SURVEI USAHA KONSTRUKSI
TIDAK BERBADAN HUKUM 2012
(VTBH12 KONSTRUKSI)
PEDOMAN PENCACAHAN
BUKU 2
REPUBLIK INDONESIA
Pedoman PENCACAH VTBH12 Konstruksi i
KATA PENGANTAR
Buku 2 merupakan Buku Pedoman bagi para petugas lapangan dalam melakukan pendataan perusahaan/usaha konstruksi, tata cara menggunakan Daftar VTBH12-P (pemuktahiran) maupun Daftar VTBH12-S (pencacahan sampel) yang disusun dalam rangka Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum 2012 (VTBH12 Konstruksi).
Disamping memuat petunjuk teknis berkaitan dengan tata cara pencacahan, buku ini dimaksudkan pula agar para petugas lapangan memiliki keseragaman pemahaman tentang konsep definisi yang berlaku serta keseragaman dalam pengisian Daftar VTBH12-P dan Daftar VTBH12-S.
Diharapkan agar semua pihak yang berkaitan khususnya para petugas lapangan membaca dan menggunakan buku ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran BPS serta para petugas lapangan atas konstribusinya dalam pelaksanaan Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum 2012.
Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri,
Dr. Mudjiandoko, MA NIP.19530910 197503 1 001
Pedoman PENCACAH VTBH12 Konstruksi iii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ... iDAFTAR ISI ... iii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Umum ... 1
1.2. Landasan Hukum ... 1
1.3. Tujuan ... 2
1.4. Ruang Lingkup ... 2
1.5. Data dan Keterangan yang Dikumpulkan ... 2
1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi ... 3
1.7. Jenis Dokumen dan Buku Pedoman yang Digunakan ... 4
1.8. Arus Dokumen Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi ... 7
BAB II. METODOLOGI 2.1. Cakupan Wilayah ... 9
2.2. Pembentukan Kerangka Sampel ... 9
2.3. Metodologi Pemilihan Sampel ... 9
2.4. Metode Pengumpulan dan Penentuan Responden ... 10
2.5. Alokasi Sampel Usaha ... 10
2.6. Penarikan Sampel Usaha ... 13
2.7. Pengisian Daftar VTBH12-DS ... 16
2.8. Contoh Penarikan Sampel ... 16
BAB III. ORGANISASI LAPANGAN 3.1. Organisasi Lapangan ... 19
3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi di Daerah .. 19
BAB IV. TATA CARA PELAKSANAAN PENDATAAN 4.1. Umum ... 23
4.2. Tata Tertib Pengisian Daftar ... 23
4.3. Konsep dan Definisi ... 25
4.4. Penyiapan Dokumen Pendataan ... 26
ivPedoman PENCACAH VTBH12 Konstruksi
BAB V. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR
5.1. Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-P ... 31
5.2. Penggunaan dan Tata Cara Pengisian Lembar Pembantu ... 37
5.3. Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-DS ... 37
5.4. Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-S ... 41
LAMPIRAN 1. KBLI Usaha Konstruksi 2009 ... 61
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 1
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi tidak berbadan hukum dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi 1977. Kemudian secara lengkap pula berturut-turut dilaksanakan pada Sensus Ekonomi 1986, dilanjutkan Sensus Ekonomi 1996, dan Sensus Ekonomi 2006. Selanjutnya pengumpulan data usaha konstruksi tidak berbadan hukum belum pernah dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Pengumpulan data ini masih terintegrasi pada saat kegiatan Sensus Konstruksi maupun Sensus Ekonomi. Pada tahun 2012 ini Badan Pusat Statistik akan melaksanakan pengumpulan data usaha konstruksi tidak berbadan hukum melalui Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum 2012 pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum Tahun 2012 yang selanjutnya disebut VTBH12Konstruksi diselenggarakan untuk mengetahui profil, keberadaan, penyebaran, aktivitas, dan karakteristik kegiatan usaha konstruksi tidak berbadan hukumyang menyebar pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sedang untuk pencacahan sampel
VTBH12 Konstruksi dilakukan melalui pendekatan usaha.
Buku 2 ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Instruktur Nasional (Innas), Pengawas dan Pencacah agar mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama tentang hal-hal teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan VTBH12 Konstruksi.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan VTBH12 Konstruksi :
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPS.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
2
1.3. Tujuan
Secara umum Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum (VTBH12 Konstruksi)
bertujuan untuk mengetahui profil usaha konstruksi tidak berbadan hukum di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. VTBH12
Konstruksi akan mengumpulkan dan menyajikan data tentang kegiatan usaha konstruksi tidak berbadan hukum pada tingkat nasional.
Secara khusus tujuan VTBH12Konstruksi adalah mendapatkan informasi dasar tentang berbagai informasi mengenai kegiatan, seperti:
a. Banyaknya usaha b. Banyaknya tenaga kerja c. Pengeluaran untuk tenaga kerja d. Struktur input dan output e. Permodalan
f. Kendala dan prospek usaha
g. Keterangan lain yang berkaitan dengan usaha konstruksi tidak berbadan hukum
1.4. Ruang Lingkup
Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum 2012 (VTBH12 Konstruksi) dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Banyaknya kabupaten/kota yang menjadi lokasi survei adalah 160 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi.
Sampel VTBH12Konstruksi tersebar di 1.200 desa/kelurahan sebanyak 12.000 usaha konstruksi tidak berbadan hukum yang berusaha di sektor konstruksi dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu.
1.5. Data dan Keterangan yang Dikumpulkan
Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam VTBH12 Konstruksi: a. Daftar VTBH12-P terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat Blok II : Ringkasan
Blok III : Keterangan Petugas dan Pengesahan Blok IV : Catatan
Blok V : Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi Blok VI : Keterangan Penarikan Sampel
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 3
b. Daftar VTBH12-S terdiri dari 11 (sebelas) blok, yaitu: Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Keterangan Usaha
Blok III : Keterangan Umum dan Alat Berat Konstruksi Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa, dan Upah Blok V : Biaya/Pengeluaran Selama Setahun yang Lalu Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu Blok VII : Ringkasan
Blok VIII : Permodalan
Blok IX : Kendala dan Prospek Usaha
Blok X : Keterangan Responden dan Petugas Blok XI : Catatan
1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi
Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan VTBH12 Konstruksi yang dilaksanakan
pada tahun 2012 seperti tabel di bawah ini:
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
(1) (2) (4)
1. Penyusunan Metodologi Januari 2012
2. Penyusunan Kuesioner dan Buku Pedoman Pebruari 2012
3. Pelatihan Innas 26 – 29 Maret 2012
4. Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman 26 – 31 Maret 2012 5. Pengiriman Dokumen ke BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota April 2012
6. Pelatihan Petugas/Pengawas 30 April – 5 Mei 2012
7. Listing dan Pengambilan Sampel 7 – 25 Mei 2012
8. Pencacahan Sampel (Daftar S) 28 Mei – 27 Juni 2012
9. Pemeriksaan, Editing, & Coding di BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota Juni 2012
10. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS RI Juli 2012
11. Pemeriksaan di BPS RI Juli –Agustus 2012
12. Pengolahan (Data Entri & Pasca Konputer) di BPS RI Agust –Sept 2012
13. Finalisasi Tabulasi Hasil di BPS RI 1 – 15 Oktober 2012
14. Penulisan Naskah Publikasi di BPS RI 16 – 30 Oktober 2012
15. Pencetakan Publikasi di BPS RI 1 – 14 Nopember 2012
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
4
1.7. Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan
1) Peta SP2010-WA
Satuan pengamatan VTBH12 Konstruksi adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, salinan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) sangat dibutuhkan oleh pencacah sebagai panduan dalam mengenali wilayah tugasnya agar tidak terjadi lewat cacah maupun cacah ganda. Hal ini sekaligus untuk memberikan keyakinan bahwa pencacahan yang dilakukan tidak akan melewati batas wilayah kerjanya.
Dokumen SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta.
Dalam Gambar 1, Sketsa SP2010-WA berisi informasi di Desa Limboro dengan kode wilayah 7204082005.Desa ini terdiri dari 6 blok sensus dan 8 rukun tetangga, BS berkode 001B dan 005B berasosiasi masing-masing dengan RT 7 dan RT 8. Kode BS 002B berasosiasi dengan gabungan RT 6 dan RT 5, kode BS 003B berasosiasi dengan gabungan RT 3 dan RT 4, dan kode BS 004B berasosiasi dengan gabungan RT 1 dan RT 2. Simbol tempat kedudukan kantor camat, kantor desa/kelurahan, masjid, sekolah, dan lain-lain tergambar di dalam sketsa peta akan memudahkan proses pencarian respon kegiatan VTBH12 Konstruksi.
Beberapa hal yang harus disiapkan berkaitan dengan peta SP2010-WA adalah sebagai berikut:
BPS Kabupaten/Kota menyediakan peta Desa/Kelurahan sampel SP2010-WA terpilih.
Apabila ada peta yang tidak lengkap, maka BPS Kabupaten/Kota mencetak (print) file image peta SP2010-WA pada kertas ukuran A3 menggunakan tinta berwarna. Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2 (dua) orang
pencacah, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk petugas kedua.
Pembagian tugas kerja di lapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA.
Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada pencacah pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 5
Gambar 1. Contoh peta Desa/Kelurahan SP2010-WA
2) Daftar VTBH12-P
Daftar VTBH12-P digunakan untuk pemutakhiran pengusaha/usaha konstruksi tidak berbadan hukum. Daftar ini dicetak (print) pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota.
Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) orang pencacah, maka Daftar VTBH2012-P Konstruksi harus diprint rangkap 2 (dua).
Pada lembar VTBH12-P ini disediakan baris kosong untuk diisi berdasarkan hasil snowballing.
3) Daftar VTBH12-RD
Daftar VTBH12-RD diisi oleh pengawas dan digunakan untuk merekap jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum per desa/kelurahan.
Daftar VTBH12-RD sebagai dasar BPS kabupaten/kota mengalokasikan target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum per Desa/Kelurahan per bidang pekerjaan utama.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
6
Daftar VTBH12-DS adalah daftar nama dan alamat sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum terpilih per desa/kelurahan.
5) Daftar VTBH12-S
Daftar VTBH12-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi tidak berbadan hukum terpilih.
6) Lembar Pembantu
Lembar Pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi dari narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballing.
7) Buku 1
Buku 1 ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Pimpinan BPS Propinsi dan Pimpinan BPS Kabupaten/Kota.
8) Buku 2
Buku 2 ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Instruktur Nasional (Innas), Pengawas dan Pencacah.
9) Buku 3
Buku 3 adalah pedoman yang memuat petunjuk bagi para Pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan.
10) Buku 4
Buku 4 adalah Pedoman Innas yang memuat petunjuk pelaksanaan pelatihan dan tugas Innas VTBH12 Konstruksi.
Pedo
1.8
201 oman Teknis BP8. Arus D
Alur p 2 (VTBH12 PS Provinsi/KabDokumen
pendistribus 2 Konstruks bupaten/Kota VPelaksan
sian dokum si) seperti p VTBH12 Konstraan VTB
men Survei ada gambar ruksiH12 Kon
Usaha Tid r di bawah instruksi
dak Berbada ini: an Hukum 7 Konstruksi 7 iPedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 9
BAB
II
METODOLOGI
2.1. Cakupan Wilayah
Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum dilaksanakan di 1.200 Desa/Kelurahan pada 160 Kabupaten/Kotayang tersebar di 33 Provinsi Indonesia.
2.2. Pembentukan Kerangka sampel
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk pemilihan desa/kelurahan dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha.
Kerangka sampel pemilihan desa/kelurahanadalah daftar nama desa/kelurahankondisi Juli 2011yang dilengkapi dengan informasi banyaknya usaha konstruksi hasil Sensus Ekonomi (SE2006).
Kerangka sampel pemilihan usaha konstruksi adalah daftar usaha konstruksi hasil pencacahan SE2006 dengan Daftar SE2006-L2,yaitu isian pada Daftar SE2006-L2 Rincian 11 yang berkode 9 (tidak berbadan hukum/usaha) dan Rincian 14.dberkategori NK (Non kualifikasi). Kerangka sampel ini dimutakhirkan dengan Daftar VTBH12-P .
2.3. Metode Pemilihan Sampel
Survei dirancang menggunakan desain sampel 2 (dua) tahap (two-stage sampling design), dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut:
Tahap pertama, pada setiap kabupaten/kota dipilih desa/kelurahansecara probality proportional to size (PPS) dengan size jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum hasil SE2006.
Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum dari hasil pendaftaran usaha konstruksi tidak berbadan hukum di desa/kelurahan terpilih secara linear systematic sampling.
Jumlah sampeldesa/kelurahan dan usaha
Banyaknya sampel desa/kelurahan VTBH12 Konstruksi adalah 1.200 desa/kelurahan, dan 12.000 usaha konstruksi tidak berbadan hukum. Alokasi jumlah sampel desa/kelurahan per kabupaten/kota dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya desa/kelurahan yang terdapat usaha konstruksi tidak berbadan hukum per kabupaten/kota terhadap total
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
10
usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota terpilih.
2.4. Metode Pengumpulan dan Penentuan Responden
Pengumpulan data pada pelaksanaan VTBH12 Konstruksi dilakukan dengan kunjungan dan wawancara langsung dengan responden. Sedang penentuan responden melalui proses identifikasi rumahtangga/usaha konstruksi SE2006 (Daftar VTBH12-P) dan
snowballing.
Metode identifikasi responden VTBH12 Konstruksi dilakukan dengan cara snowballing. Pendataan dengan snowballing atau getok tular adalah pendataan usaha konstruksi tidak berbadan hukum berdasarkan informasi dari berbagai narasumber termasuk pengusaha yang dikunjungi oleh pencacah. Metode ini dilakukan dalam suatu wilayah desa/kelurahan konstruksi tidak berbadan hukum. Pengidentifikasian dimulai dengan mengkonfirmasi keberadaan pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar VTBH12-P kepada Ketua atau pengurusSatuan Lingkungan Setempat (SLS), seperti Ketua Rukun Tetangga/Dusun/Lingkungan/Jorong, maupun tokoh masyarakat setempat. Hasil konfirmasi dari narasumber ini adalah identifikasi pengusaha konstruksi tidak berbadan hukum, yang selanjutnya harus dikunjungi oleh pencacah. Apapun hasil kunjungan pada pengusaha tersebut, pencacah harus melakukan proses snowballing, yaitu dengan menanyakan kepada pengusaha konstruksi tersebut apakah ada pengusaha konstruksi yang lain yang berada dalam desa/kelurahan tersebut.Informasi yang diperoleh dari narasumber tersebut dicantumkan pada Daftar VTBH12-P .
2.5. Alokasi Sampel Usaha
1. Alokasi sampel usaha per kabupaten/kotaper bidang pekerjaan utama
Alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama dihitung secara proporsional dari akar jumlah populasiusaha konstruksi tidak berbadan hukum pada masing-masing bidang pekerjaan utama terhadap penjumlahandari akar jumlah populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum di setiap kabupaten/kota terpilih. Penghitungan alokasi sampel usaha per kabupaten/kota dilakukan di BPS RI, sedangkan penghitungan alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama dilakukan setelah hasil pemutakhiran (rekapitulasi usaha per desa/laporan Daftar VTBH12-RD oleh pengawas) selesai terkumpul dalam satu kabupaten/kota. Adapun rumusnya:
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 11 i j ij ij ij n m m n
3 1 , dengan:nij : Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota i, desa/kelurahanj,
ni : Target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota i,
mij : Jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum hasil pemutakhiran di
kabupaten/kota i, desa/kelurahan j.
Bila populasi usaha konstruksi di suatu bidang pekerjaan utama pada wilayah kabupaten/kota kurang dari 10 usaha maka diambil seluruhnya (take all) sebagai sampel.
Contoh:
Dari rekapitulasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum menurut bidang pekerjaan utama hasil pencacahan dengan Daftar SE2006-L2 di suatu kabupaten, diperoleh 449 usaha yang bidang pekerjaan utamanya gedung, 3 usaha konstruksi sipil, dan 35 usaha konstruksi khusus. Target sampel usaha untuk kabupaten tersebut diketahui sebanyak 80 usaha. Karena populasi usaha konstruksi sipil sangat sedikit maka terlebih dahulu ditentukan alokasi untuk konstruksi sipil take all sebanyak 3 usaha, dan sebanyak 77 usaha lainnya dialokasikan menurut bidang pekerjaan utama gedung dan khusus seperti berikut ini:
Uraian Bidang Pekerjaan Utama Jumlah Gedung Sipil khusus
(1) (2) (3) (4) (5)
Populasi 449 3 35 487
Sampel 60 3 17 80
2. Alokasi sampel usaha per desa/kelurahan per bidang pekerjaan utama
Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang pekerjaan utama untuk setiap desa/kelurahan dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setelah pemutakhiran seluruh usaha konstruksi tidak berbadan hukumselesai dilakukan dalam satu kabupaten/kota. Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum per bidang kegiatan utama pada setiap desa/kelurahanterpilih dihitung secara proporsional dari akar jumlah usaha konstruksi tidak
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
12
berbadan hukum di setiap desa/kelurahan terpilih terhadap akar jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum dalam satu kabupaten/kota untuk masing-masing bidang pekerjaan utama, dengan rumus:
ij K k ijk ijk ijk n m m n
1 ,k = 1, 2, 3 dengan,nijk : Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota i, desa/kelurahanj, BPU k,
nij : Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kotai,
desa/kelurahanj,
mijk : Populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kotai, desa/kelurahanj, BPU k.
k : menyatakan bidang pekerjaan utama (BPU) ( k = 1, 2, 3) 1. : Konstruksi Gedung
2. : Konstruksi Sipil 3. : Konstruksi Khusus
Contoh:
Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten diperoleh populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum dengan bidang pekerjaan utama konstruksi khusus seperti pada tabel berikut pada Kolom (2). Bila target sampel usaha bidang pekerjaan utama konstruksi gedung sebesar 17, maka alokasi jumlah sampel untuk setiap desa dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel. Rekapitulasi populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama khusus per desa
Provinsi: …
Kabupaten/Kota: … Desa
Populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum bidang kegiatan utama konstruksi
khusus (Hasil pemutakhiran)
Jumlah sampel (1) (2) (3) 1 12 5 2 4 3 3 10 5 4 9 4 Jumlah 35 17
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 13
2.6. Penarikan Sampel Usaha
Penarikan atau pengambilan sampel usaha dilakukan setelah pemutakhiran usaha dalam satu desa/kelurahan selesai dilakukan dan target sampel per BPU sudah diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota. Tugas penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum dalam satu desa/kelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan sampel usaha terdapat pada Daftar VTBH12-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel usaha dijelaskan sebagai berikut:
- Periksa apakah pemberian tanda cek () pada Kolom (10) s.d.Kolom (12) sudah benar yaitu terisi hanya jika isian Kolom (7) berkode 1. Cek pula apakah benar setiap baris yang sesuai hanya ada satu tanda cek.
- Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada Kolom (10) s.d. Kolom (12) sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1 pada Kolom (10) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom (11) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman pertama pada Kolom (12) sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada kesalahan, perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel.
- Contoh : Untuk Kolom (10) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian nomor dimulai dari : 1, 2, 3, 4, ....27. Kemudian lanjutkan pemberian nomor pada
Kolom (11) halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan nomor 1, 2,
3, .... 11. Selanjutnya pemberian nomor untuk Kolom (12) halaman pertama hingga
halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3, ....7. Contoh pemberian nomor urut Daftar
VTBH12-P Blok V Kolom (10) s.d. Kolom (12) halaman 1 s.d. terakhir:
Halaman 1 dari 5 halaman
1 2 3
(10) (11) (12)
1
1
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
14
2
Halaman 2 dari 5 halaman
1 2 3 (10) (11) (12) 3 2 2 . . . .
Halaman 5 dari 5 halaman
1 2 3
(10) (11) (12)
27
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 15
7
- Hitung interval penarikan sampel per desa/kelurahanj per BPU k (Ijk) untuk pemilihan usaha dengan cara:
BPU per ahan desa/kelur per sampel Banyaknya BPU per ahan desa/kelur per usaha Banyaknya Ijk jk jk jk n m I
Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma.
- Gunakan angka random (AR) yang tertera pada Daftar VTBH12-P Blok I Rincian 6, untuk mendapatkan nomor urut sampel rumahtangga/usaha pertama (R1) per BPU dengan rumus berikut:
jk
I
AR
R
1
- Angka random yang tercantum pada Daftar VTBH12-P Blok I Rincian 6 adalah angka yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga mengikuti distribusi Uniform dengan nilai antara 0 sampai dengan 1.
- Catatan: apabila R1<1, maka R1nya adalah 1
- Selanjutnya gunakan interval sampel per desa/kelurahan per BPU (Ijk ) untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumahtangga/usaha berikutnya, yaitu R2, R3, ..., Rnjk sebagai berikut: R2 = R1 + Ijk R3 = R2 + Ijk . . . Rnjk = R(njk-1) + Ijk
- Nomor urut rumahtangga/usaha terpilih adalah yang memiliki nomor urut tanda cek yang sesuai dengan R1, …, Rnjk dengan membulatkan hasil perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma.
- Lingkari nomor urut pada salah satu tanda cek () Kolom (10) s.d. Kolom (12) yang sesuai dengan R1, …, Rnjk .
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
16
(8) yang berada sebaris dengan nomor urut pada salah satu Kolom (10) s.d. Kolom (12) yang dilingkari.
- Salin seluruh sampel rumahtangga/usaha tersebut ke Daftar VTBH12-DS.
2.7. Pengisian Daftar VTBH12-DS
Pengisian Daftar VTBH12-DS dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan pemilihan sampel usaha. Tahapan pemindahan informasi usaha dari Daftar VTBH12-P ke Daftar VTBH12-DS dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Salin nomor urut usaha yang diberi lingkaran pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (8) ke Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (2) mulai dari nomor urut terkecil.
b. Salin nama usaha atau pengusaha/pemilik pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (2) kedalam Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (3), yang nomor urut usaha tanda cek () nya diberi lingkaran.
c. Salin alamat lengkap dan BPU pada VTBH12-P Blok V Kolom (3) dan Kolom (10) s.d.Kolom (12) yang nomor urut tanda cek () nya diberi lingkaran, ke Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (4) dan Kolom (5).
2.8. Contoh
Penarikan
Sampel
a. Hasil pemutakhiran Daftar VTBH12-P Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:
Jumlahusaha konstruksi tidak berbadan hukum sebanyak 22 usaha [penjumlahan nomor urut terakhir pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (10) s.d.Kolom (12) = 22].
Jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum kode BPU 1 (usaha konstruksi dengan bidang pekerjaan utama gedung) sebanyak 16.
b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut:
Target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum pada kelurahan ini adalah 7.
Target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum BPU 1 adalah 5.
Interval untuk usaha konstruksi tidak berbadan hukum BPU 1 adalah 16/5 = 3,20.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 17
c. Menghitung R1, …, Rnuntuk BPU 1 sebagai berikut:
Angka random satu (AR1) yang tercantum pada Daftar VTBH12-P Blok I Rincian 6 adalah 0,35, maka R1 untuk BPU 1 = AR1 x I = 0,35 x 3,20 = 1,12 ≈ 1. Karena 1 < Interval (3,20), maka R1= 1
Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2s.d.R5 dengan cara:
R1 = 1,12 ≈ 1
R2 = R1 + I = 1,12 + 3,20= 4,32 ≈ 4
R3 = R2 + I = 4,32 + 3,20 = 7,52≈8
R4 = R3 + I = 7,52 + 3,20=10,72≈ 11
R5 = R4 + I = 10,72 + 3,20 = 13,92≈ 14
d. Pemilihan Sampel Usaha
Berikan lingkaran di kolom BPU 1, yaitu Kolom (10) pada nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih. Kemudian lingkari pula pada nomor urut rumahtangga/usaha Kolom (1), dan nomor urut usaha Kolom (8). Dengan cara yang sama, lakukan langkah-langkah a s.d. d untuk BPU 2 dan 3.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 19
BAB
III
ORGANISASI LAPANGAN
3.1. Organisasi Lapangan
Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan VTBH12 Konstruksi, struktur organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut:
3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi di Daerah
Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab pelaksanaan VTBH12 Konstruksi di daerah baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei.
Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota, Pengawas (PML), dan pencacah (PCL) adalah sebagai berikut:
a. BPS Provinsi
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan persiapan pelaksanaan seperti: pelatihan, alokasi petugas, alokasi dokumen, dan
BPS Provinsi BPS Kabupaten/Kota PML Staf BPS PCL KSK/Staf BPS Bidang Statistik Produksi Seksi Statistik Produksi
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
20
alokasi sampel per kabupaten/kota.
2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
3. Menyelenggarakan pelatihan petugas pencacah (PCL) dan Pengawas(PML).
4. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
5. Mengatur pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS-RI sesuai jadwal yang ditentukan setelah terlebih dahulu diperiksa.
6. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi.
7. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan VTBH12 Konstruksi, mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik Industri).
8. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul.
9. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk memantau pelaksanaan kegiatan VTBH12 Konstruksi, baik kualitas data dan jumlah kuesioner yang telah didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen.
b. BPS Kabupaten/Kota
1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala BPS Kabupaten/Kota.
2. Merekrut calon petugas PML/PCL VTBH12 Konstruksi yang berasal dari staf BPS Kabupaten/Kota dan KSK.
3. Menyediakan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) terpilih untuk diserahkan ke PCL sesuai dengan wilayah kerja yang dimiliki.
4. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan pencacahan usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan usaha tersebut. 5. Penghitungan alokasi sampel per desa/kelurahan dilakukan di setiap BPS
Kabupaten/Kota dikoordinir oleh kepala seksi statistik produksi atau yang berwenang.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 21
6. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan.
7. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
8. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi.
9. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
c. Tugas Pengawas
1. Mengikuti pelatihan petugas pengawas/pemeriksa (PML) VTBH12 Konstruksi. 2. Menyiapkan peta desa/kelurahan (Peta SP2010-WA), Daftar VTBH12-P ,
VTBH12-S Konstruksi untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, serta Daftar VTBH12-DS Desa, VTBH12-DS, VTBH12-RD.
3. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas desa/kelurahan yang menjadi tanggungjawab setiap pencacah, dengan berpedoman Peta SP2010-WA.
4. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan, sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar.
5. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan.
6. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.
7. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar VTBH12-P , dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan pencacah.
8. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendataan rumahtangga/usaha, maka pengawas harus segera memeriksa tanda cek (√) Daftar VTBH12-P Blok V
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi
22
untuk usaha konstruksi tidak berbadan hukumpadasalah satu Kolom (10) s.d. Kolom (12) sesuai jenis pekerjaan utama pada Kolom (9).
9. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar VTBH12-P Blok V banyaknya usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d. halaman terakhir.
10. Mengisi rekapitulasi jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukumper desa/kelurahan (VTBH12-RD) dari VTBH12-P Blok II Rincian 1 populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukumdan mengisi Blok II Rincian 2 jumlah sampel per bidang pekerjaan utama setelah mendapat target sampel dari BPS Kabupaten/Kota. 11. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota, selanjutnya pengawas
bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar VTBH12-P Blok VI Keterangan Penarikan Sampel menurut bidang pekerjaan utama.
12. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil pemutakhiran ke dalam Daftar VTBH12-DS di setiap desa/kelurahan terpilih.
13. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar VTBH12-S.
d. Tugas Pencacah
1. Mengikuti pelatihan petugas pencacah (PCL) VTBH12 Konstruksi.
2. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan Peta SP2010-WA terpilih. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.
3. Memberitahukan dan minta pengesahan aparat desa/lurah atau yang setara sebelum dan sesudah melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
4. Melakukan pemutakhiran dan pendataan dengan Daftar VTBH12-P
5. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VTBH12-S yang berpedoman pada Daftar VTBH12-DS (Daftar Sampel).
6. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya.
7. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas.
8. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas.
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 23
BAB
IV
TATA CARA
PELAKSANAANPENDATAAN
4.1. Umum
Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam memahami berbagai konsep, definisi, tata tertib penulisan daftar, dan mekanisme pendataan survei usaha konstruksi tidak berbadan hukum2012(VTBH12 Konstruksi).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa VTBH12 Konstruksi menggunakan 6 (enam) jenis daftar yaitu Daftar VTBH12-DSDesa, Daftar VTBH12-P, Lembar Pembantu, VTBH12-RD, VTBH12-DS, dan VTBH12-S.
Mengingat banyaknya daftar yang digunakan dalam VTBH12Konstruksi, maka setiap petugas harus memahami jenis dan kegunaan masing-masing daftar, dan berbagai informasi serta tata cara pengisian.
4.2. Tata Tertib Pengisian Daftar
Berikut tata tertib pengisian daftar:
a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam.
b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali kata-kata yang terlalu panjang.Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).
Contoh:Daftar VTBH12-Phasil snowballing
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok V Kolom (2): Calon Responden (NamaUsaha/Pengusaha/P emilik) 1.Rudi 2.Inggar 1.RUDI 2. INGGAR
c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia dan tuliskan pada kotak yang tersedia.
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 24
Contoh: Daftar VTBH12-S Blok III Rincian 3 :
Umur: 41 tahun 4 1
2. Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode jawabannya ke dalam kotak yang tersedia.
Contoh: Daftar VTBH12-S
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok III Rincian 2 :
Jenis kelamin Laki-laki - 1
Perempuan - 2
Laki-laki - Perempuan - 2
3. Memindahkan isian ke kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified)
Contoh: Daftar VTBH12-S
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok III Rincian 5 :
Jenis alat berat konstruksi yang dikuasai:
a.Molen
b.Compactor(pemadat tanah)
c.Lainnya(...) : 2unit : 1unit : .. unit : .. unit : .. unit 2 1 0 2 0 1
4. Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban yang tersedia, tuliskan jawaban di lainnya.
Contoh: Daftar VTBH12-S
Rincian Penulisan salah Penulisan benar
Blok III Rincian 5
Jenis alat berat konstruksi yang dikuasai: a.Molen b.Compactor c.Lainnya(...) : : : :
c.Lainnya(...) : 1unit c.Lainnya(DRILL.) :1 unit
5. Referensi waktu survei: a. Bulan April 2012 .
1
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 25
b. Selama setahun yang lalu (12 bulan terakhir) yaitu:Mei 2011- April 2012.
4.3. Konsep dan Definisi
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi
yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek, konstruksi yang bersifat sementara , dan juga pembongkaran bangunan. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara, jaringan listrik dan telekomunikasi, dan lain-lain.
Usaha adalah suatu badan yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan
menghasilkan barang/jasa, terletak di suatu bangunan fisik pada lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri. Badan hukum/badan usaha konstruksi dapat berbentuk PT(Persero), PT, Koperasi, Yayasan, CV, Firma, dan Perusahaan Umum.
Usaha konstruksi tidak berbadan hukum adalah usaha konstruksi yang tidak
mempunyai badan hukum/badan usaha dalam hal ini disebut usaha rumahtangga atau perseorangan.
Bidang Pekerjaan adalah pengelompokan kegiatan konstruksi berdasarkan golongan
2 digit KBLI 2009, yaitu: Konstruksi Gedung (41), Konstruksi Sipil (42), dan Konstruksi Khusus (43). Sedangkan bidang pekerjaan utama adalah pengelompokan pekerjaan yang utama berdasarkan omset (nilai pekerjaan) terbesar, atau jika omset sama maka waktu pelaksanaan terlama, atau jika omset dan waktu sama maka volume terbesar (jika masih dalam satu bidang pekerjaan), atau jika omset dan waktu sama tapi volume tidak dapat dibandingkan karena berbeda bidang pekerjaan, maka dahulukan bidang pekerjaan dengan urutan 42, 43, dan 41.
Bouwheer adalah pemilik/investor pemberi perintah untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
Pemborong Umum adalah usaha yang bergerak di bidang pembangunan,
perubahan/perombakan, perbaikandan pembongkaran yang pekerjaannya berdasarkan atas dasar borongan langsung dengan pemilik(bouwheer/investor). Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: gedung, jalan, jembatan, rel KA dan jembatan kereta api,
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 26
terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara.
Pemborong Khusus adalah perusahaan yang khusus mengerjakan sebagian dari satu
pekerjaan proyek pembangunan. Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: pemasangan alat pendingin (AC); alat pemanas ruangan (heater); pemasangan batu hias, ubin, batu marmer, pintu, jendela, atap; pengerjaan lantai; dekorasi instalasi listrik; fasilitas sanitasi; pondasi; pembongkaran; perbaikan dan pemeliharaan rumah/gedung dsb.
Borongan adalah perjanjian antara pemilik pekerjaan (bouwheer) dengan pemborong
umum yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan seluruh kegiatan proyek pembangunan.
Sub-borongan adalah perjanjian antara pemborong dengan pemborong lain atau
pemilik yang biasanya mengerjakan sebagian dari suatu proyek pembangunan.
Nilai Borongan adalahnilai nominal pekerjaan yang disepakati antara pemborong
dengan pemilik atau pemborong lain.
Nilai Pekerjaan adalah nilai fisik proyekyang telah diselesaikan oleh pihak
pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai borongan antara pemilik dengan pemborong.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku
statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal.KBLI 2009 menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi. KBLI untuk sektor konstruksi ada pada bagian Lampiran Buku 2.
4.4. Penyiapan Dokumen Pendataan
Satuan pengamatan dalam VTBH12 Konstruksi adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, peta desa/kelurahan dijadikan pemandu kerja petugas untuk mencapai tempat kerja, agar tidak terjadi lewat cacah dan ganda cacah. Hal ini sekaligus akan memberikan keyakinan bahwa pencacahan tidak akan melewati batas wilayah kerja.
Sebelum melakukan pendataan, beberapa dokumen tertentu yang perlu disiapkan adalah:
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 27
1) BPS Kabupaten/Kota menyiapkanSketsa Peta Desa/kelurahan SP2010-WA.
2) Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2 (dua) PCL, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja dilapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA.
3) Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada PCL pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan.
Peta SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti symbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Informasi batas wilayah terdiri dari batas wilayah desa dan satuan lingkungan setempat (SLS) tingkat 1 ditulis dengan warna merah, sedangkan batas blok sensus (BS) ditulis dengan warna hijau. SLS ini dapat berupa Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Jorong, Korong, Lingkungan, Dusun, atau nama lain yang berlaku di wilayah setempat.
b. Daftar VTBH12-P
1) Daftar VTBH12-P di print pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota.Untuk keperluan penyalinan hasil snowballingdari Lembar Pembantu ke daftar VTBH12-PBlok V,tambahkan (print) satu lembar kosongBlok V bolak-balik.
2) Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) PCL, maka Daftar VTBH12-P harus di print rangkap 2 (dua).
c. Lembar Pembantu
1) Lembar Pembantu di cetak di BPS RI.
2) Setiap informasi narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballing
sebelum disalin ke daftar VTBH12-P wajib ditulis di Lembar Pembantu.
d. DaftarVTBH12-S
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 28
2) Daftar VTBH12-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi tidak berbadan hukum terpilih.
4.5. Mekanisme Pendataan
Adapun tahapan/proses pendataan VTBH12 Konstruksi oleh PCL sebagai berikut: 1) Setiap petugas dibekali dengan instrumen yang diperlukan, yaitu peta desa
(SP2010-WA), Daftar VTBH12-P (pre-printed), Lembar Pembantu, Daftar VTBH12-DS, dan VTBH12-S.
2) Kunjungi Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah ini dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota.
Gambar 2. Contoh peta kunjungan SP2010-WA
3) Identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dimulai dari SLS pertama yang tercantum pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (3) yang merupakan bagian dari Alamat Lengkap.
4) Lakukan identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dan identifikasi pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar VTBH12-P untuk setiap SLS dengan
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 29
menanyakan kepada narasumber (prioritas utama adalah ketua/pengurus SLS setempat).
5) Apabila diperoleh informasi keberadaan pengusaha konstruksi, selanjutnya pencacah melakukan kunjungan ke alamat pengusaha tersebut dan melakukan pendataan dengan Daftar VTBH12-P. Jika pengusaha yang dikunjungi termasuk usaha konstruksi tidak berbadan hukum, maka katakan pada responden dilain waktu kemungkinan pendataan akan dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih rinci.
6) Setelah selesai melakukan pendataan pada responden tersebut, tanyakan tentang keberadaan usaha konstruksi tidak berbadan hukumlainnya yang berada di SLS tersebut atau SLS lainnya dalam desa/kelurahan tersebut. Catat nama responden sebagai narasumber dan semua informasi keberadaan calon responden lainnya menggunakan Lembar Pembantu.
7) Cek informasi yang telah di catat di Lembar Pembantu dengan daftar nama pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar VTBH12-PBlok V. Jika tidak ada, tuliskan nama pengusaha konstruksi tersebut pada Daftar VTBH12-PBlok Vdi baris kosong setelah baris terakhir yang tercetakatau di baris lembar kosong Blok V setelah baris terakhir yang terisi.
8) Selanjutnya kunjungi pengusaha konstruksi yang baru diperoleh informasinya tersebut, dan lengkapi pula dengan informasi lainnya yang diperlukan pada Daftar VTBH12-PBlok V.
9) Lakukan lagi proses identifikasi seperti pada butir 5) s.d. 8) sampai pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan yang menjadi wilayah tugasnya.
Ilustrasi metode snowballing dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 30
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 31
BAB
V
TATA CARA
PENGISIAN DAFTAR
5.1. Tata
Cara
Pengisian Daftar VTBH12-P
Daftar VTBH12-P digunakan untuk memutakhirkan dan mendata semua usaha konstruksi tidak berbadan hukum yang berada di desa/kelurahan terpilih.
1). Struktur Daftar VTBH12-P
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi
(Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan)sertaAngka Random (AR).
BLOK II. RINGKASAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah pengusaha dan jumlah
sampel.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN, berisi identitas
petugas, waktu pelaksanaan dan pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara.
BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam
pelaksanaan lapangan.
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI, berisi atas 12
kolom dengan uraian masing-masing kolom adalah sebagai berikut: Kolom (1) : No Urut
Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut rumahtangga dalam desa/kelurahan.
Kolom (2): Calon Responden
Nama-nama yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah nama pengusaha yang pada saat pencacahan lengkap SE06 teridentifikasi sebagai pengusaha di sektor konstruksi.
Kolom (3): Alamat Lengkap
Alamat yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal pengusaha pada saat pencacahanlengkap SE06.
Kolom (4): Identifikasi keberadaan calon responden, Ada bila berkode ‘1’, Tidak ada bila berkode ‘0’.
Ada, adalah kondisi dimana nama pengusaha konstruksi dan alamat pada saat pendataan sama dengan nama kepala rumahtangga dan alamat pada
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 32
saat pencacahan SE06. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama pengusaha konstruksi berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam pencacahan SE06, dan perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pencacahan SE06. Termasuk pengusaha konstruksi yang pindah tetapi masih dalam satu desa/kelurahan, dan pengusaha/usaha konstruksi yang baru (yaitu pada saat pencacahan SE06 bukan sebagai pengusaha/usaha konstruksi, tapi pada saat pendataan VTBH12 Konstruksi merupakan usaha konstruksi).
Tidak ada, adalah kondisi dimana pengusaha/usaha konstruksi pada saat pendataan tidak dapat ditemukan dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya memang tidak ada yang mengenalnya. Termasuk pengusaha/usaha konstruksi yang pindah keluardesa/kelurahan, dan
tidak usaha lagi.
Kolom (5): Ditanyakan kepada calon responden apabila menurut narasumber usaha ini keberadaannya Adaatau Kolom (4) berkode ‘1’. Apakah alamat kantor usaha ada di desa ini, Ya bila berkode ‘1’, Tidak bila berkode ‘0’.
Ya, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha sama persis di alamat
lengkap rumahtangga/usaha, atau apabila alamat kantor usaha masih dalam satu desa/kelurahan meskipun berbeda SLS nya dengan alamat lengkap rumahtangga/usaha.
Tidak, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha tidak berada di
desa/kelurahan alamat lengkap rumahtangga/usaha tersebut.
Kolom (6): Ditanyakan kepada calon responden: Apakah berusaha di sektor konstruksi dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu, isian bila Ya kode ‘1’, kode ‘0’ bila Tidak.
Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2011 s.d. April 2012) hingga
saat ini usaha konstruksi ini aktif dan berusaha dengan sistem borongan,atau selama setahun yang lalu usaha konstruksi ini aktif dan berusaha dengan sistem borongan meskipun saat ini tidak aktif/berubah sektor usahanya.
Tidak, apabila usaha konstruksi ini selama setahun yang lalu order
pekerjaannya tidak ada yang menggunakan sistem borongan.
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 33
‘1’, Tidak bila berkode ‘0’
Kolom (8) – Kolom (12): ada isian bila Kolom (7) berkode ‘1’ Kolom (8): Nomor Urut Usaha
Kolom (9): Jenis pekerjaan utama
Kolom (10) – (12): Kode bidang pekerjaan utama
Kode bidang pekerjaan utama terbagi menjadi 3 jenis:
1. Konstruksi Gedung; mencakup rumah tempat tinggal, gedung
perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya.
2. Konstruksi Sipil; mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan,
pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolah, penyaluran dan penyimpan air limbah, minyak dll.
3. Konstruksi Khusus; mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan
komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dll.
Tabel 1. Ringkasan tugas pengisian Daftar VTBH-12-P Konstruksi
Uraian Pre printed Diisi oleh
Pencacah Pengawas
Blok I
Blok II
Blok III Rincian 1 & 3 Rincian 2
Blok IV Blok V Kolom (1) s.d. (3), Identitas Nomor halaman, Kolom (4) s.d. (12), Jumlah a,b,c Memberi lingkaran Kolom(1), Kolom(8) dan nomor di
samping tanda cek salah satu Kolom(10) s.d.Kolom(12) yg terpilih sampel
Blok VI
2). Pengisian Daftar VTBH12-P
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Blok ini isiannya telah tercetak (pre-printed) mulai dari nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, dan Angka
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 34
Random (AR).
BLOK II. RINGKASAN
Tujuan pengisian Blok II adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil identifikasi calon responden pendataan pengusaha konstruksi tidak berbadan hukumpada satu desa/kelurahan. Blok ini diisi setelah kegiatan pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan. Isian Blok II disalin dari halaman terakhirBlok V yang terisi. Sebelum mengisi Blok II, petugas pendataan harus memastikan bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran isian.
Rincian 1: Populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincianc :“Jumlah kumulatif hingga halaman ini” dengan ketentuan sebagai berikut
Blok II Rincian 1 Kolom (2) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (10) pada halaman terakhir.
Blok II Rincian 1 Kolom (3) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (11) pada halaman terakhir.
Blok II Rincian 1 Kolom (4) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (12) pada halaman terakhir.
Rincian 2: Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum
Isiannya merupakan hasil dari penarikan sampel usaha yaitu banyaknya Ri yang terisi [Blok VIKolom(1) s.d..Kolom (3)].
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN
Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab melakukan pendaftaran dan pemeriksaan Daftar VTBH12-P, serta keterangan waktu pelaksanaan pendataan dan pemeriksaan, serta pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara. 1. Nama Petugas
Tuliskan nama pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia. 2. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan
Tuliskan tanggal pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan pada kolom yang tersedia
3. Tanda Tangan
Sebelum membubuhkan tanda tangannya pencacah dan pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar VTBH12-P. Bubuhkan tanda
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 35
tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pendataan dan pengawasan/pemeriksaan. Penandatanganan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya.
4. Pengesahaan oleh Kepala Desa/Lurahatau yang setara tempat dimana pendataan dilaksanakan dengan membubuhkan tanggal, nama, tanda tangan, dan cap/stempel.
BLOK IV. CATATAN
Gunakan Blok IV untuk menuliskan hal-hal yang perlu diinformasikan dan belum tercakup dalam Daftar VTBH12-Pdi desa/kelurahantersebut.
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI
Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh pengusaha konstruksipada satu desa/kelurahan. Padasudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera “Halaman ….dari ..halaman”, yang pengisiannya dilakukan setelah pendataan bangunan dan rumahtangga dalam satu desa/kelurahan selesai. Sedang sudut kanan bawahnya setiap lembar Blok V tertera identitas desa/kelurahan yang tercetak.
Contoh pengisian “Halaman…dari...halaman” pada Blok VDaftar VTBH12-Padalah sebagai berikut:Jika jumlah halaman Blok V yang terpakai ada 5halaman, maka pengisiannya adalah pada halaman pertama Blok V diisi “Halaman 1 dari 5 halaman”, dan halaman terakhir diisi “Halaman 5 dari 5 halaman”.
Kolom (1)-(3) (No. urut, Calon Responden, Alamat)
Kolom (1)-(3) Blok V telah tercetak (pre-printed). Bila dari hasil kunjungan ada perubahan informasi, dapat diperbaiki disampingnya dengan cara mencoret kemudian menuliskan informasi yang benar disebelahnya.
Misalnya kesalahan penulisan alamat, dapat diperbaiki seperti pada contoh berikut:
No.
Urut Calon Responden Alamat Lengkap
(1) (2) (3)
001 PEMBORONG BANGUNAN ‘AGUS’ KP JAMBU RT 10 /RW 05 RT 11
Pengisian Kolom (1)-(3) untuk responden hasil snowballing
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 36
setelah baris yang terisi. Penulisan nomor urut, usaha hasil snowballingmeneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi menggunakan angka biasa.
Kolom (2): Isikan nama lengkap calon responden dengan menggunakan huruf kapital Contoh: 1. ADITA UTAMA (penulisan yang mempunyai nama usaha).
2. PEMBORONG AC ‘RUDI’ (penulisan yang tidak mempunyai nama usaha).
Kolom (3): Isikan alamat lengkap calon responden nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW.
Pengisian Kolom (4)-(12) untuk responden pre-printed dan hasil snowballing
Kolom (4): Identifikasi keberadaan calon responden pada narasumber isikan kode ‘1’ bila ada, dan kode ’0’ bila tidak ada.
Kolom (5): Bila Kolom (4) berkode ‘1’, Ditanyakan kepada calon responden, Apakah alamat kantor usaha di desa ini.Isikan kode 1 bila menjawab ‘Ya”, kode ‘0’ bila ‘Tidak’. Perbaiki Kolom (3) bila ada perbedaan alamat lengkap rumahtangga/usaha.
Kolom (6): Isikan kode ‘1’ untuk calon responden yang berusaha di sektor konstruksidengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu (lanjutkan ke pertanyaan kolom selanjutnya), dan kode ‘0’jika tidak (STOP pendataan pada responden ini).
Kolom (7): Isikan apakah usaha konstruksi ini tidak berbadan hukum. Bila ‘Ya’ beri kode ‘1’ dan bila ‘Tidak’ beri kode ‘0’.
Kolom (8): Isikan nomor urut usaha pada baris-baris yang termasuk usaha konstruksi tidak berbadan hukum.
Kolom (9): Tuliskan sejelas-sejelasnya jenis pekerjaan utama:
Contoh :
Pembangunan tempat tinggal, Pemasangan pagar besi kantor, Pembuatan sumur bor,
Pembuatan saluran irigasi untuk pertanian, Instalasi listrik untuk perumahan,
Pemeliharaan jalan,
Pengecatan kantor, dsb.
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 37
Kolom (12) sesuai uraian Kolom (9).
Misal dari contoh diatas Kolom (9) isiannya ‘Pembuatan sumur bor’, maka beri tanda cek(√) Kolom (11) karena isiannya termasuk kategori pekerjaan/konstruksi sipil.
5.2. Penggunaan dan Tata Cara Pengisian Lembar Pembantu
Lembar pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi calon responden dari narasumber hasil snowballing. Penulisan lembar pembantu wajib dilakukan, selain sebagai legalitas pemberi informasi juga diperlukan untuk mempermudah pengisian Daftar VTBH12-P hasil snowballing.
Tata cara pengisian Lembar Pembantu yaitu:
Kolom (1): Isikan nama Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Responden dll).
Kolom (2): Isikan Nama calon responden hasil rekomendasi dari Narasumber. Kolom (3): Isikan Alamat Lengkap (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW).
Penyalinan isian Lembar Pembantu ke Daftar VTBH12-PBlok V
Salin isian Lembar Pembantu ke Daftar VTBH12-PBlok V, yaitu Lembar Pembantu Kolom (2) ke Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (2) dan Lembar Pembantu Kolom (3) ke Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (3) di baris kosong setelah baris yang terisi. Sedangkan untuk penulisan nomor urut Kolom (1) Daftar VTBH12-P Blok V menggunakan angka biasa dengan meneruskannomor urut baris terakhir yang terisi.
5.3. Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-DS
Daftar sampel survei usaha konstruksi tidak berbadan hukum (VTBH12-DS) adalah daftar yang memuat sejumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum dalam 1 (satu) desa/kelurahan. Daftar VTBH12-DS digunakan oleh PCL sebagai pedoman untuk mendata dengan Daftar VTBH12-S.
1). Struktur Daftar VTBH-DS Konstruksi
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 38
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah
pendataan.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, berisi identitas petugas, waktu pelaksanaan
dan tanda tangan.
BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam
pelaksanaan lapangan.
BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM, terdiri atas 7 kolom, dengan uraian pada masing-masing kolom adalah
sebagai berikut:
Kolom (1): Nomor Urut Sampel
Berisi nomor 1 sampai dengan terakhir Kolom (2): Nomor Urut Usaha
Berisi nomor urut usaha yang terpilih sampel Kolom (3): Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik
Berisi nama usaha atau pengusaha atau pemilik usaha Kolom (4): Alamat Lengkap
Berisi alamat lengkap usaha konstruksi tidak berbadan hukum Kolom (5): Bidang Pekerjaan Utama
Berisi kode bidang pekerjaan utama, kode ‘1’ atau ‘2’atau ‘3’ Kolom (6): Keterangan berhasil dicacah
Berisi kode ‘1’ berhasil dicacah, kode ‘0’ tidak Kolom (7): Keterangan alasan tidak dapat dicacah
Berisi kode ‘1’ atau ‘2’ atau ‘3’ atau ‘4’
Tabel 2. Ringkasan tugas pengisian daftar VTBH12-DS
Uraian Diisi oleh
Pencacah Pengawas
Blok I
Blok II Rincian 2 dan 3 Rincian 1
Blok III
Blok IV
Blok V Kolom (6) s.d. (7) Kolom (1) s.d. (5)
2). Pengisian Daftar VTBH12-DS BLOK I.KETERANGAN TEMPAT
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 39
Blok ini berisi keterangan lokasi dari desa/kelurahan terpilih, yaitu nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan. Isian blok ini disalin dari VTBH12-P Blok IRincian 1 s.d. 5.
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN
Blok II Rincian 2 dan 3 diisi oleh pencacah setelah selesai melakukan pencacahan pada 1 (satu) desa/kelurahan.
Blok II terdiri dari 3 (tiga) rincian, yaitu:
Rincian 1 : Jumlah target pencacahan
Adalah jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum
Rincian 2 : Jumlah realisasi pencacahan
Adalah jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum yang berhasil dicacah dengan Daftar VTBH12-S.
Rincian 3.a : Bukan usaha konstruksi
Isikan jumlah bukan usaha konstruksibila ternyata responden yang dicacah adalah bukan usaha konstruksi tidak berbadan hukum. Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘1’ pada Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (7).
Rincian 3.b : Pindah keluar desa
Isikan jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukumyang tidak dapat dicacah karena alasan ’pindah keluar desa/kelurahan’. Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘2’ pada Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (7).
Rincian 3.c : Tidak ditemukan
Isikan jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukumyang tidak dapat dicacah karena alasan ’tidak ditemukan’. Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘3’ pada Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (7).
Rincian 3.d : Lainnya
Isikan jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukumyang tidak dapat dicacah karena alasan ’lainnya’. Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘4’ pada Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (7).
BLOK III.KETERANGAN PETUGAS
Blok III berisi keterangan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan dan tanda tangan dari petugas pencacah serta pengawas.
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 40
Rincian 1 s.d. 4 : Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pencacah serta
pengawas.
BLOK IV. CATATAN
Isikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan Daftar VTBH12-DS.
BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUMTERPILIH
Terdiri dari 7 (tujuh) kolom yang berisi keterangan nomor urut sampel (NUS), nomor urut usaha (NUU), nama usaha/pengusaha/pemilik, alamat lengkap, serta kode bidang pekerjaan utama. Kolom (1) s.d.Kolom (5) telah diisi oleh pengawas/pemeriksa yang bersumber dari Daftar VTBH12-P. Sedangkan Kolom (6) dan (7) diisi oleh petugas pencacah.
Kolom (1) : Nomor urut sampel (NUS)
Isikan nomor urut dimulai dari 1 sampai dengan terakhir usaha konstruksi tidak berbadan hukum.
Kolom (2) : Nomor urut perusahaan (NUU)
Salin nomor urut usaha dari Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (8) yang dilingkari.
Kolom (3) : Nama usaha atau pengusaha/pemilik
Salin nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar VTBH12-PBlok V Kolom (2) yang Kolom (1) danKolom (8) dilingkari.
Kolom (4) : Alamat lengkap
Salin alamat lengkap dari Daftar VTBH12-PBlok VKolom (3) yang Kolom (1) danKolom (8) dilingkari.
Kolom (5) : Kode bidang pekerjaan utama (BPU)
Salin kode bidang pekerjaan utama dari Daftar VTBH12-PBlok VKolom (10) atau Kolom (11) atau Kolom (12) yang nomor tanda cek(√)nya dilingkari.
Kode bidang pekerjaan utama (BPU) meliputi: Kode ‘1’ : Konstruksi Gedung
Kode ‘2’ : Konstruksi Sipil Kode ‘3’ : Konstruksi Khusus
Kolom (6) : Berhasil dicacah? Ya = ‘1’, Tidak = ‘0’
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 41
hukumberhasil dicacah, dan isikan kode ‘0’ jika tidak. Pencacah wajib melaporkan jumlah kolom (6) yang berkode =’0’ pada pengawas.
Kolom (7) : Jika Kolom (6) berkode ‘0’, alasan tidak dapat dicacah
(kode)
Isikan kode alasan tidak dapat dicacah, yaitu: Kode ‘1’:
Kode ‘2’:
Bukan usaha konstruksi Pindah ke luar desa/kelurahan Kode ‘3’: Tidak ditemukan
Kode ‘4’: Lainnya Penjelasan:
1. Bukan usaha konstruksi (kode ‘1’)
Bukan usaha konstruksi, jika responden yang terpilih sebagai sampel ini ternyata bukan usaha konstruksi tidak berbadan hukum.
2. Pindah keluar desa (kode ‘2’)
Pindah keluar desa, jika keberadaan usaha konstruksi tidak berbadan hukumsudah tidak lagi di desa/kelurahan tersebut. 3. Tidak ditemukan (kode ‘3’)
Jika usaha konstruksi tidak berbadan hukumtersebut tidak ditemukan di lapangan.
4.Lainnya (kode ‘4’)
Jika sampai dengan batas waktu pencacahan yang telah ditentukan ternyata contact person/pemilik/pengusaha/ penanggung jawab tidak dapat diwawancarai.
5.4. Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-S
Daftar Isian Sampel Survei Usaha Tidak Berbadan Hukum 2012 (VTBH12-S) adalah daftar yang memuat keterangan karakteristik usaha konstruksi tidak berbadan hukum terpilih.
1). Struktur Daftar VTBH12-S
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, Rincian 1 s.d. 4 berisi kode dan nama wilayah
administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan) disalin dari daftar VTBH12-DSBlok I sedangkanRincian 5 dan 6 dari daftar VTBH12-DS Blok V Kolom (2) dan Kolom (1).
Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 42
BLOK II. KETERANGAN USAHA, berisi nama usaha, alamat, bidang pekerjaan,
kegiatan utama usaha dan persentase biaya penggunaan bahan/material dan upah pekerja harian.
BLOK III. KETERANGAN UMUM DAN ALAT BERAT KONSTRUKSI, berisi
identitas pengusaha, dan jenis alat berat yang dikuasai pada saat pencacahan.
BLOK IV. PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH, berisi keterangan
pekerja, hari kerja, balas jasa, dan upah.
BLOK V. BIAYA/PENGELUARAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi
seluruh biaya/pengeluaran usaha selama setahun yang lalu.
BLOK VI. PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi pendapatan
usaha konstruksi dan pendapatan dari kegiatan lainnya selama setahun yang lalu.
BLOK VII. RINGKASAN, berisi rekapitulasi pendapatan dan biaya/pengeluaran yang
diisi oleh pengawas.
BLOK VIII. PERMODALAN, berisi modal usaha konstruksi pada 30 April 2012. BLOK IX. KENDALA DAN PROSPEK USAHA, berisi permasalahan, kondisi, dan
prospek usaha konstruksi.
BLOK X. KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS, berisi identitas pemberi
jawaban, petugas, pemeriksa dengan keterangan no. telp/HP, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan.
BLOK XI. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam
pelaksanaan lapangan.
2). Pengisian Daftar VTBH12-S BLOK I : KETERANGAN TEMPAT
Blok ini digunakan untuk mencatat identitas usaha konstruksi, diisi sebelum melakukan wawancara terhadap responden disalin dari Daftar VTBH12-DS.
Rincian 1 s.d. 4 : Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar VTBH12-DS
rincian yang sama.
Rincian 2 dan 4 Pada rincian 2 dan 4 coret salah satu keterangan wilayah sesuai
dengan tempat tugasnya, seperti Kabupaten/Kotaatau Desa/Kelurahan.