• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STASUN KERETA API DENGAN PENDEKATAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DI DUKU, KECAMATAN BATANG ANAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN STASUN KERETA API DENGAN PENDEKATAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DI DUKU, KECAMATAN BATANG ANAI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN STASUN KERETA API DENGAN PENDEKATAN

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DI DUKU, KECAMATAN BATANG ANAI

Heru Novatra, Nasril Sikumbang, Yaddi Sumitra

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia

E-mail :herunovatra@gmail.com, nasril.sikumbang@yahoo.com, yaddi_sumitra@yahoo.com Abstrak

Perencanaan Stasiun Kereta Api dengan pendekatan Transit Oriented Development kawasan Duku, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ini merupakan fasilitas transportasi yang dirancang untuk mengembangkan motivasi masyarakat Batang Anai dan sekitarnya untuk lebih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi karena kawasan Batang Anai akan dijadikan kawasan satelit Kota Padang sesuai dengan perencanaan RTRW Kabupaten Padang Pariaman. Lokasi perencanaan merupakan pengembangan dari lokasi stasiun yang ada sebelumnya yaitu di stasiun Duku. Kawasan tersebut merupakan kawasan industri yang besar sehingga terdapat berbagai kegiatan dan juga jumlah manusia yang cukup banyak. Pendekatan Transit Oriented development merupakan konsep memadukan beberapa fungsi seperti penambahan jenis moda transportasi, penambahan fasilitas kesehatan, ruang terbuka, penambahan area retail, dan fasilitas restoran sehingga kawasan tersebut menjadi kawasan terpadu dengan fungsi mix used yang saling berkaitan. Penerapan tema high tech pada bangunan difokuskan pada bentuk fasad bangunan sehingga fasad bangunan yang direncanakan terlihat lebih modern dan memberikan kesan bahwa bangunan yang direncanakan terlihat bangunan dari masa 10 – 20 tahun mendatang. maka dari itu penerapan fungsi bangunan yang direncanakan berdasarkan konsep dijabarkan bahwa perencanaan stasiun kereta api yang akan direncanakan akan berisi fasilitas beberapa tempat moda transpotasi, fasilitas restoran, area retail, area ruang terbuka, dan area lainnya yang dapat mendukung fungsi yang direncanakan. Kata kunci : transportasi, stasiun kereta api, transit oriented development, mix-used,modern

TRAIN STATION PLANNING WITH TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

IN DUKU, BATANG ANAI SUB-DISTRICT

Heru Novatra, Nasril Sikumbang, Yaddi Sumitra

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia

E-mail :herunovatra@gmail.com, nasril.sikumbang@yahoo.com, yaddi_sumitra@yahoo.com Abstract

Train station with transit oriented development in Duku area, Batang Anai sub-district, Padang Pariaman district is transportation facilities designed to develop motivation of Batang Anai people to more use public transport rather than private transport because Batang Anai will be satellite area of Padang City according the planning of RTRW Padang Pariaman district. The location was planning the development of the location of the station formerly existing namely in station Duku. The area is big industry areathat there are various activities and also number of people who quite a lot. Transit oriented development is the concept blends some function as additional types of modes of transportation, the addition of health facilities, open space, additional retail area, restaurant and facilities so that the area be integrated area with function mix-used interlocking.The application of the theme of high-tech focused on building on the form of building facade so that a facade building that is planned to look more modern and give the impression that the buildings planned visible of the buildings 10 – 20 next years. Therefore the application of building function will be planned base on train station will included with some transportation, restaurant facilty, retail area, open space, and the other function can support the planned function.

(2)

1 PENDAHULUAN

Pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia pada saat ini cenderung menjadi ke urban sprawl yang berdampak perjalanan semakin jauh dan waktu perjalanan semakin panjang. Kota Padang yang akan dikembangkan menjadi kota metropolitan. Dengan menjadikan kota Padang sebagai kota metropolitan, maka akan banyak aktivitas dan perpindahan masyarakat secara cepat dari kota metropolitan ke kota satelitnya maupun kota satelit ke kota metropolitan. sehingga membutuhkan sarana transportasi massal yang menghubungkan kota Padang dengan kota lainnya atau kota satelitnya dengan fasilitas yang baik dan lancar.

Kawasan Batang Anai yang nantinya dinamakan sebagai kota satelit Kota Padang, kawasan PIP ( Padang Industrial Park ) dan kawasan CBD ( Central Business District ) sehingga kawasan tersebut nantinya berisikan aktivitas-aktivitas yang beragam dan banyak. Kota Padang juga direncanakan sebagai Kota Metropolitan sehingga membutuhkan sarana penghubung antara kota besar dengan kota satelit dengan system transportasi yang cepat, nyaman, aman, dan bebas dari kemacetan.

Maka dari itu diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Transit Oriented Development sebagai sarana akomodasi penunjang kegiatan transportasi menuju kota padang. Sehingga mampu menyediakan fasilitas dan mampu memberi kenyamanan bagi semua orang. Dengan rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana mengembangkan system transportasi dengan layanan sarana dan prasarana yang aman, nyaman dan mudah untuk diakses ?

b. Bagaimana mengatasi sirkulasi ruang luar untuk aksibilitas transportasi dan sirkulasi ruang dalam untuk pengguna dalam melakukan perpindahan (transit)?

c. Bagaimana menciptakan sentral TOD dengan fungsi yang kompleks dan mampu menampung berbagai kegiatan sehingga terintegrasi secara baik dan benar ?

d. Bagaimana mendesain sebuah transit yang sesuai dengan konsep TOD ?

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan metode analisa dan sintesa yaitu pembahasan dari studi literatur dan observasi di dalam me ngidentifikasikan permasalahan berdasarkan kondisi dan potensi

yang ada. Menganalisa keseluruhan permasalah ke arah konsep perencanaan dan perancangan TOD dengan cara :

a. Wawancara

Melalui teknik ini bertanya langsung kejadian yang ada untuk data yang dibutuhkan, terutama mengenai gambaran umum dari objek yang diamati, didokumentasikan dan digunakan sebagai bahan untuk penelitian sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Sesuai dengan fakta yang berlangsung dilapangan. Dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait seperti masyarakat umum yang bertindak sebagai pengguna dan instansi yang terkait dengan perencanaan.

b. Studi literatur.

Mendapatkan data literatur dari berbagai macam media baik media cetak maupun Media elektronik, serta data sumber yang terkait, yang nantinya akan mrnjadi panduan. c. Studi Banding.

Mendapatkan studi banding dari informasi beberapa project atau bangunan yang berkaitan dengan perancangan, untuk membandingkan dan mencari perbedaan juga persamaan dari segi arsitektural sehinggar mendapatkan hasil yang maksimal dalam merancang.

d. Survei Lokasi.

Menentukan tata letak lokasi site yang cocok sebagai kawasan yang akan dijadikan sentral TOD, dan juga untuk mengenali karakter site kendala dan potensi yang ada disekitarnya e. Pengumpulan Data.

Melakukan pencarian data dari berbagai macam media yang telah ada dan tersedia,untuk memperkuat hasil perancangan, agar perencanaan bisa dipakai dalam kurunwaktu 10-15 tahun.

f. Analisis Site.

Analisa yang dilakukan dengan cara arsitektural. Menganalisis sesuai dengan data yang telah didapat. Analisis site dilakukan terhadap bentuk tapak dan lokasi dilapangan. g. Pendekatan Konsep.

Merupakan pendekan yang dilakukan dan diajukan sebagai acuan dalam konsep Perancangan, yang didapatkan dari menganalisa site.

(3)

2 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dan Analisa Tapak

1. Lokasi site berada di Jalan raya Padang – Bukittinggi, Duku, kec. Batang Anai. Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Memiliki ketinggian 10 m, jarak site dengan bibir pantai 4 kilometer. Secara astronomis berada pada posisi 00°47’02.9” Lintang selatan (LS) 100°18'59.9'' BT. Temperatur dengan suhu rata – rata 25.7°C, dengan kelembapan relatif 86,0 % Dan curah hujan 293,11 mm/bulan. Secara geografis berbatasan langsung :

Bedasarkan data di atas disimpulkan bahwa : 1. Luas Site : 3.9 Ha

2. Fungsi bangunan : TOD stasiun duku

3. KDB : 60 %

4. Lantai Maksimal : 4 Lantai 5. Lebar Jalan : 8 m Site berada di kawasan industri batang anai

1. Sebelah Utara : Reruntuhan bangunan yang diruntuh PT. KAI

2. Sebelah Selatan : Kantor wali Nagari Kasang

3. Sebelah Barat : Pemukiman warga 4. Sebelah Timur : PT. Cocomas dan PT.

Coca Cola

2. Analisa SWOT

1. Potensi Site (Strenght)

a. Berada di antara jalur ke kota padang dan bandara internsional minangkabau b. Akses menuju site mudah dicapai

c. Berada pada zona hijau evakuasi Tsunami

d. Lokasi site berada di kawasan perdagangan dan pemukiman padat juga terdapat perindustrian, sehingga berpotensi untuk mengembangkan TOD 2. Permasalahan Site (Weakness)

a. Jalan disekitar site yang memiliki aktivitas tinggi sehingga berpotensi kemacetan

b. Area site minim dengan vegetasi yang rindang sehingga suasana site begitu panas

c. Hanya memiliki satu akses masuk dan keluar menuju site

3. Peluang pengembangan kawasan (Opurtunity)

a. Lokasi site yang berada dipertemuan 2 jalur kereta api yaitu Bandara Internasional Minangkabau dan Pariaman, dan juga akan dikembangkan jalur monorel sehingga memiliki moda transportasi menuju kedalam kota padang. Sehingga memungkinkan dikembangkan kearah Transit Oriented Development (TOD)

Gambar 1 : Lokasi Site Sumber : Observasi Lapangan, 2016

PT.Bumi Sari Mas Indonesia

PT. Coca Cola Bottling Indonesia

SMK Penerbangan nusantara

SMK Indonesia raya

Gambar 2 :Batasan Site Sumber : Observasi Lapangan, 2016

(4)

3 b. Kawasan dengan padat pemukiman dan

industri berpeluang untuk dikembangkannya sytem Transit Oriented Development (TOD)

4. Faktor ancaman (Treats)

a. Ancaman terhadap bencana alam seperti gempa bumi yang rawan di Sumatra barat

3. Konsep Desain

Konsep dasar perencanaan stasiun dengan pendekatan transit oriented development ini, sasaran utamanya memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat satelit kota padang di kawasan batang anai, karena bentuk dari terwujudnya sebuah transportasi menuju kota metropolitan yang teratur dan nyaman terlihat dari baiknya sistem transportasi yang ada. Kemacetan dapat diatasi salah satunya dengan pengurangan jumlah pengguna kendaraan pribadi dan meningkatkan fasilitas kendaraan umum massal dengan menggunakan bangunan atau stasiun transit dengan sistem transportasi Transit Oriented. Desain Transit Oriented Development ini memiliki konsep aman, nyaman, efektif dan mudah di akses.Karena fungsi bangunan adalah sebuah transit untuk para penumpang maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membuat para pengunjung yang datang dapat terpenuhi kebutuhannya melakukan aktifitas dalam melakukan perpindahan tempat atau melakukan transportasi dengan jelas, mudah, cepat dan aman.

Arah view memiliki sisi yang rata – rata bagus. Di sisi timur terdapat area perbukitan sehingga bangunan mendapat arah view yang bagus, sedangkan sisi yang lainnya view

cukup bagus karena berhadapan dengan jalan dan persimpangan dan juga area terbuka. untuk menanggapi view yang baik, perlu dilakukan beberapa konsep seperti membuat area pemandangan khusus, membuat pedestrian dan ruang terbuka hijau untuk mendapatkan pemandangan yang baik. Sedangkan untuk menanggapi view yang buruk perlu dilakukan seperti menggunakan bahu jalan untuk menghalangi pemandangan yang yang tidak bagus dan memasang dinding di area yang memiliki view yang tidak bagus.

4. Kriteria desain

a. Bentuk massa bangunan

Konsep bentukan bangunan berdasarkan analisis site karena merupakan tempat peralihan penumpang yang datang untuk bertransit mengganti moda transportasi, dan bentuk bangunan mengikuti bentuk site untuk menjadikan keselasarasan bentuk bangunan dengan bentuk site agar efektif dalam pemakaian ruang dan penataan sirkulasi. Bentuk massa juga memiliki bentuk sebuah gerbong kereta api maka dari massa tersebut dapat sesuai dengan fungsi yang direncanakan.

view bagus mengarah langsung jalan raya

view bagus mengarah langsung ke pemukiman warga dan daerah perbukitan view cukup bagus

mengarah langsung jalan raya dan persimpangan jalur kereta api

view cukup bagus

mengarah kearah persimpangan jalan

Gambar 3 : konsep filosofis Sumber :Analisa Penulis, 2016

Gambar 4 : Arah view tapak Sumber :Analisa Penulis, 2016

(5)

4 b. Fasade bangunan

Bentuk fasade bangnan menggunakan secondary skin untuk membuat estetika fasade tersebut menjadi lebih bagus.Secondary skin yang digunakan terdiri dari 3 lapis.

Pengambilan pola dari masing – masing lapis dari secondary skin bedasarkan filosofi garis terebut.Pada lapisan pertama pola secondary skin memberi kesan stabilitas dan kekuatan pada pola garis tegak.Pada lapisan kedua dengan bentuk menyilang mengartikan bentuk yang mengalir dan bergelombang.Dan lapisan di luar mengartikan bentuk yang fleskibel dan melengkung.

c. Konsep atap skylight

Penerapan bentuk atap skylight pada jalur kereta api mengambil bentuk dasar dari bentuk atap gonjong lalu posisi atap tersebut di selang – selingkan.

Gambar 5 :Konsep transformasi bentuk Sumber :Analisa Penulis, 2016

Gambar 6 : Lapisan Secondary skin Sumber :Analisa Penulis, 2016

Gambar 7 : Filosofi garis Sumber :Analisa Penulis, 2016

Gambar 8 : Penerapan konsep fasad pada

bangunan

Sumber :Analisa Penulis, 2016

Gambar 9 : Konsep atap skylght Sumber :Analisa Penulis, 2016

(6)

5 d. Konsep tapak

Konsep tapak yakni bagaimana sirkulasi kendaraan menjadi lancar dan fasilitas pendukung juga terpakai pada lahan – lahan tapak yang cukup luas.

Gambar 10 : Penerapan atap skylight Sumber :Analisa Penulis, 2016

Gambar 11 : Konsep Tapak Sumber :Analisa Penulis, 2016

(7)

6

Gambar 12 : Konsep sirkulasi tapak Sumber :Analisa Penulis, 2016

(8)

7

K

Gambar 13 : Site Plan Sumber :Analisa Penulis, 2016

(9)

8

Gambar 14 : Tampak Sumber :Analisa Penulis, 2016

Gambar 15 : Tampak Sumber :Analisa Penulis, 2016

(10)

9

Gambar 16 :Perspektif Eksterior Sumber :Analisa Penulis, 2016

(11)

10

Gambar 17 :Perspektif Interior Sumber :Analisa Penulis, 2016

(12)

11 KESIMPULAN

Setelah melakukan sejumlah evaluasi dari konsep hingga hasil desain yang dikaitkan dengan skripsi dan gambar pra rencana, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Arah view terbaik terletak di arah barat karena menghadap ke jalan utama

b. bentuk bangunan mengikuti bentuk site untuk menjadikan keselasarasan bentuk bangunan dengan bentuk site agar efektif dalam pemakaian ruang dan penataan sirkulasi. c. fasade bangunan menggunakan secondary

skin untuk membuat estetika fasade tersebut menjadi lebih bagus.

d. lapisan pertama pola secondary skin memberi kesan stabilitas dan kekuatan pada pola garis tegak. Pada lapisan kedua dengan bentuk menyilang mengartikan bentuk yang mengalir dan bergelombang. Dan lapisan di luar mengartikan bentuk yang fleskibel dan melengkung.

e. Konsep tapak yakni bagaimana sirkulasi kendaraan menjadi lancar dan fasilitas pendukung juga terpakai pada lahan – lahan tapak yang cukup luas.

REFERENSI

BAPPEDA, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2010-2030. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Padan Pariaman

D.K.Ching, Francis. 2008. Bentuk, Ruand, dan Tatanan.Erlangga, Jakarta.

Ewing, Reid, (1997). Transport and Land use innovations. Amerika planning association, Chicago

Neufert, Ernst. (1996), ”Data Arsitek, Jilid 1 “, Erlangga, Jakarta

Neufert, Ernst. (1999), ” Data Arsitek, Jilid 2 “, Erlangga,Jakarta

Rina Widayanti, 2013,”kajian sistem transit oriented development di daerah mixed use dan kepadatan tinggi”, remigius susanto, White, Edward T, 1985, Buku Pedoman

Konsep,Intermedia:Bandung

http://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu _Lintas/Transit_Oriented_Development www.archdaily.com,2016

(13)

Gambar

Gambar 1 : Lokasi Site  Sumber : Observasi Lapangan, 2016
Gambar 3 : konsep filosofis  Sumber :Analisa Penulis, 2016
Gambar 5 :Konsep transformasi bentuk  Sumber :Analisa Penulis, 2016
Gambar 10 : Penerapan atap skylight  Sumber :Analisa Penulis, 2016
+6

Referensi

Dokumen terkait

1) Pendeteksian kasus (case detection): proses mengidentifikasi peristiwa atau keadaan kesehatan. Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam

Analisa dan Perancangan Sistem Ekstrakurikuler Pada SMP NU Al Ma’ruf Kudus Berbasis Web ini membahas mengenai sistem pendataan siswa ekstrakurikuler, absensi

BERHAD (“Pos Malaysia”), dengan memberi notis yang bertulis dalam masa 14 hari kepada Pemegang permit jika Pemegang permit melanggar mana-mana syarat yang

Penelitian ini ditujukan terutama untuk memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh konvergensi IFRS, kompleksitas akuntansi, dan status probabilitas kebangkrutan

Syukur ke hadrat Allah SWT kerana dengan limpah kurnia-Nya saya dapat menyudahkan kajian ini setelah menempuh beraneka pengalaman sebagai pentadbir dan pelajar ijazah

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Julia (2014) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara promosi susu formula terhadap pemberian

Hasil Uji F pada analisis ragam (Tabel Lampiran 15, 17 dan 19) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk Anorganik berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah

d) Melakukan survei awal GCG kepada L1-L3 MedcoEnergi Group. GCG Task Force, sebagai tim yang bertanggung jawab dalam proses internalisasi di Perseroan dan juga memiliki tugas