• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KINERJA USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH MELALUI PENGUATAN MANAJEMEN KEORGANISASIAN DAN PEMASARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KINERJA USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH MELALUI PENGUATAN MANAJEMEN KEORGANISASIAN DAN PEMASARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tema: 8 (Pengabdian kepada Masyarakat)

PENINGKATAN KINERJA USAHA PETERNAKAN KAMBING

PERAH MELALUI PENGUATAN MANAJEMEN

KEORGANISASIAN DAN PEMASARAN

Oleh

Anisur Rosyad

1

Triana Yuni Astuti

2

Pramono Sudiarto

2 1

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

2

Program Studi Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal

Soedirman E-mail: anisurrosyad@yahoo.com

ABSTRAK

Kelompok peternak kambing perah yang berada di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal menghadapi masalah yaitu lemahnya keterkaitan usaha individu anggota dengan kelompok, semangat untuk bekerja secara kolektif yang lemah, dan penguasaan tentang manajemen organisasi dan pemasaran yang lemah. Pengabdian kepada masyarakat yang kami lakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peternak dalam budidaya kambing perah, meningkatkan motivasi peternak dalam berkelompok dan kemampuannya dalam manajemen organisasi, dan meningkatkan kemampuan kelompok peternak dalam pemasaran susu kambing. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa melalui kegiatan pelatihan keorganisasian telah berhasil disadarkan pentingnya administrasi yang baik guna mewujudkan kinerja kelompok yang baik. Melalui kegiatan pelatihan organisasi terungkap lemahnya motivasi peternak berkelompok karena belum mampunya kelompok memenuhi kebutuhan peternak anggota dalam memecahkan masalah pemasaran susu.

Kata kunci: kelompok peternak, kambing perah, susu kambing

ABSTRACT

Dairy farmer group in Dukuhturi Sub-district of Tegal Regency faced the problem of weakness of individual member's business relation with group, spirit to work collectively weak, and mastery about weak organizational and marketing management. The community service program aims to improve the capability of breeders in the cultivation of dairy goats, to increase the motivation of farmers in groups and their ability in organizational management, and to improve the ability of breeder groups in goat milk marketing. The results of the activities show that through organizational training activities have been made aware of the importance of good administration in order to realize good group performance. Through organizational training activities revealed the weak motivation of group farmers because the group has not been able to meet the needs of member farmers in solving milk marketing problems.

(2)

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini masyarakat banyak membicarakan mengenai susu kambing, Konon susu kambing banyak manfaat dan kasiatnya untuk kesehatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa susu kambing merupakan sumber protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing yang terbaik adalah susu segar (raw goat milk). Susu kambing mempunyai kandungan mineral yang berkhasiat sebagai antiseptik dan pelindung jaringan paru-paru. Susu Kambing memiliki antiseptik alami dan diduga dapat membantu menekan pertumbuhan bakteri dalam tubuh karena mengandung fluorine 10 – 100 kali lebih besar dari susu sapi. Susu kambing juga memiliki protein dan efek laktasenya ringan, sehingga tidak menyebabkan diare.

Usaha peternakan kambing perah mulai banyak dilakukan oleh masyarakat, salah satunya kelompok masyarakat di Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Mereka tergabung di dalam kelompok yang bernama Kelompok Peternak MENDANI.

Kelompok Peternak MENDANI mengawali kegiatannya dari usaha peternakan kambing perah, dan kemudian berkembang menjadi kelompok usaha susu kambing. Seiring dengan perkembangan kegiatannya maka kelembagaan kelompok ini pun berubah, tidak saja sebagai kelompok pembudidaya kambing perah melainkan menjadi kelompok usaha kolektif. Kelompok ini cukup berpengalaman dalam budidaya kambing perah, dan sudah cukup lama dikenal sebagai produsen susu dan bibit kambing oleh masyarakat Tegal dan sekitarnya. Jumlah anggotanya pada tahun 2015 telah mencapai 32 orang, dengan populasi kambing sebanyak 952 ekor. Pemilikan ternak kambing berkisar 10 - 50 ekor per anggota. Produksi susu baru mencapai sekitar 1-2 liter per ekor per hari. Produksi susu seluruh anggota rata-rata sebanyak 350 liter per hari. Susu yang dihasilkan oleh anggota sekitar 70% disetorkan ke kelompok dengan harga beli Rp13.000,-/liter, sedangkan 30% dijual langsung ke konsumen dengan harga Rp16.000 - Rp20.000,- per liter. Selain menghasilkan susu, kelompok ini juga menjual bibit kambing.

Kelompok Peternak MENDANI menghadapi masalah yaitu lemahnya keterkaitan usaha individu anggota dengan kelompok, rendahnya semangat untuk bekerja secara kolektif, dan minimnya pengetahuan dan penguasaan tentang manajemen organisasi dan pemasaran oleh para pengelolanya. Masalah pertama dapat dilihat dari fakta bahwa anggota kelompok dalam melakukan usaha peternakan kambing perah membutuhkan sarana dan prasarana yang antara lain berupa pakan, hijauan, dan peralatan. Kebutuhan tersebut selama ini lebih banyak ditangani oleh masing-masing peternak. Kebutuhan pakan dan bahan lain dipenuhi peternak dengan cara membeli di luar kelompok. Demikian halnya jika terjadi permasalahan dengan ternaknya, misalnya ternak terkena penyakit maka penanganannya dilakukan oleh peternak sendiri. Sebaliknya, upaya pengembangan kelompok oleh pengurus tampaknya kurang memperhatikan kebutuhan dan aspirasi anggotanya. Pengurus mempunyai pemikiran bahwa pengembangan usaha kelompok bisa dimulai

(3)

dengan usaha yang ada untuk dikerjasamakan dengan pihak lain, sementara usaha anggota akan menerima dampaknya dari kerja sama itu. Kenyataan ini menggambarkan bahwa pada kelompok ini tidak terjadi keterikatan yang kuat antara usaha anggota dengan usaha kelompok. Keadaan ini sangat penting untuk dibenahi sebagai modal dasar pengembangan kelompok ke depannya menjadi kelompok usaha kolektif yang kuat dan berkesinambungan.

Permasalahan kedua yaitu lemahnya semangat anggota dan kelompok untuk melakukan kerja kolektif. Meskipun anggota kelompok ini memiliki aktivitas yang sama yaitu memelihara kambing perah dan memproduksi susu kambing, akan tetapi tidak ditemukan adanya aktivitas yang dilakukan bersama dalam rangka mereka melakukan koordinasi, membuat perencanaan dan pengembangan usaha, serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Kegiatan bersama yang dilakukan baru sebatas pertemuan rutin yang sifatnya lebih kepada forum silaturahmi, dan juga bila ada kegiatan semacam penyuluhan dan pembinaan dari pihak pemerintah atau perguruan tinggi. Dengan mengingat potensi yang begitu besar kelompok ini dilihat dari jumlah pemilikan ternak, dan pasar untuk susu kambing yang sangat prospektif, maka pengkondisian aktivitas bersama dalam perencanaan produksi dan pemasaran, pemecahan masalah, dan pengembangan usaha menjadi kebutuhan yang mendesak.

Permasalahan ketiga yaitu minimnya pengetahuan manajemen organisasi dan pemasaran oleh para pengurus kelompok. Ketiadaan kerja kolektif di dalam kelompok merupakan fenomena yang tampak dari kurang optimalnya fungsi organisasi melakukan perencanaan, pendelegasian atau pembagian tugas, monitoring dan evaluasi kegiatan kelompok. Struktur organisasi yang sudah ada belum bisa diimplementasikan menjadi prosedur dan tata kerja kelompok. Pelaksanaan tugas kelompok masih terpusat pada ketua dan sebagian kecil pengurus kelompok, sehingga aktivitas dan perkembangan kelompok lebih banyak tergantung kepada ketua kelompok.

Di bidang pemasaran susu Kelompok MENDANI mengalami hambatan yaitu belum adanya pelanggan susu kambing yang tetap, dan belum berhasilnya menggalang jaringan pemasaran yang relatif luas dengan UKM makanan dan minuman di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Susu kambing yang dihasilkan dari usaha peternakan anggota yang seharusnya dipasarkan melalui kelompok, sekarang ini menghadapi masalah karena kelompok belum memiliki pelanggan yang jelas. Kelompok menjadi tidak berdaya untuk mengambil peran dalam pemasaran susu, dan seolah membiarkan pihak pembeli berhubungan langsung dengan peternak untuk membeli susu meskipun dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh kelompok.

(4)

METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi focus group discussion, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Focus Group Discussion (FGD) untuk mengidentifikasi masalah bersama, dan memulai menetapkan kesamaan persepsi tentang arah dan tujuan pengembangan kelompok. Penyuluhan terhadap seluruh anggota dan pengurus kelompok dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan penambahan wawasan tentang pentingnya kelompok, pentingnya menguasai pemasaran, keadaan pasar makanan dan minuman seperti susu, perilaku masyarakat konsumen susu, dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan produk makanan dan minuman. Pelatihan kepada pengurus kelompok yang berkompeten dalam pemasaran dan produksi susu. Pelatihan ditekankan kepada manajemen pemasaran, pengemasan produk dan upaya mengembangkan produk susu yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar. Pendampingan ditekankan pada pengembangan jaringan pemasaran dan kemitraan usaha. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Peternakan Kambing Perah

Peternakan kambing perah di Kecamatan Dukuhturi dilakukan oleh masyarakat yang tergabung di dalam Kelompok Peternak Mendani. Jumlah anggotanya sebanyak 21 orang. Mayoritas dari mereka benar-benar sebagai peternak kambing perah dan sebagian kecil yang berprofesi sebagai pedagang dengan sambilan sebagai peternak. Peternak telah menjalani usahanya cukup lama dengan rata-rata lama usaha 6 tahun dan terlama sudah mencapai 18 tahun. Salah satu faktor penunjang keberhasilan usaha peternakan kambing adalah perkandangan. Seperti pada umumnya, kandang kambing perah yang dijumpai pada Kelompok Peternak MENDANI berbentuk kandang panggung. Kandang panggung merupakan kandang yang konstruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. Model kandang ini berfungsi untuk menghindari ternak kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit. Kandang panggung lebih sehat dan bersih karena kotoran dan air kencing jatuh ke kolong, sehingga lantai kandang tidak becek.

Jenis kambing yang banyak dipelihara peternak yaitu jenis PE (Peranakan Etawa), Jawa Randu, dan Saperra. Peternak memperoleh bibit kambing atau kambing bakalan dari pedagang di pasar lokal dan juga pasar di luar kota Tegal seperti Kaligesing Purworejo. Peternak di daerah Dukuhturi hampir keseluruhan memelihara ternak kambing untuk diperah susunya, dan setelah kering kambing dijual sebagai kambing potong.

(5)

Tabel 1. Struktur Pemilikan Kambing Di Kelompok Peternak MENDANI

No Jenis Jumlah kambing

(ekor) Rata-rata Pemilikan (ekor) 1 Kambing laktasi 1.037 49,38 2 Cempe 49 2,33 3 Kambing kering 0 0 Jumlah 1.086

Peternak pada umumnya menjual kambing yang telah masuk fase kering atau tidak menghasilkan susu, yang sering dikenal dengan sistem kering jual. Bagi peternak apabila memelihara kambing kering akan menambah beban biaya. Pola pikir yang demikian mengakibatkan populasi kambing di peternak relatif tidak mengalami peningkatan.

Dari jumlah populasi kambing seperti yang tertera dalam tabel 1 dihasilkan susu sebanyak 872 lt per hari. Produksi susu sebanyak itu merupakan produksi total dari produksi susu seluruh peternak anggota kelompok. Produktivitas susu yang dicapai oleh peternak tentu bervariasi tergantung pada banyak faktor seperti jenis kambing, pemeliharaan, dan umur ternak. Produksi susu yang dicapai sebanyak 1- 3,0 lt per hari/ekor.

Tabel 2. Produksi dan Harga Susu Di Kelompok Peternak MENDANI

No Uraian Nilai

1 Produksi susu (lt/hari) 872

2 Rata-rata produksi susu (lt/hari/peternak) 41,52

3 Harga susu (Rp/lt) 16.000

Harga jual susu yang diterima oleh peternak dirasa masih rendah. Mereka saat ini memperoleh harga berkisar Rp 16.000 – Rp 18.000 per lt. Harga susu kambing di pasar eceran mencapai Rp 25.000,- per lt.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi (1) pengurusan ijin pada instansi terkait dan (2) orientasi lapangan dan sosialisai program pada tanggal 13 juni 2017. Kegiatan sosialisasi program dilakukan di rumah Ketua Kelompok MENDANI dengan cara menyampaikan usulan kegiatan dan berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi kelompok dan peternak pada umumnya. Pada saat sosialisasi program dilakukan pula penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan untuk disepakati oleh kelompok.

Pelatihan keorganisasian dan pemasasran dilaksanakan untuk seluruh pengurus dan anggota kelompok.. Kelompok Peternak MENDANI saat ini relatif tidak banyak melakukan kegiatan yang terkait dengan usaha peternakan kambing perah. Usaha peternakan kambing perah

(6)

lebih banyak dilakukan oleh peternak masing-masing, terutama dalam pemasaran susu dan pengadaan pakan hijauan maupun konsentrat. Peternak pada umumnya belum bisa mengambil manfaat dari adanya kelompok, dan terdapat kecenderungan mereka kurang tertarik berkontirbusi dalam kelompok ketika tidak diperoleh manfaat secara langsung. Oleh karena itu pelatihan yang diberikan pertama kali kepada anggota kelompok adalah peningkatan kesadaran berkelompok dan motivasi. Untuk memperoleh gambaran tentang motivasi peternak dalam berkelompok, maka dalam pelatihan terlebih dahulu diajukan pertanyaan “ Apa yang saudara butuhkan dari kelompok“ ? Jawaban-jawaban yang disampaikan oleh 24 orang peserta pelatihan kemudian dicatat sebagai berikut :

a. Teman belajar bersama untuk beternak kambing perah b. Pembinaan dan bantuan dari dinas (pemerintah) c. Kemudahan dalam memasarkan susu

d. Kemudahan dalam memperoleh konsentrat

e. Informasi yang berhubungan dengan usaha peternakan kambing perah f. Bantuan modal

Dari enam jawaban yang mereka berikan, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “Kebutuhan manakah yang mereka merasa sudah terpenuhi” ? Jawaban yang disampaikan oleh peserta pelatihan bahwa kebutuhan yang terpenuhi melalui kelompok adalah memperoleh teman belajar bersama untuk beternak kambing perah, informasi tentang peternakan kambing perah, serta pembinaan dan bantuan dari dinas. Belum bisa terwujudnya kebutuhan pemasaran dan modal sepertinya menjadi pemicu lemahnya hubungan peternak dengan kelompok.

Selain materi peningkatan motivasi, diberikan pula pada pelatihan ini materi tata kelola administrasi kelompok atau organisasi. Pada Kelompok MENDANI struktur organisasi sudah terbentuk, dan kepengurusan juga sudah berjalan cukup baik. Pada pelatihan ini materi yang diberikan lebih kepada peningkatan pengelolaan administrasi kelompok dan kepemimpinan. Kelengkapan peralatan administrasi atau perkantoran juga menjadi perhatian untuk ditingkatkan. Sementara kepemimpinan didorong untuk lebih terbuka dan banyak melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan. Pelatihan manajemen pemasaran juga dilakukan pada saat yang bersamaan dengan materi keorganisasian. Materi manajemen pemasaran meliputi pengetahuan strategi pemasaran melalui Marketing Mix (Bauran Pemasaran), pentingnya menentukan segmentasi pasar, dan pemasaran secara kelompok melalui koperasi.

Pelatihan budidaya kambing perah dilakukan untuk pengurus dan peternak anggota kelompok. Pada pelatihan ini materi yang diberikan yaitu pemilihan bibit, pemeliharaan dan pemerahan serta penanganan susu. Permasalahan yang dihadapi peternak selama ini peternak kurang memperhatikan bibit kambing yang memiliki produksi susu tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang bibit kambing yang baik, dan peternak juga mengalami

(7)

keterbatasan modal. Untuk pemeliharaan kambing, peternak mengalami permasalahan dalam pakan hijauan. Pengadaan hijauan memerlukan tenaga yang tidak sedikit untuk merumput, atau jika harus membeli harganya cukup mahal. Untuk memberikan solusi dalam masalah pakan, maka pada pelatihan ini juga diberikan pengetahuan tentang pembuatan silase. Silase merupakan pakan hasil fermentasi yang dibutuhkan ketika peternak kesulitan untuk menyediakan hijauan segar pada waktu tertentu. Silase merupakan pakan yang dapat disimpan untuk waktu yang lama.

Permasalahan lain dalam budidaya kambing perah yang ditemukan di Kelompok peternak MENDANI adalah pemerahan. Banyak peternak yang melakukan pemerahan tidak dalam kandang tersendiri, melainkan pada kandang yang dihuni kambing tersebut. Hal ini bisa berakibat susu akan terkontaminasi mikroba, sehingga kualitas susunya rendah. Oleh karena itu dalam pelatihan diberikan pula materi mengenai teknik pemerahan yang benar.

Pendampingan kepada kelompok dilakukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan administrasi kelompok, pembuatan rencana kegiatan, dan pengembangan komunikasi peternak anggota dengan kelompok. Pembuatan rencana kegiatan diutamakan untuk kegiatan yang hendak dilakukan peternak anggota secara kolektif. Pendampingan tersebut juga bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang arah pengembangan program pemasaran susu oleh anggota kelompok. Demikian halnya pemeliharaan kambing pada peternak juga dimonitor setelah sebelumnya dilakukan pelatihan. Melalui pendampingan akan diperoleh informasi yang penting untuk pelaksanaan program berikutnya.

Hasil pendampingan yang telah dilakukan diukur dengan indikator perubahan pola pikir dan peningkatan pengetahuan dalam berkelompok. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya kemauan anggota untuk melaksanakan kegiatan secara rutin dalam kelompok. Kegiatan yang dimaksud yaitu kegiatan yang berkaitan dengan kewajibannya sebagai anggota kelompok, dan upaya kolektif untuk mengatasi masalah bersama yang dihadapi selama ini berupa pengadaan hijauan pakan dan pemasaran susu. Hasil pendampingan secara terperinci terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Kegiatan pada Kelompok Peternak Mendani No. Tahap Kegiatan Metode Evaluasi/acara Hasil Evaluasi 1. Pelatihan manajemen

keorganisasian dan koperasi

Pre-test, post-test, daftar hadir, diskusi

Terjadi perubahan pola pikir peserta, dilihat dari peningkatan nilai post-test (rata-rata 60) yang semual saat pre-test nilai rata-rata 35. 2. Praktek manajemen Pemerahan Penilaian Peserta dalam melakukan pemerahan sesuai prosedur

Peserta semula belum mengetahui proses pemerahan dengan benar. Setelah praktek peserta dapat memerah dan menghasilkan susu dengan kualitas yang baik.

(8)

3. Pertemuan kelompok untuk diskusi dengan tema pemasaran susu

Penilaian dalam konsistensi materi diskusi dan keaktifan peserta

Peserta diskusi memiliki kesadaran yang sama akan masalah pemasaran yang dihadapi. Hasil diskusi berupa solusi (1) mencari mitra industri atau lainnya yang mampu membeli susu secara konsisten dengan harga yang menguntungkan, dan (2) mengem bangkan produk olahan susu kambing

4.

5.

6.

Pertemuan kelompok untuk diskusi dengan tema pengadaan hijauan pakan

Studi banding dan diskusi dengan pengurus Koperasi sapi perah “Pesat” Banyumas Pertemuan kelompok untuk pemantapan organisasi dan komitmen bersama Penilaian dalam konsistensi materi diskusi dan keaktifan peserta

Penilaian dalam Keaktifan peserta dan inisiatif untuk

menimba pengalaman

Penilaian dalam kesamaan tujuan dan kesanggupan akan mengambil peran

Peserta diskusi memiliki kesadaran yang sama akan masalah sulitnya mendapat pakan hijauan. Hasil diskusi berupa solusi: Perlu kerja sama dengan Perhutani untuk memanfaatkan lahan di bawah tegakan untuk menanam tanaman hijauan.

Peserta puas dan memiliki rencana untuk melakukan tindak lanjut bekerja sama dengan Koperasi Pesat dalam pengolahan susu dan pemasarnnya.

Peserta memiliki kesadaran yang sama pentingnya kelompok dan bersedia untuk aktif dalam kegiatan kolektif.

KESIMPULAN

1. Program pengabdian dapat berlangsung dengan baik, dengan melalui kegiatan pelatihan keorganisasian telah berhasil disadarkan pentingnya ketertiban administrasi kelompok atau organisasi guna mewujudkan kinerja kelompok yang baik. Melalui kegiatan pelatihan organisasi terungkap lemahnya motivasi peternak berkelompok karena belum mampunya kelompok memenuhi kebutuhan peternak anggota dalam memecahkan masalah pemasaran susu.

2. Peternak lebih banyak melakukan kegiatan secara sendiri-sendiri dalam berusaha peternakan kambing perah, dan hubungan diantara peternak dan kelompok lemah. Program pengabdian ini berhasil mengidentifikasi sangat kurangnya kegiatan kolektif yang diselenggarakan oleh kelompok selama ini.

3.

Pengetahuan peternak tentang budidaya kambing perah sudah cukup baik, apalagi ditunjang dengan pengalaman yang sudah relatif lama. Namun demikian beberapa kelemahan masih dijumpai antara lain bibit kambing yang kurang baik dan pemerahan yang masih harus dibenahi.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Hanel, A.1989. Basic Aspect of Cooperative Organization and Policies for Their Promotion in Developing Countries. Marburg: University of Marburg.

Hendar dan Kusnadi. 2005, Ekonomi Koperasi, edisi kedua, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.

Lawless, G. and A. Reynolds. 2004. Worker Cooperatives: Case Studies, Key Criteria & Best Practices, UWCC Staff Paper No.3, July, University of Wisconsin. Madison.

Loyd, B. 2001. Positioning for Peformance: Reshaping Co-ops for Success in the 21st Century, Paper on Farmer Co-operative Conference, October 29, Las Vegas, McKinsey & Company.

Peterson, C. 2005. Searching for a Cooperative Competitive Advantage. Michigan State University.

Pitman, L. 2005. Cooperatives in Wisconsin. University of Wisconsin. Madison.

Rosyad, A., A.R.Karim dan A.N. Mandamdari. 2011. Peningkatan Kesejahteraan Petani Melalui Penguatan Kelompok (Capacity Building) Petani Padi Organik Di Kabupaten Banyumas. Laporan Penelitian. Unsoed, Purwokerto. Tidak dipublikasikan.

Rosyad,A., A.Sutanto dan N.N.Hidayat. 2013. Peningkatan Kinerja Koperasi Peternak Sapi Perah Pesat Melalui Penguatan Saling Ketergantungan (Interdependency) Anggota dengan Koperasi dan Penguasaan Pasar. Laporan Penelitian. Unsoed, Purwokerto. Tidak dipublikasikan.

Rosyad,A., A.Sutanto, T.Y.Astuti dan P.Sudiarto. 2014. Peningkatan Kinerja Koperasi Peternak Sapi Perah Pesat Melalui Pengembangan Budaya Kewirausahaan. Laporan Penelitian. Unsoed, Purwokerto. Tidak dipublikasikan.

Ropke, J. 1985. The Economic Theory of Cooperative Enterprises in Developing Countries. With Special Reference of Indonesia, Marburg: University of Marburg.

Referensi

Dokumen terkait

Saya akan membantu teman sekelompok yang kesusahan dalam mengerjakan tugas meskipun berbeda

digunakan untuk menyebut suatu nilai hasil dari penghitungan variable. 5) Konsep merupakan rancangan, ide, atau pengertian tentang sesuatu. 6) Definisi merupakan rumusan

terjangkau, dan bila perlu masyarakat juga bisa memanfaatkan lahan yang ada walaupun minim dengan menanam cabe, agar kebutuhan akan cabe juga tidak terlalu bikin pusing, ungkapnya

Dihimbau kepada para Koordinator Sektor Pelayanan “NAZARETH”, “FILADELFIA” dan “MAKEDONIA”/Pengurus PelKat/Komisi, serta Warga Jemaat GPIB “CINERE” Depok

Profesi Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) telah dihadapkan pada tantangan berat untuk ikut andil dalam mengatasi berbagai permasalah pembelajaran yang kian kompleks, meskipun

Teknologi Jaringan merupakan teknologi yang menghubungkan dua komputer atau lebih Teknologi Jaringan merupakan teknologi yang menghubungkan dua komputer atau lebih untuk dapat

Beribu manfaat tentang informasi dan teknologi di bidang pendidikan dan kebudayaan bisa didapatkan oleh masyarakat melalui kanal-kanal di laman http://kemdikbud.go.id sesuai dengan

Dalam penelitian ini, kadar glukosa tertinggi dihasilkan oleh penambahan volume enzim alfa-amilase dan gluko-amilase sebanyak 4 ml, sedangkan kadar etanol hasil distilasi