Redaksi Account menerima
artikel penelitian untuk
dimuat pada terbitan
berikunya yang sesuai dengan
ruangl lingkup jurnal
ac-count.
Kirim artikel anda ke
akunjurnal2013@gmail.com.
Sesuaikan format tulisan
an-da dengan format yang
terse-dia di halaman belakang,
atau kirim email dengan isi
request for format ke email
diatas
Account
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan
ISSN 2338-9753
Kinerja Pasar Modal Terkait Perubahan Satuan Perdagangan Dan Fraksi
Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia. Hal 170-177. Ida Syafrida ,
Ahmad Adib.
Analisis Hubungan Antara Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Keu-angan dan Return Saham Pada Perbankan yang Terdaftar Di BEI.
Hal 178-186. Mohamad Heykal, Monica Hennisia Wijayanti.
Pengaruh Transaksi Electronic Banking Terhadap Fee Based Income Pada
Pt. Bank CIMB Niaga, Tbk. Hal 187-194. Pebriani Utaminingsih, Lana
Sularto.
Analisis Perbandingan Model Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate
dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Delisting Di BEI Periode
2008 – 2013. Hal 195-203. Reza Prabowo, Wibowo.
Komparasi Efisiensi Perbankan BUMN Dan BUSN Dengan Pendekatan
Data Envelopment Analysis Berbasis Balanced Scorecard, Hal 204-211.
Sujarwo, Bambang Waluyo.
Analisis Faktor-Faktor Internal Perusahaan yang Mempengaruhi
Imple-mentasi Good Corporate Governance (Studi Kasus Pada PT Bank Central
Asia, Tbk). Hal 212-219. Megawati Rahayu Chandra, Tetty Rimenda,
Frianto Pandia.
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Promosi Kartu Prabayar Terhadap
Minat Beli Nasabah pada PT Bank Negera Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Jatinegara.Hal 220-228. Heri Abrianto, Astrid Oktavia.
Implementasi Mudharabah pada Pembiayaan di Bank Syariah. Hal
229-236. Bambang Waluyo.
Studi Kebutuhan Soft Skill dalam Upaya Penyusunan Model
Pembelaja-ran Soft Skill yang Terintegrasi Dengan Mata Kuliah Akuntansi. Hal
237-246. Titi Suhartati, Yenni Nuraeni, Nedsal Sixpria.
Pengaruh Hubungan Pemanfaatan Aplikasi Core Banking System
Ter-hadap Kinerja Individu Karyawan PT. Bank BRI Syariah. Hal 247-255.
Firdha Kurnia, Agus Supriyadi, Ali Masjono.
Volume 1 No 3 Juni 2015
Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan
ma-sukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan
per-bankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset
terapan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan
R
edaksi Account
menerima artikel
penelitian untuk dimuat
pada terbitan berikutnya
yang sesuai dengan ruang
lingkup jurnal account.
Kirim artikel anda ke
akunjurnal2013@gmail.com.
Sesuaikan format tulisan
an-da dengan format yang
terse-dia di halaman belakang,
atau kirim email dengan isi
request for format ke email
Volume 1 No 3 Juni 2015
ISSN 2338-9753
Dari Redaksi
Syukur Alhamdulillah, jurusan akuntansi Politeknik Negeri Jakarta dapat
mener-bitkan jurnal ilmiah yang ketiga “Account” dengan No ISSN 2338-9753. Dalam
kesempatan terbitan ketiga ini (Vol 1 No 3 Edisi Juni 2015) diturunkan tulisan hasil
penelitian para dosen program studi akuntansi, program studi keuangan dan
per-bankan konvensional dan syariah dimana pada edisi ini ada sumbangan artikel dari
Perguruan Tinggi lain, redaksi mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.
Pada edisi kedua ini diterbitkan tulisan dengan topic keuangan dan perbankan,
di-antaranya mengenai implementasi Kinerja Pasar Modal, Analisis Merger an
Akui-sisi, Studi Transaksi Elektronik Banking.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim editor yang telah bekerja sama
da-lam menyukseskan terbitan kedua ini. Besar harapan dari redaksi bahwa para
dosen dari seluruh Indonesia yang berkepentingan dengan publikasi hasil penelitian
dapat berpartisipasi dengan mengirimkan artikelnya ke redaksi.
Semoga bermanfaat
Depok Juni 2015
Volume 1 No 3 Juni 2015
ISSN 2338-9753
Susunan Redaksi:
Pengarah:
Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin
Penangung Jawab
:
Elly Mirati
Pimpinan Redaksi
Ali Masjono
Tim Redaksi:
Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim,
Ah-mad Abror, Bambang Waluyo, Silvia Roza, Supriatnoko.
Mitra Bestari:
Dr. Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang)
Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma)
Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Silvia Roza (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Supriatnoko (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Endang PB (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Nurhasyim (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Ade Sukma Mulya (Politeknik Negeri Jakarta)
Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya
Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa
hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi,
mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan
bidang akuntansi, keuangan dan perbankan.
Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi
hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 229
Implementasi Mudharabah pada Pembiayaan di Bank Syariah
Bambang Waluyo
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Kampus UI Depok 16424
Mobile : 081586448947, E-mail :
bamwaluyo@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini membahas implementasi mudharabah pada bank syariah. Tujuan penelitian menganalisis solusi mengatasi kendala implementasi mudharabah pada pembiayaan bank syariah. Data penelitian adalah hasilnpenelitian terdahulu yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah, dilakukan melalui dokumentasi. Data diolah dengan pendekatan kualitatif deskriptif eksploratif. Penelitian ini merupakan kepustakaan (library
research) yang pengkajiannya dilakukan secara eksploratif. Bank syariah lebih ideal apabila menyalurkan
pembiayaan dengan skema bagi hasil kepada nasabahnya sehingga bank syariah akan berbagi risiko (sharing
risk) dengan para nasabah penerima pembiayaan, bukan tranfer risk sebagaimana yang terjadi pada pembiayaan
berbasia jual beli. Namun dalam implementasi mudharabah yang merupakan akad bagi hasil pada pembiayaan di bank syariah, ada agency problem dan moral hazard. Dua perjanjian yang dapat dilakukan untuk mengatasi
agency problem : (i) Mudharib diminta untuk memberikan kontribusi modal. (ii) Mudharib diminta untuk
berbagi dalam kerugian sampai batas tertentu. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya moral hazard, maka diterapkan batasan tertentu ketika menyalurkan pembiayaan kepada mudharib yaitu menerapkan batasan agar porsi modal dari pihak mudharib lebih besar dan /mengenakan jaminan, menerapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang risiko operasinya lebih rendah, melakukan bisnis dengan arus kas yang transparan, serta melakukan bisnis yang biaya tidak terkontrolnya rendah.
Kata kunci : pembiayaan, mudharabah, agency problem, moral hazard
Pendahuluan
Dalam UU No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa kegiatan usaha bank syariah adalah menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia.1 Pembiayaan berdasar prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang dibiayai untuk imbalan atau bagi hasil.2
Hampir seluruh model teoritis bank Islam didasarkan pada mudharabah atau musyarakah atau pada kedua-duanya, tetapi hingga saat ini praktik nyata pada bank Islam jauh dari model tersebut. 3 Perbankan Islam harus didasarkan pada
Profit and Loss Sharing (PLS), bukan berdasarkan
1Ibid, UU No 10 Tahun 1998 .... pasal 6
huruf m
2Ibid, pasal 1 angka 12
3 Ibid, Mohammad Omar Farooq, “Partnership
Equity...”, hlm.70
bunga.4 Para teoritisi berpendapat bahwa bank Islam akan menyediakan sumber-sumber pembiayaannya yang luas kepada para peminjam dengan prinsip berbagi risiko, tidak seperti pembiayaan berbasis bunga dimana peminjamnya menanggung semua risiko.5 PLS pada bank syariah didasarkan pada dua konsep hukum yaitu
mudharabah dan musyarakah. 6 Pembiayaan
mudharabah merupakan salah satu tonggak
ekonomi syariah yang mewakili prinsip Islam untuk mewujudkan keadilan masyarakat melalui sistem bagi hasil.7
Seharusnya dalam kondisi ideal perekonomian, akad mudharabah dan musyarakah dengan skema PLS adalah yang sebaiknya paling banyak diimplementasikan oleh perbankan syariah karena skema PLS ini membagi risiko antara bank dan nasabah. 8 Musyarakah adalah kerjasama bagi
4 Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah : Kritik atas
Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis, terj. Arif
Maftuhin (Jakarta : Paramadina, 2004) hlm.181 5 Ibid, hlm 76.
6 Ibid
7Erni Susana dan Annisa Prasetyanti, “Pelaksanaan dan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Al Mudharabah Pada Bank Syariah”, Jurnal Keuangan dan Perbankan Islam, Volume 15, No. 3, September 2011, hlm. 468
8Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia,
Account: Bambang Waluyo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 230
hasil dan bagi kerugian. 9 Dalam perjanjian pembiayaan musyarakah bank dan nasabahnya akan bersama-sama menyumbangkan modal dan keahlian mereka dalam suatu proyek. Keuntungan dan kerugian akan dibagi berdasarkan bagian modal yang diberikan. Pembiayaan mudharabah adalah bentuk kerjasama dimana bank akan menyediakan modal dan nasabah menyediakan keahlian. Keduanya akan menyetujui rasio bagi hasil. Nasabah akan secara pribadi bertanggungjawab untuk menjalankan bisnis, proyek, atau kontrak tanpa pengaruh dari bank. Semua bentuk kerugian, jika ada, akan ditanggung oleh bank dan kehilangan tenaga kerja akan ditanggung oleh nasabah. 10
Dalam praktiknya, pada penyaluran pembiayaan bank syariah di Indonesia, penyaluran pembiayaan dengan PLS yaitu musyarakah sebesar 25% dan mudharabah sebesar 7% sedangkan pembiayaan berakad jual beli (murabahah) menempati porsi terbesar yaitu 59% dari keseluruhan pembiayaan di bank syariah. 11 Tampak jelas bahwa pembiayaan bank syariah berbasis bagi hasil masih minim dibandingkan dengan pembiayaan berbasis jual beli. Sementara masyarakat lebih mengenal bank syariah sebagai bank yang berbasis bagi hasil sebagai solusi atas bank berbasis bunga. Oleh karena itu perlu dikaji implementasi pembiayaan mudharabah pada bank syariah, apa yang menjadi kendala dalam implementasinya serta bagaimana solusi mengatasi kendala dalam implementasi mudharabah di bank syariah.
Metodologi
TujuanTujuan penelitian adalah menganalisis alternatif solusi dalam mengatasi kendala implementasi mudharabah pada produk pembiayaan bank syariah. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi kendala pembiayaan berbasis mudharabah pada bank syariah.
2.2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah. Data primer berupa jurnal dan prosiding seminar. Data sekunder berupa
9Mohd. Ma’sum Billah, Penerapan Manajemen Aset
Islami; Alih Bahasa Erman Rajagukguk dan Akhmad Safik
(Selangor, Sweet and Maxwell Asia, 2010), hlm. 30-31 10 Ibid, hlm. 31
11Bank Indonesia, Statisitk Perbankan Syariah per Desember 2014
buku teks, statistik perbankan syariah dan informasi dalam website yang membahas pembiayaan mudharabah.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data berupa jurnal dan prosiding yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah.
Analisis Data
Data diolah dengan pendekatan kualitatif
deskriptif eksploratif. Penelitian ini merupakan
kepustakaan (library research) yang pengkajiannya dilakukan secara eksploratif.
Hasil dan Pembahasan
Implementasi Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah
Islam memosisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting untuk mendapatkan kemuliaan (falah), dan karenanya kegiatan ekonomi-sebagaimana kegiatan lainnya-perlu dituntun dan dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran Islam secara keseluruhan. 12 Diantara inovasi keuangan yang ada pada perbankan syariah adalah produk pembiayaan dengan skema mudharabah. Namun Bank Indonesia menyebutkan bahwa produk utama perbankan syariah yang umumnya ditawarkan menggunakan skema debt based financing (murabahah dan ijarah).13 Hingga Desember 2014
produk pembiayaan perbankan syariah yang paling besar proporsinya adalah produk murabahah (59% total pembiayaan), sedangkan ijarah 6%.14 Bagi perbankan, produk-produk tersebut juga menjadi produk favorit bank, dikarenakan skema transaksinya yang mudah diterapkan dan tidak berisiko tinggi.15 Murabahah dianggap sebagai salah satu produk yang banyak dikritisi akademisi karena dalam skema ini, tidak terjadi sharing risiko antara bank dengan nasabah.16 Risiko sepenuhnya ditanggung oleh nasabah, sedangkan bank syariah relatif aman dari risiko.
12Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, Ed. 1 Cet. 3. (Jakarta : Rajawali Press, 2011), hlm. 16
13 Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, “Kajian Model...”. hlm. 62
14Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah per Desember 2014
15 Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, “Kajian Model...”. hlm. 62
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 231
Para teoritikus perbankan Islam mengemukakan aktivitas investasi dalam bank Islam didasarkan pada dua konsep yang legal, yaitu
mudharabah dan musyarakah, sebagai alternatif
dalam menerapkan sistem bagi hasil (profit and
loss sharing/PLS). 17 Teori ini menyatakan, bahwa bank Islam akan memberikan sumber pembiayaan (finansial) yang luas kepada peminjam (debitur) berdasarkan atas bagi risiko (baik menyangkut keuntungan maupun kerugian), yang berbeda dengan pembiayaan (finansial) sistem bunga pada dunia perbankan konvensional yang semua risikonya ditanggung oleh pihak peminjam (debitur).
Konsep bagi hasil, dalam menghadapi ketidakpastian merupakan salah satu prinsip yang sangat mendasar dari ekonomi Islam, yang dianggap dapat mendukung aspek keadilan. 18 Secara definitif, aktivitas bagi hasil adalah sebuah usaha yang dibangun berdasarkan kesepakatan antara pemodal dan pengusaha untuk memberikan pembagian hasil berdasarkan persentase tertentu dari hasil usaha. 19 Kesepakatan ini dilakukan secara adil dan transparan. Adil artinya setiap mitra mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kontribusi yang diberikannya, baik modal, keterampilan maupun tenaga, sementara transparan diartikan bahwa pemodal dan pengusaha saling mengetahui jumlah bagi hasil yang diperolehnya dan progress usaha itu sendiri.20
Mudharabah adalah suatu pernyataan yang
mengandung pengertian bahwa seseorang memberi modal niaga kepada orang lain agar modal itu diniagakan dengan perjanjian keuntungannya dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal.21 Seharusnya, dalam kondisi ideal perekonomian, akad mudharabah dan musyarakah dengan skema profit loss sharing adalah yang sebaiknya paling banyak diimplementasikan oleh perbankan syariah karena skema profit loss sharing ini membagi risiko antara bank dan nasabah.22 Sehingga ketika perekonomian sedang menurun, potensi terjadinya kredit macet secara sistemik dapat dihindari atau diminimalisir. Skema profit
17Abdullah Saeed, “Menyoal Bank...”, hlm 76. 18Umi Karomah Yaumiddin (Ed). Usaha Bagi
Hasil : Antara Teori dan Praktik, Cetakan Pertama (Bantul :
Kreasi Wacana, April 2010), hlm 3 19Ibid
20Jusmaliani, dalam Umi Karomah Yaumiddin (Ed), “Usaha Bagi...” hlm 3
21Ibid, hlm 12
22Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, “Kajian Model...”. hlm. 63
loss sharing juga dianggap lebih unggul karena
banyak digunakan untuk sektor produktif. Al
mudharabah biasanya diterapkan pada produk
pembiayaan dan pendanaan.23
Rendahnya pembiayaan dengan skema bagi hasil pada bank syariah menunjukkan bank syariah masih belum mampu menempatlan diri pada posisi yang siap melakukan sharing risk dengan nasabahnya. Dominasi pembiayaan skema jual beli (murabahah) pada sisi yang lain menunjukkan bahwa bank syariah masih pada posisi yang hanya siap melakukan tranfer risk ke pihak nasabahnya. Oleh karena itu agar bank syariah dapat meningkatkan pembiayaan skema bagi hasil perlu diatasi kendala yang berkaitan dengan implementasi pembiayaan skema bagi hasil pada bank syariah.
Kendala Pembiayaan Mudharabah
Bank enggan berpartisipasi pada instumen Profit
Loss Sharing (PLS) karena beberapa alasan,
diantaranya adalah risiko inheren pada bank, tambahan biaya monitoring, kurangnya transparansi dan keengganan para deposan untuk mengambil risiko. 24 Pada penerapan skema
mudharabah di produk pembiayaan, diantara
problemnya pada operasional perbankan Islam adalah : standar moral, ketidakefektifan model pembiayaan bagi hasil, berkaitan dengan para pengusaha, segi biaya, segi teknis, kurang menariknya sitem bagi hasil dalam aktivitas bisnis, serta permasalahan efisiensi. 25 Sedangkan
musyarakah bukan sesuatu yang umum dalam
portofolio bank Islam, karena bank umumnya berfungsi sebagai lembaga intermediasi bukan untuk berpartisipasi dalam bisnis sebagai mitra bisnis atau mendasarkan pembiayaan berbasis ekuitas.26
Salman Ahmed Shaikh (2011) mengemukakan bahwa intermediasi keuangan dapat dilakukan melalui equity financing.27 Hal ini
23Muhammad Syafii Antonio, “Bank Syariah...”, hlm. 97
24Irawan Febianto dan Rahmatina A. Kasri, “Why
do....”, hlm. 5
25Muhammad, Konstruksi Mudharabah dalam Bisnis
Syariah : Mudharabah dalam Wacana Fiqh dan Praktik Ekonomi Modern, Edisi Pertama, Cetakan Pertama (Yogyakarta
: BPFE, 2005), hlm. 108-112
26Mohammad Omar Farooq, Partnership, Equity...., hlm. 82
27Salman Ahmed Shaikh. A Critical Analysis of Mudarabah & New Approach to Equity Financing in Islamic Finance, Journal of Islamic Banking and Finance, Vol. 28, No. 3, 2011
Account: Bambang Waluyo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 232
dapat meringankan dari sisi keuangan dan menjadi pembeda atas utang berbasis pembiayaan komersial, serta ada sedikit ruang untuk menunjukkan perbedaan atas pembayaran utang yang jumlahnya telah ditetapkan di depan. Agency
problem dan moral hazard menjadi tantangan
dalam menerapkan Islamic equity financing. Masalah agency dalam kontrak mudharabah dapat terjadi dalam berbagai bentuk, misalnya : penggunaan biaya proyek yang berlebihan, penahanan keuntungan yang akan dibagikan kepada pemilik modal, dan berbagau kecurangan yang dapat mengurangi laba atau aset perusahaan (Muhammad, 2005b).
Dengan melakukan simulasi, penelitian Shaikh menganalisis agency problem dalam mudharabah dan dampaknya terhadap imbalan secara ekonomi diantara para pihak yang bermitra. Berdasarkan penelaahanmya, Shaikh menyajikan dua kemungkinan perjanjian yang dapat membuat model pembiayaan mudharabah lebih diterima dan secara luas digunakan dalam intermediasi keuangan yaitu dengan dua perjanjian yang dapat dilakukan : a) Mudharib diminta untuk memberikan kontribusi modal. b) Mudharib diminta untuk berbagi dalam kerugian sampai batas tertentu. Kedua perjanjian tersebut akan dapat meminimalisir masalah adverse
selection, moral hazard dan principal-agent conflict. Kesimpulan penelitian Shaikh adalah
bahwa dengan adanya perjanjian, maka equity
financing dapat digunakan secara lebih luas.
Namun menurut Shaikh masih terjadi ironi dimana nilai-nilai Islam seperti keadilan (justice), persamaan (equality), kebenaran (truth), kepercayaan (trust), kebaikan (kindness), kejujuran (honesty) dan pertanggungjwaban (responsibilty) yang sering disebut dalam literatur dan seminar-seminar ekonomi Islam, dalam kenyataan, kurangnya nilai-nilai tersebut dalam praktik adalah alasan utama mengapa mode partisipatif tetap tidak dapat digunakan.
Peluang Pembiayaan Mudharabah
Disamping kendala, ada juga peluang untuk mengembangkan pembiayaan skema
mudharabah di Indonesia yaitu kerjasama antara
bank syariah dengan Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Hasil penelitian Zaenuri (2014) pada kemitraan yang telah terbangun dan belum terbangun antara BMT dan bank syariah di Jawa Tengah menunjukkan bahwa pola kerjasama antara BMT dengan bank syariah cukup bervariasi
dengan akad yang dipakai bervariasi pula. 28 Bentuk model yang dipakai pada dasarnya hasil negosiasi kedua belah pihak dengan memperhatikan kepentingan masing-masing. Model executing adalah yang paling banyak dipakai dimana bank syariah memberi pembiayaan kepada BMT dan BMT menyalurkan dana tersebut atas nama BMT sendiri dengan segala untung dan risikonya. Hanya sedikit yang memakai pola
channeling dimana BMT hanya menjadi penyalur
pembayaran bank kepada para nasabah kredit mikro perbankan. Dari segi kemitraan ideal BMT dan bank syariah, diketahui bahwa harapan BMT mengenai kerjasama kemitraan dengan bank syariah antara lain adalah model kerjasama dan kemitraan yang paling dibutuhkan oleh BMT adalah yang dirasa lebih syariah, misalnya memakai mudharabah bukan murabahah.
Kesesuaian syariah ini diindikasikan dengan keadilan porsi bagi hasil yang mendekati teori ideal. Penentuan bagi hasil hendaknya ditentukan berdasarkan proyeksi usaha dan pengalaman masa lalu.
Hasil penelitian tersebut juga mengngkapkan alasan kemitraan BMT dengan bank syariah adalah menambah modal kerja dan memenuhi kebutuhan pembiayaan dan likuiditas untuk para anggotanya, kebutuhan untuk membangun sarana prasarana fisik, membangun sinergi dan jejaring organisasi serta kelembagaan sehingga akses menjadi lebih mudah dalam pengembangan serta keinginan untuk meningkatkan kualitas SDM. Pilihan kerjasama BMT dengan bank syariah didorong oleh alasan-alasan : (a) memiliki kesamaan prinsip dalam pembiayaan (b) memiliki kesamaan komitmen perjuangan ekonomi syariah (c) dapat menjadi mitra pendamping dalam memajukan dan mengembangkan BMT.
Peluang pengembangan pembiayaan
mudharabah pada bank syariah masih terbuka
mengingat di Indonesia juga banyak tumbuh UMKM yang masih membutuhkan campur tangan pihak luar dalam hal permodalan khususnya, untuk pengembangan usahanya. Pola pembiayaan
mudharabah antara bank syariah dengan UMKM tentu
akan sangat membantu industri kecil akan berkembang usahanya.
28 Wahab Zaenuri, Persepsi Kelembagaan dan Model
Kemitraan antara Bank Syariah dan BMT di Jawa Tengah,
dalam Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Keuangan Syariah 2014, Otoritas Jasa Keuangan-Institut Pertanian Bogor, 14-16 Oktober 2014,hal 63-114
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 233
Mengatasi Kendala dalam Implementasi
Pembiayaan Mudharabah
Berdasarkan hasil penelitian Muhammad (2005b) bahwa untuk mengatasi kendala dalam pembiayaan mudharabah, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
(1) Jika shahibul mal/pemilik proyek/principal sebelum melakukan kontrak pembiayaan
mudharabah dengan mudharib/pelaku
proyek/agent melakukan penyeleksian atau
screening atribut proyek yaitu sistem informasi
akuntansi, tingkat return bisnis, tingkat risiko minimal, biaya pemantauan rendah, adanya kepastian hasil yang diharapkan, aturan (klausul) pengawasan, jangka waktu kontrak, jaminan yang dimiliki, tingkat kesehatan proyek, dan prospek proyek.; maka proyek tersebut akan mengandung masalah agency rendah.
(2) Jika shahibul mal/pemilik proyek/principal sebelum melakukan kontrak pembiayaan
mudharabah dengan mudharib/pelaku
proyek/agent melakukan penyeleksian atau
screening secara ketat terhadap atribut-atribut mudharib yaitu : kefamiliaran terhadap pasar,
mampu mengoreksi risiko, kelangsungan usaha/proyek yang dimilki, kemampuan mengartikulasi bahasa proyek, lama usia proyek,
track record, rekomendasi pihak lain, proyek
milik sendiri, berasal dari keluarga pebisnis, memiliki laporan keuangan, memiliki keahlian di bidang usahanya, memiliki komitmen terhadap janji, serta ada hubungan historis dengan shahibul
mal maka diharapkan masalah agency dalam
kontrak mudharabah yang dijalani bank syariah terjadi secara minimal.
(3) Kepatuhan shahibul mal terhadap ketentuan syariah dalam kontrak mudharabah dapat digunakan untuk meminimalkan masalah agency dalam pembiayaan mudharabah di bank syariah. (4) Semakin ketat dalam menerapkan incentive
compatible constraints yang baik dapat digunakan untuk memperkecil terjadinya masalah
agency dalam kontrak mudharabah di bank
syariah. Sebelas variabel incentive compatible
constraints yaitu : screening atribut mudharabah, screening atribut proyek, kepatuhan shahibul mal
atas syariah, proporsi nisbah untuk nasabah, hadiah yang diberikan kepada mudharib, denda yang dikenakan kepada mudharib, barang jaminan yang diberikan kepada nasabah, bisnis dengan risiko rendah, pelaksanaan audit, batas
minimum profit margin, dan pengawasan rutin;
Sementara Karim29 menjelaskan, bahwa untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko asimetrik informasi (moral hazard), maka bank syariah menerapkan batasan-batasan tertentu ketika menyalurkan pembiayaan kepada mudharib : 1. menerapkan batasan agar porsi modal dari
pihak mudharib-nya lebih besar dan /mengenakan jaminan.
2. Menerapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang risiko operasinya lebh rendah. 3. Menetapkan syarat agar mudharib melakukan
bisnis dengan arus kas yang transparan. 4. menetapkan syarat agar mudharib melakukan
bisnis yang biaya tidak terkontrolnya rendah. Batasan atau syarat tersebut di atas merupakan bagian dari proses monitoring dan supervisi bank syariah atas pembiayaan mudharabah yang disalurkan. Dengan demikian pembiayaan dengan skema
mudharabah dapat diimplementasikan dengan risiko
yang dapat diminimalisir oleh pihak bank syariah apabila bank syariah secara ketat menerapkan batasan-batasan kepada calon mudharibnya.
Kesimpulan
Bank syariah akan lebih ideal apabila menyalurkan pembiayaan dengan skema bagi hasil kepada nasabahnya sehingga bank syariah akan berbagi risiko (sharing risk) dengan para nasabah penerima pembiayaan, bukan tranfer risk sebagaimana yang terjadi pada pembiayaan berbasia jual beli. Ada agency problem dan moral
hazard yang melekat pada pembiayaan berbasis agi
hasil. akan tetapi ada dua perjanjian yang dapat dilakukan untuk mengatasi agency problem : (i)
Mudharib diminta untuk memberikan kontribusi
modal. (ii) Mudharib diminta untuk berbagi dalam kerugian sampai batas tertentu. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya moral hazard, maka bank syariah menerapkan batasan-batasan tertentu ketika menyalurkan pembiayaan kepada mudharib yaitu menerapkan batasan agar porsi modal dari pihak
mudharib-nya lebih besar dan /mengenakan
jaminan, menerapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang risiko operasinya lebh rendah, menetapkan syarat agar mudharib
melakukan bisnis dengan arus kas yang transparan,
29Adiwarman A. Karim. “Incentive Compatible
Constraints for Islamic Banking Some Leasons From Bank Muamalat”. Conference Papers. Fourth International Conference on Islamic Economics and BankingLoughborough University, UK, August 13-15, 2000
Account: Bambang Waluyo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 234
dan menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang biaya tidak terkontrolnya rendah.
Daftar Pustaka
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah : dari
Teori ke Praktek, Jakarta : Gema Insani
Pres, 2001
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank
Syariah, Cetakan Ke-3, Jakarta : Pustaka
Alvabet, 2005
Arifin , Zaenal. Realisasi Akad Mudharabah
Dalam Rangka Penyaluran Dana Dengan Prinsip Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang,
Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan, Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2007
Aswin. Analisis Konflik Keagenan dalam Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri KCP Kaliurang, Tesis,
Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014
Bank Indonesia, Direktorat Perbankan Syariah.
Kajian Model Bisnis Bank Syariah,
2012.
---. Cetak Biru Edukasi Masyarakat
di Bidang Perbankan, hasil kerjasama
BI dengan bank-bank dan asosiasi-asosiasi perbankan yang tergabung dalam Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat di Bidang Keuangan, 2007 Bazza, Mohammed Isah Bashir; Maiwada, Yusuf;
Daneji,Bashir Ahmad. Islamic Financing : A Panacea To Small And Medium Scale Enterprises Financing Problems in Nigeria, European Sientific
Journal, edition vol 10., No. 10, April 2014
Billah, Mohd. Ma’sum. Penerapan Manajemen
Aset Islami, Alih Bahasa Erman Rajagukguk dan Akhmad Safik, Selangor : Sweet and Maxwell Asia, 2010
Chapra, M.U., Objectives Of The Islamic Economic
Order, The Islamic Foundation,
Leicester, 1979
_____________. Masa Depan Ilmu Ekonomi, terj. Ikhwan Abidin Basri, Jakarta : Gema Insani Press bekerjasama dengan Tazkia Cendekia, 2001
Dar, Humayon A; Presley, John R. Lack of Profit
Loss Sharing in Islamic Banking : Management and Control Imbalances,
Internastional Journal of Islamic Financial Services, 2(2), 2001
Dusuki, Asyraf Wajdi. Understanding the
Objectives of Islamic Banking : A Survey of Stakeholders Perspective,
International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Volume 1, Issue 2, 2008 Febianto, Irawan ; Kasri, Rahmatina A. Why do
Islamic Bank Tend To Avoid Profit and Loss Sharing Arrangements?, Proceeding of The 2nd Islamic Conference 2007 (iECONS200),
organized by Faculty of Economics and Muamalat, Islamic Science University of Malaysia, 2007
Firdaus, Zidni Ardiana. Deteksi Kemungkinan
Terjadianya Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah, dalam Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Keuangan Syariah 2014, Otoritas Jasa Keuangan-Institut Pertanian Bogor, 2014
Hakim, Abdul. Rendahnya Realisasi Pembiayaan
Mudharabah Dalam Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kritis Atas Relevansi Perbankan Syariah Terhadap Misi Gerakan Ekonomi Islam), dalam http://eprints.uinsby.ac.id/id/eprint/199, hlm 1, diunduh 29 Januari 2015
Ibrahim, Adamu; Malami, Hussaini Usman; Abdullah, A.S. An Empirical Analysis
On The Operational Challenges Of Interest Free Banking Window in Nigeria : A Case Study Of Keystone Bank Limited in Nasarawa State; European Scientific Journal, July Edition vol. 8, No 15
Ibrahim, Tan Sri Datuk Ahmed Mohamed. Legal
Issues in Implementasion of Islamic Banking and Finance, Labuan International Summit on Islamaic Financial & Investment, 16-18 June
1997
Iqbal, Munawar dan Molyneu, Philip,. “Thirty
Years of Islamic Banking : History, Performance and Prospects”. New York
: Palgrave MacMillan,
Karim, Adiwarman A “Incentive Compatible
Constraints for Islamic Banking Some Leasons From Bank Muamalat”. Conference Papers. Fourth International Conference on Islamic Economics and
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 235
BankingLoughborough University, UK, August 13-15, 2000
Khan, O.M.. A Study of Musyarakah (Joint
Equity Participation) as One of The Modes of Financing Within The Purview of Islamic Banking; International Journal of Arts and Science, ISSN :
1944-6934, 4(26):185-189 (2011), 2011 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007 Mohammad, Mustafa Omar dan Shahwan,
Syahidawati, The Objective of Islamic
Economics and Islamic Banking in Light of Maqasid Al-Shariah : A Critical Review, Middle-East Journal of Scientific Research13 (Research in Contemporary IslamicFinance and Wealth Management), 2013
Muhammad.(a) Konstruksi Mudharabah dalam
Bisnis Syariah : Mudharabah dalam Wacana Fiqh dan Praktik Ekonomi Modern, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta : BPFE, 2005 ---. (b) Permasalahan Agency Dalam
Pembiayaan Mudharabah Pada Bank syariah di Indonesia, dalam Proceeding
of International Seminar on Islamic Economics As A Solution, Ikatan Ahli
Ekonomi Islam Indonesia, 2005
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, Ed. 1 Cet. 3. (Jakarta : Rajawali Press, 2011 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia,
Ekonomi Islam, Ed. 1 Cet. 3. (Jakarta :
Rajawali Press, 2011)
Rahman, Aulia Fuad dan Rochmanika, Ridha.
Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia dalam
http://download.portalgaruda.org/article. php?article=116011&val=5274, diunduh 2 Pebruari 2015
Rahman, Andy Fathur. Analisis Faktor yang
menyebabkan Terjadinya Moral Hazard Nasabah Pembiayaan Mudharabah : Studi Penelitian di BTN Syariah Cabang
Solo, Tesis, Program Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 Rosmalinda, Upia. Prinsip Kehati-hatian dalam
Perspektif Pencegahan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BPRS Bumi Rinjani Malang (Studi Atas BPRS Bumi Rinjani Malang), Tesis, Yogyakarta :
Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2011
Saeed, Abdullah. Menyoal Bank Syariah : Kritik
atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis, terj. Arif Maftuhin,
Jakarta : Paramadina, 2004
Sekaran, Uma. Research Methods For Business :
A Skill Building Approach, International Edition, Fourth Edition. New York :
John Willey & Sons, Inc, 2000
Shaikh, Salman Ahmed. A Critical Analysis of
Mudarabah & New Approach to Equity Financing in Islamic Finance, Journal of Islamic Banking and Finance, Vol. 28,
No. 3, 2011
Suciana, Meidi. Pengaruh Bagi Hasil
Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah Terhadap NPM (Net Profit Margin) Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Skripsi, Jakarta :
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercubuana, 2010 Susana, Erni dan Prasetyanti, Annisa. Pelaksanaan
dan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Al Mudharabah Pada Bank Syariah, Jurnal
Keuangan dan Perbankan Islam, Volume 15, No. 3, September 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi Dengan Metode R & D, Cetakan Ke-18, Bandung : Alfabeta,
2010
Supriyono, Maryanto. Buku Pintar Perbankan :
Dilengkapi Dengan Studi Kasus dan Kamus Istilah Perbankan, Yogyakarta :
Penerbit Andi, 2011
Sutopo, HB. Metode Penelitian Kualitatif,
Surakarta: UNS Press, 2006
Yaumiddin, Umi Karomah (Ed). Usaha Bagi Hasil
: Antara Teori dan Praktik, Cetakan
Pertama, Bantul : Kreasi Wacana, 2010 Zaenuri, Wahab. 2014, Persepsi Kelembagaan dan
Model Kemitraan antara Bank Syariah dan BMT di Jawa Tengah dalam Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Keuangan Syariah 2014, Otoritas Jasa Keuangan-Institut Pertanian Bogor, 14-16 Oktober 2014
Account: Bambang Waluyo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 236
Sumber Undang-undang :
Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang No 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Sumber Internet :
http://jurnalekis.blogspot.com/2012/02/pembiayaan -berbasis-ekuitas-dan.html, “Pembiayaan Berbasis Ekuitas”, diunduh 12 Pebruari 2014). http://hukum.unisba.ac.id/syiarhukum/index.php/ju rnal/item/117-optimalisasi-peran- mudharabah-sebagai-salah-satu-akad- kerjasama-dalam-pengembangan-ekonomi-syari%E2%80%99ah,
“Optimalisasi Peran Mudharabah Sebagai Salah Satu Akad Kerjasama Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah” diunduh 7 April 2015
http://eprints.uinsby.ac.id/id/eprint/199,
“Rendahnya Realisasi Pembiayaan Mudharabah Dalam Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kritis Atas Relevansi Perbankan Syariah Terhadap Misi Gerakan Ekonomi Islam)”, diunduh 29 Januari 2015