• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 39/Kpts/KPU-Kab /2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 39/Kpts/KPU-Kab /2015"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SALINAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG

NOMOR: 39/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13 huruf d serta Pasal 63 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang; b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bandung tentang Pedoman Teknis Kampanye dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2015.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 02, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

(2)

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5678);

6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota; 10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.

Memerhatikan : 1. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bandung Nomor: 9/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015 tentang Penetapan Hari dan Tanggal Pemungutan Suara Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2015;

(3)
(4)

SALINAN

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 39/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015

TANGGAL : 30 Juni 2015

TENTANG : PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

BAB I

KETENTUAN UMUM Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2015, selanjutnya disebut Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Kabupaten Bandung untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Bandung secara langsung dan demokratis. 2. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga penyelenggara

pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum serta diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

3. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat, selanjutnya disebut KPU Provinsi Jawa Barat, adalah penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

4. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bandung, selanjutnya disingkat KPU Kabupaten Bandung, adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

5. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten Bandung untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan.

6. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten Bandung untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa/kelurahan.

7. Badan Pengawas Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Bawaslu, adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

8. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat, selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi Jawa Barat, adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah provinsi Jawa Barat sebagaimana ...

(5)

sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

9. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten Bandung, selanjutnya disebut Panwas Kabupaten Bandung, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi Jawa Barat yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kabupaten Bandung.

10. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten Bandung yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kecamatan.

11. Partai Politik adalah Partai Politik nasional peserta pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung terakhir.

12. Gabungan Partai Politik adalah gabungan dua atau lebih Partai Politik nasional peserta pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung, yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung. 13. Pasangan Calon adalah Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung

yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan.

14. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Pemilihan.

15. Kampanye Pemilihan, selanjutnya disebut Kampanye, adalah kegiatan menawarkan visi, misi, dan program Pasangan Calon dan/atau informasi lainnya, yang bertujuan mengenalkan atau meyakinkan Pemilih.

16. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh Pasangan Calon bersama-sama dengan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon atau oleh Pasangan Calon perseorangan yang didaftarkan ke KPU Kabupaten Bandung. 17. Penghubung Pasangan Calon adalah tim yang ditugaskan oleh Pasangan Calon untuk

menjadi penghubung atau membangun komunikasi antara Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dengan KPU Kabupaten Bandung.

18. Petugas Kampanye adalah seluruh petugas yang memfasilitasi penyelenggaraan Kampanye yang dibentuk oleh Tim Kampanye dan didaftarkan kepada KPU Kabupaten Bandung.

19. Peserta Kampanye adalah anggota masyarakat atau Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai Pemilih.

20. Alat Peraga Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, dan program Pasangan Calon, simbol, atau tanda gambar Pasangan Calon yang dipasang untuk keperluan Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih Pasangan Calon tertentu, yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(6)

21. Bahan Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program Pasangan Calon, simbol, atau tanda gambar yang disebar untuk keperluan Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih Pasangan Calon tertentu, yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Bahan Kampanye yang dibiayai sendiri oleh Pasangan Calon.

21. Iklan Kampanye adalah penyampaian pesan Kampanye melalui media cetak dan elektronik berbentuk tulisan, gambar, animasi, promosi, suara, peragaan, sandiwara, debat, dan bentuk lainnya yang dimaksudkan untuk memperkenalkan Pasangan Calon atau meyakinkan Pemilih memberi dukungan kepada Pasangan Calon, yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

22. Pemberitaan dan Penyiaran Kampanye adalah penyampaian berita atau informasi yang dilakukan oleh media massa cetak, elektronik dan lembaga penyiaran yangberbentuk tulisan, gambar, video atau bentuk lainnya mengenai Pasangan Calon, dan/atau kegiatan Kampanye.

23. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

24. Lembaga Penyiaran Swasta adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio atau siaran televisi.

25. Hari adalah hari kalender.

BAB II

ASAS DAN PRINSIP KAMPANYE A. ASAS KAMPANYE

1. Penyelenggara Pemilihan berpedoman pada asas: a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; l. efektivitas; dan m. aksesibilitas ...

(7)

m. aksesibilitas.

2. Kampanye diselenggarakan di seluruh wilayah Kabupaten Bandung.

3. Pasangan Calon mempunyai hak, kesempatan, dan perlakuan yang adil dan setara dalam Kampanye.

B. PRINSIP KAMPANYE

1. Kampanye dilaksanakan berdasarkan prinsip: a. jujur;

b. terbuka; dan c. dialogis.

2. Kampanye merupakan wujud dari pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan secara bertanggung jawab.

3. Pendidikan politik dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi Pemilih dalam Pemilihan.

BAB III

PELAKSANAAN KAMPANYE 1. Kampanye dilaksanakan oleh:

a. KPU Kabupaten Bandung, yang difasilitasi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

b. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye, yang dapat dilaksanakan oleh pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan didanai oleh Pasangan Calon bersangkutan, dengan metode:

1) pertemuan terbatas;

2) pertemuan tatap muka dan dialog; dan/atau

3) kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Kampanye oleh KPU Kabupaten Bandung, dilaksanakan dengan metode: a. debat publik atau debat terbuka antar Pasangan Calon;

b. penyebaran Bahan Kampanye kepada umum; c. pemasangan Alat Peraga Kampanye; dan/atau

d. Iklan di media massa cetak dan/atau media massa elektronik.

3. Dalam melaksanakan Kampanye, Pasangan Calon bersama dengan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau Pasangan Calon perseorangan membentuk Tim Kampanye dan menunjuk Penghubung Pasangan Calon.

4. Tim Kampanye dan Penghubung Pasangan Calon didaftarkan kepada KPU Kabupaten Bandung pada saat pendaftaran Pasangan Calon, menggunakan formulir Model BC1-KWK untuk disampaikan kepada:

a. KPU Kabupaten Bandung; b. Panwas Kabupaten Bandung;

(8)

c. Kepolisian Resort Bandung; d. Sebagai arsip Pasangan Calon.

5. Pasangan Calon wajib memberitahukan secara tertulis apabila ada perubahan susunan Tim Kampanye maupun LO (Liaison Orgenizer) kepada:

a. KPU Kabupaten Bandung; b. Panwas Kabupaten Bandung; c. Kepolisian Resor Bandung; d. Arsip Pasangan Calon.

6. KPU Kabupaten Bandung mengumumkan daftar nama Tim Kampanye yang telah didaftarkan pada papan pengumuman dan/atau laman KPU Kabupaten Bandung. 7. Tim Kampanye sebagaimana dimaksud poin 3 diatas bertugas menyusun seluruh

kegiatan tahapan Kampanye dan bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan penyelenggaraan Kampanye.

8. Tugas Penghubung Pasangan Calon meliputi:

a. menjadi penghubung antara Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dengan KPU Kabupaten Bandung;

b. menerima Bahan Kampanye yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung. 9. Dalam pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung, Pasangan Calon

dan/atau Tim Kampanye dapat membentuk Tim Kampanye tingkat kecamatan. 10. Untuk mendukung penyelenggaraan Kampanye, Tim Kampanye dapat menunjuk

Petugas Kampanye, yang terdiri dari seluruh petugas yang memfasilitasi penyelenggaraan Kampanye.

11. Petugas Kampanye bertugas:

a. menyelenggarakan kegiatan Kampanye;

b. menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat tentang penyelenggaraan Kampanye; dan/atau c. menyebarkan Bahan Kampanye.

12. Petugas Kampanye bertanggung jawab terhadap kelancaran, keamanan dan ketertiban penyelenggaraan Kampanye.

13. Tim Kampanye mendaftarkan Petugas Kampanye kepada KPU Kabupaten Bandung dimulai pada tanggal 25 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2015, dengan menggunakan formulir Model BC2-KWK untuk disampaikan kepada:

a. KPU Kabupaten Bandung; b. Panwas Kabupaten Bandung;

c. Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) Bandung; d. sebagai arsip Pasangan Calon.

14. Dalam melaksanakan Kampanye, Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dapat menunjuk organisasi penyelenggara kegiatan, dengan ketentuan:

a. Organisasi penyelenggara kegiatan adalah organisasi yang ditunjuk Pasangan Calon, mencakup organisasi sayap Partai Politik atau Gabungan Partai Politik; b. Organisasi ...

(9)

b. Organisasi penyelenggara kegiatan adalah badan hukum yang didirikan dan dikelola oleh Warga Negara Indonesia dan tunduk kepada hukum Negara Republik Indonesia.

15. Selain KPU Kabupaten Bandung dan Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye, Kampanye dapat dilaksanakan oleh:

a. orang-seorang, yaitu adalah Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak memilih;

b. relawan, yaitu pendukung Pasangan Calon yang menjalankan program-program Kampanye secara sukarela.

16. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye mendaftarkan orang-seorang dan relawan kepada KPU Kabupaten Bandung dimulai pada tanggal 25 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2015, menggunakan formulir Model BC3-KWK untuk disampaikan kepada:

a. KPU Kabupaten Bandung; b. Panwas Kabupaten Bandung; c. Kepolisian Resort Bandung; d. sebagai arsip Pasangan Calon.

17. Kampanye dihadiri oleh Peserta Kampanye, yaitu Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai Pemilih.

18 Pasangan Calon dilarang melibatkan Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, dan Anggota POLRI sebagai Tim Kampanye, peserta kampanye maupun juru kampanye, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pasangan Calon. 19 Tahap kampanye dimulai pada tanggal 27 Agustus sampai dengan 5 Desember 2015.

BAB IV

MATERI KAMPANYE

1. Materi Kampanye Pasangan Calon wajib memuat visi, misi dan program yang disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bandung, dan dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat. 2. Pasangan Calon berhak untuk mendapatkan informasi atau data dari Pemerintah

Daerah sesuai peraturan perundang-undangan.

3. Visi, misi dan program menjadi dokumen resmi daerah apabila Pasangan Calon terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bandung.

4. KPU Kabupaten Bandung mengumumkan visi, misi dan program Pasangan Calon di papan pengumuman dan/atau laman KPU Kabupaten Bandung.

5. Materi Kampanye harus:

a. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945;

b. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa; c. meningkatkan kesadaran hukum;

(10)

d. memberikan informasi yang benar, seimbang dan bertanggung jawab sebagai bagian dari pendidikan politik; dan

e. menjalin komunikasi politik yang sehat antara Pasangan Calon dengan masyarakat sebagai bagian dari membangun budaya politik Indonesia yang demokratis dan bermartabat.

6. Materi Kampanye disampaikan dengan cara:

a. sopan, yaitu menggunakan bahasa atau kalimat yang santun dan pantas ditampilkan kepada umum;

b. tertib, yaitu tidak mengganggu kepentingan umum;

c. edukatif/mendidik, yaitu memberikan informasi yang bermanfaat dan mencerahkan Pemilih;

d. bijak dan beradab, yaitu tidak menyerang pribadi, kelompok, golongan atau Pasangan Calon lain; dan

e. tidak bersifat provokatif.

7. Pasangan Calon wajib menyampaikan visi, misi dan program pemerintahan yang akan diselenggarakan, apabila menjadi Pasangan Calon terpilih pada setiap pelaksanaan kegiatan Kampanye.

BAB V

METODE KAMPANYE A. DEBAT PUBLIK ATAU DEBAT TERBUKA

1. Debat publik atau debat terbuka antar Pasangan Calon diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Bandung dan disiarkan secara langsung melalui Lembaga Penyiaran Publik atau Lembaga Penyiaran Swasta.

2. Dalam hal debat publik atau debat terbuka tidak dapat disiarkan secara langsung karena keterbatasan frekuensi, debat publik atau debat terbuka dapat disiarkan secara tunda melalui Lembaga Penyiaran Publik atau Lembaga Penyiaran Swasta pada masa Kampanye.

3. Debat publik atau debat terbuka dapat disiarkan ulang pada masa Kampanye. 4. Debat publik atau debat terbuka diselenggarakan paling banyak 3 (tiga) kali

pada masa Kampanye.

5. Debat publik atau debat terbuka dipandu oleh moderator yang berasal dari kalangan profesional dan akademisi yang mempunyai integritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak kepada salah satu Pasangan Calon.

6. Moderator dipilih oleh KPU Kabupaten Bandung melalui Rapat Pleno.

7. Moderator harus bersikap dan bertindak netral, dilarang memberikan komentar, penilaian dan kesimpulan terhadap penyampaian materi debat dari setiap Pasangan Calon yang dibuktikan dengan surat pernyataan.

8. KPU Kabupaten Bandung dapat menghadirkan undangan dalam jumlah terbatas.

(11)

9. KPU Kabupaten Bandung memberikan akses bagi penyandang disabilitas dalam penyelenggaraan debat publik atau debat terbuka.

10. Materi debat publik atau debat terbuka adalah visi dan misi Pasangan Calon dalam rangka:

a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; b. memajukan daerah;

c. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; d. menyelesaikan persoalan daerah;

e. menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Bandung dengan nasional; dan

f. memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebangsaan. 11. KPU Kabupaten Bandung menyusun jadwal, mekanisme dan tata tertib debat

publik yang dituangkan dalam Keputusan KPU Kabupaten Bandung setelah berkoordinasi dengan pihak media terkait, Pasangan Calon/LO, Panwas Kabupaten Bandung, Polres Bandung dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kabupaten Bandung.

B. PENYEBARAN BAHAN KAMPANYE

1. Jenis Bahan Kampanye yang pengadaannya difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung meliputi:

a. selebaran (flyer) paling besar ukuran 8,25 cm x 21 cm;

b. brosur (leaflet) paling besar ukuran posisi terbuka 21 cm x 29,7 cm, posisi terlipat 21 cm x 10 cm;

c. pamflet paling besar ukuran 21 cm x 29,7 cm; dan/atau d. poster paling besar ukuran 40 cm x 60 cm.

2. Desain dan materi Bahan Kampanye sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuat dan dibiayai oleh Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan oleh KPU Kabupaten Bandung.

3. Desain dan materi dapat memuat visi, misi, program, foto Pasangan Calon, tanda gambar Partai Politik atau Gabungan Partai Poitik dan/atau foto pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.

4. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye/LO menyerahkan desain dan materi Bahan Kampanye kepada KPU Kabupaten Bandung menggunakan format dari aplikasi/program CorelDRAW yang terbaru.

5. Pasangan Calon tidak diperkenankan mengubah/mengganti desain dan materi bahan kampanye yang sudah diperiksa dan diserahkan kepada KPU Kabupaten Bandung guna menjamin pelaksanaan pengadaan barang tepat waktu.

6. Penyedia jasa pengadaan barang wajib menyerahkan contoh/dummy bahan kampanye kepada KPU Kabupaten Bandung sebelum naik cetak.

7. KPU Kabupaten Bandung, Pasangan Calon, dan Penyedia Jasa Pengadaan Barang memberikan tandatangan persetujuan pada contoh/dummy Bahan Kampanye sebelum dicetak.

(12)

8. KPU Kabupaten Bandung mencetak Bahan Kampanye sesuai dengan desain dan materi yang diserahkan, dengan terlebih dahulu diperiksa dan disetujui oleh Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye/LO.

9. KPU Kabupaten Bandung, Pasangan Calon, dan Penyedia Jasa Pengadaan Barang memberikan tandatangan persetujuan pada contoh/dummy Bahan Kampanye sebelum dicetak.

10. Pencetakan Bahan Kampanye diutamakan menggunakan bahan yang dapat didaur ulang.

11. KPU Kabupaten Bandung mencetak Bahan Kampanye paling banyak sejumlah kepala keluarga pada daerah Pemilihan untuk setiap Pasangan Calon.

12. KPU Kabupaten Bandung berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dalam mendapatkan data dan informasi jumlah kepala keluarga pada daerah Pemilihan untuk menentukan jumlah Bahan Kampanye yang dicetak. 13. KPU Kabupaten Bandung dapat menyerahkan Bahan Kampanye kepada Tim

Kampanye secara bertahap sesuai kesepakatan dengan Pasangan Calon berdasarkan jadwal penyelesaian pengadaan bahan kampanye untuk disebarkan oleh Petugas Kampanye.

14. Pasangan Calon/LO wajib menandatangani berita acara serah terima Bahan Kampanye.

15. KPU Kabupaten Bandung dapat membuat kesepakatan dengan Pasangan Calon mengenai jadwal penyerahan desain bahan kampanye kepada KPU Kabupaten Bandung dan jadwal penyerahan bahan kampanye dari KPU Kabupaten Bandung kepada Pasangan Calon/LO.

16. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dapat membuat dan mencetak Bahan Kampanye jenis lain selain yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung, meliputi: a. kaos; b. topi; c. mug; d. kalender; e. kartu nama; f. pin; g. ballpoint; h. payung; dan/atau

i. stiker paling besar ukuran 10 cm x 5 cm, yang dilarang ditempel di tempat umum meliputi:

1) tempat ibadah termasuk halaman;

2) rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; 3) gedung atau fasilitas milik pemerintah;

4) lembaga pendidikan (gedung dan sekolah); 5) jalan-jalan protokol;

(13)

6) jalan bebas hambatan;

7) sarana dan prasarana publik; dan/atau 8) taman dan pepohonan.

17. Setiap Bahan Kampanye apabila dikonversikan dalam bentuk uang nilainya paling tinggi Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah).

18. Penyebaran Bahan Kampanye kepada umum dilakukan pada Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka dan dialog, dan/atau di tempat umum.

19. Pasangan Calon dilarang membuat bahan kampanye selain sebagaimana ditentukan pada angka 1 dan angka 16.

C. PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE

1. KPU Kabupaten Bandung memfasilitasi pembuatan dan pemasangan Alat Peraga Kampanye, meliputi:

a. Baliho dengan ukuran 2 m x 3 m, sebanyak 5 (lima) buah bagi setiap Pasangan Calon untuk tingkat kabupaten;

b. umbul-umbul dengan ukuran 3 m x 1,15 m, sebanyak 15 (lima belas) buah bagi setiap Pasangan Calon untuk tiap kecamatan;

c. spanduk dengan ukuran 5 m x 1,5 m, sebanyak 2 (dua) buah bagi setiap Pasangan Calon untuk tiap desa atau kelurahan.

2. Desain dan materi Alat Peraga Kampanye dibuat dan dibiayai oleh Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan oleh KPU Kabupaten Bandung.

3. Desain dan materi dapat memuat visi, misi, program, foto Pasangan Calon, tanda gambar Partai Politik atau Gabungan Partai Poitik dan/atau foto pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.

4. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye menyampaikan desain dan materi Alat Peraga Kampanye kepada KPU Kabupaten Bandung menggunakan format dari aplikasi/program CorelDRAW yang terbaru.

5. KPU Kabupaten Bandung, Pasangan Calon, dan Penyedia Jasa Pengadaan Barang bersama-sama memeriksa softfile desain dan materi alat peraga kampanye serta membubuhkan tandatangan persetujuan desain dan materi alat peraga kampanye sebelum dicetak.

6. Pasangan Calon tidak diperkenankan merubah/mengganti desain alat peraga kampanye yang sudah diserahkan kepada KPU Kabupaten Bandung sesuai jadwal yang telah disepakati guna menjamin pelaksanaan pengadaan barang tepat waktu.

7. KPU Kabupaten Bandung membuat Alat Peraga Kampanye sesuai dengan desain dan materi yang disampaikan oleh Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye.

8. KPU Kabupaten Bandung bekerjasama dengan Dinas Pertamanan, Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Bandung, akan memberi tanda khusus pada alat peraga kampanye yang sah sebelum dipasang.

(14)

9. KPU Kabupaten Bandung dapat membuat kesepakatan dengan Pasangan Calon tentang jadwal penyerahan desain alat peraga kampanye kepada KPU Kabupaten Bandung dan jadwal penyerahan alat peraga kampanye secara bertahap kepada Pasangan Calon/LO.

10. Pembuatan Alat Peraga Kampanye diutamakan menggunakan bahan yang dapat didaur ulang.

11. KPU Kabupaten Bandung memasang Alat Peraga Kampanye di lokasi yang telah ditentukan pada masa kampanye, yaitu mulai tanggal 27 Agustus sampai dengan tanggal 5 Desember 2015 dengan dibantu oleh PPK dan PPS.

12. KPU Kabupaten Bandung berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung, perangkat kecamatan, dan perangkat desa atau kelurahan untuk menetapkan lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye.

13. Lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye, dilarang berada di: a. tempat ibadah termasuk halaman;

b. rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; c. gedung milik pemerintah; dan

d. lembaga pendidikan (gedung dan sekolah).

14. Pemasangan Alat Peraga Kampanye dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan dan keindahan kota atau kawasan setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

15. Pemasangan Alat Peraga Kampanye pada tempat yang menjadi milik perseorangan atau badan swasta harus seizin pemilik tempat tersebut.

16. KPU Kabupaten Bandung bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung, Panwas Kabupaten Bandung dan Polres Bandung dalam mengamankan Alat Peraga Kampanye.

17. Pasangan Calon dilarang membuat dan memasang baliho, umbul-umbul, dan spanduk sebagai alat peraga kampanye selain yang dicetak dan dipasang oleh KPU Kabupaten Bandung.

18. KPU Kabupaten Bandung berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung, Panwas Kabupaten Bandung, dan Polres Bandung untuk membersihkan Alat Peraga Kampanye.

19 KPU Kabupaten Bandung bersama Pemerintah Kabupaten Bandung, Panwas Kabupaten Bandung, dan Polres Bandung membersihkan Alat Peraga Kampanye paling lambat tanggal 5 Desember 2015 pukul 24.00 WIB.

D. IKLAN KAMPANYE DI MEDIA MASSA

1. KPU Kabupaten Bandung memfasilitasi penayangan Iklan Kampanye dalam bentuk iklan komersial dan/atau iklan layanan masyarakat pada:

a. media massa cetak;

b. media massa elektronik, yaitu televisi, radio dan/atau media dalam jaringan (online); dan/atau

c. lembaga penyiaran.

(15)

2. KPU Kabupaten Bandung menentukan pihak media massa elektronik televisi dan radio yang akan menayangkan iklan kampanye setelah berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kabupaten Bandung.

3. KPU Kabupaten Bandung menentukan jumlah spot penayangan dan durasi tiap spot Iklan Kampanye untuk setiap Pasangan Calon.

4. Materi Iklan Kampanye dalam bentuk softfile dibuat dan dibiayai oleh Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye sesuai dengan jenis media massa dan durasi yang telah ditentukan oleh KPU Kabupaten Bandung.

5. Pasangan Calon menyerahkan softfile materi iklan kampanye untuk media massa elektronik dan cetak kepada KPU Kabupaten Bandung paling lambat tanggal 22 Oktober 2015.

6. KPU Kabupaten Bandung, Pasangan Calon/LO, dan pihak media massa bersama-sama memeriksa softfile materi iklan kampanye untuk memastikan bahwa iklan kampanye Pasangan Calon telah memenuhi syarat teknis penayangan.

7. Pasangan Calon/LO tidak diperkenankan mengubah/mengganti isi materi iklan kampanye yang sudah diperiksa bersama dengan pihak media massa dan diserahkan kepada KPU Kabupaten Bandung guna menjamin pelaksanaan penayangan iklan kampanye sesuai jadwal.

8. Materi Iklan Kampanye dapat memuat informasi mengenai visi, misi, program, foto Pasangan Calon, tanda gambar Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan/atau foto pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.

9. Materi Iklan Kampanye bersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau tidak interaktif, serta yang dapat diterima melalui perangkat penerima pesan, yang dapat berupa:

a. tulisan; b. suara; c. gambar;

d. tulisan dan gambar; dan/atau e. suara dan gambar.

10. Materi Iklan Kampanye disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan dan etika periklanan.

11. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye menyerahkan softfile Materi Iklan Kampanye kepada KPU Kabupaten Bandung sesuai dengan pemberitahuan yang diberikan kepada Pasangan Calon/LO.

12. KPU Kabupaten Bandung menayangkan Iklan Kampanye sesuai dengan materi yang disampaikan oleh Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye.

13. Penayangan Iklan Kampanye dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari sebelum dimulainya masa tenang, yaitu dimulai tanggal 22 November 2015 sampai dengan 5 Desember 2015.

14. Jumlah penayangan Iklan Kampanye di televisi untuk setiap Pasangan Calon, dilakukan di 3 (tiga) stasiun TV, sebanyak kumulatif 10 (sepuluh) spot,

(16)

berdurasi paling lama 30 (tiga puluh) detik per spot, untuk setiap stasiun televisi, setiap hari selama masa penayangan Iklan Kampanye.

15. Jumlah penayangan Iklan Kampanye di radio untuk setiap Pasangan Calon, dilakukan di 3 (tiga) stasiun radio, sebanyak 10 (sepuluh) spot, berdurasi paling lama 60 (enam puluh) detik per spot, untuk setiap stasiun radio, setiap hari selama masa penayangan Iklan Kampanye.

16. Batas jumlah penayangan Iklan Kampanye sebagaimana dimaksud pada angka 10 dan angka 11, berlaku untuk semua jenis Iklan Kampanye.

17. KPU Kabupaten Bandung menetapkan jadwal penayangan Iklan Kampanye untuk setiap Pasangan Calon setelah berkoordinasi dengan media massa cetak atau elektronik dan/atau lembaga penyiaran.

18. KPU Kabupaten Bandung wajib memberikan kesempatan dan alokasi waktu yang sama dan berimbang kepada setiap Pasangan Calon dalam menetapkan jadwal.

19. Media massa cetak, media massa elektronik dan lembaga penyiaran yang memuat dan menayangkan Iklan Kampanye dalam bentuk komersial atau layanan masyarakat wajib mematuhi kode etik periklanan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

20. Media massa cetak, media massa elektronik dan lembaga penyiaran wajib menentukan standar tarif Iklan Kampanye komersial yang berlaku sama untuk setiap penayangan Iklan Kampanye Pasangan Calon yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung.

21. Tarif Iklan Kampanye layanan masyarakat harus lebih rendah daripada tarif Iklan Kampanye komersial.

22. Media massa elektronik dan lembaga penyiaran menyiarkan Iklan Kampanye layanan masyarakat non-partisan paling sedikit satu kali dalam sehari dengan durasi 60 (enam puluh) detik.

23. Iklan Kampanye layanan masyarakat dapat diproduksi sendiri oleh media massa cetak, lembaga penyiaran atau dibuat oleh pihak lain.

24. Jumlah waktu tayang Iklan Kampanye layanan masyarakat tidak termasuk jumlah tayangan Iklan Kampanye yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung.

25. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dilarang memasang iklan kampanye di media massa cetak dan media massa elektronik.

E. PERTEMUAN TERBATAS

1. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dapat melaksanakan pertemuan terbatas di dalam ruangan atau gedung tertutup.

2. Pertemuan terbatas dapat dilaksanakan pada masa kampanye, yaitu mulai tanggal 27 Agustus sampai dengan 5 Desember 2015.

3. Pasangan Calon diminta menyerahkan rencana umum jadwal kampanye pertemuan terbatas kepada KPU Kabupaten Bandung yang memuat informasi mengenai hari, tanggal, jam, tempat kegiatan, nama pembicara, dan penanggung jawab.

(17)

4. Peserta yang diundang disesuaikan dengan kapasitas ruangan yang ditentukan oleh pengelola ruang gedung dengan jumlah peserta paling banyak 1.000 (seribu) orang.

5. Undangan kepada peserta harus memuat informasi mengenai hari, tanggal, jam, tempat kegiatan, nama pembicara, dan penanggung jawab.

6. Tim Kampanye atau Petugas Kampanye pertemuan terbatas wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Polres Bandung, dengan tembusan disampaikan kepada KPU Kabupaten Bandung, dan Panwas Kabupaten Bandung, yang mencakup:

a. hari; b. tanggal; c. waktu; d. tempat;

e. nama pembicara;

f. jumlah peserta yang diundang; dan g. penanggung jawab.

7. Petugas Kampanye pertemuan terbatas hanya dapat membawa atau menggunakan:

a. nomor urut dan foto Pasangan Calon;

b. tanda gambar Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon; dan

8. Semua yang hadir dalam pertemuan terbatas hanya dibenarkan membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut Pasangan Calon yang bersangkutan.

F. PERTEMUAN TATAP MUKA DAN DIALOG

1. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dapat mengadakan pertemuan tatap muka dan dialog secara interaktif, yang dapat dilaksanakan di:

a. dalam ruangan atau gedung tertutup atau terbuka; dan/atau

b. luar ruangan, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kunjungan ke pasar, tempat tinggal warga, komunitas warga atau tempat umum lainnya.

2. Pertemuan tatap muka dan dialog dapat dilaksanakan pada masa kampanye, yaitu mulai tanggal 27 Agustus sampai dengan 5 Desember 2015.

3. Pasangan Calon diminta menyerahkan rencana umum jadwal kampanye pertemuan tatap muka dan dialog kepada KPU Kabupaten Bandung yang memuat informasi mengenai hari, tanggal, jam, tempat kegiatan, nama pembicara, dan penanggung jawab.

4. Pertemuan tatap muka dan dialog yang dilaksanakan di dalam ruangan atau gedung tertutup atau terbuka dilaksanakan dengan ketentuan:

a. jumlah peserta tidak melampaui kapasitas tempat duduk; dan b. peserta dapat terdiri atas peserta pendukung dan tamu undangan.

(18)

5. Tim Kampanye atau Petugas Kampanye pertemuan tatap muka dan dialog wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Polres Bandung, dengan tembusan kepada KPU Kabupaten Bandung, dan Panwas Kabupaten Bandung, yang mencakup: a. hari; b. tanggal; c. jam; d. tempat kegiatan; e. Tim Kampanye;

f. jumlah peserta yang diundang; dan g. penanggung jawab

6. Petugas Kampanye pertemuan tatap muka dan dialog dapat memasang Alat Peraga Kampanye di halaman gedung atau tempat pertemuan.

G. RAPAT UMUM

1. Rapat umum dengan jumlah terbatas dilaksanakan 1 (satu) kali untuk setiap pasangan calon selama masa kampanye di seluruh wilayah Kabupaten Bandung.

2. Rapat umum dengan jumlah terbatas dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir paling lambat pukul 18.00 WIB dengan menghormati hari dan waktu ibadah di Indonesia.

3. Rapat umum dengan jumlah terbatas dilaksanakan di lapangan, stadion, alun-alun atau tempat terbuka lainnya.

4. Tim Kampanye atau Petugas Kampanye rapat umum wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Polres Bandung, dengan tembusan kepada KPU Kabupaten Bandung, dan Panwas Kabupaten Bandung, yang mencakup:

a. hari; b. tanggal; c. jam; d. tempat kegiatan; e. tim Kampanye; f. juru kampanye

g. jumlah peserta yang diundang; h. penanggung jawab

5. Petugas Kampanye wajib memerhatikan daya tampung tempat.

6. Petugas dan peserta Kampanye dilarang membawa atau menggunakan tanda gambar, simbol-simbol, panji, pataka, dan/atau bendera yang bukan tanda gambar atau atribut lain dari Pasangan Calon yang bersangkutan.

7. Peserta Kampanye yang menghadiri Kampanye rapat umum dengan menggunakan kendaraan bermotor secara rombongan atau konvoi, dalam keberangkatan dan kepulangannya dilarang:

(19)

a. melakukan pawai kendaraan bermotor; dan b. melanggar peraturan lalu lintas.

8. Petugas Kampanye rapat umum dari setiap Pasangan Calon wajib menunjuk 1 (satu) orang atau lebih dari anggotanya sebagai koordinator lapangan.

9. Petugas Kampanye bertanggung jawab atas kelancaran, keamanan dan ketertiban peserta Kampanye pada saat keberangkatan dan/atau kepulangan dari tempat Kampanye.

10. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon dapat mengikutsertakan personil satuan tugas atau sebutan lainnya, dengan ketentuan:

a. dilarang menggunakan seragam mirip Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. dilarang menyimpan dan/atau membawa senjata api dan senjata tajam; dan

c. wajib membantu Polres Bandung dalam menjaga ketertiban dan keamanan Kampanye.

11. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik wajib mendaftarkan satuan tugas kepada KPU Kabupaten Bandung paling lambat tanggal 26 Agustus 2015. 12. KPU Kabupaten Bandung menyusun jadwal dan lokasi kampanye rapat umum

untuk setiap Pasangan Calon setelah berkoordinasi dengan pihak terkait, yaitu: a. Tim kampanye Pasangan Calon;

b. Polres Bandung; c. Polres Cimahi;

d. Panwas Kabupaten Bandung; e. Satpol PP Kabupaten Bandung; f. Kesbanglinmas Kabupaten Bandung; g. DLLAJR Kabupaten Bandung.

13. Jadwal dan lokasi kampanye rapat umum ditetapkan dengan Keputusan KPU Kabupaten Bandung.

14. KPU Kabupaten Bandung menyampaikan keputusan tentang jadwal dan lokasi kampanye rapat umum kepada Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye, dengan tembusan kepada Pemerintah Kabupaten Bandung, Panwas Kabupaten Bandung, dan Polres Bandung.

15. Pasangan Calon/Tim Kampanye dalam melaksanakan kampanye rapat umum harus sesuai dengan jadwal dan lokasi kampanye yang telah ditetapkan.

16. Tim Kampanye yang tidak menggunakan sebagian atau seluruh kesempatan Kampanye, memberitahukan secara tertulis kepada KPU Kabupaten Bandung paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Kampanye.

17. KPU Kabupaten Bandung berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 16, mengadakan perbaikan jadwal Kampanye.

(20)

18. Jadwal Kampanye yang sudah diperbaiki, ditetapkan oleh KPU Kabupaten Bandung.

19. KPU Kabupaten Bandung menyerahkan jadwal Kampanye yang telah diperbaiki kepada Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye, dengan tembusan disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Bandung, Panwas Kabupaten Bandung, dan Polres Bandung.

H. KEGIATAN LAIN

1. Pasangan calon/Tim Kampanye dapat melaksanakan kampanye dalam bentuk lainnya meliputi:

a. Kegiatan kebudayaan (pentas seni, panen raya, konser musik); b. Kegiatan olahraga (gerak jalan santai, sepeda santai);

c. Kegiatan sosial (bazar, donor darah, perlombaan, hari ulang tahun). 2. Tim Kampanye wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis tentang kampanye

bentuk lainnya sebagaimana yang dimaksud pada angka 1 kepada Polres Bandung, dengan tembusan kepada KPU Kabupaten Bandung dan Panwas Kabupaten Bandung, yang mencakup:

a. bentuk kegiatan; b. hari; c. tanggal; d. jam; e. tempat kegiatan; f. tim kampanye; g. Juru kampanye

h. jumlah peserta yang diundang; i. penanggung jawab.

I. KAMPANYE MELALUI MEDIA SOSIAL

1. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dapat melakukan kampanye pada media sosial.

2. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dapat membuat akun resmi di media sosial untuk keperluan kampanye selama masa kampanye.

3. Pasangan Calon wajib mendaftarkan akun resmi di media sosial kepada KPU Kabupaten Bandung paling lambat tanggal 26 Agustus 2015.

4. Pendaftaran akun media sosial sebagaimana menggunakan formulir Model BC4-KWK untuk disampaikan kepada:

a. KPU Kabupaten Bandung; b. Panwas Kabupaten bandung; c. Polres Bandung;

d. sebagai arsip Pasangan Calon.

(21)

5. Materi Kampanye dalam media sosial bersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau tidak interaktif, serta yang dapat diterima melalui perangkat penerima pesan, yang dapat berupa:

a. tulisan; b. suara; c. gambar;

d. tulisan dan gambar; dan/atau e. suara dan gambar.

6. Materi Kampanye di media sosial disesuaikan dengan undang-undang tentang Pemilihan.

7. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye wajib menutup akun resmi di media sosial paling lambat 1 (satu) hari setelah masa Kampanye berakhir, yaitu tanggal 6 Desember 2015.

BAB VI

JADWAL WAKTU DAN LOKASI KAMPANYE

1. Kampanye dilaksanakan 3 (tiga) hari setelah penetapan Pasangan Calon sampai dengan 1 (satu) hari sebelum masa tenang atau mulai tanggal 27 Agustus sampai dengan 5 Desember 2015.

2. Seluruh kegiatan kampanye harus dilaksanakan pada masa kampanye sebagaimana dimaksud pada angka 1.

3. Jenis dan jadwal kampanye secara detail ditetapkan melalui keputusan KPU Kabupaten Bandung setelah berkoordinasi dengan tim kampanye pasangan calon, panwaskab Bandung, Polres Bandung, Polres Cimahi dan Pemkab Bandung.

4. Khusus lokasi kampanye rapat umum ditetapkan melalui KPU Kabupaten Bandung setelah berkoordinasi dengan tim kampanye pasangan calon, Panwas Kabupaten Bandung, Polres Bandung, Polres Cimahi dan Pemerintah Kabupaten Bandung. 5. Masa tenang berlangsung mulai tanggal 6 Desember sampai dengan 8 Desember

2015.

6. Pada masa tenang, Pasangan Calon/Tim Kampanye dilarang melakukan kegiatan kampanye dalam bentuk apapun.

BAB VII

PEMBERITAAN DAN PENYIARAN KAMPANYE

1. Pemberitaan dan penyiaran Kampanye dapat dilakukan melalui media massa cetak, media massa elektronik dan lembaga penyiaran sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

2. Pemberitaan dan penyiaran bertujuan untuk menyampaikan berita kegiatan Kampanye Pasangan Calon kepada masyarakat.

3. Media massa cetak, media massa elektronik dan lembaga penyiaran dalam memberitakan dan menyiarkan kegiatan Kampanye, wajib mematuhi kode etik jurnalistik, etika penyiaran dan peraturan perundang-undangan.

(22)

4. Selama masa tenang media massa cetak, elektronik dan lembaga penyiaran, dilarang menyiarkan iklan, rekam jejak Pasangan Calon, atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kepentingan Kampanye yang menguntungkan atau merugikan Pasangan Calon tertentu.

5. Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, dan lembaga penyiaran berlangganan memberikan alokasi waktu yang sama dan memperlakukan secara berimbang dalam memberitakan dan menyiarkan kegiatan Kampanye Pasangan Calon.

6. Lembaga penyiaran komunitas dapat menyiarkan proses Pemilihan sebagai bentuk layanan kepada masyarakat.

7. Pasangan Calon dilarang memanfaatkan lembaga penyiaran komunitas untuk kepentingan Kampanye Pasangan Calon.

8. Media massa cetak, media massa elektronik dan lembaga penyiaran yang menyediakan rubrik khusus untuk pemberitaan kegiatan Kampanye harus berlaku adil dan berimbang kepada seluruh Pasangan Calon.

9. Penyiaran Kampanye dilakukan oleh lembaga penyiaran dalam bentuk siaran monolog:

a. dialog yang melibatkan suara dan/atau gambar; b. pemirsa atau suara pendengar; dan/atau

c. jajak pendapat.

10. Narasumber penyiaran monolog dan dialog wajib mematuhi kode etik jurnalistik, etika penyiaran dan peraturan perundang-undangan.

11. Siaran monolog dan dialog yang diselenggarakan oleh lembaga penyiaran dapat melibatkan masyarakat melalui telepon, layanan pesan singkat, surat elektronik, dan/atau faksimili.

12. Tata cara penyelenggaraan siaran monolog dan dialog diatur bersama-sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia.

13. Media massa cetak, media massa elektronik dan lembaga penyiaran dilarang:

a. menjual pemblokiran segmen, yaitu kolom pada media massa cetak, sub-acara pada media massa elektronik dan lembaga penyiaran yang digunakan untuk pemberitaan bagi publik;

b. pemblokiran waktu untuk Kampanye, yaitu hari dan tanggal penerbitan media massa cetak, elektronik dan jam tayang pada lembaga penyiaran yang digunakan untuk pemberitaan bagi publik;

c. menerima program sponsor dalam format atau segmen apapun yang dapat dikategorikan sebagai Iklan Kampanye.

14. Media massa cetak, media massa elektronik dan lembaga penyiaran dilarang menayangkan Iklan Kampanye komersial selain yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Bandung.

15. Media massa cetak dan elektronik menyediakan halaman dan waktu yang adil dan berimbang untuk pemuatan berita dan wawancara untuk setiap Pasangan Calon.

(23)

16. Komisi Penyiaran Indonesia atau Dewan Pers melakukan pengawasan atas pemberitaan, penyiaran dan Iklan Kampanye yang dilakukan oleh lembaga penyiaran atau media massa cetak dan media massa elektronik.

17. Dalam hal terdapat bukti pelanggaran, Komisi Penyiaran Indonesia atau Dewan Pers menjatuhkan sanksi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau Dewan Pers sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan tentang penyiaran atau pers.

18. Penjatuhan sanksi diberitahukan kepada KPU Kabupaten Bandung.

BAB VIII

KAMPANYE OLEH PEJABAT NEGARA

1. Bupati dan Wakil Bupati, pejabat negara lainnya, dan pejabat daerah dapat ikut dalam Kampanye dengan mengajukan izin cuti Kampanye sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Bupati dan Wakil Bupati dan pejabat negara lainnya yang menjadi Pasangan Calon dalam melaksanakan Kampanye wajib memenuhi ketentuan:

a. tidak menggunakan fasilitas negara yang terkait dengan jabatannya, berupa: 1) sarana mobilitas, seperti kendaraan dinas meliputi kendaraan dinas

pejabat negara dan kendaraan dinas pegawai, serta alat transportasi dinas lainnya;

2) Gedung kantor, rumah dinas, rumah jabatan milik Pemerintah, milik pemerintah provinsi, milik pemerintah kabupaten/kota, kecuali daerah terpencil, yang pelaksanaannya harus memerhatikan prinsip keadilan dan/atau yang disewakan kepada umum; dan

3) sarana perkantoran, radio daerah dan sandi/telekomunikasi milik pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota, dan peralatan lainnya.

b. Menjalani cuti di luar tanggungan negara, yang izinnya diberikan oleh Gubernur Jawa Barat atas nama Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri, dan wajib diberitahukan kepada KPU Kabupaten Bandung oleh Bupati dan Wakil Bupati Bandung.

c. Pengaturan lama cuti dan jadwal cuti memerhatikan keberlangsungan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Pejabat negara, pejabat aparatur sipil negara, dan kepala desa atau lurah dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Pasangan Calon selama masa Kampanye.

BAB IX

PERANAN PEMERINTAH, TENTARA NASIONAL INDONESIA, DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM KAMPANYE

1. Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Bandung, perangkat kecamatan, dan perangkat desa atau kelurahan, memberikan kesempatan ...

(24)

kesempatan yang sama kepada Tim Kampanye dan/atau Petugas Kampanye dalam penggunaan fasilitas umum untuk penyampaian materi Kampanye

2. Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Bandung, perangkat kecamatan, dan perangkat desa atau kelurahan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dilarang melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Tim Kampanye dan/atau Petugas Kampanye.

3. Polres Bandung dapat mengusulkan pembatalan atau penundaan kepada KPU Kabupaten Bandung dengan tembusan kepada Pasangan Calon yang bersangkutan apabila keamanan di wilayah atau tempat/lokasi Kampanye tidak memungkinkan untuk penyelenggaraan Kampanye.

4. Berdasarkan usulan Polres Bandung, KPU Kabupaten Bandung memutuskan pembatalan atau penundaan Kampanye dengan memberitahukan kepada Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye yang bersangkutan.

5. Polres Bandung berwenang:

a. menertibkan atau membubarkan orang-seorang dan/atau kelompok selain Tim Kampanye dan Petugas Kampanye yang terdaftar di KPU Kabupaten Bandung, yang mengatasnamakan dan/atau tidak mendapat tugas resmi Pasangan Calon, setelah berkoordinasi dengan Panwas Kabupaten Bandung;

b. mengubah rute perjalanan yang telah ditentukan, apabila pada saat keberangkatan dan/atau kepulangan peserta Kampanye terjadi gangguan keamanan/ketertiban lalu lintas, tanpa persetujuan dari Pasangan Calon yang bersangkutan.

BAB X

LARANGAN DAN SANKSI A. LARANGAN

1. Dalam Kampanye dilarang:

a. mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Partai Politik;

c. melakukan Kampanye berupa menghasut, memfitnah, mengadu domba Partai Politik, perseorangan, dan/atau kelompok masyarakat;

d. Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat dan/atau Partai Politik;

e. mengganggu keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum;

f. mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah;

g. merusak dan/atau menghilangkan Alat Peraga Kampanye;

(25)

h. menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Kabupaten Bandung;

i. melakukan kegiatan Kampanye di luar jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU Kabupaten Bandung;

j. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan; dan

k. melakukan pawai yang dilakukan dengan berjalan kaki dan/atau dengan kendaraan di jalan raya.

2. Dalam kegiatan Kampanye, Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dilarang melibatkan:

a. pejabat Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;

b. aparatur sipil negara, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan anggota Tentara Nasional Indonesia; dan/atau

c. kepala desa atau lurah dan perangkat desa atau kelurahan.

3. Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah pada keberpihakan terhadap Pasangan Calon yang menjadi peserta Pemilihan sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye.

4. Larangan sebagaimana dimaksud pada angka 3 meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

5. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk memengaruhi Pemilih.

B. SANKSI

1. Pelanggaran atas larangan ketentuan pelaksanaan Kampanye dikategorikan sebagai tindak pidana dan dikenai sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2. Kampanye yang dilakukan dengan menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan, serta melakukan pawai berjalan kaki dan/atau dengan kendaraan di jalan raya, dikenai sanksi:

a. peringatan tertulis walaupun belum menimbulkan gangguan; dan/atau b. penghentian kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di

suatu daerah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke daerah Pemilihan lain.

3. Pelanggaran atas larangan ketentuan penyebaran Bahan Kampanye sebagaimana dimaksud Bab V Bagian B poin 19, dikenai sanksi :

a. peringatan tertulis;

b. perintah penarikan Bahan Kampanye yang telah disebarkan.

4. Bukti penarikan Bahan Kampanye sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b diserahkan kepada KPU Kabupaten Bandung.

5. Pelanggaran atas larangan ketentuan pemasangan Alat Peraga Kampanye sebagaimana dimaksud Bab V Bagian C poin 17, dikenai sanksi:

(26)

a. peringatan tertulis;

b. perintah penurunan Alat Peraga Kampanye dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam.

6. Apabila Pasangan Calon tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5, Panwas Kabupaten Bandung, dan/atau Panwas Kecamatan berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja setempat untuk menurunkan Alat Peraga Kampanye.

7. Pelanggaran atas larangan ketentuan Pemasangan Iklan Kampanye sebagaimana dimaksud Bab V Bagian D poin 25, dikenai sanksi:

a. peringatan tertulis;

b. perintah penghentian penayangan Iklan Kampanye di media massa. 8. Apabila Pasangan Calon tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud

pada angka 7 dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam, Pasangan Calon yang bersangkutan dikenai sanksi pembatalan sebagai Calon.

9. Pasangan Calon yang terbukti menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi Pemilih, berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dikenai sanksi pembatalan sebagai Pasangan Calon oleh KPU Kabupaten Bandung dan dikenai sanksi pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan.

10. Tim Kampanye yang terbukti menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi Pemilih, dikenai sanksi pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan.

11. Pasangan Calon, Tim Kampanye, petugas Kampanye, dan peserta Kampanye yang melakukan pelanggaran pidana dalam melakukan Kampanye dikenakan sanksi pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan.

C. MEKANISME PENYELESAIAN DUGAAN PELANGGARAN KAMPANYE

1. Pemilih, pemantau Pemilihan, dan/atau peserta Pemilihan dapat melaporkan dugaan adanya pelanggaran ketentuan Kampanye.

2. Laporan dugaan pelanggaran dapat disampaikan kepada: a. KPU Kabupaten Bandung, PPK, dan PPS; atau

b. Panwas Kabupaten Bandung, Panwas Kecamatan, dan Panitia Pengawas Lapangan.

3. Laporan dugaan pelanggaran yang disampaikan kepada KPU Kabupaten Bandung, PPK, dan PPS dilakukan secara tertulis, paling sedikit memuat:

a. nama dan alamat pelapor; b. nama dan alamat terlapor;

c. waktu dan tempat kejadian perkara; dan d. uraian kejadian.

4. Laporan dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada angka 3 wajib dilampiri fotokopi identitas pelapor dan disertai bukti pendukung.

(27)
(28)

SALINAN

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 39/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015

TANGGAL : 30 Juni 2015

TENTANG : PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

JENIS-JENIS FORMULIR KAMPANYE

DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

1. MODEL BC1-KWK : Nama Tim Kampanye dan Penghubung Pasangan Calon Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung

2. MODEL BC2-KWK : Nama Petugas Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung

3. MODEL BC3-KWK : Nama Orang-Seorang/Relawan Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung

4. MODEL BC4-KWK : Nama Akun Sosial Media yang Digunakan untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung

(29)

MODEL BC1-KWK NAMA TIM KAMPANYE

PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

Nama Pasangan Calon: ... ... Nomor Urut Penetapan KPU Kabupaten Bandung: ... ... Bersama ini menyampaikan:

A. Nama Tim Kampanye Pasangan Calon, yaitu:

1. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... ... 2. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... ... 3. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... B. Nama Penghubung Pasangan Calon, yaitu:

Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... Demikian untuk menjadi maklum.

..., ... 2015

...

Tembusan disampaikan kepada:

1. 1 (satu) rangkap untuk Pasangan Calon;

2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Kabupaten Bandung; 3. 1 (satu) rangkap untuk Panwas Kabupaten Bandung; 4. 1 (satu) rangkap untuk Polres Bandung.

Catatan:

(30)

MODEL BC2-KWK NAMA PETUGAS KAMPANYE

PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

Nama Pasangan Calon: ... ...

Nomor Urut Penetapan KPU Kabupaten Bandung: ... ...

Bersama ini menyampaikan Petugas Kampanye Pasangan Calon tersebut, yaitu: 1. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... 2. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... 3. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ...

Demikian untuk menjadi maklum.

..., ... 2015

...

Tembusan disampaikan kepada:

1. 1 (satu) rangkap untuk Pasangan Calon;

2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Kabupaten Bandung; 3. 1 (satu) rangkap untuk Panwas Kabupaten Bandung; 4. 1 (satu) rangkap untuk Polres Bandung.

Catatan:

(31)

MODEL BC3-KWK NAMA ORANG-SEORANG/RELAWAN

PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

Nama Pasangan Calon: ... ...

Nomor Urut Penetapan KPU Kabupaten Bandung: ... ...

Bersama ini menyampaikan Orang-Seorang/Relawan yang melakukan kegiatan Kampanye Pasangan Calon tersebut, yaitu:

1. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... 2. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ... 3. Nama Lengkap : ... Alamat : ... ... Pekerjaan/Jabatan : ...

Demikian untuk menjadi maklum.

..., ... 2015

...

Tembusan disampaikan kepada:

1. 1 (satu) rangkap untuk Pasangan Calon;

2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Kabupaten Bandung; 3. 1 (satu) rangkap untuk Panwas Kabupaten Bandung; 4. 1 (satu) rangkap untuk Polres Bandung.

Catatan:

(32)

MODEL BC4-KWK PENDAFTARAN AKUN MEDIA SOSIAL

PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015

Nama Pasangan Calon: ... ...

Nomor Urut Penetapan KPU Kabupaten Bandung: ... ...

Bersama ini menyampaikan Akun Media Sosial, yaitu:

1. Jenis Akun Sosial Media : ... Alamat : ... ...

2. Jenis Akun Sosial Media : ... Alamat : ... ...

3. Jenis Akun Sosial Media : ... Alamat : ... ...

Demikian untuk menjadi maklum.

..., ... 2015

...

Tembusan disampaikan kepada:

1. 1 (satu) rangkap untuk Pasangan Calon;

2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Kabupaten Bandung; 3. 1 (satu) rangkap untuk Panwas Kabupaten Bandung; 4. 1 (satu) rangkap untuk Polres Bandung.

Catatan:

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian

Pengontrolan Kualitas Kaca Automotive Tipe Laminated Menggunakan Diagram Kontrol Fuzzy U Diagram kontrol fuzzy u digunakan ketika dalam proses pengontrolan kualitas

Tiga puluh pasien osteoartritis di Klinik Amanah Medika diwawancarai menggunakan kuesioner Arthritic-Self Efficacy Scale untuk mengukur skor efikasi diri dan short-form

Pada tanggal 28 Nopember 2007, JI dan Perusahaan, sebagai perusahaan holding pemilik 99,99% kepemilikan di BTR telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan

Isolat jamur dengan kode J1, J2, dan J3 dapat menggunakan minyak bumi sebagai sumber karbon dan energi, karena pada medium SMSS agar yang mengandung minyak bumi 2%, jamur tersebut

Hal tersebut ditunjukan bahwa sampel air tanah tersebut terletak pada zona tengah (zona percampuran air tawar dan air asin) dalam diagram Trilinier Piper dan semakin ke utara,

Beberapa pengertian loyalitas pelanggan menurut para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa loyalitas pelanggan merupakan kesetiaan konsumen terhadap perusahaan atau

Sedangkan makna emotif yang terdapat di dalam analisis eufemisme dan disfemisme adalah makna menguatkan.Berdasarkan analisis distribusi, kolokasi, dan makna emotif