• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI – MARET 2014

A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang

1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2014 tercatat defisit sebesar US$ 48,95 miliar, meningkat 60,91% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat defisit sebesar US$ 30,42 miliar. Total perdagangan Jepang-Dunia pada periode Januari-Maret 2014, tercatat sebesar US$ 388,51 miliar, atau naik 1,14% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 384,12 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Dunia sebesar US$ 169,78 miliar, atau turun 4,0% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 176,85 miliar, dan impor sebesar US$ 218,73 miliar, atau naik 5,53% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 207,27 miliar.

2. Ekspor Jepang ke Dunia periode Januari-Maret 2014 terbesar ditujukan ke Amerika Serikat sebesar US$ 31,38 miliar, atau turun 1,46% dibanding periode yang sama tahun 2013, dan merupakan 18,48% dari total ekspor Jepang ke Dunia. Kemudian, ke China sebesar US$ 30,12 miliar, atau naik 2,78% dibanding periode yang sama tahun 2013. Korea Selatan sebesar US$ 13,29 miliar (-8,65%); Taiwan US$ 9,83 miliar (-8,15%); Hongkong US$ 8,47 miliar (-0,10%); Thailand US$ 7,74 miliar (-19,29%), dan Singapura US$ 5,29 miliar (+7,02%). Sedangkan, Indonesia di peringkat ke-9, dengan nilai sebesar US$ 3,76 miliar (-13,89%).

3. Komoditi ekspor non-migas utama Jepang ke Dunia, yang meningkat periode Januari-Maret 2014 adalah Machines And Apps Used Soley For Manufacture Of (HS 8486) sebesar US$ 3,90 miliar (40,04%); dan Machines And Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 1,85 miliar (3,31%). Sementara itu, Motor Cars & Oth Motor Vehicles (HS 8703) sebesar US$ 21,48 miliar, mengalami penurunan 0,41% dibanding periode yang sama tahun 2013, juga merupakan komoditi ekspor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini, dan pangsanya sebesar 12,65%; Selanjutnya, Parts & Access Of The Motor Vehicles Of Headings 8 (HS 8708) sebesar US$ 7,87 miliar (-9,55%); dan Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 5,82 miliar (-8,45%).

(2)

US$ 46,73 miliar, atau naik 10,71% dibanding periode yang sama tahun 2013, dan merupakan 21,36% dari total impor Jepang dari Dunia. Kemudian dari Amerika Serikat US$ 18,12 miliar (+8,72%); Saudi Arabia sebesar US$ 13,77 miliar (+4,44%); Australia sebesar US$ 12,50 miliar (+0,92%); United Arab Emirates sebesar US$ 11,22 miliar (+1,52%); Qatar sebesar US$ 10,90 miliar (+8,09%); Korea Selatan sebesar US$ 8,97 miliar (-6,37%), dan Malaysia sebesar US$ 8,32 miliar (+2,79%). Sementara itu, impor dari Indonesia sebesar US$ 7,25 miliar, mengalami penurunan sebesar 6,01%. Pada periode ini, Indonesia menduduki peringkat ke-9 sebagai negara asal impor Jepang, dan Malaysia berada di peringkat ke-8.

5. Beberapa komoditi impor non migas utama Jepang dari Dunia, yang mengalami peningkatan, pada periode Januari-Maret 2014 antara lain adalah:

 Electric Apparatus For Line Telephony, incl Curr Line System (HS 8517) sebesar US$ 6,43 miliar, meningkat sebesar 1,32% dibanding periode yang sama tahun 2013, juga merupakan komoditi impor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini;

 Automatic Data Processing Machines (HS 8471) sebesar US$ 5,14 miliar (17,56%) .

Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain :

 Coal; Briquettes, Ovoids dan Similar Solid (HS 2701) sebesar US$ 5,62 miliar, turun 4,43% dibanding periode yang sama tahun 2013;

 Medicaments (Except Vaccines, Etc; Bandages Or Pha) (HS 3004) sebesar US$ 3,35 miliar (-16,86%);

 Copper Ores And Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 2,67 miliar (-4,37%). B. Perdagangan bilateral Jepang dengan Indonesia

1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 3,49 miliar, naik 4,26% dibanding surplus periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 3,35 miliar. Total perdagangan periode Januari-Maret 2014 tercatat sebesar US$ 11,01 miliar, atau turun 8,86% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 12,07 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 3,76 miliar, atau turun sebesar 13,89% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 4,36 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 7,25 miliar, atau turun sebesar 6,01% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 7,71 miliar .

(3)

2. Beberapa komoditi ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang yang meningkat nilai ekspornya pada periode Januari-Maret 2014 adalah :

 Plywood, Veneered Panels And Similar Laminated Wood (HS 4412) sebesar US$ 193,04 juta, atau meningkat 5,53% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 182,92 juta;

 Insulated Wire, Cable And Other Insulated Electric (HS 8544) sebesar US$ 155,17 juta (8,10%);

 Parts And Accessories For Tractors, Public-Trans (HS 8708) sebesar US$ 75,95 juta (24,10%).

Sementara itu, komoditi ekspor non migas utama Indonesia yang turun nilai ekspornya ke Jepang, antara lain:

 Coal, Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels Man (HS 2701) sebesar US$ 972,81 juta, turun 13,91% dibanding tahun 2013, dan merupakan 13,42% dari total impor Jepang pada periode ini;

 Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, etc (HS 4001) sebesar US$ 236,50 juta (-17,44%);

 Nickle Mattes, Nickle Oxide Sinters (HS 7501) sebesar US$ 150,24 juta (-47,39%) ,

 Copper Ores & Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 149,55 juta (-23,91%). 3. Beberapa komoditi impor utama Indonesia dari Jepang, yang nilai impornya

meningkat, selama periode Januari-Maret 2014, adalah :

 Machine Tools For Working Metal By Forging Etc., (HS 8462) sebesar US$ 60,35 juta, atau meningkat 20,98% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 49,89 juta;

 Flat-Rolled Iron Or Nonalloy Steel Products, 600 M (HS 7210) sebesar US$ 55,14 juta (1,29%);

 Printing Machinery (Including Ink-Jet Printing Mac (HS 8443) sebesar US$ 51,66 juta (107,72%);

 Semifinished Products Of Iron Or Nonalloy Steel (HS 7207) sebesar US$ 45,58 juta (102,22%).

(4)

1. Masukan dari International Monetary Fund (IMF).

Tanggal 30 Mei 2014, IMF memberi masukan kepada pemerintah Jepang untuk menaikkan pajak konsumsi minimum menjadi 15% secara bertahap, agar pemerintah Jepang dapat berhasil melaksanakan fiscal reconstruction. IMF juga mengharapkan pemerintah Jepang mencegah turunnya populasi tenaga kerja di Jepang dengan lebih mendayagunakan kaum wanita, kaum lanjut usia, serta pekerja asing. Sehubungan dengan kebijakan pemerintah Jepang yang ingin menurunkan pajak penghasilan lembaga, IMF mengharapkan hal ini dapat dilaksanakan dengan memastikan sumber pemasukan alternatif, sehingga tidak mengganggu jalannya fiscal reconstruction. 2. Resepsi Japan Indonesia Association (JAPINDA)

Pada 9 Mei 2014 berlangsung Resepsi Japan Indonesia Association (Japinda) di Wisma KBRI Tokyo. Acara diselenggarakan untuk membina kerjasama antara anggota JAPINDA dengan Indonesia yang diketuai Mantan Perdana Menteri Jepang Mr. Fukuda sekaligus jamuan makan malam resmi terkait kedatangan Dubes Yusron Ihza Mahendra. Pada kesempatan tersebut dilakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan besar Jepang yang mempunyai jaringan bisnis dengan Indonesia antara lain Sumitomo Corporation, Mitsubishi Corporation, JGC Corporation, All Nippon Airways, Japan Post Holdings. Pada pertemuan dengan Chairman Sumitomo Corporation, Mr. Kazuo Omori, dibicarakan mengenai larangan ekspor produk minerba yang telah diberlakukan Indonesia dan menjadi salah satu concern Jepang terhadap Indonesia sampai saat ini. Disampaikan bahwa perusahaan sangat memahami posisi dan kepentingan Indonesia juga belum memikirkan untuk membawa isu tersebut lebih jauh.

3. Pertemuan dengan Importir Nishinihonreishoku Co.,Ltd.

Bidang Perdagangan menerima kunjungan Mr. Atsuhiro Tsunoda, perwakilan perusahaan Nishinihonreishoku, Fukuoka pada 14 Mei 2014 terkait rencana ekspor udang mantis dari Sibolga, Sumatera Utara. Disampaikan bahwa semua persiapan sedang dilakukan antara lain pengurusan izin, penyelesaian dokumen ekspor, impor dan pemesanan kapal. Keberhasilan ekspor udang mantis (sako ebi) ini hasil dari keikutsertaan perusahaan Indonesia di pameran FOODEX 2012. Untuk pengiriman pertama, rencananya akan diekspor satu kontainer produk udang mantis dari Belawan Sumatera Utara ke pelabuhan Fukuoka, Jepang.

4. Pelayanan Inquiries

(5)

dari 3 Inquiries Offer to buy dari pengusaha/ importir Jepang dan 16 Inquiries Offer to sell dari pengusaha Indonesia. Semua permintaan Inquiries dari pengusaha Indonesia maupun importir Jepang telah ditindak lanjuti.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kelautan dan perikanan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah dibentuk Cabang Dinas, sesuai dengan

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah seberapa jauh realitas sosial masyarakat Minangkabau saat ini dalam lembaga perkawinan berdasarkan cerpen

Pulp juga dapat menyerap zat pewarna yang diberikan dengan cukup baik, sehingga berbagai variasi warna kertas dapat dihasilkan melalui proses ini bagian tumbuhan

Laporan keuangan tersebut terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai

Kemungkinan semakin banyaknya CO 2 dalam air menyebabkan pH air berangsur-angsur mendekati pH standar (7). Hal ini diperkuat oleh pendapat Suardana bahwa perlakuan penutupan

mengembangkan potensi wisata tirta yang terpadu dengan wisata budaya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, meliputi Kolam Renang Bungoro, Pantai pasir putih Maccini

Di dalam naskah Sejarah Rante, pada Pupuh Megatruh (35), dijelaskan silsilah Sultan Matangaji, dimulai dari Abdul Makarimi Syamsudin, berputra Sultan

Apabila penelitian dihentikan sebelum waktunya akibat kelalaian peneliti atau terbukti memperoleh pendanaan ganda pada skema internal atau mengusulkan kembali