• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Oleh MARDIANA NIM A1D117252

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(2)

i

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING

PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh MARDIANA NIM A1D117252

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)” (QS 94: 6-7)

“Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang.” (HR.Tirmidzi)

Kupersembahkan skripsi ini untuk semua keluargaku tercinta. Terimakasih karena selalu menjaga saya dalam doa-doa bapak dan ibu serta selalu membiarkan saya mengejar impian saya apa pun itu. Bapak dan ibu telah melalui banyak perjuangan dan rasa sakit. Saya ingin melakukan yang terbaik untuk setiap kepercayaan yang diberikan. Dan saya akan tumbuh, untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa. Pencapaian ini adalah persembahan istimewa saya untuk bapak dan ibu, serta adik-adikku.

(7)

vi ABSTRAK

Mardiana. 2021. Hambatan-Hambatan Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar: Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing: (1) Ahmad Hariandi, S.Pd.I.,M.Ag., (II) Suci Hayati, S.Pd.,M.Pd.

Kata kunci : hambatan, pembelajaran, daring

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hambatan yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring dan solusi mengatasi hambatan-hambatan yang dialami.

Penelitian ini dilakukan di SDN 47/IV Kota Jambi pada Tahun Ajaran 2020/2021. Dengan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V.B dan kepala sekolah SDN 47/IV Kota Jambi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang dialami guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yaitu meliputi: (1) kendala pemilihan media pembelajaran, (2) kendala pemahaman siswa, (3) kendala ketersediaan handphone pada siswa, (4) kendala kuota dan jaringan, (5) kendala pada penilaian belajar siswa, dan (6) kendala pada pengawasan. Adapun solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami yaitu antara lain: (1) Guru menggunakan video tutorial mengenai materi percobaan, (2) Guru melakukan bimbingan perbaikan melalui pengulangan materi yang belum dipahami oleh peserta didik, (3) Membuat jadwal pembelajaran menjadi 2 shift yaitu pada pagi dan sore hari dengan pembelajaran yang sama, (4) Memanfaatkan bantuan kuota gratis dengan sebaik mungkin, (5) Guru memfokuskan peserta didik yang sangat jarang mengumpulkan tugas dan praktek, kemudian menghubungi orang tua siswa untuk menanyakan permasalahannya melalui video call antara guru dengan orang tua. (6) Guru melakukan pemantauan pendampingan dengan berkoordinasi bersama orang tua siswa melalui video call dan mendokumentasikan kegiatan siswa saat belajar di rumah untuk memastikan bahwa siswa benar-benar belajar dari rumah.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini bahwa guru kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi telah melaksanakan pembelajaran daring dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Adapun hambatan-hambatan yang dialami dapat menjadi tantangan bagi guru agar lebih meningkatkan lagi pelaksanaan pembelajaran daring serta pembelajaran yang kurang efektif perlu diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.

(8)

vii PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohim, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “Hambatan-Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar”. Laporan skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud berkat dukungan, bimbingan, dan bantuan serta doa dari berbagai pihak. Dengan ini, peneliti sangat berterima kasih terutama kepada kedua orang tua tercinta yaitu kepada Bapak Marhak dan Ibu Hartini yang telah memberi dukungan, serta pengorbanan baik secara moril maupun materil, untuk keempak adik-adik penulis yakni Hanifa, Desta Maharani,Ririn Marini Putri, dan Martin Alsubhi yang telah memberikan dukungan selama perkuliahan dan penelitian. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Jambi, Bapak Drs. Syarial, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan 1, Bapak Dr. Yantoro, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar, Bapak Drs. Faizal Chan,S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan sebagai pembimbing akademik.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Hariandi,S.Pd.I., M.Ag., selaku pembimbing skripsi (1) yang telah memberikan waktu, tenaga, maupun buah pikiran dalam mengarahkan dan memberikan bimbingan berupa saran-saran kepada penulis untuk membantu penyelesaian skripsi ini. Kemudian, Ibu Suci Hayati, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing skripsi (II) yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta buah pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis dengan baik demi hasil yang maksimal.

Kepada sahabat-sahabat karibku, Ayu Safitri, Yola, Febi Ariska, dan Via Aprianti yang telah memberikan dukungan. Serta untuk teman seperjuangan yaitu Lusiana Imenda, Diana Kurni Kova, Binti Maesaroh, Munarsiah, Eva Rosiana Dewi, serta teman-teman R007 Angkatan 2017. Terima kasih untuk perjuangannya selama masa kuliah dan penelitian.

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada berbagai pihak yang ikut serta dalam memberikan bantuan, dorongan, dan pengorbanan demi terselesainya skripsi ini. Aamiin Yarobbal’Alamin.

Jambi, Februari 2021

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SUAT PERNYATAAN ... iv

MOTO ... v

ABSTRAK ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORETIK ... 7

2.1 Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan ... 7

2.1.1 Pembelajaran Daring (online) ... 7

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Daring ... 7

2.1.1.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Daring ... 8

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Daring ... 10

2.1.1.4 Prinsip Pembelajaran Daring ... 10

2.1.1.5 Metode dan Media Pembelajaran Daring ... 11

2.1.1.6 Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Daring... 12

2.1.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring ... 13

2.1.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring ... 15

2.1.2.1 Definisi Hambatan ... 15

2.1.2.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring ... 16

2.1.3 Tugas Guru dalam Pembelajaran ... 17

2.1.4 Pengelolaan Pembelajaran ... 19 2.1.4.1 Perencanaan Pembelajaran ... 20 2.1.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 22 2.1.4.3 Evaluasi Pembelajaran... 24 2.1.5 Pandemi Covid-19 ... 25 2.1.5.1 Pengertian Covid-19 ... 25 2.1.5.2 Penyebaran Covid-19 ... 26 2.1.5.3 Pencegahan Covid-19 ... 26 2.1.6 Penelitian Relevan ... 27 2.2 Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

(10)

ix

3.3 Data dan Sumber Data ... 31

3.4 Teknik Sampling (Cuplikan) ... 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5.1 Observasi... 33

3.5.2 Wawancara ... 34

3.5.3 Dokumentasi ... 34

3.6 Uji Validitas Data ... 34

3.7 Teknik Analisis Data ... 35

3.8 Prosedur Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 38

4.1.1 Visi dan Misi Sekolah ... 38

4.1.2 Data Siswa ... 38

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian ... 40

4.2.1 Hambatan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Daring ... 40

4.2.2 Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring .... 44

4.2.3 Hambatan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran Daring ... 51

4.2.4 Solusi Guru dalam Mengatasi Hambatan ... 53

4.3 Pembahasan ... 55

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 63

1.1 Simpulan ... 63

1.2 Implikasi ... 63

1.3 Saran ... 63

DAFTAR RUJUKAN ... 65

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi ... 33 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 34 4.1 Daftar Siswa Kelas V.B ... 39

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ... 69

2. Hasil Wawancara Guru Kelas VB ... 71

3. Hasil Observasi Pembelajaran Daring ... 76

4. Dokumentasi RPP ... 79

5. Kegiatan Pembelajaran Daring Melalui Zoomeeting ... 80

6. Kegiatan Pembelajaran Daring Melalui Whatsapp ... 81

7. Kegiatan Penilaian Pembelajaran Daring Melalui Google Clasroom ... 82

8. Pendokumentasi ... 83

9. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 85

10. Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi ... 86

11. Cek Plagiat ... 87

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui sekarang, dunia sedang diresahkan oleh salah satu penyakit yang dikenal dengan Covid-19.Covid-19 merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh virus corona. Menurut WHO, virus corona adalah suatu kumpulan virus yang menyerang manusia dan hewan. Akibat adanya Covid-19 ini juga ikut berdampak pada kehidupan manusia, seperti perekonomian, kesehatan, maupun pendidikan.

Pada dunia pendidikan segala upaya telah dilakukan pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bersama mengeluarkan Surat Edaran No.4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) menjelaskan bahwa:

(1) belajar dari rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protocol penanganan Covid-19; dan 2) belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh daring dan/atau luring dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah.

Keputusan pemerintah yang memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi di rumah memberi dampak secara langsung pada lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan menjalankan edaran pemerintah untuk mengalihkan proses pembelajaran yang biasanya tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau daring (online).

(15)

Pembelajaran secara daring (online) merupakan cara baru dalam proses pembelajaran yang memindahkan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran dalam jaringan yang menggunakan alat elektronik seperti handphone, laptop, maupun internet dalam penyampaian materi pelajaran. Menurut Sadikin (2020: 215-216) mengatakan bahawa “ Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang didalamnya menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran”. Bagi guru sekolah dasar yang terbiasa melakukan pembelajaran secara tatap muka, dengan melihat kondisi saat ini menuntut guru untuk siap dalam melaksanakan pembelajaran daring.

Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akibat penyebaran Covid-19 ini membuat semua orang siap untuk menggunakan teknologi. Dengan teknologi inilah menjadi jalan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran tanpa harus tatap muka. Pada kegiatan yang biasa dilakukan sebelum adanya pandemic Covid-19 secara tatap muka, media pembelajaran yang digunakan dapat berupa orang, benda-benda sekitar, lingkungan, dan segala sesuatu yang dapat digunakan guru sebagai perantara penyampaian materi pelajaran. Hal tersebut akan menjadi berbeda ketika pembelajaran dilaksanakan secara daring (online).Segala media atau alat yang biasa digunakan guru secara nyata, berubah menjadi media visual karena keterbatasan jarak.

Menurut Handarini & Wulandari (2020: 498) menyebutkan bahwa ada beberapa platform atau aplikasi belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar meliputi whatsapp, zoom, web blog, edmodo,dan aplikasi belajar lain yang mendukung. Sejalan dengan pendapat tersebut, pembelajaran daring

(16)

dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis sumber belajar seperti dokumen, gambar, video, maupun audio dalam pembelajaran.Sumber belajar tersebut yang dapat digunakan oleh siswa dalam pembelajaran dengan hanya melihat atau membacanya, karena sumber belajar ini yang menjadi modal utama dalam mengembangkan pembelajaran daring.

Berdasarkan observasi di SD Negeri 47/IV Kota Jambi bahwasanya sekolah tersebut telah melaksanakan pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19. Peneliti melakukan observasi dengan ikut serta dalam proses pembelajaran daring yang sedang dilaksanakan oleh guru kelas bersama siswa menggunakan aplikasi belajar zoomeeting. Dari pengamatan yang dilakukan, guru maupun siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran daring. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru mempersiapkan beberapa hal seperti mempersiapkan tempat dan laptop sebagai alat yang digunakan untuk pembelajaran daring, membuat perangkat belajar berupa RPP dan LKPD.

Guru juga memanfaatkan berbagai platform atau aplikasi belajar sebagai penunjang dalam pembelajaran daring. Di SD Negeri 47/IV Kota Jambi telah menggunakan berbagai platform maupun aplikasi belajar seperti WhatsApp, Google Classroom, Google Form, Edmodo,Quiziz,danYoutube. Selain itu, setiap hari guru menyempatkan menyapa peserta didik menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut. Disamping hal itu, pelaksanaan pembelajaran daring dapat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas V.B bahwa ada beberapa hambatan yang ditemui guru saat pembelajaran daring. Salah satunya ada beberapa siswa yang harus menunggu orang tuanya pulang kerja, karena

(17)

handphone dipakai orang tua, dan ada juga yang harus bergantian menggunakan handphone dengan saudaranya, sehingga tidak semua siswa dapat bergabung dalam pembelajaran. Selain itu, guru mengalami kesulitan dalam mengkondisikan siswa ketika pembelajaran dikarenakan keterbatasan jarak. Hambatan lain yang ditemui yaitu siswa kurang fokus dalam menerima pembelajaran yang disampaikan guru, karena kondisi tempat belajar siswa yang selalu berada dirumah membuat konsentrasi siswa terganggu, dan suasana belajar siswa menjadi membosankan sehingga materi pembelajaran kurang tersampaikan dengan baik.

Kesulitan yang ada pada siswa dapat mempengaruhi guru dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Sehingga hal itu menjadi hambatan bagi guru, karena guru tidak bisa secara langsung membimbing siswa dikarenakan keterbatasan jarak. Disamping itu, guru mempunyai tanggung jawab dalam mendampingi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan guru harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola peserta didik dalam pembelajaran daring. Dengan demikian, meskipun pembelajaran daring yang dilaksanakan sudah baik, akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari hambatan ataupun masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring sehingga hambatan ataupun permasalahan yang dihadapi perlu diketahui agar dapat ditemukan solusi dari permasalahan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran daring serta solusi dari hambatan yang dialami, maka judul yang diambil peneliti adalah “Identifikasi Hambatan- Hambatan Guru dalam Pelaksanann Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di SD Negeri 47/IV Kota Jambi”.

(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa saja hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di SD Negeri 47/IV Kota Jambi ?

2. Bagaimana solusi mengatasi hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di SD Negeri 47/IV Kota Jambi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Mengetahui hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

daring di SD Negeri 47/IV Kota Jambi.

2. Mendeskripsikan solusi mengatasi hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SD Negeri 47/IV Kota Jambi.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah dasar.

(19)

1.4.2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik

Diharapkan pembelajaran daring terlaksana dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai oleh peserta didik.

b. Bagi Guru

Penelitian ini bermanfaat untuk guru agar lebih mengetahui hambatan-hambatan yang dialami sehingga dapat ditemukan solusi untuk meminimalkan hambatan-hambatan tersebut.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi sekolah untuk menentukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat dari tiap hambatan yang dialami guru.

(20)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori dan Penelitian Relevan

2.1.1 Pembelajaran Daring

2.1.1.2 Definisi Pembelajaran Daring

Dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berisi salah satunya mengimbau kepada guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring (Online). Pembelajaran daring merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan alat penunjang lainnya seperti telepon seluler dan komputer. Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa.

Menurut Sadikin (2020: 215-216) “Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang didalamnya menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran”. Sedangkan menurut Handarini & Wulandari (2020: 498) “Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meski jarak jauh”. Pendapat lain menurut Waryanto (2006: 12) mengatakan bahwa pembelajaran daring adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa

(21)

yang memanfaatkan perangkat elektronik khususnya internet dalam penyampaian materi ajarnya.

2.1.1.3 Ciri-Ciri Pembelajaran Daring

Menurut Riyana (2020: 29) menyebutkan ciri-ciri pembelajaran daring (online) yaitu sebagai berikut :

1) Pembelajaran individu yaitu pembelajaran online yang diciptakan oleh diri siwa itu sendiri. Siswa dituntut untuk mandiri dalam proses pembelajaran dan mampu menguasai pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

2) Terstruktur dan Sistematis. Hal yang perlu disiapkan guru sebelum memulai pembelajaran secara online yaitu guru perlu mempersiapkan materi ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Penyusunan materi ajar juga harus dibuat sesuai tingkatannya mulai dari tingkat yang mudah hingga kepada tingkat yang lebih tinggi.

3) Memfokuskan keaktifan siswa, artinya pembelajaran terjadi karena keaktifan siswa dalam belajar. Keaktifan membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Dalam pembelajaran online cara untuk mengaktifkan siswa dalam belajar yaitu memanfaatkan teknologi yang ada. Teknologi dapat memfasilitasi siswa dalam belajar yang aktif. 4) Keterhubungan, artinya guru dan siswa dapat terhubung dalam

pembelajaran dapat secara online. Dengan menggunakan akses internet melalui aplikasi belajar online.

(22)

Sedangkan menurut Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019: 154) menyebutkan karakteristik dalam pembelajaran daring antara lain:

1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen multimedia,

2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video conferencing, chats rooms, atau discussion forums,

3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,

4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk meningkatkan komunikasi belajar,

5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,

6) Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator, 7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal, 8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran daring (online) yaitu ciri pembelajaran daring yaitu dengan menggunakan media elektronik, pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan internet, pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun serta pembelajaran daring bersifat terbuka.

2.1.1.4 Tujuan dan ManfaatPembelajaran Daring

Dalam Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) pada Bab 1 menjelaskan bahwa pelaksanaan belajar dari rumah selama Covid-19 bertujuan untuk: 1) Memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19; 2)

(23)

Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19; 3) Mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 disatuan pendidikan; dan 4) Memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali.

Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015: 4) mengatakan bahawa tujuan pembelajaran daring adalah suatu layanan pembelajaran bermutu dalam bentuk jaringan untuk menjangkau peminat belajar yang lebih luas. Sedangkan menurut Pohan (2020: 8) mengatakan bahwa manfaat adanya pembelajaran daring yaitu mendorong siswa tertantang dengan sesuatu yang belum pernah diketahui dan diperoleh selama belajar, baik dari segi interaksi maupun penggunaan media pembelajaran. Hal ini juga sejalan oleh pendapat Sari, R, P., Tusyantari, N, B., & Suswandari (2020: 11) menjelaskan bahwa dengan adanya pembelajaran daring bisa dilakukan siswa memiliki keleluasaan waktu belajar dan proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda pada setiap individu. Pembelajaran daring ini memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dalam pembelajaran yang belum pernah dirasakan sebelumnya. 2.1.1.5 Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Menurut Bilfaqih & Qomarudin ( 2015: 6-7) mengatahan bahwa pembelajaran daring yang baik dan bermutu memenuhi beberapa prinsip yaitu :

1) Identifikasi capaian pembelajaran bagi peserta didik, yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(24)

3) Merancang kegiatan pembelajaran yang baik agar peserta didik mampu mencapaian target sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam pembelajaran.

4) Menyajikan materi pembelajaran yang menciptakan keaktifan siswa. 5) Pembelajaran yang membangun pengetahuan dari tingakat yang mudah

hingga kepada tingkat yang lebih tinggi.

6) Adanya keseimbangan antara pemberian materi, interaksi sosial, tantangan atau bebas kognitif.

2.1.1.6 Metode dan Media Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Belajar dari Rumah dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dibagi dalam dua pendekatan yaitu 1) pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring);dan 2) pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring dapat menggunakan media belajar berupa handphone ataupun laptop melalui beberapa portal ataupun aplikasi pembelajaran daring. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran luring dapat dilaksanakan melalui televisi seperti program belajar dari rumah,radio, modul, bahan ajar cetak, dan alat peraga serta media dari benda dan lingkungan sekitar.

Terkait desain pembelajaran daring yang baik,penting bagi guru untuk memastikan adanya komunikasi atau umpan balik oleh peserta didik selama pembelajaran di masa pandemi. Dengan interaksi dan komunikasi yang efektif diharapkan tumbuhnya keaktifan siswa dalam pembelajaran. Dalam mendesain pembelajaran daring ini, guru tidak hanya berfokus pada video saja, tetapi juga perlu menggunakan platform belajar guna menunjang kegiatan pembelajaran daring.

(25)

Menurut Handarini & Wulandari (2020: 498) bahwa ada bebepara platform atau aplikasi belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, yang meliputi whastapp, zoom, web blog, edmodo dan aplikasi belajar lain yang mendukung. Sedangkan melansir dari laman resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi belajar yang bisa diakses siswa untuk belajar di rumah meliputi (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipper school; (9) Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran daring tentunya harus didukung oleh beberapa media maupun platform belajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran daring, sehingga platform inilah yang akan menghubungkan antara guru dan siswa dalam belajar.

2.1.1.7 Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Pelaksanaan Belajar dari Rumah oleh guru yaitu memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring, luring, maupun kombinasi keduanya sesuai dengan keadaan dan ketersediaan sarana pembelajran. Berdasarkan Surat Edaran No.15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Pandemi Covid-19 ,langkah-langkah pelaksanaan belajar dari rumah oleh guru meliputi:

“(1)Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Dalam menyiapkan pembelajaran, guru perlu memastikan beberapa hal berikut: (a) Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai. Dilarang memaksakan penuntasan kurikulum dan focus pada pendidikan kecakapan hidup. (b) Menyiapkan materi pembelajaran. Materi dapat difokuskan pada: 1) literasi dan numerasi; 2) pencegahan dan penanganan pandemic Covid-19; 3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas); 4) kegiatan rekreasional dan distabilitas fisik; 5) spiritual keagamaan; dan/atau 6) penguatan karakter dan budaya. (c) Menentukan metode dan interaksi yang dipakai dalam penyampaian pembelajaran melalui daring, luring, atau kombinasi keduanya. (d)

(26)

Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks, audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan (e) Guru perlu meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring yang disediakan oleh pemerintah maupun lembaga nonpemerintah guna mendukung keterampilan menyelenggarakan PJJ pada situasi darurat Covid-19. (2) Fasilitas pembelajaran jarak jauh daring. Waktu pembelajaran daring sepanjang hari menyesuaikan ketersediaan waktu, kondisi, dan kesepakatan peserta didik dan orangtua/walinya. Proses pembelajaran terdiri atas: (a) Tatap muka virtual melalui video conference, teleconference, dan/atau diskusi dalam grup di media sosial atau aplikasi pesan. Dalam tatap muka virtual memastikan adanya interaksi secara langsung antara guru dengan peserta didik. (b) Learning Management System (LMS). LMS merupakan sistem pengelolaan pembelajaran terintegrasi secara daring melalui aplikasi”.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran daring oleh pendidik sebagai berikut :

“(1) Sebelum pembelajaran, guru mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut : (a) Menyiapkan nomor telepon peserta didik ataupun orang tua peserta didik sebagai media saat pembelajaran. (b) Berdiskusi dengan orangtua peserta didik mengenai ketersediaan handphone, laptop, maupun akses internet, aplikasi belajar yang akan digunakan, prosedur penggunaan aplikasi belajar, serta materi dan jadwal pembelajaran daring. (c) Membuat RPP pembelajaran daring. (d) Meminta orangtua untuk mendampingi peserta didik saat pembelajaran daring. (2) Saat pembelajaran, guru melakukan beberapa hal berikut: (a) Memeriksa kehadiran peserta didik saat mengikuti pembelajaran. (b) Berdoa sebelum pembelajaran. (c) Menyampaikan materi pembelajaran. (c) Melakukan diskusi tanya jawab dengan peserta didik. (3) Usai pembelajaran, guru melakukan beberapa hal berikut: (a) Peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian. (b) Mengingatkan orang tua untuk mengumpulkan tugas peserta didik. (c) Memberikan umpan balik terhadap penugasan peserta didik”.

2.1.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

Adapun beberapa kelebihan dari pembelajaran daring yaitu: 1) adanya keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, 2) dapat mengatasi permasalahan mengenai jarak, misalnya peserta didik tidak harus pergi ke sekolah untuk belajar,3) tidak ada batasan dan dapat mencakup area yang luas.

Selain adanya kelebihan pembelajaran daring, akan tetapi pembelajaran daring juga mempunyai kekurangan. Menurut Sadikin (2020: 219) “Pembelajaran daring memiliki kelebihan yaitu mampu menumbuhkan kemandirian belajar (self

(27)

regulated learning”. Sejalan dengan pendapat tersebut pembelajaran daring juga memberikan pengalaman belajar yang baru bagi peserta didik.

Kekurangan lain yang terjadi pada pembelajaran daring yaitu: 1) anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana rumah yang kurang kondusif. 2) Keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang menjadi akses dalam pembelajaran daring serta adanya ganguan dari beberapa hal lain. Selaras dengan pendapat Sadikin (2020: 220) menyatakan bahwa pembelajaran daring memiliki kelemahan yaitu pembelajaran tidak terawasi dengan baik selama proses pembelajaran daring, lemahnya sinyal internet dan mahalnya kuota menjadi tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring.

Pembelajaran secara daring memiliki kelebihan menurut Hendri (2014: 24) diantaranya adalah: (a) Menghemat waktu proses belajar mengajar , (b) Mengurangi biaya perjalanan, (c) Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku), (d) Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, (e) Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Kelebihan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari kekurangan yaitu sebagai berikut :

a. Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara guru dan siswa bahkan antara siswa itu sendiri.

b. Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas yang diberikan guru melaui buku yang diberikan.

c. Guru dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran ddengan menggunakan ICT (Information Communication Technologi).

(28)

d. Siswa yang kurang memiliki motivasi belajar cenderung gagal.

e. Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang bermasalah dengan listrik, telepon, dan komputer.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran daring tentu memiliki kelebihan dan kekurangan baik dalam persiapan maupun dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, pembelajaran daring perlu dipersiapkan dengan baik dan sekreatif mungkin karena pembelajaran daring merupakan hal yang baru dan menjadi tantangan bagi guru.

2.1.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring 2.1.2.1 Definisi Hambatan

Pada proses belajar, agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, guru sering dihadapkan pada hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam kehidupan sehari-hari, hambatan dikenal dengan istilah halangan.Hambatan dapat menimbulkan ketergangguan pada suatu kegiatan yang dilaksanakan.

Hambatan adalah halangan atau rintangan .Halangan merupakan suatu hal yang membuat kegiatan yang sedang dijalani menjadi terhambat sehingga menimbulkan ketergangguan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana dengan baik apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Setiap manusia selalu mempunyai hambatan dalam kehidupan sehari-hari baik dari diri manusia maupun dari luar manusia.

Hambatan cenderung bersifat negatif, karena memperlanbat laju suatu pekerjaan seseorang.Dalam melakukan kegiatan seringkali ada beberapa hal yang

(29)

menghambat tercapainya tujuan, baik hambatan dalam pelaksanaan program ataupun dalam hal pengembangannya.Menurut Sutriyanto (2009:7), “Hambatan belajar adalah suatu hal atau keadaan yang menimbulkan halangan dalam pengaplikasian pada saat proses pembelajaran berlangsung”.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan merupakan suatu hal yang bersifat negatif yang dapat menghalangi suatu kegiatan yang sedang dilakukan oleh seseorang.Hambatan ini menjadi sebuah rintangan bagi orang yang melakukan kegiatan.

2.1.2.2 Hambatan Guru dalam Pembelajaran Daring

Guru dan peserta didik merupakan peran utama yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Diyamti dan Mudjiono (2006: 238) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat dua dua faktor hambatan yaitu :

Faktor internal dan faktor eksternal.Hambatan pada faktor internal merupakan hambatan yang berasal dari dalam diri peserta didik, kemampuan dasar peserta didik dan bagaimana peserta didik melihat dirinya dan memberi tindakan-tindakan yang ada pada pembelajaran.Hambatan eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar peserta didik yang terdiri dari lingkungan dan teman sebaya ataupun guru dan kebijakan yang termasuk dalam sarana dan prasarana serta kurikulum yang ada di sekolah.

Dari berbagai proses pembelajaran yang dilakukan tentu berbeda pula hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Menurut

Jamaluddin, dkk (2020: 31) menjelaskan bahwa sejumlah guru mengalami kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring diantaranya yaitu aplikasi pembelajaran, jaringan akses internet yang lambat, ketersediaan handphone, pengelolaan pembelajaran, penilaian, dan pengawasan.

Hambatan lain juga dikemukakan oleh Rigianti (2020: 300) bahwa hal yang menjadi kendala ketika pembelajaran daring yaitu guru memilih materi pembelajaran dengan ekstra agar tidak terjadi miskonsepsi antara guru dan wali

(30)

murid atau siswa ketika mempelajari materi. Selain itu, guru juga harus melihat ketercapaian kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa agar pembuatan materi pembelajaran dilakukan dengan maksimal. Sedangkan menurut Syarifudin,A,S (2020: 33) mengatakan bahwa beberapa kendala yang ditemui saat pembelajaran daring yaitu mulai dari keterbatasan signal dan ketersediaan gawai pada setiap siswa. Beberapa orang tua atau siswa belum belum pernah mengenal gawai dan kebingungan sehingga tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Dari beberapa pernyataan di atas mengenai hambatan dalam pembelajaran daring dapat disimpulkan bahwa hambatan bisa saja terjadi sebab pembelajaran daring merupakan cara baru dalam belajar yang menggunakan handphone dan akses internet dalam penyampaian materi sehingga banyak kendala yang ditemukan yaitu kurangnya ketersediaan handphone bagi siswa yang memiliki ketidakmampuan ekonomi keluarga.

2.1.3 Tugas Guru dalam Pembelajaran

Peran guru di sekolah tidak hanya sebagai pelaku dalam proses pembelajaran, tetapi juga berperan dalam segala aktivitas yang ada di sekolah. Guru sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran memiliki tugas dan fungsi yang mesti dijalankan. Menurut Sukadi (2006:17) menyatakan bahwa:

Tugas guru adalah suatu hal yang mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik.Mendidik berarti mewariskan dan menumbuhkan nilai-nilai kehidupan (afektif). Mengajar berarti mewariskan dan menumbuhkan ilmi pengetahuan dan teknologi (kognitif).Melatih memiliki arti mengembangkan keterampilan peserta didik (psikomotor).

Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya guru yang bertugas sebagai mendidik, mengajar, dan melatih siswa bertujuan untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri siswa baik itu sikap, pengetahuan, maupun

(31)

keterampilan.Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila guru mampu menjalankan ketiga tugas tersebut dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1 Pasal 1, menjelaskan bahwa “Guru merupakan tenaga pendidik yang profesional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Berikut ini merupakan penjelasan guru sebagai pendidik, pembimbing, dan pelatih.

a. Guru sebagai pendidik

Pendidik merupakan orang yang berprofesional dalam hal bertugas mempersiapkan dan melakukan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta pengabdian kepada masyarakat. Guru mampu mendidik apabila memiliki kestabilan emosi, mempunyai rasa tanggung jawab untuk memajukan anak didik, bersikap realita, jujur, serta bersikap terbuka dan peka terhadap perkembangan, terutama pada inovasi pendidikan.( Hamalik, 2002:43) b. Guru sebagai pembimbing

Tugas guru sebagai pembimbing peserta didik bertujuan agar mampu menggali berbagai potensi yang dimiliki peserta didik, serta mampu menjadi individu yang mandiri dan produktif.Tugas guru sebagai pembimbing terletak pada kedalaman hubungan interpersonal antar guru dengan peserta didik yang dibimbingnya. Guru dituntut untuk mampu membimbinng siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan melaksanakan diagnosa, membimbing, dan memecahkan kesullitan tersebut.

(32)

c. Guru sebagai pelatih

Guru mempunyai tugas sebagai pelatih, sebab dalam mendidik dan mengajar perlu melatih keterampilan baik sikap, pengetahuan, maupun motorik. Supaya dapat berpikir kritis, bertingkah laku sopan, dan memiliki keterampilan, siswa perlu menjalani banyak aktivitas latihan yang teratur dan konsisten.Aktivitas dalam pembelajaran juga membutuhkan latihan agar mampu memperdalam pemahaman dan pengaplikasian teori yang telah disampaikan.

Selain dari yang dijelaskan diatas, guru juga mempunyai tugas-tugas yang harus dijalankan. Tugas-tugas tersebut meliputi :

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga, dan situasi sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukuman, dankode

etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. 2.1.4 Pengelolaan Pembelajaran

Menurut Daryanto dan Muljo (2012: 143-144) mengemukakan bahwa pengelolaan pembelajaran adalah suatu proses pembelajarang yang yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran termasuk evaluasi

(33)

programnya demi mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara utuh pengelolaan pembelajaran menuntut guru untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan cakupan standar proses yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penialian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang edukatif (Rusman, 2013: 4). Jadi pengelolaan pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

2.1.4.1 Perencanaan Pembelajaran

Rusman (2013: 4) menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan RPP;

1) Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. pada kurikulum 2013, silabus berisi identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi pokok, pelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan Dinas Pendidikan. Silabus ini digunakan sebagai acuan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rusman (2013: 5) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru wajib membuat

(34)

RPP. komponen RPP pada kurikulum 2013 yaitu identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pelajaran, kompetensi dasar, materi pelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

Menurut PP RI no.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 menjelaskan bahwa: “Perencanaan proses pembelajaran memiliki silabus, perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Berikut penjelasan mengenai pemilihan media, metode,dan penilaian pembelajaran:

1. Pemilihan Media Pembelajaran

Menurut Ibrahim & Syaodih (2003:112) mengatakan bahwa media pengajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Dalam memilih media pembelajaran perlu memperhatikan beberapa perencanaan dan pertimbangan antara lain: guru merasa sudah paham dengan media pembelajaran sehingga memilih media tersebut, guru merasa media pembelajaran yang digunakan dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya, media dapat menarik minat dan perhatian siswa (Azhar, 2014: 67).

2. Pemilihan Metode Pembelajaran

Menurut Oemar, H (2013: 13) mengatkan bahwa metode mengajar yang digunakan akan menentukan suksesnya pekerjaan guru di dalam pembelajaran.

(35)

Menurut Solihatin (2007: 16) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran antara lain: tujuan yang akan dicapai, bahan yang akan diberikan, waktu dan perlengkapan yang tersedia, kemampuan dan banyaknya murid, kemampuan guru mengajar.

Sesuai dengan pendapat di atas, metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, bahan yang digunakan, waktu dan perlengkapan yang tersedia, kemampuan dan banyaknya murid, dan kemampuan guru mengajar, sehingga bisa dise suaikan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan keseluruhannya dan tidak menyulitkan siswa dan gurunya, sehingga bisa tercapai tujuan yang diinginkan.

3. Pemilihan Penilaian Pembelajaran

Kusaeri & Suprananto (2012: 8) mengatakan bahwa penilaian memegang peranan penting yang diharapkan memberi umpan balik yang objektif tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta didik, bagaimana mereka belajar dan digunakan untuk mengetahui efektifitas dari proses pembelajaran. Untuk menjadikan proses pembelajaran berkualitas maka guru seharusnya menguasai teknik penilaian yang baik pula. Sebab pembelajaran dan penilaian merupakan dua unsur yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.

2.1.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup:

(36)

1) Kegiatan Pendahuluan

Menurut Abdul, G (2012: 174) mengatakan bahwa pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam tahap ini meliputi kegiatan menenangkan kelas, menyiapkan perlengkapan belajar, apersepsi (menghubungkan dengan pelajaran yang lalu), dan membahas pekerjaan rumah (Suryosubroto, 2002: 51).

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Abdul,G 2012: 174).

Pada kurikulum 2013, kegiatan inti lebih menuntut guru untuk membawa siswa berfikir melalui pendekatan saintifik yaitu dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Mengamati memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Menanya memberikan kesempatan siswa untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian terhadap proses pembelajaran. Menalar memberikan kesempatan siswa untuk berfikir logis atas fakta yang ada. Mencoba memberikan kesempatan siswa untuk membayangkan dan membuktikan demi

(37)

pengembangantujuan belajar yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Membentuk jejaring memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan ide menggunakan kata-kata lisan, grafik, tabel, diagram, dan presentasi informasi lainnya

3) Penutup

Penutup adalah kegiatan akhir pembelajaran. Menurut Abdul, G (2012: 174) penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Jadi pada kegiatan penutup ini, pembelajaran diakhiri dengan melihat kembali pelajaran yang telah dilakukan dan mempersiapkan materi pelajaran berikutnya.

2.1.4.3 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukankualitas pembelajaran secara keseluruhan yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

a) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses,

b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.

Evaluasi proses pembelajaran terpusat pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

(38)

1) Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

2) Tindak lanjut

a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.

b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.

c. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataranlebih lanjut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran perlu diawasi supaya proses pembelajaran tetap berjalan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang efektif perlu dipertahankan dan pembelajaran kurang efektif perlu diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.

2.1.5 Pandemi Covid-19 2.1.5.1 Pengertian Covid-19

Covid-19 merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus Corona. Menurut WHO, virus corona merupakan suatu kelompok virus yang menyerang hewan dan manusia. Selain itu, virus corona dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan manusia sehingga menimbulkan gejala batuk yang parah yang menyerupai Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Oleh karena itu, dapat disimpulkan

(39)

bahwa Covid-19 merupakan penyakit berbahaya yang menyerang hewan dan manusia.

2.1.5.2 Penyebaran Covid-19

Covid-19 dapat menular kepada siapa saja dan menularnya Covid-19 sangat meresahkan dunia, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu WHO menetapkan status Covid-19 ini sebagai pandemi. Menurut WHO, penyebaran Covid-19 dapat tertular kepada orang yang sehat melalui tetesan cairan yang keluar dari hidung maupun mulut orang yang terinfeksi ketika mereka bersin atau batuk. Tetesan ini kemudian berada di benda atau permukaan yang disentuh oleh orang yang sehat, lalu mereka menyentuk mata, hidung ataupun mulut. Virus ini juga dapat menyebab ketika tetesan air dari orang yang terinfeksi dihirup oleh orang sehat dalam jarak yang dekat.

2.1.5.3 Pencegahan Covid-19

Sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah secara langsung infeksi Covid-19. Oleh karena itu, cara pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

a. Melakukan physical distancing, yaitu dengan menjaga jarak dari orang lain minimal satu meter.

b. Selalu mencuci tangan selama 20 detik.

c. Menggukan masker ketika hendak bepergian keluar rumah. d. Selalu membawa dan menggunakann hand sainitizer.

e. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkomsumsi makan makanan bergizi.

f. Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

(40)

2.1.6 Penelitian Relavan

Untuk menghindari adanya plagiarisasi/duplikasi, peneliti ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya , diantaranya:

Pertama, penelitian dilakukan oleh Farid Maulana (2020) yang berjudul “Problematika Penggunaan Google Classroom sebagai Sarana Pembelajaran Akibat Pandemi Covid-19 terhadap Motivasi Belajar IPA di SMP Negeri 4 Salatiga”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) problematika yang bersifat internal meliputi siswa kesulitan dalam mengoperasikan google classroom, terdapat 1,03% siswa yang belum memiliki smartphone, terdapat siswa yang kurang memahami isi materi serta kurangnya penjelasan meteri IPA yang telah disampaikan guru melalui google classroom. Problematika yang bersifat eksternal meliputi siswa kurang mendapat perhatian dan dukungan dari lingkungan keluarga dan kurangnya interaksi secara langsung dari guru terhadap siswa. (2) upaya kepala sekolah yaitu bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam hal sarana prasarana, wali kelas bertugas untuk mendata kemudian oleh pihak sekolah diberikan bantuan berupa pemberian data internet. Selain itu, tidak lupa memberikan motivasi berupa video yang langsung dapat diakses siswa melalui forum pada google classroom, upaya guru yaitu menggunakan pembelajaran berupa video dan memantau setiap perkembangan siswa dalam memahami pembelajaran melalui googel classroom, upaya siswa yaitu mencari materi yang belum dipahami melalui google, youtube serta beberapa sumber buku lainnya. Tingkat motivasi belajar IPA siswa SMP Negeri 4 Salatiga dalam pembelajaran menggunakan google classroom selama adanya covid-19 yaitu sedang dengan frekuensi 28 dan persentase 56%.

(41)

Kedua, penelitian yang relevan dengan penelitiian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistia (2020) dengan judul penelitian “ Identifikasi Hambatan Guru dalam Pembelajaran pada Sekolah Inkluisi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan-hambatan yang dihadapi guru kelas inkluisi di SD Negeri 131/IV Kota Jambi yaitu: (1) meteri pembelajaran yang tidak tersampaikan secara utuh, (2) penggunaan pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk semua peserta didik, (3) kebijakan penilaian yang berlaku, (4) modifikasi kurikulum.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Masruroh (2015) dengan judul penelitian “Problematikan Pendidik Dalam Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Di SD Islam AL-Madina Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika yang dialami guru yaitu: (1) masalah yang berasal dari guru, yakni mayoritas guru SD Islam Al-Madina Semarang masih gagap teknologi informasi, kesulitan memilih media pembelajaran berbasis teknologi informasi yang cocok dengan materi pembelajaran. (2) masalah dari peserta didik, yaitu berkaitan dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda. (3) masalah dari media pembelajaran berbasis teknologi informasi itu sendiri, yaitu alat atau media berbasis teknologi informasi masih terbatas dan masalah teknis. Adapaun jalan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain: meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui pelatihan, seminar, atau workshop, memberi bimbingan atau dampingan pada siswa secara berkelompok maupun individu, dan penembahan media pembelajaran dengan cara menjalin kerja sama antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.

(42)

2.2 Kerangka Berpikir

Mewabahnya Covid-19 di dunia pendidikan mengakibatkan proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka harus dialihkan menjadi pembelajaran secara daring atau online. Guru dan peserta didik merupakan pelaku utama dalam pembelajaran tersebut. Dimana guru bertugas sebagai orang yang memberikan ilmu dan membimbing peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan peserta didik adalah subjek dalam kegiatan pembelajaran tersebut, orang yang menerima ilmu, dan orang yang harus mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui bimbingan oleh guru. Perbedaan cara belajar yang biasa dilakukan oleh guru maupun peserta didik akibat dari Covid-19 ini tentunya menimbulkan hambatan-hambatan baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran yang berakibat proses pembelajaran tidak berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Penelitian ini akan membahas mengenai hambatan guru dalam pelaksaan pembelajaran daring di SD Negeri 47/IV Kota Jambi. Berdasarkan uraian diatas, kerangka berpikir penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

(43)

Pandemi COVID-19

Adanya Pembelajaran Daring

Perencanaan Pelaksanaan Penilaian

Hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring

di kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi

Solusi dari hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring

di kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi

(44)

31 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 47/IV Kota Jambi, yaitu di Telanaipura. Alasan Peneliti memilih tempat penelitian di SDN 47/IV Kota Jambi, karena sekolah tersebut telah menerapkan pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2020/2021.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring di SDN 47/IV Kota Jambi.

Studi kasus merupakan suatu metode penelitian yang mendalami suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan langka-langkah sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan hasilnya. Sejalan dengan pendapat Fitrah dan Luthfiyah (2007:51) “Studi kasus adalah strategi penelitian dimana didalam penelitian ini menyelidiki secara cermat suatu peristiwa, aktivitas, dan proses”.Penelitian studi kasus bertujuan secara khusus menjelaskan dan memahami objek yang diteliti sebagai suatu kasus.

3.3 Data dan Sumber Data 1. Data Primer

Menurut Purhantara (2010: 79) mengatakan bahwa data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara guru kelas V.B dan kepala sekolah

(45)

SDN 47/IV Kota Jambi mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring.

1. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016: 225) mengatakan bahwa data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder pada penelitian ini berupa dukomentasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) daring, kemudian pendokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran daring melalui aplikasi belajar zoom dan whatsapp.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang atau informan yang memberikan informasi terhadap data atau hal-hal yang diperlukan oleh peneliti terhadap penelitian yang sedang dilaksanakan. Menurut Moleong (2010: 132) menyebutkan subjek penelitian sebagai informan yang berarti orang yang dimanfaakan untuk memberikan informasi tentang situasi dan keadaan latar penelitian.

Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu guru kelas V.B dan kepala sekolah SD Negeri 47/IV Kota Jambi yang telah menerapkan pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data, digunakan instrumen pembantu yang sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara.

(46)

3.5.1 Teknik Observasi

Observasi merupakan cara untuk mendapatkan data dengan melihat dan mengamati langsung dari apa yang diteliti. Observasi yang digunakan yaitu observasi non partisipan. Observasi non partisipan yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tetapi penelti tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dimana dalam penelitian ini, peneliti hanya mengamati guru ketika melaksanakan pembelajaran daring karena peneliti ingin melihat kendala ataupun hambatan yang ditemui guru ketika pembelajaran daring berlangsung.

Pada penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu observasi tentang hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran daring. Sebelum melakukan observasi, peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan agar proses observasi tetap fokus dan tidak keluar dari konteks yang menjadi tujuan penelitian.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi

Aspek Komponen Sub Komponen

Hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring a. Perencanaann pembelajaran daring

Perencaraan yang dilakukan guru kelas sebelum pelaksanaan pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran daring Kegiatan pendahuluan Kegiatan inti Solusi hambatan-hambatan pembelajaran daring Kegiatan penutup c. Penilaian Pembelajaran Daring Penilaian sikap Penilaian pengetahuan Penilaian keterampilan Dimodifikasi : Riyana (2020:29)

(47)

3.5.2 Teknik Wawancara

Menurut Sudaryono (2016: 82) “Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Dalam penelitian ini penggunaan teknik wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam kepada narasumber mengenai hambatan yang dialami dalam pembelajaran daring.

Pada penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu wawancara tentang hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran daring serta solusi dari hambatan yang dialami.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Wawancara

Aspek Komponen Sub Komponen

Hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring a. Perencanaann pembelajaran daring

Perencanaan yang dilakukan guru kelas sebelum pelaksanaan pembelajaran Solusi Hambatan-Hambatan pembelajaran daring b. Pelaksanaan pembelajaran daring Kegiatan pendahuluan Kegiatan inti Kegiatan penutup c. Penilaian Pembelajaran Daring Penilaian sikap Penilaian pengetahuan Penilaian keterampilan Dimodifikasi : Riyana (2020:29)

(48)

3.5.3 Teknik Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2016: 240) “Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku dalam penelitian”. Dalam penelitian ini data dokumentasi meliputi dokumen RPP daring serta pendokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran daring.

3.6 Uji Validasi Data

Penelitian menggunakan teknik triangulasi, menurut Moleong (2010:330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu”. Pada penelitian ini peneliti memilih teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti menguji keabsahan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari melalui beberapa sumber, data tersebut dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, selanjutnya diminta kesepakatan dengan beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, aman yang memiliki tanggapan yang sama, yang berbeda dan mana yang spesifik.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan data tentang hambatan guru dalam pembelajaran daring dengan teknik wawancara, lalu dicek dengan observasi, kemudian dengan dokumentasi.

(49)

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh peneliti, peneliti menggunakan model Miles and Huberman untuk menganalisis data yang telah ada. Adapun model tersebut dengan melakukan tahap-tahap yang diawali dengan mengumpulkan data, mereduksi data, mendisplay data dan memverikasi. Tahap-tahap menganalisis data menurut sugiyono (2016:247) sebagai berikut:

1. Reduksi data.

Berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus terhadap hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Tahap reduksi data pada penelitian ini meliputi:

a. Melakukan observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran daring untuk mengetahui hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring di kelas V.H SD Negeri 47/IV Kota Jambi pada masa pandemi Covid-19.

b. menentukan subjek dalam penelitian yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian.

c. Melakukan wawancara terhadap subjek penelitian yang telah dijadikan informan dalam penelitian.

2. Penyajian data.

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Pada penelitian ini, data disajikan dalam bentuk teks naratif berupa uraian

(50)

singkat dari hasil observasi dan wawancara tentang hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19.

3. Verifikasi atau penarik kesimpulan

Langkah yang dilakukan setelah menyajikan data adalah menyimpulkan data. Kesimpulan dalam peneltian kualitatif merupakan suatu temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya belum jelas menjadi jelas setelah diteliti.

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini menggunakan cara dengan membandingkan antara data yang diperoleh seperti hasil wawancara guru wali kelas dengan hasil observasi mengenai hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di SD Negeri 47/IV Kota Jambi.

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan peneliti yaitu meliputi:

1. Penelitian dilakukan melalui studi pendahuluan menggunakan teknik observasi di SD Negeri 47/IV Kota.

2. Menentukan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan hasil observasi. 3. Mengumpulkan data penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian

menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi.

4. Menguji keabsahan data yang didapat selama penelitian menggunakan teknik triangulasi.

5. Menganalisis data hasil penelitian dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(51)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 47/IV Kota Jambi. Sekolah ini menempati lahan seluas 1,680 M2 yang berlokasi di JL. RE. Martadinata No.38, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. SDN 47/IV Kota Jambi ini memiliki 527 siswa laki-laki, 576 siswa perempuan dan 53 orang guru serta 35 rombongan belajar (rombel).

4.1.2 Visi dan Misi Sekolah

Adapun Visi dan Misi SDN 47/IV Kota Jambi sebagai berikut: Visi Sekolah: “Beriman, Bermutu dan Berbudaya Lingkungan.” Misi Sekolah:

1. Melaksanakan pendidikan agama seutuhnya guna membentuk siswa yang bertakwa bertakwa, berakhlak mulia sejak usia dini.

2. Menjadikan SDN 47/IV Kota Jambi sebagai pusat perubahan dan pembaharuan pendidikan di Provinsi Jambi.

3. Mencerdaskan siswa, membekali keterampilan dan menguasai IPTEK serta mengembangkan mutu sumber daya manusia.

4. Membentuk guru dan siswa yang berkaraker, berwawasan kebangsaan, berbudaya sehat, disiplin, dan tanggung jawab.

5. Membudayakan sekolah bersih, sehat dan hijau dalam upaya mensukseskan ADIWIYATA.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar  Observasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Wawancara
Tabel 4.1Daftar Nama Siswa Kelas V.B

Referensi

Dokumen terkait

Bauran kebijakan tersebut memacu laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan pertama 2016 hingga mencapai 4,9 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun

Dan penerapan metode Interval Type2 Fuzzy Logic terhadap gain UPFC dapat mempercepat settling time respon variasi frekuensi pada pembangkit-pembangkit yang terhubung pada

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan beberapa masalah penelitian yaitu terdapat klien depresi sekitar 60%, dengan pembagian depresi ringan sedang

Perangkat yang digunakan untuk mendukung sistem ini diantaranya adalah ESP8266 sebagai mikrokontroler dan sebagai penghubung ke internet, sensor gas MQ-2 dan sensor

Upaya terhadap penanggulangan KEP merupakan tindakan-tindakan preventif. Pencegahan dan penanggulangan KEP tidak cukup ditinjau dari aspek pangan atau makananya. Di masyarakat

Berdasarkan uraian diatas dan rekomendasi dari Andrian maka, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel atribut produk,

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi pengetahuan lokal komunitas tertentu dalam hal pemanfaatan tumbuhan obat adalah etnofarmasi.. Istilah

Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari Listrik arus searah (DC) - Menjelaskan fenomena kelistrikan