• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium mutu TPHP Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan ( STIPAP ) Jalan Williem Iskandar – Medan. Tempat pengambilan sampel dan adsorben diperoleh dari Pabrik Kelapa Sawit PTPN II Pagar Merbau. Waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2020

3.2 Desain Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

• Ukuran ( Diameter ) 3 cm, tinggi 5 cm • Perekat ( Tepung gaplek 10%)

b. Variabel Terikat/Tetap

Komposisi pelepah kelapa sawit dan sekam padi

• PSSP 1 100% : 0%

• PSSP 2 75% : 25%

• PSSP 3 50% : 50%

• PSSP 4 25% : 75%

• PSSP 5 50% : 100%

(2)

13

3.2.2 Rancangan Penelitian

Tabel 3.1 Perlakuan pembuatan briket

Campuran Pelepah : Sekam Padi Diameter Perekat Jumlah ulangan PSSP 1 100% : 0% 3 cm T. Gaplek 2 PSSP 2 75% : 25% PSSP 3 50% : 50% PSSP 4 25% : 75% PSSP 5 0% : 100%

3.3 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang di gunakan pada penelitian ini adalah :

a. Pelepah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan kampus STIPAP medan Pelepah yang di gunakan adalah pelepah kering yang belum membusuk.

Gambar 3.1 Pelepah Sawit b. Sekam padi berasal dari kilang padi

Yang di gunakan sekam padi kering

(3)

14

Alat-alat yang di gunakan pada penelitian ini adalah : a. Alat pencacah di Laboraturium Mutu STIPAP

Alat ini di gunakan untuk mengecilkan ukuran serat pelepah sawit b. Timbangan analitik di Laboraturium Mutu STIPAP

Alat ini di gunakan untuk menimbang bahan pembuat briket c. Pipa pembentukan atau pencetak briket

Pipa ini di gunakan sebagai pencetak briket dengan ukuran 3 inch d. Saringan

Saringan ini di gunakan untuk mengayak atau menyeragamkan serat pelepah

e. Jangka sorong

Alat ini di gunakan untuk mengukur diameter cetakan

3.4 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian meliputi :

3.4.1 Pembuatan briket arang

Pembuatan briket arang pada penelitian ini langkah awal yang dilakukan adalah penyediaan bahan baku pelepah sawit 4 kg, sekam padi 3 kg dan tepung gaplek sebagai perekatnya. Pelepah sawit dan sekam padi terlebih dahulu diambil sampelnya masing-masing 4 dan 3 kg.Proses pengeringan menggunakan sinar matahari selama 5 hari. Berikut adalah tabel hasil analisa proses pengeringan bahan baku:

Tabel 4.1 Proses Pengeringan Bahan Baku

No. Bahan Baku Berat Basah/ kg Berat Kering/kg

1 Pelepah Sawit 4 2.5

(4)

15

Proses yang dilakukan dalam pembuatan briket: a. Persiapan bahan baku

Bahan baku utama yang dipersiapkan adalah pelepah sawit, Sekam padi dan tepung gaplek sebagai perekat. Pelepah sawit dijemur dibawah sinar mata hari selama 5 (lima) hari yang bertujuan agar kadar air pada pelepah sawit agar mempermudah proses karbonisasi. b. Proses pengarangan

Pada proses karbonisasi bahan baku yang sudah dikeringkan akan dimasukkan kedalam drum pengarangan dan di bakar, proses ini berlangsung pada suhu 1500C. Setelah bahan baku terbakar merata lalu matikan api dengan cara menutup lubang udara disetiap sisi drum agar arang tidak menjadi abu.

c. Pengecilan ukuran

Pengecilan ukuran arang bahan baku tersebut dapat dilakukan dengan cara di tumbuk menggunakan lesung. Arang yang telah di haluskan kemudian di saring dengan menggunakan saringan 40

mesh.

d. Penimbangan bahan

Bahan baku yang telah selesai disaring dengan alat penyaringan ukuran 40 mesh akan dilakukan penimbangan dengan kombinasi komposisi yang bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Pencampuran Bahan Baku Komposisi Pelepah Sawit

(%) Sekam Padi (%) PSSP 1 100% 0% PSSP 2 75% 25% PSSP 3 50% 50% PSSP 4 25% 75% PSSP 5 0% 100%

(5)

16

Bahan baku yang sudah di timbang dan ditambah bahan perekat Tepung Gaplek dengan kadar 10% dan di adon dengan memakai hot plate 120°C air 60ml , tepung gaplek 10 gram skala bahan baku 100% = 100 gram.

e. Pencetakan

Bahan baku yang sudah di adon kemudian di masukkan ke pipa cetakan dengan diameter 3 cm dan panjang 5 cm kemudian bahan tersebut dipres menggunakan hydrolyc press dengan tekanan 500 kg.

f. Pengeringan

Briket hasil cetakan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 150 0C selama 5 jam dan dijemur dibawah sinar matahari. Kemudian briket arang hasil pengeringan akan dilakukan pengamatan dan indikator yang meliputi nilai kalor, kadar air, kerapatan, kuat tekan, laju pembakaran dan lamanya mendidihkan air per liter untuk mengetahui hubungan komposisi bahan baku terhadap kualitas briket arang.

(6)

17

3.5 Pengamatan dan Indokator

3.5.1 Nilai Kalor ( SNI 06-3730-1995 )

Contoh uji dibuat ± 0,15 gram lalu ditempatkan pada cawan silica dan diikat dengan kawat nikel. Contoh uji dimasukkan kedalam tabung dan ditutup rapat. Tabung yang berisi contoh uji dialiri oksigen selama ± 2 menit. Tabung dimasukkan kedalam Oxygen Bomb Calorimeter. Pembakaran dimulai pada saat temperatur air sudah tetap. Pengukuran dilakukan sampai temperatur mencapai maksimum. Nilai kalor

pembakaran dapat dihitung dengan persamaan:

HHV= (T1-T2-Tkp) x Cv (kj/kg)...(1)

LHV= HHV-3240 ( kj/kg )...(2)

Keterangan :

T1 : Suhu air pendingin sebelum dinyalakan (C) T2 : Suhu air pendingin sesudah dinyalakan (C) Tkp : Kenaikan suhu kawat penyala = 0,05 (C) Cv : panas alat jenis = 73.529,6 ( Kj/kg C )

3.5.2 Kadar Air ( SNI 06-3730-1995 )

Kadar air briket dapat ditentukan dengan cara menimbang cawan porselin kosong kemudian sampel briket dimasukkan kedalam cawan sebanyak 5 gram. Sampel diratakan dan dimasukkan kedalam oven yang telah diatur suhunya sebesar 1050C selama 3 jam. Cawan yang dikeluarkan dari oven dan didinginkan desikator kemudian ditimbang bobotnya. Penentuan kadar air dilakukan sebanyak dua kali pengulangan. Kadar air dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:

(7)

18

Kadar Air (%) =G0 G1G0 x100% = ⋯

Dimana :

G0 = berat contoh sebelum dikeringkan (gr) G1 = berat contoh setelah dikeringkan (gr)

3.5.3 Metode Kuat Tekan

Prinsip pengujian kuat tekan adalah mengukur kekuatan tekan briket dengan memberikan penekanan sampai briket pecah. Penentuan keteguhan tekan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Kt = 𝐹 𝐴

Keterangan :

Kt = beban kuat tekan (N/cm2) F = gaya (N)

A = luas permukaan (cm2)

3.5.4 Metode Kerapatan

Kerapatan pada umumnya dinyatakan dengan perbandingan berat dan voume, yaitu dengan cara menimbang dan mengukur volume dalam keadaan kering udara. Kerapatan briket dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Kerapatan = 𝑀 V Keterangan : K = kerapatan (g/ml) M = Massa (g) V = Volume (ml)

(8)

19

3.5.5 Laju Pembakaran

Laju pembakaran pada briket merupakan kemampuan briket dalam kemudahan penyalaan pada briket. Kemampuan penyalaan pada briket dipengaruhi oleh kecepatan pembakaran, nilai kalor, berat jenis, dan banyaknya polusi dan senyama volatil yang dihasilkan. Adapun persamaan untuk menentukan laju pembakaran sebagai berikut.

Lb(g/detik) = M (g)

tS

Dimana :

Lb = Laju pembakaran briket (g/detik) M = Berat briket (g)

(9)

20

3.6 Bagan Alur Penelitian

MULAI

PELEPAH SAWIT SEKAM PADI

Pencacahan dengan cara dibelah

Pengeringan dengan sinar matahari

Pengarangan selama 3 jam

Penghalusan dengan ditumbuk

Penyaringan dengan 40 mesh

Serbuk arang pelepah

Pemilihan sekam padi

Pengeringan dengan sinar matahari

Pengarangan selama 3 jam

Penghalusan dengan ditumbuk

Penyaringan dengan 40 mesh

Serbuk arang Sekam Padi

Pembuatan Briket arang dengan perlakuan: PSSP 1 (100%:0%)

PSSP 2 (75%:25%) PSSP 3 (50%:50%) PSSP 4 (25%:75%) PSSP 5 (0%:100%)

Perekat Tepung gaplek konsentrasi 10%

Pencetakan dengan ukuran 3 cm dan tinggi 5 cm

Pengeringan menggunakan oven dengan temperatur 1050C

Briket Kering

Uji mutu dan briket : 1. Nilai kalor 2. Kadar air 3. Kuat tekan 4. Kerapatan 5. Laju pembakaran

(10)

21

3.7 Jadwal Penelitian

NO Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Mengambil sampel 2 Pencacahan pelepah sawit 3 Pembuatan briket 4 Analisa laboratorium 5 Analisa data 6 Penyusunan laporan penelitian

Gambar

Tabel 4.1 Proses Pengeringan Bahan Baku

Referensi

Dokumen terkait

(4) Atas dasar laporan dan penelitian administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) setiap akhir tahun takwim Walikota membuat daftar penghapusan piutang untuk

Perhitungan dilakukan secara manual dengan jarak (dalam meter) sebagai bobot perhitungan. Berdasarkan perhitungan menggunakan Algoritma Branch and Bound untuk optimasi jalur

Melihat fakta yang ada, persekusi lebih kompleks kepelikannya daripada terorisme sekalipun. Ia merupakan terorisme ganda; sikap hipersensitif yang berimplikasi

Kurang dari 120 menit tidak tersedia per satu bulan kalender Tidak ada restitusi Lebih dari 120 menit dan kurang dari 240 menit per satu bulan kalender 20% dari biaya layanan

1) Mengukur bangunan mulai dari ruangan- ruangan, tinggi plafon, dan ketinggian atap sebagai bahan yang akan dipakai untuk bangunan eksisting. 2) Mengukur bukaan

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi istilah asing bidang perkomputeran yang paling dikenal oleh kalangan mahasiswa di Kota Surakarta, (2)

Analisis Kompilasi Hukum Keluarga terhadap pandangan Kiai terhadap pernikahan pernikahan istri tanpa putusan cerai dari Pengadilan Agama yang terjadi di Desa

Sedangkan Sofjan Assauri (2004:7) berpendapat lain dengan mengatakan bahwa “Proses produksi adalah hasil dari kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan