• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang sangat luas membentang dari Sabang sampai Merauke dan memilik i keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan. Indonesia juga memiliki banyak potensi pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dunia kepariwisataan sekarang ini dapat dirasakan semakin bertambah pesat dari tahun ke tahun dan menjadi sektor yang sangat strategis bagi setiap negara untuk menambah devisa negara dari sektor non migas, sehingga perlu adanya perhatian yang sangat serius terhadap pengelolaan di sektor ini (Soebagyo,2012:126).

Kebudayaan dan keindahan alam merupakan aset berharga yang selama ini mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang dan berkunjung menikmati keindahan alam maupun untuk mempela jar i keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan mampu menggerakan calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati tempat wisata (Soebagyo, 2012:154).

Perkembangan pariwisata sudah sedemikian pesat dan menjadi suatu fenomena yang sangat global dengan melibatkan jutaan manusia, baik kalangan 1

(2)

masyarakat, industri pariwisata maupun kalangan pemerintah dengan biaya yang tidak sedikit. Masyarakat maupun kalangan industri dan pengusaha pariwisata, keduanya mau tidak mau harus bergandengan tangan dalam menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan indsutri pariwisata secara nasional. Perkembangan industri pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat dan perkembangan pariwisata itu sendiri (R.S. Damardjati, 1995:2).

Pekalongan adalah sebuah kota yang terletak di pesisir Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa yang mempunyai rentang kehidupan sebagaimana masyarakat pesisir yang kental dengan kegiatan niaga. Salah satu mata pencaharian masyarakat bukan hanya bertumpu pada sektor perikanan, namun juga kerajinan. Diantaranya pembuatan batik. Bahkan batik merupakan sebagai salah satu sumber penghidupa n pokok sebagian besar masyarakat Pekalongan yang sudah mengakar turun menurun antar generasi. Batik yang dibuat masyarakat Pekalongan dikenal sebagai batik pesisiran, batik pesisir Pekalongan mempunyai ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan batik-batik lainya. Bukan hanya karena corak ragam yang variatif, namun juga pewarnaan yang lebih berani dengan menghasilkan warna-warna cerah. Ini semua tidak terlepas dari kultur budaya serta tingginya kreativitas masyarakat pesisir yang dinamis terbuka mudah menerima pengaruh dari luar.

Pekalongan yang mendapat julukan kota Batik merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang sangat menarik di Jawa Tengah, daerah tersebut memilik i potensi pariwisata yang besar dan mempunyai ciri khas sendiri, diantaranya adalah wisata seni budaya, wisata belanja, wisata kuliner, wisata alam, wisata religi, dan

(3)

semuanya juga mempunyai atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan dari dalam atau luar negeri, yang kemudian mendatangkan devisa disetiap daerahnya.

Perayaan dan Kesenian adalah gairah dan energi yang menghid up i kehidupan berbudaya masyarakat Pekalongan. Wisatawan dapat merasakan kesemarakan tersebut, ikut merasakan energi dan gairah kehidupan di Pekalongan. Selain sebagai daya tarik wisata juga untuk mempromosikan Kota Pekalongan. Agenda perayaan tahunan kota ini banyak diisi oleh gelaran perayaan baik perayaan spiritual keagamaan, maupun perayaan khusus tahunan. Sebutlah perayaan spiritua l keagamaan Sadranan (sedekah laut) yang diadakan di Pantai Pasir Kencana, Khoul, Syawalan dimana ada pembuatan lopis raksasa, Pehcun (sedekah laut Tionghoa), Imlek dan Capgomeh. Ada pula perayaan khusus tahunan seperti Pekan Kreativ dalam rangka HUT Kota Pekalongan, Pekan Inovasi dan Produk Kreativ, serta Pekan Batik dimana Karnival Kostum Batik menjadi atraksi yang paling ditunggu.

Pekan Batik Internasional adalah kegiatan rutin yang diadakan tahunan tepatnya pada tahun ganjil untuk memperingati hari batik dengan maksud dan tujuan untuk memperkenalkan batik di kancah Internasional dan menjadikan barometer batik dunia, sehingga dapat memberikan peluang bisnis dan menciptakan daerah pusat pariwisata khususnya batik. Pada Desember 2015 Pekalongan dinobatkan masuk Jaringan Kota kreativ UNESCO dalam hal kerajinan dan kesenian rakyat. Salah satu perwujudan dalam mendukung Kota Kreativ UNESCO adalah dengan mengadakan event seperti Pekan Batik Internasional. Pekan Batik Internasional dilaksanakan pada bulan Oktober bertepatan dengan hari batik nasional pada tanggal 02 Oktober, namun pada tahun 2015 Pekan Batik Internasional diselenggarakan pada tanggal 30 Juli – 03 Agustus 2015. Menurut

(4)

beberapa panitia, acara Pekan Batik ini diajukan agar bersamaan dengan Pekan Inovasi dan Teknologi, sehingga acara semakin meriah dan menjadi acara perpisahan Wali Kota Pekalongan.

Event Pekan Batik Internasional dilaksanakan sebagai media promosi bahwa Batik menjadi produk kerajinan lokal yang telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Lembaga yang berperan penting dalam event ini adalah pemerintah kota Pekalongan. Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai stakeholder terkait di Indonesia yakni Departemen Luar Negeri, Sekretariat ASEAN, Departemen perdagangan, Departemen Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM RI, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Bank Indonesia, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Pemerhati Batik, Kolektor Batik, Desainer, UKM dan Koperasi, Instansi Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota di Indonesia dan Dewan Kerajinan Nasional dan Swasta.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penyusunan proposal TA ini penulis mengambil judul “PEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN”

B. Rumusan masalah

Perumusan Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana latar belakang Pekan Batik Internasional di Pekalongan?

2. Bagaimana Pekan Batik Internasional dikelola dan dikembangkan di Pekalongan dalam meningkatkan pariwisata di Pekalongan?

(5)

C. Tujuan Penelitian Tujuan yang dibahas dalam penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang Pekan Batik Internasional.

2. Untuk mengetahui pengelolaan dan pengembangan Pekan Batik Internasio na l dalam meningkatkan pariwisata di Pekalongan.

3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang ada dalam penyelenggaraan Pekan Batik Internasional.

D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian laporan ini adalah :

1. Manfaat Praktis :

a. Sebagai tambahan memperluas wawasan event apa saja yang ada di Kota Pekalongan.

b. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Diploma III Usaha Perjalanan Wisata, FIB, UNS.

2. Manfaat Teoritis :

a. Memberikan gambaran kepada penulis dan pembaca mengenai arti penting Pekan Batik Internasional sebagai sarana perkembangan pariwisata di Pekalongan.

b. Sebagai referensi bagi pembaca maupun pihak penggiat pariwisata dalam mengembangkan pariwisata Pekalongan.

c. Penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan upaya-upaya teknis dalam mengatasi suatu permasalahan pariwisata di suatu instans i pariwisata.

(6)

E. Kajian Pustaka 1. Pengertian Kebudayaan

Soemardjan dan Soemardi (dalam Soekanto, 2007) merumuska n, kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

2. Budaya

suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

3. Wisata Budaya

Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Jenis wisata budaya ini adalah paling populer bagi tanah air kita (Nyoman S. Pendit, 1986:38).

4. Batik

Keberadaan seni batik di Indonesia sejatinya telah tumbuh sudah cukup lama, ini dibuktikan dengan diketemukannya motif- motif batik pada

(7)

relief candi-candi yang tersebar di tanah Jawa. Kata Batik sendiri berasal dari kata asli Indonesia.

Dalam abad sengkala tahun 1633 serta dalam Pandji Djaja Lengkara tahun 1770 kata-kata batik dan membatik sudah ada. Dari segi bahasa kata batik berasal dari Jawa dari akar kata tik yang berarti kecil. Yang kemudian muncul kata ambatik atau anyerat. Yang diartikan menulis atau menggambar secara rumit serba kecil (titik-titik) diatas sebuah kain. Untuk melakukannya digunakan alat canting dan lilin (malam) yang dipanaskan sebagai perintang warna (Riyanto DC, 2007: 49).

Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan, sedang warna itu sendiri dicelup dengan memakai zat warna biasa (Endik S, 1986: 10).

Batik merupakan karya seni budaya Pekalongan yang dikagumi dunia. Diantara berbagai ragam tradisional di muka bumi yang dihasilka n dengan teknologi celup rintang, tidak satupun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan. Dalam perkembanganya sebagai suatu karya budaya, karya adiluhung Kota Pekalongan ini tidak lepas dari pengaruh zaman dan lingkungan kedua unsur pengaruh ini telah memicu dan memacu kehadiran batik yang selaras, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan dari proses perkembangan batik hingga kapanpun.

5. Pariwisata

Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata, yaitu : pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat

(8)

pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkata n penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri- industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Menurut H.Kodhyat (1983:4) adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

6. Karnaval

Karnaval memiliki pengertian pesta besar untuk menyambut suatu perayaan. Jika mengacu pada pengertian tersebut, maka di Indonesia, event karnaval sudah dari dahulu diselenggarakan. Mulai dari kebiasaan di daerah setempat yang mengusung nilai-nilai budaya dalam penyelenggaran suatu perkawinan, hingga ritual agama, tetapi menyebutnya bukan karnaval melainkan iring-iringan. Pada dasarnya sama saja merupakan tontonan bagi masyarakat sekitar tempat acara tersebut digelar.

7. Pemasaran Pariwisata

Pemasaran dalam bidang pariwisata sangat diperlukan, karena dengan adanya pemasara, obyek wisata tersebut menjadi dikenal masyarakat luas dan dapat menarik banyak wisatawan untuk datang berkunjung. Pemasaran pariwisata dimengerti sebagai suatu usaha untuk

(9)

mendekatkan atau mempermudah terjadinya pertemuan/transaksi antara sisi penawaran dan permintaan (Sunaryo, dalam Fandeli 1995).

Dari kajian di atas dapat diketahui bahwa budaya batik semestinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Khususnya kota yang diteliti penulis yaitu kota Pekalongan.

8. Pengembangan Pariwisata

Dalam bukunya Oka A. Yoeti (1997: 2-3), pengembanga n pariwisata ini ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Wisatawan (Tourist)

Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. b. Transportasi

Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.

c. Atraksi/obyek wisata

Bagaimana obyek wisata dan atraksi yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat berikut, apa yang dapat dilihat, apa yang dilakukan dan apa yang dapat dibeli di daerah tujuan wisata (DTW) yang dikunjungi.

d. Fasilitas pelayanan

Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restoran, pelayanan umum seperti Bank/money changers, kantor pos, telepon di DTW yang akan dikunjungi wisatawan. e. Informasi dan promosi

(10)

Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflets/brosur disebarkan sehingga calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan.

Dari pendapat beberapa para ahli diatas bisa diterapkan dalam usaha memanfaatkan potensi yang ada dan menunjang program pelestarian budaya serta lingkungan alam yang dapat memberikan daya tarik wisata maka potensi sumber daya tersebut diperlukan keterpaduan program lintas sektoral, sehingga pembinaan dan pengembanganya mencapai hasil optimal. Di Pekalongan khususnya perkembangan seni batik telah membudaya dan menjadikan seni batik & kerajinan tenun ATBM (Alat tenun batik manual) sebagai sumber mata pencaharian dan daya tarik tersendiri bagi pengembangan industri jasa pariwisata.

F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan 3 bulan lamanya. Pemilihan lokasi ini di dasari oleh :

a. Sebagian besar data yang dibutuhkan berada di Dinas Perhubunga n Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan.

b. Obyek kajian yang ditulis berkaitan dengan aktifitas di Dinas Perhubunga n Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi : a. Data Primer

(11)

Yaitu data atau informasi, arsip, catatan dokumen dan gambar yang ada diperoleh langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi informasi data yang diperlukan dalam penelitian.

b. Data Sekunder

Yaitu data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber selain data primer yang bersumber dari buku referensi atau hasil penelitian yang terdahulu.

3. Teknik Pengumpulan Data

Yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara merupakan alat efektif untuk mengumpulkan data sosial berupa informasi berupa manusia dan segala sesuatu yang mempengar uhi manusia, dan dapat berbentuk pendapat, keyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan berkaitan dengan masalah penelitian. Penelit i menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara atau interview merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelit ia n yang melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti (Krisyanto, 2009:98).

(12)

Dokumentasi bertujuan mencari data berupa catatan, bulletin, majalah, artikel, dan bahan-bahan dokumentasi. Studi dokumen penelit i gunakan karena sebagian data atau informa si terkait permasalaha n penelitian tersedia dalam bentuk katalog, laporan, foto-foto, artikel, dan sebagainya.

Peneliti juga menggunakan penelusuran data-data online. Penelusuran data online sehingga memungkinkan peneliti dapat memperoleh data informasi berupa data dan juga informasi teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik (Bungin, 2007:125). c. Observasi

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengadakan observasi secara langsung, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap unit observasi yang diteliti tentang pengaruh PBI terhadap pariwisata. Observasi sangat membantu dalam pengumpulan data karena pengumpulan data dilakukan langsung mengamati tentang dampak event terhadap kunjungan di obyek wisata.

d. Kepustakaan

Sumber data kepustakaan diperlukan untuk melengkapi data-data yang belum diperoleh guna melengkapi penyusunan tugas akhir. Sumber data lain di dapat dari perpustakaan Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata dan perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(13)

4. Teknik Analisis Data

Dalam penulisan laporan ini digunakan metode deskriptif kualitat if. Menurut Wardiyanta (2006:6) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan membuat deskriptif atas suatu fenomena sosial atau alam secara sistematis, faktual dan akurat. Yaitu merupakan penelitian dengan cara mengamati dan menganalisis secara langsung objek yang menjadi bahan penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab yang mana dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub bab beserta penjelasannya. Adapun bab-bab tersebut adalah :

BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, Perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelit ia n, dan sistematika penulisan.

BAB II Berisi tentang batik sebagai potensi wisata di Pekalongan, sejarah batik Pekalongan, corak/motif batik Pekalongan, teknik membatik.

BABIII Menjabarkan mengenai latar belakang dan pengelolaan Pekan Batik Internasional, pengembangan event Pekan Batik Internasional, dan pengaruh Pekan Batik Internasional terhadap pariwisata Kota Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (1) huruf d, terdiri atas :.. a. Ketentuan umum peraturan zonasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Makanan di Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap sebagian

Teori tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) bahwa dari 54 responden berpengetahuan baik tentang senam hamil (72,2%) dan menunjukan hal

Sehingga meskipun jumlah pasien menurun pada tahun 2011 namun jumlah pasien umum (bayar) meningkat sebagai salah satu indikator tingkat kemandirian masyarakat

KOGNITIF 3.6 Setelah anak bermain dengan batu kerikil anak mampu Menghitung jumlah batu kerikil yang ada pada kata u-l-a-r. BAHASA 4.12 3.11

Berdasarkan pengakuan dari Zlavic, pihak Rudenim Jakarta mencoba menghubungi perwakilan negara Kroasia yang sesuai dengan pasal 3 ayat 2 Peraturan Direktur Jenderal

Tujuan pelaksanaan tugas akhir ini adalah untuk mencari Standar Deviasi dan Standar Error dari empat manometer uji dengan data yang diperoleh dari perhitungan secara

institusi pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat yang terkait dengan pelayanan kesehatan rujukan dan khusus.. RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun