• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA TERINTEGRASI PENDIDIKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PPB) PADA ISU PERUBAHAN IKLIM. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA TERINTEGRASI PENDIDIKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PPB) PADA ISU PERUBAHAN IKLIM. Skripsi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA TERINTEGRASI PENDIDIKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PPB) PADA ISU

PERUBAHAN IKLIM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh: Kiki Zakiah 11150162000002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020

(2)

i LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Isu Perubahan Iklim” disusun oleh Kiki Zakiah, NIM. 11150162000002, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta 25 Oktober 2020 Yang mengesahkan,

Pembimbing 1 Pembimbing II

Burhanudin Milama, M.Pd Dewi Murniati, M.Si NIP.19770201 200801 1 011 NIP.-

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama, M.Pd NIP.19770201 200801 1 011

(3)

ii

... LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Isu Perubahan Iklim disusun oleh Kiki Zakiah Nomor Induk Mahasiswa 11150162000002, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 28 November 2020 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, 28 November 2020

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia Tanggal Tanda Tangan

Burhanudin Milama, M.Pd

NIP. 19770201 2008011 011 2 Januari 2021

Penguji I

Salamah Agung, M.A., Ph.D. 23 Desember 2020 NIP. 19790624 2006042 002

Penguji II

Dila Fairusi, M.Si. 22 Januari 2021 NIP. 19850330 2015032 003

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

Kiki Zakiah, “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Isu Perubahan Iklim”, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada isu perubahan iklim. Metode dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE, yaitu analisis, perencanaan, pengembangan, implementasi dan evaluasi, pada penelitian ini dibatasi sampai tahap implementasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Pengujian untuk buku pengayaan dilakukan validasi kepada empat dosen pendidikan kimia dengan menggunakan angket diperoleh hasil rata-rata 97,94% termasuk dalam kategori sangat layak. Hasil uji coba terbatas yang dilakukan kepada empat guru dan sembilan siswa dari tiga sekolah, yaitu MA Jamiyyah Islamiyyah, SMA 66 Jakarta, dan MA IT Al-Quraniyyah, menggunakan angket yang telah divalidasi diperoleh hasil 92,12% untuk guru dan 86,13% untuk siswa, sehingga termasuk dalam kategori sangat baik dan layak untuk digunakan pada proses kegiatan pembelajaran kimia di sekolah.

Kata kunci: Buku Pengayaan, ADDIE, Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB), Perubahan Iklim

(6)

v

ABSTRACT

Kiki Zakiah (11150162000002). “Development of Education for Sustainable Development (ESD) Integrated Chemistry Enrichment Books on Climate Change Issues”, Chemistry Education Study Program Departement of Science Education, Faculty of Turbiya and Teaching Training, Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University.

This study develop on enrichment book of chemistry which focus education for sustainable development on climate change issu. The method used in this study is ADDIE model, wich has five stages, namely analyze (analisis), design (desain), development (pengembangan), implement (implementasi) dan evaluate (evaluasi), in this study is limited to the implement stage. The evaluation were carried out by the evaluation were carried out by the was conducted on four chemistry education lecturers got the result 97,94% stated that the decent category. At the stage implementation of the enrichment book a limitedtrial was conducted and data obtained from the response results from four chemistry teachers and nine students of three school that is MA JAmiyyah Islamiyyah, SMAN 66 Jakarta and SMA IT Al-Quraniyyah, based on the results of a limited trial of book feasibility the majority of teacher 92,12% so books education for sustainable development (ESD) on climate change issu that is include very good category and feasible for use in school learning.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Alhamdulillahirabil’alamin, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuu Wa Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan

karunia-Nya serta keberkahannya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengembangan Buku Pengayaan Terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada Isu Perubahan Iklim”. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Sholallahu Alaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya

sampai akhir zaman.

Tidak lupa penulis ucapankan terima yang sebesar-besarnya, kepada semua pihak yang terlibat yang telah memberikan dukungan baik do’a, moral beserta material selama penyusunan skripsi ini. Dengan tulus, ikhlas, dan kerendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negerti Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanudin Milama, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbingan akademik dan dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, ilmu, dan bimbingan kepada penulis degan penuh kesabaran.

3. Dewi Murniati, M.Si. Selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta dengan penuh keikhlasn dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.

4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

vii

5. Kepada guru dan siswa MA Jamiyyah islamiyyah, SMA 66 Jakarta, dan SMA IT Al-Quraniyyah, terima kasih telah membantu dalam melakukan pengambilan data penelitian.

6. Orang tua tersayang, Bapak Ikin Tasdikin dan Ibu Dedeh beserta adik saya Akmal Sidik, Refa Octavia, dan Irzi Fathu Rohman yang selalu memberikan dukungan, nasehat, mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya dengan kesabaran dan keikhlasan.

7. Bapak H. Rosid dan Ibu Hj. Solih beserta nenek saya tercinta ukay yang selalu memberikan semangat, nasehat selama peneliti menjalankan kuliah dari awal sampai akhir.

8. Teman-teman Gurly; Nidaa, Ainun Nisa, Eka Kharisma Yuni , Umi Khaerunis yang telah menjadi sahabat dari semester I hingga sekarang.

9. Keluarga besar pondok pesantren Daar El-Hikam yang memberikan banyak ilmu agama selama peneliti kuliah, serta teman-teman santri Daar El-Hikam yang menjadi tempat keluh kesah peneliti selama menjalankan kuliah.

10. Fari Ida Afandi dan Ita Rosita yang selalu memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Burhan dan Bu Dewi yang sudah berbagi waktu, kesabaran, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2015 yang saling memberikan motivasi dan

semangat selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penyelesaian skrispi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran. Semoga skripsi ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Ciputat, 2020 Penulis

(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ………...ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB 1 ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 6 C. Batasan Masalah ... 6 D. Rumusan Masalah ... 7 E. Tujuan Penelitian ... 7 F. Manfaat Penelitian ... 7 BAB II ... 8

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN ... 8

HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Bahan ajar ... 8

1. Pengertian Bahan Ajar ... 8

2. Fungsi Bahan Ajar ... 9

3. Jenis-jenis Bahan Ajar ... 10

B. Buku ... 11

1. Pengertian Buku ... 11

2. Jenis-Jenis Buku ... 12

C. Buku Pengayaan ... 13

1. Pengertian Buku Pengayaan ... 13

(10)

ix

D. Pengertian dan ruang lingkup Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan

(PPB) ... 16

1. Pengertian Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) ... 16

E. Perubahan Iklim ... 23

F. Pengembangan Model ADDIE ... 26

1. Tahap Analisis ... 26 2. Tahap Desain ... 27 3. Tahap Pengembangan ... 27 4. Tahap Implementasi ... 27 5. Tahap Evaluasi ... 27 G. Penelitian Relevan ... 28 H. Kerangka Berfikir... 29 BAB III... 32 METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Objek dan Subjek Penelitian ... 33

1. Validator ... Error! Bookmark not defined. 2. Responden ... Error! Bookmark not defined. C. Metode Penelitian... 33

D. Desain Penelitian ... 34

1. Tahap Analisis (Analysis) ... 36

2. Tahap Perancangan (design) ... 37

3. Tahap Pengembangan (Development) ... 38

4. Tahap Implementasi (Implementation) ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Wawancara ... 39 2. Validasi ... 39 3. Angket ... 39 F. Instrumen Penelitian ... 39 1. Pedoman Wawancara ... 40 2. Lembar Validasi ... 42

(11)

x

3. Angket Respon atau Kuisioner ... 43

G. Teknik Pengolahan Data ... 44

1. Validasi Buku Pengayaan ... 45

2. Angket Respon ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV ... 48

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48 B. Pembahasan ... 93 BAB V ... 106 A. Kesimpulan ... 106 B. Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA ... 108 LAMPIRAN ... 119

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga Pilar PPB ………. ... 22

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir...………..31

Gambar 3.1 Bagan Desin Model ADDIE yang Dimodifikasi ... 35

Gambar 4.1 Model Terpadu Pengintegrasian terhadap PPB ... 52

Gambar 4.2 Cuplikan Sampul Buku Pengayaan ... 57

Gambar 4.3 Cuplikan Lembar Identitas buku Pengayaan ... 57

Gambar 4.4 Cuplikan Lembar Identitas Buku Pengayaan ... 58

Gambar 4.5 Cuplikan Daftar Isi Buku Pengayaan... 58

Gambar 4.6 Aspek Kimia pada Buku Pengayaan ...59

Gambar 4.7 Aspek Lingkungan pada Buku Pengayaan ...60

Gambar 4.8 Aspek Sosial-Budaya pada Buku Pengayaan ...60

Gambar 4.9 Aspek Ekonomi pada Buku Pengayaan ...61

Gambar 4.10 Cuplikan Info Buku Pengayaan ... 62

Gambar 4.11 Cuplikan Info Buku Pengayaan ... 62

Gambar 4.12 Cuplikan Biografi ... 63

Gambar 4.13 (a) Halaman Sampul Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi ... 72

Gambar 4.14 (a) Halaman Awal Materi Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi ... 73

Gambar 4.15 Penerjemahan Bahasa (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi ... 74

Gambar 4.16 Lembar Praktikum (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi ... 74

Gambar 4.17 Warna (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi... 75

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Bahan Ajar ... 9

Tabel 2.2 Perbedaan Buku Teks dan Buku Pengayaan ... 14

Tabel 2.3 Tujuan dan Indikator dari SDGs ... 20

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Instrumen Wawancara Terhadap Guru Kimia ... 40

Tabel 3.3 Instrumen Wawancara Terhadap Pesera Didik ... 41

Tabel 3.4. Nomor Pernyataan Kisi-Kisi Instrumen Validasi ... 42

Tabel 3.5 Nomor Pernyataan Kisi-Kisi Instrumen ... 43

Tabel 3.6 Nomor Pernyataan Kisi-Kisi Lembar Instrumen siawa... 44

Tabel 3.7 Pemaknaan Persentase ... 45

Tabel 3.8 Penilaian Skala Likert ... 45

Tabel 3.9 Persentase dan kriteria Analisis Data ... 47

Tabel 4.1 Kesimpulan Hasil Wawancara dengan Guru ... 49

Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 50

Tabel 4.3 Analisis sumber-sumber ... 54

Tabel 4.4. Persentase Validasi Aspek Materi ... 64

Tabel 4.5 Persentase Validasi Aspek Penyajian ... 65

Tabel 4.6 Persentase Validasi Aspek Bahasa ... 65

Tabel 4.7 Persentase Validasi Aspek Kulit Buku (Cover) ... 66

Tabel 4.8 Persentase Validasi Tata Letak (Layout) Isi Buku ... 67

Tabel 4.9 Persentase Validasi Aspek Jenis Huruf (Thypography) ... 68

Tabel 4.10 Persentase Validasi Aspek Ilustrasi Buku ... 68

Tabel 4.11 Persentase Validasi Aspek Fisik Buku ... 69

Tabel 4.12 Persentase Hasil Validasi Buku Pengayaan ... 70

Tabel 4.13 Saran dan Komentar selama Validasi ... 71

Tabel 4.14 Hasil Respon terhadap Aspek Materi ... 76

Tabel 4.15 Hasil Respon terhadap Aspek Penyajian ... 77

Tabel 4.16 Hasil Respon terhadap Aspek Bahasa ... 78

Tabel 4.17 Hasil Respon terhadap Aspek Desain Kulit (Cover) ... 79

(14)

xiii

Tabel 4.19 Hasil Respon terhadap Aspek Jenis Huruf (Thypography) ... 80

Tabel 4.20 Hasil Respon terhadap Aspek Ilustrasi Buku ... 81

Tabel 4.21 Hasil Respon terhadap Aspek Fisik Buku ... 82

Tabel 4.22 Hasil Presentase Respon Guru terhadap Buku Pengayaan ... 82

Tabel 4.23 Hasil Respon terhadap aspek Materi ... 83

Tabel 4.24 Hasil Respon terhadap Aspek Penyajian ... 84

Tabel 4.25 Hasil Respon terhadap Aspek Bahasa ... 85

Tabel 4.26 Hasil Respon terhadap Aspek Desain Kulit (Cover) ... 86

Tabel 4.27 Hasil Respon terhadap Aspek Tata Letak (Layout) ... 87

Tabel 4.28 Hasil Respon terhadap Aspek Jenis Huruf (Thypography) ... 88

Tabel 4.29 Hasil Respon terhadap Aspek Ilustrasi Buku ... 89

Tabel 4.30 Hasil Respon terhadap Aspek Fisik Buku ... 90

Tabel 4.31 Hasil Persentase Respon Siswa terhadap Buku Pengayaan ... 91

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lampira. Hasil Wawancara Analis Kebutuhan ... 120

Lampiran 2.Hasil Analisis KI,KD dan Indikator Secara Umum (Hidrokarbon) . 128 Lampiran 3.Hasil Analisis Indikator Buku Pengayaan ... 130

Lampiran 4.Hasil Analisis Sumber Isi Buku Pengayaan ... 133

Lampiran 5. Hasil Analisis Konten Isi/Materi Buku Pengayaan ... 140

Lampiran 6. Flowchart Rancangan Buku Pengayaan ... 165

Lampiran 7. Karakteristik Buku Pengayaan ... 166

Lampiran 8.Hasil Pengisian Lembar Validasi ... 167

Lampiran 9. Perhitungan Hasi l Validasi Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi PPB ... 190

Lampiran 10. Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi PPB pada Isu Perubahan Iklim ... 193

Lampiran 11. Kisi-Kisi Instrumen Angket Validasi ... 281

Lampiran 12. Instrumen Angket Respon ... 315

Lampiran 13. Tabel Perhitungan Respon Terhadap Buku Pengayaan ... 333

Lampiran 14. Foto Bukti Penelitian ... 341

Lampiran 15. Surat-Surat ... 342

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dampak perubahan iklim begitu sudah terasa ke berbagai negara, akibat dari berubahnya iklim dapat mengancam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan, bahkan dalam sekala besar berdampak terhadap negara (Subarkah, 2019). Isu perubahan iklim merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi secara global pada beberapa dekade ini, perhatian masyarakat di dunia diramaikan dengan isu perubahan iklim, sehingga banyak menimbulkan kontroversi baik di kalangan praktisi, politisi, maupun akademisi sendiri karena sangat besar dampak yang ditimbulkan dari munculnya fenomena perubahan iklim ( Setiawan, 2019).

Perubahan iklim merupakan kondisi cuaca yang tidak menentu yang disebabkan dengan berubahnya pola iklim dunia, terjadinya perubahan iklim disebabkan dengan adanya perubahan variabel iklim, seperti suhu, udara, dan curah hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup panjang (Hidayati I. N. & Suryanto, 2015). Dampak dari munculnya perubahan iklim ini menjadi isu skala besar yang dihadapi di berbagai dunia, perubahan iklim ini disebabkan oleh naiknya Gas Rumah Kaca (GRK) (Henderson, Reinert, Dekhtyar, & Migdal, 2008). Salah satu faktor dari meningkatnya GRK yang tidak kita sadari dan yang paling besar, yaitu asap buang kendaraan.

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, khususnya di bidang transportasi, baik transportasi darat, laut, dan udara, sehingga akan semakin banyak gas-gas buang yang dikeluarkan dari sisa hasil pembakaran terutama dari kendaraan bermotor. Penggunaan kendaraan bermotor dapat menimbulkan dampak yang sangat negatif bagi lingkungan, gas-gas beracun yang dihasilkan dari sisa pembakaran khususnya sepeda motor terdiri dari berbagai macam gas, di antaranya CO (karbon monoksida), HC (hidrokarbon), dan NOx (nitrogen oksida), gas

(17)

2

CO memiliki presentase paling besar yaitu 60% (Wahab, Nafie, Ramang, Raya, & Hala, 2019). Faktor lain dari perubahan iklim, yaitu meningkatnya gas karbon dioksida (CO2) yang kurang diserap oleh

tumbuhan sehingga terjadi perubahan iklim.

Selain itu, perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan oleh kenaikan gas-gas rumah kaca CO2 dan metana

(CH4). Perubahan iklim terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang

cukup panjang antara 50-100 tahun, meskipun perlahan akan tetapi dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim sangat besar bagi bumi, yaitu menjadikan permukaan bumi semakin panas (Ardiansyah, 2013, hlm.108). Akibat dari perubahan iklim tersebut dapat dikatakan sesuatu yang dapat mengancam bumi berkelanjutan.

Mengingat perubahan iklim menjadi isu yang dapat mengancam bumi berkelanjutan, maka agenda abad ke-21 menyatakan hal yang mendasar untuk tercapainya tujuan berkelanjutan, yaitu pendidikan. Menurut Amador, Martinho, Nicolau, Cairo, & Oliveira (2015), dalam

Word Summit on Sustainable Development (ESD) mengatakan bahwa

pendidikan adalah jantung dari pembangunan berkelanjutan. Dalam hal tersebut Indonesia sudah memasukkan konsep berkelanjutan yang menjadi prinsip dasar untuk pembangunan pendidikan nasional (Gunamantha, 2010). Penerapan PPB telah tertuang dalam deklarasi dan dokumen internasional, United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) telah mendeklarasikan bahwa pada tahun

2000-2015 merupakan dekade yang difokuskan dalam dunia pendidikan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan (Angiel & Pokojski, 2019).

Munculnya mengenai isu pembangunan berkelanjutan akibat dari tumbuhnya kesadaran akan globalisasi, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan generasi yang akan datang, World Comission on

Environment and Development, dalam McKoewn 2002, memberikan

(18)

3

“Sustainable development is development that meets the needs of

present generations without compromising the ability of future generations to meet their own needs.” (Setiawan, 2016).

UNESCO meminta supaya masalah pembangunan berkelanjutan dimasukan ke dalam dunia pendidikan secara holistik dan transdisipliner (Zygmunt, 2016). Harini (2015), menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan mempunyai beberapa elemen salah satunya di dunia pendidikan yang dikenal dengan istilah Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB), PPB ini memberikan kesadaran kepada semua orang untuk berkonstribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Di Indonesia konsep PPB tertuang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan, bahwa tujuan dari sistem pendidikan nasional adalah membentuk manusia yang berakhlak mulia, dapat memecahkan berbagai masalah, serta menjadi manusia yang dapat memanfaatkan alam untuk kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan yang akan datang, oleh sebab itu perlu diterapkannya PPB dalam proses pembelajaran (Setyaningrum, 2020).

Pembelajaran yang memiliki peran dalam PPB salah satunya yaitu kimia, keterkaitan kimia dengan PPB bahwa banyak produk dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kimia (Amyyana, Paristiowati, & Kurniadewi, 2017). Banyak nilai-nilai kimia yang dapat diimplementasikan terhadap PPB, di antaranya pada materi Hidrokarbon, Larutan Elektolit dan Non Elektrolit, Minyak Bumi, Reaksi Oksidasi Reduksi, Koloid, Polimer, dan aplikasi Elektokimia. Peran guru untuk mengimplementasikan PPB pada kegiatan pembelajaran, yaitu guru harus memiliki kemampuan untuk menganalisis materi-materi kimia dan tujuan pembelajaran dengan konsep PPB, supaya di dalam diri siswa tertanam nilai-nilai pembangunan berkelanjutan dan dapat menemukan solusi atas isu yang mengancam bumi berkelanjutan (Perkasa, Agrippina, & Wiraningtyas, 2017).

(19)

4

Sangat penting bagi siswa untuk mengetahui PPB, dengan tujuan untuk membekali bagaimana cara mengatasi masalah yang dapat mengancam bumi berkelanjutan, supaya dapat memenuhi kebutuhan masa sekarang dan di masa yang akan datang (Bentham, Sinnes, & Otterud, 2015). Menurut Nurprianti, Sutrisno, & Wijaya (2019), pembelajaran berbasis PPB mampu membuat siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi isu-isu global, serta dapat menemukan solusi atas isu yang mengancam bumi berkelanjutan.

Hasil wawancara studi pendahuluan dengan guru kimia dan siswa diperoleh data, bahwa dalam kegiatan pembelajaran kimia belum tersedia buku pendamping pembelajaran, serta guru dan siswa belum mengetahui mengenai PPB. Pentingnya siswa untuk mengetahui PPB, karena salah satu kriteria dari PPB yaitu fokus pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, oleh karena itu, peneliti mengaplikasikan konsep PPB dengan pembelajaran kimia yang berbentuk buku pengayaan sebagai pendamping pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Amyyana, Paristiowati, dan Kurniadewi (2017), menyatakan bahwa sumber belajar berbasis PPB yang telah dikembangkan serta diuji oleh para ahli dan peserta didik dapat dijadikan buku bacaan serta buku pendamping pembelajaran kimia.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, bahan ajar memiliki peran sebagai media dan sumber dalam proses pembelajaran sehingga dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan dan juga nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan kompetensi dan kurikulum yang berlaku (Rediati, 2015). Dalam proses pembelajaran bahan ajar yang digunakan bukan hanya berupa buku teks pelajaran, akan tetapi terdapat pula suatu bahan ajar yang dapat digunakan, yaitu buku nonteks. Buku teks dan nonteks keduanya mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai bahan ajar, akan tetapi keduanya mempunyai bobot yang berbeda, yaitu buku teks pembelajaran dapat digunakan sebagai buku pegangan utama dalam

(20)

5

kegiatan belajar mengajar, sedangkan buku nonteks digunakan sebagai buku pendamping yang menjadi buku pelengkap dari buku teks pembelajaran seperti buku pengayaan (Fitriani & Juhandi, 2018).

Buku pengayaan adalah buku yang berisikan materi yang mampu memperkaya serta meningkatkan penguasaan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) serta keterampilan untuk mencetak kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku pengayaan ini disusun tidak terpaku sepenuhnya terhadap kurikulum baik dari tujuan, materi pokok, dan metode penyajian. Terdapat tiga macam buku pengayaan, yang terdiri dari buku pengayaan pengetahuan, buku pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan kepribadian. Buku pengayaan pengetahuan merupakan buku-buku yang berisikan pengetahuan (knowledge development) yang dapat memperkaya wawasan peserta didik, dan menambahkan pengetahuan yang tidak diperoleh pada buku teks pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan wawasan yang lebih luas dan mendalam (Desnita, Fadilah, & Budi, 2016).

Buku pengayaan sangatlah penting untuk diterapkan di sekolah salah satunya untuk menambah wawasan dan pengetahuan, selain itu, buku pengayaan dapat meningkatkan kemampuan ipteks dan keterampilan. Hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa guru dan siswa sangat setuju apabila buku pengayaan menjadi pendamping dalam proses kegiatan belajar kimia, supaya pembelajaran tidak terpaku pada satu sumber serta buku pengayaan dapat menambah minat belajar siswa dan membuka wawasan bagi siswa. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Liany dan Raihanati (2018), menyatakan bahwa buku pengayaan pengetahuan sangat layak digunakan sebagai buku pendamping dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa.

(21)

6

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penting dilakukan penelitian yang bertemakan Pendidikan Pembangaun Berkelanjutan (PPB) yang diwujudkan dalam sebuah produk buku pengayaan. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah

“PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA

TERINTEGRASI PENDIDIKAN PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN (PPB) PADA ISU PERUBAHAN IKLIM”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Perubahan iklim menjadi masalah bagi dunia sehingga dapat mengancam bumi secara berkelanjutan.

2. Masih kurangnya pengetahuan siswa mengenai Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB).

3. Tidak terdapat buku pengayaan kimia yang terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada isu perubahan iklim. C. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini terstruktur maka diadakan pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Buku pengayaan terintegrasi pendidikan pembangunan berkelanjutan yang dikembangkan hanya memperluas konsep hidrokarbon pada buku teks pembelajaran kimia kelas XI.

2. Konsep hidrokarbon yang dikembangkan dalam buku pengayaan terintegrasi pendidikan pembangunan berkelanjutan difokuskan pada perubahan iklim.

3. Penelitian ini dibatasi hanya sampai uji coba terbatas untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap modul yang dikembangkan.

(22)

7 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana proses mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi PPB pada isu perubahan iklim?”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada isu perubahan iklim. F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi pendidik

Bisa menjadi bahan pendamping dalam proses belajar mengajar, serta dapat dijadikan solusi dari perubahan iklim yang dapat mengancam bumi secara berkelanjutan.

2. Bagi peserta didik

Tersedianya buku pengayaan kimia terintegrasi pendidikan pembangunan berkelanjutan yang dapat digunakan untuk bahan belajar tambahan, sehingga mempermudah siswa dalam mempelajari materi hidrokarbon.

3. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui cara mengembangankan buku pengayaan kimia terintegrasi PPB pada isu perubahan iklim, dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk penelitian lebih lanjut, serta dapat membantu pembelajaran kimia baik untuk pendidik maupun peserta didik.

(23)

8 BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Bahan ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang tersusun secara sistematis guna mewujudkan lingkungan atau suasana yang dapat dijadikan oleh siswa untuk proses kegiatan pembelajaran (DEPDIKNAS, 2008 hlm 7). Kemudian menurut Mudlofir (2011, hlm. 128), bahan ajar adalah segala bahan (tertulis ataupun tidak tertulis) yang digunakan oleh guru di sekolah untuk membantu kelangsungan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut Zulfiani, Feronika, & Suartini, (2009, hlm. 37), bahan ajar adalah sekumpulan pengetahuan (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai. Menurut Prastowo (2014, hlm 138), bahan ajar adalah segala bahan (yang mencakup informasi, alat, maupun teks) yang tersusun secara sistematis sehingga dapat memperlihatkan kompetensi dengan utuh untuk dikuasi oleh peserta didik pada proses pembelajaran, dengan tujuan perencanaan serta penelaahan implementasi pembelajaran. Menurut Sukartiningsih (2015), bahan ajar adalah salah satu dimensi dari kurikulum 2013. Menurut Ratnasari, Linggawati, & Amelia (2019), bahan ajar adalah suatu komponen penting yang mendukung kelancaran proses kegiatan belajar mengajar di sekolah supaya tercapainya tujuan dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengertian mengenai bahan ajar dari beberapa pandangan para ahli yang sudah di paparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya bahan ajar adalah segala bahan (baik tertulis maupun tidak terulis) yang berisi sekumpulan (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang tersusun secara sistematis, yang digunakan oleh guru untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran di kelas. Bahan

(24)

9

ajar diharapkan dapat membantu siswa utnuk mencapai tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran.

2. Fungsi Bahan Ajar

Bahan ajar mempunyai beberapa fungsi di antaranya adalah (DEPDIKNAS, 2008, hlm. 6):

a. Pedoman untuk guru yang dapat mengerahkan segala aktivitasnya pada proses pembelajaran berlangsung, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarakan kepada siswa. b. Pedoman untuk siswa yang mengarahkan segala aktivitasnya pada

proses kegiatan pembelajaran serta substansi yang semestinya dikuasai ataupun dipelajari oleh siswa.

c. Alat evaluasai pencapaian atau hasil pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pihak yang menggunakan serta memanfaatkan bahan ajar, fungsi dari bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam di antaranya fungsi untuk pendidik dan fungsi untuk peserta didik (Prastowo, 2014, hlm. 139-140). Berikut ini fungsi bahan ajar dapat dilihat pada table 2.1.

Tabel 2.1 Fungsi Bahan Ajar

No Fungsi Bahan Ajar

Pendidik Peserta didik

1 Menghemat waktu pendidik dalam kegiatan mengajar.

Pesera didik dapat belajar mandiri, yang artinya dapat belajar sendiri tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik lainnya.

2 Menjadikan peranan pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang

Peserta didik mampu belajar kapan saja dan di mana saja yang

(25)

10

fasilitator. dia kehendaki.

3 Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan juga interaktif.

Peserta didik mampu belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.

4 Substansi yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik dan merupakan pedoman untuk pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses kegiatan

pembelajaran.

Pesera didik mampu belajar sesuai dengan urutan yang dipilihnya sendiri.

5 Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil dari pembelajaran.

Membantu potensi peserta didik yang menjadikan pelajar atau mahasiswa yang mandiri.

6 Substansi kompetensi yang

semestinya dikuasai maupun dipelajari dan juga merupakan pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses kegiatan pembelajaran.

3. Jenis-jenis Bahan Ajar

Berdasarkan sifatnya bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu ( Prastowo, 2014, hlm. 149) :

(26)

11

1. Bahan ajar yang berupa cetak, di antaranya buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan dari majalah dan koran.

2. Bahan ajar yang berbasis teknologi, yang termasuk kedalam kategori bahan ajar ini, di antaranya audiocassette, siaran radio, slide, film strips, film, video cassette, siaran televisi, video interaktif, computer

Based Turotial, dan multimedia.

3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, di antaranya kit

sains, lembar observasi, dan lembar wawancara.

4. Bahan ajar yang dibutuhkan oleh manusia untuk keperluan interaksi (untuk keperluan pendidikan jarak jauh), contohnya telepon,

handphone, dan conferencing.

4. Prinsip-prinsip Bahan Ajar

Berikut ini prinsip-prinsip bahan ajar di antaranya (Mudlofir. 2009 hlm. 130).

a. Prinsip relevansi (keterkaitan), memiliki arti materi pembelajaran harus relevan atau ada keterkaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Prinsip konsentensi (keajegan), memiliki arti kopetensi dasar yang mesti dikuasai oleh siswa harus sama dengan jumlah bahan ajar yang mesti disampaikan atau diajarkan kepada siswa.

c. Prinsip kecukupan, memiliki arti materi hendaknya tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.

B. Buku

1. Pengertian Buku

Buku adalah bahan tertulis yang berbentuk lembaran-lembaran kertas yang dijilid serta diberi kulit (cover) yang menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis oleh pengarangnya (Prastowo, 2014, hlm. 244). Menurut DEPDIKNAS ( 2008, hlm. 12), buku merupakan

(27)

12

bahan tertulis yang di dalamnya menyajikan ilmu-ilmu pengetahuan dari buah pikiran pengarangnya yang didapatkan dengan berbagai cara, di antaranya berupa hasil penelitian atau hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi. Buku merupakan kertas tercetak yang berisikan informasi dan dijilid dalam satu kesatuan (Asri, 2017).

Berdasarkan pengertian buku dari pandangan beberapa ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan, buku adalah bahan tertulis yang merupakan kertas cetak dan dijilid, yang di dalamnya menyajikan ilmu pengetahuan atau informasi yang disusun secara sistematis. Dalam penyusunan buku harus tersusun sesuai pedoman penulisan buku.

2. Jenis-Jenis Buku

Jenis-jenis buku pendidikan menurut Andriani, Subyantoro, & Mardikantoro (2018), terdapat empat macam bagian di antaranya:

1. Buku pelajaran pokok, yaitu bahan pelajaran seperti yang tertera pada kurikulum yang berlaku yang harus dikuasai oleh siswa, pada jenis dan tingkat pendidikan tertentu untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar, buku pelajaran dipilih dan disusun secara teratur serta harus direkomendasikan oleh pemerintah, yaitu Pusat Kurikulum Perbukuan Nasional (PUSKURBUK).

2. Buku pelajaran pelengkap, merupakan buku yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagai buku pelengkap materi pada buku pelajaran pokok yang disususn secara sistematis. Buku pelengkap ini berisi pengayaan dan sebagian pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu yang mendukung pelaksanaan kurikulum serta disusun secara sistematis.

3. Buku bacaan di gunakan untuk memberikan hiburan, selain itu dapat digunakan untuk memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan peserta didik untuk membentuk watak, kepribadian, sikap, dan

(28)

13

megembangkan keterampilan. Buku bacaan dapat dibagi menjadi buku bacaan fiksi dan nonfiksi.

4. Buku sumber, yaitu buku yang diperlukan untuk memperluas dan juga memperkaya ilmu pengetahuan, dapat digunakan sebagai sumber rujukkan untuk memperoleh informasi yang diperlukan .

Berdasarkan ruang lingkup kewenangan dalam pengendalian kualitasnya, Departemen Pendidikan Nasional mengelompokan buku menjadi dua kelompok di antaranya (Rofiah, Rustana, & Nasbey, 2015)

1. Buku teks Pelajaran

Buku yang digunakan pada proses pempelajaran untuk mendalami ilmu pengetahuan serta teknologi pada suatu bidang sutudi.

2. Buku nonteks

Buku yang tidak digunakan secara langsung untuk mempelajari suatu bidang studi pada proses kegiatan pembelajaran, seperti buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik.

C. Buku Pengayaan

1. Pengertian Buku Pengayaan

Buku pengayaan adalah buku yang dapat memperkaya buku teks, buku pengayaan ini berisi materi yang digunakan pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Puspurbuk, 2018, hlm. 5). Sedangkan menurut Pangastuti & Atun (2017), buku pengayaan adalah buku yang berisikan materi yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan juga meningkatkan penguasaan IPTEK, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidik, serta masyarakat lainnya. Buku pengayaan merupakan buku yang dapat memperkaya buku teks pembelajaran yang memuat materi-materi yang tidak hanya ditunjukkan untuk peserta didik akan tetapi dapat digunakan oleh pihak lain ataupun masyarakat (Kusumawardhani, Siswoyo, & Riser, 2019).

(29)

14

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas mengenai pengertian buku pengayaan maka dapat disimpulkan, bahwa buku pengayaan adalah buku yang dapat memeperkaya buku teks berisikan materi yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan serta meningkatkan penguasaan IPTEK dan keterampilan. Sehingga buku pengayaan ini tidak hanya dapat digunakan untuk pendidik, melainkan dapat dipergunakan oleh pihak lain ataupun masyarakat.

2. Perbedaan Buku Teks dengan Buku Pengayaan

Karakteristik antara buku pengayaan dan buku teks memiliki perbedaan. Perbedaan antara buku pengayaan dan buku teks dapat dilihat pada tabel 2.2 (Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016).

Tabel 2.2 Perbedaan Buku Teks dan Buku Pengayaan no Karakteristik Buku Teks Buku Pengayaan 1 kegunaanya di dalam satuan pendidik. Sumber utama untuk pelaksanaan kurikulum.

Bukan sumber utama akan tetapi sumber pendukung. 2 Buku yang digunakan oleh satuan pendidik. Sumber utama yang digunakan pada proses pembelajaran untuk tercapinya kompetensi dasar dan kompetensi inti, serta dinyatakan layak digunakan untuk satuan pendidik oleh kementrian Pendidikan dan Buku pengayaan yang digunakan sebagai pendamping pada proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan.

(30)

15

kebudayaan.

3 Bagian isi. Wajib memenuhi aspek materi, aspek kebahasaan, aspek penyajian materi, dan aspek kegrafikaan. Wajib memenuhi aspek materi di samping itu bisa menambahkan aspek kebahasaan, aspek penyajian materi,

dan aspek

kegrafikaan. 4 Bagian awal. Wajib memuat

halaman judul, halaman penerbit, halaman kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, halaman tabel serta penomoran

halaman.

Wajib memuat judul

dan halaman

penerbit, akan tetapi dapat menambahkan halaman kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, halaman tabel serta penomoran halaman. 5 Kedudukannya

dalam satuan pendidik.

Wajib. Tidak Wajib,

melainkan hanya buku pelengkap atau pendamping.

(31)

16

D. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB)

1. Pengertian Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB)

Keberlanjutan merupakan agenda utama dunia, UNESCO telah mengambil inisatif untuk melaksanakan dekade pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (Mahat, Saleh, Hasim, & Nayan, 2016). Munculnya istilah pendidikan pembangunan berkelanjutan (PPB) akibat dari tumbuhnya kesadaran akan globalisasi (Setiawan, 2016). PPB mampu mendorong perubahan pola pikir orang untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih aman, sehat dan sejahtera (Ambusaidi & Washahi, 2016).

PPB mampu melengkapi individu, masyarakat, pemerintah untuk hidup dan bertindak secara berkelanjutan dalam memahami aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek ekonomi dari PPB (Anyolo, 2018). Dalam hal untuk membentuk generasi masyarakat masa depan PPB dianggap sebagai faktor untuk mengubah sikap dan prilaku, sehingga sekolah guru dan lembaga pendidikan berperan penting dalam visi PPB (Andersson, 2016).

Melalui agenda abad 21 menyatakan, bahwa dalam pendidikan PPB mulai memasukan isu-isu global (Bell, 2016). Dimana pada abad 21 kehidupan manusia mengalami perubahan-perubahan yang fundamental dengan abad sebelumnya, sehingga pada abad 21 ini juga dikatakan dengan abad yang meminta kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja, selain itu dikatakan juga dengan masa knowledge age atau pengetahuan (Wijaya, Sudjimat, & Nyoto, 2016). Dasar PPB memungkinkan adanya keutuhan dan saling ketergantungan segala bentuk kehidupan (Al-Naqib & Alshannag, 2018).

Pendidikan pembangunan berkelanjutan ini telah dibahas oleh kesepakatan dari sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-70 bulan September 2015 yang bertepatan di New York, tercantum dalam

(32)

17

dokumen yang berjudul Transporming Our World: the 2030 Agenda For

Sustainable Development, yang berisi 17 tujuan dan 169 sasaran berlaku

dari tahun 2016-2030 dikenal dengan istilah Millenium Development Gols (SDGs ) dan sudah di sepakati oleh PPB pada tahun 2000-2015 (Ghany, 2018). Menurut Hasanah, Rosliana, Alfa, & Adjie (2019), 17 tujuan dari PPB yang terintegrasi pada lingkungan, sosial, dan ekonomi di antaranya:

1. Tanpa adanya kemiskinan. 2. Tanpa adanya kelaparan. 3. Kehidupan sehat dan sejahtera. 4. Pendidikan yang berkualitas. 5. Kesetaraan gender.

6. Air bersih dan juga sanitasi layak. 7. Energi bersih dan juga terjangkau.

8. Pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan layak. 9. Inovasi, industri dan infrastuktur.

10. Berkurangnya kesenjangan.

11. Kota serta pemukiman yang berkelanjutan. 12. Produksi dan konsumsi berkelanjutan. 13. Penanganan perubahan iklim.

14. Ekosistem lautan. 15. Ekosistem daratan.

16. Keadilan, perdamian serta kelembagaan yang tangguh. 17. Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Berikut ini indikator SDGs yang selaras dengan tujuan perubahan iklim, dapat dilihat pada tabel 2.3.

(33)

18

Tabel 2.3 Tujuan dan Indikator dari SDGs

Target Tujuan SDGs Indikator Indikator SDGs Tujuan 13 mengambil tindakkan cepat untuk mengatasi perubahan iklim

dan dampaknya 13.1 Memperkuat kapasitas

ketahanan beserta adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua Negara.

13.1.1 Dokumen tentang Kajian Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah.

13.1.2 Jumlah korban

meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per 100.000 orang.

13.2 Mengintegrasikan

tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi, beserta perencanaan nasional. 13.2.1 Dokumen Biennial Updatereport (BUR). 13.2.1 (A) Dokumen pelaporan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

13.3 Meningkatkan

pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini perubahan

13.3.1 Jumlah negara yang telah mengintegrasikan mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini ke dalam kurikulum sekolah dasar, sekolah

(34)

19

ikim. perguruan tinggi.

13.3.2 Jumlah negara yang telah mengkomunikasikan penguatan kapasitas kelembagaan, sistem individu untuk melaksanakan adaptasi mitigasi, dan transfer teknologi, serta kegiatan pembangunan. 13.3.A

.

Melaksanakan komitmen negara maju pada The

united nations framework

convention climate

change, untuk tujuan

mobilisasi dana bersama sebesar 100 miliar dolar Amerika per tahun pada tahun 2020 dari semua sumber untuk mengatasi kebutuhan negara berkembang dalam konteks aksi mitigasi yang bermanfaat dan transparansi, dalam pelaksanaannya dan mengoperasionalisasi

13.3.A.1 Mobilisasi sejumlah dana (USD) per tahun mulai tahun 2010 secara akuntabel

mencapai komitmen sebesar 100 milyar USD.

(35)

20 secara penuh the green

climate fund melalui

kapitalisasi dana tersebut sesegera mungkin.

13.3.B. Menggalakkan

mekanisme untuk meningkatkan kapasitas perencanaan dan pengelolaan yang efektif terkait perubahan iklim di

negara kurang

berkembang, negara berkembang pulau kecil, termasuk fokus pada perempuan, pemuda, serta masyarakat lokal dan marjinal.

13.3.B.1 Jumlah negara-negara kurang berkembang dan negara berkembang kepulauan kecil yang menerima dukungan khusus dan sejumlah dukungan, termasuk keuangan, teknologi dan peningkatan kapasitas, untuk mekanisme peningkatan kapasitas dalam perencanaan dan pengelolaan yang efektif terkait perubahan iklim, termasuk fokus pada perempuan, generasi muda serta masyarakat lokal dan marjinal (Said, dkk, 2016, hlm.199-202)

(36)

21

SDGs menempatkan bidang pendidikan yang paling utama untuk mempersiapkan masyarakat dunia supaya pro terhadap pembangunan berkelanjutan yang dikenal sebagai Education for Sustainable

Development (ESD). Untuk tercapainya masa depan yang berkelanjutan

maka pendidikan memegang peran yang penting untuk membentuk manusianya (Mochtar, dkk, 2014 hlm.7).

Banyak negara-negara yang berpartisipasi dalam program PPB, setelah satu dekade yang dirancangkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), di antaranya negara Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina, dan China telah melakukan upaya-upaya untuk melaksanakan PPB (Segara, 2015). Definisi dari PPB itu sendiri adalah sebuah visi baru dalam bidang pendidikan, dengan tujuan untuk menciptakan masa depan yang berkalanjutan dalam semua usia (Anggraini, 2017). PPB juga merupakan konsep multidisiplin yang melihat konsep pembangunan dari perspektif sosial, ekonomi, dan lingkungan (Ghany, 2018). Menurut Segara (2015), PPB merupakan pikiran atau gagasan yang berasal dari pendidikan lingkungan.

Kriteria dalam pendidikan pembangunan berkelanjutan itu dibagi menjadi tujuh bagian di antaranya (Mochtar, 2014 hlm.11-15):

1. Fokus terhadap pembelajar, yaitu berpusat kepada siswa (difokuskan kepada kebutuhan, kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa) dimana guru hanya sebagai fasilitator dan siswa dituntut untuk aktif.

2. Pendidik yang interdisiplin dan holistik, yang artinya tidak hanya satu subjek akan tetapi ada diberbagai kurikilum.

3. Pendidikan yang menggunakan pendekatan berbagai metode, di antaranya seni, kata-kata, pengalaman, debat, dan beragam ilmu padagogi, peserta bekerja, dan juga main bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(37)

22

4. Pendidikan berbasis pada pendekatan berpikir sistem, yaitu mencari suatu keterkaitan dan solusi mengenai isu-isu bumi berkelanjutan dan sistem dari kehidupan.

5. Pendidikan yang memunculkan nilai, yaitu pendidikan yang meningkatakan tanggung jawab serta partisipasi dalam membuat keputusan dan meningkatkan cara berpikir kritis, serta membantu peserta didik melihat kepada aspek lingkungan, sosial dan ekonomi serta menemukan solusi dari bumi berkelanjutan.

6. Pendidikan yang mengedepankan isu lokal serta pendekatan kultur lokal, disamping adanya isu global serta menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua pihak.

7. Belajar sepanjang hayat, dimana kegiatan belajar dapat diperoleh dari siapa saja tanpa melihat usia, gender, status sosial serta dapat di laksanakan kapan saja dan di mana saja.

Terdapat tiga aspek dalam PPB, di antarannya yaitu aspek lingkungan, aspek sosial-budaya, dan aspek ekonomi. Dapat di lihat pada gambar berikut keterkaitan antara kimia terhadap lingkungan, sosial-budaya, dan ekonomi (Herlianti, 2015).

(38)

23

Agar pembangunan dapat berkelanjutan maka pembangunan yang direncanakan harus ramah lingkungan (environmentally sound),

menguntungkan secara ekonomi (economically viable), dan diterima

secara social (socially acceptable). Dalam pelaksanaan pembangunan

nasional yang lestari dan berkesinambungan sangat penting untuk

memperhatikan tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu

pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup secara seimbang.

E. Perubahan Iklim

Fenomena alam yang saat ini sedang menjadi topik pembicaraan dan juga bahasan di berbagai pertemuan, yaitu perubahan iklim (Estiningtyas, Susanti, Syahbuddin, & Sulaiman, 2018). Menurut Arifin (2019), perubahan iklim terjadi akibat berubahnya temperatur atau suhu iklim yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu antara 50 – 100 tahun.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai iklim tropis yang diapit oleh dua samudra dan dua benua, memiliki karakteristik iklim yang kompleks dan dinamis (Estiningtyas, Susanti, Syahbuddin, & Sulaiman, 2018). Indonesia juga merupakan negara agraris dimana Indonesia sangat bergantung terhadap iklim. Perubahan iklim terindekasi dengan adanya fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO), fenomena ini sangat mempengaruhi distribusi curah hujan sehingga terjadi El Nino yang di identifikasi dengan kemarau panjang, dan La Nina dengan peningkatan curah hujan di atas normal, sehingga menyebabkan banjir di beberapa wilayah Indonesia (Putri & Esperanza, 2019).

Indonesia memiliki ciri pola curah hujan yang umumnya ditandai dengan monsun yang dicirikan dengan adanya perbedaan yang jelas antara musim hujan dengan musim kemarau (Pabalik, Ihsan, & Arsyad, 2015). Beberapa tahun terakhir ini akibat dari pergeseran musim hujan mengakibatkan berubahnya musim tanam dan panen komoditi pangan (padi dan palawija), sedangkan banjir dan kekeringan menyebabkan kegagalan panen dan juga terjadinya puso (Rumnita, Handoko, & Nurmala, 2018).

(39)

24

Fenomena perubahan iklim ini sebagai akibat dari pemanasan global, pemanasan global ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kegiatan manusia dan daya dukung lingkungan. Sumber kegiatan manusia ini seperti penebangan pohon, meningkatnya jumlah kendaraan, terjadinya kebakaran hutan, meningkatnya asap-asap pabrik (Wildan, Hakim, Laksmiwati, & Supriadi, 2019). Pemanasan global ini terjadi akibat meningkatnya Gas Rumah Kaca (GRK), gas rumah kaca yang paling banyak yaitu dalam bentuk uap air, selain GRK terdapat dalam bentuk karbondioksida (CO2), CO (karbon monoksida), metana (CH4), nitrogen

oksida (N2O), dan gas lainnya (Arifin, 2019).

Menurut Wardhana (2010, hlm 60-72), aktivitas manusia ternyata ikut andil dalam penyebab kenaikan suhu atmosfer bumi sebagai penyebab gas rumah kaca. Aktivitas manusia yang dapat menghasilkan gas rumah kaca di antaranya:

1. Transportasi

Transportasi untuk saat ini kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi) yang dapat menaikkan jumlah emisi gas rumah kaca. Pembakaran yang terjadi pada transportasi kendaraan, yaitu terjadinya pembakaran sempurna yang menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan Hidrokarbon (HC).

2. Industri

Gas limbah indutri menjadi penyebab pemanasan global, khususnya pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil. Bahan bakar pembangkit tenaga listrik yang diperlukan dalam industri menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas bumi) yang nantinya menambah emisi gas rumah kaca sehingga naiknya gas CO2 di

atmosfer.

3. Pembuangan Sampah

Timbunan sampah menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim, tempat pembuangan sampah mengandung gas metana (CH4). Sampah

(40)

25

terurai menjadi gas metana (CH4), selain menghasilkan gas CH4 yang

merupakan gas rumah kaca juga menghasilkan gas CO2 apabila sampah

organik tersebut terurai secara aerobik.

Akibat dari meningkatnya gas rumah kaca mengakibatkan perubahan suhu bumi, akibat dari meningkatnya suhu bumi mengakibatkan pergeseran musim yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan pada musim hujan, dan terjadinya musim kemarau panjang sehingga mengakibatkan kekeringan. Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan manusia, di antaranya pada sektor pertanian, naiknya muka air laut, sumber daya air, ekosistem, sektor ekonomi, kesehatan, dan pemukiman perkotaan (Ardiyansyah, 2013, hlm. 109-119).

Pemansan global yang menyebabkan perubahan iklim sudah menjadi masalah besar dan harus diperhatikan dengan seksama, penyebab perubahan iklim harus segera diatasi melalui penurunan drastis emisi gas rumah kaca (Fankhauser, 2017). Perlunya usaha penanggulangan pemanasan global, usaha penanggulangan pemanasan global menurut Wardhana (2010 hlm. 117-118 ), sebagai berikut:

1. Pemanenan GRK CH4

Salah satu cara megurangi dampak perubahan iklim, yaitu dengan pemanenan GRK CH4 mengingat sampah merupakan penghasil GRK.

Sampah yang berada pada di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) mengalami pembusukan, sehingga muncul masalah baru yaitu sumber utama pencemaran gas (CH4) yang merupakan gas rumah kaca, dengan

adanya gas CH4 maka perlu diadakannya pemanenan gas rumah kaca

CH4 yang nantinya bisa disalurkan sebagai pengganti bahan bakar.

2. Pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik

Pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik merupakan salah satu usaha menanggulangi dampak dari perubahan iklim. Limbah organik

(41)

26

yang dihasilkan manusia cukup banyak dan mengalami proses pembusukan yang menghasilkan gas CH4, oleh karena itu pemanfaatan

limbah organik harus dilakukan dengan proses aerobik sehingga yang keluar adalah gas CO2, meskipun CO2 gas rumah kaca akan tetapi

masih rendah dan lunak bila dibandingkan dengan gas CH4.

3. Penghijauan lahan gundul

Penghijauan lahan gundul ini baik dilakukan untuk mengurangi dampak dari pemanasan global, sehingga dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim. Reboisasi hutan juga harus diperhatikan, selain itu juga dapat mengurangi terjadinya kebakaran hutan yang dapat membantu dalam pengurangan gas rumah kaca.

4. Penggantian bahan bakar

Pemakaian bahan bakar fosil khusnya dalam bidang transportasi dapat menghasilkan gas CO maupun gas CO2 yang merupakan gas

rumah kaca, oleh karena itu perlu adanya transportasi yang ramah lingkungan salah satunya yaitu transportasi berkelanjutan. Transportasi berkelanjutan ini merupakan transportasi yang tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat diantisipasi oleh generasi yang akan mendatang baik dari penggunaan bahan bakar, emisi kendaraan, tingkat keamanan, kemacetan, serta akses sosial dan ekonomi (Hidayati, febriharjati, 2016).

F. Pengembangan Model ADDIE

Arti sebenarnya ADDIE adalah analysis (menganalisis), design (mendisain), develop (mengembangkan), implement (melaksanakan),

evaluation (menilai) (Prawiradilaga, 2007, hlm. 21). Berikut ini

penjabaran mengenai ADDIE: 1. Tahap analisis

Pada tahapan analisis ini meliputi analis kebutuhan dan identifikasi masalah (Hadi, Agustina, 2016). Pada tahap analisis terdapat empat tahap,

(42)

27

di antaranya analisis materi, analisis kerja, analisis kebutuhan, dan analisis karakteristik siswa (Khasanah, Sunarti, 2016).

2. Tahap desain

Tahapan desain meliputi beberapa tahap, di antaranya merumuskan indikator dan tujuan dari pembelajaran, pembuatan draf buku (Khasanah, Sunarti, 2016), Merumuskan materi atau pokok bahasan yang akan dipelajari dan menyusun buku dengan sistematik (Hadi, Agustina, 2016). Peneliti menyusun angket respon siswa dan guru, membuat desain produk, dan menyusun buku pengayaan.

3. Tahap pengembangan

Pada tahap pengembangan dilakukan penyiapan dan penulisan materi pada buku yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik pada proses kegiatan pembelajaran (Hadi, Agustina, 2016). Peneliti menyusun persiapan untuk tahap implementasi, yaitu melakukan validasi instrumen siswa dan guru yang berupa angket, serta melakukan validasi buku pengayaan.

4. Tahap implementasi

Pada tahap implementasi, yaitu penggunaan produk (buku) pada proses kegiatan belajar mengajar (Hadi, Agustina, 2016). Tahap implementasi dilakukan kepada guru dan siswa dengan menggunakan angket yang sudah dibuat.

5. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap untuk melihat kesesuain buku dengan harapan awal. Terdapat dua tahap di antaranya evaluasi formatif dimana dilakukan evaluasi setiap selesai satu langkah dalam proses atau prosedur pengembangan ADDIE, dan evaluasi sumatif evaluasi yang dilakukan diakhir apabila semua langkah telah dilakukan (Hadi, Agustina, 2016). Pada tahap ini dilakukan revisi produk sesuai dengan evaluasi yang diperoleh.

(43)

28 G. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Afwu Hayyi Amyyana, Maria Paristiowati, dan Fera Kurniadewi (2017), dalam mengembangkan sumber belajar berbasis pendidikan pembangunan berkelanjutan dengan judul "Pirolisis Sederhana dan Implementasinya Sebagai Sumber Belajar Berbasis Education For Sustainable Development (ESD) pada Pembelajaran Kimia”, tujuan dari penelitian ini adalah mampu menciptakan peserta didik yang mampu mencari solusi dari permasalahan sosial-ilmiah melalui pendekatan sumber belajar berbasis PPB pada pembelajaran kimia, guna mendukung literasi sekolah agar tercapainya pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa sumber belajar berbasis ESD yang dikembangkan layak digunakan sebagai buku bacaan yang mendukung pembelajaran kimia.

2. Aditiya Rahman, Lucya Mega Heryanti, dan Bambang Ekanara (2019), mengembangkan modul berbasis PPB dengan judul “Pengembangan Modul Berbasis Education For Sustainable Development (ESD) pada Konsep Ekologi untuk Siswa Kelas X SMA”, tujuan dari penelitian ini adalah menghasilakn modul serta mengetahui kelayakan modul berbasis pendidikan pembangunan berkelanjutan untuk siswa kelas X SMA pada konsep ekologi, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa modul ekologi berbasis ESD kelas X sangat layak digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa dalam proses pembelajaran.

3. Maratus Sholehah (2018), mengembangkan bahan ajar berbasis pendidikan pembangunan berkelanjutan dengan judul “Desain Bahan Ajar Matematika Kelas VIII SMP Berbasis Tujuan Education For

Sustainable Development (ESD) pada Materi Statistika” dengan tujuan

penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar yang berbasis PPB pada pembelajaran siswa kelas VIII SMP, sehingga diperoleh kesimpulan

(44)

29

bahwa bahan ajar matematika kelas VIII berbasis ESD layak digunakan sebagai bahan ajar untuk proses pembelajaran.

4. Magfirah Perkasa, Nurfina Aznam (2016), mengembangkan SSP berbasis pendidikan pembangunan berkelanjutan dengan judul “Pengembangan SSP Kimia Berbasis Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan untuk Meningkatkan Literasi Kimia dan Kesadaran terhadap Lingkungan”, tujuan penelitian ini adalah meningkatakan literasi kimia yang berbasis pendidikan pembangunan berkelanjutan terhadap lingkungan peserta didik SMA, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa SSP kimia berbasis PPB layak digunakan sebagai pembelajaran kimia.

H. Kerangka Berpikir

Masalah yang saat ini menjadi topik pembicaraan dunia baik di kalangan praktisi, politisi, maupun akademisi yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim ini disebabkan oleh naiknya gas rumah kaca (GRK), seperti gas karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), metana (CH4),

nitrogen oksida (N2O), dan gas lainnya sehingga dampak dari perubahan

iklim ini bisa dikatakan sesuatu yang dapat mengancam bumi berkelanjutan. Mengingat perubahan iklim ini dapat mengancam bumi berkelanjutan, maka pada abad 21 hal yang mendasar untuk tercapainya tujuan berkelanjutan yaitu pendidikan, yang dikenal dengan istilah Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB).

PPB ini mampu mengaitkan isu-isu global serta dapat menemukan solusi atas isu yang dapat mengancam bumi berkelanjutan. Terdapat tiga aspek dalam PPB, di antaranya aspek lingkungan, aspek sosial-budaya, dan aspek ekonomi. Hasil wawancara pendahuluan guru dan siswa diperoleh data bahwa guru dan siswa tidak mengetahui PPB, sehingga perlu PPB dimasukkan ke dalam pembelajaran salah satunya dengan adanya buku pengayaan terintegrasi PPB.

(45)

30

Dari masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka perlu mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi PPB supaya dapat menambah wawasan siswa dan dapat menemukan atas solusi yang dapat mengancam bumi berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang dibatasi sampai tahap implementasi guna mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku yang dikembangkan. Kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.2.

(46)

31

Masalah masalah

masalah

Solusi

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Abad ke-21

PPB mampu mengaitkan isu-isu global serta dapat menemukan solusi atas isu yang mengancam bumi berkelanjutan yang dikaitkan dengan ketiga aspek dari PPB yaitu aspek lingkungan, sosial-budaya, dan ekonomi

Mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi PPB pada Isu Perubahan iklim

Guru dan siswa belum mengetahui mengenai PPB. Perubahan Iklim

Perubahan iklim banyak menimbulkan kontroversi baik di kalangan praktisi, politisi, maupun akademisi karena dampak yang ditimbulkan begitu besar sehingga dapt mengancam bumi berkelanjutan.

Banyak gas-gas buang berbahaya yang dikeluarkan dari sisa pembakaran yang merupakan Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat menimbulkan perubahan Iklim.

Pembelajaran

Buku Pengayaan

Belum tersedianya buku pengayaan yang menjdi acuan solusi dalam menghadapi isu-isu global

Model Pengembangan ADDIE (analysis,design, development, Implementation, Evaluation)

Buku pengayaan kimia terintegrasi pendidikan pembangunan berkelanjutan pada isu perubahan iklim

(47)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di tiga tempat sekolah yang terdiri dari MA Jamiyyah Islamiyyah, SMA IT Al-Qur’aniyyah, dan SMA Negeri 66 Jakarta tahun ajaran 2019/2020. Penelitian terdiri dari empat tahap yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, dan tahap implementasi. Waktu penelitian berdasarkan tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

2019 2020

Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Jan Tahap Analisis Tahap Perencanaan Tahap Pengembangan Tahap Implementasi Tahap Evaluasi

(48)

33 B. Objek dan Subjek Penelitian

Objek pada penelitian ini, yaitu buku pengayaan kimia terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada isu perubahan iklim. Subjek Penelitian yaitu:

1. Validator

Empat dosen pendidikan kimia, yaitu dua orang dosen pembimbing dan dua orang dosen dosen ahli kimia sebagai validator buku pengayaan. 2. Responden

a. Empat orang pendidik atau guru, yaitu satu orang guru kimia dari MA Jamiyyah Islamiyyah, satu orang guru kimia dari SMA IT AL-Qur’aniyyah, dan dua orang guru dari SMA 66 Jakarta, sebagai narasumber wawancara analisis kebutuhan dan responden untuk buku pengayaan.

b. Sembilan siswa dari tiga sekolah, yaitu MA Jamiyyah Islamiyyah, SMA IT AL-Qur’aniyyah, dan SMA 66 Jakarta, sebagai narasumber wawancara analisis kebutuhan dan sebagai responden untuk angket respon buku pengayaan.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode ADDIE, yang merupakan singkatan dari analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implement (implementasi), dan evaluate (evaluasi), akan tetapi pada penelitian pengembangan buku pengayaan ini dibatasi hanya pada tahapan implement (implementasi). ADDIE ini memiliki fungsi sebagai suatu pedoman untuk membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang dinamis, efektif serta mendukung pelatihan, akan tetapi pada model ADDIE ini tidak hanya untuk pelatihan saja, melainkan untuk mengembangkan media pembelajaran salah satunya bahan ajar (Hadi & Agustina, 2016).

(49)

34 D. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan langkah-langkah pengembangan buku pengayaan terintegrasi Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (PPB) pada isu perubahan iklim, yang merujuk kepada kegiatan model ADDIE oleh Pribadi (2009, hlm. 125), yang terdiri dari tahapan analysis (analisis),

design (merancang), development (mengembangkan), implementation

(mengimplementasikan), dan evaluation (evaluasi). Kelima tahapan atau fase ADDIE ini harus dilakukan secara sistemik serta sistematis. penelitian ini dibatasi hanya sampai tahapan implement (implementasi), yaitu uji lapangan untuk mengetahui respon terhadap buku pengayaan yang telah dibuat, yang artinya tidak ada evaluasi terhadap produk yang telah dibuat.

(50)

35 PERANCANGAN

PENGEMBANGAN

IMPLEMENTASI

Uji Coba Terbatas

Analisis Hasil Data Angket Respon kesimpulan

Revisi

Gambar 3.1 Bagan Desain Model ADDIE yang Dimodifikasi ANALISIS

Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa dan Guru Mencari Karakteristik dari Buku Pengayaan

Analisis KI, KD, dan Indikator

Merumuskan Strategi Pengintegrasian

Menyusun Rencana Proses Pengembangan

Analisis Indikator Buku Pengayaan Analisis Sumber-Sumber yang Dibutuhkan Analisis konten isi/materi Buku Pengayaan

Membuat Instrumen Validasi dan Angket Respon

Penyusunan Buku Pengayaan

Gambar

Tabel 2.3 Tujuan dan Indikator dari SDGs
Gambar  2.1 Tiga Pilar  PPB
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Abad ke-21
Gambar 3.1 Bagan Desain Model ADDIE yang Dimodifikasi ANALISIS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan R&D menggunakan tahap-tahap model ADDIE, yaitu: 1 analisis karena masalah sampah plastik, melakukan wawancara, dan

Tahap analisis dilakukan untuk mengetahui keadaan, kebutuhan maupun kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran yang meliputi analisis kebutuhan, analisis siswa,

Analisis yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah analisis kurikulum, yaitu menganalisis kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya

Berdasarkan hasil survey, pengamatan foto udara, analisis GIS dan FGD bersama tokoh masyarakat diperoleh hasil bahwa kawasan hutan berpotensi dikembangkan sebagai

Pada tahap analisis, dilakukan tiga analisis kebutuhan uji lapangan yaitu wawancara kepada masyarakat kota Serang mengenai budaya tentang air kelapa muda, wawancara

Lampiran 1. Angket Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... Pedoman Dan Hasil Wawancara Guru dan Siswa ... Lembar Validasi Kelayakan Modul Oleh Ahli Modul dan Praktisi... Hasil

Tahap pertama pada penelitian ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan dengan melakukan observasi lapangan dan wawancara di SD Negeri 1 Asahduren kecamatan Pekutatan, kabupaten

Desain Design Tahap desain yang dilakukan berupa penentuan judul buku siswa yang dikembangkan, perumusan KI dan KD Kurikulum 2013, perumusan tujuan pembelajaran yang harus dicapai