Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Disusun :
SLAMET EFFENDI
21108078
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dengan baik. Penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang berjudul “Tinjauan Atas
Penyusunan Rka kl belanja Pada Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung”, ini disusun sebagai salah satu syarat matakuliah dan kelulusan.
Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini
dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.
Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia.
2. Hj. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE. ,M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.
3. Ibu Sri Dewi Angadini, SE,. M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.
4. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak.,Ak Si Selaku Dosen Pembimbing yang penuh
keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.
6. Ibu Dra. Laelasari, MARS Selaku Kepala Bagian penyusunan & Evaluasi Anggaran Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung.
7. Ibu Neti Mulyati, MM Selaku Kepala Sub Bag. Penyusunan Anggaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
8. Bapak Hapri Somantri, MM Selaku Kepala Sub Bag. Penyusunan Anggaran Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung dan Pembimbing yang telah membantu, meluangkan waktu dan memberi informasi, serta pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
9. Ibu Erni Rochyani, SE Selaku Koordinator Evaluasi Anggaran dan PNBP ,Kang Yosep Ramdan Ginanjar, Amd dan Teh Haning Tyas, S.KM yang telah meluangkan waktunya
untuk membantu penulisan dalam memberikan data, informasi, serta pengarahan dalam penyusunan laporan ini serta seluruh Staf dan Karyawan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
10. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk
keberhasilan penulis, serta adikku Didik ramadhan terimakasih telah memberi semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
11. Untuk Fitri terimakasih atas semangat, candaan, kenangan dan kasih sayang yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini.
12. Sahabat-sahabatku Asep Lalan Hadiat, Saefuloh, Dewi Yulianti, Mutaqin Yuniatmoko,
Iman Rahmat Gunawan, Andi Ahmad Sungkawa, Imam Mulya, Aditya Rizki Anggana,Genda Taufik Munggaran dan Putri Handayani terimakasih atas bantuan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penulisan laporan ini, serta teman-teman
Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.
Bandung, Desember 2011 Penulis
DAFTAR ISI
Hal LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek... 6
1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 6
1.4 Metode Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek ... 7
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 10
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ... 11
2.1.1 Visi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ... 14
2.1.2 Misi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ... 14
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 22 3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek ... 22
3.3 Pembahasan Kerja Praktek ... 24 3.3.1 Rencana Kerja kementrian lembaga Belanja pada
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung... 24
3.3.2 Klasifikasi belanja pada Sub Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran RS Hasan Sadikin Bandung... 42
3.3.3 Indikator kinerja pada Sub Bagian Penyusunan dan
Evaluasi Anggaran RS Hasan Sadikin Bandung ... 50
3.3.4 Kendala pada Sub Bgaian Penyusunan dan
Evaluasi Anggaran RS Hasan Sadikin Bandung ... 53 3.3.5 Upaya yang dilakukan pada Sub Bgaian Penyusunan dan
Evaluasi Anggaran RS Hasan Sadikin Bandung ... 55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR LAMPIRAN
Hal Lampiran I Surat Permohonan Kerja Praktek... 59 Lampiran II Surat Pemberitahuan Kerja Praktek dari Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung ... 60 Lampiran III Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek ... 61 Lampiran IV Daftar Kehadiran Kerja Praktek ... 62 Lampiran V Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Perusahaan/
Instansi ... 63 Lampiran VI Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Dosen
Pembimbing... 64
LampiranVII Struktur Organisasi Bagian penyusunan dan Evaluasi Anggaran . Rumah Sakit Hasan Bandung... 65
Lampiran VIII Kertas Kerja RKA – KL Rincian Belanja satuan kerja tahun . Anggaran 2011 Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung... 66
Lampiran IX Kertas Kerja RKA – KL Rincian Belanja satuan kerja tahun . Anggaran 2011 Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ... 67
Lampiran X Kertas Kerja RKA – KL Rincian Belanja satuan kerja tahun . Anggaran 2011 Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ... 68
1 1.1 Latar Belakang
Pemerintah indonesia yang dulunya menggunakan sistem reformasi seiring
dengan perkembangan jaman berubah menjadi sistem demokrasi.Dimana didalamnya terdapat asas keterbukaan dan bebas mengeluarkan aspirasi selama
tidak mengganggu kedaulatan negara.Didalam anggaran terutama belanja perlu adanya keterbukaan kepada pihak - pihak tertentu yang membutuhkan agar tidak terjadi penyelewengan dana beserta rincian kegiatan apa yang dilakukan,karena
anggaran belanja berisi kegiatan - kegitan yang biasa dilakukan baik kegiatan langsung maupun tidak langsung oleh pemerintah maupun instansi pemerintah
baik pusat maupun daerah.
Dalam hal melakukan sebuah kegiatan yang dijalani perlu adanya anggaran belanja karena anggaran belanja merupakan komponen penting yang
harus di perhatikan dalam sebuah kegiatan dan merupakan faktor pendukung dalam tercapainya kegiatan yang baik dan berjalan lancar. Sebab jika tidak
melalui penganggaran yang maksimal maka akan terjadi ketidaklancaran dalam sebuah kegiatan.
Perkembangan teknologi yang semakin maju sangat berpengaruh terhadap
kemajuan instansi dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu, menjalankan usahanya dengan cara melakukan pembangunan, maka diperlukan juga biaya –
2
Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik, yang merupakan salah satu negara berkembang yang menginginkan adanya
perkembangan informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, guna mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan kebangsaan yang luas dan menciptakan bangasa-bangsa yang bekualitas yang mampu bersaing dengan
bangsa di dunia.
Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Pembangunan Nasional merupakan pembangunan di segala bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan lain sebagainya. Untuk dapat
menciptakan pembangunan Nasional ke arah yang lebih baik dibutuhkan adanya peran serta masyarakat pada umumnya dan pemerintah pada khususnya.
Pemerintah sebagai suatu organisasi yang dibentuk oleh suatu negara yang diberikan kekuasaan untuk menjalankan tugas dan kepentingan negara,
memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan nasional, sebab pemerintah sebagai salah satu perantara aspirasi rakyat harus mampu mengelola dan menjalankan tugasnya dengan baik.
Dalam suatu lembaga/instansi pemerintah yang ruang lingkupnya besar maka akan memerlukan suatu penanganan yang baik dimana dalam hai ini menyangkut
banyaknya anggaran belanja terutama dalam hal pengalokasian belanja agar tepat sesuai dengan capaian program dan kegiatan , hal ini akan mendatangkan masalah apabila tidak mendapatkan perhatian, karena disatu pihak anggaran
pemerintah pada jangka waktu satu tahun ke depan. Anggaran Belanja sebagai alat perencanaan hal apa yang dilakukan pemerintah melalui banyaknya program
yang diharapkna mendapatkan capaian program yag baik ke depannya dan sesuai anggran belanja yang di anggarkan lembaga/instansi pemerintah maupun perusahaan. Karena anggaran merupakan suatu pedoman yang diperlukan dalam
mengelola kegiatan operasional lembaga/instansi pemerintah.
Penggangaran adalah proses alokasi sumber – sumber yang terbatas
kepada aktivitas yang tidak terbatas.Sedangkan anggaran adalah jumlah rupiah yang direncanakan untuk aktivitas yang dilakukan pada periode waktu tertentu. Baldric Siregar dan Bonni Siregar (2001 : 38)
Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi dimasa yang akan datang,Setiap anggaran memberikan informasi mengenai apa
yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang. Ihyal Ulum (2004 : 109).
Anggaran memuat rencana laba tahunan secara kuantitatif dan menunjukkan kinerja operasi tiap bulan.Periode anggaran yang lebih pendek akan menghasilkan perkiraan yang lebih dapat diandalkan anggaran kumulatif dapat
menambahi di bulan berikutnya dan membatalkan di bulan sebelumya.Suatu item biaya dapat digunakan sebagian ataupun seluruhnya di lebih satu laporan
perbandingan anggran. Anggran anggran program melibatkan alokasi sumber daya. Jae K Shin dan Joel G. siegel (2001 : 16).
Lingkungan anggaran adalah hal - hal yang perlu diperhatikan dalam
4
sistem yang terdiri dari unsur - unsur yang berbeda tapi merupakan satu kesatuan yang saling bergantung dan saling berkaitan sehingga tidak ada unsur yang akan
mempengaruhi nilai seluruhnya. Ihyal Ulum (2004 : 110)
Belanja adalah penurunan aktiva dan atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan dalam satu periode akuntansi.Belanja diklasifikasikan
menurut penggunaan dan pusat pertanggungjawaban.Pusat pertanggungjawaban dirinya berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi pemerintah.Belanja
diakui dalam periode berjalan dan pada akhir periode akuntansi.Pengakuan belanja non modal/investasi dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang dikeluarkan.Pada akhir periode akuntansi belanja non modal diakui berdasarkan
jumlah non modal yang sampai akhir periode akuntansi telah menjadi kewajiban tetapi belum ada realisis pengeluaran kas .Belanja modal diakui dalam periode
berjalan pada saat aktiva yang dibeli telah diterima dan hal kepemilikannya telah berpindah.Koreksi atas pengeluaran belanja ( penerimaaan kembali belanja) yang
terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan belanja.Apabila diterima pada periode berikutnya dicatat dalam lain – lain pendapatan asli daerah yang sah. Abdul halim (2004 : 74).
Belanja di lingkungan akuntansi komersil dapat didefinisikan sebagai arus keluar kas dari asset atau segala bentuk penggunaan aset yang terjadi selama
periode tertentu yang berasal dari produksi barang,penyerahan jasa ,atau aktivitas lain yang terjadi dalam kegiatan operasional entitas.menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 belanja didefinisikan sebagai jumlah yang diukur
saham yang dikeluarkan,jasa yang diberikan atau kewjiban yang terjadi dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang telah atau diterima.dari definisi
tersebut,terlihat bahwa belanja terjadi dikarenkan pengunaan aset dalam segala bentuk untuk kegiatan operasional entitas, sehingga belanja dapat diakui walaupun tidak terjadi arus keluar kas. Deddi nordiawan,Iswahyudi sandi
putra,maulidah rahwati (2007 : 187).
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan
atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar, 2004).
Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan R I No: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan up
6
ya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar,
2004).
Di rumah sakit hasan sadikin merupakan rumah sakit standar internasional yang dalam penyusunan laporan RKA belanja anggaran ataupun keuangan lainnya
yang telah menggunakan sepenuhnya sistem komputer dan sistem informasi lainn ya yang didalamnya menggunakan aplikasi – aplikasi yang dapat mempermudah
dalam hal penyusunan laporan Rencana kerja anggaran yang berisi belanja belanja apa saja yang dibutuhkan dalam periode satu tahun dan diharapkan mencapai kine rja yang optimal.tetapi terkadang ada hal - hal yang menjadi masalah dalam peny
usunan laporan tersebut dengan menggunakan aplikasi yang sudah diberikan oleh mentri seperti aplikasi yang setiap tahun di gantikan oleh aplikasi versi lain mema
ng bagus adanya perbaikan di aplikasi tersebut tetapi perlu di instal kembali aplika sinya dan perlu adaptasi lagi dengan aplikasi terbaru tersebut dan terkadang sebag
ian pegawai di bagian keuangan yang memberikan laporan belanja ke divisi angg aran untuk disusun tidak dapat menguasai penuh komputer sehingga terkadang ma nual dan membuat bingung dalam menyusun laporannya dan lama prosesnya perd
isivi atau unit kerja rumah sakit.
Berdasarkan uraian tadi diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Adapun maksud yang ingin dicapai dalam pembuatan Laporan Kerja
Praktek ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Tinjauan atas penyusunan RKA KL belanja pada sub bagian evaluasi anggran di rumah sakit hasan sadikin. Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui RKA KL belanja pada sub bagian evaluasi anggaran di Rumah sakit hasan sadikin.
2. Untuk mengetahui klasifikasi Belanja pada sub bagian evaluasi anggaran di Rumah sakit hasan sadikin.
3. Untuk mengetahui indikator kinerja kunci pada sub bagian evaluasi
anggaran di Rumah sakit hasan sadikin.
1.3Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan dari hasil kerja praktek ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap akuntansi khususnya
penyusunan Rencana kerja anggaran belanja rumah sakit hasan sadikin bandung.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan tentang anggaran belanja pada Sub bagian Evaluasi anggaran
8
Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan referensi atau masukan tambahan bagi yang membutuhkan dan sebagai saran untuk
penelitian yang berhubungan dengan penulisan ini.
1.4 Metode Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan laporan ini adalah metode Block Release, yaitu metode pelaksanaan kuliah kerja praktek dalam satu periode
tertentu. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan
Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan peninjauan langsung untuk memperolehh informasi tentang perumusan yang dibahas pada Sub
bagian Evaluasi anggaran, yaitu dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Observasi (Pengamatan Langsung)
Pengumpulan data dengan pengamatan sebagaimana Moh. Nazir menyebutkan bahwa :
“Cara pengambilan data dengan mata tanpa ada pertolongan alat
standar lain untuk keperluan tersebut”.
(2003:175) Observasi dilakukan di bagian evaluasi angggran di rumah sakit hasan sadikin bandung.
Menurut Irawan Soehartono, pengumpulan data dengan cara wawancara adalah :
“Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder)”.
(2004:67) Wawancara dilakukan dengan pegawai negeri sipil di bagian evaluasi angggran di rumah sakit hasan sadikin bandung.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca literature dan buku-buku yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
Menurut Moh. Nazir, studi kepustakaan adalah :
“Mengadakan studi literature yang telah ada, mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian untuk mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang berkembang”.
10
1.5 Lokasi dan Jadwal KKP
Kuliah Kerja Praktek dilakukan oleh penulis pada Sub Bagian evaluasi anggran di Rumah sakit hasan sadikin bandung yang beralamat di Jalan Pasteur nomor 38 Bandung 40161.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek ini berlangsung mulai 18 Juli sampai 16 agustus 2011.
Senin – Jumat 07.30 – selesai
[image:21.595.108.571.366.741.2]Sabtu Libur
Tabel 1.1
Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek NO. KEGIATAN
BULAN
JUN JUL-AGST OKT NOV DES JAN
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
12 BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Pada tahun 1920, rumah sakit ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tanggal 15 Oktober 1923 diresmikan dan diberi nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui.
Lima tahun kemudian, tepatnya tanggal 30 April 1927, namanya berubah menjadi Gemeente Ziekenhuis Juliana. Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 6 dokter
berkebangsaan BeLanda dan 2 orang dokter berkebangsaan Indonesia, yaitu dr. Tjokro Hadidjojo dan dr. Djundjunan Setiakusumah. Diantara ke enam dokter
Belanda itu ada seorang ahli bedah yang tidak bekerja penuh. Pada tahun 1942, pecah Perang Paslflk dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan
Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama
menjadiRigukunbyoinsampaitahun1945.
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun rumah sakit masih
tetap dikuasai oleh Belanda sebagai rumah sakit militer dibawah pimpinan WJ. VanThiel.
Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan Kotapraja Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai
dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pimpinan masih tetap oleh W. J. van Thiel sampai tahun 1949, Setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr Paryono Suriodipuro sampai tahun 1953. Pada
tahun 1954, oleh Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Propinsi dan langsung di bawah Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 tempat tidur. Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap
almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran (UNPAD).Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, RSHS mengembangkan berbagai fasilitas (sarana, prasarana dan alat) sesuai
dengan Master Plan Pengembangan RSHS sebagai Teaching Hospital .Master
Plan RSHS yang mendukung fungsi RSHS sebagai RS Pendidikan, pertama kali dirancang pada tahun 1972, yang kemudian dikaji ulang dan dikembangkan
menjadi Master Plan RSHS tahun 1982. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan, dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
peningkatan cakupan, jangkauan dan mutu pelayanan rumah sakit, melalui soft loan dari OECF/JBIC (Jepang), tersusun Master Plan RSHS tahun 1995 sebagai Model RS Pendidikan di Indonesia, dengan filosofi integral pelayanan medis dan
14
Realisasi tahap pertama dan Master Plan tersebut adalah pembangunan Gedung Gawat Darurat dan Bedah Sentral (Emergency Unit - Central Operating
Theatre (EU-COT) termasuk Ruang Rawat Intensif, yang diselesaikan pada tahun 2001, dilengkapi dengan fasilitas peralatan medik yang canggih pada masanya. Dari efisiensi biaya pembangunan tersebut, telah sekailgus dapat dibangun
Gedung Rawat Inap Khusus (kelas VIP), berkapasitas 75 tempat tldur, yang
kemudian diberi nama Paviliun Parahyangan.
2.1.1 Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi
Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi
pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.
Dengan pernyataan visi tersebut maka ditetapkan Visi Rumah Sakit Hasan Sadikin yaitu :
Menjadi rumah sakit mandiri dan prima dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian di bidang kesehatan tingkat regional pada tahun 2011.
2.1.2 Misi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, sesuai visi yang diterapkan, agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. Misi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
menyediakan pelayanan kesehatan menyeluruh dan terjangkau dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan bagi masyarakat Jawa Barat khususnya, dan Bangsa
Indonesia umumnya, dengan cara :
1. Memberikan Kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
2. Menyiapkan sumber daya manusia profesional untuk menunjang pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan penelitian.
3. Mengelola seluruh sumber daya secara transfaran, efekif, efisien dan akuntabel (good governance)
4. Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan karyawan
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran
Struktur organisasi merupakan suatu bagian dan uraian tugas yang
menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang
16
2.3 Deskripsi Jabatan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Bagian Penyusunan dan Evaluasi anggaran.
Untuk menunjang Program Kerja tersebut Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Bagian Penyusunan dan Evaluasi anggaran melaksanakan Tugas Pokok Seksi sebagai berikut :
1. Kepala Bagian Penyusunan dan Evaluasi anggaran.
Untuk melaksanakan tugas pokok, maka Kepala Bagian Penyusunan dan
Evaluasi anggaran mempunyai fungsi :
a. Memberikan pelayanan prima dalam penyusunan,pelaksanaan, dan evaluasi anggaran rumah sakit.
b. Mengelola dan mengevaluasi anggaran penerimaan dan pengeluaran rumah sakit secara efektif dan efisien.
c. Menyiapkan sumber daya manusia profesional dalam bidang penganggaran rumah sakit.
d. Menyiapkan perencanaan peningkatan kesejahteraan pegawai rumah sakit.
2. Kepala Sub Bagian Penyusunan anggaran
Untuk melaksanakan tugas pokok, maka Kepala Sub Bagian Penyusunan
dan Evaluasi anggaran mempunyai fungsi :
a. Menyusun Rencana Bisnis dan anggaran (RBA) rumah sakit. b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi anggaran rumah sakit.
d. Mengkoordinasikan dan melaksanakan perbendaharaan rumah sakit Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala bagian penyusunan anggaran
dibantu oleh :
a. Staf Penyusunan Anggaran
Untuk melaksanakan tugas pokok maka Staf penyusunan anggaran
mempunyai fungsi :
Menerima dan melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta
menyerahkannya kepada atasan untuk mendapatkan disposisisi
/persetujuan.
Melaksanakan distribusi surat yang sudah disetujui atasan kepada
bagian terkait.
Melaksanakan pengarsipan surat – surat dokumen anggran agar
mudah dicari pada saat diperlukan.
Melaksanakan pembuatan SPPD bagi para pegawai yang akan
melakukan tugas luar.
Melaksanakan penagadaan alat alat kantor (ATK) untuk memenuhi
kebutuhan kerja di lingkungan bagian anggaran.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan baik tertulis
maupun lisan dalam rangka pelaksanaan tugas.
3. Kepala Sub Bagian Evaluasi Anggaran
Untuk melaksanakan tugas pokok, maka Kepala Sub Bagian Penyusunan dan Evaluasi anggaran mempunyai fungsi :
18
b. Pemantauan dan evalusi anggran pengelolaan keuangan rumah sakit. c. Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan keuangan rumah sakit.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sub bagian evaluasi anggaran dibantu oleh :
a.Koordinator evaluasi anggaran sumber dana PNBP
Untuk melaksanakan tugas pokok maka Koordinator evaluasi anggaran sumber dana PNBP mempunyai fungsi :
Menyiapkan data pendukung dalam penyusunan laporan di koor
diantor evaluasi anggaran.
Menyiapkan data pendukung dalam penyusunan laporan penerimaan
PNBP rumah sakit.
Menyiapkan data pendukung dalam penyusunan rancangan laporan
pengeluaran PNBP rumah sakit.
Menyiapkan data pendukung dalam penyusunan laporan utang RS
kepada pihak ketiga
. Menyiapkan data pendukung dalam penyusunan rancangan laporan
saldo kas bulanan dan insidentil
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka
pelaksanaan tugas RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, Koordinator evaluasi anggaran sumber dana PNBP dibantu oleh :
Untuk melaksanakan tugas pokok maka Staf Evaluasi anggaran mempunyai fungsi :
Menerima dan melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta
menyerahkannya kepada atasan untuk mendapatkan disposisisi
/persetujuan.
Melaksanakan distribusi surat yang sudah disetujui atasan kepada
bagian terkait.
Melaksanakan pengarsipan surat – surat dokumen anggran agar
mudah dicari pada saat diperlukan.
Melaksanakan pembuatan SPPD bagi para pegawai yang akan
melakukan tugas luar.
Melaksanakan pengadaan alat - alat kantor (ATK) untuk memenuhi
kebutuhan kerja di lingkungan bagian anggaran.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan baik tertulis
maupun lisan dalam rangka pelaksanaan tugas.
Untuk melaksanakan tugas pokok, maka Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai fungsi :
Penyusunan program dan kegiatan pengelolaan administrasi umum
dan perlengkapan.
Pengelolaan administrasi umum dan perlengkapan meliputi
pengelolaan tata usaha, naskah dinas, kearsipan dinas, rumah tangga
20
2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan
Tugas pokok Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung adalah melaksankan penyusunan anggran pengalokasian pemantauan dan evalusi serta pelaporan anggaran rumah sakit untuk
meningkatkan pelayanan mutu kesehatan yang berorientasikan pada kepuasan pelanggan .
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Mengikuti dan mempelajari ketentuan – ketentuan yang berlaku khusunya yang terkait dengan pengelolaan anggran rumah sakit yang meliputi
peraturan perundang – undangan rencana jangka panjang/rencana strategis RSHS,RBARSHS,pedoman pedoman standar – standar dan referensi
referensi lainnya.
2. Melakukan kegiatan penyiapan bahan dan penyusunan anggran rumah sakit.
3. Melakukan kegiatan evaluasi anggaran rumah sakit.
4. Menyusun kebutuhan melakukan pengawasan pengendalian dan evaluasi
baik sumber daya manusia sarana dan prasarana alat proses kerja maupun hasil kerja Sub bagian penyusunan anggaran.
5. Menyiapkan sumber daya manusia profesional dalam bidang
6. Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran (POA.
7. Kegiatan membuat laporan berkala maupun khusus baik kepada atasan
langsung maupun pihak – pihak terkait.
8. Kegiatan menyiapkan data sebagai bahan penyusunan RBA(rencana bisnis anggaran) .
9. Kegiatan Menyiapkan data sebagai bahan penyusunan rancangan laporan Evaluasi posisi saldo kas bulanan dan insidental.
22
22 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan selama satu
bulan yaitu penulis ditempatkan di bagian penyusunan dan Evaluasi anggaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dalam pelaksanaan tersebut bidang kajian
yang diambil penulis adalah Penyusunan Rencana kerja kementrian lembaga belanja, karena penyusunan Rencana kerja kementrian lembaga Belanja dirasakan
sangat penting dan berperan dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari yang dapat membantu perusahaan dalam hal pengawasan terhadap kegiatan pengalokasian dana baik dari APBN maupun PNBP perusahaan
yang berkaitan dengan program indikator kinerja kegiatan output perusahaan dan dapat mempermudah dalam pencatatan, penggolongan dan pengklasifikasian
sumber dana yang terjadi, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan efisien. Pelaksanaan kuliah kerja praktek pada bagian penyusunan dan evalasi anggaran penulis dibimbing oleh Bapak Drs. Hapri Somantri, MM serta staf
bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
23
pengelolaan keuangan anggaran rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, mengelola pengalokasian sumber dana keuangan meliputi penyusunan rencana, pemrosesan,
pengusulan dan pengelolaan anggaran, mengkoordinasi, mengendalikan dan menyusun Laporan RKA KL belanja, melaksanakan evalusi anggaran rumah sakit,merevisi program dan rencana kerja bagian penyusunan anggaran,Standar
Operasional prosedur yang terkait dengan bidang tugasnya . Selama penulis melakukan kuliah kerja praktek, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mendengarkan pengarahan dari Bapak Drs. Hapri Somanti, MM mengenai tata cara pelaksanaan kuliah kerja praktek, gambaran umum Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dan penyusunan RKA KL Belanja.
2. Wawancara dengan pembimbing dan Staf Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran mengenai penyusunan RKA KL Belanja.
3. Mengambil data pada bagian penyusunan dan evaluasi anggaran mengenai penyusunan Rencana kerja kementrian lembaga belanja. Seperti belanja
dinas perjalanan. Data tersebut diambil untuk bahan laporan kuliah kerja praktek.
4. Mencatat daftar pengadaan belanja rumah sakit dan stempel berkas
pengadaan tersebut.
5. Mengentry data pengadaan belanja atau penerimaan belanja bulanan rumah
3.3 Pembahasan Kerja Praktek
3.3.1 Rencana Kerja Kementrian lembaga Belanja pada rumah sakit hasan sadikin Bandung
Pengertian Anggaran menurut pernyataan standar akuntansi pemerintahan No 02 paragraf 8 dalam Abdul Hafiz Tanjung:
“Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam stuan rupiah,yang disusun menurut klasifikasi tertentu secar sistematis untuk suatu periode .”
(2008 : 81)
Pengertian Belanja menurut pernyataan satandar akuntansi
pemerintahan No 02 paragraf 8 dalam Abdul Hafiz Tanjung:
“Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yamg tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
(2008 : 81)
25
Penyusunan RKA KL menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.02/2010 adalah :
RKA-KL merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu K/L dan sebagai penjabaran dari Renja K/L yang
bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.Penganggara n secara strategis dalam RKA-KL perlu dibatasi dengan pagu realistis, agar tekanan peng eluaran/pembelanjaan tidak mengganggu
pencapaian tujuan-tujuan fiskal, sehingga penyu sunan RKA-KL oleh
Kementerian Negara/ Lembaga dilaksanakan setelah menerima Sura t Edaran
Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara Kementerian Negara/ Lembaga yang merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Pusat dengan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Pagu Sem entara tersebut merupakan batas tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan terdiri atas pagu rupiah murni, PHLN, dan
PNBP.Berkenaan dengan tahun pertama p enerapan PBK dan KPJM(tahun 2011)secara penuh yang menggunakan struktur anggaran dan format baru RKA-KL maka mekanisme penyusunan RKA-RKA-KL menyesuaikan dengan perubahan
tersebut.Penyusunan RKA-KL tahun 2011 memerlukan pemahaman terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Target kinerja yang ditetapkan merupakan rencana kinerja sebuah K/L dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi K/L dan/atau penugasan prioritas
2. Informasi kinerja yang ada dalam RKA-KL meliputi :
a. Visi dan misi K/L, sasaran strategis K/L, visi dan misi unit eselon I;
b. Program, Outcome Program, Indikator Kinerja Utama Program; dan
c. Kegiatan, Output Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan.
3. Informasi tersebut merupakan kebijakan kinerja yang ditetapkan dan bersifat baku serta menjadi referensi dalam penentuan alokasi pendanaannya.Informasi tersebut juga telah te rcantum dalam dokumen RPJMN, Renstra K/L, RKP dan
Renja K/L.
4. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L seluruhnya dalam kerangka
pelaksa naan tugas-fungsi K/L dan/atau penugasan prioritas pembangunan nasional.
Oleh karena itu peruntukan alokasi anggaran harus memperhatikan urutan
prioritas1 seba gai berikut:
a. Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional satker yang sifatnya mendasar,
seperti alo kasi untuk gaji, honorarium dan tunjangan, serta operasional dan pemeliharaan perkantor an;
27
c. Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannya bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri;
d. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak (multi years);
e. Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan inpres-inpres yang berkaitan dengan percepatan pemulihan pasca konflik dan pasca bencana di berbagai daerah;
f. Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundangan.
5. Penyusunan RKA-KL menggunakan Kertas Kerja RKA-KL sebagai salah satu data du kung Satker menyusun informasi kinerja beserta alokasi anggarannya dalam Kertas Kerja KL. Informasi yang tertuang dalam Kertas Kerja
RKA-KL per Satker direkapitulasi dalam dokumen RKA-RKA-KL. Dalam hal ini satker menyusun Kertas Kerja RKA-KL dengan memasukkan komponen input beserta
kebutuhan dana untuk menghasil kan output kegiat an sesuai tugas dan fungsinya dan/atau penugasan prioritas pepembangunan nasional.
6. Terdapat dua tipe pencapaian output kegiatan dalam struktur anggaran baru, yaitu:
a. Tipe 1, Pencapaian output kegiatan disusun dari suboutput-suboutput. Jumlah
bawah suboutput adal ah komponen yang merupakan tahapan dalam mencapai suboutput sebagai bagian dari ou tput.
b. Tipe 2, Pencapaian output kegiatan disusun dari komponen yang merupakan tahapan-tahapan dalam pencapaian output.
7. Penyusunan kebutuhan pendanaan untuk masing-masing output kegiatan, disusun dala m komponen-komponen input sesuai klasifikasi jenis belanja dan sumber dana.
8. Penghitungan kebutuhan dana komponen input berdasarkan pada Standar Biaya dan/ata u kepatutan dan kewajaran harga apabila tidak diatur dalam Standar
Biaya.
Persiapan Penyusunan
Tingkat K/L
K/L mempersiapkan dokumen yang menjadi dasar pencantuman target kinerja program dan alokasi anggarannya pada RKA-KL:
1. Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara dan Pagu Definitif; dan
2. Dokumen RPJMN, Renstra K/L, RKP dan Renja K/L.
Tingkat satker
Satker mempersiapkan dokumen yang menjadi dasar pencantuman target kinerja
29
1. Daftar alokasi anggaran masing-masing unit eselon I yang dirinci per Satker dan sumbe r dananya berdasarkan Pagu Sementara yang ditandatangani oleh
pejabat eselon I;
2. Peraturan perundangan mengenai struktur organisasi dan tugas fungsinya;
3. Dokumen RPJMN, Renstra K/L, RKP dan Renja K/L;
4. Juknis penyusunan RKA-KL;
5. Standar Biaya;
6. Bagan Akun Standar (BAS).
Mekanisme Penyusunan RKA-KL
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran (PA) menyusun RKA-KL Keme nrian Negara/Lembaga yang dipimpinnya dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan AP BN Tahun Anggaran 2011. RKA-KL disusun berdasarkan pagu
sementara yang ditetapk an Menteri Keuangan dengan mengacu pada Renja K/L dan menggunakan pendekatan Pe nganggaran Terpadu, Kerangka Pengeluaran
Jangka Menengah, dan Penganggaran Berb asis Kinerja. Dalam rangka penyusunan RKA-KL dimaksud, K/L wajib :
1. Mengacu pada Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara tahun 2011;
2. Mengacu pada standar Biaya tahun 2011;
4. Mencantumkan perhitungan Prakiraan Maju untuk 2 (dua) tahun kedepan;
5. Melampirkan dokumen pendukung terkait;
6. Melampirkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) untuk satker Badan Layanan Umum (B LU) Selanjutnya RKA-KL yang telah disusun tersebut,ditandatangani
oleh pejabat Eselon I selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
RKA-KL yang telah disusun tersebut, dibahas bersama antara K/L dengan Komisi terkait di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). RKA-KL yang telah disepakati dan
mendapat perse tujuan dari DPR disampaikan oleh Menteri /Pimpinan Lembaga kepada Menteri Keuanga n c.q. Direktur Jenderal Anggaran paling lama 2 (dua)
minggu sebelum penetapan Peratur an Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat. Dalam hal RKA-KL ya ng telah disepakati dan mendapat persetujuan dari DPR belum diterima maka Peraturan P residen tentang Rincian
Anggaran Belanja Pemerintah Pusat disusun berdasarkan RKA-K L yang disampaikan oleh K/L meskipun belum mendapat persetujuan dari DPR.
Berkenaan dengan RKA-KL hasil pembahasan antara K/L dengan DPR tersebut Kementr
Ian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran melakukan penelaahan untuk meneliti:
31
2. Relevansi/kesesuaian pencantuman target kinerja dan komponen input yang digunakan.
Hasil penelaahan RKA-KL menjadi dasar penyusunan Satuan Anggaran K/L. Satuan Ang garan K/L dimaksud dijabarkan lebih lanjut untuk setiap satuan kerja
menjadi Satuan Ang gran per Satuan Kerja (SAPSK). Apabila terjadi perubahan RKA - KL berdasarkan hasil kesepakatan dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara antara Pemerintah dengan DPR,
dilakukan penyesuaian RKA-KL dan SAPSK pada Satua n Anggaran
Kementerian Negara/ Lembaga. Selanjutnya RKA-KL yang telah ditelaah me
njadi dasar penyusunan Peraturan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat. Seluruh dokumen pendukung RKA-KL tersebut di atas, disalin dalam bentuk data elektronik dan diunggah ke dalam server Direktorat Jenderal
Anggaran. Selanjutnya doku men pendukung RKA-KL yang telah diunggah diserahkan kembali kepada K/L yang bers angkutan untuk disimpan.
Peraturan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat menjadi dasar bagi penyusunan dan pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).
Tingkat K/L
RKA-KL pada dasarnya dokumen strategis K/L. Informasi yang terdapat dalam
dokumen
RKA-KL sebagian besar merupakan hasil rekapitulasi informasi KK RKA-KL.
1. Strategi Pencapaian Sasaran Strategis adalah informasi yang terdapat pada bagian JFo rmulir 1 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai langkah-langkah
yang ditempuh untuk
mencapai Sasaran Strategis, sesuai dengan Renstra K/L;
2. Strategi Pencapaian Hasil (Outcome) adalah informasi yang terdapat pada bagian K Fo rmulir 2 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai langkah - langkah yang ditempuh untuk mencapai hasil (outcome) Program, sesuai dengan Renstra
unit Eselon I; dan
3. Operasionalisasi Kegiatan adalah informasi yang terdapat pada bagian H
Formulir 3 R KA –KL Isinya menguraikan mengenai mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mengimplementasikan Program melalui operasionalisasi kegiatan - kegiatan, termasuk di dalamnya berupa jumlah satker dan pegawai
yang melaksanakan
program/kegiatan.
Tingkat Satker
Tugas satker dalam rangka penyusunan RKA-KL adalah menyusun Kertas Kerja RKA – KL3 (KK RKA-KL). Penyusunan KK RKA-KL harus memperhatikan
hal-hal sebagai ber
ikut:
33
2. Berdasarkan Daftar alokasi anggaran per Satker dan sumber dana, satker menyusun ren cana kerja dan anggarannya. Dasar alokasi anggaran tersebut
berguna sebagai kontrol ba tas tertinggi alokasi anggaran satker pada akhir penyusunan KK RKA-KL.
3. Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta output kegiatan yang dihasilkan (sesuai karak teristik satker). Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari kegiatan generik atau teknis;
4. Peruntukan alokasi anggaran sesuai dengan prioritas sebagaimana diuraikan sebelum
nya;
5. Mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal melalui
penggunaan komponen input/rincian biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan den gan memanfaatkan penyediaan/penyajian makanan dan snak berbasis pangan lokal non be ras,non terigu, sayuran dan buah sesuai dengan potensi
dankarakteristik wilayah;
6. Komponen input dalam rangka pencapaian output kegiatan yang dibatasi dalam
a. Iklan yang mengajak/mendorong partisipasi masyarakat untuk turut aktif dalam pelaksa
naan dan pengawasan program/kebijakan Pemerintah. Contohnya, iklan
3 Penyusunan mengenai: cara penanggulangan suatu penyakit menular,
mendukung keber hasilan program pendidikan sembilan tahun, ajakan untuk bayar pajak; dan
b. Tetap mempertimbangkan bahwa manfaat sosial dan ekonomi yang dihasilkan
lebih be
sar daripada biaya yang dikeluarkan.
7. Komponen input dalam rangka pencapaian output kegiatan yang dibatasi dan tidak dip erbolehkan dalam RKA-KL 2011 secara substansi masih mengacu
sebagaimana dimaksu d dalam Keppres No. 42 Tahun 2002 Pasal 13 ayat (1) dan (2) junto Keppres 72 Tahun 20 04 pasal 13 ayat (1) dan (2) , sebagai berikut :
a. Komponen Input yang dibatasi:
1). Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya,peresmian kantor/ /proyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan
dilakukan sesederh
ana mungkin.
35
3).Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang untuk pelaksanaan tupoksi (antara lain : mess, wisma, rumah dinas/rumah jabatan,
gedung pertemuan), kecu ali untuk gedung yang bersifat pelayanan umum (seperti rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan) dan gedung/bangunan khusus (antara lain : laboratorium, gudang).
4). Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali :
a. Kendaraan fungsional seperti :
b. Ambulan untuk rumah sakit;
c. Cell wagon untuk rumah tahanan;
d. Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan;
e. Pengadaan kendaraan bermotor untuk satker baru yang sudah ada ketetapan Meneg PA N dan dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia;
f.Penggantian kendaraan operasional yang benar-benar rusak berat sehingga secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi;
g.Penggantian kendaraan yang rusak berat yang secara ekonomis memerlukan biaya peme liharaan yang besar untuk selanjutnya harus dihapuskan dari daftar
h. Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai dapat dialokas ikan secara sangat selektif. Usulan pengadaan kendaraan bermotor
memperhatikan azas ef isiensi dan kepatutan.
b. Komponen Input yang tidak dapat ditampung (dilarang) dalam RKA-KL
sebagai berik ut :
1). Perayaan atau peringatan hari besar, hari raya dan hari ulang tahun Kementerian Nega ra /Lembaga
2). Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata, karangan bunga, dan sebagainya untuk berbagai peristiwa;
3). Pesta untuk berbagai peristiwa dan POR (Pekan Olah Raga) pada Kementerian Negara /Lembaga kecuali Kementerian Negara/Lembaga yang mengemban tugas-fungsi tersebut;
4). Pengeluaran lain-lain untuk kegiatan/keperluan sejenis/serupa dengan yang tersebut di atas.
5). Kegiatan yang memerlukan dasar hukum berupa PP/Perpres, namun pada saat penelaa han RKA-KL belum ditetapkan dengan PP/Perpres.
Kegiatan yang memerlukan penetapan Pemerintah/Presiden/Menteri Keuangan (dengan P earturan Pemerintah/PP atau Peraturan Presiden/Perpres atau
Peraturan/Keputusan Mente ri Keuangan) tidak dapat dilakukan sebelum
PP/Perpres/KMK/PMK dimaksud ditetapkan kecuali kegiatan tersebut
37
Menteri/Pimpinan Lembaga. Peningkatan tarif atas tunjangan-tunjangan ya ng sifatnya menambah penghasilan, tidak dapat dialokasikan sebelum ditetapkan
dengan Peraturan /Keputusan Menteri Keuangan.
Untuk biaya masukan/keluaran yang belum tercantum dalam PMK tentang
Standar Biaya maka Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) yang bertanggung jawa b atas suatu kegiatan wajib membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang menyatakan bahwa PA/KPA bertanggung
jawab penuh atas satuan biaya yang digun akan dalam penyusunan RKA-KL diluar Standar Biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keu angan .
8. Pelaksanaan Pencapaian Output Kegiatan
Perincian biaya Komponen Input dalam KK RKA-KL meliputi penyajian informasi item-item biaya yang akan dibelanjakan dalam rangka pencapaian
output suatu kegiatan. Penyajian informasi dimaksud terkait cara pelaksanaan suatu kegiatan (secara swakelola atau kontraktual). Langkah penyajian informasi
tersebut sebagai berikut:
a. Swakelola
Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang direncanakan akan dilakukan secara swake
1). Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang sifatnya non fisik dan
menggunakan jeni s Belanja Barang. Contoh Kegiatan Diklat Teknis PNS, dengan
rincian akun belanja seba gai berikut :
a).Honorarium untuk narasumber/pakar/praktisi dimasukkan dalam Akun Belanja
Jasa Pr
ofesi (522115);
b). Honorarium untuk Tim Teknis Pelaksana Kegiatan yang menunjang secara
langsung dalam pencapaian output dimasukkan dalam Akun Belanja Barang Non Operasional (kelo mpok akun 5212), honor yang terkait dengan output kegiatan
(akun 521213) ; c). Bahan dalam rangka pelaksanaan kegiatan meliputi Alat Tulis Kantor (ATK), Konsumsi/bahan makanan, bahan cetakan, spanduk, dan foto kopi dimasukkan dalam Akun Belanja Bahan (akun 521211); dan
d). Perjalanan Dinas memanggil/memulangkan peserta diklat masuk dalam Akun Belanja Perjalanan Biasa (akun 524111).
2).Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang sifatnya non fisik dan menggunakan jeni s belanja Bantuan Sosial dan Belanja Barang. Contoh
Kegiatan Bantuan Operasional Sek olah (BOS), dengan rincian akun belanja berikut :
a). Honorarium untuk Tim Teknis Pelaksana Kegiatan yang menunjang secara
39
b). Bahan dalam rangka pelaksanaan kegiatan meliputi Alat Tulis Kantor (ATK), Konsum si /bahan makanan, bahan cetakan, spanduk, dan foto kopi dimasukkan
dalam Akun Bela nja Bahan (akun 521211); dan
c). Perjalanan Dinas Biasa dalam rangka pembinaan dan pengawasan masuk
dalam Akun Belanja Perjalanan Biasa (akun 524111).;
d). Pemberian bantuan operasional sekolah dimasukkan dalam Akun Belanja Bantuan La ngsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru (akun 572111);.
3). Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang sifatnya fisik dimasukkan dalam belanja modal. Guna menyesuaikan dengan norma akuntansi yaitu azas full disclosure untuk masi ng - masing Jenis Belanja modal dirinci lebih lanjut sesuai peruntukannya. Misalnya Bela nja Modal Tanah dibagi menjadi Belanja Modal Tanah, Belanja Modal Pembebasan Tana h Belanja Modal Pembayaran Honor
Tim Tanah, Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Ta nah, Belanja Modal
Pengurukan dan Pematangan Tanah, Belanja Modal Biaya Pengukur an Tanah,
Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah. Rincian tersebut sama untuk sem
ua Belanja Modal sesuai ketentuan pada Bagan Akun Standar.
b. Kontraktual.
1)Kegiatan Diklat Teknis PNS yang dilaksanakan secara kontraktual baik yang sudah ata u yang belum ditetapkan standar biayanya dimasukkan dalam satu akun
belanja, yaitu ak un Belanja Non Operasional Lainnya.
2) Pengadaan tanah yang dilaksanakan secara kontraktual masuk dalam Belanja
Modal Ta nah yaitu akun Belanja Modal Tanah (termasuk didalamnya biaya pembebasan Tanah, Pe mbuatan Sertifikat Tanah, Pengurukan dan Pematangan Tanah, dan Pengukuran Tanah).
9. Informasi Pengadaan Barang dan Jasa K/L Melalui Proses Pelelangan Sebagai bentuk transparansi kegiatan pemerintahan, K/L diharapkan memberi informasi
mengenai rencan a pengadaaan barang dan jasa melalui proses pelelangan.Kriteria pengadaan barang dan ja sa melalui kontraktual yang perlu diinformasikan
meliputi: nilai pengadaan barang dan ja sa di atas 100 juta; dan rencana waktu pelaksanaan pengadaannya. Informasi tersebut dica ntumkan pada saat
penyusunan RKA-KL.
10. Penyusunan KPJM harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Perhitungan KPJM dilakukan berdasarkan indeksasi pada komponen input;
b. Perhitungan prakiraan maju komponen input gaji tetap dihitung sebesar alokasi pada ta
hun 2011;
41
d. Perhitungan prakiraan maju output kegiatan teknis fungsional/ kegiatan prioritas nasion al dilakukan berdasarkan indeksasi atas komponen-komponen
input yang mendukungnya dan diatur sebagai berikut:
1) Prakiraan Maju komponen input utama/kebijakan dapat disesuaikan besarannya
berda
sarkan keputusan pemerintah;
2) Prakiraan Maju komponen input pendukung disesuaikan dengan indeks inflasi
kumula
tif .
e. Perhitungan KPJM dilakukan dengan menggunakan template yang dapat diunduh pada aplikasi RKAKL 2011.
Penyusunan RKA-KL untuk Kegiatan Tertentu
Penyusunan RKA-KL untuk kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP Dalam rangka pengalokasian dana untuk kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP
(bukan satker BL U) maka tata cara penyusunannya dalam RKA-KL 2011 diatur sebagai berikut :
1. Nomenklatur kegiatan yang anggarannya bersumber dari PNBP menggunakan nomenk latur kegiatan sesuai dengan tabel referensi pada Aplikasi RKA-KL;
2. Penuangan kegiatan dan besaran anggarannya dalam RKA-KL mengacu pada:
b. Keputusan Menteri Keuangan/Surat Menteri Keuangan tentang Persetujuan Pengunaan
Sebagian Dana yang berasal dari PNBP;
c. Pagu penggunaan PNBP; dan
d. Catatan Hasil Pembahasan PNBP antara K/L dengan Direktorat Jenderal
Anggaran c.q. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berisikan target PNBP dan % pagu penggunaan sebagian dana dari PNBP.
3. Penggunaan dana yang bersumber dari PNBP difokuskan untuk kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan atau sesuai ketentuan
tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana yang berasal dari PNBP 4. Pembayaran honor pengelola kegi atan PNBP (honor atasan langsung bendahara, bendahara dan anggota sekretariat) mengg unakan akun belanja barang
operasional yaitu honor yang terkait dengan operasional satk er (akun 521115), sedangkan honor kegiatan non operasional yang bersumber dari PNBP masuk
dalam akun honor yangterkait dengan output kegiatan (akun 521213).
Penyelesaian RKA-KL
1. Tahap akhir dari proses penyusunan RKA-KL adalah proses memasukkan data
dan ko mponen input pada fasilitas kertas kerja di aplikasi RKA-KL. Dalam tahap ini, perencana memasukkan informasi kinerja, serta rencana kegiatan dan alokasi
43
a.Informasi kinerja didapat dari dokumen-dokumen seperti : Renstra, RKP dan Renja K/L
b. Untuk komponen input yang sudah ada sistem aplikasinya, seperti belanja pegawai dan SBK, satker dapat me-restore data tersebut ke dalam kertas kerja.
c. Untuk komponen input lainnya, dimasukkan secara manual, mengikuti tingkatan yang ada dalam komponen input yang ada.
2. RKA-KL yang telah disusun diteliti kembali kesesuaiannya dengan pagu yang
ditetapk an serta tidak mengakibatkan :
a. Pergeseran anggaran antar program;
b.Jumlah alokasi dana pada masing-masing program harus sesuai dengan SE tentang pagu sementara;
c. Pengurangan belanja eks kegiatan 0001 dan 0002;
d. Perubahan pagu sumber pendanaan/sumber pembiayaan (RM/PLN/ HLN/PNBP); dan
e.Sumber pendanaan/sumber pembiayaan dalam menghasilkan output tidak diperbolehka n berubah/bergeser.
3. RKA-KL ditandatangani oleh Pejabat Eselon I atau yang setingkat Eselon I
4. RKA-KL (termasuk Kertas Kerja RKA-KL) disampaikan kepada Kementerian Keuang an c.q. Direktorat Jenderal Anggaran sekurang-kurangnya dilampiri
dokumen/data pendu kung berupa:
a. TOR dan RAB untuk setiap Output Kegiatan yang ditandatangani oleh
penanggung jaw ab Kegiatan atau pejabat lain yang berwenang;
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) apabila rincian biaya yang tercantum dalam KK RKA-KL tid ak terdapat dalam Standar Biaya. Penyusunan SPTJM mengacu
pada format dan tatacara pengisian di bawah;
c. Arsip data komputer (ADK) RKA-KL dan KK RKA-KL Satker;
d. Hasil kesepakatan dengan DPR;
e. Daftar alokasi Pagu masing-masing Unit Eselon I yang dirinci berdasarkan Program, Satker dan Sumber Pendanaan;
f. Gender Budget Statement (GBS) apabila berkenaan dengan ARG. Penyusunan GBS mengacu pada format dan contoh di bawah;.
g. Rencana Bisnis dan Anggaran BLU (RBA BLU) apabila berkenaan dengan Satuan Kerja
45
Pengertian Klasifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, yaitu :
“Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan.”
(2001 : 574)
Klasifikasi belanja
Belanja adalah semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu periode
anggaran secara umum belanja dalam APBD dikelompokkan menjadi lima kelompok,yaitu
1.Belanja administrasi umum
2.Belanja operasi ,Pemeliharaan sarana, dan Prasarana publik
3.Belanja Modal
4. Belanja Transfer
5. Belanja Tak Tersangka
Belanja dapat juga dikategorikan menurut karakteristiknya menjadi dua bagian,yaitu:
1. Belanja selain modal (belanja administrasi umum,belanja operasi pemeliha
raan sarana dan prasarana publik,belanja transfer belanja tak terduga) 2. Belanja Modal
Belanja administrasi umum adalah semua pengeluaran pemerintah daerah yang tidak berh ubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan
publik.Kelompok belanja admi nistrasi umum terdiri atas empat jenis,Yaitu:
1.Belanja Pegawai
2.Belanja Barang
3.Belanja Perjalanan Dinas
4.Belanja Pemeliharaan
Belanja pegawai merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk
orang/personel yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau
dengan kata lain merupakan bia ya tetap pegawai .
Belanja pegawai meliputi:
a.Biaya gaji dan tunjangan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji
dan tunj angan bagi pegawai serta dewan.contohnya gaj pokok tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan.
b.biaya perawatan dan pengobatan ,yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
pengeluaran kese hatan pegawai dan dewan yang di tanggung pemerintah daerah.
Contohnya biaya perawat an dan pengobatan lokal,biaya pengobatan lanjut dalam daerah,dan biaya pengobatan lanj ut luar daerah.
c.Biaya pengembangan sumber daya manusia ,yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
47
tugas belajar ikata n dinas, biaya kursus keterampilan dan job training, dan biaya riset dan studi (penulisan karya ilmiah).
Belanja barang merupakan pengeluaran pamerintah daerah untuk penyediaan barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung denagn pelayanan publik.
Belanja barang terdiri atas:
a.Biaya bahan habis pakai contohnya biaya alat listrik dan elektronik, biaya alat tulis,dan biaya gas.
b.Biaya jas kantor yaitu biaya yang berhubungan dengan pelayanan serta penunjang admi nistrasi kantor contohnya biaya kawat dan faks dan biaya
pengiriman.
c.Biaya cetak dan pengandaan,yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mencetak dan
pengga ndaan .Contohnya barang cetakan dan fotocopy.
d.Biaya langganan yairu pengeluaran yang dibayar setelah manfaatnya dinikmati selama suatu periode .Contohnya biaya listrik,Biaya telepon ,dan biaya air.
e. Biaya pakaian dinas, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan pakaian dinas peg awai dan dewan.contohny biaya pakaian dinas,biaya pakaian upacara
,dan biaya polisi/ma ntri/agen pamong praja.
Belanja perjalanan dinas merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya
perjalanan pega wai dan dewan yang tidak berhubungan secara langsung dengan
Biaya ini terdiri atas:
A. Biaya perjalanan dinas yaitu pengeluaran perjalanan pegawai atau dewan
yang menjalankan tugas .contohnya biaya perjalanana dinas dalam daerah dan biaya perjalanan dinas luar daerah .
B. Biaya perjalanan pindah yaitu pengeluaran perjalanan bagi pegawai yang pindah. Contohnya biaya perjalanan pindah dalam daerah dan biaya perjalanan pindah lu ar daerah
C. Biaya pemulangan pegawai yang gugur,dipensiunkan, dan cuti besar .Contohnya biaya pemulangan dipensiun dalam daerah,biaya pemulangan
dipensiun luar daer ah ,dan biaya pemulangan pegawai yang gugur.
Belanja pemeliharaan merupakan pengeluran pemerintah daerah untuk
pemeliharaan bar ang daerah yang tidak berhubungan secara langsung denagn
pelayanan publik.
Biaya pemeliharaan terdiri atas:
a.Biaya pemeliharaan gedung kantor .contohnya biaya pemeliharaan pintu dan jendela ,biaya pemeliharaan atap,dan biaya pemelliharaan lantai.
b. Biaya pemeliharan rumah dinas dan asrama.Contohnya sa dengan butir di atas.
c. Biaya pemelihraan meubeulair ,yaitu pengeluaran yang terkait dengan pemeliharaan meubeulair kantor.Contohnya biaya pemeliharaan meja ,biaya
49
d. Biaya pemeliharaaan perlengkapan kantor ,yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan bara ng kantor yang apabila dioperasikan memerlukan
operator.Contohnya biaya pemeliharaa n AC, biaya pemeliharaan sound system dan biaya pemeliharaan OHP.
e. Biaya pemeliharaan peralatan kantor, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan barang ka ntor yang apabila dioperasikan tidak memerlukan operator.Contohnya biaya pemelihara an komputer, biaya pemeliharaan mesin ketik dan biaya
pemeliharaan mesin fotokopi.
f. Biaya pemeliharaan emplasment kantor contohnya biaya pemeliharaan
pagar,biaya pem eliharaan taman,dan biaya pemeliharaan halaman parkir.
Belanja operasi dan pemeliharaan sarana,dan prasarana publik
Belanja ini merupakan semua pengeluaran pemerintah daerah yang berhubungan
dengan aktivitas atau pelayanan publik .
Kelompok belanja ini meliputi :
1.Belanja Pegawai
2.Belanja Barang
3.Belanja perjalanan
4.Belanja pemelihraan
Belanja pegawai(kelompok belanja operasi dan pemeliharaan sarana dan
/personel yang berhubungan lang sung dengan suatu aktivitas atau dengan kata lain merupakan belanja pegawai yang bersi fat variabel. Belanja pegawai ini
meliputi:
a. honorarium,yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran honor/personel
orang yang secara langsung melaksanakan suatu kegiatan atau aktivitas .contohnya honor bulanan, ho nor harian, dan honor proyek.
b. Upah lembur,yaitu pengeluaran untuk pemberian upah pada pegawai karena
bekerja di luar jam kerja.
c. Upah, yaitu pengeluran untuk pemberian upah pada pegawai harian,yang
meliputi upah harian tetap dan upah harian lepas.
d.Uang paket ,yaitu pengeluaran yang digunakan untuk anggota dan pimpinan dewan pad a kegiatan sidang dewan.
e. Insentif,yaitu biaya pengeluaran guna pemberian uang perangsang atau insentif orang/ personel yang bekerja untuk suatu kegiatan.
Belanja barang (kelompok belanja operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan jasa yang berhu ngan langsung dengan pelayanan publik.
51
a. Biaya sewa, yaitu pengeluaran untuk sewa tempa t guna pelaksanaan suatu aktivitas. Contohnya biaya sewa gedung ,biaya sewa pelabuhan dan biaya sewa
pelanggan dan pen
jualan.
b. Biaya bahan percontohan ,yang meliputi hewan dan tanaman.
Belanja perjalanan (kelompok belanja operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik) merupakan pengeluaran pemerintah derah untuk biaya perjalnan
pegawai yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik.Biaya ini antara lain meliputi biaya per jalanan dinas dalam daerah dan biaya perjalanan dinas luar
daerah.
Belanja pemeliharaan (kelompok belanja operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik) merupakan pengeluaran pemerintah derah untuk pemeliharaan
barang daerah ya ng mempunyai hubungan langsung dengan pelayanan publik .Biaya pemeliharaan ini ter diri atas:
a. Biaya pemeliharaan gedung pelayanan umum.Contohnya biaya pemeliharaan gedung olahraga,biaya pemeliharaan wisma,dan biaya pemeliharaan gedung
rumah sakit.
b. Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan .contohnya biaya pemeliharaan jembatan timba ng ,biaya pemeliharaan jalan daerah propinsi ,dan biaya
c.Biaya pemeliharaan kendaraan.contohnya biaya pengujian kendaraan ,biaya reparasi da n penggantian suku cadang ,dan biaya pembelian ban.
d.Biaya pemeliharaan peralatan operasional.Contohnya biaya pemeliharan bengkel, biaya pemeliharaan peralatan pertanian ,dan biaya pemeliharaan
peralatan kesehatan
e.Biaya pemeliharaan mesin .contohnya biay pemeliharaan mesin cetak,biaya pemelihara an mesin pengeboran tanah ,dan biaya pemeliharaan mesin pabrik.
f.Biaya pemeliharaan perlengkapan operasional .contohnya biaya pemeliharaan perlengka pan kesehatan,biaya perlengkapan pendidikan,dan biaya pemeliharaan
perlengkapan pert
anian.
g.Biaya pemeliharaan sungai dan saluran /kanal.
h.Biaya pemeliharaan museum .contohnya biaya pemeliharaan museum perjuangan,biaya pemeliharaan museum peninggalan purbakala,dan biaya
pemeliharan museum budaya.
I. Biaya pemeliharaan terminal.Contohnya biaya pemeliharaan terminal
bus,truk,biaya pe meliharaan peti kemas,dan biaya pemeliharaan terminal laut.
j.Biaya pemeliharaan kebun dan ternak contohnya biiaya pemeliharaan kebun .biaya pem eliharaan ternak,dan biaya pemeliharaan kolam
53
l.Biaya pemeliharaan emplasment .contohnya biaya pemeliharaan emplasment rumah sak itdan biaya pemeliharaan emplasment bangunan.
Belanja transfer
Belanja transfer merupakan pengalihan uang dari pemerintah daerah kepada
pihak keti ga tanpa adanya harapan untuk mendapatkan pengembalian imbalan maupun keuntunga n dari pengalihan uang tersebut .
Kelompok belanja ini terdiri atas pembayaran:
1.Angsuran pinjaman
2.Dana bantuan
3.Dana cadangan
Belanja tak tersangka
Belanja tak tersangka adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan – kegiatan tak terduga dan kejadian kejadian luar biasa.
Belanja modal
Belanja modal merupakan pengeluaran pemerinntah daerah yang manfaatnya
Belanja modal dibagi menjadi:
1. Belanja publik ,yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara
langsung oleh masyarakat umum.contoh belanja publik,pembangunan jembatan dan jalan raya,pembelian alat transportasi massa,dan pembelian
mobil ambulans.
2. Belanja aparatur ,yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat,tetapi dirasakan secara langsung oleh
aparatur.Contoh belanja ap aratur pembelian kendaraan dinas pemabgunan gedung pemerinthan dan pemban gunan rumah dinas.
3.3.3 Indikator kinerja pada Sub bagian Penyusunan Anggaran dan Evaluasi Anggaran pada Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Pengertian indikator kinerja Kunci menurut Ihyaul Ulum, dalam
mengemukakan bahwa :
“Indikator kinerja kunci adalah sekumpulan indikator yang
dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non finansial untuk melaksankan operasi dan kinerja unit bisnis .”
(2004 : 280)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja adalah sekumpulan
55
secara efektif dan efisien, serta dapat dengan mudah mengalokasikan sumber dana ke dalam Rka kl belanja yang telah ditentukan.
Untuk melakukan pengukuran kinerja dalam pengukuran kinerja,variabel kunci yang sudah teridentifikasi tersebut kemudian
dikembangkan menjadi indikator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan. Untuk dapat diketahui tingkat capaian kinerja, indikator kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan target kinerja atau standar
kinerja.tahap terakhir adalah evalusi k