• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengembangan Pesantren Ramah Anak Sebagai Upaya Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Pengembangan Pesantren Ramah Anak Sebagai Upaya Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pengembangan Pesantren Ramah Anak

Sebagai Upaya Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini

(Studi Kasus Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur)

Mukhamat Saini

email: sainimuhammad85@gmail.com

Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ula (STAIM) Nglawak Kertosono Nganjuk

Abstrak

Adapun tujuan pelaksaan Pesantren Ramah Anak ialah suatu upaya untuk mewujudkan Pesantren yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak perempuan dan anak laki-laki. Beberapa alasan peneliti melakukan research tentang Pesantren Ramah Anak Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Pertama, pentingnya Pesantren dalam menanamkan nilai agama yang moderat, karakter dan moral kepada Santri. Kedua, besarnya jumlah Pesantren secara nasional di Indonesia dan besarnya partisipasi Santri di Pesantren, masyarakat, bangsa dan Negara. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk salah satunya di Pesantren. Ketiga, karena Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur sebagai pilot project Pesantren Ramah Anak tingkat Provinsi Jawa Timur.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan kredibilitas, transferabilitas, dependibilitas dan konfirmabilitas.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Pertama, Pesantren Ramah Anak Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki suasana yang kondusif dan dinamis dalam balutan nilai ta’aruf, takarum, tarahum, ta’awun dan tawashau serta tasamuh. Santri dan Asatidz berinteraksi dalam suasana komunikasi yang interaktif dan harmonis, serta terjaminnya kebebasan berpendapat. Menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran dalam rangka mendukung pengembangan potensi dan bakat anak melalui kurikulum berbasis kebutuhan anak. Media dan fasilitas lingkungan pembelajaran yang memadai dan berorientasi untuk memotivasi anak agar lebih berpikir aktif dan berkreasi. Kedua, Nilai akhlaq yang diajarkan dan ditanamkan oleh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur terhadap para Santri ialah salah satunya nilai toleransi. Santri yang baik ialah mereka yang secara garis besar memiliki sifat jujur, adil dan toleran. Ketiga, Dampak dari pelaksanaan Pesantren Ramah Anak ternyata mampu membuat pemikiran/ pola pikir Santri Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur menjadi tidak radikal atau tidak mempunyai mindset yang kaku dan merasa paling benar.

(2)

Abstract:

The purpose of implementing Child Friendly Islamic Boarding School is an effort to realize Islamic boarding schools that are safe, clean, healthy, green, inclusive and comfortable for the physical, cognitive and psychosocial development of girls and boys. Some reasons researchers conducted research on the Child Friendly Islamic Boarding School of Darul Ulum Islamic Boarding School in Jombang, East Java. First, the importance of Pesantren in instilling moderate religious values, character and morals in Santri. Second, the large number of Islamic boarding schools nationally in Indonesia and the large participation of Santri in Islamic boarding schools, communities, nations and countries. Cases of violence against women and children, including one of them in Pesantren. Third, because the Darul Ulum Islamic Boarding School, Peterongan, Jombang, East Java as a pilot project for Child Friendly Islamic Boarding Schools in East Java Province.

This study uses qualitative research with case study types, data collection methods used are observation, interviews and documentation. Data analysis techniques in this study are data collection, data reduction, data presentation, conclusions and verification. Checking the validity of the data uses credibility, transferability, dependability and confirmability.

The conclusions from the results of this study are First, the Child Friendly Islamic Boarding School of Darul Ulum Islamic Boarding School in Jombang East Java has a conducive and dynamic atmosphere in the values of ta'aruf, takarum, tarahum, ta'awun and tawashau and tasamuh. Santri and Asatidz interact in an atmosphere of interactive and harmonious communication, and guaranteed freedom of expression. Placing children as a center of learning in order to support the development of children's potential and talents through a curriculum based on children's needs. Media and learning environment facilities that are adequate and oriented to motivate children to think more actively and be creative. Second, the moral values taught and instilled by the Darul Ulum Islamic Boarding School in East Java Peterongan Jombang against the Santri is one of the values of tolerance. Good students are those who generally have honest, fair and tolerant qualities. Third, the impact of the implementation of the Child Friendly Boarding School turned out to be able to make the thinking / mindset of Santri Islamic Boarding School Darul Ulum Peterongan Jombang East Java become not radical or do not have a rigid mindset and feel the most correct.

Keywords: Child Friendly Islamic Boarding School, Religious Deradicalization, Tolerant.

Pendahuluan

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang menjadi salah satu ikon pendidikan di Indonesia. Eksistensinya dapat dilihat di abad 21 ini. Berbagai macam

(3)

pembaharuan semakin muncul pada tahun 70-an atau pasca abad 19,1 sehingga lembaga pendidikan Islam ini memiliki istilah baru dalam penamaannya, diantaranya, pondok Pesantren modern,2 pondok Pesantren terpadu, atau istilah yang lain. Hal ini, membuktikan pondok Pesantren sudah mulai merespon situasi dan kondisi dunia kekinian. Berbagai tuntutan dan tantangan dunia kerja membuat Pesantren semakin gencar membuat inovasi-inovasinya. Namun, tidak melupakan ciri khas pondok Pesantren itu sendiri, yaitu dengan tetap mempertahankan pembelajaran Agama sebagai pokok kurikulum pondok Pesantren.3

Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya, baik dari sarana prasarana maupun sistem pendidikannya.4 Sebagaimana yang diungkapkan oleh KH. Abdurrahman Wahid bahwa Pesantren adalah sebuah pendidikan yang unik. Pesantren adalah sebuah kompleks yang lokasi umumnya terpisah dari kehidupan sekitarnya. Sementara dalam kompleks itu sendiri terdiri dari beberapa bangunan yang diantaranya rumah kediaman pengasuh (kyai), sebuah surau atau masjid, tempat pengajaran (madrasah/sekolah), dan asrama tempat tinggal para peserta didik Pesantren.5

Pesantren dalam masyarakat memiliki peran penguatan pendidikan, pengembangan ekonomi masyarakat, merekatkan ikatan sosial, dan menjaga dakwah agama yang damai dan mengedepankan penghargaan terahadap keragaman. Selain itu secara historisnya Pesantren merupakan salah satu lembaga yang ada di garda depan dalam melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.6

Pada awal perkembangannya tujuan utama dari pondok Pesantren adalah (1) menyiapkan Santri dalam menguasai ilmu agama Islam (tafaqquh fi al-din), yang diharapkan akan mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat Indonesia, kemudian diikuti tugas (2) 1 JURNAL STUDI ISLAM IAIN Walisongo Semarang, oleh: N Agus Ali Mustofa, Volume 07, Nomor 01,

Pebruari 2007 Penerbit PPS Walisongo Semarang, 95.

2 Menurut Mastuhu Modernisasi Pesantren dapat dilihat dari indikator-indikatornya, yaitu: (1)

sumber belajar (2) Manajemen (3) Kurikulum (4) Sistem (5) Metode Belajar (7) Kelembagaan. Di kutip dari JURNAL STUDI ISLAM IAIN Walisongo Semarang, oleh: N Agus Ali Mustofa, Volume 07, Nomor 01, Pebruari 2007 Penerbit PPS Walisongo Semarang, 94.

3 Salah satu yang menulis tentang perubahan pesantren salaf ke pesantren Modern adalah N. Agus

Ali Mustofa dalam JURNAL STUDI ISLAM yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana IAIN Walisongo semarang Jawa Tengah pada bulan Pebruari tahun 2007. Mustofa, Volume 07, Nomor 01, Pebruari 2007 Penerbit PPS Walisongo Semarang, 105-106.

4 Abdul Rahman Saleh, Pendidikan Agama Dan Keagamaan: Visi, Misi, Dan Aksi (Jakarta: PT. Gema

Windu Panca Perkasa, 2000). 85.

5 Abdurrahman Wahid, Menggerakan Tradisi: Esai-Esai Pesantren (Yogyakarta: LKIS, 2001). 5. 6 A. Helmy Faishal Zaini, Pesantren: Akar Pendidikan Islam Nusantara (Jakarta: P3M, 2015). xiii.

(4)

Dakwah menyebarkan agama Islam; (3) Benteng pertahanan umat dalam bidang akhlak.7

Semakin berkembangnya zaman menjadikan semakin kompleks pula permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Sehingga semakin beragam pula kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan dalam hal ini, merupakan suatu tantangan yang harus bisa dijawab oleh pondok Pesantren yang secara label adalah sebagai lembaga pendidikan Islam. Dengan dinamika sosial masyarakat yang semakin berkembang saat ini, seyogyanya pondok Pesantren dengan segala unsur dan sistem pendidikannya mampu mencetak manusia yang berkarakter, yang tidak hanya unggul dalam segi sikap dan moralitasnya saja, melainkan juga dalam segi pengetahuan dan keterampilan.

Berbicara tentang pondok Pesantren, biasanya digambarkan dengan suasana damai, asri, dan menenangkan hati. Akan tetapi, kenyataannya tidak selalu demikian. Kadang, kejadian memilukan bisa terjadi di sana. Data yang diolah kumparan menunjukan, terjadi delapan insiden kekerasan yang berujung kematian di Pesantren dalam lima tahun terakhir. Setengah di antaranya, punya benang merah yang sama. Pelaku dalam empat kasus kekerasan tersebut adalah teman sebaya korban alias teman seangkatan. Musababnya juga serupa, yaitu karena korban diduga mencuri. Ada yang dituduh mencuri uang, ponsel, hard disk, dan ragam barang lainnya.

Misalnya, pada tahun 2015, seorang Santri di Pesantren Roudlotul Toyibin, Bojonegoro, Teguh Purnomo (15) tewas dihajar sembilan temannya. Setahun berselang nasib serupa menimpa Adam Fawwas Syarvia (13), seorang Santri di Pesantren At Taqwa, Lamongan. Nyawa Adam melayang setelah dikeroyok 16 kawannya. Kemudian pada tahun 2017, M. Iqbal Ubaidillah (15), Santri Pesantren Darussalam, Surabaya, meninggal dunia akibat dikeroyok empat teman satu Pesantrennya. Teranya, pada awal 2019 ini Robby Alhalim meninggal dunia karena dikeroyok oleh 17 temannya di Pesantren Nurul Ikhlas, Padang Panjang, Sumatra Barat.

Adapun persebaran kasus kekerasan di lingkungan ponpes di Indonesia sejak tahn 2017- 2019. Jumlah korban untuk laki-laki sebanyak 47% sedangkan korban perempuan sebanyak 53%. Kemudian, jumlah pelaku laki-laki sebanyak 98% dan jumlah pelaku perempuan sebanyak 2%. Selanjutnya, hubungan pimpinan ponpes sebanyak 19 orang, guru sebanyak 15 orang, pengasuh ponpes sebanyak 6 orang, teman sebanya sebanyak 10 orang dan tidak diketahui sebanyak orang.

7 Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren (Jakarta: Ditpekapontren Ditjen

(5)

Data korban kasus kekerasan anak di lingkungan pondok Pesantren di sebagian provinsi di Indonesia pada periode 2017-Juli 2019.8 Pertama, data korban kekerasan fisik di Sumatera Barat dengan jumlah 1 anak berjenis kelamin laki-laki yang dikeroyok oleh 17 tersangka yang meruakan teman sebaya korban. Kedua, data korban kekerasan seksual di Riau, yang dilakukan oleh Ustadznya dengan melakukan sodomi terhadap Santrinya. Ketiga, data korban kekerasan seksual di Jambi dengan jumlah korban 1 anak, pelaku seorang caleg dan pimpinan ponpes melakukan pencabulan terhadap Santrinya sendiri. Keempat, data korban kekerasan fisik pada salah satu ponpes di Kalimantan Timur dengan pengkeroyokan oleh 5 rekan se-asrama. Kelima, data korban kekerasan seksual pada salah satu ponpes di Jawa Timur yang dilakukan oleh Ustadnya kepada 4 Santriwatinya. Dan masih banyak data korban kekerasan, baik fisik maupun non fisik diberbagai ponpes di Indonesia.

Dari pemaparan data di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak kekerasan fisik maupun non fisik di lingkungan pondok Pesantren masih sering terjadi. Dari data itulah kemudian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), memutuskan Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur sebagai pilot project Pesantren Ramah Anak tingkat Provinsi Jawa Timur.9 Menurut KH Zaimuddin, beliau mengatakan bahwa Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dinilai sebagai Pesantren Ramah Anak. Karena para Santrinya banyak yang merasa nyaman berada di lingkungan Pesantren yang didirikan oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun 1885 ini. Selanjutnya, beliau juga memaparkan bahwa selain itu karena hak-haknya terpenuhi, baik hak untuk mengembangkan minat bakat, hak hidup sehat, maupun hak memperoleh kasih sayang dari senior, guru, ustadz, hingga pengasuhnya.

Laki-laki yang biasa disapa Gus Zuem itu menjelaskan, mengapa hal itu sangat diperhitungkan dan diapresiasi, dikarenakan hak mendapat kasih sayang sangat penting bagi

8 Sumber data diperoleh dari hasil presentasi bapak Dodi Mohamad Hidayat, Kementerian

Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), pada tanggal 20 November 2019.

9 Menurut pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang, KH Zaimuddin Asad beliau

mengatakan bahwa keputusan itu telah disampaikan oleh Asisten Deputi Bidang Partisipasi Lembaga Keagamaan Senin kemarin (18/11/2019). "(Keputusan itu) disaksikan Bupati Jombang, kanwil Kemenag, Kadis Perlindungan Anak Jatim dan Jombang," katanya, Selasa (19/11/2019).

(6)

setiap anak. Apalagi anak yang berada di pondok adalah berjauhan dengan orang tuanya. "Terlebih lagi, mereka dari orang tua yang tidak pernah mengenal Pesantren".10

Pengelolaan (management) dalam Program Pesantren Ramah Anak ini terdiri dari dua lapis, yakni lapis internal Pesantren dan lapis eksternal pemerintah (daerah dan pusat). Pengelolaan sumber daya pendidikan mulai dari kebijakan dan anggaran yang diatur oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah digunakan untuk mendukung terlaksananya Program Pesantren Ramah Anak, dimulai sejak perencanaan program (perumusan, uji coba, pematangan), persiapan program (pelatihan), dan evaluasi program. Manajemen layanan Pesantren yang dicakup oleh juknis ini terdiri dari manajemen layanan umum dan manajemen layanan bimbingan.

Sebutan “Pesantren Ramah Anak” dimaksudkan sebagai upaya perwujudan Pesantren yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak perempuan dan anak laki-laki, termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan atau pendidikan layanan khusus. Dengan kata lain, Pesantren yang membuat Santrinya betah di Pesantren.

Adapun yang menjadi alasan peneliti melakukan research tentang Pesantren Ramah Anak Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Pertama, pentingnya Pesantren dalam menanamkan nilai agama yang moderat, karakter dan moral kepada Santri. Kedua, besarnya jumlah Pesantren secara nasional di Indonesia dan besarnya partisipasi Santri di Pesantren, masyarakat, bangsa dan Negara. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk salah satunya di Pesantren. Ketiga, karena Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur sebagai pilot project Pesantren Ramah Anak tingkat Provinsi Jawa Timur.

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

research tentang fenomena tersebut di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur

dengan pertimbangan penting sebagai berikut: pertama, karena pentingnnya Pesantren Ramah Anak dalam mewujudkan Pesantren yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak perempuan dan anak laki-laki. Kedua, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, KH Zaimuddin, beliau mengatakan bahwa Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dinilai sebagai Pesantren Ramah Anak. Karena, para Santrinya banyak yang merasa nyaman 10 Wawancara, KH Zaimuddin Asad. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

(7)

berada di lingkungan Pesantren yang didirikan oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun 1885 ini. Selanjutnya, beliau juga memaparkan bahwa selain itu karena hak-haknya terpenuhi, baik hak untuk mengembangkan minat bakat, hak hidup sehat, maupun hak memperoleh kasih sayang dari senior, guru, ustadz, hingga pengasuhnya. Ketiga, Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur merupakan satu di antara lima pondok Pesantren yang menjadi

pilot project untuk pengembangan pondok Pesantren Ramah Anak.

Konsep Pesantren Ramah Anak dan Deradikalisasi Keagamaan 1. Pendidikan (Pesantren) Ramah Anak

Pendidikan Ramah Anak merupakan pendidikan yang berdasarkan prinsip 3P dalam proses pembelajarannya. Prinsip 3P menurut Rofi’ah (2015:69) ialah provisi, proteksi, dan partisipasi. Provisi adalah ketersediaannya kebutuhan anak seperti cinta/ kasih sayang, makanan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi. Proteksi berarti perlindungan terhadap anak dari ancaman, diskriminasi, hukuman, salah perlakuan dan segala bentuk pelecehan serta kebijakan yang kurang tepat. Prinsip terakhir ialah partisipasi yang merupakan hak untuk bertindak yang digunakan siswa untuk mengungkapkan kebebasan pendapat, bertanya, berargumentasi, berperan aktif di kelas dan di sekolah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Ramah Anak adalah pendidikan yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan, kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak. Pendidikan Ramah Anakmengenal dan menghargai hak anak untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, kesempatan bermain dan bersenang, melindungi dari kekerasan dan pelecehan, dapat mengungkapkan pandangan secara bebas, dan berperan serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan kapasitas mereka. Sekolah juga menanamkan tanggung jawab untuk menghormati hak-hak orang lain, kemajemukan dan menyelesaikan masalah perbedaan tanpa melakukan kekerasan.

Sejalan dengan beberapa peparan diatas, Ulumudin (dalam Rofi’ah,2015:69) menambahkan bahwa indikator Pendidikan Ramah Anakada 9 yakni: pertama, Riang, dimana anak selalu merasa senang dalam melakukan kegiatan dan tidak merasa bosan; kedua, Aman dan sehat, situasi yang memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan yang bersifat fisik, psikis; ketiga, Menarik kondisi dinamis yang membutuhkan minat untuk mengembangkan

(8)

potensi anak; keempat, Aktif, dengan adanya partisipasi yang ditunjukan oleh anak, pendidik dan tenaga kependidikan serta masyarakat; kelima, Hak anak, terjaminnya pemenuhan hak anak seperti hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi dalam lingkungan pendidikan/sekolah.

Kemudian, keenam, asah, asih, asuh, merupakan satuan pendidikan yang efektif bagi peserta didik sebagai tempat mencari ilmu, saling memberikan kasih sayang dan mengasuh anak-anak sebagai generasi penerus bangsa; ketujuh, Nyaman, merupakan suasana yang membuat anak menjadi kerasan/betah dalam melakukan kegiatan; kedelapan, Aspiratif, merupakan satuan pendidikan sebagai lembaga selalu menampung dan menggali masukan baik dari anak, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat; kesembilan, Komunikatif/ adanya jalinan aktif antara anak, pendidik tenaga kependidikan dan masyarakat untuk menciptakan suasana transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pada dasarnya pengembangan Pesantren Ramah Anak ialah sebagai solusi perlindungan anak dari kekerasan dan radikalisme di Pesantren. Pertama, UUD 1945 Pasal 28 B (2) : Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas Perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Kedua, UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Ketiga, UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Salah satu bunyi pasalnya:

“(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain”. Di ayat dua dinyatakan sebagai berikut : “(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan atau masyarakat.

Pesantren Ramah Anak sendiri merupakan program dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang menyenangkan dan baik untuk perkembangan anak dari segi agama maupun segi keilmuan.11 Hal ini dikarenakan beberapa alasan di antaranya ialah pertama, terciptanya citra negatif pada Pesantren. Kedua, meningkatnya tingkat kenakalan anak dan kekerasan yang dialami remaja. Ketiga, pentingnya pendidikan karakter dan pendidikan berakhlak yang baik. Keempat, pengeluaran (drop out) terhadap Santri yang tinggal di asrama. Kelima, adanya program UNICEF yaitu Child-friendly

(9)

atau dikenal dengan Ramah Anak.

Aplikasi dari Pesantren Ramah Anak ialah dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh struktur perangkat pendidikan yakni Guru, Santri dan metode pembelajaran yang termasuk di dalamnya pemberian reward and punishment, kemudian upgrade pada sarana pra-sarana pendidikan yang didasari pada tujuan utama adanya program ini. Guru sebagai pengajar dituntut untuk dapat memberikan model pembelajaran yang menyenangkan kepada Santri, memberi kenyamanan tanpa menguasai keseriusan dalam belajar juga daya serap ilmu Santri merupakan hasil dari aplikasi program ini, juga sarana pra-sarana seperti sanitasi, taman bermain atau tempat belajar, metode pembelajaran seperti kurikulum dan lain sebagainya.

Diharapkan dengan pelaksanaan Pesantren Ramah Anak dapat meningkatkan kesepahaman di kalangan Pesantren mengenai perlindungan anak. Pemahaman mengenai perlindungan anak berkelanjutan sangat perlu diajarkan kepada masyarakat dan sekolah. Hak-hak dasar sebagai anak harus terpenuhi sekalipun anak tersebut menjadi Santri suatu Pondok Pesantren. Terlebih, anak juga jauh dari orang tuanya sehingga pendidikan yang diberikan perlu didasarkan pada konsep pendidikan Ramah Anak.

2. Deradikalisasi Keagamaan

Gambar 1.

Kerangka Konseptual Model Pengembangan Pesantren Ramah Anak Sebagai Upaya Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini

Latar Belakang pentingnya pesantren

ramah anak sebagai upaya untuk deradikalisasi keagamaan sejak dini Implementasi model pengembangan pesantren ramah anak di Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur Kebijakan pesantren ramahanak Implementasi pesantren ramah anak

Keunikan pesantren ramah anak

Pengembangan Model pesantren ramah anak

Anak semakin nyaman dan berantusias untuk belajar agama (tafaqquh fi al-diin) di

pesantren ORIENTASI FUTURISTIK: 1. Model Pesantren Ramah Anak yang bisa dikembangkan di seluruh pesantren di Indonesia 2. Paham Keagamaan yang toleran, ramah, dan damai DAMPAK

Pesantren semakin diminati oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan ramah

(10)

Pembahasan

Pengembangan Pesantren Ramah Anak di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur

Pesantren Ramah Anak merupakan suatu istilah yang sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan saat ini. Pembentukan Pesantren Ramah Anak dianggap semakin perlu bila melihat degradasi moral yang terjadi di ruang lingkup masyarakat sekarang ini. Semakin berkembangnya zaman membentuk pola pikir masyarakat Indonesia menjadi pragmatis. Dewasa ini, masyarakat Indonesia lebih disibukan dengan problematika sosial ekonomi, sehingga menjadikan mereka cenderung individual atau mementingkan kebaikan dirinya sendiri tanpa memperdulikan akibatnya bagi orang lain.

Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dalam usahanya mencetak generasi yang mampu mandiri dilandasi dengan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah menanamkan beberapa nilai akhlaq yang diberikan baik melalui pengajian ataupun disampaikan langsung dalam prosesnya. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan metode hikmah. Model penyampaian materi pendidikan dengan perkataan yang lemah lembut namun tegas dan benar berdasarkan ilmu melalui argumentasi yang dapat diterima oleh akal dengan dialog menggunakan kata-kata bijak sesuai dengan kepandaian dan bahasa yang dikuasai peserta didik atau Santri.

Pelaksanaan Pesantren Ramah Anak Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki sistem pendidikan yang berlangsung selama 24 jam, baik di asrama maupun disekolah. Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki filosofi pendidikan yang berbunyi “Tidak ada dikotomi

antara ilmu agama dan ilmu umum”. Filosofi tersebut nyatanya benar-benar terinterpretasi dalam

sistem pendidikan Darul Ulum yang mengintegrasikan antara ilmu agama dan ilmu umum. Hal

tersebut dimaksudkan supaya lulusan Santri Darul Ulum dapat

menjadi seorang intelektual yang berkepribadian Muslim (Muslim Intelektual).

Di Pondok Pesantren Darul Ulum menerapkan metode pengajaran klasikal, diantaranya yakni sorogan, wetonan dan bandongan. Yang ditunjang dengan metode modern seperti musyawarah (diskusi), hafalan, rihlah ilmiah (study tour), dan lain-lain. Metode klasikal membantu mendekatkan ikatan batin dan meningkatkan ketawadhuan antara Kyai dan Santri. Sedangkan

(11)

metode modern memperkaya khasanah pengetahuan dan keterampilan para Santri.

Beberapa aturan dan pengawasan yang ketat baik dari pengurus Pesantren maupun keamanan Pesantren (Kamtib) juga menjadi nilai positif bagi terjaganya para Santri dari perilaku-perilaku yang kurang baik. Sehingga, secara tidak langsung dengan adanya aturan dan pengawasan yang ketat selama 24 jam dapat membina dan membiasakan perilaku serta akhlak Santri menuju ke arah yang baik.

Keberhasilan dari implementasi sebuah strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui pengunaan metode pembelajaran. Dalam proses pendidikan, termasuk dalam pendidikan akhlaq diperlukan metode-metode pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai akhlaq yang baik kepada peserta didik, sehingga mereka tidak hanya tahu tentang moral (moral knowing), tetapi juga diharapkan mereka mampu melaksanakan moral (moral

action) yang menjadi tujuan utama pendidikan akhlaq.

Yang menjadi daya tarik ialah perlakuan dan pendekatan yang dilakukan oleh pengasuh. Sehingga, out put dari Santri-Santrinya juga sangatlah menjanjikan. Pendidikan akhlaq yang diselenggarakan oleh dewan pengasuh dan Asatidz menimbulkan banyak sekali nilai-nilai akhlaq yang sangat penting untuk bekal mereka sehari-hari dan ketika sudah keluar. Beginilah filosofi sukses dari beliau. Pak yai berkata,

“Jadi orang atau jadi Santri itu harus tahan banting, lihat itu air. Hiduplah seperti air, mengalir terus ke bawah, selalu menjalani hidup sesuai dengan yang ditakdirkan oleh Allah, tidak pernah kita melihat ada air yang berusaha untuk naik, padahal jalannya itu turun, iya kan?Kalau ada batu di depan, tidak langsung menerobos dengan niat ingin menghancurkan, tapi langsung menerodos dengan niat ingin menghancurkan, tapi tidak ditabrak dengan niatan untuk bisa melewatinya, itu air, belajarlah seperti air. Kalau sudah keluar nanti, hidup harus sukses, sukses bukan berarti banyak uang, rumah mewah, punya banyak mobil, itu hanya dhohirnya. Sukses itu ketika ilmu dan amal berjalan dengan sesuai, mereka berdua selaras, itu baru sukses namanya.12

Pak kyai menjelaskan juga kepada mereka bahwa di pondok itu tidak hanya akan mendapatkan sekedar ilmu yang bersifat teori yang selama bertahun-tahun diajarkan oleh Asatidz mereka, akan tetapi dengan langsung dipraktekkan makan itu akan menjadi pengalamannya yang tidak akan mereka dapatkan dimanapun, belia menjelaskan rahasia yang ada pada pengasuh yang diberikan.

12 Wawancara, Drs. KH. Cholil Dahlan selaku pengasuh Asrama Ardales PP. Darul Ulum Peterongan

(12)

Selanjutnya, KH Zaimuddin Asad mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang ramah kepada Santri dan Asatidz sudah terimplikasikan. Pertama, suasana yang kondusif dan dinamis dalam balutan nilai ta’aruf, takarum, tarahum, ta’awun dan tawashau serta tasamuh.

Kedua, Santri dan Asatidz berinteraksi dalam suasana komunikasi yang interaktif dan harmonis,

serta terjaminnya kebebasan berpendapat. Ketiga, menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran dalam rangka mendukung pengembangan potensi dan bakat anak melalui kurikulum berbasis kebutuhan anak. Keempat, dukungan positif dari orang tua dan masyarakat sekitar yang memiliki kesamaan visi dengan Pesantren. Kelima, memiliki minat untuk memberikan layanan yang terbaik untuk kepentingan anak. Keenam, media dan fasilitas lingkungan pembelajaran yang memadai dan berorientasi untuk memotivasi anak agar lebih berpikir aktif dan berkreasi.13

Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dalam mencetak Santriwan/ Santriwati selalu mengedepankan kemandirian dan dilandasi dengan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah menanamkan beberapa nilai-nilai akhlaq yanag diberikan baik melalui pengajian ataupun disampaikan langsung dalam prosesnya. Seperti akhlaq kepada Allah, akhlaq kepada sesama manusia, akhlaq kepada lingkungan sekitar dan akhlaq kepada kepada diri sendiri.

Deradikalisasi Keagamaan Sejak Dini

Potensi Santri dalam hal perkembangan social-emosional (Social-Emotional Development) dapat dipertegas kematangannya sejak usia dini tentang arti kesetiakawanan, kepedulian, saling berbagi dan saling menghargai serta toleransi terhadap sesama tanpa membedakan status sosialnya dan warna baju teman disekitarnya. Keyakinan menumbuhkan sifat toleransi pada usia dini sangatlah tidak mengada-ngada dan bukan suatu kebetulan tetapi sungguh suatu kepribadian dan nilai yang pantas serta layak dikembangkan pada anak semenjak dini mengingat banyak terjadinya kerentanan dan kerawanan para Santri di Pondok Pesantren, yang tidak memiliki rasa kepedulian serta kesetiakawanan sosial mengancam tatanan kehidupan yang pluralis dan multikultur.

Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki peran dalam membentuk karakter para Santrinya. Lingkungan di dalam pondok Pesantren bisa diibaratkan 13 Wawancara, KH Zaimuddin Asad. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

(13)

miniatur masyarakat yang memberikan banyak pengajaran dan pengalaman bagi Santri yang hidup di dalam Pesantren. Sehingga, menurut hemat peneliti lingkungan Pesantren dengan semua unsur-unsur yang ada di dalamnya merupakan tempat yang ideal untuk membentuk karakter peserta didik, tak terkecuali 18 nilai karakter yang telah dirumuskan oleh kemendiknas.

Misalnya saja untuk karakter religius. Melalui pembiasaan kegiatan keagamaan yang dilakukan secara istiqomah, semisal rutinitas sholat berjamaah, istighosah, pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya memiliki peran dalam membentuk karakter religius para Santri. Sementara itu, penerapan aturan dan pengawasan yang ketat dan mengutamakan kearifan dapat membentuk Santri menjadi pribadi yang disiplin, jujur serta sopan dan santun baik dari segi perkataan maupun perbuatan.

Beragamnya Santri yang berasal dari berbagai daerah yang kemudian disatukan di dalam sebuah asrama, membiasakan Santri untuk saling menghargai antara satu sama lain. Sehingga, akan melahirkan suasana yang aman, nyaman dan damai di dalam pesan. Selain itu, kesederhanaan dan situasi yang jauh dari orang tua, serta suasana kekeluargaan yang kental akibat rasa senasib seperjuangan para Santri yang hidup bersama di dalam Pesantren dapat melatih kemandirian dan kepedulian para Santri terhadap sesama.

Beragamnya metode pengajaran dan ilmu pengetahuan yang diajarakan baik ilmu agama maupun umum, serta unggulnya sekolah-sekolah yang bernaungan di bawah Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, semakin memperkaya pengetahuan dan keterampilan para Santri. Sehingga, Santri menjadi lebih siap dan kreatif dalam menghadapi permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Sementara itu, karakter kerja keras dan menghargai prestasi bisa terbentuk dari dari kebijakan Pesantren yang memberikan target atau standar pelajaran maupun hafalan yang harus dikuasai oleh Santri, sehingga menjadikan Santri harus berusaha lebih keras guna mencapai target atau standar yang telah ditentukan tersebut. Dan bagi siapapun Santri yang berprestasi atau memiliki peringkat tertinggi baik di sekolah maupun Pesantren akan diberikan reward atau beasiswa pendidikan dari pihak Pesantren.

Kemudian adanya IKAPPDAR (Ikatan Keluarga dan Alumni Pondok Pesantren Darul Ulum) dapat melatih para Santri untuk memiliki karakter cinta tanah air. Hal tersebut dikarenakan melalui IKAPPDAR akan menumbuhkembangkan rasa bangga dan kecintaan Santri terhadap Pesantren Darul Ulum. Berawal dari rasa bangga dan kecintaannya terhadap Pesantren Darul Ulum, lama kelamaan akan muncul rasa bangga dan kecintaan terhadap tanah air pula.

(14)

Sementara itu karakter “Gemar Membaca” bisa terbentuk melalui jadwal kegiatan Pesantren yang membiasakan Santri untuk membaca al-Quran secara rutin setiap hari. Kemudian karakter Demokratis dan Rasa Ingin tahu bisa terbentuk dari tetap dipertahankannya metode klasikal yang didukung dengan metode modern yang identik memakai pendekatan secara personal dan kekeluargaan antara kiai dengan Santri, dan Santri dengan Santri, membuat Santri menjadi segan dan berani ketika diberikan kesempatan oleh Kyai/ Ustadz untuk menyampaikan pendapat maupun menanyakan sesuatu yang ingin diketahui.

Adanya kegiatan roan atau kerja bakti membersihkan lingkungan pondok Pesantren yang dilaksanakan setiap seminggu sekali dapat membentuk karakter peduli lingkungan para Santri. Sedangkan adanya peringatan hari besar nasional yang diinterpretasikan dalam kegiatan upacara dan perlombaan-perlombaan baik yang diadakan di Pesantren maupun di sekolah mampu melatih dan membentuk semangat kebangsaan para Santri terhadap bangsa Indonesia dan para pejuangnya. Selain itu, dengan adanya Liga Unit/ Perlombaan cabang-cabang olahraga SLTA dan SLTP se-Darul Ulum juga meningkatkan semangat dalam membela sekolahnya masing-masing, sehingga para Santri pun akan merasakan betapa sulitnya perjuangan dan akhirnya memberikan respek yang tinggi terhadap para pejuang terdahulu yang telah membela tanah air.

Pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur sangat kental dengan Pendidikan Ramah Anak. Melalui Pesantren ini anak didik atau yang disebut dengan Santriwan dan Santriwati memperolah ilmu pengetahuan yang sama dengan anak-anak yang bersekolah disekolah formal lainnya, hanya saja para Santri memperoleh pendidikan agama yang lebih mendalam. Para Santriwan dan Santriwati selama menempuh pendidikan dan menetap di Pesantren, selalu mendapatkan pola asuh yang baik dan optimal dari para pengasuhnya. Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, mempunyai banyak tenaga pendidik atau ustadz/dzah yang handal dan profesional. Yang mana, dalam hal ini sebagai pengganti orang tua dapat memberikan pengasuhan dan pemenuhan hak anak yang baik dan optimal serta dapat memberikan perlindungan kepada anak sehingga anak dapat hidup aman, nyaman dan tentram, tidak mengalami kekerasan dan diskriminasi.

(15)

Peterongan Jombang Jawa Timur terhadap para Santri ialah salah satunya nilai toleransi. Santri yang baik ialah mereka yang secara garis besar memiliki sifat jujur, adil dan toleran. Toleran di sini diartikan sebagai sifat Santri yang bisa menerima perbedaan dan saling menghormati satu sama lain. Jika terdapat Santri yang mempunyai perbedaan pendapat maupun ketidaksepahaman dalam kultur yang mereka temui di dalam pondok, maka mereka harus mengedepankan sifat toleran. Kemudian, sifat toleransi yang diajarkan oleh Ustadz/dzahnya mereka saling terbuka antara Santri satu dengan yang lainnya dalam hal apapun terutama masalah pemahaman terhadap kitab yang diajarkan.

Sementara itu, di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, pendidikan toleransi di sekolah formal yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, Santri secara langsung memperoleh pendidikan multikultural setelah mereka belajar PKN atau Moral Pancasila. Tentu saja, mata pelajaran ini akan membawa siswa terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara dalam bingkai Indonesia. Mata pelajaran ini akan mengantarkan siswa menjadi manusia Indonesia yang ramah, toleran, moderat, dan dapat besikap adil. Intinya, bahwa mata pelajaran ini menjadikan siswa dapat memahami nilai-nilai Pancasila dan mengamalkannya.

Demikian pula, secara langsung Santri mendapat pendidikan multikultural setelah mereka mengikuti pengajian kitab-kitab salaf (kuning) yang diajarkan di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Secara khusus, ada satu kitab yang dapat membentuk karakter Santri yang moderat atau mengantarkan Santri berpaham dalam Islam dengan paham yang tidak ekstrim, yaitu Kitab Risalah Ahlis Sunnah Wal Jama'ah.14 Kitab ini tentu akan membekali Santri berpaham Ahlussunnah Wal Jama’ah. Sementara diketahui, bahwa paham keagamaan yang dikenal

Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) memiliki ciri-ciri mengedepankan sikap toleran, moderat, sikap

adil. Selanjutnya, pendidikan multikultural diperoleh Santri Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur secara tidak langsung dari tradisi yang sekarang ini ada dan dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Misalnya, dari pengasuh yang sekarang, yaitu KH. Zaimuddin, Santri secara tidak langsung dapat meneladani model, gaya, karakter, pemikiran, dan model ber-Islam beliau. Dikatakan, bahwa pengasuh yang sekarang, KH. Zaimuddin tampak dalam kepemimpinannya bersikap demokratis, 14 Observasi, Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur pada tanggal 14

(16)

menghormati pendapat Santri, dan bahkan dalam banyak hal pendapat para pengurus-lah yang dijadikan sebagai pijakan kebijakan.15

Dampak Pesantren Ramah Anak

Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur merupakan salah satu Pesantren yang menjadi penggerak utama program Pesantren Ramah Anak yang memberikan pengaruh kepada masyarakat yang berada di lingkungan Pesantren baik untuk Santri maupun lingkungan masyarakat di sekitarnya. Karena pengaruh Pesantren itu akan berpengaruh besar pada lingkungan di sekitarnya, meawrnai faham yang ada di dekat lingkungan Pesantren dan memiliki sifat unik dan terpisah dari kehidupan sekitarnya16 sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur memiliki sumbangsih dalam menciptakan peruabahan dalam segi pendidikan dan untuk meretas permasalahan yang ada (radikalisme agama) dengan metode yang tepat untuk menghadapi masalah yang muncul pada dewasa ini.

Perhatian, pengawasan dan keterbukaan menjadi pilar-pilar utama konsep Ramah Anak di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Tahapan pelaksanaan program Pesantren Ramah Anak ialah sosialisasi yang diperuntukkan untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang program tersebut. Kemudian, merumuskan bagaimana program ini direalisasikan seperti dengan menggunakan toolkit sebagai kerangka berpikir, kemudian panduan norma dan nilai untuk merumuskan nilai yang tepat sebagai penyempurna program Ramah Anak yang sifatnya Islami. Santri sebagai objek dari program ini, seperti program Living Value Education (LVE) yaitu program yang menempatkan nilai-nilai kehidupan sebagai edukasi baik untuk Asatidz maupun Santri dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Keharusan merubah suasana dan lingkungan menjadi salah satu aspek penting untuk memberikan rasa nyaman dan menyenangkan untuk kegiatan belajar-mengajar.

Kemudian, tujuan Pesantren Ramah Anak Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur ialah pertama, memberikan sumbangsih nyata dalam proses penerapan nilai-nilai 15 Wawancara, salah satu santri Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur,

pada tanggal 20 Pebruari 2020. Pukul 10.30 WIB.

16 Yang dimaksud dengan kata unik dan terpisah dari kehidupan di sekitarnya, adanya Santri dan

Kyai membawa pengaruh besar pada masyarakat dan menjadi pembeda dari sistem yang berada di masyarakat., Dkk Abdurrahman Wahid, Pesantren Dan Pembaharuan (Jakarta: LEPES, 1974). 40.

(17)

Islam dengan lebih nyata dalam suatu sistem penyelenggaraan pendidikan di Pesantren. Kedua, menciptakan sebuah Pesantren yang melindungi dan menyenangkan bagi anak dalam suasana penuh nilai (akhlaqul karimah) agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam belajar. Ketiga, terciptanya lingkungan pembelajaran yang ramah antara Asatidz dan Santri. Keempat, pemenuhan hak anak bagi Santri di Pesantren dengan mengedepankan prinsip anak.

Kreatifitas Guru/ Asatidz menjadi salah satu bagian penting dalam seni mengajar, maka dari itu selaku pengajar yang hidup dengan skenario masa kini diperlukan inovasi-inovasi baru dalam belajar, yang bersifat lebih Ramah Anak dengan tentunya batasan-batasan yang wajar, tetap ada pendisiplinan namun dengan cara yang lebih edukatif. Kemudian, latar belakang setiap orang akan selalu berbeda-beda bergitupun pada diri Santri, sebagian dari mereka ada yang mampu lebih kritis daripada Asatidznya, mampu memahami keadaan dengan lebih cepat sehingga perlunya mengasah intelektual dan spiritual menjadi poin utama bagi mereka. Guna mengendalikan diri atau meminimalisir kenakalan yang mungkin terjadi.

Dampak dari pelaksanaan Pesantren Ramah Anak ternyata mampu membuat pemikiran/ pola pikir Santri Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur menjadi tidak radikal atau tidak mempunyai mindset yang kaku dan merasa paling benar. Terbukti, alumni/ Santri ketika di tengah-tengah masyarakat mampu memposisikan diri sebagai orang yang toleran atau tasamuh dalam berinteraksi dengan warga terutama ketika menghadapi perbedaan Ormas Islam/ aliran keagamaan. Mereka mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, tanpa harus berat sebelah dan tidak menyakiti orang lain yang mempunyai perbedaan pemahaman keagamaan tersebut. Sehingga, bisa kita ambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran berbasis Pesantren Ramah Anak ini mampu mengantarkan Santri yang mempunyai sikap lebih jujur, adil dan toleran.

Keberhasilan Program Pesantren Ramah Anak merupakan upaya menemukan model Pesantren dengan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan dapat memenuhi hak-hak Santri, melalui dukungan dari setiap komponen. Seperti Santri, Ustadz, Pengelola, Orang tua, Masyarakat, Ormas, LSM, Pemerintah Daerah-Pusat. Di masyarakat Santri atau alumni selalu dinanti-nanti oleh masyarakat karena untuk menyelesaikan berbagai persoalan keagamaan. Dari sinilah, alumni Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur dituntut untuk lebih aktif dan progesif dalam mengedepankan kemaslahatan umat.

(18)

Kesimpulan

Pelaksanaan Pesantren Ramah Anak di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur, ternyata memiliki kelebihan tersendiri dan keberhasilan yang luar biasa.

Pertama, penggunaan kontrak belajar sebagai bagian dari komunikasi antara Asatidz dengan

Santri. Kedua, lebih mendengarkan; penyesuaian reward-punishment berdasarkan keputusan bersama dan lebih disiplin. Ketiga, penerapan nilai-nilai Pesantren yang lebih sistematis dan terstruktur. Keempat, terciptanya lingkungan pembelajaran yang ramah antara Asatidz dan Santri.

Kelima, pemenuhan hak anak bagi Santri di Pesantren dengan mengedepankan prinsip anak.

Sebagai pilot project Pesantren Ramah Anak, pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur sangat mengedepankan suasana keramahan, baik lingkungan, sarana prasana dan proses pembelajaran kepada Santri. Sehingga, Santri ketika mondok atau menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur mereka benar-benar merasakan kenyamanan dan perlindungan dari para Asatidz dan pengurus.

Pesantren Ramah Anak sebagai upaya deradikalisasi keagamaan sejak dini. Terbukti, Santri mendapat pendidikan multikultural setelah mereka mengikuti pengajian kitab-kitab salaf (kuning) yang diajarkan di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur. Secara khusus, ada satu kitab yang dapat membentuk karakter Santri yang moderat atau mengantarkan Santri berpaham dalam Islam dengan paham yang tidak ekstrim, yaitu Kitab Risalah Ahlis Sunnah

Wal Jama'ah. Kitab ini tentu akan membekali Santri berpaham Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Sementara diketahui, bahwa paham keagamaan yang dikenal Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) memiliki ciri-ciri mengedepankan sikap toleran, moderat, sikap adil. pelaksanaan Pesantren Ramah Anak ternyata mampu membuat pemikiran/ pola pikir Santri Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur menjadi tidak radikal atau tidak mempunyai mindset yang kaku dan merasa paling benar.

Daftar Pustaka

Abdurrahman Wahid, Dkk. Pesantren Dan Pembaharuan. Jakarta: LEPES, 1974.

RI, Departemen Agama. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta: Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2003.

Saleh, Abdul Rahman. Pendidikan Agama Dan Keagamaan: Visi, Misi, Dan Aksi. Jakarta: PT. Gema Windu Panca Perkasa, 2000.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Tiga Serangkai Surakarta can be optimized through the determination of inventory policy, applying a model minimum and maximum inventory that considers the safety stock in

atau lulus program Sarjana dari program studi yang terakreditasi minimal B atau perguruan tinggi yang terakreditasi minimal B, dengan disiplin ilmu yang sebidang, memiliki

In step 4, we set up the ResourceManager class by passing it the Engine object, Context, the current camera width and height, and the ratio of the current camera's size to the design

Tiga puluh pasang saraf tepi yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran serabut saraf sensoris dan serabut saraf motoris. Serabut saraf

Nilai kekuatan untuk arus 160 ampere lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok spesimen dengan variasi arus 140 ampere dan 150 ampere, karena struktur mikro ferit acicular lembut

parsial terhadap kepuasan konsumen Puri Saron Hotel Seminyak Kuta. e) Berdasarkan hasil analisis nilai t hitung variabel empati berpengaruh secara. parsial terhadap

kelamin mencit jantan dan betina dilakukan untuk melihat perbedaan penurunan glukosa darah hewan uji pada saat pemberian perasan daun kelor, aquadest sebagai kontrol

PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT HEXINDOi. ADIPERKASA