• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

10

A. Persepsi

Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang

artimya menerima atau mengambil.1Sedangkan menurut istilah makna

persepsi dapat dilihat dari beberapa rumusan arti atau pengertian, baik yang terdapat dalam kamus maupun dari pendapat para ahli.

Dalam kamus psikologi persepsi adalah:

1. Proses mengetahui dan mengenali objek atau kejadian objektif dengan bantuan indera.

2. Kesadaran dari proses-proses organisis.

3. (Titchener) satu kelompok penginderaan dan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman masa lalu.

4. Variable yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang.

5. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan

yang serta merta tentang sesuatu.2

Pada saat memberikan suatu reaksi atau tanggapan tertentu pada suatu objek, tentunya ada proses persepsi terlebih dahulu.

1Alex Sobur, Psikologi Umum dan Sejarah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 385

(2)

Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah padangan atau pengertian, yaitu cara seseorang memandang atau mengartikan

sesuatu.3

Jalaluddin rahmat berpendapat persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang

didahului oleh pengindraan,4yang mana pengindraan adalah suatu

proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan

dunia luarnya.5

Stimulus yang di dapat oleh individu, kemudian di organisasikan, di interpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang didapatnya. Proses inilah yang dinamakan dengan persepsi. Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya, dan juga tentang diri individu tersebut. Lingkungan atau situasi juga melatarbelakangi stimulus dan juga akan berpengaruh dalam persepsi, apalagi bila objek dari persepsi tersebut adalah manusia.

Persepsi dalam pengertian psikologi diartikan sebagai proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh

3

Alex Sobur, Op.Cit, h. 385

4Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 51 5Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (yogyakarta: C.V. Andi Offset. 2003), h. 45

(3)

informasi tersebut adalah pengindraan (penglihatan, pengindraan, peraba dan sebagainya), sebaliknya alat untuk memahaminya adalah

kesadaran atau kognisi.6

Objek yang dipersepsi dapat berada diluar individu yang mempersepsi, dan juga dapat berada dalam diri orang yang mempersepsi tersebut. Dalam mempersepsi diri sendiri orang akan dapat melihat bagaimana keadaan diri sendiri, orang dapat

mengevaluasi tentang dirinya sendiri.7

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, memahami

dan menginterpretasikan masuakan-masukan informasi dan

pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menampilkan reaksi atau tindakan dari stimulus yang diterima melalui panca indra. Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat dipahami bahwa persepsi mempengaruhi tingkah laku.

B. Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi pada diri individu tentang suatu objek tidak berlangung dan timbul dengan sendirinya. Persepsi terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu yang harus dilalui agar bisa mempersepsi suatu rangkaian peristiwa. Prose terjadinya persepsi sangat menentukan keberhasilan terbentuknya persepsi pada diri manusia.

6Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h, 94

(4)

Proses terjadinya persepsi apabila informasi yang datang dari luar diri individu melalui panca indra, seperti: mata, telinga, lidah dan kulit, kemudian rangsangan itu diterima, lalu di interpretasikan setelah itu, baru dilakukan proses penyadaran oleh individu tersebut. Setiap individu mempunyai pengalaman dan latar belakang yang berbeda-beda terhadap rangsangan yang diterimanya, sehingga hasil persepsinya juga berbeda.

Sunaryo berpendapat persepsi melewati tiga proses, yaitu: 1. Proses fisik (kealaman)-objek stimulus reseptor atau alat indra 2. Proses fisologis-stimulus saraf sensorik otak

3. Proses psikologi-proses dalam otak sehingga individu menyadari

stimulus yang diterima.8

Menurut Alex Sobur, yang dikenal dengan teori rangsangan-tanggapan (stimulus-respons/SR), pesepsi merupakan bagian, dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan yang diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.

Untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, sebagaimana berikut:

8Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2004), h.7

(5)

1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangasangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh bebagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga dipengaruhi bergantung kepada kemampuan seseorang untuk untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan

pembulatan terhadap informasi yang sampai.9 Berdasarkan penjelasan

tentang proses terjadinya persepsi, penulis dapat memahami bahwa proses persepsi dimulai dari alat indra manusia, kemudian diseleksi, di interpretasi dan diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku.

Pareek berpendapat ada enam proses terjadinya persepsi, yaitu:10

1. Proses Menerima Rangsangan

9Alex Sobur, op.cit. h. 387 10Ibid, h. 451-455

(6)

Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber, data diterima melalui panca indra. Sehingga proses ini sering disebut dengan pengindraan. Kerja yang dilakukan alat indra adalah mendengan, melihat, mencium, merasakan, atau menyentuhnya sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.

2. Proses Menyeleksi Rangsangan

Setelah data diterima, data yang bersumber dari alat indra itu disaring dan diseleksi untuk proses lebih lanjut. Dua kumpulan faktor menentukan seleksi rangsangan itu, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri sendiri, sementara faktor eksternal adalah faktor yang berkaitan dengan luar diri sendiri.

Faktor internal yang bersumber dari diri sendiri adalah: a. Kebutuhan psikologis.

Kebutuhan psikologis akan seseorang akan mempengaruhi persepsinnya. Kadang ada hal yang kelihatan tetapi sebenarnya tidak ada karena dipengaruhi oleh kebutuhan psikologis. Misalnya orang yang sedang haus bisa melihat air dibanyak tempat, atau orang yang mencari barang hilang hilang yang sedang dibutuhkan maka orang tersebut dapat melihat barang itu di banyak tempat.

(7)

Latar belakang akan mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi. Orang yang berlatar belakang tetentu mencari orang yang memiliki latar belakang yang sama. Mereka akan mengikuti dimensi tertentu yang serupa dengan mereka. Misalnya seseorang yang mengalami pendidikan dalam institut manajemen, lebih mendekati seseorang yang mempunyai pendidikan yang serupa jika masuk dalam sebuah organisasi. c. Pengalaman.

Pengalaman akan mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal dan segala yang mungkin serupa dengan pengalaman pribadinya. Seseorang yang memiliki pengalaman buruk dalam bekerja dengan jenis orang tertentu mungkin akan menyeleksi orang-orang ini untuk jenis persepsi tertentu.

d. Kepribadian.

Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seseorang yang introvert mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda.

e. Sikap dan kepercayaan umum

Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi. Orang-orang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau kryawan yang termasuk kelompok bahasa tertentu kemungkinan besar akan melihat berbagai hal kecil yang tidak diperhatikan orang lain.

(8)

f. Penerimaan diri sendiri

Penerimaan diri merupakan sifat penting yang akan mempengaruhi persepsi. Beberapa telaah menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu dari pada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya. Implikasi dari fakta ini adalah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan dengan membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri.

Faktor ektern yang berkaitan dengan luar diri individu adalah: a. Intensitas

Rangsangan yang lebih intensif, pada umumnya akan lebih banyak mendapat tanggapan dari pada yang kurang intens. Misalnya lampu yang lebih terang lebih diperhatikan ketimbang lampu yang redup pada malam hari.

b. Ukuran

Ukuran benda yang lebih besar lebih menarik perhatian dan lebih cepat dilihat. Banyak perusahaan yang memanfaatkan faktor ini dalam mempromosikan produknya.

c. Kontras

Hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian. Misalnya seseorang yang sudah biasa mendengar siara tertentu dan tiba-tiba suara itu berubah maka akan menarik perhatian.

(9)

d. Gerakan,

Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada hal-hal yang diam.

e. Ulangan.

Biasanya sesuatu yang ditampilkan secara berulang-ulang akan menarik perhatian, contohnya saja dalam sebuah iklan, jika iklan itu sering ditampilkan maka itu akan mudah diingat oleh individu.

f. Keakraban

Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.

g. Sesuatu yang baru

Faktor ini kedengarnnya bertentangan dengan faktor keakraban. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, maka sesuatu yang baru akan menarik perhatian. Misalnya dalam mengendarai sepeda motor, jika mendengar bunyi atau suara yang berbeda dari bunyi lainnya saat mengendarai motor, maka itu akan menjadi sesuatu yang menarik bagi kita, karena suara itu berbeda dari biasanya.

3. Proses Pengorganisasian

(10)

a. Pengelompokan

Berbagai rangsangan yang telah diterima selanjutnya

dioraganisasikan dalam suatu bentuk. Beberapa faktor yang digunakan untuk mengelompokkan rangsangan itu, antara lain: 1) Kesamaan, kesamaan rangsangan yang mirip dijadikan satu

kelompok

2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dengan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu.

3) Kecendrungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap.

b. Bentuk timbul dan datar

Prinsip lain yang mengatur rangsangan tersebut adalah bentuk timbul dan datar. Ini adalah salah satu bentuk persepsi yang paling menarik dan paling pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainya berada dilatar belakang.

c. Pemantapan persepsi

Ada satu kecendrungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-perubahan konteks tidak memengaruhinya. Tinggi badan seseorang dinggap sama walaupun melihat orang tersebut dari kejauhan, sehingga mungkin secara fisik seolah-olah lebih pendek atau lebih kecil. Dunia persepsi di atur

(11)

menurut prinsip kemantapan itu. Dalam persepsi dunia tiga dimensional, faktor ketetapan memainkan peranan yang penting.

4. Proses Penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan di atur, penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu di tafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

5. Proses Pengecekan

Setelah data diterima dan di tafsirkan, penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses pengecekan ini mungkin terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya. Pengecekan ini ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah apakah penafsiran itu atau persepsi dibenarkan oleh data baru. Data dan kesan-kesan itu dapat di cek dengan menanyakan kepada orang-orang lain mengenai persepsi mereka, terutama dalam bentuk umpan balik tentang persepsi itu sendiri.

6. Proses Reaksi

Tahap terakhir dari proses perseptual adalah bertindak yang berkaitan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat suatu sehubungandengan

(12)

persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak sehubungan persepsi baik atau buruk yang telah dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum menimbulkan suatu tindakan. Tindakan ini bisa tersembunyi dan bisa terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat atau sikap sedangkan tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan persepsi itu. Satu gejala yang telah menarik perhatian sehubungan dengan tindakan tersembunyi adalah pembentukan kesan.

C. Aspek-Aspek Persepsi

Aspek-aspek persepsi ada tiga, yaitu pengetahuan, emosionalitas dan konaatif (kecendrungan untuk melakukan tindakan).

1. Komponen kognitif (pengetahuan).

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang doimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan streotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Sekali kepercayaan telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Dengan demikian, interaksi dengan pengalaman di masa datang serta

(13)

prediksi mengenai pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti

dan keteraturan.11

Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selau

akurat, kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru

dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi, misalnya dalam pergaulan sosial individu kadang salah menilai orang dari namanya karena belum pernah bertemu atau berkenalan. Hanya karena nama seseorang kurang menarik, individu cenderung menyimpulkan dan percaya bahwa pribadi orangnya juga kurang menarik, padahal jika sudah

berkenalan kesannya akan jauh berbeda.12

Ranah kognitif memiliki enam aspek, yaitu: a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

11

Azwar, Syaifuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 1997. H.24

(14)

b. Pemahaman (comperehension)

Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan objek tersebut secara benar. c. Penerapan (aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenaryna. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu objek tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya dengan dengan yang lain, dengan analisi dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan lain sebagainya. e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis merupakan kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Jadi dengan sintesis maka akan dapat menyimpulkan suatu rangsangan terhadap suatu objek.

(15)

f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan identifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang ada.13

2. Komponen Afektif (berkaitan dengan emosional)

Komponen afektif menunjukkan pada emosionalitas terhadap objek. Objek dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Dalam Sobur ,dituliskan komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki

terhadap sesuatu.14

Pada umumya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud. Misalnya apabila kita mengetahui bahwa daging kuda lezat dan lebih besar manfaatnya daripada daging sapi, maka sangatlah mungkin kemudian terbentuk efek positif terhadap kuda.

13Notoatmodjo S, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,(Jakarta: Rineke Cipta Jakarta, 2003), h. 3

(16)

Setidak-tidaknya tidak akan terbentuk perasaan tidak suka

terhadap daging kuda tersebut.15

Ranah afektif memiliki lima aspek, yaitu: a. Menerima/memperhatikan (Receiving/attending)

Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

b. Responding (menanggapi)

Menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dengan membuat reaksi.

c. Menilai atau menghargai (valuing)

Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk dan bersifat kualitatif.

d. Mengatur atau mengorganisasikan (organization)

Merupakan kemampuan untuk mempertemukan perbedaan nilai sehingga membentuk nilai baru yang universal, termasuk kedalamnya kemampuan untuk menghubungkan suatu nilai terhadap nilai yang lain.

e. Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization by evakue or calue complex)

15Azwar, Syaifuddin, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 27

(17)

Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.16

3. Komponen Konatif (kecendrungan untuk bertindak)

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Komponen konatif (Behaviour) adalah kecenderungan-kecenderungan tindak seseorang baik positif maupun negatif terhadap suatu objek. Sikap positif membuat seseorang akan membantu atau menolong maupun menyokong objek. Sikap negatif berarti berusaha menghindari, menghancurkan atau merugikan objek. Jika menyenangi seseorang individu akan berusaha bersahabat, bergaul dengannya. Sebaliknya jika tidak menyenangi suku tertentu, individu akan menghindari bergaul dengan anggota suku tersebut dan merugikannya

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan suatu kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Ketiga komponen tersebut saling berinterelasi satu dengan yang lainnya. Jadi ketiga komponen tersebut akan saling mempengaruhi secara internal.

16Alif Safitar Riansa, diakses pada tanggal 26 Juli 2017, dari http://www.cwan2.blogspot.co.id.

(18)

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Banyak hal yang dapat mempengaruhi persepsi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda dengan orang lain terhadap sesuatu yang sama.

Alex Sobur didalam bukunya yang berjudul psikologi umum menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah:

1. Faktor Fungsional

Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan, pelayananm dan pengalaman masa lalu seorang individu. Pada dasarnya, persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi bergantung pada karakteristik orang yang memberikan respons terhadap stimuli tersebut. Persepsi tersebut bersifat selektif secara fungsional. Ini berarti seseorang mempersepsikan sesuatu akan memberikan tekanan yang sesuai dengan tujuan orang tersebut. Misalnya, orang lapar dan orang haus yang duduk di restoran. Orang lapar akan lebih tertarik pada makanan, sedangkan orang yang haus akan lebih tertarik pada minuman.

2. Faktor Struktural

Faktor struktural berarti faktor tersebut atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf individu. Menurut psikolog Gestalt bila mempersepsikan sesuatu, harus mempersepsikannya sebagai keseluruhan dan tidak boleh melihat bagian-bagiannya.

3. Faktor Situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa non verbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi. 4. Faktor Personal

Faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi, kepribadian. Leathers membuktikan dalam buku Sobur bahwa pengalaman akan membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan persepsi, serta pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Motivasi orang dengan kebutuhan hubungan interpesonal yang sangat tinggi lebih memperhatikann tingkah laku terhadap dirinya dari pada orang yang kebutuhan hubungan interpersonalnya rendah. Kemudian kepribadian adalah ragam pola tingkah laku dan pikiran yang memiliki pola tetap yang dapat

(19)

dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik seorang

individu.17

Faktor-faktor menurut Rahmat, Krech dan Crutchfield persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi bergantung pada karakteristik orang yang memberikan respons yang berdasarkan hasil dari bentuk stimuli serta efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf individu terhadap situasional yang mempengaruhi persepsi, pengalaman, motivasi, kepribadian.

Sementara menurut Walgito, persepsi itu merupakan prosesmengorganisasikan, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktifitas yang intergrated dalam diri individu, oleh sebab itu seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut

aktif berperan dalam persepsi itu.18Berkaitan dengan hal itu

faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu: 1. Adanya objek yang diamati

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

17Alex Sobur,op.cit. h. 398 18Bimo Walgito, op.cit. h. 54

(20)

2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang

3. Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

Berdasarkan faktor di atas penulis dapat memahami faktor-faktor persepsi menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, meskipun stimulus objek tersebut benar-benar sama.

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisi uraian konsep berteologi tiga tokoh yang tergolong sebagai teolog agama-agama trinitarian dan merupakan acuan Joas Adiprasetya dalam membangun model

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peluang kerja suami dan istri pada rumahtangga nelayan tradisional di luar sektor

Pencegahan dan pengobatan akibat penyalahgunaan narkoba merupakan persoalan yang komplek yang masih perlu banyak dipelajari tentang apa yang terbaik dilakukan dan oleh siapa,

Selanjutnya hasil pengujian pengaruh financial leverage terhadap kecurangan laporan keuangan yang tertera dalam tabel 14 menunjukkan bahwa rasio financial leverage yang

Memperbaiki cara berkomunikasi terutama dengan orang tua maupun dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik. Karena keluarga yang kurang berkomunikasi dan

Metode latihan teater ini pertama kali dicetuskan oleh Constantin Stanislavski 33 , seorang aktor dan sutradara teater Rusia, pada era 1800-an. 34 Ketidakpuasan Stanislavski

(LB) 100 ml Sebanyak 1 g tripton, 0,5 g yeast extract, dan 0,5 g NaCl dicampur dan dilarutkan dengan akuades hingga mencapai volume 250 ml, kemudian disterilisasi dan disimpan

Mappiare (dalam Utami, 1999) menyatakan bahwa meningkatnya kepekaan dan ketidakstabilan emosi menyebabkan remaja sering melakukan perbuatan-perbuatan yang