• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk yang ada di Negara ini, dimana akan muncul banyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk yang ada di Negara ini, dimana akan muncul banyak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang mempunyai wilayah yang sangat luas, dimana jumlah penduduknya sangat besar. Lebih dari 250 juta penduduk yang ada di Negara ini, dimana akan muncul banyak masalah yang komplek yang harus dihadapi. Salah satu masalah yang sangat komplek yang dihadapi adalah permasalahan kemiskinan.Bagi Indonesia permasalahan kemiskinan menjadi satu permasalahan tersendiri yang dari tahun ke tahun tidak pernah terselesaikan dengan berbagai kebijakan pemerintah yang telah diterapkan.Diperlukan suatu strategi yang terpadu.Pemerintah juga terus berusaha menekan angka kemiskinan dengan program penanggulangan kemiskinan di berbagai sektor kehidupan.

Kemiskinan merupakan suatu permasalahan masyarakat yang sangat mendasar. Karena di satu sisi menentuk an tingkat perkembangan suatu masyarakat dan di sisi lain menjadi salah satu indikator tidak berhasilannya proses pembangunan. Kemiskinan juga menjadi tanda dari perkembangan ekonomi pasar yang timpang dan kemunduran berbagai institusi sosial di dalam memecahkan persoalan penduduk.Data Badan Pusat Statistik tahun 2013 menunjukan masih tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia.

(2)

Gambar 1.1

Dinamika kemiskinan dan penanggulangannya di Indonesia juga turut berkembang.Angka kemiskinan tidak dapat turun dengan signifikan karena inflasi yang dirasakan oleh masyarakat miskin juga tinggi.Kondisi global yang berimbas pada situasi nasional, mendorong kenaikan harga-harga, kenaikan bahan-bahan pokok yang tertinggi di antara kelompok pengeluaran untuk bahan -bahan lainnya.Pengeluaran rumah tangga miskin untuk bahan pokok ini rentan terhadap kenaikan harga pangan.

Upaya penanggulangan kemiskinan sudah dilakukan pemerintah sejak dari dulu sampai sekarang secara terus menerus. Pada awal 1990 -an pemerintah Indonesia membuat beberapa kebijakan dan program untuk menggalakkan penanggulangan kemiskinan, seperti Impres Desa Tertinggal, Tabungan Keluarga Sejahtera, dan Kredit Keluarga Sejahtera. Penanggulangan kemiskinan tertuang dalam agenda besar pembangunan

(3)

Indonesia yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah. RPJMN 2010-2014 telah menetapkan sasaran pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, antara lain menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar 8-10% di akhir 2014.

Dengan berpedoman pada RPJMN 2010-2014, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dari program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk menguran gi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Dalam Perpres ini dibentuklah suatu tim untuk menanggulangi kemiskinan yaitu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TKP2K) di tingkat pusat yang keanggotaannya terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainya. Sedangkan di provinsi dan kabupaten/kota dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD).

TKPKD merupakan tim yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di daerah. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42 Tahun 2010 Tentang Tim Koordinasi

(4)

Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota.TKPKD mempunyai tugas untuk peningkatan dan percepatan upaya penanggulangan kemiskinan dengan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan, dan penajaman kebijakan penanggulangan kemiskinan.

Sehubungan dengan penyampaian data dan informasi penanggulangan kemiskinan, berdasarkan Perpres No 15 tahun 2010 serta Permendagri No 42 Tahun 2010, program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. Program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok program atau klaster.

Tabel 1.1.

Instrumen Utama Penanggulangan Kemiskinan

Sumber : TNP2K, 2011

(5)

Kota Surakarta merupakan kota yang sedang dalam proses berkembang dan membenahi diri. Kota Surakarta mempunyai jumlah penduduk yang besar, kepadatan penduduk di kota ini juga s angat tinggi. Tetapi permasalahan di kota ini sebenarnya cukup komplek, salah satunya adalah permasalahan kemiskinan.

Maka merespon terhadap Perpres tersebut Pemerintah Kota Surakarta juga telah menetapkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 414.6.05/72-A/1/2010, tanggal 13 Oktober 2010, tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Surakarta. Pembentukan TKPKD dimaksudkannya menjadi forum lintas sektor dan pelaku sebagai wadah koordinasi dan sinkronisasi strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penanggulangan kemiskinan Kota Surakarta yang terdiri dari: pemerintah daerah kabupaten/kota, representasi masyarakat miskin, organisasi non pemerintah/LSM, sektor swasta, perguruan tinggi.

Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan melibatkan berbagai sector dan berbagai bidang. Terdapat lima bidang prioritas dalam penanggulangan kemiskinan yaitu pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, tenaga kerja dan pemukiman/perumahan. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti mengambil program dibidang pendidikan dan kesehatan karena kota Surakarta sendiri menjadi salah satu percontohan bagi pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang masuk dalam klaster I tersebut. Pemerintah kota Surakarta membuat program kartu pintar (BPMKS) dan kartu sehat (PKMS). Program ini

(6)

mendapat respon yang baik dan banyak ditiru didaerah lain. Program ini menjadi pionir bagi daerah lain untuk menerapkan program yang sama dalam program penanggulangan kemiskinan. Tetapi dari data penduduk yang ada jumlah penduduk miskin cenderung bertambah maka hal ini menjadi permasalahan yang perlu ditindak lanjuti.

Salah satu permasalahan yang terjadi adalah data di tingkat nasional menunjukan menurunnya tingkat kemiskinan tetapi di Surakarta sendiri tingkat kemiskinan cenderung naik. Angka garis kemiskinan di Surakarta juga tinggi karena adanya kesenjangan yang besar antara orang kaya dan miskin.Hal ini dapat dilihat dari data yang diambil oleh TKPKD Kota Surakarta.

Tabel 1.2.

Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta

No Kecamatan Jumlah Penduduk Miskin

Tahun 2011 Tahun 2012

1 Kecamatan Laweyan 21.176 22.985

2 Kecamatan Serengan 11.844 14.436

3 Kecamatan Pasar Kliwon 26.189 27.998

4 Kecamatan Jebres 31.869 44.414

5 Kecamatan Banjarsari 42.544 53.642

Jumlah 133.622 163.642

Sumber : Keputusan Walikota Surakarta tentang penetapan jumlah penduduk miskin kota Surakarta tahun 2011 dan 2012

(7)

Dari tabel di atas menunjukan kenaikan jumlah penduduk di Kota Surakarta yang sangat tinggi. Dari tahun 2011 dengan 133.622 jiwa menjadi 163.642 pada tahun 2012, terdapat kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 30.020 jiwa atau sekitar 22 %. Angka tersebut sangatlah tinggi apabila melihat dari perkembangan kota Surakarta sendiri. Maka permasalahan ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerin tah daerah kota Surakarta. Segala upaya dilakukan agar jumlah penduduk miskin di kota Surakarta dapat menurun.

Pelaksanakan program penanggulangan kemiskinan diperlukan manajemen yang baik agar program tersebut tepat sasaran.Manajemen yang baik juga harus dilakukan guna menghindari kesalahan dalam merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi pelaksanaannya.Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan sehingga program penanggulangan kemiskinan dapat tercapai.

Manajemen program adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan dalam melaksanankan suatu kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Istiawan Dipohusodo (1996:10). Manajemen program merupakan implementasi dari sebuah kebiajakan yang dibuat oleh pemerintah.Manajemen digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam kebijakan tersebut dalam hal ini kebijakan penangg ulangan

(8)

kemiskinan. Manajemen program penanggulangan kemiskinan dilakukan oleh tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah sebagai sebuah kegiatan mengkoordinasi sumber daya manusia dan melaksanakan fungsi -fungsi manajerial dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Tujuan dari program penanggulangan kemiskinan adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam penelitian ini terdapat tiga instrumen utama dalam program penanggulangan kemiskinan. Fokus kajian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial. Karena program ini bertujuan untuk memenuhi hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup penduduk miskin yang merupakan program awal dari tiga instumen program penanggulangan kemiskinan . Data penduduk miskin harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan dan harus melalui perencanaan yang matang untuk melaksanakan prog ram tersebut. Dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan klaster I ini masih banyak kekurangan dengan melihat data jumlah penduduk miskin kota Surakarta yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Maka perlu perhatian khusus bagi pelaksanaan pr ogram penanggulangan kemiksinan klaster I.

Dengan latar belakang ini masalah manajemen program penanggulangan kemiskinan akan menjadi fokus utama dalam penelitian

(9)

ini, dimana permasalahan kemiskinan di Kota Surakarta sendiri sampai sekarang tidak terselesaikan dengan baik. Pemerintah Kota Surakarta sendiri sudah membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) sejak 2010. Maka permasalahan ini perlu dikaji secara lebih mendalam dengan suatu penelitian tentang bagaimana manajemen program penanggulangan kemiskinan yang sudah dilakukan oleh TKPKD kota Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas maka, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana manajemen Program Penanggulangan Kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial yang dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen penanggulangan kemiskinan di kota Surakarta melalui Tim Koo rdinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) ditinjau dari perencanaan, pengorganisasian, pergerak an dan pengawasannya.

(10)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah sebagai media pembelajaran dan menambah wawasan tentang manajemen program yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta dalam mengatasi permasalahan kemiskinan, serta akan melatih peneliti untuk lebih berpikir kritis dan lebih peduli terhadap isu -isu yang ada di masyarakat.

2. Manfaat dari penelitian ini bagi pemerintah adalah untuk memberikan evaluasi dari segi manajemen dan keberhasilan dalam pelaksanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan yang dilak ukan oleh pemerintah melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di Kota Surakarta.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial. 4. Sebagai acuan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rudyawan dan Badera, opini going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor di mana seorang auditor mengalami kesangsian besar terahadap

a) Melakukan identifikasi kurikulum berjalan untuk memahami aspek, teknik serta indikator materi lingkungan yang telah tercakup di dalam kurikulum SMA IT Nur Hidayah. b)

Mobilitas Vertikal merupakan bagian dari mobilitas sosial vertikal naik, yang memiliki pengertian yaitu perpindahan kedudukan sosial seseorang

Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil selaku sekretaris Program Studi Kimia Pascasarjana dan juga sebagai komisi penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk

4 Andri Herviana, 2018: Pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian smartphone asus: studi kasus pada mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Hasil yang dicapai yaitu: (1) Inovasi pemasaran melalui digital marketing dan media pemasaran menggunakan sosial media Facebook, WhatsApp, serta marketplace (sudah

Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sektor Mahakam mengenai sejauh mana strategi komunikasi Divisi safety yang telah dilakukan untuk memberikan kinerja yang lebih optimal dalam

Bidang Produk Jasa Pos dan Operasi dipimpin oleh Senior Manager yang selanjutnya disebut Senior Manager Produk Jasa Pos dan Operasi. Senior Manager mempunyai