JURNAL KESEHATAN MANDIR I AKTIF STIKes BINA PUTERA BANJAR, Vol 1, 2018 ISSN: 2620-5955
34
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DROP OUT IMUNISASI DPT PADA BAYI USIA 2-11 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR I KOTA BANJAR Oleh
Isma Nurfitri
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera Banjar
Abstrak. Salah satu program dalam Pembangunan Nasional Indonesia yang berwawasan kesehatan adalah program imunisasi. Program imunisasi di Indonesia penting kedudukannya dalam upaya mencapai Indonesia Sehat tahun 2010. Drop out imunisasi dapat diartikan bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT-1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak, sedangkan drop out imunisasi DPT yaitu bayi yang tidak diimunisasi lengkap DPT dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT-1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi DPT-3. Drop out imunisasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 1,48% pada tahun 2005 menjadi 9,3% pada tahun 2006. Permasalahan tingginya angka drop out imunisasi DPT perlu ditanggulangi, sedangkan untuk dapat menanggulangi permasalahan tersebut perlu diketahui terlebih dahulu berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian drop out imunisasi DPT. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang bersifat dikotomi dan menghitung nilai OR, dilakukan dengan menggunakan uji Chi- Square. Faktor-faktor yang berhubungan dengan drop out imunisasi DPT pada bayi usia 2-11 bulan yaitu variabel pengetahuan, sikap, status pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga, kemudahan mencapai tempat pelayanan imunisasi, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan petugas kesehatan
Kata kunci: Imunisasi, Drop out imunisasi, DPT, Chi- Square Pendahuluan
Salah satu program dalam Pembangunan Nasional Indonesia yang berwawasan kesehatan adalah program imunisasi. Program imunisasi di Indonesia penting kedudukannya dalam upaya mencapai Indonesia Sehat tahun 2010. Program imunisasi merupakan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit menular. Dengan adanya program imunisasi ini diharapkan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi atau anak dapat diturunkan.
Salah satu jenis imunisasi dasar yang dilaksanakan di Indonesia yaitu imunisasi DPT dengan sasaran bayi atau anak yang berumur dua sampai sebelas bulan. Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang harus diberikan kepada anak untuk dapat terhindar dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Imunisasi dasar DPT diberikan sebanyak tiga kali dengan jarak pemberian imunisasi satu sampai tiga bulan.
Drop out imunisasi dapat diartikan bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap
dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT-1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak, sedangkan drop out imunisasi DPT yaitu bayi yang tidak diimunisasi lengkap DPT dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT-1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi DPT-3. Drop out imunisasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 1,48% pada tahun 2005 menjadi 9,3% pada tahun 2006.
Tingginya kejadian drop out ini, berarti akan mengurangi efektivitas imunisasi dalam menimbulkan kekebalan dan melindungi bayi dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Keadaan seperti ini dengan sendirinya akan mengurangi keberhasilan program imunisasi secara keseluruhan, oleh sebab itu permasalahan tingginya angka drop out imunisasi DPT perlu ditanggulangi, sedangkan untuk dapat menanggulangi permasalahan tersebut perlu
JURNAL KESEHATAN MANDIR I AKTIF STIKes BINA PUTERA BANJAR, Vol 1, 2018 ISSN: 2620-5955
35
diketahui terlebih dahulu berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian drop out imunisasi DPT.
Tinjauan Pustaka A. Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal atau resisten. Anak yang diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu, tetapi anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 1997). Kekebalan tersebut diberikan dengan cara memasukkan vaksin kedalam tubuh, sehingga diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang dapat melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Setiawan, 2006).
B. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus dengan cara memasukkan toksin kuman difteri, tetanus dan kuman pertusis yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut (Setiawan, 2006).
C. Drop Out Imunisasi
Bayi diimunisasi lengkap bila bayi yang mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali, dan Campak 1 kali.
Drop out imunisasi didefinisikan sebagai berikut : Drop out rate =
1 3 1 DPT of dosis DPT of dosis DPT of dosis x 100% atau
Drop out rate =
1 1 DPT of dosis campak of dosis DPT of dosis x 100% Target nasional untuk drop out imunisasi adalah < 10%
Menurut Health Systems Analysis (2005) dinyatakan bahwa terdapat berbagai alasan tingginya kejadian drop out imunisasi, yaitu :
1. Vaksin tidak diperoleh.
2. Tempat pelayanan imunisasi yang terlalu jauh.
3. Merasa tidak membutuhkan imunisasi untuk dosis selanjutnya. 4. Ketakutan reaksi yang ditimbulkan dari imunisasi
5. Ibu yang terlalu sibuk bekerja.
6. Tidak mengetahui tempat dan jadwal pemberian imunisasi. 7. Adanya berbagai rumor yang muncul mengenai imunisasi. Metode
Jenis penelitian yang digunakan termasuk penelitian analitik (explanatory study), yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1991). Rancangan penelitian yang digunakan adalah
case control yaitu penelitian non eksperimental dengan menggunakan kelompok subjek
kontrol terhadap tiap kasus, subjek dengan atribut efek positif, dicarikan kontrolnya yaitu subjek dengan atribut efek negatif sehingga hasil korelasi yang diperoleh bersifat lebih tajam (Basuki, 2000). Analisis bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang bersifat dikotomi dan menghitung nilai OR, dilakukan dengan menggunakan uji Chi- Square (Siegel, 1994).
JURNAL KESEHATAN MANDIR I AKTIF STIKes BINA PUTERA BANJAR, Vol 1, 2018 ISSN: 2620-5955
36
Pembahasan
Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Tabel 3.1 Hasil Analisis Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat No Variabel Bebas OR CI 95% p Keterangan
1 Pengetahuan 6,580 2,991-14,473 0,000 Berhubungan 2 Sikap 8,716 3,652-20,802 0,000 Berhubungan 3 Tingkat pendidikan 1,633 0,735-3,629 0,314 Tidak berhubungan 4 Status pekerjaan 7,427 2,371-23,259 0,000 Berhubungan 5 Tingkat pendapatan 3,134 1,497-6,561 0,004 Berhubungan 6 Riwayat kesehatan anak 1,845 0,512-6,655 0,528 Tidak berhubungan 7 Efek samping 0,517 0,163-1,640 0,395 Tidak
berhubungan 8 Kemudahan mencapai tempat pelayanan imunisasi 0,480 0,177-1,299 0,222 Tidak berhubungan 9 Dukungan tokoh masyarakat 3,713 1,499-9,192 0,006 Berhubungan 10 Dukungan petugas kesehatan 3,325 1,117-9,899 0,046 Berhubungan
Beberapa faktor dominan yang berhubungan dengan terjadinya drop out imunisasi DPT pada bayi diperoleh dengan cara melakukan analisis multivariat. Uji yang digunakan yaitu regresi logistik ganda dengan metode backward. Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan sebelumnya, untuk menyeleksi apakah variabel-variabel yang diteliti dapat dilanjutkan ke analisis multivariat (p≤0,25), maka diperoleh hasil bahwa variabel pengetahuan, sikap, status pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga, kemudahan mencapai tempat pelayanan imunisasi, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan petugas kesehatan. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas I Jeruklegi, diperoleh responden sebanyak 124. Setelah dianalisis secara statistik maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan drop out imunisasi DPT pada bayi usia 2-11 bulan.
a. Pengetahuan ibu yang rendah (nilai p=0,001, OR=23,345, CI 95%= 3,858-141,280).
b. Sikap ibu yang tidak mendukung imunisasi (nilai p=0,000, OR=9,600, CI 95%= 2,689-34,273).
c. Ibu bekerja (nilai p=0,000, OR=416,827, CI95%=33,837-5134,704). d. Tingkat pendapatan keluarga yang < UMR (nilai p=0,001, OR=11,817,
CI95%= 2,864-48,754).
e. Petugas kesehatan yang tidak mendukung program imunisasi (nilai p=0,020, OR=7,089, CI95%=1,368-36,728).
2. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan drop out imunisasi DPT pada bayi usia 2-11 bulan.
a. Tingkat pendidikan b. Riwayat kesehatan anak
JURNAL KESEHATAN MANDIR I AKTIF STIKes BINA PUTERA BANJAR, Vol 1, 2018 ISSN: 2620-5955
37
c. Efek samping
d. Dukungan tokoh masyarakat
e. Kemudahan mencapai tempat pelayanan imunisasi Daftar Pustaka
Ali. 2003. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja Tentang
Imunisasi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Sumatera Utara.
Ariawan, I. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan.Universitas Indonesia.
Azwar, A. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka pelajar, Jakarta. ________. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara, Jakarta.
Basuki, B. 2000. Aplikasi Metode Kasus Kontrol. Bagian Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Chhabra, P. Nair, A. Gupta, M. Sandhir, A.T. Kannan. 2007. Immunization in Urbanized Villages of Delhi. Indian Journal of Pediatric, Volume 74. Department of Community Medicine University Collage of Medical Sciences and GTB Hospital, Delhi.
. 2007. Peningkatan Cakupan dan Mutu Pelayanan Imunisasi di
Puskesmas, Buku Paduan Pelatih. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
. 2008. Peta Kesehatan Indonesia tahun 2006.. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depnakertrans, 2007. Keputusan Gubernur Tentang Upah Minimum 35 Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Tengah. Kantor Depnakertrans Jawa Tengah, Semarang.
Dietz VJ, Stevenson J, Zell ER, Cochi S, Hadler S, Eddins D. 1994. Potential impact on vaccination coverage levels by administering vaccines simultaneously and reducing dropout rates. Arch Pediatr Adolesc Med Vol.148
Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. 2005. Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap tahun
2005. Pemerintah Kabupaten Cilacap.
. 2007. Data Cakupan Program Imunisasi Tahun 2007. Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Hariweni, T. 2003. Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja Tentang Stimulasi Pada Pengasuhan Anak Balita. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Laporan Penelitian.
Hastono. 2001. Analisis Data. FKM UI., Jakarta.
Health Systems Analysis. 2005. The State of Routine Immunization Services in Nigeria and
Reasons for Current Problems. Department for International Development, Nigeria.
Ilyas, Y. 2000. Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit : Teori, Metoda dan
Formula. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, Jakarta.
Khan, A. 2005. Programmatic and non-programmatic determinants of low immunization coverage in Bangladesh. Health Systems Research, Health Systems and Infectious Diseases, Child Health and Nutrition Research Initiative, Bangladesh.
Koblinsky. 1997. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
JURNAL KESEHATAN MANDIR I AKTIF STIKes BINA PUTERA BANJAR, Vol 1, 2018 ISSN: 2620-5955
38
Lubis, B. 2005. Penelitian Status Imunisasi Terhadap Penyakit Difteri Dengan Schick Test Pada Murid Sekolah Taman Kanak-Kanak Di Kotamadya Medan: Laporan
Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lubis, I.Z., R. Ramayani, M. Daulay, S. Sofyani. 1990. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Orang Tua Tentang Imunisasi. Majalah Kedokteran Nusantara: Edisi khusus, Jakarta.
Marwan, A. 1995. Faktor-faktor Ibu yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi pada Anak Balita di Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa Periode April 1994 – Maret 1995.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Masjkuri NM. 1985. Ibu-Ibu yang Tidak Tahu Tentang Imunisasi: Ciri-Ciri dan Kegiatannya yang Dapat Dipakai Sebagai Sarana Pemberian Informasi Laporan
Penelitian.
Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat Pinsip-Prinsip. Rineka Cipta, Jakarta. . 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. . 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Phouphenghack, K., W. Kamsrichan, S. Vorakitpokatorn. 2007. Knowledge And Perception Of Mothers About Immunization of Children Under 3 Years Of Age In The Saythany District, Vientiane, Lao P.D.R. Journal of Public Health and
Development Vol. 5 No. 3. Thailand.
Pratista, A. 2003. Aplikasi SPSS 10.05 Dalam Statistik dan Rancangan Percobaan. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Ramayani, O. R., R. M. Daulay, S. Sofyani, I. Z. Lubis. 2007. Factors Related to Missed Opportunities for Immunization at Urban and Suburban Primary Health Centers in Medan. Journal: Paediatrica Indonesiana, Vol. 47, No. 1.
Ranuh, I.G.N, H. Soeyitno, S. Rejeki, S. Hadinegoro, C. Kartasismita. 2005. Pedoman
Imunisasi di Indonesi: Edisi Kedua. Badan Penerbit Pengurus Pusat IDAI, Jakarta.
Siegel, S. 1994. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Singarimbun, M. dan Effendi. 1991. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.
Suharsono. 1996. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu-Ibu Keturunan Cina yang Mempunyai Bayi Baru Lahir Tahun 1994 Terhadap Imunisasi Bayi Di Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Propinsi Sumatera Selatan Tahun 1996. Skripsi. Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Wahab, S. dan M. Julia. 2002. Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Widya Medika, Yakarta.