• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama : Tn.G Umur : 30 th Pendidikan : tamat SMA Alamat : Blora Agama : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80 38

Dx.medis : skizofrenia paranoid Penanggung jawab

Nama : Tn.M

Jenis kelamin : laki-laki Hubungan : Orang tua II. Riwayat Keperawatan

a. Alasan Masuk

Pasien mengamuk karena mendengar bisikan b. Predisposisi

(2)

perubahan perilaku. Pasien bicara sendiri, melamun, marah – marah, bila diajak bicara terkadang tidak nyambung. Hubungan dengan keluarga dan tetangga buruk.

Klien juga pernah melakukan aniaya fisik sekitar 7 bulan yang lalu dan sebagai korban yaitu ibunya yang berumur 59 th, klien juga sering memecahkan barang barang jika marah.

Di dalam keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Pasien mempunyai pengalaman masa lalu yang saat ini sulit dihilangkan yaitu pernah memukul bapak dan ibu. c. Faktor presipitasi

Tiga minggu sebelum klien di bawa ke rumah sakit jiwa keluarga mengatakan klien tidak di terima bekerja pada sebuah pabrik semenjak itu klien mulai menyendiri dan lebih sering di kamar.

III. Pemeriksaan Fisik a. Tanda – tanda vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 78 x/menit RR : 22 x/menit b. Data antropometri

(3)

Berat Badan : 57,5 kg

Kepala : Rambut bersih Mata : Konjungtivitis

Hidung : Tidak terdapat penumpukan sekret Telinga : Simetris, kotor

Mulut : Bibir kering, kotor

Kulit : Kulit kering, kurang bersih. IV. Psikososial 1. Genogram 60th 59th 30th ` Keterangan : : Laki – laki : Perempuan : Pasien : Meninggal : Tinggal satu rumah

Pasien tinggal bersama orang tuanya dan ketiga saudara laki – laki pasien yang masih hidup. Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti pasien. Yang m enanggung kebutuhan

(4)

keluarga adalah ayah. Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi keluarga selalu musyawarah. Hanya pasien / Tn.G sendiri yang suka diam jika ada masalah.

2. Konsep diri

a. Gambaran Diri

Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya, pasien menyukai semua bagian tubuhnya. b. Identitas Diri

Pasien adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, pasien mengakui berjenis kelamin laki - laki. Pasien tidak ada/ tidak mempunyai masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai seorang laki – laki

c. Peran

Pasien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai anak ke enam yang memiliki kakak dan adik. Pasien dapat menjalankan perannya sesuai dengan tahap perkembangan usia dewasa awal. Pasien belum bekerja dan menikah dengan begitu kondisi ini tidak mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Sebagai anggota masyarakat pasien sering mengikuti kegiatan pengajian satu minggu

(5)

sekali setiap selasa malam di masjid tempat pasien tinggal.

d. Ideal Diri

Pasien berharap dapat segera bekerja dan ingin cepat sembuh agar dapat pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga.

Pasien mempunyai keinginan untuk bekerja dan pasien mengatakan pernah mendaftar sebagai klining servis di rumah sakit jiwa tersebut. Dan saat ini pasien bisa menerima keadaannya.

e. Harga Diri

Pasien mengatakan merasa malu karena sampai saat ini klien belum mendapatkan pekerjaan.

3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti

Orang paling dekat dengan pasien selama di rumah sakit adalah Tn.R yaitu teman satu kamar pasien. Jika di rumah orang terdekat pasien adalah ibu. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat

Pasien mengatakan jika dirumah pasien sering megikuti kegiatan karang taruna setiap 1 bulan sekali dan pengajian di masjid setiap kamis malam.

(6)

Pasien mengatakan tidak pernah menggantungkan diri terhadap seseorang atau orang lain.

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Pasien adalah seorang yang beragama islam dan menganut aliran muhammadiyah. Pasien percaya bahwa tuhan akan memberi kesembuhan.

b. Kegiatan Ibadah

Waktu dirumah pasien selalu sholat 5 waktu bahkan rutin megikuti kegiatan pengajian di masjid setiap kamis malam Selama di R.S klien jarang melakukan ibadah.

V. Status Mental a. Penampilan

Saat dikaji penampilan kurang bersih, kurang rapi, penggunaan pakaian sesuai dengan penggunaan. b. Pembicaraan

Bicara lambat, nada bicara pelan. Pembicaraan inkoheren dan kadang – kadang butuh mengulang pertanyaan beberapa kali untuk bisa menjawab pertanyaan. Pasien tidak dapat memulai

(7)

c. Aktivitas Motorik

Saat pengkajian pasien pasif, terkadang klien melakukan tindakan gerakan otot bibir yag berubah – ubah yang tidak dapat dikontrol dan tidak disadari klien. Pasien sering mondar – mandir. Saat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien pernah marah mukul – mukul pintu. Kontak mata pasien kurang, pasien nampak malu, pasien tidak fokus jika di ajak ngobrol, pasien senang menyendiri dan pasien lebih memilih berdiam diri di kamar.

d. Alam Perasaan

Pasien megatakan perasaan saat ini biasa – biasa saja. e Afek

Afek pasien sesuai ( saat dilakukan wawancara dan diberikan cerita tentang keadaan sedih, pasien merasa ikut sedih dan sebaliknya.

f. Interaksi selama wawancara

Saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun perlu berulang – ulang dalam mengajukan pertanyaan agar pasien bisa menjawab. Selama wawancra kontak mata pasien mudah beralih. Dan pasien cukup kooperatif walaupun terkadang jawabannya membingungkan.

(8)

g. Persepsi

Pasien mengatakan suara – suara yang menyuruh – nyuruh. Suara itu datang pada malam hari dan suara itu suara seprti gelombang datang pada saat pasien berdiam diri. Respon pasien saat mendegar suara itu ingin marah dan jegkel.

h. Proses pikir

Kadang mengalami sirkumtansial.

Contoh : Saat pasien diajak ngobrol tidak terfokus pembicaraannya terbelit – belit. i. Isi Pikir

Klien tidak mengalami ganguan dalam isi fakir.

Isi fikir realities. 5. Tingkat Kesadaran

Kesadaran pasien bingung, tapi masih dapat berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang terdekat. Pasien juga mengetahui orang yang mengajak bicara.

6. Memori

Memori pasien kurang dalam jangka panjang yaitu pasien sulit mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan dan kejadian dalam minggu terakhir.

(9)

dibuktikannya pasien mampu mengingat apa yang barusan pasien lakukan.

7. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Pasien dapat berhitung dengan baik, masih dapat konsentrasi dengan cukup baik terbukti bahwa pasien bisa menyebutkan saudaranya dan bisa menghitung sudah berapa lama pasien dirawat.

8. Kemampuan Penilaian

Pasien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan, misal: selesai pasien makan, pasien langsung mencuci piring sendiri.

9. Daya Tilik Diri.

Daya tilik klien baik, pasien menyadari kalau dia sedang sakit, dan sehingga dibawa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang.

VI. Kebutuhan persiapan Pulang a. Makan

Pasien bisa makan sendiri. Saat makanan pasien langsung makan tanpa harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi makanan selalu habis satu porsi.

(10)

b. BAB / BAK

Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK pasien tidak membutuhkan bantuan dari siapapun. Pasien mampu melakukan semua itu sendiri.

c. Mandi

Pasien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore, dan tanpa bantuan siapapun. Pasien mandiri.

d. Berpakaian

Pasien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap pasien mandi pasien ganti baju, pasien mampu menyisir rambutnya sendiri selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah..

e. Istirahat dan Tidur

Tidur siang pasien dari jam habis makan sampai jam 15.00 WIB. Sedangkan tidur malam pasien dari jam 19.30 WIB sampai dengan jam 05.00 WIB. Selama menjelang tidur pasien tidak ada persiapan khusus jika ingin tidur kadang sebelum tidur ngobrol dengan teman dan nonton tv.

f. Penggunaan Obat

Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien diberi obat 2 kali yaitu setelah makan pagi jam 07.30 WIB dan sebelum tidur jam 21.00

(11)

WIB. Obat selalu diminum, tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan pasien yaitu pasien merasa mengantuk. g. Pemeliharaan kesehatan

Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga akan mengunjungi pasien. Pasien mengatakan jika sudah pulang nanti akan rutin kontrol dirumah sakit.

h. Kegiatan dirumah

Pasien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, pasien akan mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu.

i. Kegiatan diluar rumah

Pasien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada dikampungnya, misalnya pengajian.

VII. Mekanisme Koping

Bila pasien mempunyai masalah, pasien selalu memendam dan tidak mau terbuka, pasien enggan bercerita.

VIII. Pemeriksaan penunjang a. Therapi medik

(12)

2. Terapi medis : - Clorpromazin 2 x 100 mg - Stesolid 2 x 5 mg - Trihexipenidin 2 x 2 mg - Program ECT 6 x

B. Analisa Data

NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah

1 06 Desember

2009

08.00

DS : - Pasien mengatakan mendengar suara seperti

gelombang

- Pasien mengatakan suara itu datang pada malam hari - Pasien megatakan suara itu

datang saat Tn. G sedang berdiam diri

- Pasien mengatakan jika mendengar suara itu Pasien merasa jengkel dan ingin marah DO : - Terkadang Pasien melamun

dan bicara sendiri - Bicara Pasien kacau

- Pembicaraan inkoheren

Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendegaran

(13)

- Pasien terkadag senyum –

senyum sendiri 2 06 Desember

2009

08.15

DS : - Pasien mengatakan merasa malukepada tetangga karena belum bekerja

DO : - Kontak mata pasien kurang

- Pasien nampak malu (suara

pelan,menunduk-kontak mata kurang)

Harga Diri Rendah

3 06 Desember

2009

08.15

DS : - Pasien mengatakan pernah memukul ibunya

- Pasien mengatakan dirumah membanting barang-barang DO : - Pandangan mata tajam

- Saat di rawat diRSJD Pasien pernah marah mukul – mukul pintu

Resiko Perilaku

(14)

4 06 Desember

2009

08.15

DS : - Pasien mengatakan malas ngobrol

DO : - Kontak mata kurang

- Pasien tidak fokus jika di ajak ngobrol

- Pasien senang menyendiri - Pasien lebihmemilih

berdiam diri di kamar

Isolasi sosial :

menarik diri

4. Daftar Masalah Keperawatan

a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi b. Resiko perilaku kekerasan

c. Isolasi sosial : menarik diri d Harga diri rendah

5. Pohon Masalah

Resiko Perilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

Isolasi social : Menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri Rendah

(15)

C. Diagnosa Keperawatan

1) Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar 2) Resiko Perilaku Kekerasan

3) Isolasi social : Menarik diri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu : (1) Pemilihan himpunan basis yang baik untuk mendeskripsikan interaksi Co 2+ -NH 3 , dan (2) Membandingkan deskripsi interaksi Co

Lagu memliki bentuk atau karakter yang sama dengan komunikasi massa, dimana pada lagu, komunikasi berlangsung satu arah dari musisi kepada pendengar, lalu komunikator

Bentuk tugas akhir siswa berbasis digital yang sesuai untuk Kompetensi Keahlian Busana Butik dapat berupa catatan siswa pada blog, siswa diarahkan membuat channel youtube

Penerapan program kebijakan optimalisasi inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara inseminator mengunjungi petani peternak yang memiliki ternak sapi sebagai akseptor.. Ternak

• Melakukan Perencanaan Pemasaran dan Riset Pasar Secara Kontinyu Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam melakukan pemasarannya belum terencana dengan baik, karena perencanaan

Oleh sebab itu, Upaya mengubah perilaku petani jagung dalam kelompok tani dapat ditempuh sebagai berikut: (i) kontrol perilaku yang dirasakan dapat dilakukan untuk mendorong

165 dapat diketahui bahwa: (a) siswa terlihat aktif, fokus dan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, (b) siswa telah mampu menyimpulkan materi yang dipelajari serta

Tergantung pada rancangan patent dari struktur jembatan rangka baja yang akan dipasang, Pemilik juga dapat menyediakan bahan untuk pemasangan seluruh lantai jembatan, termasuk