• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

JURNAL

PENGARUH KINERJA KADER POSYANDU TERHADAP KEPATUHAN IBU BALITA UNTUK MENIMBANG DI POSYANDU WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TAMALATE KOTA GORONTALO TAHUN 2015

OLEH

Zuriati Kadullah

(2)

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

(3)

PENGARUH KINERJA KADER POSYANDU TERHADAP KEPATUHAN IBU BALITA UTUK MENIMBANG DI POSYANDU WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TAMALATE KOTA GORONTALO TAHUN 2015

Zuriati Kadullah1,Suwarly Mobiliu, S.Kp, M.Kep 2,dr. Sri Andriana Ibrahim, M.Kes3

1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 2. Dosen Jurusan Keperawatan UNG 3. Dosen Jurusan Keperawatan UNG

SUMMARY

Zuriati Kadullah. 2015. Pengaruh Kinerja Kader Posyandu Terhadap

Kepatuhan Ibu Balita Untuk Menimbang Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo Tahun 2015. Skripsi., Jurusan S1 Keperawatan,

Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj. Suwarly Mobiliu, S.Kp. M.Kep dan Pembimbing II dr. Sri Andriana Ibrahim, M.Kes.

Kinerja kader adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang kader dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja kader posyandu terhadap kepatuhan ibu balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang datang menimbangkan balitanya di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling Accidental Sampling dengan jumlah sampel 50 ibu balita. Analisis data menggunakan uji chi-square test dengan derajat kemaknaan α < 0.05.

Kesimpulan menunjukkan ada pengaruh kinerja kader posyandu terhadap kepatuhan ibu balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo tahun 2015 dengan nilai P Value = 0.009. Diharapkan kepada Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo dapat lebih banyak melakukan pelatihan kepada kader untuk meningkatkan kinerja kader posyandu.

Kata Kunci : Kinerja kader posyandu, Kepatuhan ibu Daftar Pustaka : 27 referensi (2002-2014)

(4)

FAKULTAS ILMU

Zuriati Kadullah. 2015. The Influence of the Integrated Health Care (Posyandu) Cadres’ Performance to the Obedience of Mothers to Weigh at the Posyandu in Working Area of Puskesmas Tamalate, Gorontalo City. Skripsi. Department of Nursing. Faculty of Health Sciences and Sports. State University of Gorontalo. The Principal Supervisor was

supervisor was dr. Sri Andriana Ibrahim, M.Kes.

Cadres’ performance is the quality and quantity result that a

to carry out his//her duty with its responsibilities. This research aimed at knowing the influence of the Integrated Health Care (Posyandu) cadres’ performance to the obedience of mothers to weigh at the Posyandu in Puskesmas Tamalate Gorontalo City.

The design of this analytic survey used cross sectional approach. Population of this research were all mothers who come to weight their babies in Posyandu, working area of Puskesmas Tamalate. Sampling Technique use was Accidental Sampling Technique for 50 mothers as participants. The analysis of the data used Chi-square test with significant degree was about

This research concluded that there is an influence of the Integrated Health Care (Posyandu) cadres’ performance to the ob

Posyandu in working area of Puskesmas Tamalate. Gorontalo City in 2015. The p value = 0,009. It is expected to the leaders in Puskesmas Tamalate to increase the Performance of the cadres in Posyandu.

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRACT

2015. The Influence of the Integrated Health Care (Posyandu) Cadres’ Performance to the Obedience of Mothers to Weigh at the Posyandu in Working Area of Puskesmas Tamalate, Gorontalo City. Skripsi. Department of rsing. Faculty of Health Sciences and Sports. State University of Gorontalo. The Principal Supervisor was Hj. Suwarly Mobiliu, S.Kp, M.Kep

dr. Sri Andriana Ibrahim, M.Kes.

Cadres’ performance is the quality and quantity result that are reached by a cadre to carry out his//her duty with its responsibilities. This research aimed at knowing the influence of the Integrated Health Care (Posyandu) cadres’ performance to the obedience of mothers to weigh at the Posyandu in Puskesmas Tamalate

The design of this analytic survey used cross sectional approach. Population of this research were all mothers who come to weight their babies in Posyandu, working area of Puskesmas Tamalate. Sampling Technique use was Accidental g Technique for 50 mothers as participants. The analysis of the data used square test with significant degree was about α < 0.05.

This research concluded that there is an influence of the Integrated Health Care (Posyandu) cadres’ performance to the obedient of mothers to weigh at the Posyandu in working area of Puskesmas Tamalate. Gorontalo City in 2015. The p value = 0,009. It is expected to the leaders in Puskesmas Tamalate to increase the Performance of the cadres in Posyandu.

JURUSAN KEPERAWATAN ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2015. The Influence of the Integrated Health Care (Posyandu) Cadres’ Performance to the Obedience of Mothers to Weigh at the Posyandu in Working Area of Puskesmas Tamalate, Gorontalo City. Skripsi. Department of rsing. Faculty of Health Sciences and Sports. State University of Gorontalo. Hj. Suwarly Mobiliu, S.Kp, M.Kep and

Co-re Co-reached by a cadCo-re to carry out his//her duty with its responsibilities. This research aimed at knowing the influence of the Integrated Health Care (Posyandu) cadres’ performance to the obedience of mothers to weigh at the Posyandu in Puskesmas Tamalate,

The design of this analytic survey used cross sectional approach. Population of this research were all mothers who come to weight their babies in Posyandu, working area of Puskesmas Tamalate. Sampling Technique use was Accidental g Technique for 50 mothers as participants. The analysis of the data used

This research concluded that there is an influence of the Integrated Health Care edient of mothers to weigh at the Posyandu in working area of Puskesmas Tamalate. Gorontalo City in 2015. The p value = 0,009. It is expected to the leaders in Puskesmas Tamalate to increase the

(5)

PENDAHULUAN

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi dan anak balita (Buku Saku Posyandu, 2012).1

Khusus untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di Posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan penimbangan bulanan diharapkan gangguan pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu ditingkatkan perannya dalam tindak kewaspadaan untuk mencegah memburuknya keadaan gizi balita.

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 20132 didapatkan hasil bahwa pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 6 – 59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5 persen (2007), 23,8 persen (2010) menjadi 34,3 persen (2013).

Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo untuk Kota Gorontalo pada bulan Januari 2015 terdapat bayi dan balita berjumlah 19.611. Bayi dan balita yang datang ke posyandu untuk ditimbang berjumlah 14.813 bayi dan balita. Maka ada sekitar 4798 atau 24.47% bayi dan balita yang tidak ditimbang di posyandu. Persentase tersebut belum mencapai target capaian minimal indikator persentase balita ditimbang berat badannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (RENSTRA) yakni sebesar 80%.

Pada bulan Desember 2014 dan Januari 2015 jumlah balita di Puskesmas Tamalate berjumlah 2182 balita. Akan tetapi terdapat peningkatan jumlah balita yang tidak datang menimbang di posyandu, yakni pada bulan Desember 2014 berjumlah 379 atau 17,36 % balita. Sedangkan pada bulan Januari 2015 jumlah balita yang tidak datang menimbang berjumlah 576 atau 26,4 % balita. Terjadi peningkatan sebesar 9% jumlah balita yang tidak datang menimbang di posyandu. Dari data tersebut, menunjukkan jumlah kehadiran ibu belum 100% dalam menimbangkan balitanya. Padahal penimbangan balita setiap bulan sangat penting sekali dilakukan untuk mengetahui tumbuh kembang balita.

Menurut Bintanah (dalam Sulistiyani, 2013)3 masyarakat belum seluruhnya berperan serta dalam pelaksanaan posyandu, hal ini disebabkan kader

1 Kementrian Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

2Balitbang Kesehatan. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

3Bintanah S. 2010. Gambaran Kegiatan Posyandu Dalam Rangka Deteksi Dini

Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera. Jurnal Keperawatan

(6)

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

kurang aktif menyuruh orang tua balita untuk menimbangkan anaknya ke posyandu, dan kurangnya peran serta dari pemerintah setempat pada kegiatan posyandu sehingga masyarakat tidak memperoleh informasi yang jelas mengenai posyandu.

Dari data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pada bulan Januari 2015, kader posyandu di Provinsi Gorontalo berjumlah 3858 kader. Jumlah kader posyandu di Kota Gorontalo berjumlah 511 kader dan jumlah kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo berjumlah 60 kader.

Berdasarkan survey pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Tamalate, didapatkan data kader posyandu yang aktif sebanyak 60 orang. Dimana jumlah kader tersebut mencakup seluruh kader di 6 kelurahan wilayah kerja Puskesmas Tamalate yakni kelurahan Heledulaa Selatan, Heledulaa Utara, Moodu, Tamalate, Padebuolo dan Ipilo yang menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Tamalate. Setiap kelurahan memiliki 10 orang kader untuk seluruh posyandu di kelurahan tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja kader posyandu terhadap kepatuhan ibu membawa balita untuk menimbang di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalate tahun 2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo pada tanggal 3-11 Juni 2015, dengan menggunakan desain penelitian Cross sectional. Variabel bebas penelitian ini adalah kinerja kader dan variabel terikat yaitu kepatuhan ibu untuk menimbang di posyandu.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 ibu balita dengan teknik sampling Accidental sampling.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden berdasarkan Usia, Pendidikan dan Pekerjaan Tabel 3.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan dan

Pekerjaan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

Karakteristik Jumlah (n) Persentase %

Usia - 17-25 thn - 26-35 thn - 36-45 thn Pendidikan - SD - SLTP - SLTA - D-3/S-1 Pekerjaan - IRT - PNS - WIRASWASTA 17 22 11 9 22 11 8 32 5 7 34 44 22 18 44 22 16 76 10 14

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan Tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa responden berdasarkan usia paling banyak berada pada usia 26-35 tahun sebanyak 22 (44%).

(7)

Berdasarkan Pendidikan responden paling banyak pada tingkat pendidikan SLTP yaitu 22 responden (44%). Berdasarkan pekerjaan responden paling banyak responden yang tidak bekerja yaitu 32 responden (76%).

Kinerja Kader Posyandu

Tabel 3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Kader di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

Kategori Jumlah (n) Presentase (%)

Baik 31 62

Tidak baik 19 38

Total 50 100

Sumber Data Primer 2015

Berdasarkan tabel 3.2 diatas distribusi responden berdasarkan kinerja kader di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo didapatkan sebagian besar responden memiliki peran dalam kategori baik yaitu berjumlah 31 orang (62%).

Tingkat Kepatuhan Ibu dalam Membawa Balita Untuk ditimbang

Tabel 3.3 Distribusi Responden Berdasarkan tingkat kepatuhan ibu dalam membawa balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

Kategori Jumlah (n) Presentase (%)

Patuh 30 60

Tidak Patuh 20 40

Total 50 100

Sumber Data Primer 2015

Berdasarkan tabel 3.3 diatas distribusi responden berdasarkan perkembangan anak usia toddler didapatkan sebagian besar responden dalam kategori patuh yaitu berjumlah 30 orang (60%).

Pengaruh Kinerja Kader Posyandu Terhadap Kepatuhan Ibu Balita Untuk Menimbang Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo

Tabel 3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh kinerja kader posyandu terhadap kepatuhan ibu balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

Kinerja Kader Kepatuhan Ibu Total Persentase (%)

Patuh Tidak Patuh

Baik 23 (46%) 8 (16%) 31 62 Tidak Baik 7 (14%) 12 (24%) 19 38 Total 30 20 50 100 P Value 0.009

Sumber Data Primer 2015

Dari tabel 3.4 diatas menunjukkan hasil analisis pengaruh kinerja kader posyandu terhadap kepatuhan ibu balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo didapatkan bahwa kinerja kader baik ibu patuh (46%) dan ibu tidak patuh (16%). Sedangkan kinerja kader tidak baik ibu patuh (14%) dan ibu tidak patuh (24%).

Berdasarkan uji statitik Chi Square non parametrik didapatkan signifikasi (P value) sebesar 0.009, dimana P value ≤ α (0.05) artinya terdapat pengaruh kinerja

(8)

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

kader terhadap kepatuhan ibu balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

PEMBAHASAN

Kinerja Kader Posyandu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo

Dari hasil penelitian responden menilai kinerja kader yang baik sebanyak 31 responden (62%) dan kinerja kader yang tidak baik sebanyak 19 responden (38%). Asumsi peneliti berdasarkan kuesioner, kinerja kader posyandu baik (62%) terjadi karena sebagian besar kader sudah menjalankan perannya dengan baik dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. kinerja kader posyandu yang baik dapat dinilai dari apakah kader melaksanakan semua perannya pada kegiatan posyandu atau tidak. Menurut Ismawati (2010), secara teknis tugas kader yang terkait dengan gizi adalah melakukan pendataan balita, melakukan penimbangan serta mencatatnya dalam Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan makanan tambahan, mendistribusikan vitamin A, melakukan kunjungan rumah ibu menyusui dan ibu yang memiliki balita.

Menurut Isaura (2011)4 peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi balita tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Syahrir, dkk (2013)5 jika kader tidak berperan secara optimal termasuk dalam hal mensosialisasikan program posyandu dan jadwal posyandu kepada masyarakat maka kunjungan ibu balita ke posyandu juga akan kurang. Sebaliknya jika peran kader baik walaupun pengetahuan ibu kurang atau tidak terlalu memahami dengan baik manfaat posyandu bagi balita tetapi merasa bahwa kader sangat baik kepada dirinya maka akan membuat ibu membawa anaknya ke posyandu. Ibu yang menganggap peran serta kader baik berpeluang 5 kali untuk memiliki kunjungan balita yang baik ke posyandu.

Selain itu dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian responden (38%) menilai kinerja kader posyandu tidak baik. Asumsi peneliti berdasarkan observasi, kinerja kader posyandu yang tidak baik terjadi karena kemampuan kader yang kurang dalam memberikan penyuluhan. Menurut Widiastuti dalam Sulistiyanti (2013)6, karena kurangnya kemampuan kader dalam memberikan

4Isaura Vinella. 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader

Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011. Jurnal Keperawatan

Online.A

5Syahrir, La Ode Muhamad, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamanlarea Makassar.

6 Sulistiyanti, A. dan Untariningsih, R. D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan

dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita di Posyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jurnal Ilmiah

(9)

penyuluhan menyebabkan ibu kurang berminat untuk mengunjungi posyandu. Penyuluhan dari kader diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang manfaat penimbangan balita setiap bulan.

Saran peneliti untuk meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu balita yaitu agar petugas puskesmas lebih banyak lagi mengadakan pelatihan kader posyandu. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Muzakkir (2013)7, kader yang tidak mengikuti pelatihan memiliki kecenderungan baik yang akan menyebabkan rendahnya kinerja kader posyandu, begitu pula sebaliknya kader yang telah mengikuti pelatihan akan memiliki kecenderungan kinerja yang baik. Menurut Depkes (2005) pelatihan adalah suatu upaya kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan dedikasi kader.

Kepatuhan Ibu Balita untuk Menimbang di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo

Hasil penelitian menunjukkan dari total 50 responden, 30 responden (60%) patuh untuk datang ke posyandu setiap bulan dan 20 responden (40%) tidak patuh datang ke posyandu setiap bulan. Asumsi peneliti berdasarkan kuesioner, responden yang patuh (60%) dalam mengikuti kegiatan posyandu setiap bulan terjadi karena ibu sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat posyandu. Menurut Sulistiyanti, dkk (2013)8 keaktifan ibu menimbangkan balita dapat dilihat dari kehadiran ibu di posyandu yaitu hadirnya ibu balita pada hari dimana kegiatan posyandu dilaksanakan dan mengikuti semua kegiatan yang ada.

Menurut Marat dalam Syahrir, dkk (2013)9 semakin orang tua mengetahui dan memahami konsep pelayanan posyandu maka semakin aktif berperan serta dalam pelaksanaan posyandu. Posyandu merupakan milik masyarakat, jadi pelaksanaan posyandu tidak hanya berdasarkan keaktifan petugas kader dan petugas kesehatan tetapi masyarakat itu sendiri. Menurut Widiastuti dalam Sulistiyanti (2013)10, kepatuhan ibu dalam menimbang dapat di pengaruhi oleh

7 Muzakkir. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader

Posyandu di Wilayah Kerja UPTD Puskesmasm Kaledupa Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal

Keperawatan Online.

8 Sulistiyanti, A. dan Untariningsih, R. D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan

dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita di Posyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jurnal Ilmiah

Rekam Medis dan Informatika Kesehatan.

9Syahrir, La Ode Muhamad, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamanlarea Makassar.

10 Sulistiyanti, A. dan Untariningsih, R. D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan

dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita di Posyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jurnal Ilmiah

(10)

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

kader posyandu dimana kader posyandu dapat memberikan nasihat kepada ibu untuk rajin datang ke posyandu setiap bulan untuk menimbangkan balita.

Menurut Sulistiyanti (2013)11 penimbangan balita setiap bulan dimaksud untuk memantau pertumbuhannya. Penimbangan bayi balita dilakukan setiap bulan sampai anak berusia 5 tahun. Manfaat penimbangan balita di posyandu antara lain untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita yang sakit, untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dan untuk mendapat penyuluhan gizi.

Selain itu, dari hasil penelitian dapat diketahui 20 responden (40%) tidak patuh datang ke posyandu. Asumsi peneliti berdasarkan wawancara, responden yang tidak patuh datang ke posyandu karena pekerjaan dan tingkat pendidikan ibu. Menurut hasil penelitian responden yang bekerja sebagai PNS dan wiraswasta di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate sebanyak 24%. Responden mengatakan apabila waktu penyelenggaraan kegiatan posyandu bertepatan dengan waktu bekerja responden atau jika responden memiliki kesibukan lain, maka responden lebih memilih mendahulukan pekerjaan atau kesibukkanya dari pada datang ke posyandu untuk menimbangkan balitanya.. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyanti (2013), dari hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara status pekerjaan dengan keaktifan ibu menimbangkan balita di posyandu.

Menurut penelitian yang dilakukan Ariyani, dkk (2012)12, ibu balita yang menimbangkan balitanya di posyandu dalam kategori lebih banyak terjadi pada ibu balita yang tidak bekerja dibandingkan yang bekerja. Ibu yang bekerja penimbangan balitanya termasuk kurang, disebabkan oleh kesibukan ibu dalam bekerja sehingga tidak ada waktu luang untuk menimbangkan balitanya di posyandu. Kepatuhan ibu balita juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. Menurut hasil penelitian Syahrir, dkk (2013)13, ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Akan tetapi ada responden yang tingkat pendidikannya rendah tetapi kunjungan ke posyandu dalam kategori baik. Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kunjungan. Mereka yang tingkat pendidikan rendah tetapi memiliki tingkat pengetahuan yang baik terhadap posyandu. Dengan demikian responden tersebut mendatangi posyandu karena merasa posyandu memiliki manfaat yang baik.

11 Sulistiyanti, A. dan Untariningsih, R. D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan

dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita di Posyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jurnal Ilmiah

Rekam Medis dan Informatika Kesehatan.

12Ariyani, dkk. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Frekuensi Penimbangan

Balita di Posyandu. Jurnal Keperawatan Online.

13Syahrir, La Ode Muhamad, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamanlarea Makassar.

(11)

Saran peneliti untuk meningkatkan kepatuhan ibu balita untuk menimbang yaitu dengan meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya datang ke posyandu setiap bulan. Hal ini sejalan dengan penelitian Syahrir (2013) dimana perlunya meningkatkan kinerja dari petugas kesehatan dalam hal pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu yang mempunyai anak balita tentang pentingnya berkunjung ke posyandu.

Pengaruh Kinerja Kader Posyandu Terhadap Kepatuhan Ibu Balita Menimbang di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan analisis Chi square untuk kinerja kader dan tingkat kepatuhan ibu balita didapatkan hasil p Value = 0.009 (α < 0.05) dimana hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh kinerja kader terhadap kepatuhan ibu balita untuk menimbang di posyandu puskesmas Tamalate Kota Gorontalo.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kinerja kader baik dan tingkat kepatuhan ibu patuh sebanyak 23 responden (46%), kinerja kader baik dan tingkat kepatuhan ibu tidak patuh sebanyak 8 responden (16%). Sedangkan untuk kinerja kader yang tidak baik dan ibu patuh sebanyak 7 responden (14%), kinerja kader yang tidak baik dan ibu tidak patuh sebanyak 12 responden (24%).

Asumsi peneliti kinerja kader baik dan tingkat kepatuhan ibu patuh baik terjadi karena ada hubungan yang baik antara kinerja kader posyandu yang baik dengan tingkat kepatuhan ibu. Menurut Subagyo, dkk (2010) kemampuan kader dan partisipasi masyarakat mempunyai hubungan signifikan dengan keberhasilan program posyandu. Kinerja kader yang baik dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu balita untuk datang menimbang di posyandu. Fungsi penimbangan balita setiap bulan sangat penting untuk menilai status gizi dan perkembangan anak sehingga sangat penting untuk dilakukan oleh ibu balita. Biasanya saat masih bayi ibu rajin datang ke posyandu untuk pemberian imunisasi dan menimbangkan bayinya. Akan tetapi saat anak sudah beranjak usia balita ibu sudah mulai jarang membawa balita ke posyandu. Hal ini merupakan salah satu peran kader posyandu yakni mengajak dan menasehati ibu-ibu balita agar tetap rajin datang ke posyandu setiap bulan sampai anak berusia 5 tahun untuk menimbang.

Menurut Handayani dalam Sulistiyanti (2013)14 posyandu sangat berperan dalam hal kesehatan dan gizi balita, dimana menurut penilaian masyarakat posyandu merupakan lembaga kedua setelah puskesmas yang sering membantu dan berperan dalam masalah kesehatan. Kegiatan posyandu dapat berjalan dengan baik, dan semua balita setiap bulan dapat terpantau. Hal ini dikarenakan bagi balita yang tak hadir maka kader akan melakukan kunjungan rumah sekaligus menimbang balitanya dan kader melakukan pembagian tugas tanpa dipaksa.

14 Sulistiyanti, A. dan Untariningsih, R. D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan

dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita di Posyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jurnal Ilmiah

(12)

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Selain itu dari hasil penelitian didapatkan kinerja kader yang tidak baik dan ibu patuh sebanyak 7 responden (14%). Menurut asumsi peneliti hal ini terjadi karena ibu sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang pentingnya manfaat posyandu untuk tumbuh kembang balita. Sehingga walaupun kinerja kader tidak baik ibu balita tetap patuh untuk datang ke posyandu setiap bulan. Hal ini sejalan dengan penelitian Syahrir (2013)15, menurut teori semestinya persepsi responden tentang peran serta kader kurang baik, kurang berkunjung ke posyandu, tetapi pada kenyataannya didapatkan peran serta kader kurang baik tapi kunjungan ke posyandu kategori baik. Hal ini terjadi karena peran serta kader bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kunjungan.

Selain itu dari hasil penelitian didapatkan tingkat pendidikan responden sebagian besar hanya sampai sekolah menengah pertama. Berdasarkan teori semestinya orang yang berpendidikan rendah kurang berkunjung ke posyandu tetapi kenyataannya didapatkan responden yang berpendidikan rendah tetapi kunjungannya ke posyandu kategori baik. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi kepatuhan ibu balita. Jika peran kader posyandu baik maka walaupun tingkat pendidikan ibu rendah maka hal ini dapat membuat ibu patuh membawa balita ke posyandu. Kader posyandu yang menjalankan perannya dalam kegiatan posyandu dengan baik dapat memberikan pengaruh kepada ibu-ibu balita untuk tetap rajin datang ke posyandu. Tidak baiknya kinerja kader posyandu dalam menjalankan perannya di kegiatan posyandu dapat mengakibatkan jumlah ibu balita yang tidak patuh datang ke posyandu semakin bertambah.

Dari hasil penelitian serta teori yang mendukung peneliti berasumsi bahwa terdapat pengaruh kinerja kader posyandu terhadap kepatuhan ibu balita menimbang di posyandu Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo. Hal ini karena kader telah melakukan perannya dengan baik yaitu peran kader pada hari sebelum kegiatan posyandu, saat hari pelaksanaan posyandu dan setelah hari pelaksanaan posyandu.

Simpulan

1. Kinerja kader posyandu di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo lebih banyak pada kategori baik yaitu 62% dari pada kategori kinerja kader tidak baik yaitu 38%.

2. Tingkat kepatuhan ibu dalam membawa balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo lebih banyak pada kategori ibu patuh yaitu 60% dari pada kategori ibu tidak patuh yaitu 40% 3. Terdapat pengaruh kinerja kader posyandu terhadap kepatuhan ibu membawa

balita untuk menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo dengan hasil uji statistik menggunakan uji Chi square didapatkan bahwa nilai p Value = 0.009 (α < 0.05).

15Syahrir, La Ode Muhamad, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamanlarea Makassar.

(13)

Daftar Pustaka

Ariyani, dkk. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Frekuensi Penimbangan

Balita di Posyandu. Jurnal Keperawatan Online.

Bintanah S. 2010. Gambaran Kegiatan Posyandu Dalam Rangka Deteksi Dini

Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera. Jurnal Keperawatan

Online.

Balitbang Kesehatan. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Isaura Vinella. 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader

Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011. Jurnal Keperawatan

Online.A

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Muzakkir. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader

Posyandu di Wilayah Kerja UPTD Puskesmasm Kaledupa Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal

Keperawatan Online.

Ruba, Yovita K. Meo, dkk. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Kinerja Kader Posyandu di Puskesmas Kota Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Keperawatan Online.

Subagyo, dkk. 2010. Kemampuan Kader dan Partisipasi Masyarakat Pada

Pelaksanaan Program Posyandu di Karangpucung Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman.

Suhat dan Hasanah, R. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan

Kader dalam Kegiatan Posyandu. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Sulistiyanti, A. dan Untariningsih, R. D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan

dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita di Posyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Jurnal Ilmiah

Rekam Medis dan Informatika Kesehatan.

Syahrir, La Ode Muhamad, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tamanlarea Makassar.

Gambar

Tabel 3.3  Distribusi  Responden  Berdasarkan  tingkat  kepatuhan  ibu  dalam  membawa  balita  untuk  menimbang  di  posyandu  wilayah  kerja  Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

BlobAnalysis adalah metode untuk menghitung statistik untuk daerah yang berlabel atau daerah yang saling terkoneksi dalam satu region.Pada penelitian ini, fitur

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Faktor pendukung dalam pendayagunaan dana ziswaf melalui program MEC yaitu, MEC telah terakreditasi B, kekuatan antar cabang

psikiatri dengan pasien.Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik, ilusi serta terdapat delusion of influence.Dari data ini menjadi dasar diagnosis bahwa pasien

Teknik penyajian data yang digunakan adalah metode penyajian informal.Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh hasil yaitu: (1) Struktur novel Tunggak-tunggak Jati

76 UJI EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BUAH SAWO MANILA.. ( Manilkara zapota) PADA MENCIT JANTAN YANG

Faktor penyebab kematian bayi (AKB) adalah kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat dikontribusikan melalui perbaikan

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO PRODI TEKNIK TEKNIK ELEKTRO.. SURAT PERMOHONAN SEMINAR

OLAP dapat digunakan sebagai aplikasi sintesis, analisis, konsolidasi dinamis dari data multidemensi yang berukuran besar yang disimpan di dalam data warehouse Dengan demikian,