• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

1. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Garis a. Pengertian Garis ( Line Art)

Pengertian garis menurut Leksikon Grafika (54) adalah benda dua dimensi tipis memanjang. Sedangkan Lillian Gareth (48) mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis.

Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain-lain. Bagi seni rupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya senirupa. Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan.

Garis merupakan elemen dasar dalam seni rupa yang mengandung arti lebih dari sekedar goresan, karena garis dengan iramanya dapat menimbulkan suatu kesan simbolik pada pengamatnya. Peranan garis sangat penting dalam proses perwujudan bentuk, karena garis sangat menentukan kualitas ekspresi seorang seniman yang nampak pada sapuan-sapuan atau dalam pemberian aksentuasi tertentu pada objek penciptaannya. Ketika garis diberi struktur, seperti misalnya disusun melalui ritme, simetri, keseimbangan akan membentuk pola-pola tertentu sehingga

(2)

garis sudah dapat berbicara sebagai media ekspresi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Djelantik (2001: 20) bahwa:

Garis-garis bisa disusun sedemikian sehingga menimbulkan ilusi pada pengamat, yakni “kesan buatan”. Membuat persepsi yang diterima sang pengamat lain dari pada yang sesungguhnya. Suatu teknik gambar yang dipakai sehari-hari yang disebut perspektif memberi ilusi jarak jauh dan dekat dengan mengarahkan garis-garisnya ke suatu titik jauh pada horison atau cakrawala sama dengan akhir pandangan mata.

Dalam hal ini garis memiliki kesan imajiner terhadap

pengamatnya, sehingga garis sangat fundamental untuk

menghadirkan ekspresi dalam suatu karya seni lukis, baik dalam proses penyusunan, perancangan bentuk realistik maupun imajiner sangat tergantung dari penguasaan garis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penguasaan terhadap sifat-sifat garis sesuai dengan iramanya seperti garis lurus memberikan perasaan yang berbeda dengan garis melengkung, yang lurus memberi kesan kaku dan yang melengkung memberi kesan luwes dan lemah lembut. Di samping itu kesan garis juga sangat tergantung dari ukuran, tebal tipisnya (volumenya). Garis yang menjadi bahasa pokok dalam berekspresi menurut Blake, yang diungkap kembali oleh Read (Soedarso Sp., 2000 : 20), bahwa pedoman yang penting dan ampuh bagi seni, juga buat kehidupan ini, adalah makin nyata, tajam, dan kuat garis batasnya, makin sempurna karya seni, dan kekurangjelasan serta kekurangtajaman pada garis besarnya merupakan bukti dari lemahnya imajinasi, peniruan, dan kecerobohan.

b. Fungsi Garis

Fungsi garis yaitu untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini sering disebut garis blabar

(3)

(garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi. Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis grafis. Untuk memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini sering disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan jalan meraba.

Penggunaan garis dalam desain komunikasi visual berbeda dengan fungsi garis pada gambar teknik atau gambar kerja. Desain komunikasi visual tidak terikat pada aturan atau ketentuan dalam pemakaian garis. Garis adalah elemen visual yang dapat dipakai dimana saja dengan tujuan untuk memperjelas dan mempermudah pembaca. Bisa juga dijadikan fantasi visual agar pembaca terkesan dengan desain Anda.

c. Jenis-jenis Garis

Wujud garis sangat bervariasi. Pemilihan garis dapat disesuaikan dengan kebutuhan desainnya . Garis dapat dibedakan berdasarkan arah, cara membuat, dan bentuk.

1) Berdasarkan arahnya garis dapat dikelompokkan menjadi :  Garis vertikal

 Gais horizontal  Garis diagonal

(4)

2) Berdasarkan cara membuatnya garis dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

 Garis formal

Garis formal adalah garis yang dibuat secara resmi menggunakan alat gambar dan alat ukur.

Gambar 3.2 Garis Formal

Sumber: https://alfysta.wordpress.com/2012/06/19/pembahasan-snmptn-2010-bidang-matematika-ipa/

 Garis informal

Garis informal adalah garis yang dibuat berdasarkan keinginan sipembuat tanpa alat ukur.

Gambar 3.3 Garis Informal Sumber:

https://alfysta.wordpress.com/2012/06/19/pembahasan-snmptn-2010-bidang-matematika-ipa/

(5)

3) Garis berdasarkan bentuk dikelompokkan menjadi :  Garis lurus  Garis zigzag  Garis berombak  Garis lengkung  Garis lingkar

Gambar 3.4 Garis lurus, zigzag, berombak, lengkung, lingkar Sumber : Ilustrasi Yogi Kustiar, 2015

Setiap garis menimbulkan kesan psikologis dan persepsi tersendiri. Misalnya garis yang membentuk ‘S’, sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Bandingkan dengan garis yang membentuk ‘Z’, terkesan tegas dan kaku. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita menyamakan dengan bentuk lengkung seperti bentuk tubuh atau ombak di laut.

(6)

Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Sebagai contoh adalah bila kita melihat garis berbentuk ‘S’, atau yang sering disebut ‘line of beauty’ maka kita akan merasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk-bentuk yang dominan dengan bentuk-bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut.

Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan keanggunan, gerakan, pertumbuhan

2. Komik sebagai Media Pendidikan

Menurut “Adam Schwartz” Para penulis memperkenalkan manga untuk para pengajar, terinspirasi oleh komik yang masuk ke budaya populer AS. Kata manga mengacu khusus untuk dicetak, komik gaya Jepang yang ditemukan di format baru grafis tidak harus bingung dengan istilah anime (animasi kartun Jepang, termasuk gambar bergerak di televisi, film, video game). Ada dua alasan kuat yang mengarahkan perhatian pendidik terhadap manga. Pertama, telah terjadi peningkatan tajam dalam popularitas komik , terbukti dengan penjualan rekor manga di seluruh Amerika Serikat; kedua, penulis berpendapat bahwa manga membutuhkan jika tidak menuntut kritis, kemampuan membaca multimodal. Walaupun para ahli di bidang pendidikan telah meneliti peran budaya populer di kaum muda, popularitas manga khusus belum ditangani oleh pendidik dan peneliti keaksaraan. Artikel ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tentang manga, mengeksplorasi fitur semiotik mereka, dan

(7)

menekankan tuntutan multimodal dari teks-teks pada pembaca. Para penulis juga mengeksplorasi bagaimana manga berfungsi sebagai situs untuk negosiasi dan menciptakan identitas alternatif. Sebuah sejarah dan survei dari berbagai gaya genre, serta hubungan antara manga dan Pembelajaran literatur baru. Akhirnya, penulis mengeksplorasi cara-cara di mana manga dapat membantu atau memfasilitasi pembelajaran di kelas sebagai praktik kebahasaan.

3. Komik Sebagai Pillihan Bacaan Lain Disamping Buku

Menurut “Tilley, Carol L” Banyak orang, bahkan pustakawan yang rela menambah komik untuk koleksi mereka, sering mengabaikan pentingnya komik. Dibandingkan dengan membaca buku biasa, membaca komik tampaknya menjadi kegiatan sederhana dan dibandingkan dengan membaca buku-buku, membaca komik mungkin lebih banyak. Kemudian, komik tidak hanya memiliki kata-kata, tetapi juga gambar tampaknya membawa sebagian makna. Membaca komik tidak pernah bisa mendekati kompleksitas membaca teks . Namun, dalam kenyataannya, membaca komik adalah kegiatan yang kompleks. Membaca teks berhasil, termasuk komik, membutuhkan lebih dari decoding kata-kata pembaca harus mendekati teks dengan pemahaman tentang konvensi sosial, bahasa, dan budaya yang relevan jika membaca adalah untuk menyebabkan pengetahuan yang bermakna atau tindakan.

(8)

B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN

1. Perwajahan / Tata letak (layout)

Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Elemen Layout dibagi menjadi tiga : elemen teks, elemen visual, invisible elemen. Prinsip dasar

layout adalah prinsip dasar desain grafis. Antara lain : Sequence / urutan, Emphasis / penekanan, Balance / Keseimbangan, Unity / Kesatuan.

a. Sequence

Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Dr. Mario R. Garcia dan Pagie Stark tahun 2007. Di wilayah-wilayah pengguna bahasa dan tulisan latin. Orang membaca dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah. Karena itu pada materi-materi publikasi. Urutan/alur pembacanya kebanyakan didesain berdasarkan kecenderungan tersebut. Namun tidak hanya itu saja. Arah gerak mata juga dipengaruhi oleh hal-hal lain berupa pemberian emphasis/pembedaan pada suatu objek, seperti warna, ukuran, style, dan lain-lain. Kecenderungan lain adalah membaca dengan

sequence seperti huruf Z, selain itu banyak juga sequence lainnya supaya

lebih mudah mengingatnya diwakilkan dengan huruf-huruf : C, L, T, I dan banyak lagi

(9)

Gambar 3.5 Layout komik marvel

Sumber: http://segiempat.com/aneh-unik/unik/beberapa-fakta-gila-tentang-marvel-comics

Gambar 3.6 Layout Sequence

Sumber: huruf Z “Layout dasar dan penerapannya penulis : Surianto Ruslan, S.Sn”

b. Emphasis

Salah satu pembentuk emphasis adalah kontras. Kontras tersebut bertujuan untuk membangun sequence. Ada bermacam-macam cara menciptakan kontras, bila lewat ukuran, posisi, warna, bentuk, konsep yang berlawanan.

Selain kontras, emphasis bisa juga diciptakan lewat elemen-elemen layout yang mengandung pesan-pesan yang unik, emosional atau kontroversial. Efeknya akan lebih kuat dalam menarik orang untuk membacanya.

(10)

Emphasis dapat dicapai melalui kontras. Jan Tschichold

mengatakan : sesuatu akan terlihat lebih jelas bentuknya, bila ada kebalikannya. Kita kita tidak akan mengerti apa itu siang hari kalau tidak ada matahari. Cara untuk mencapai kontras tidak terbatas: paling mudah adalah melalui besar/kecil, terang/gelap, horisontal/vertikal, kotak/bulat, halus/kasar, tertutup/terbuka, berwarna/hitam putih, semuanya menyediakan banyak kemungkinan bagi terciptanya desain efektif.

Gambar 3.7 Emphasis cover Ironman

Sumber: https://superherogeorge.wordpress.com/2015/03/28/comic-book/

c. Balance

Dalam desain grafis, kita mengenal ada dua macam balance, yaitu

balance simetris dan balance asimetris. Balance/keseimbangan yang

dicapai secara simetris adalah dengan pencerminan. Keseimbangan yang simetris dapat dibuktikan dengan tepat secara matematis, sedangkan yang asimetris keseimbangan lebih bersifat optis atau: “kelihatannya seimbang”. Keseimbangan yang dicapai lewat simetris

(11)

sebagai contoh dapat dijumpai pada mahluk hidup dan benda-benda. Contohnya kupu-kupu dan jam pasir.

Gambar 3.8 layout balance

Sumber: Layout dasar dan penerapannya penulis : Surianto Ruslan, S.Sn

Gambar 3.9 Layout Balance pada komik

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/542a9449902cfe090e8b4578/marvel-now--titik-untuk-memulai-guide-singkat-memulai-baca-komik-marvel

(12)

d. Unity

Unity tidak berarti hanya kesatuan dari elemen-elemen yang secara fisik kelihatan. Namun juga kesatuan antara yang fisik dan yang non-fisik yaitu pesan/komunikasi yang dibawa dalam konsep desain tersebut.

Gambar 3.10 Layout Unity

Sumber: Layout dasar dan penerapannya penulis : Surianto Ruslan, S.Sn

Gambar 3.11 Layout Unity pada cover Batman

Sumber: //robot6.comicbookresources.com/2010/05/a-closer-look-at-those-fringe-alternate-reality-covers/

(13)

C. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN

1. Jilid

a. Jilid Lem

Jilid lem (perfect binding), adalah jenis penjilidan yang lazim digunakan saat ini. Prinsipnya adalah merekatkan helai-helai kertas menjadi satu blok naskah padat dengan lem.

Perfect Binding :

Sewn Case Binding :

Velo Binding :

Gambar. 3.12 Binding

(14)

b. Jahit Benang

Jahit benang yaitu teknik jilid yang menggabungkan dua atau lebih lipatan-lipatan halaman dengan menggunakan jarum

dan benang.

sumber : idblognetwork penjilidan-buku.htm

Sewn Soft Cover :

Gambar 3.13 contoh Jilid jahit benang Sumber: idblognetwork penjilidan-buku.htm

c. Teknik jilid kawat/spiral

Jahit kawat - Teknik jilid yang banyak dilakukan untuk menyatukan lembaran-lembaran tercetak yaitu dengan jahit kawat (wire staples).

Kawat Spiral :

Spiral Doublee Loop : Gambar 3.14 contoh Jilid spiral

(15)

Loose Leaf :

Plastic Comb :

sumber : idblognetwork penjilidan-buku.htm

2. Teknik Cetak

a. Cetak Offset (Offset Printing)

Adalah suatu teknik mencetak dengan menggunakan pelat yang datar sebagai acuan cetak. Cetak offset sheeted banyak digunakan untuk mencetak pekerjaan seperti majalah, buku, brosure, kalender, poster, dll. Cetak web offset digunakan untuk mencetak koran, tabloid, buku atau majalah yang menggunakan kertas yang lebih tipis dibanding cetak sheetfed.

Cocok untuk mencetak diatas kertas dengan berat sekitar 100 – 270 gram. Untuk mencetak dengan jumlah sekitar diatas 1000 exp hingga 10.000 exp untuk mencetak majalah, buku, brosur dan lainnya dengan kualitas tinggi.

(16)

b. Cetak Flexografi (Flexography Printing)

Cetak Flexografi adalah suatu teknik cetak yang menggunakan acuan cetak berupa pelat dari karet atau photopolymer. Cetak flexografi dikenal juga sebagai cetak tinggi karena tinta dialihkan dari area cetak yang lebih tinggi ke media cetak. Digunakan untuk mencetak karton gelombang, kemasan label.

c. Cetak Rotogravure (Rotogravure Printing)

Cetak Rotogravure adalah suatu teknik cetak yang menggunakan silinder sebagai acuan cetaknya dan sering disebut dengan cetak dalam oleh karena tinta yang berada dibagian dalam image area dialihkan dari silinder langsung ke media cetak. Digunakan untuk mencetak mencetak kemasan permen, rokok, plastik tipis, alumunium foil ataupun flexible packaging

d. Cetak Sablon ( Screen Printing)

Cetak sablon (Cetak sharing / screen printing) adalah suatu teknik cetak yang menggunakan Silk Screen sebagai acuan cetaknya. Dapat mencetak diatas hampir semua benda padat seperti gelas, kaca, keramik, alumunium, seng, mika, plastik, kertas dan lainnya.

e. Cetak Digital (Digital Printing)

Cetak digital atau Digital Printing adalah suatu teknik cetak tanpa melalui proses pembuatan acuan cetak, melainkan melalui proses digital.

(17)

3. Laminating

a. Laminating Lapisan Tipis

 Laminating Doff : menghasilkan hasil doff (tidak

mengkilat) pada permukaan kertas

 Laminating Glossy : menghasilkan hasil mengkilat pada

permukaan kertas.

 Laminating Blink : Menghasilkan pola gambar yang

kecil – kecil pada permukaan kertas a. Pernish atau UV

Menghasilkan hasil yang mengkilat pada permukaan kertas, sama dengan Doff namun tidak menggunakan plastik, tapi menggunakan cairan khusus

b. Spot UV

Menghasilkan permukaan yang mengkilat pada area tertentu, seperti pada judul buku, gambar pada cover atau area tertentu lainnya

Sumber : http://www.saranacetak.com/finishing_percetakan.php

D. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN

Pemasaran produk komik untuk yang dibuat ini ditujukan kepada masyarakat perkotaan dengan daya beli menengah, apabila di produksi dengan cetak ofset harga produk berkisar 30.000 rupiah. Pemasaran dari produk komik saat ini masih sangat bagus prospek nya, dimana bisa dilihat di toko buku seperti Gramedia komik merupakan salah satu jenis bacaan yang memiliki minat baca yang tinggi, dimana di rak toko buku banyak ditemukan komik-komik. Di toko buku ini masih di dominasi oleh komik luar seperti contohnya komik Manga, maka dari itu peluang dari komik lokal yang memiliki cerita dan konsep baru dan menarik bisa menjadi salah satu pilihan bacaan bagi masyarakat Indonesia sendiri.

Gambar

Gambar 3.1 Garis Vertikal, horizontal, dan diagonal, Sumber : Yogi Kustiar, 2015
Gambar 3.2  Garis Formal
Gambar 3.4 Garis lurus, zigzag, berombak, lengkung, lingkar  Sumber : Ilustrasi Yogi Kustiar, 2015
Gambar 3.5 Layout komik marvel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada tidak adanya perlakuan yang bersifat diskriminatf terhadap tenaga kerja perempuan di tempat kerja 4. Dimana dari

Berdasarkan pembahasan dan hasil implementasi serta pengujian dapat disimpulkan bahwa film dokumenter “Menenun Harapan Menyatukan Budaya” dapat dijadikan sebagai sarana

But, if marhusip is held by the two side that ever know before where the prospective bride parents are hula-hula of prospective bridegroom parents where on Batak culture

Metode kerja kelompok merupakan metode pembelajaran yang mana siswa dalam sebuah kelompok diminta untuk menyelesaikan tugas- tugas tertentu dari guru. Metode Tutor

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PADA PEKERJA DI PT ANUGERAH SAWIT MAKMUR, KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

Mengingat bahwa dari desain yang digunakan dalam sebuah kursi akan berhubungan dengan suatu ilmu statika mengenai suatu gaya dan sistem elemen struktur yang

[r]

Merkuri dapat mengurangi kadar glutathione dalam tubuh dan ketika glutathione habis di otak, spesies oksidatif reaktif meningkat, dan SSP dan sinyal sel terganggu oleh eksposur