• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan alam yang melimpah di Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan alam yang melimpah di Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kekayaan alam yang melimpah di Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dan dikelola dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang terkandung di bumi Indonesia ini diatur dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), yang berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Bunyi pasal 33 ayat 3 tersebut bermakna bahwa segala sesuatu mengenai sumber daya alam di dalamnya termasuk air beserta kekayaan alam kekayaan alam lainnya milik negara atau berada dalam wilayah teritori Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berarti dikuasai, diatur, dikelola dan didistribusikan oleh negara atau pemerintah dengan segenap lembaga pengelolanya untuk dipergunakan bagi kemakmuran atau kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya. Penguasaan oleh negara yang dimaksudkan adalah tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada asas mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (http://www.si-pedia.com/2014/03/bunyi-pasal-33-uud-1945-1-5-dan.html, diakses pada tanggal 11 november 2014 pukul 20.30 WIB)

Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia berencana untuk melakukan reklamasi dengan tujuan memperluas daratan baik diguakan untuk area bisnis, perumahan, wisata rekreasi dan keperluan lainnya. Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Reklamasi menjadi alasan utama dalam pemekaran kota sehingga alternatif reklamasi pantai dilakukan karena berbagai alasan berkaitan dari pertambahan penduduk alami maupun migrasi dan kesejahteraan penduduk yang miskin mendorong mereka yang semula tinggal di tengah kota memilih ke daerah

(2)

pinggiran atau tempat baru untuk dapat memulai usaha demi meningkatkan kesejahteraannya serta penyebaran keramaian kota, semula semua kegiatan terpusat di kota sehingga dibutuhkan ruang baru untuk menampung semua kegiatan yang mana tidak bisa difasilitasi dalam kota. (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001:19)

Reklamasi diatur dalam Pasal 34 Undang-Undang No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, yaitu Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat dan/atau nilai tambah Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ditinjau dari aspek teknis, lingkungan, dan sosial ekonomi yang wajib menjaga dan memperhatikan keberlanjutan kehidupan dan penghidupan Masyarakat, keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan kepentingan pelestarian fungsi lingkungan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta persyaratan teknis pengambilan, pengerukan, dan penimbunan material. Perencanaan dan pelaksanaan Reklamasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.

Reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dan lain-lain. Pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak keuntungan ekonomi bagi wilayah tersebut. Asumsi yang digunakan disini adalah semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Namun harus diingat pula bahwa bagaimanapun juga reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi gangguan lingkungan. (http://darius-arkwright.blogspot.com/2010/04/pendahuluan-reklamasi-adalah-suatu.html, diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul 20.50 WIB)

Salah satu tempat yang menjadi perencanaan pelaksanaan reklamasi di Indonesia adalah Bali. Bali adalah pulau yang terletak di bagian tengah wilayah Indonesia dengan luas wilayah 5.636,66 km². Keindahan alam dan budaya yang

(3)

memikat yang dilestarikan dari generasi ke generasi serta kehangatan dan keramah-tamahan masyarakatnya yang menjadikan Bali sebagai tujuan destinasi bagi parawisatawan. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali terdiri dari pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya, yakni Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan. Tempat-tempat penting yang ada di Bali antara lain; ibu kota Bali yang terletak di kotamadya Denpasar, pusat kesenian dan peristirahatan di Ubud daerah kabupaten Gianyar, tempat wisata menyelam (diving) di Nusa Lembogan daerah kabupaten Klungkung dan tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata baik wisata pantai atau tempat peristirahatan dan lainnya ada di Kuta, Seminyak, Jimbarann, dan Nusa Dua di kabupaten Badung. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bali, diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul 20.00 WIB)

Rencana reklamasi Teluk Benoa di Bali ini ada dengan diterbikannya Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, Dan Tabanan (selanjutnya disebut Perpres No. 51 Tahun 2014). Penerbitan Perpres No. 51 Tahun 2014 berarti bahwa pemerintah memberikan izin adanya reklamasi di Teluk Benoa, hal tersebut banyak mengundang pro-kontra di kalangan masyarakat. Dalam tinjauan lingkungan hidup WALHI yang telah diluncurkan pada tanggal 15 Januari 2014, mencatat bencana ekologis pada tahun 2012 banjir dan longsor hanya terjadi 475 kali dengan korban jiwa 125 orang, pada 2013 secara kumulatif menjadi 1.392 kali atau setara 293 persen. Bencana tersebut telah melanda 6.727 desa/kelurahan yang tersebar 2787 kecamatan, 419 kabupaten/kota dan 34 propinsi dan menimbulkan korban jiwa sebesar 565 orang. Oleh karena itu organisasi-organisasi masyarakat sipil di Bali yang selama ini memperjuangkan lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupan rakyat menyuarakan dan mendesak pemerintah untuk segera menghentikan proyek reklamasi di berbagai wilayah, khususnya reklamasi Teluk Benoa agar tidak terjadi bencana ekologis di Bali dan

(4)

daerah-daerah lainnya. (http://balebengong.net/lingkungan/2014/01/23/tolak-reklamasi-pantai-selamatkan-pesisir-indonesia.html, diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul 21.40 WIB)

Dilansir dari TEMPO Kamis, 28 Agustus 2014 pukul 07:21 WIB rencana reklamasi di Teluk Benoa, Nusa Dua, Bali, diadukan kelompok penentangnya, ForBALI, ke Komisi Nasional Hak Asazi Manusia (Komnas HAM). Pengaduan ini berlangsung di Posko Pengaduan Komnas HAM yang dibuka di sekretariat WALHI Bali ketika Komnas HAM membuka posko pengaduan di Bali, Rabu, 27 Agustus 2014. Pengaduan ini diterima langsung oleh Otto Nur Abdulah, Komisioner Komnas HAM. Menurut Suriadi Darmoko, ini bukan pengaduan yang pertama dari ForBALI. Di dalam pengaduannya, ForBALI menyampaikan beberapa hal; pertama, terkait dengan penerbitan Perpres No. 51 tahun 2014 yang tidak memperhatikan aspirasi masyarakat Bali. Kedua, terkait dengan penurunan baliho menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhayono. Tidak hanya itu, ForBALI juga mengadukan peristiwa intimidasi dalam aksi ForBALI dan adanya upaya pembungkaman yang belakangan terjadi pada gerakan penolakan reklamasi ini dengan upaya merobek baliho dan spanduk penolakan yang terpasang di berbagai titik di Denpasar dan Badung. (http://www.tempo.co/read/news/2014/08/28/058602817/Reklamasi-Teluk-Benoa-Diadukan-ke-Komnas-HAM, diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 20.10 WIB)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam dan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan yang berbentuk skripsi dengan judul: “KAJIAN YURIDIS TENTANG RENCANA REKLAMASI TELUK BENOA BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG,

GIANYAR, DAN TABANAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM

(5)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa hambatan-hambatan yang terjadi terhadap implementasi Perpres No. 51 Tahun 2014 dalam rencana reklamasi Teluk Benoa?

2. Apa akibat hukum implementasi Perpres No. 51 Tahun 2014 di Wilayah Teluk Benoa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan yang terjadi terhadap implementasi Perpres No. 51 Tahun 2014 dalam reklamasi Teluk Benoa. b. Untuk mengetahui dan menganalisis akibat hukum implementasi Perpres

No. 51 Tahun 2014 di Wilayah Teluk Benoa. 2. Tujuan Subjektif

a. Dapat menambah wawasan pengetahuan serta pemahaman penulis terhadap teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah di Fakultas Hukum, terutama terkait kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dibidang lingkungan.

b. Dapat memberikan gambaran dan pemikiran bagi ilmu pengetahuan di bidang Hukum Administrasi Negara, khususnya mengenai pengaturan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan di Badan Lingkungan Hidup. c. Untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana hukum di

bidang Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini selain memiliki tujuan yang jelas, juga mempunyai manfaat yang akan diperoleh dari penelitian kali ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

(6)

a. Sebagai bahan pengajaran untuk dapat memahami lebih lanjut mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa, dosen, dan pembaca lain yang ingin lebih mengetahui mengenai perencanaan pelaksanaan reklamasi di Teluk Benoa Bali.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu tambahan referensi, masukan data ataupun literatur bagi penulisan hukum selanjutnya dan dapat menyumbangkan pemecahan atas permasalahan yang akan diteliti. 2. Manfaat Praktis

a. Memberikan gambaran dan informasi kepada masyarakat mengenai perencanaan pelaksanaan reklamasi di Teluk Benoa Bali.

b. Memberikan pendalaman, pemahaman, dan pengalaman yang baru kepada penulis mengenai permasalahan hukum yang dikaji serta dapat berguna bagi penulis di kemudian hari.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah jalan yang dilakukan berupa serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten untuk memperoleh data yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2010: 35).

Adapun Penulis memberikan uraian dan penjelasan tentang metode penelitiannya yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian hukum normatif atau doctrinal research dari pendapat Hutchinson yang artinya yaitu “Research which provides a systematic exposition of rules governing a particular legal category, analyses the relationship between rules, explain areas of difficulty and perhaps, predict

(7)

future development”. Penelitian hukum doktrinal diartikan sebagai penelitian

yang memberikan penjelasan sistematis aturan yang mengatur kategori hukum tertentu, menganalisis hubungan antar aturan, menjelaskan hambatan-hambatan dan mungkin, memprediksi pembangunan masa depan (Peter Mahmud Marzuki, 2010:32).

Berdasarkan hal tersebut Penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif atau doktrinal dengan penekanan pada teori-teori hukum untuk memberikan penjelasan yang detail terhadap masalah yang dirumuskan oleh Penulis. Penelitian hukum doktrinal ini akan mampu memberikan deskripsi dan analisa yang tajam terhadap beberapa variabel hukum yang terdapat pada tinjuan pustaka.

2. Sifat Penelitian

Menurut pandangan Peter Mahmud Marzuki, berdasarkan sifatnya penelitian ini termasuk jenis penelitian preskriptif yang mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Penelitian ini juga bersifat terapan, yaitu menggunakan ilmu hukum dalam menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2010:22).

3. Pendekatan Penelitian

Dalam kaitannya dengan penelitian normatif dapat digunakan beberapa pendekatan berikut (Johnny Ibrahim, 2012:300) :

a. Pendekatan Perundang-undangan (statue approach) b. Pendekatan Konsep (conceptual approach)

c. Pendekatan Analitis (analytical appproach)

d. Pendekatan Perbandingan (comparative approach) e. Perbandingan Historis (historical approach) f. Pendekatan Filsafat (philosophical approach) g. Pendekatan Kasus (case approach)

Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan undangan (statue approach). Pendekatan

(8)

perundang-undangan dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-perundang-undangan dan regulasi yang cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada. Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari penerapan aturan hukum yang dilakukan dalam proses pengawasan.

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Menurut Peter Mahmud Marzuki, sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. (Peter Mahmud Marzuki, 2010:141)

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat autoritatif. Bahan hukum primer terdiri dari Peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. Peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah:

1) Peraturan Daerah Nomor 16 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.40/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai

3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang KawasanPerkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, Dan Tabanan

4) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, Dan Tabanan

5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 7) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana

8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(9)

9) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil

b. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Dalam penelitian ini meliputi:

1) buku-buku teks yang ditulis oleh para ahli hukum; 2) jurnal-jurnal hukum; dan

3) artikel, internet, dan sumber lainnya yang memiliki korelasi untuk mendukung penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Pengumpulan bahan hukum dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penulisan. Menurut Peter Mahmud Marzuki, Studi dokumen merupakan suatu alat pengumpulan data yaitu dengan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan menggunakan content analysis (Peter Mahmud Marzuki, 2010:21). Dalam hal ini peneliti menggunakan studi dokumen yang dilakukan untuk memperoleh bahan hukum primer dan sekunder (bahan pustaka/ dokumen/ arsip) yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode silogisme dan interpretasi dengan menggunakan logika deduktif. Logika deduktif atau sering kali disebut sebagai cara berpikir yang bertolak dari pengertian bahwa sesuatu yang berlaku bagi keseluruhan peristiwa kelompok/jenis tersebut. Dalam penggunaannya, logika deduktif ini memerlukan alat yang disebut silogisme, yaitu sebuah argumentasi yang terdiri dari dari 3 buah proposisi berupa pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu gejala. Proposisi-proposisi tersebut disebut premis mayor, premis minor, dan konklusi. Premis mayor merupakan ketentuan umum, premis minor adalah fakta-fakta yang bersifat khusus dan konklusi adalah

(10)

upaya untuk menarik kesimpulan hubungan antara premis mayor dan premis minor.

Sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis mayor. Kemudian diajukan premis minor. Dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion. (Peter Mahmud Marzuki, 2010:47). Di dalam logika silogistik untuk penalaran hukum yang bersifat premis mayor adalah aturan hukum sedangkan premis minornya adalah fakta hukum.

Di dalam penelitian ini yang menjadi premis mayor adalah Peraturan Perundang-undangan. Sedangkan premis minornya adalah pemerintah harus benar-benar memikirkan mengenai rencana reklamasi di teluk benoa, baik mengenai dampak positif maupun dampak negatif yang akan diperoleh atas proses reklamasi tersebut dan apakah pelaksanaan reklamasi di Teluk Benoa ini benar-benar perlu dilaksanakan demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya terlebih bagi masyarakat bali sekitar lokasi proyek lokasi reklamasi tersebut sehingga tercipta kegiatan reklamasi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dan mempermudah pemahaman terkait seluruh isi penulisan hukum, maka penulis membagi sitematika penulisan hukum dalam empat bab yang saling berkaitan dan berhubungan yang dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman terhadap hasil penulisan hukum ini. Sistematika dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis berusaha memberikan gambaran awal mengenai penelitian yang meliputi:

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

(11)

E. Metode Penelitian

F. Sistematika Penulisan Hukum. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini penulis menjelaskan sejumlah landasan teori dari para pakar dan doktrin hukum berdasarkan literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang diangkat. Tinjauan Pustaka dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Mengenai Rencana Dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara

2. Tinjauan Mengenai Implementasi Kebijakan 3. Tinjauan Mengenai Hukum Lingkungan

4. Tinjauan Mengenai Lingkungan dan Pembangunan 5. Tinjauan Mengenai Reklamasi

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan gambaran alur berpikir penulis dalam melakukan penulisan hukum ini.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas dan menjawab permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu:

A. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Terhadap Implementasi Perpres No. 51 Tahun 2014 dalam Rencana Reklamasi Teluk Benoa

B. Akibat Hukum Implementasi Perpres No. 51 Tahun 2014 Di Wilayah Teluk Benoa.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian ini yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi : Sosiologi. Minat Utama

Kor pulmonal merupakan suatu keadaan timbulnya hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan akibat hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh penyakit yang menyerang struktur, fungsi

Tahap pertama pengguna admin untuk memasukkan data gardu, dimana dalam penginputan tersebut data yang dimasukkan adalah wilayah, nama gardu dan keterangan seperti

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan

Senang Kharisma Textile Karanganyar yang telah memeberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian di PT.. Senang Kharisma Textile

1) Guru menjelaskan materi mengenai pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan meminta siswa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. 2) Guru memberikan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Pengaruh