• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Tepung Limbah Jeruk Manis (Citrus sinensis) Dalam Ransum Terhadap Profil Sel Darah Merah Domba Padjadjaran Jantan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pemberian Tepung Limbah Jeruk Manis (Citrus sinensis) Dalam Ransum Terhadap Profil Sel Darah Merah Domba Padjadjaran Jantan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pemberian Tepung Limbah Jeruk Manis (Citrus sinensis) Dalam Ransum Terhadap Profil Sel Darah Merah Domba Padjadjaran Jantan

The Effects of Sweet Orange (Citrus sinensis) Waste Meal in Ration on Red Blood Cell Profile of Padjadjaran Ram

Mohamad Fadila*, Elvia Hernawan**, Lovita Adriani**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 * Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016

** Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: mohamadfadila94@gmail.com

Abstrak

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus

sinensis) terhadap profil sel darah merah domba Padjadjaran jantan. Penelitian dilakukan di Breeding station, Laboratorium Biometrika dan Pemuliaan Ternak, Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang mulai November hingga Desember 2015. Dua puluh domba Padjadjaran dengan bobot badan berkisar 23-34,1 Kg dilibatkan dalam penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri atas 4 perlakuan pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dalam ransum (R0= 0%, R1=7%, R2=12%, R3=17%) dan lima ulangan, sehingga total 20 unit percobaan. Peubah yang diamati adalah jumlah sel darah merah, jumlah hemoglobin, dan nilai hematokrit. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai rataan sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit antar perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulan menunjukkan bahwa pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dalam ransum sampai level 17% tidak mengubah kisaran normal profil sel darah merah domba Padjadjaran jantan.

Kata kunci: Domba Padjadjaran, Limbah Jeruk Manis, Profil Sel darah merah

Abstract

This research was conducted to determine the effect of sweet orange (Citrus sinensis) waste meal in rations on red blood cell profile Padjadjaran rams. The research was conducted at the station, Biometrics and Breeding Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University, Sumedang from November to December 2015. Twenty sheep Padjadjaran with weight ranging from 23 to 34.1 kg were included in the experimental study with a completely randomized design, which consists of four treatments provision of sweet orange waste meal (Citrus sinensis) in the ration (R0 = 0%, R1 = 7%, R2 = 12%, and R3 = 17%) and repeated five times, the total is 20 experimental units. The parameters measured were the amount of red blood cells, hemoglobin, and hematocrit values. Statistical analysis showed that the average value of red blood cell, hemoglobin and hematocrit were not significantly different (P> 0.05). In conclusion that the adding of sweet orange (Citrus sinensis) waste meal in the ration up to 17% does not affect the normal range of red blood cell profile on Padjadjaran rams.

(2)

PENDAHULUAN

Limbah pangan yang berasal dari sisa-sisa pengolahan makanan merupakan salah satu sumber bahan pakan alternatif yang sering digunakan dalam dunia peternakan.Salah satu limbah yang berpotensi dijadikan sebagai sumber bahan pakan alternatif adalah limbah jeruk manis (Citrus sinensis) karena mudah diperoleh. Limbah jeruk manis (Citrus sinensis) bisa di dapatkan dari sisa pengolah makanan seperti pabrik industri minuman kemasan, atau pabrik pengolahan makanan yang berbahan jeruk.

Kandungan nutrisi limbah jeruk (Citrus sinensis) cukup tinggi yaitu bahan kering 90,01%, abu 7,70%, protein kasar 6,50%, serat kasar 12,76%, lemak kasar 3,40%, dan Total

Digestible Nutrient 79,00% (Laboratorium Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2010), disamping itu juga mengandung senyawa aktif yang terdiri atas minyak atsiri 0,91%, tanin 0,95%, flavonoid 0,46%, dan saponin 0,84% (Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, 2013).

Minyak atsiri diketahui memiliki aktivitas antibakteri (Chattopadhyay dkk, 2004) dan antioksidan yang dapat melindungi sel dari radikal bebas (Muhtadin, 2013). Flavonoid dikenal sebagai senyawa anti imflamasi, yang dapat melindungi sel darah merah dari kerusakan membran (Kasolo dkk, 2010).Saponin dapat memberikan efek positif pada ternak ruminansia karena dapat meningkatkan sintesis protein mikroba rumen dan menurunkan degradasi protein dalam rumen (Suparjo, 2008), namun pemberian berlebihan dapat merusak vili-vili usus (Francis dkk, 2002), serta dapat mengganggu penyerapan mineral dan vitamin dalam tubuh (Sianturi dkk, 2013).Tanin dapat melindungi nutrien dari degradasi mikroba (Oluremi dkk, 2007), namun dapat menjadi zat antinutrisikarena menghambat penyerapan nutrient khusunya protein dan zat besi dalam usus halus (Setriyano dan Titik, 2012).

Sel darah merah merupakan bioindikator kondisi kesehatan ternak. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yaitu tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Hematokrit merupakan fraksi darah merah yang dinyatakan dalam presen dari keseluruhan darah (Soeharsono, 2010). Profil darah ternak akan mengalami perubahan seiring dengan kondisi fisiologis, antara lain pertambahan umur, status gizi, latihan, kesehatan, stres, siklus reproduksi, mikroorganisme, suhu tubuh, dan perubahan suhu lingkungan (Guyton dan Hall, 1997). Sel darah merahpada hewan domestikasi bersirkulasi dalam waktu yang terbatas, yaitu 2-5 bulan dan bergantung pada spesies (Meyer dan Harvey, 2004). Pada domba dewasa masa hidup sel darah merah adalah 137-146 ± 12,9 hari (Sherif and Habel, 1976) dan 115 hari (Schalm’s, 2010).

(3)

Berkurangnya penyerapan zat besi akan mengakibatkan penurunan zat besi dalam tubuh yang merupakan salah satu prekursor dalam sintesis sel darah merah dan hemoglobin (Setriyano dan Titik, 2012), sedangkan kurangnya penyerapan protein akan menghambat produksi hormon eritropoetin dan mengurangi aktivitas sintesis sel darah merah (Wahyuni dkk, 2013) yang pada akhirnya akan menurunkan kadar hemoglobin darah.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung limbah jeruk manis(Citrus sinensis) dalam ransum terhadap profil sel darah merah, yang meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit domba Padjadjaran.

BAHAN DAN METODE 1. Ternak Percobaan

Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah domba Padjadjaran jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur berkisar antara 24-30 bulan. Domba di peroleh dari Breeding station Laboratorium Pemuliaan dan Biometrika Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran-Sumedang.

2. Kandang Percobaan

Dua puluh kandang percobaan tipe kandang individual dengan lantai bambu bercelah, yang masing-masing berukuran (p x l x t) 110 x 50 x 90 cm. Setiap kandang percobaan dilengkapi dengan bak pakan dan minum.

3. Bahan Penyusun Ransum

Bahan yang digunakan untuk menyusun ransum adalah limbah kulit jeruk manis (Citrus

sinensis) yang di dapatkan dari rumah makan yang berada disekitar Jatinangor dan Bandung,

yang terdiri atas 65% kulit jeruk, 30-35% membran jeruk, dan 0-10% biji ( Mirzaei dan Naser, 2008). Dedak, pollard, bungkil kelapa, molases, onggok, dan tepung gaplek di dapatkan dari KSU TandangSari Tanjungsari. Ampas tahu didapatkan dari pabrik tahu yang berada di desa Sayang kecamatan Jatinangor. Kandungan dari bahan pakan penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel 1.

(4)

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Penelitian

Nama Bahan Pakan Kandungan Zat Makanan (100% BK)

BK ABU PK SK LK BETN TDN

--- % ---

Brachiaria brizantha* 32,00 10,90 6,60 32,20 1,30 49,10 56,00

Dedak Padi Halus 87,70 13,60 11,00 14,00 8,60 50,90 67,90

Tepung Gaplek 79,50 4,69 2,60 5,67 0,70 86.30 78,50 Ampas Tahu 14,60 5,10 30,30 22,20 9,90 32,50 77,90 Bungkil Kelapa/Copra 86,00 8,20 19,00 14,00 10,90 45,40 78,00 LJM Citrus sinensis 90,01 7,70 6,50 12,76 3,40 0 79,00 Molases 82,40 11,00 3,90 0,40 0,30 84,40 70,70 Pollard 88,50 5,90 18,50 9,80 3,90 61,90 69,20 Onggok 79,80 2,40 1,80 8,90 0,30 86,50 78,30

Sumber : Hasil Analisis Proksimat di Laboratorium Ternak Ruminansia dan Kimia

MakananTernak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2010) ; *) Sutardi (1983)

4. Susunan Ransum Penelitian

Ransum yang digunakan untuk penelitian ini dibuat dalam bentuk konsentrat, sedangkan pemberian rumputnya secara as-fed. Limbah jeruk manis (Citrus sinensis) yang digunakan terdiri atas beberapa level yaitu 0%, 7%, 12%, dan 17%. Susunan bahan pakan serta kandungan dari nutrisi konsentrat dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Susunan Bahan Pakan Konsentrat Penelitian

Nama Bahan Pakan Kandungan Zat Makanan (100% BK)

R0 R1 R2 R3

--- % ---

Dedak Padi Halus 27,92 27,59 27,82 28,09

Tepung Gaplek 5.36 3,22 5,4 5,43 Ampas Tahu 0.99 1,22 1,34 1,24 Bungkil Kelapa 13,00 10,14 8,1 6,59 LJM (Citrus sinensis) 0,00 7,00 12,00 17,00 Molases 3,10 3,11 3,13 3,14 Pollard 21,65 22,76 23,25 23,65 Onggok 27,98 25,32 19,53 15,58 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Perhitungan berdasarkan aplikasi Winfeed (2015) ; acuan Tabel kebutuhan Nutrisi Kearl (1982).

(5)

Tabel 3. Susunan Kandungan Nutrisi Konsentrat Penelitian

Komposisi Zat Makanan R0 R1 R2 R3

--- % --- Bahan Kering 85,15 85,419 85,848 86,305 Abu 7,56 7,721 7,937 8,134 Protein Kasar 12,00 12,00 12,00 12,00 Lemak Kasar 5,004 4,929 4,903 4,903 Serat Kasar 10,955 11,16 11,205 11,312 BETN 51,753 51,692 52,309 52,435 TDN 73,00 73.00 73.00 73,00

Sumber : Perhitungan berdasarkan aplikasi Winfeed (2015) ; acuan Tabel kebutuhan Nutrisi Kearl (1982).

5. Prosedur Penelitian Tahap Persiapan

Limbah jeruk manis diperoleh dari pedagang es jeruk dan rumah makan yang berada disekitar Jatinangor dan Bandung, lalu dikeringkan dengan pengeringan sinar matahari dan oven sampai kandungan air relatif tetap (±10%), kemudian dibuat tepung dengan menggunakan

hammer mill. Penyusunan ransum penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi winfeed

berdasarkan kondisi bahan kering.

Tahap Pendahuluan dan Penelitian

Tahap pendahuluan berlangsung selama 7 hari dan tahap penelitian berlangsung selama 6 minggu atau sekitar 42 hari. Pemberian rumput dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul 08.00 WIB dan 16.00 WIB dan pemberian konsentrat dilakukan pada pukul 13.00 WIB.Pemberian minum dilakukan secara adlibitum.

Tahap Koleksi Data

Pengambilan sampel darah dilakukan pada minggu ke enam atau minggu terakhir penelitian. Sampel darah diambil dari vena jungularis, yaitu bagian leher dengan menggunakan

vennoject dengan vaccumtube EDTA (Etil Diamin Tetra Acetid) ukuran 5 mL yang kemudian

disimpan di dalam termos dan selanjutnya sampel siap dianalisis. Tahap Analisis

Analisis sel darah merah, hemoglobin dan hematokrit menggunakan Hematology

Analyzer. Hematology Analyzeradalah alat yang digunakan untuk menganalisis darah secara

otomatis. Analisis darah dilakukan di Laboratorium YOPE Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

(6)

Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan setiap perlakuan diulang lima kali sehingga terdapat 20 unit percobaan. Perlakuan terdiri atas konsentrat yang mengandung berbagai tingkat limbah jeruk manis (Citrus sinensis) yaitu:

R0 = Rumput + Konsentrat tanpa limbah jeruk manis

R1 = Rumput + Konsentrat mengandung 7% limbah jeruk manis R2 = Rumput + Konsentrat mengandung 12% limbah jeruk manis R3 = Rumput + Konsentrat mengandung 17% limbah jeruk manis

Data yang diperoleh menggunakan sidik ragam dan kemudian diuji lanjut menggunakan uji Duncan untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profilsel darah merah yang diamati pada penelitian ini meliputi sel darah merah, hemoglobin dan hematokrit yang diperoleh dari hasil pengukuran pada akhir penelitian. Data rataan hasil pengamatan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Nilai Peubah Penelitian Pada Berbagai Tingkat Pemberian Tepung Limbah Jeruk Manis (Citrus sinensis).

Peubah R0 R1 R2 R3

Sel darah merah(106/ µL) 8,14 ± 1,98 9,68 ± 1,01 9,74 ± 1,02 10,15 ± 1,50

Hemoglobin (g/dL) 8,66±2,26 10,12±1,59 9,83±1,03 10,50±0,99

Hematokrit (%) 25,98±6,79 30,36±4,77 29,50±3,91 31,50±2,98

Keterangan :

R1 = Rumput BB + konsentrat tanpa Limbah jeruk manis

R2 = Rumput BB + konsentrat mengandung 7% Limbah jeruk manis R3 = Rumput BB + konsentrat mengandung 12% Limbah jeruk manis R4 = Rumput BB + konsentrat mengandung 17% Limbah jeruk manis Sel Darah Merah

Tabel 4. menunjukkan rataan jumlah sel darah merah dari masing-masing perlakuan,

jumlah sel darah merah terendah terdapat pada perlakuan R0 yaitu sebesar 8,14 x106/ µL dan

tertinggi terdapat pada perlakuan R3 sebesar 10,15 x 106/ µL.

Hasil analisis memperlihatkan bahwa tingkat pemberian tepung limbah jeruk manis

(Citrus sinensis) tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap jumlah sel darah merah. Hal ini berarti

bahwa pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) sampai dengan taraf 17% dalam ransum tidak mengakibatkan perbedaan rataanjumlah sel darah merah, dengan kata lain rataan sel darah merah dari setiap perlakuan relatif sama. Kondisi tersebut diduga ada peran senyawa

(7)

aktif yang terkandung dalam limbah jeruk, yang bekerja secara aktif mempertahankan kondisi sel darah merah dalam tubuh.

Rataan jumlah sel darah merah pada pengamatan ini masih dalam kisaran normal, yaitu

8,14-10,15 106/ µL, masih dalam kisaran normal sejalan dengan pendapat Banks (1993), yaitu

8-16 x 106/ µL. Hal ini dimungkinkan oleh kerja minyak atsiri dan flavonoid yang terdapat

dalam limbah jeruk manis. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dan anti inflamasi (Kasolo dkk, 2010). Antioksidan bekerja dalam melindungi sel darah merah dari radikal bebas dengan cara mendonasikan atom hidrogennya. Senyawa flavonoid yang dominan dalam genus citrus adalah hesperidin (Handayani, 2005). Kehadiran flavonoid tersebut diduga berperan dalam melindungi membran sel darah merah dan menjaga keutuhan membran sel khususnya dari oksidasi lipid penyusun membran (Kasolo dkk, 2010), khususnya dalam menjaga sel darah merah dari kehadiran saponin yang memiliki sifat detergent dan menyebabkan gangguan pada permeabilitas membran bahkan dapat melisiskan membran sel darah merah (Francis dkk, 2002). Kehadiran saponin dalam penelitian ini kadarnya masih rendah, yaitu saponin 0,143% atau masih di bawah batas penggunaan tanin yang dikemukakan oleh Widodo, 2005, yaitu 0,2% sehingga belum berdampak negatif terhadap sel darah merah.

Tanin berpotensi untuk berikatan dengan protein yang pada gilirannya akan mempengaruhi proses penyerapan protein. Hasil perhitungan kadar tanin yang terdapat dalam ransum perlakuan 0,165% masih jauh dari batas penggunaan yang dikemukakan oleh Oluremi (2007), yaitu 2-3%. Tampaknya kadar tanin dalam ransum belum berdampak negatif terhadap penyerapan nutrien. Nutrien khususnya protein dan Fe sangat diperlukan dalam sintesis sel darah merah (Setriyano dan Titik, 2012; Wahyuni, 2013).

Hemoglobin

Pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) cenderung meningkatkan kadar hemoglobin. Hal ini terlihat dari peningkatan kadar hemoglobin pada R0 sebesar 8,66±2,26 menjadi 10,50±0,99 pada R3.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap rataan kadar hemoglobin darah domba. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) hingga taraf 17% dalam ransum memperlihatkan jumlah hemoglobin yang relatif sama.

Molekul hemoglobin terdiri atas globin dan zat besi (Fe), yang pembentukannya sangat bergantung pada kecukupan protein dan mineral Fe, sehingga untuk mempertahankan kadar hemoglobin penyerapan protein dan Fe dalam tubuh tidak boleh terganggu.

(8)

Tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) mengandung senyawa aktif diantaranya tanin dan saponin. Kehadiran tanin yang berlebih dalam saluran pencernaan dapat menghambat absorbsi zat besi (Fe), serta ikatan tanin dan protein akan menghambat absorpsi nutrien, yang pada akhirnya ketersediaan Fe dan protein akan berkurang sehingga sintesis hemoglobin terganggu atau rendahnya kadar hemoglobin dalam darah (Kemuning, 2010).

Demikian pula saponin mampu membentuk ikatan kompleks dengan atom ion 𝐹𝑒2+(bervalensi

2) sehingga ketersediaan zat besi (Fe) dalam tubuh menjadi berkurang. Zat besi (Fe) merupakan prekursor utama dalam sintesis hemoglobin sehingga kehadiran tannin berpotensi mengakibatkan rendahnya kadar hemoglobin (Francis dkk, 2002).

Kandungan senyawa aktif tanin dan saponin dalam ransum penelitian tidak berdampak terhadap sintesis hemoglobin, sehingga nilai hemoglobin masih dalam keadaan normal. Hal ini karena kandungan senyawa aktif pada perlakuan tertinggi mengandung senyawa tanin sebesar 0,165%, dan saponin sebesar 0,143%masih di bawah batas yang dapat ditolerir oleh ternak domba, yaitu0,2% untuk saponin (Widodo, 2005)dan 2-3% untuk tanin (Oluremi dkk, 2007)

Selain mengandung senyawa aktif tannin dan saponin tepung limbah jeruk manis (Citrus

sonensis) juga mengandung senyawa aktif flavonoid dan minyak atsiri yang berfungsi sebagai

antioksidan (Kasolo dkk, 2010; Juwita, 2009), yang bekerja dengan cara mendonasikan atom hidrogen sehingga dapat meredam radikal bebas (Astawan, 2004) yang diproduksi akibat metabolisme yang berlebihan atau yang dapat berasal luar (eksogen).

Hematokrit

Nilai hematokrit dari masing-masing perlakuan disajikan dalam Tabel 6., rataan nilai hematokrit tertinggi terdapat pada perlakuan R3, yaitu 31,50% dan nilai terendah terdapat pada perlakuan R0 yaitu 25,98%. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian berbagai tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dalam ransum tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap nilai hematokrit domba Padjadjaran. Hal ini berarti pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus

sinensis) sampai dengan taraf 17% dalam ransum tidak mempengaruhi nilai hematokrit.

Rataan nilai hematokrit pada pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) berkisar antara 25,98 -31,50% ternyata masih dalam kisaran normal sesuai dengan pernyataan Banks (1993), yaitu 24-50%. Tinggi rendahnya nilai hematokrit dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kerusakan sel darah merah, penurunan produksi sel darah merah atau jumlah dan ukuran sel darah merah (Wardhana dkk, 2001). Hasil pengamatan memperkuat pernyataan Swenson (1970) bahwa kadar hematokrit, hemoglobin, dan sel darah merah mempunyai hubungan positif dengan meningkatnya persentase hematokrit maka jumlah sel darah merah

(9)

dan kadar hemoglobin juga meningkat. Hal ini selaras dengan nilai sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit yang pada perlakuan mengalami peningkatan yaitu 8,14

-10,15x106 /µl darah untuk sel darah merah; 8,66-10,50 g/dL untuk hemoglobin; dan

25,98-31,50% untuk hematokrit. Kesimpulan

Pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dalam ransum sampai level 17% tidak mengubah kisaran normal profil sel darah merah domba Padjadjaran jantan.

Saran

Pemberian tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) sampai dengan taraf pemberian 17% dalam ransum dapat mempertahankan profil sel darah merah domba Padjadjaran jantan dalam kondisi normal,sehingga taraf penggunaan masih dapat di tingkatkan akan tetapi harus memperhatikan kandungan senyawa aktif agar tidak berdampak negatif terhadap ternak domba. Ucapan Terimakasih

Terimakasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Padjadjaranyang telah mendanai penelitian ini melalui Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) tahun 2015, yang berjudul Perbaikan Profil Lipid Daging Domba Melalui Penambahan Limbah Jeruk, dengan nomor kontrak 393/UNG.R/P.L/2015 tanggal 16 Februari.

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Tiga Serangkai. Solo. Banks, W.J., 1993. Applied Veterinary Histology. Philadelphia: Mosby Year Book. 260-276 Chattopadhyay I, Biswas K, dan Bandyopadhyay U. 2004. Turmeric and Curcumin: Biological

Actions and Medicinal Applications. Review Article. Current Science. 87(1): 44-53

Francis, G., Zohar, K., Harindes P., Makkar., dan Becker. 2002. The Biological Action of

Saponnins in Animal Systems. A Journal of Nutrition, 88, (587-605).

Guyton, A. C. dan J. E. Hall. 1997. Sel Darah Merah, Anemia, dan Poloisitemia. Didalam

Fisiologi Kedokteran. Terjemahan: dr. Irawati, dr. L. M. A. Ken Arita Tengadi dan dr.

Alex Santoso. Penerbit Buku Kedokteran, E. G. C, Jakarta.

Handayani, Sri., Sunarto., dan Susila Kristianingrum. 2005. Kromatografi Lapis Tipis Untuk

Penentuan Kadar Hesperidin Dalam Kulit Buah Jeruk. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Juwita, Desty. 2009. Efek Minyak Atsiri Bawang Putih Allium sativum terhadap Jumlah Sel

darah merah.(Studi Eksperimental pada Tikus Wistar yang Diberi Diet Kuning Telur).

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang

Kasolo, J.N.; Bimenya, G.S.; Ojok, L.; Ochieng, J.; dan Ogwal-Okeng, J.W. Phytochemicals

and uses of Moringa oleifera leaves in Ugandan rural communities. J. Med. Plant Res.

2010, 4, 753–757.

Kearl, 1982. Nutien Requirement of Ruminant in Developing Countries International Feedstuffs

(10)

Kemuning, Asri Ragil dan Neni Susilaningsih. Uji Toksisitas Subkronis Ekstrak Valerian Pada

Tikus Wistar : Studi Terhadap Kadar Hemoglobin dan Indeks Sel darah merah. Fakultas

Kedokteran Universitas Dipenogoro.

Laboratorium Kimia Organik. 2013. Analisis Kimia Tepung Limbah jeruk manis (Citrus

sinensis). Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran. Sumedang.

Laboratorium Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan ternak. 2010. Hasil Analisis Proksimat. Fakultas peternakan Universitas Padjadjaran.

Meyer, D.J. and J.W. Harvey. (2004). Veterinary Laboratory Medicine Interpretation &

Diagnosis. Third edition. USA: Saunders.

Mirzaei, A. A., dan Naser, M. S. 2008. Nutritive Value of Some Agro-Industrial By-products

for Ruminants – A Review, World Journal of Zoology 3 (2). p 40-46.

Muhtadin, Ahmad Fathur., Ricky Wijaya., Pantjawarni Prihatini., dan Mahfud. 2013.

Pengambilan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Segar dan Kering dengan Menggunakan Metode Steam Distillation. Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS), Surabaya.

Oluremi, O. I. A., Ngi, J., dan Andrew, I. A. 2007. Phytonutriens in Citrus Fruit Peel Meal and

Nutritional Implication for Livestock Production. University of Agriculture Makurdi

Benue State. Nigeria.

Schalm’s. 2010. Veterinary Hematology 6ed. Wiley – Blackwell : USA

Sherif D dan Habel JD. 1976. Sheep Haematology in Diagnosis. The University of Sydney. Sydney

Setriyano., dan Titik Anggraeni. 2012. Hubungan Konsumsi Teh Dengan Kadar Haemoglobin

di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia.

Sianturi, Sister., Masitta Tanjung., dan Emita Sabri. 2013. Pengaruh buah terong belanda

(Solanum betaceum cav.) Terhadap jumlah Sel darah merah dan kadar hemoglobin mencit jantan (mus musculus l.) Anemia strain ddw melalui induksi natrium nitrit (nano). Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak: Fenomena dan Nomena Dasar, Fungsi, dan Interaksi

Organ pada Hewan. Widya Padjadjaran. Bandung.

Suparjo. 2008. Saponin: Peran dan Pengaruhnya Terhadap ternak dan manusia. Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Swenson, M.J. 1970. Duke’s Physiology of Domestic Animals, 8th edition. Comstock Publishing Association A Division of Cornell University Press. Ithaca, London. Wahyuni, N. Y., Mayasari., dan Abun. 2013. Pengaruh Penggunaan Ekstrak Kulit Jengkol

(Pithecellobium Jiringa (Jack) Prain ) Dalam Ransum Terhadap Nilai Hematologi Ayam Broiler. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung.

Wardhana, April H, E Kenanawati, Nurmawati, Rahmaweni, dan C.B. Jatmiko. 2001.

Pengaruh Pemberian Sediaan Patikaan Kebo (Euphorbia Hirta L) terhadap Jumlah Sel darah merah, Kadar Hemoglobin, dan Nilai Hematokrit pada Ayam yang Diinfeksi dengan Eimeria tenella. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Vol. 6 No. 2 Th. 2001.

Bogor.

(11)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Mohamad Fadila

NPM : 200110120052

Judul Artikel : Pengaruh Pemberian Tepung Limbah Jeruk Manis (Citrus sinensis)

dalam Ransum Terhadap Profil Sel Darah Merah Domba Padjadjaran

Jantan

Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini.

Dibuat di Jatinangor, tanggal 10 Mei 2016

Mengetahui, Penulis,

Pembimbing Utama,

(Dr. Ir. Elvia Hernawan, M.S.) (Mohamad Fadila)

Pembimbing Anggota,

Referensi

Dokumen terkait

Madidihang yang tertangkap di daerah rumpon pada bulan Oktober – April 2019 didominasi ukuran panjang cagak 60 – 85 cm dengan ukuran berat dominan 3 – 13 kg, sebagain besar

Molo adong pangalaho na masa di masyarakat umum na maralo tu Patik dohot haporseaon ni Huria, manang hagogoon na naeng manuruk tu tongatonga ni Huria, isarana, hamajuon

Melihat potensi yang ada pada Kelompok Tani Minang Setia, pembuatan pupuk organik (pupuk kandang dan kompos) merupakan hal yang sangat mendesak, maka

[r]

Kecocokan dengan zat tambahan lain dalam campuran harus diperiksa, penambahan kembali air pada beton lebih dari sekali untuk mengembalikan slump dapat menyebabkan reduksi

[r]

[r]