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit

- Mendistribusikan perbekalan farmasi ke seluruh satuan kerja/instalasi di lingkungan RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung baik untuk kebutuhan pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan instalasi-instalasi penunjang lainnya.

- Melaksanakan fungsi pelayanan Farmasi Klinis

- Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.

(47)

Keperawatan. IFRS RSHS dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Farmasi. Dalam melaksanakan kegiatan IFRS, Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh tiga orang Kepala Sub Instalasi (Sub Instalasi Perbekalan Farmasi, Sub Instalasi Pelayanan Farmasi dan Apotik, Sub Instalasi SDM dan Pengembangan) dan seorang Koordinator Administrasi. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada gambar 2.

DIREKTUR

MEDIK DAN KEPERAWATAN

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3.3.7.1 Kepala Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah seorang apoteker yang mempunyai tugas memimpin,

(48)

menyelenggarakan, mengkoordinasi, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi pelayanan dan instalasi penunjang lainnya di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Direktur Medik dan Keperawatan. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit wajib membuat laporan kegiatan sebagai hasil evaluasi pelaksanaan tugas untuk disampaikan kepada Direktur Medik dan Keperawatan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi Farmasi :

- menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan instalasi farmasi maupun antar satuan organisasi di lingkungan rumah sakit dan instansi lain di luar rumah sakit.

- mengadakan rapat dengan bawahannya secara berkala dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan.

- wajib mengawasi bawahannya dan bila terjadi penyimpangan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(49)

3.3.7.2 Kepala Sub Instalasi Perbekalan Farmasi

Kepala Sub Instalasi Perbekalan Farmasi adalah seorang apoteker yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kepala Sub Instalasi Perbekalan Farmasi ini mempunyai tugas membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, membuat perencanaan perbekalan farmasi, melakukan pengadaan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi (Barang Medis Habis Pakai) serta melakukan pengendalian terhadap perbekalan farmasi yang diadakan. Sub instalasi perbekalan farmasi mempunyai 4 bagian yaitu bagian perencanaan, penyimpanan/gudang, produksi sediaan farmasi dan distribusi sediaan farmasi 1. Perencanaan Perbekalan Farmasi

(50)

2. Produksi Sediaan Farmasi

Bagian produksi sediaan farmasi melakukan kegiatan pembuatan, pengemasan kembali dan pengenceran sediaan farmasi. Kegiatan pembuatan seperti kapsul NaCl 500 mg dan garam inggris. Pengemasan kembali dilakukan pada larutan desinfektan, antiseptik, dan rivanol.

3. Penyimpanan atau Gudang Perbekalan Farmasi

Bagian penyimpanan/gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan perbekalan farmasi sebelum didistribusikan. Perbekalan farmasi atau Barang Medis Habis Pakai (BMHP) disimpan dalam 3 gudang, yaitu:

1. Gudang obat

2. Gudang bahan baku. 3. Gudang alat kesehatan.

Penyimpanan dan penyusunan perbekalan farmasi di gudang obat dilakukan sesuai dengan:

- sifatnya (obat termolabil di lemari pendingin dengan suhu berkisar 20C - 80C) - bentuk sediaan (oral, injeksi, infus, salep)

- bahan baku obat (mudah menguap/terbakar)

- obat narkotika dan psikotropik dalam lemari khusus dengan 2 pintu dan terkunci

- disusun secara alfabetis dengan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO).

(51)

BMHP bahan baku disimpan dan disusun secara terpisah dalam gudang bahan baku berdasarkan jenisnya yaitu bahan baku padat, bahan baku cair dan bahan baku desinfektan. Bahan baku ini selanjutnya dapat dibawa ke bagian produksi sediaan farmasi untuk diproses, seperti pengemasan ulang ataupun pengenceran. Masing-masing item bahan baku memiliki kartu stock.

Untuk penyimpanan alat kesehatan disusun berdasarkan jenis dan nomor/ukuran. Masing-masing item alat kesehatan mempunyai kartu stock.

4. Distribusi Perbekalan Farmasi

Bagian distribusi perbekalan farmasi berfungsi menyalurkan perbekalan farmasi yang disimpan di gudang ke depo-depo farmasi, ruangan rawat inap dan poliklinik rawat jalan.

3.3.7.3 Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi

(52)

Tabel 1. Jangkauan Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

No Depo Farmasi Jangkauan

Pelayanan

5. Ruang Cempaka Ruang Cempaka,

Ruang 15

11. Ruang Perawatan Bedah

15. Lay Kemoterapi Ruang Kemoterapi IP 1 shift Ruang kemoterapi

16. Depo Farmasi Pusat Unit Gawat Darurat IP 3 shift Gedung Baru

17. Counter Poli

Spesialis

Poli Spesialis IP 1 shift Poli Spesialis

(53)

27. Ruang Flamboyan Ruang Flamboyan IP , FS 1 shift Ruang Flamboyan

28. Ruang Teratai Poliklinik Teratai IP 1 shift Poliklinik Teratai

29. PTRM PTRM IP 1 shift PTRM

30. Askeskin Rawat

Jalan

3.3.7.3.1 Depo Farmasi Ruang Perawatan Bedah (RC2/RC3)

(54)

3.3.7.3.2 Depo Farmasi Pusat (DFP)

Depo Farmasi Pusat dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin , yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien di Unit Gawat Darurat dan poliklnik spesialis serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Depo Farmasi ini. Waktu pelayanan di depo farmasi pusat ini adalah 24 jam dengan 3 shift kerja. Disribusi obat dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP).

3.3.7.3.3 Depo Farmasi Ruang Bougenville

Depo Farmasi Ruang Bougenville dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien di ruang Bougenville dan melaksanakan pencatatan, pelaporan serta evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Depo Farmasi ini. Waktu pelayanannya 24 jam dengan 3 shift kerja. Distribusi obat dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP) , Floor Stock (FS) dan Unit Dose Dispensing (UDD). Sistim UDD hanya dilakukan untuk pasien kelas I yang berada di ruang Bougenville B (RBB).

(55)

Selain itu depo farmasi ini di luar jam kerja juga melayani pasien rawat inap dari ruang inap R2, ruang inap perawatan bedah (R C2/C3), ruang inap R17, ruang inap R19, ruang dahlia dan ruang perinatologi, karena depo farmasi yang berada pada masing-masing daerah perawatan tersebut hanya memiliki 1 shift kerja.

3.3.7.3.4 Depo Farmasi COT/ODS

Depo Farmasi COT/ODS dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien yang akan melakukan operasi di ruang COT/ODS dan melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi ini.

Waktu pelayanannya 24 jam dengan 3 shift kerja. Distribusi BMHP dilakukan dengan sistim individual prescription dan floor stock. Ruang COT (Central Operation Theater) merupakan ruang untuk bedah sentral yang butuh waktu lama (bedah kompleks) dan ODS (One Day Surgery) merupakan ruang untuk bedah pulang hari dimana pasien pulang pada hari yang sama setelah dilakukan operasi.

3.3.7.3.5 Depo Farmasi R AL1/AL2

(56)

perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien anak di ruang rawat inap R AL1 dan R AL2 serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi ini. Waktu pelayanannya 1 shift kerja (dari jam 07.30 sampai 15.30). Distribusi obat dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP) dan Floor Stock (FS).

3.3.7.3.6 Depo Farmasi ICU (Intensive Care Unit)

Depo Farmasi Ruang ICU dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien di ruang rawat inap ICU dan melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi ini. Waktu pelayanannya 24 jam dengan 3 shift kerja. Distribusi obat dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP) , Floor Stock (FS).

Ruang ICU (Intensive Care Unit) merupakan ruang perawatan bagi pasien dengan kesakitan hebat yang memerlukan pelayanan khusus selama waktu krisis kesakitannya atau lukanya, suatu kondisi apabila ia tidak mampu melakukan kebutuhannya sendiri. Pasien dirawat dalam ruang perawatan intensif oleh staf medik dan perawat khusus. Ruang ICU di RSUP Dr.Hasan Sadikin terbagi menjadi 4 bagian yaitu :

(57)

3. Ruang Rawat Intensif Anak (Perina Intensif Care Unit /PICU) 4. Runag Rawat Intensif Bayi (Neonatal Intensif Care Unit/ NICU)

3.3.7.3.7 Depo Farmasi Emergency Unit (EU 1/EU 2)

Depo Farmasi Ruang EU1 dan EU2 dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien di ruang EU 1 dan EU 2 serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi ini. Waktu pelayanan di depo farmasi EU 1 yaitu 24 jam dengan 3 shift kerja sedangkan waktu pelayanan di depo farmasi EU 2 yaitu 2 shift kerja. Distribusi obat di depo farmasi EU 1 dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP) dan Floor Stock (FS). Distribusi obat di depo farmasi EU 2 dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP) , Floor Stock (FS) dan Unit Dose Dispensing (UDD). Sistim UDD hanya dilakukan untuk pasien VIP dan kelas I yang berada di ruang EU 2.

3.3.7.3.8 Depo Farmasi Ruang 17 (R 17)

(58)

lingkungan depo farmasi ini. Waktu pelayanannya 1 shift kerja. Distribusi obat dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP) dan Floor Stock (FS). Jangkauan pelayanan depo farmasi Ruang 17 adalah pasien rawat inap yang berada di ruang 17 (R 17), ruang Dahlia dan ruang Perinatologi.

3.3.7.3.9 Depo Farmasi Rawat Jalan Askeskin

Depo Farmasi ini dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien di rawat jalan askeskin dan melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi ini. Waktu pelayanannya 1 shift kerja. Distribusi obat dilakukan dengan sistim Individual Prescription (IP).

3.3.7.3.10 Depo Farmasi Ilmu Penyakit Dalam (IPD)

Ilmu Penyakit Dalam mempunyai 3 ruangan rawat inap, yaitu : 1. Ruang Anyelir di lantai 1 merupakan ruang rawat inap untuk pasien kelas II 2. Ruang Melati di lantai 2 merupakan ruang rawat inap untuk pasien kelas III 3. Ruang Mawar di lantai 3 merupakan ruang rawat inap untuk pasien kelas I

(59)

dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi ini. Waktu pelayanannya 24 jam dengan 3 shift kerja. Distribusi obat di depo farmasi Ruang Anyelir dilakukan dengan sistim Floor Stock (FS) dan Unit Dose Dispensing (UDD) sedangkan di depo farmasi Ruang Melati menggunakan sistim Individual Prescription (IP) dan Floor Stock (FS).

Depo farmasi Ruang Mawar dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin, yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien di rawat inap di Ruang Mawar dan melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Depo Farmasi ini. Waktu pelayanannya 24 jam dengan 3 shift kerja. Distribusi obat di depo farmasi Ruang Mawar dilakukan dengan sistim Floor Stock (FS) ,Unit Dose Dispensing (UDD) dan Individual Prescription (IP).

3.3.7.4 Kepala Sub Instalasi Sumber Daya Manusia dan Pengembangan

(60)

melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Sub Instalasi Sumber Daya Manusia dan Pengembangan.

3.3.7.5 Koordinator Administrasi

Tugas dan tanggung jawab Koordinator Administrasi adalah:

1. Bertanggung jawab atas penataan administrasi, pencatatan, pelaporan sampai dokumentasi dari semua kegiatan instalasi farmasi

2. Bertanggung jawab atas pengelolaan dokumen tertulis (surat, proposal dan lain-lain) dari semua kegiatan instalasi farmasi

3. Bertanggung jawab atas kegiatan surat-menyurat, pengarsipan, dan tata usaha kepegawaian instalasi farmasi

4. Bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan dan sarana instalasi farmasi 5. Bertanggung jawab atas evaluasi dan pelaporan semua kegiatan administrasi.

3.3.8 Central Sterilized Supply Department (CSSD)

CSSD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan salah satu Sub Instalasi dari Instalasi Bedah Sentral yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Instalasi Bedah Sentral. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) bertugas untuk membantu menyelenggarakan kebutuhan steril.

(61)

Keselamatan Kerja dan Pemeliharaan Sarana. Setiap Sub Koordinator mempunyai staf yang dirotasi 24 jam.

Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) bertugas dan bertanggung jawab dalam memimpin, memonitor, mengevaluasi dan mengkoordinasikan semua aktivitas di setiap ruangan di pelayanan sterilisasi; menjamin kualitas barang hasil sterilisasi; mengadakan rapat rutin setiap bulan dan melakukan penilaian terhadap kinerja seluruh petugas di pelayanan sterilisasi.

Tanggungjawab pelayanan sterilisasi bervariasi tergantung dari besar kecilnya rumah sakit. Tujuan pelayanan sterilisasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah sebagai berikut:

1. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi.

2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial.

3. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan

(62)

Tata Usaha/administrasi bertugas membantu Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) dalam menyelenggarakan seluruh ketatausahaan/administrasi di Sub Instalasi CSSD.

Kepala Instalasi Bedah Sentral

Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD)

Administrasi

Gambar 3. Struktur Organisasi Central Sterilized Supply Department (CSSD) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

(63)

Kepala Sub Koordinator Produksi bertanggung jawab langsung kepada Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Hasan Sadikin dan mempunyai tugas membantu Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) dalam hal memimpin, memonitor, mengevaluasi dan mengkoordinasikan semua aktivitas produksi kasa rumah sakit.

Kepala Sub Koordinator Packing dan Sterilisasi bertanggung jawab langsung kepada Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Hasan Sadikin dan mempunyai tugas membantu Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) dalam hal memimpin, memonitor, mengevaluasi dan mengkoordinasikan semua aktivitas pengemasan dan sterilisasi.

Kepala Sub Koordinator Distribusi bertanggung jawab langsung kepada Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Hasan Sadikin dan mempunyai tugas membantu Kepala Sub Instalasi Sterilisasi (CSSD) dalam hal memimpin, memonitor, mengevaluasi dan mengkoordinasikan semua aktivitas distribusi instrument yang telah disterilisasi ke kamar operasi dan unit lain di luar kamar operasi seperti poliklinik dan di ruang perawatan.

(64)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin adalah rumah sakit umum kelas A dan terbesar di Jawa Barat. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin merupakan pusat rujukan pelayanan kesehatan di Jawa Barat dan menjadi pusat unggulan nasional dalam Pelayanan Kedokteran Nuklir.

(65)

Pelayanan kesehatan untuk pasien Askes ditanggung oleh PT Askes cabang Bandung. Pelayanan obat yang diberikan untuk pasien Askes mengacu kepada DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) yang diterbitkan oleh PT Askes. Setiap tahun DPHO disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan yang ada. Dalam rangka pengadaan obat untuk pasien Askes rawat jalan dan rawat inap, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mengadakan ikatan kerja sama dengan suatu apotek pelengkap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Apotek pelengkap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ini juga merupakan sumber pengadaan BMHP bagi pasien berstatus umum dan kontraktor. Pemilihan dan pengadaan obat untuk pasien Askes tidak dilaksanakan oleh rumah sakit, hanya untuk BMHP (Barang Medis Habis Pakai) tertentu saja yang dilaksanakan oleh rumah sakit, seperti BMHP pada Manlak, floor stock dan BMHP sumbangan pemerintah.

4.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit

4.2.1 Sub Instalasi Perbekalan Farmasi

Sub Instalasi Perbekalan Farmasi melaksanakan tugasnya mulai dari perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi dan melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi.

(66)

penyakit dan jumlah penyakit dari data setahun yang lalu. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan oleh depo-depo farmasi. Standar rumah sakit didasarkan pada pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah sakit dan formularium askeskin. Perencanaan BMHP dilakukan setiap periode: tahunan, triwulan atau bila ada kebutuhan mendesak.

Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, pengelolaan perbekalan farmasi dimulai dengan pemilihan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan di rumah sakit. Dalam hal ini pelaksananya adalah Instalasi Farmasi. Jadi seharusnya perencanaan didasarkan pada pemilihan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi, sehingga sampai pada proses pengadaan dapat tetap sesuai dengan pemilihan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi. Dengan ini dapat tetap dikontrol mutu dari perbekalan yang digunakan.

Hal ini erat kaitannya dengan upaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional, dimana profesi farmasis dapat berperan serta dalam hal mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu (high quality), merata, dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

(67)

Instalasi Farmasi melalui Sub Instalasi Perbekalan Farmasi. Kemudian dibuat berita acara, petugas perbekalan farmasi menerima dan mencatat pada buku penerimaan perbekalan farmasi.

Sistem pelayanan perbekalan farmasi RSHS memiliki acuan tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan, acuan pelayanan perbekalan farmasi tersebut berdasarkan status pasien, yakni:

- Pemakaian obat untuk pasien umum mengacu pada Formularium RSHS - Pemakaian obat untuk pasien Askes Sosial dan Askes PNS mengacu pada

DPHO (Daftar Plafon Harga Obat)

- Pemakaian obat untuk pasien Askeskin mengacu pada Formularium Jamkesmas (Manlak).

4.2.2 Sub Instalasi Pelayanan Farmasi

Berdasarkan hasil pengamatan, Sub Instalasi Pelayanan Farmasi mencakup 32 depo farmasi di unit-unit pelayanan yang berada di daerah rawat inap dan rawat jalan dengan 21 orang apoteker. Apoteker depo tidak hanya bertanggungjawab terhadap satu depo farmasi. Masing-masing apoteker depo bertanggungjawab kepada Kepala Sub Instalasi Pelayanan Farmasi.

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung melaksanakan pelayanan kefarmasiannya dengan menggunakan metode IFRS desentralisasi. Pelaksanaan IFRS desentralisasi dilakukan dengan adanya depo-depo farmasi di tiap daerah/lokasi perawatan pasien.

(68)

melakukan fungsi yang berkaitan dengan distribusi obat dan informasi obat untuk mencapai tujuan itu. Dengan meningkatnya besar dan luas rumah sakit serta jumlah tempat tidur maka terjadi kecenderungan bahwa IFRS semakin jauh dari daerah perawatan pasien rawat inap. Oleh karena itu, pengadaan IFRS desentralisasi merupakan suatu metode yang efektif untuk membawa pelayanan farmasi lebih dekat pada pasien dan staf professional. Suatu IFRS desentralisasi adalah IFRS cabang yang berlokasi di daerah perawatan pasien di suatu rumah sakit, tempat personel IFRS bekerja memberikan pelayanan klinik dan pelayanan non klinik yang lebih dekat pada pasien dan staf professional.

(69)

ke ruang perawatan pasien bersama dokter atau tanpa dokter dan melayani kebutuhan pasien selama pengobatan di rumah sakit.

Depo farmasi merupakan perpanjangan tangan dari instalasi farmasi rumah sakit yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi ke pasien yang ada di daerah perawatan sehingga menempatkan apoteker dan obat dekat dengan pengguna akhir (pasien) dan memberi kemudahan dalam penyediaan obat dan informasi obat. Setiap depo farmasi di RSHS ditanggungjawabi oleh seorang apoteker.

Berdasarkan hasil pengamatan, sistem distribusi perbelakan farmasi yang digunakan di depo farmasi ada 3 sistem yaitu Sistem UDD (Unit Dose Dispensing), Sistem Individual Prescription (Resep Individual) dan Sistem Floor Stock (Persediaan Lengkap di Ruangan). Sistem distribusi obat Unit Dose Dispensing (UDD) diterapkan hanya untuk pasien rawat inap kelas 1 dan VIP. Depo farmasi yang melaksanakan sistim distribusi Unit Dose Dispensing (UDD), Individual Prescription dan Floor stock adalah depo farmasi Bougenville, depo farmasi EU-2, depo farmasi ruang Anyelir (IPD lantai1), depo farmasi ruang Mawar (IPD lantai 3), depo farmasi di paviliun Anggrek, dan depo farmasi di paviliun Parahyangan (RIK). Untuk depo farmasi lainnya menggunakan sistim distribusi Individual Prescription dan Floor stock. Untuk pasien Gakin (kelas III) menggunakan sistim distribusi Individual Prescription.

(70)

kesalahan pemberian obat; obat-obat yang menunjukkan reaksi obat merugikan (ROM) maka pemberian obat dapat langsung dihentikan dan diganti dengan obat lain yang sesuai; mencegah terjadinya pemborosan obat oleh pasien.

IFRS di RSHS melalui depo-depo farmasinya melakukan pengkajian resep pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dalam pelayanan kefarmasiannya.

a.Pengkajian resep pasien rawat jalan

Setiap menerima resep rawat jalan dilakukan pengkajian terhadap:

- kelengkapan dan kejelasan resep yang meliputi kelengkapan data pasien, data dokter penulis resep, tanggal penulisan, asal klinik, nomor rekam medik, diagnosa, nama obat, kekuatan, bentuk sediaan, jumlah, dosis, cara pakai, lama pemakaian dan informasi tambahan lainnya.

- kesesuaian obat yang diminta dengan standar atau formularium berdasarkan status pasien

- terjadinya duplikasi obat atau interaksi obat - ketersediaan BMHP yang diresepkan

- keterjangkauan atau kemampuan pasien membeli obat (farmakoekonomi) b.Pengkajian resep pasien rawat inap

Setiap menerima order/permintaan obat yang dituliskan dalam Kartu Obat Pasien (KOP), dilakukan pengkajian terhadap:

(71)

- kesesuaian obat yang diminta dengan standar atau formularium berdasarkan status pasien

- terjadinya duplikasi obat atau interaksi obat - ketersediaan BMHP yang diresepkan

- keterjangkauan atau kemampuan pasien membeli obat (farmakoekonomi) - kesesuaian dengan obat yang telah dikonsumsi sebelumnya

Pengadaan Barang Medis Habis Pakai (BMHP) di depo farmasi dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Defekta

Defekta adalah pengadaan BMHP depo farmasi yang terencana dan diperoleh dari gudang. Ada 2 sumber pengadaan BMHP secara defekta, yaitu :

• Gudang Farmasi (IFRS): menyediakan BMHP pasien Jamkesmas.

• Gudang Apotik Koperasi (Apotik Pelengkap RSHS): menyediakan BMHP pasien Askes dan umum.

Pengadaan BMHP secara defekta umumnya dilakukan satu kali dalam seminggu dengan menggunakan Bon Permintaan BMHP yang ditandatangani apoteker atau asisten apoteker yang bertanggungjawab.

2. Non Defekta

(72)

koperasi RSHS dengan menggunakan Bon Permintaan Non Defekta yang ditandatangani apoteker atau asisten apoteker yang bertanggungjawab.

4.2.3 Sub Instalasi Sumber Daya Manusia dan Pengembangan

Berdasarkan hasil pengamatan, Sub Instalasi Sumber Daya Manusia dan Pengembangan telah melakukan beberapa kegiatan dalam mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian serta menerapkan perkembangan tersebut dalam pelayanan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut seperti melakukan bimbingan praktek kerja lapangan, menjadi narasumber dalam seminar/pelatihan, melakukan pelatihan untuk apoteker, asisten apoteker, mengikuti seminar, bekerjasama dengan institusi perguruan tinggi untuk bimbingan tesis dan skripsi di bidang farmasi, dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan pelayanan farmasi atau yang berkaitan dengan penggunaan obat.

4.3 Central Sterilized Supply Department (CSSD)

Gambar

Gambar 3.  Struktur Organisasi Central Sterilized Supply Department
Tabel 1.  Jangkauan Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin  Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan PKP di rumah sakit meliputi melihat fungsi dan tugas rumah sakit dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, melihat peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Formularium rumah sakit merupakan informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik rumah sakit, terdiri dari obat-obatan yang tercantum Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN)

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dipimpin. oleh seorang apoteker yang berada dan bertanggungjawab langsung

Diharapkan bagian penyusunan dan evaluasi anggaran Rumah sakit hasan sadikin bandung dalam hal mutu pelayanan rumah sakit dapat meningakat, dengan adanya RKA KL Belanja

Tujuan penelitian untuk mengetahui prevalensi kanker payudara di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode Januari – Desember 2009, karakteristik distribusi

Health belief negatif yang terdapat pada sebagian besar penderita hipertensi primer non compliance di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung disebabkan adanya penilaian bahwa

244/MENKES/PER/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat

Hasan Sadikin Bandung, mengumumkan hasil pelaksanaan Pelelangan Umum Pasca Kualifikasi Pengadaan Kebutuhan AMHP Khusus SMF Orthopaedi Tahun 2017 (Lelang Ulang) RSUP