• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 144

PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA PERAWAT SERTA IMPLIKASINYA

PADA KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT JIWA (BLUD RSJ) ACEH

Muttaqillah1, A. Rahman Lubis2, M. Shabri Abd. Majid 3 1)

Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract The purpose of this study was to determine (1) the influence of the effect of work

stress and work motivation on the performance of nurses, (2) determine the effect of work stress on the performance of nurses, (3) determine the effect of work motivation on the performance of nurses (4) determine the effect of work stress and motivation work on organizational performance (5) determine the effect of work stress on the performance of the organization, (6) the effect of work motivation on the performance of the organization, (7) determine the effect of nurse performance to organizational performance (8) determine the magnitude of the indirect effect of job stress and work motivation on RSJ BLUD performance through performance variables nurse. The study was conducted in Aceh Mental Hospital, while being the object of this study was the effect of work stress and motivation on the performance of nurses and its impact on the performance of Public Service Board Aceh Mental Hospital. The results of this study indicate that job stress and work motivation either simultaneously or partial effect on the performance of nurses BLUD RSJA. This mengindikaskan that job stress factors and motivation positive effect on performance improvement nurse, work stress and work motivation either simultaneously or partially affect the organizational performance BLUD RSJA. It is proved that each of the variables studied psotif influential in improving the performance of nurses, the results also show that the performance of nurses affect the performance of the organization as well as the stress of work and motivation influence performance through performance BLUD nurse. This indirectly indicates that these two variables can also affect the performance improvement through performance orgaisasi BLUD RSJA nurse.

Keywords Job Stress, Work Motivation, Nurse Performance, Organizational Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh pengaruh stres kerja dan motivasi

kerja terhadap kinerja perawat, (2) mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja perawat, (3) mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat (4) mengetahui pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja organisasi (5) mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja organisasi, (6) mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja organisasi, (7) mengetahui pengaruh kinerja perawat terhadap kinerja organisasi (8) mengetahui besarnya pengaruh tidak langsung stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja BLUD RSJ melalui variabel kinerja perawat. Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Jiwa Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh stres kerja dan motivasi terhadap kinerja perawat serta dampaknya terhadap kinerja Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja dan motivasi kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja perawat BLUD RSJA. Hal ini mengindikaskan bahwa faktor stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja perawat, stres kerja dan motivasi kerja baik secara simultan maupun secara secara parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA. Hal ini membuktikan bahwa masing-masing variabel yang diteliti berpengaruh psotif dalam meningkatkan kinerja perawat, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kinerja perawat berpengaruh terhadap kinerja organisasi serta stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja BLUD melalui kinerja perawat. Hal ini mengindikasikan bahwa secara tidak langsung kedua variabel tersebut juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja orgaisasi melalui kinerja perawat BLUD RSJA.

(2)

145 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan berupa pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pelayanan pencegahan dan peningkatan kesehatan. Selain itu, rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan para medis, tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan dan sebagai tempat penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

Adapun tugas pokok BLUD RSJ Aceh adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya pencegahan, penyembuhan, dan rehabilitasi, yang dilakukan secara serasi dan terpadu dalam meningkatkan kesehatan jiwa, upaya rujukan, pendidikan tenaga kesehatan jiwa, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan kesehatan jiwa dengan menerapkan prinsip manusiawi dan Islami. Sedangkan fungsi BLUD RSJ Aceh antara lain adalah pelaksanaan urusan ketatausahaan rumah sakit, penyusunan program kerja, penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa, penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik, penyelenggaraan pelayanan keperawatan, penyelenggaraan pengembangan Sumber Daya Manusia, penyelenggaraan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan jiwa dan penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan (Qanun Aceh No 5 tahun 2007).

Sebagai rumah sakit rujukan, visi yang diemban oleh BLUD RSJ Aceh adalah “terwujudnya pelayanan kesehatan jiwa yang profesional kepada masyarakat”. Untuk merealisasikan visinya, BLUD RSJ Aceh telah menerapkan 2 misinya, yaitu: (i) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa masyarakat Aceh melalui pelayanan kesehatan professional, dan (ii) meningkatkan kualitas sumber daya manusia tentang kesehatan jiwa melalui pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran, keperawatan dan ilmu kesehatan lainnya serta pengembangan sistem dan prosedur pelayanan administratif.

Pegawai BLUD RSJ Aceh terdiri atas tenaga medis, paramedis dan tenaga administrasi yang semuanya adalah pegawai negeri sipil dan pegawai kontrak yang terikat dengan undang-undang tentang pokok-pokok kepegawaian, sehingga mempunyai spesifikasi tersendiri dalam pembinaannya. Penelitian ini lebih memfokuskan pada kinerja perawat terutama dalam memberikan pelayanan maksimal kepada pasien jiwa yang dirawat di BLUD RSJ Aceh.Di rumah sakit tenaga perawat merupakan sumber daya manusia terbanyak dari segi jumlah dan paling lama berinteraksi dengan klien. Oleh karena itu, tenaga perawat rumah sakit adalah ujung tombak pelayanan kesehatan, dimana perawat bekerja selama 24 jam mendampingi dan memonitor kesehatan pasien secara terus menerus dan berkesinambungan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan professional (Sondang, 2006).

(3)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 146 Stres kerja merupakan aspek yang

penting bagi suatu organisasi terutama keterkaitannya dengan kinerja perawat dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Organisasi harus memiliki kinerja, kinerja yang baik/tinggi dapat membantu organisasi meningkatkan kinerjanya. Sebaliknya, bila kinerja menurun dapat merugikan organisasi yaitu turunnya kinerja organisasi dan hilangnya kepercayaan masyarakat. Oleh karenanya kinerja karyawan perlu memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan kajian berkaitan dengan variabel stres kerja.

Bahaya stres diakibatkan karena kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam waktu yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Proses berlangsung secara bertahap, akumulatif, dan lama kelamaan menjadi semakin memburuk. Oleh karena itu, pihak BLUD RSJ Aceh perlu meminimalisir terjadi stres kerja yang bersifat negatif.

Di samping faktor stres kerja dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja perawat dan juga kinerja organisasi, faktor motivasi kerja juga mempunyai peran besar dalam meningkatkan kinerja perawat dan kinerja organisasi secara keseluruhan.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat

buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahua betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot (Ambar, 2003:223).

Menurut Ambar (2003:223), menyebutkan bahwa kinerja organisasi merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan Hasibuan (2004:34), mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002:78), menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan dalam lingkungan organisasi.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori diatas dapat dijelaskan bahwa kinerja organisasi merupakan kombinasi dari kemampuan yang dimiliki oleh para individu dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama dalam organisasi tersebut.

Kinerja Perawat

Menurut Ilyas (2002), yang dimaksud dengan kinerja perawat adalah penampilan hasil keraja perawat baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja

(4)

147 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.

Dalam penilaian kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keparawatan. Standar praktik keperawatan oleh PPNI (2000) yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi: (1) pengkajian, (2) diagnosa keperawatan, (3) perencanaan, (4) implementasi, (5) evaluasi.

Menurut Timpe (2002:31), kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan produktifitas. Kinerja menurut Meiner (2005; 43) adalah sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam melakukan pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang dicapai individu tidak dapat disamakan dengan individu yang lain. Kesuksesan yang didapat individu adalah berdasarkan ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Sedangkan Beyley (1982:56) dalam Subowo (2005:130), berpendapat bahwa kinerja berkaitan erat dengan tujuan atau sebagai suatu hasil dari perilaku kerja individu, hasil yang diharapkan dapat merupakan tuntutan dari individu itu sendiri.

Robbins (2007 : 212), mendefinisikan prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan atau macam pekerjaan manusia yang mengerjakan pekerjaan tersebut dan kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari pada pekerjaan tersebut.

Dari pengertian tersebut di atas, sangat jelas menyatakan bahwa indikator kinerja meliputi pekerjaan tepat waktu, tekun dalam menjalankan pekerjaan, disiplin kerja, penghargaan atas prestasi kerja dan kualitas kerja yang diperlihatkan oleh karyawan.

Stres Kerja

Secara umum stres kerja dipahami sebagai kondisi yang mengancam, menekan dan tidak menyenangkan individu. Konflik interpersonal ataupun intra personal, perubahan pada rutinitas sehari-hari, kehilangan sesuatu atau seseorang yang penting merupakan kondisi yang dapat menimbulkan stress.

Dalam hal ini stres didefinisikan sebagai pengalaman emosi negatif diikuti dengan perubahan fisiologi, kognitif, emosional dan perilaku. Menurut Robbin (2007), stres adalah suatu kondisi psikologis pada seseorang yang berkembang karena individu tersebut dihadapkan pada situasi yang membebani atau melebihi kemampuan yang ada. Kondisi yang membebani seseorang sering dijumpai dari lingkungan kerjanya sehingga bisa menimbulkan stres kerja.

(5)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 148 tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun

mental, terhadap suatu perubahan di lingkungan kerja yang dirasakan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2005:108).

Selanjutnya menurut Gibson et al, (2003: 336), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individual dan atau proses-proses psikologis, akibat dari setiap tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.

Definisi ini menggambarkan stres sedikit negatif dari kebanyakan definisi lain. Meskipun demikian, istilah berlebihan dalam definisi ini tentu saja tidak semua stres itu negatif. Stres menurut (Gibson et al, 2003: 339) adalah merangsang dalam pengertian positif, sehingga stres perlu dalam hidup kita. Definisi ini memberikan fokus perhatian pada keadaan lingkungan khusus sebagai sumber potensi dari stres. Keadaan seperti itu disebut stresor (penyebab stres). Apakah stres dirasakan oleh individu khusus tergantung pada karakteristik unik yang bersifat individual. Lebih lanjut, definisi menekankan suatu tanggapan penyesuaian. Mayoritas luas dari suatu tanggapan pribadi untuk merangsang dalam lingkungan kerja tidak membutuhkan penyesuaian, jadi, mereka bukan benar-benar sumber potensial dari stres. Situasi yang tidak sama, upaya kerja, keletihan, ketidakpastian lingkungan, kekawatiran, kejutan emosional bisa menghasilkan stres. Karena itu, untuk memisahkan suatu faktor tunggal sebagai

penyebab utama adalah sangat sulit.

Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat

Perawat juga mengalami stres kerja, tetapi mareka mempunyai alasan yang berbeda. Selain mengurus pasien, keluarga pasien yang suka menuntut, mareka juga berhadapan dengan dokter yang juga mengalami stres. Hal tersebut sering menjadi alasan mengapa peawat merasa kelebihan beban, kelebihan kerja dan kurang di hargai. Perawat muda memulai kariernya dengan antusiasme dan idealisme yang luar biasa. Mareka percaya bahwa perawat adalah profesi yang sangat istimewa. Idealisme tersebut runtuh ketika mareka berhadapan dengan pasien,keluarga atau dokter yang kritis, menuntut dan tidak tahu terima kasih, yang memperlakukan mareka seperti warga negara kelas dua. Salah satu alasan terbesar munculnya kejenuhan perawat adalah kesenjangan atantara harapan dan kenyataan.

Stres di tempat kerja bukanlah fenomena baru, akan tetapi, dewasa ini stres telah menjadi masalah manajemen yang sangat penting didunia bisnis, Manajer perusahaan dan penyelia pabrik mengakui bahwa stres kerja telah mewabah, dua dari tiga pekerja mengaku mengalami stres kerja. Perkiraan terbaru mengindentifikasikan bahwa stres kerja menyebabkan pemilik perusahaan harus mengeluarkan sekitar $ 200 milyar per tahun karena masalah absen, keterlambatan, kejenuhan, produktivitas yang semakin rendah,

(6)

149 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 angka keluar masuk yang sangat tinggi, kompensasi pekerjaan, dan peningkatan biaya asuransi kesehatan. Ini diyakini bahwa sekitar 80 % penyakit dan kesakitan dipic dan diperburuk oleh stres (National Safety Council, 2004).

Motivasi Kerja

Motivasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan setiap hari untuk menjalankan kehidupan, membantu orang lain, memimpin sekelompok orang dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Harvey, C, (2006:5).

Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam organisasi. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan karenanya perbuatan tesebut terarah pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah tercapai maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk diulang kembali, sehingga lebih kuat dan mantap.

Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dalam suatu lembaga/organisasi adalah para pegawai/karyawan yang bekerja harus memiliki motivasi yang tinggi. Pegawai dapat mengaktulisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk lebih berperan dalam lembaga/ instansi. Mereka memerlukan kondisi yang mendukung baik dari dalam diri pegawai, berupa motivasi agar dapat bekerja dengan baik untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan akan

tercukupinya sandang, pangan, papan, kebutuhan akan rasa aman, serta pengakuan akan keberadaannya dalam bekerja.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Rumah Sakit Jiwa Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian mengenai pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat serta implikasinya terhadap kinerja Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa.

Populasi dan Sampel

Populasi populasi adalah seluruh perawat pada BLUD RSJA yang berjumlah 133 orang perawat, pengambilan sampel dilakukan secara sensus.

Peralatan Analisis Data

Peralatan analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah analisis jalur (path analysis). Asumsi-asumsi standar yang harus dipenuhi sebelum membangun model path analysis antara lain: (1) berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah; (3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi normal; (5) tidak ada multikolinieriti; dan (6) semua variable terukur, minimal dalam skala interval.

Model jalur sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebagai berikut ini:

(7)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 150 Gambar 3.1. Diagram Jalur

HASIL PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dari para responden, tingkat usia responden, pendidikan terakhir responden, dan status perkawinan dari para responden.

Tabel 1.Karakteristik Responden

No. Uraian Frek Persen

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 78 55 58,6 41,4 2. Usia responden: < 20 tahun 20 - 29 tahun 30 - 39 tahun 40 - 49 tahun ≥ 50 tahun 16 24 57 34 2 12,0 18,0 42,9 25,6 1,5 3. Status perkawinan Kawin Belum Menikah Janda/ Duda 81 46 6 60,9 34,6 4,5 4. Pendidikan terakhir SPK/Sederajat Diploma III Sarjana Pascasarjana 50 34 49 0 37,6 25,6 36,8 0,0 5. Pendapatan < Rp. 1.500.000,- 1.500.000 - 1.999.999,- Rp. 2.000.000-2.499.999,- Rp. 2.500.000-2.999.999,- Rp. 3.000.000-3.499.999,- ≥ Rp. 3.500.000,- - - - 6 43 48 - - - 4,5 32,3 63,2 Jumlah 133 100.0

Sumber : Data Primer, 2014 (diolah)

Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pada BLUD RSJA

Pengaruh Secara Simultan Stres Kerja, Motivasi kerja Terhadap Kinerja Perawat

Hasil pengujian secara simultan (bersama-sama) variabel stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Perawat BLUD RSJA. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (63,145 > 3,065) pada tingkat

signifikansi 1 persen.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja mempunyai pengaruh parsial terhadap kinerja perawat BLUD RSJA dengan nilai koefisien sebesar 0,492, artinya setiap peningkatan terhadap variabel stres kerja sebesar 100%, maka akan meningkatkan kinerja perawat sebanyak 49,2% pada satuan skala likert.

Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Kinerja perawat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja yang diberikan oleh perawat pada BLUD RSJA mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja perawat dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,365, artinya setiap kenaikan terhadap variabel motivasi kerja sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan kinerja perawat sebanyak 36,5% pada satuan skala likert. X1 X2 Y Z ε1 ε2 PzX1 PzX2 PzY PYX1 PYX2 rX3X1

(8)

151 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Organisasi Pada BLUD RSJA

Pengaruh Secara Simultan Stres Kerja, Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi BLUD RSJA

Hasil penelitian dijelaskan bahwa secara simultan variabel stres kerja dan motivasi kerja serta kinerja perawat berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (44,381 >

3,065) pada tingkat signifikansi 1 persen.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Organisasi BLUD RSJA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi BLUD RSJA diperoleh nilai koefisien sebesar 0,465, artinya setiap perubahan terhadap variabel stres kerja sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan kinerja organisasi sebanyak 46,5% pada satuan skala likert.

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi BLUD RSJA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja yang ada dalam diri perawat mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,309, artinya setiap perubahan terhadap variabel motivasi kerja sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan kinerja organisasi sebanyak 30,9% pada satuan skala likert.

Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap Kinerja Organisasi BLUD RSJA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,913, artinya setiap kenaikan terhadap variabel kinerja perawat sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan kinerja organisasi sebanyak 91,3% pada satuan skala likert.

Pengaruh Tidak Langsung Stres Kerja, Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Melalui Kinerja Perawat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi BLUD RSJA melalui kinerja perawat dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,913, artinya setiap perubahan terhadap variabel kinerja organisasi sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan kinerja organisasi sebanyak 91,3% pada satuan skala likert. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa stres kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi melalui kinerja perawat pada BLUD RSJA.

Adapun struktur pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(9)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 152 Berdasarkan model jalur substruktur 1

dan 2 di atas, maka dapat dituliskan persamaan jalur analisis sebagai berikut:

Z = 0,465X1 + 0,309X2 + 0,913Y + ε2

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Stres kerja dan motivasi kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja perawat BLUD RSJA. Hal ini mengindikaskan bahwa faktor stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja perawat BLUD RSJA.

2. Stres kerja dan motivasi kerja baik secara simultan maupun secara secara parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA. Hal ini membuktikan bahwa masing-masing variabel yang diteliti berpengaruh psotif dalam meningkatkan kinerja perawat BLUD RSJA.

3. Kinerja perawat berpengaruh terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA, hal ini membuktikan bahwa kinerja perawat yang

tinggi para perawat mampu meningkatkan kinerja organisasi BLUD RSJA.

4. Stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja BLUD melalui kinerja perawat. Hal ini mengindikasikan bahwa secara tidak langsung kedua variabel tersebut juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja orgaisasi melalui kinerja perawat BLUD RSJA.

Saran

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel secara bersama-sama mempunyai pengaruh baik secara langsung dan tidak langsung dalam meningkatkan kinerja peawat maupun kinerja organisasi, sehingga keberadaan variabel tersebut perlu dipertahankan terutama dalam meningkatkan kinerja organisasi BLUD RSJA.

2. Stres kerja dan motivasi kerja dapat menjadi referensi bagi pimpinan dalam pengambilan kebijaksanaan organisasi berkaitan dengan peningkatan kinerja perawat dan peningkatan kinerja organisasi. 3. Stres kerja dan motivasi kerja menjadi salah satu faktor yang dapat dijadikan indikator bagi pimpinan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kinerja perawat, sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai tingkat keberhasilan organisasi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. 2 = 0,594 0,465  Y 0,309 Z 0,492 0,365  e = 0,502 0,913 X1 X2

(10)

153 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 4. Hasil penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi BLUD RSJA, berkaitan dengan faktor stres kerja, motivasi kerja yang dimiliki perawat dalam rangka meningkatkan kinerja dan peningkatan kinerja organisasi di masa yang akan datang.

5. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya peneliti dapat memberikan batasan stres kerja yang dapat meningkatkan kinerja, sehingga stres kerja dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja organisasi di masa yang akan datang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ambar Teguh, Sulistiyani (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Gibson Ivancevich Donnelly. (2003), Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses, Binarupa Aksara. Jakarta. Ilyas, Y, (2004), Perencanaan Sumber Daya

Manusia Rumah Sakit Teori Metoda dan Formula, Jakarta: Pusat kjian Ekonomi EKMUI Cetakan Kedua Mathis Robert, L, dan Jackson, Jhon, H. (2002),

Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Salemba Emban Patria, Jakarta.

Meiner Jhon B, (2005), Organizational Behavior, ME, Sharpe Inc. USA. Robbins SP, (2007), Perilaku Organisasi. PT.

Indeks Jakarta.

Sondang Siagian, P, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Subowo (2005), Pengaruh Kepemimpinan,

Lingkungan Kerja Fisik Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon, Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen,Hal, 129-140.

Timpe Dale, (2002), Seri Ilmu dan Seni

Manajemen Bisnis (Memimpin

Manusia). PT. Elex Media

Referensi

Dokumen terkait

Kesejahteraan pun Setiap manusia yang hidup di dunia ini telah terlahir dengan tipe yang berbeda-beda, ada sebagian dari mereka yang dengan mudahnya dapat bertahan dan bangkit

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

Jika ada karyawan bagian divisi produksi PT “X” di kota Cikampek yang tidak mengerti pekerjaannya, karyawan tersebut bertanya kepada supervisornya maupun kepada karyawan

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19

bahwa training dan pendidikan yang diberikan sering kali kurang merata (hanya orang- orang tertentu saja berdasarkan kedekatan dengan atasan). Selain itu 13,33 % karyawan merasa

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan

Input, pemrosesan, output, penyimpanan dan kendali dari sumberdaya data adalah data van, sopir, data pelanggan, lokasi trip,data reservasi.. Input dari produk informasi

Digunakannya parameter deformasi maksimum (secara realistik dan aktual) sebagai landasan untuk kelompok metoda-metoda berbasis perpindahan (Displacement-Based Design) dipandang