HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian
4.2.4 Solusi Mengatasi Hambatan-Hambatan dalam Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Berdasarkan hambatan-hambatan yang terjadi, maka diperlukan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Dari hasil wawancara terhadap guru kelas V.B dan kepala sekolah SDN 47/IV Kota Jambi, ditemukan beberapa solusi yang dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran daring. Dari wawancara yang peneliti lakukan, kepala sekolah mengatakan:
“(1) Kita selalu berkomunikasi kepada guru-guru apa kendalanya, dan kemudian membuat perencanaan. Kemudian jika kendalanya, guru kurang dalam menggunakan teknologi solusinya akan didampingi oleh guru-guru yang ahli ITE dan memberikan pelatihan-pelatihan melalui workshop-workshop. Dan segala fasilitas kita penuhi seperti wifi sehingga tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan pembelajaran. (2) Solusi bagi siswa, jika kendalanya pada waktu orang tua, maka solusinya dengan membuat jadwal pembelajaran kapan dia siap. (3) Dengan orang tua juga begitu, kita komunikasi apa kendalanya, karena orang tua yang sangat tau bagaimana perkembangan belajar anaknya di rumah. Jika permasalahannya pada kuota, untuk solusinya setiap anak telah mendapatkan bantuan kuota dari Kemendikbud sehingga itu harus sangat dimanfaatkan dengan baik, jika anak yang menggunakan handphone orang tuanya maka mengatasinya dengan menghubungi orang tua siswa secara personal dengan mengkonfirmasi kesiapan anak untuk mengikuti pembelajaran, sehingga ada tanggung jawab kita bersama.” (Selasa, 19/01/2021)
Pernyataan dari Bapak A selaku kepala sekolah ditambahkan dan diperkuat oleh pernyataan Ibu E selaku guru kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi. Ibu E menjelaskan bahwa:
“Kendala-kendala yang dialami saat pembelajaran daring seperti media pembelajaran cara mengatasinya ibu mengirimkan video tutorial percobaan dan ketika hendak melakukan praktek ibu meminta siswa mengirimkan hasil pekerjaannya melalui Whatsapp. Jika kendalanya pada siswa yang kurang memahami materi pembelajaran solusinya ibu akan melakukan pengajaran perbaikan berupa pengulangan materi yang belum dipahami oleh siswa secara kelompok maupun individual. Jika permasalahan pada waktu orang tua karena sebagian siswa masih menggunakan handphone orang tuanya dan
kadang harus bergantian dengan saudaranya, maka cara mengatasinya ibu akan membuat jadwal menjadi 2 shift pagi dan sore hari sesuai dengan kesiapan siswa menunggu orang tuanya pulang dari kerja. Jika permasalahannya pada kuota dan koneksi jaringan yang lemah, cara mengatasinya selama masa pandemi covid-19 baik guru maupun siswa telah mendapatkan bantuan kuota dari Kemendikbud, dikarenakan jaringan yang terbatas mau tidak mau harus tetap melaksanakan pembelajaran dengan sabar. Kemudian jika permasalahan pada penilaian siswa, cara mengatasinya ibu akan menghubungi orang tua siswa secara personal untuk menanyakan apa permasalahannya dan melakukan video call antara guru dan siswa agar siswa tidak ketinggalan materi dan tugas-tugas dan pada saat pemberian tugas guru bekerjasama dengan orang tua untuk mengawasi anaknya dalam belajar di rumah melalui video call maupun foto kegiatan siswa belajar dari rumah”. (Senin, 18/01/2021)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru dan kepala sekolah SDN 47/IV Kota Jambi diketahui bahwa solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 yaitu:
Pertama, kendala pada media pembelajaran solusinya yaitu guru menggunakan video tutorial sebagai penyampaian materi yang sifatnya percobaan kepada peserta didik, dan untuk kegiatan praktek guru meminta peserta didik mengirimkan hasil pekerjaannya melalui whatsapp. Kedua, kendala pada pemahaman siswa solusinya yaitu guru melakukan pengulangan materi pembelajaran yang belum dipahami siswa secara kelompok maupun individu melalui video call.
Ketiga, kendala ketersediaan handphone pada siswa dikarenakan beberapa peserta didik yang masih menggunakan handphone orang tuanya maka solusinya yaitu membagi pembelajaran menjadi 2 shift yaitu pagi dan sore hari dengan pembelajaran yang sama. Bagi orang tua yang memiliki waktu luang di pagi hari maka siswa dapat mengikuti pembelajaran di pagi hari, tetapi jika bagi orang tua yang tidak bisa maka siswa dapat mengikuti pembelajaran pada sore hari setelah orang tua pulang dari kerja.
Keempat, kendala pada kuota dan jaringan solusinya yaitu dengan adanya bantuan kuota yang diberikan oleh Kemendikbud sehingga hal ini sangat membantu baik guru maupun peserta didik untuk tetap melaksanakan pembelajaran dan karena jaringan yang terbatas mau tidak mau harus tetap melaksanakan pembelajaran dengan sabar.
Kelima, kendala pada penilaian belajar siswa solusinya yaitu guru memfokuskan satu-satu peserta didik yang sangat jarang mengumpulkan tugas dan praktek, kemudian guru menghubungi orang tua siswa secara personal untuk menanyakan apa permasalahannya melalui video call antara guru dan orang tua agar siswa tidak ketinggalan materi dan tugas-tugas.
Keenam, kendala pada pengawasan belajar siswa. Cara untuk mengatasinya yaitu guru melakukan pemantauan pendampingan melalui whatsApp group, kemudian guru juga berkoordinasi bersama orang tua siswa melalui video call dan mendokumentasikan kegiatan belajar siswa di rumah untuk memastikan adanya interaksi antara guru dengan orang tua serta memastikan bahwa siswa benar-benar belajar saat di rumah.
4.3 Pembahasan
Dalam memastikan pemenuhan hak peserta didik dalam belajar di masa pandemi Covid-19, maka berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, dimana dalam surat edaran tersebut menjelaskan bahwa proses pembelajaran dilakukan dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh secara daring. Hal ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Hal ini juga didukung oleh pendatap Sari, R, P.,Tusyantari, N, B.,&
Suswandari (2020:11) mengatakan bahwa dengan adanya pembelajaran daring ini, siswa memiliki keleluasaan waktu belajar dan proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja. Oleh karena itu, pembelajaran daring saat ini menjadi solusi dalam pembelajaran di masa pandemi covid-19.
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa SDN 47/IV Kota Jambi telah menerapkan pembelajaran jarak jauh secara daring selama masa pandemi covid-19. Hal ini sesuai dengan pendapat Bapak A selaku kepala sekolah SDN 47/IV Kota Jambi mengatakan bahwa:
“Iya, alhamdulillah untuk di sekolah ini 99% kita sudah melaksanakan pembelajaran daring. Indikatornya yaitu kita sudah mengecek kepada anak-anak dan kepada guru-guru dan mendata melalui Google Form dan semua sudah melaksanakan pembelajaran daring dengan berbagai teknik seperti menggunakan platform Zoomeeting, Google Clasroom, Google Form.
Penerapan pembelajaran daring bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran selama masa pandemi covid-19 melalui penggunaan teknologi komunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Waryanto (2006: 12) bahwa pembelajaran daring merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan lainnya.
Menurut Daryanto dan Muljo (2012: 143-144) mengemukakan bahwa pengelolaan pembelajaran adalah suatu proses pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian pembelajaran termasuk evaluasi programnya demi mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hal ini sama halnya dengan pembelajaran daring yang dilakukan guru kelas V.B SDN47/IV Kota Jambi, dimana kegiatan yang dilakukan guru mulai dari merencanakan,
melaksanakan kegiatan, hingga pada mengevaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan peneliti, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam kegiatan perencanaan sudah cukup baik, dimana guru telah mempersiapkan beberapa hal sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu berupa RPP, LKPD, hingga mempersiapkan laptop dan kuota internet. Dalam RPP yang telah dibuat oleh guru telah memuat media, metode, dan penilaian yang akan digunakan saat pembelajaran secara daring. Hal ini sesuai dengan PP RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 bahwa “Perencanaan proses pembelajaran memiliki silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Namun, dari hasil temuan yang peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru kelas V.B SDN 47/IV Kota Jambi terdapat hambatan yang dialami yaitu kendala dalam memilih media pembelajaran.
Kendala yang dialami guru dalam pemilihan media pembelajaran, misalnya pada muatan IPA saat pembelajaran tatap muka biasanya guru bersama siswa membuat media sistem pernapasan sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi, namun ketika pembelajaran secara daring guru hanya mengirimkan video pembelajaran dari referensi youtube sehingga guru kesulitan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah memahami materi hanya dengan mengamati video pembelajaran, karena gaya belajar setiap siswa berbeda-beda. Hal ini sejalan oleh pendapat Uno, H, B (2008: 180) mengatakan bahwa gaya belajar merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya ada yang cepat sedang dan ada pula yang lambat. Sehingga solusinya yaitu guru menggunakan video tutorial sebagai penyampaian materi yang sifatnya percobaan kepada peserta didik. Dimana pada video tersebut guru menyajikan prosedur atau cara kerja sistem pernapasan melalui media sederhana yang telah dibuat guru sehingga siswa dapat ikut mencoba melakukannya ketika di rumah dan membuat laporan hasil percobaan.
Berdasarkan hasil temuan penelitian, dalam pelaksanaan pembelajaran daring di kelas V.B guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam platform belajar sebagai media online dalam pembelajaran daring yaitu berupa whatsapp, zoom, google clasroom, google from, quiziz, sms, dan telepon. Guru dan siswa berinteraksi tatap muka secara online menggunakan platform-platform tersebut.
Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring guru kelas V.B lebih banyak menggunakan whatsapp dalam pembelajaran. Dimana guru membuat whatsapp group sehingga semua siswa dapat terlibat dalam group. Pada awal pembelajaran, guru mengirimkan pesan maupun video berupa sapaan kepada siswa, kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan materi pelajaran berupa link video dari youtube yang harus disimak oleh peserta didik, dan pemberian tugas untuk dikerjakan pada hari itu. Tugas yang dikirimkan dapat dibuat dalam bentuk foto hasil tugas dan dikirim lewat google clasroom pada akun masing-masing siswa, untuk selanjutnya dilakukan penilaian oleh guru. Selain itu, pembelajaran daring dilakukan menggunakan zoom hanya satu kali dalam seminggu, dikarenakan sebagian besar siswa masih menggunakan handphone orang tuanya, dan juga beberapa siswa yang terkendala oleh sinyal.
Berdasarkan pedoman pelaksanaan pembelajaran daring dalam Surat Edaran No.15 Tahun 2020 pada Bab II bahwa tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring yaitu:
“(1) Sebelum pembelajaran, guru mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut : (a) Menyiapkan nomor telepon peserta didik ataupun orang tua peserta didik sebagai media saat pembelajaran. (b) Berdiskusi dengan orangtua peserta didik mengenai ketersediaan handphone, laptop, maupun akses internet, aplikasi belajar yang akan digunakan, prosedur penggunaan aplikasi belajar, serta materi dan jadwal pembelajaran daring. (c) Membuat RPP pembelajaran daring. (d) Meminta orangtua untuk mendampingi peserta didik saat pembelajaran daring. (2) Saat pembelajaran, guru melakukan beberapa hal berikut: (a) Memeriksa kehadiran peserta didik saat mengikuti pembelajaran. (b) Berdoa sebelum pembelajaran. (c) Menyampaikan materi pembelajaran. (c) Melakukan diskusi tanya jawab dengan peserta didik. (3) Usai pembelajaran, guru melakukan beberapa hal berikut: (a) Peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian. (b) Mengingatkan orang tua untuk mengumpulkan tugas peserta didik. (c) Memberikan umpan balik terhadap penugasan peserta didik”.
Berdasarkan Surat Edaran di atas, peneliti telah melakukan pengamatan terhadap guru kelas V.B. Dimana saat pembelajaran daring melalui zoom guru sudah semaksimal mungkin mendesain pembelajaran agar memastikan adanya komunikasi dan umpan balik peserta didik selama pembelajaran di masa pandemi covid-19. Hal ini dilihat dari kegiatan pelaksanaan yang dilakukan guru mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Namun, dari hasil pengamatan peneliti melihat guru mengalami hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu terkendala pada penyampaian materi pembelajaran, dikarenakan saat pembelajaran menggunakan zoom peserta didik kurang memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pembelajaran sehingga pemahaman peserta didik terhadap materi kurang maksimal. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu, tempat siswa mengikuti pembelajaran berada di rumah dengan situasi yang ramai dan tidak mematikan mute (microphone), kemudian siswa yang mengajak temannya bercanda. Sehingga hal tersebut dapat
mengganggu konsentrasi belajar teman yang lain dan guru harus berulang-ulang menjelaskan materi pembelajaran.
Selain itu, tidak semua siswa mengikuti pembelajaran dikarenakan masih menggunakan handphone orang tua sehingga harus menunggu orang tua pulang dari kerja, dan juga terkendala oleh koneksi jaringan yang lemah. Hal ini sejalan oleh pendapat Sari (2015: 27-28) mengatakan bahwa kekurangan pembelajaran daring yaitu anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana kurang kondusif, dan keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang menjadi akses dalam pembelajaran daring serta ada gangguan dari beberapa hal lain.
Solusi yang dilakukan oleh guru kelas V.B yaitu guru melakukan perbaikan melalui pengulangan materi pembelajaran yang belum dipahami siswa secara berkelompok maupun individu melalui video call. Hal ini sejalan oleh pendapat Daryanto &Muljo (2012: 34) “Belajar adalah melebihi daya-daya dengan pengulangan dimaksud agar setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang”. Jika penyampaian pesan pembelajaran diulang-ulang, maka hasil belajar akan lebih baik (Gafur, A, 2012: 21).
Selanjutnya, kendala siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan masih menggunakan hadphone orang tua, sehingga solusinya yaitu guru membagi pembelajaran menjadi 2 shift yaitu pada pagi dan sore hari dengan pembelajaran yang sama. Tujuannya yaitu agar peserta didik tetap dapat mengikuti pembelajaran. Apabila orang tua memiliki waktu senggang pada pagi hari, maka siswa dapat mengikuti pembelajaran pada jadwal pagi, dan sebaliknya
jika orang tua memiliki waktu senggang pada sore hari, maka siswa dapat mengikuti pada jadwal sore hari. Kemudian, memanfaatkan dengan baik bantuan kuota gratis yang diberikan oleh Kemendikbud. Dikarenakan jaringan yang terbatas dengan pembelajaran daring ini melatih guru dan siswa untuk sabar dalam melaksanakan pembelajaran secara daring.
Selain perencanaan dan pelaksanaan, peneliti juga tertarik untuk meneliti sistem penilaian pembelajaran daring yang digunakan guru kelas V.B untuk melihat apakah terdapat kendala dalam penilaiannya. Berdasarkan hasil temuan penelitian, dapat diketahui bahwa penilaian yang digunakan guru kelas V.B pada umumnya mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada penilaian sikap, guru mengamati sikap peserta didik pada saat pembelajaran secara online melalui whatsapp, video call, zoom. Pada pembelajaran tersebut, guru akan mengamati tingkah laku dan respon yang diberikan peserta didik selama pembelajaran. Oleh karena itu, guru benar-benar detail dalam mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran. Kemudian, guru menilai tugas-tugas peserta didik yang telah dikirimkan melalui whatsapp dan google clasroom dan juga mengadakan evaluasi pemahaman siswa melalui quiziz. Sedangkan pada penilaian keterampilan, guru melakukan penilaian terhadap tugas-tugas praktik, penilaian kinerja, maupun pada produk yang telah dibuat peserta didik pada tugas tertentu.
Penilaian pembelajaran daring sama halnya seperti penilaian pembelajaran pada umumnya, hanya saja keadaan sekarang berada di masa pandemi dimana tempat guru dan peserta didik terpisah dalam belajar sehingga membuat guru kesulitan untuk mengamati peserta didik. Dari hasil temuan peneliti, dapat
diketahui bahwa dalam proses penilaian guru mengalami beberapa hambatan yaitu, guru terkendala pada saat melakukan penilaian, dikarenakan peserta didik yang masih jarang mengumpulkan tugas-tugas dan praktik. Hal ini terjadi karena peserta didik tidak pernah mengikuti pembelajaran via whatsapp maupun pada saat zoom dikarenakan tidak memiliki handpone dan kuota internet.
Hambatan lainnya yaitu, kurangnya pengawasan terhadap peserta didik dalam belajar. Hal ini mengakibatkan peserta didik yang jarang mengumpulkan tugas-tugas dan praktik, namun ketika ujian selalu mendapatkan nilai tinggi sehingga dikhawatirkan orang tua ikut berperan dalam mengerjakan soal-soal. Dari hambatan yang dialami guru kelas V.B dalam melakukan penilaian, adapun solusi yang dilakukan guru yaitu guru memfokuskan terlebih dahulu peserta didik yang sangat jarang mengumpulkan tugas dan praktik, kemudian menghubungi orang tua siswa untuk menanyakan apa permasalahannya dan memberikan pengertian kepada orang tua untuk bekerjasama mendukung siswa dalam belajar agar tidak ketinggalan materi dan tugas-tugas. Selain itu juga, guru melakukan pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan dari whatsapp group agar siswa benar-benar belajar, dan kemudian guru bekerja dari rumah dengan berkoordinasi bersama orang tua siswa melalui video call maupun dokumentasi kegiatan siswa ketika belajar dari rumah.
63 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN