Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 30/05/52/Th.VII, 02 Mei 2016| 1 No. 30 /05/52/Th.VII, 02 Mei 2016
P
ERTUMBUHAN
P
RODUKSI
I
NDUSTRI MANUFAKTUR
P
ROVINSI
N
USA
T
ENGGARA
B
ARAT
T
RIWULAN
I T
AHUN
2016
I. PENDAHULUAN
Sektor industri manufaktur sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Selain memiliki kontribusi terhadap PDB, Industri Manufaktur memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Industri Manufaktur Besar dan Sedang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota antara lain Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa dan 1. Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Provinsi NTB
(q-to-q) triwulan I tahun 2016 naik sebesar 4,40 persen dari produksi Industri triwulan IV tahun 2015 (lihat tabel 1).
2. Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi NTB (y-on-y) triwulan I pada tahun 2016 turun sebesar 5,10 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015.
3. Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Propinsi NTB (c-to-c) pada tahun 2016 turun sebesar 5,10 persen dibandingkan dengan keadaan pada triwulan I tahun 2015.
4. Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Propinsi NTB (q-to-q) pada triwulan I tahun 2016 naik sebesar 2,53 persen dibandingkan dengan produksi IBS triwulan IV tahun 2015 (lihat tabel 3).
5. Begitu juga pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi NTB (y-on-y) pada triwulan I tahun 2016 naik sebesar 1,06 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015.
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Kota Mataram. Sedangkan sampel Industri Manufaktur Mikro dan Kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat kecuali Kabupaten Sumbawa Barat. Adapun kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Nusa Tenggara Barat pada tahun 2015 tanpa sektor pertambangan adalah 3,33 persen, dan kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Nusa Tenggara Barat dengan dimasukkan sektor pertambangan menjadi sebesar 3,08 persen.
II. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN
KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2016.
Badan Pusat Statistik Propvinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan penelitian tentang perkembangan produksi Industri Mikro dan Kecil melalui survei Industri Mikro dan Kecil (IMK) 2016 secara triwulanan, yang dimulai dari triwulan I tahun 2011. Sedangkan sebelum tahun 2011 masih dilakukan secara tahunan (sekali setahun)
Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil pada triwulan I tahun 2016 naik sebesar 4,40 persen dibanding triwulan IV pada tahun 2015 (q-to-q), sedangkan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil pada triwulan I tahun 2016 (y-on-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 5,10 persen. Pertumbuhan produksi Indutri Mikro dan Kecil secara kumulatif (c-to-c) pada triwulan I pada tahun 2016 juga terjadi penurunan sebesar 5,10 persen dibandingkan dengan angka kumulatif pada triwulan I tahun 2015.
Jika dilihat ranking pertumbuhan (q-to-q) pada triwulan I 2016 Industri Mikro dan Kecil (IMK) menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI ) maka yang menduduki ranking satu (tertinggi) pertumbuhannya adalah Industri Pakaian Jadi (KBLI 14) naik sebesar 10,95 persen pada triwulan I tahun 2016 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2015. Pada posisi kedua adalah Industri Furnitur (KBLI 31), dengan pertumbuhan produksi pada triwulan I tahun 2016 naik sebesar 9,86 persen dibandingkan dengan triwulan IV pada tahun 2015. Ranking tiga pertumbuhan produksinya berada pada Industri Makanan (KBLI 10) naik sebesar 4,68 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2015. Sedangkan pada posisi ke empat (ranking IV) berada pada Industri Pengolahan Lainnya (KBLI 32) naik sebesar 4,38 persen pada triwulan I tahun 2016 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2015 dan pada posisi kelima berada pada Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang dari Anyaman Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) juga naik sebesar 4,34 persen dibandingkan dengan triwulan IV pada tahun 2015.
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 30/05/52/Th.VII, 02 Mei 2016| 3 Dilihat dari pertumbuhan(y-on-y) pada triwulan I tahun 2016 dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar 5,10 persen. Pertumbuhan yang nilainya positif dari yang terbesar ke yang terkecil berturut-turut antara lain : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16) naik 17,32 persen, berikut disusul oleh Industri Minuman (KBLI 11) naik sebesar 9,35 persen, Industri Furnitur (KBLI 31) naik sebesar 6,70 persen dan Industri Makanan (KBLI 10) naik sebesar 5,16 persen. Untuk lebih jelas, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1: Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I Tahun 2016 Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Kode KBLI Jenis Industri Pertumbuhan Triw I (persen) q-to-q c-to-c y-on-y
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 10 Industri Makanan 4.68 5.16 5.16
2 11 Industri Minuman 2.01 9.35 9.35
3 13 Industri Tekstil -6.28 -17.65 -17.65
4 14 Industri Pakaian Jadi 10.95 -7.93 -7.93
5 16
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
4.34 17.32 17.32 6 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -0.99 -0.99 -0.99 7 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman -3.60 -13.90 -13.90 8 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional 3.66 -9.66 -9.66 9 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -0.32 2.76 2.76 10 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -2.66 -12.34 -12.34 11 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -0.67 -10.70 -10.70 12 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -13.84 -9.59 -9.59
13 31 Industri Furnitur 9.86 6.70 6.70
14 32 Industri Pengolahan Lainnya 4.38 -7.42 -7.42
III. Responden Survei Industri Manufaktur Mikro Dan Kecil Provinsi NTB Triwulan I Tahun 2016
Jumlah sampel Survei Industri Mikro dan Kecil di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Triwulan I tahun 2016 sebesar 1.054 unit perusahaan/usaha. Sebaran jumlah sampel untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat tabel 2 berikut :
Tabel 2: Jumlah sampel Survei Industri Mikro dan Kecil Per Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Triwulan I Tahun 2016 No Kabupaten/Kota Perusahaan/Usaha Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) 1. Lombok Barat 75 7,11 2. Lombok Tengah 373 35,39 3. Lombok Timur 424 40,23 4. Sumbawa 26 2,47 5. Dompu 13 1,23 6. Bima 28 2,66 7. Sumbawa Barat - - 8. Lombok Utara 32 3,04 9. Kota Mataram 44 4,17 10. Kota Bima 39 3,70 NTB 1.054 100,00
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 30/05/52/Th.VII, 02 Mei 2016| 5 IV. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Triwulan I
Tahun 2016.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (q-to-q) pada triwulan I tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar 2,53 persen dibandingkan dengan produksi IBS triwulan IV tahun 2015. Bila dilihat dari sisi (y-on-y) pertumbuhan produksi Industri Besar dan Sedang pada triwulan I tahun 2016 juga naik sebesar 1,06 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015. Sedangkan pertumbuhan produksi Industri Besar dan Sedang (IBS) Provinsi NTB pada posisi (q-to-q) triwulan IV tahun 2015 dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 turun sebesar 3,27 persen, demikian juga pada posisi (y-on-y) triwulan IV tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,08 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2014.
Tabel 3: Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I Tahun 2016 Provinsi NTB.
No Kode Jenis Industri Pertumbuhan (%) q-to-q y-on-y KBLI Triw IV Triw I Triw IV Triw I
1 10 Industri Makanan - Manufacture of food
products 2.46 -2.70 4.88 1.72
2 11 Industri Minuman - Manufacture of
beverages 2.58 2.58
3 16
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya - Manufacture of wood and of
products of wood and cork, except
furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like
-5.95 2.50 -4.55 -3.15
LAMPIRAN I: BRS INDONESIA
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 MENURUT JENIS INDUSTRI DI INDONESIA (KBLI 2 Digit)
KBLI Jenis Industri q-to-q c-to-c y-on-y
(1) (2) (3) (4) (5)
10 Industri Makanan 1.36 6.16 6.16
11 Industri Minuman 1.29 7.49 7.49
12 Industri Pengolahan Tembakau -6.71 11.38 11.38
13 Industri Tekstil 1.56 5.50 5.50
14 Industri Pakaian Jadi 2.06 5.79 5.79
15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -0.04 8.74 8.74 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Anyaman Rotan 0.82 -2.27 -2.27
17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 13.95 11.82 11.82
18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 11.94 23.31 23.31 20 Industri Bahan Kimia dan barang dari Bahan Kimia 0.33 16.04 16.04
21 Industri farmasi, Obat dan Obat Tradisional 9.60 16.27 16.27
22 Industri Karet, Barang Dari Karet dan Plastik 1.07 -4.22 -4.22
23 Industri Barang Galian Bukan Logam -0.40 2.59 2.59
24 Industri Logam dasar -2.45 -0.28 -0.28
25 Industri Barang Logam, bukan Mesin & Peralatannya -7.70 -11.07
-11.07 26 Industri Komputer, Barang Elektronika dan Optik 13.35 24.26 24.26
27 Industri Peralatan Listrik 5.06 15.97 15.97
28 Industri Mesin dan perlengkapan YTDL (yang tidak termasuk dalam lainnya) 12.37 24.17 24.17
29 Industri Kendaraan Bermotor 9.89 5.64 5.64
30 Industri Alat Angkutan Lainnya 5.39 7.44 7.44
31 Industri Furnitur 0.75 0.41 0.41
32 Industri pengolahan Lainnya -0.57 0.28 0.28
33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan -7.75 -14.43
-14.43
Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 30/05/52/Th.VII, 02 Mei 2016| 7
LAMPRAN 2: BRS INDONESIA
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016 MENURUT PROVINSI
No. Provinsi q-to-q c-to-c y-on-y
(1) (2) (3) (4) (5) 1 Aceh 2.50 8.38 8.38 2 Sumatera Utara 3.58 16.42 16.42 3 Sumatera Barat 3.91 8.73 8.73 4 R i a u -1.08 -3.86 -3.86 5 J a m b i 4.04 5.16 5.16 6 Sumatera Selatan 3.29 -1.97 -1.97 7 Bengkulu 2.09 13.11 13.11 8 Lampung 4.84 3.42 3.42
9 Kep. Bangka Belitung -2.02 -4.33 -4.33
10 Kepulauan Riau 2.36 1.75 1.75 11 DKI Jakarta 1.38 10.90 10.90 12 Jawa Barat -2.90 -2.81 -2.81 13 Jawa Tengah 0.38 5.11 5.11 14 DI Yogyakarta -1.10 10.98 10.98 15 Jawa Timur -1.01 5.43 5.43 16 Banten 3.36 3.99 3.99 17 B a l i 3.91 12.34 12.34
18 Nusa Tenggara Barat 4.40 -5.10 -5.10
19 Nusa Tenggara Timur 4.75 4.46 4.46
20 Kalimantan Barat 4.66 4.76 4.76 21 Kalimantan Tengah -3.13 3.16 3.16 22 Kalimantan Selatan 4.37 9.86 9.86 23 Kalimantan Timur 5.45 12.90 12.90 24 Kalimantan Utara 6.09 35.10 35.10 25 Sulawesi Utara -8.45 1.76 1.76 26 Sulawesi Tengah 4.49 11.39 11.39 27 Sulawesi Selatan -4.58 6.24 6.24 28 Sulawesi Tenggara 3.08 -0.18 -0.18 29 Gorontalo 3.20 13.32 13.32 30 Sulawesi Barat 0.97 14.85 14.85 31 Maluku 4.95 27.70 27.70 32 Maluku Utara 5.68 23.76 23.76 33 Papua Barat -5.17 10.01 10.01 34 Papua 5.01 4.09 4.09 INDONESIA 0.76 5.91 5.91