• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan-Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian

4.2.2 Hambatan-Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)

Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring guru menggunakan media online berupa platform belajar seperti whatsapp, zoom, google clasroom, google from, quiziz, sms, dan telepon. Dalam pelaksanaannya, guru kelas V.B lebih banyak melakukan pembelajaran melalui whatsapp. Dimana guru membuat whatsapp group sehingga semua siswa dapat terlibat dalam group. Pada awal pembelajaran, guru mengirimkan pesan maupun video berupa sapaan kepada siswa, kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan materi pelajaran berupa link video dari youtube yang harus disimak oleh peserta didik, dan pemberian tugas

untuk dikerjakan pada hari itu. Tugas yang dikirimkan dapat dibuat dalam bentuk foto hasil tugas dan dikirim lewat google clasroom pada akun masing-masing siswa, untuk selanjutnya dilakukan penilaian oleh guru. Selain itu, pembelajaran daring dilakukan menggunakan zoom hanya satu kali dalam seminggu, dikarenakan sebagian besar siswa masih menggunakan handphone orang tuanya, dan juga beberapa siswa yang terkendala oleh sinyal dan kuota.

Pada saat pembelajaran menggunakan zoom, guru melaksanakan pembelajaran sama seperti pembelajaran pada umumnya. Yang mana guru melakukan tahapan-tahapan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Peneliti melakukan observasi dengan mengikuti pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswa melalui Zoom di kelas V.B pada (Senin, 11/01/2021), terlihat guru E menyapa peserta didik dengan senyum, mengajak peserta didik berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran. Kemudian tidak lupa guru selalu memberikan nasihat-nasihat kepada peserta didik untuk selalu menggunakan protokol kesehatan seperti selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak ketika hendak keluar rumah. Saat guru menjelaskan ternyata masih ada siswa yang terlambat masuk ke ruang zoom.

Diawal kegiatan guru melakukan kegiatan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan guru yaitu dengan bernyanyi, lagu yang dinyanyikan berhubungan dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga melakukan pengulangan materi sebelumnya secara singkat untuk mengingatkan kembali peserta didik mengenai materi yang telah dipelajari. Saat pengulangan materi ada beberapa

siswa yang lupa mengenai materi yang sebelumnya, sehingga guru akan mengulang kembali menjelaskan materi tersebut. Guru juga tidak lupa menjelaskan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui tujuan dilaksanakannya pembelajaran tersebut.

Wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas V.B yakni Ibu E mengenai hambatan yang ditemui saat kegiatan pendahuluan menjelaskan bahwa:

“Iya, yang pertama apersepsi itu siswa kadang muncul terlambat, jadwal di zoom jam 10.00 wib tapi ada saja siswa yang masuk jam 10.30 wib sehingga kelewatan. Dan kendala dikoneksi jaringan yang kurang baik jadi sering keluar masuk ruang zoom. Kemudian kalau motivasi alhamdulillah tidak ada hambatan, karena ibu selalu menyampaikan ke siswa sehat itu penting kemudian sesuatu apapun itu harus dimulai dengan bismillah, kemudian selalu menjaga kesehatan. Dan ibu selalu menyampaikan kepada siswa bahwa kamu tidak perlu menjadi anak yang pintar tapi jadilah anak yang berbakti dan berakhlak mulia. Karena pintar itu bonusnya yang penting berakhlak baik”. (Rabu, 13/01/2021)

Berdasarkan temuan di atas dapat diketahui bahwa guru melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan mengecek kehadiran siswa, kemudian memberikan motivasi berupa kata-kata nasihat, melakukan pengulangan materi sebelumnya, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Akan tetapi, pada tahap ini guru masih mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan-hambatan yang dialami guru pada kegiatan pendahuluan yaitu masih ada siswa yang terlambat masuk dalam ruang zoom, dan kendala yang kadang harus menghubungkan ulang dikarenakan koneksi jaringan yang kurang baik.

2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti guru bertugas menyampaikan materi pembelajaran dengan metode dan media pembelajaran yang telah tercantum dalam RPP. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti terlihat bahwa guru telah menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan panduan RPP yang telah disusun oleh guru.

Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru menayangkan video pembelajaran dan didukung dengan menggunakan metode ceramah sehingga membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.

Selama pembelajaran, guru mengalami kesulitan saat menjelaskan materi pembelajaran dikarenakan konsentrasi belajar peserta didik terganggu oleh hal yang menarik perhatian disekitarnya, seperti lebih memperhatikan aktivitas orang yang berada didekatnya, kemudian bercanda bersama teman. Hal ini membuat guru harus berulang-ulang menjelaskan materi dan meminta kepada siswa untuk mematikan mute (microphone). Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring yang dilakukan di rumah membuat pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini dibuktikan dengan tanggapan guru saat diwawancara mengenai hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu pada saat menyampaikan materi pembelajaran, guru menjelaskan bahwa:

“Hambatannya itu pasti ada, karena pertama, tempat siswa mengikuti pembelajaran berada di rumah dimana ada adik-adiknya atau ada keluarganya yang sedang ramai dan kadang ibu suruh mematikan mic nya ada yang bisa mematikannya dan ada yang harus selalu diingatkan untuk mematikan mic ketika ibu menjelaskan ada satu yang ribut jadi kedengaran semuanya dan itu mengganggu konsentrasi belajar teman yang lain. Kemudian kendala lainnya pada signal yang lemah (lemot) sehingga harus berulang-ulang menjelaskan materi”. (Rabu, 13/01/2021)

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, maka dapat diketahui bahwa guru mengalami hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu penyampaian materi yang kurang maksimal dikarenakan peserta didik asik bercanda bersama teman dan kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Kemudian, kendala pada akses internet yang lemah membuat pembelajaran secara daring kurang efektif.

Selain itu, dalam pembelajaran menggunakan zoom guru hanya melakukan sebanyak satu kali dalam seminggu. Selanjutnya hanya melakukan pembelajaran via Whatsapp. Padahal, di sekolah tersebut sangat banyak platform yang mendukung dalam proses pembelajaran secara daring seperti Quiziz, Google Clasroom, Zoom, Webex, dan Google From. Dengan demikian, dalam mendesain pembelajaran daring tidak hanya berfokus pada video saja, tetapi juga perlu didukung oleh platform belajar yang menunjang kegiatan pembelajaran secara daring.

Guru mengatakan telah menerapkan berbagai platform belajar, akan tetapi guru masih mengalami kendala dalam mengaplikasikannya dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana sebagian peserta didik yang belum memadai. Hal ini dibuktikan dari pernyataan guru mengenai keterbatasan sarana dan prasarana siswa yang belum memadai:

“Iya, dalam pembelajaran daring ibu menggunakan platrorm seperti quiziz, google clasroom, google from, whatsapp dan zoom. Karena semua tugas-tugas dan ulangan harian siswa itu dikirim ke google clasroom, penggunaan quiziz biasa kita gunakan itu ketika materi dalam satu tema telah habis dipelajari baru ibu akan mengadakan quiziz. Hambatannya yaitu tidak semua siswa selalu ikut dalam pembelajaran seperti menggunakan zoom, dikarenakan siswa yang masih menggunakan handphone orang tuanya sehingga harus menunggu orang tuanya pulang dari kerja. Kemudian, saat dikasih tugas ada beberapa siswa yang tidak bisa membuka link yang diberikan mungkin karena belum mendownload aplikasinya.” (Rabu,13/01/2021)

Dari pernyataan guru di atas, peneli melihat betapa pentingnya sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Pihak sekolah juga telah mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran daring dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai seperti tersedianya fasilitas wifi, memberikan pelatihan-pelatihan melalui Workshop-Workshop, serta bantuan dari pemerintah yang telah menyediakan kuota gratis

bagi guru dan siswa. Hal ini dibuktikan dari tanggapan kepala sekolah yakni Bapak A mengenai pelaksanaan pembelajaran di SDN 47/IV Kota Jambi:

Iya, alhamdulillah untuk di sekolah ini 99% kita sudah melaksanakan pembelajaran daring. Indikatornya yaitu kita sudah mengecek kepada anak-anak dan kepada guru-guru dan mendata melalui Google Form dan semua sudah melaksanakan pembelajaran daring dengan berbagai teknik seperti menggunakan platform Zoomeeting, Google Clasroom, Google Form. Seiring dengan pandemi ini mau tidak mau,suka tidak suka guru harus berhubungan dengan laptop dengan internet. Karena ini sifatnya mendadak sehingga sekitar 10% masih ada guru yang belum begitu memahami teknologi (gaptek) sehingga kita dampingi, kita lakukan pelatihan-pelatihan melalui workshop-workshop. Selain itu juga segala fasilitis kita penuhi, seperti wifi karena bagaiman mau melakukan pembelajaran secara daring jika tidak memiliki akses internet.” (Selasa, 19/01/2021)

Hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 dikarenakan keterbatasan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan tanggapan guru, beberapa kendala yang ditemui yaitu seperti peserta didik yang tidak memperhatikan guru dikarenakan asik bercanda bersama teman, kemudian kendala dari orang tua yang kurang perhatian dalam membimbing siswa belajar di rumah dikarenakan kesibukan orang tua sehingga guru kesulitan dalam mengontrol perkembangan belajar siswa. Selain itu faktor sarana dan prasarana sebagian siswa yang kurang memadai, dikarenakan masih menggunakan handphone orang tua dan harus menunggu orang tuanya pulang dari kerja, dan juga kendala oleh signal yang lemah membuat siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, kendala yang ada menjadi sangat berpengaruh terhadap kurangnya pemahaman materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru terhadap siswa.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru telah sampai pada tahap akhir pembelajaran. Dalam kegiatan penutup, guru dituntut untuk mampu memiliki keterampilan

dalam menutup pembelajaran, karena jika seorang guru hanya mengucapkan hamdalah dan membaca doa saja untuk mengakhiri pembelajaran maka peserta didik tidak akan pernah mengetahui inti dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan penutup dalam pembelajaran sangat penting, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik serta tingkat keberhasilan guru dalam sebuah proses pembelajaran.

Dari hasil pengamatan, terlihat guru bersama siswa melakukan kegiatan penutup dengan merangkum inti pokok pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian guru juga memberi petunjuk untuk topik pembelajaran berikutnya. Selain itu, diakhir jam pelajaran guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang telah diajarkan sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum. Dalam melakukan tinjauan kepada peserta didik, guru melakukan beberapa usaha seperti meminta siswa membuat ringkasan inti pokok pelajaran agar dapat memantapkan penguasaan inti dari pokok-pokok materi pelajaran. Selain itu, tidak lupa guru mengevaluasi pembelajaran untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang materi yang telah dipelajari, seperti memberikan soal-soal tertulis maupun lisan.

Dillihat dari tanggapan guru mengenai pemahaman peserta didik setelah melakukan pembelajara, guru kelas V.B yakni Ibu E menjelaskan bahwa:

“Iya, karena keterbasan jarak jadi sulit untuk mengontrol siswa saat belajar di rumah. Saat ditanya sih siswa selalu menjawab paham, tapi saat ngumpulin tugas masih banyak yang belum mengumpulkan. Ibu juga mengerti ya karena keadaan sekarang, dan juga cara belajar tiap siswa berbeda-beda. Ada siswa yang memang benar-benar paham dan saat ditanya juga bisa menjawab, tetapi ada juga siswa yang harus dibimbing pelan-pelan sehingga dengan pembelajaran yang tidak tatap muka seperti sekarang peran orang tua sangat membantu anaknya untuk membimbing anak belajar di rumah”. (Rabu, 13/01/2021)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru, dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan penutup guru telah melaksanakan semaksimal mungkin, namun masih ada beberapa kendala dikarenakan keterbatasan penyampaian materi pembelajaran yang kurang efektif sehingga sangat berdampak pada pemahaman materi pembelajaran oleh peserta didik. Terbukti masih ada peserta didik yang belum memahami materi pembelajaran saat guru melakukan tanya jawab.

4.2.3 Hambatan-Hambatan Guru dalam Penilaian Pembelajaran Dalam